Anda di halaman 1dari 13

BAB I

DEFINISI

A. Pendahuluan
Tujuan pengelolaan B3 yaitu adalah sebagai salah satu upaya dari Rumah Sakit
untuk memenejemen bahan bahaya dan beracun secara baik dan sesui dengan aturan yang
ada, Agar meminimalisir terjadinya pencemaran lingkungan dan gangguan kesehatan
akibat kontak/kontaminasi B3, seperti Penyimpanan B3 untuk menjaga kualitas dan
kuantitas bahan berbahaya dan atau mencegah dampak negatif terhadap lingkungan
hidup, Pengemasan B3 untuk menjaga agar proses aman, Pemberian symbol bahaya
untuk member rambu-rambu agar tetap berhati-hati dari akibat dampak terkena B3,
Pengakutan B3 secara aman dan menggunakan alat angkut yang memadai.
Mengelola material yang diketahui memiliki potensi membahayakan bagi
manusia maupun lingkungan.Penatalaksanaan ini dilakukan untuk meminimalkan risiko
bahaya maupun cedera.Proses yang dilaksanakan meliputi edukasi, informasi prosedur
untuk penggunaan yang aman, penyimpanan dan pembuangan serta pengelolaan bila
terpapar dengan jatuhan bahan berbahaya ini. Dan proses ini dibuat juga untuk
mengevaluasi risiko yang dapat mengancam hidup maupun kesehatan pasien,
pengunjung dan staf rumah sakit.

B. Definisi Operasional
1. B3 adalah bahan karena sifatnya dan atau konsentrasinya dan atau jumlahnya, baik
secara langsung maupun tidak langsung, dapat mencemarkan dan atau merusak
lingkungan hidup, dan atau dapat membahayakan lingkungan hidup, kesehatan,
kelangsungan hidup manusia serta makhluk hidup lainnya (Menurut PP No. 74
Tahun 2001).
B3 adalah bahan yang karena sifat kimia maupun kondisi fisiknya sangat berpotensi
menyebabkan gangguan pada kesehatan manusia, kerusakan dan atau pencemaran
lingkungan (menurut OSHA “Occupational Safety and Health of the United State
Government”).
2. Limbah B3 adalah semua limbah yang dihasilkan dari kegiatan Rumah Sakit dalam
bentuk padat, cair, pasta (gel) maupun gas yang dapat mengandung mikroorganisme
pathogen bersifat infeksius, bahan kimia beracun, dan sebagian bersifat radioaktif.

1
3. Pengelolaan B3 adalah kegiatan yang menghasilkan, mengangkut, mengedarkan,
menyimpan, menggunakan dan atau membuang B3.
4. Penyimpanan B3 adalah teknik kegiatan penempatan B3 untuk menjaga kualitas dan
kuantitas B3 dan atau mencegah dampak negatif B3 terhadap lingkungan hidup,
kesehatan manusia, dan makhluk hidup lainnya;
5. Pengemasan B3 adalah kegiatan mengemas, mengisi atau memasukkan B3 ke dalam
suatu wadah dan atau kemasan, menutup dan atau menyegelnya;
6. Simbol B3 adalah gambar yang menunjukkan klasifikasi B3;
7. Label adalah uraian singkat yang menunjukkan antara lain klasifikasi dan jenis B3;
8. Pengangkutan B3 adalah kegiatan pemindahan B3 dari suatu tempat ke tempat lain
dengan menggunakan sarana angkutan;
9. Limbah bahan kimia adalah bahan kimia baik padat, cair, dan gas bekas pakai yang
karena sifatnya tidak dapat digunakan lagi.
10. Nilai Ambang Batas (NAB) adalah konsentrasi dari zat, uap atau gas dalam udara
yang dapat dihirup selama 8 jam/hari selama 5 hari/minggu, tanpa menimbulkan
gangguan kesehatan yang berarti.

2
BAB II
RUANG LINGKUP

1. Panduan ini wajib dilaksanakan oleh seluruh Unit kerja yang memiliki dan menggunakan B3
dalam setiap kegiatan pekerjanya.
2. Panduan ini melingkupi proses pengelolaan B3 dan limbahnya dan berlaku di rumah sakit
yang meliputi :
1. Inventarisasi B3 serta limbahnya yang meliputi jenis, jumlah, simbol, dan lokasi
2. Penanganan, penyimpanan, dan pengguanaan B3 serta limbahnya
3. Penggunaan APD dan prosedur penggunaan, prosedur bila terjadi tumpahan, atau
paparan/pajanan
4. Pelatihan yg dibutuhkan oleh staf yang menangani B3
5. Pemberian label/ rambu – rambu yang tepat pd B3 serta limbahnya
6. Pelaporan dan investigasi dari tumpahan, eksposur (terpapar), dan insiden lainnya.
7. Dokumentasi, termasuk izin, lisensi, atau persyaratan peraturan lainnya
8. Pengadaan/pembelian B3 dan pemasok (supplier) wajib melampirkan lembar data
keselamatan. Informasi yg tercantum di lembar data keselamatan diedukasikan kepada
staf RS, terutama kepada staf yang terdapat penyimpanan B3 di unitnya.

3
BAB III
TATA LAKSANA

A. Penatalaksanaan
Proses pengelolaan bahan berbahaya beracun dan limbahnya di RS, meliputi :
1. Inventarisasi B3 serta limbahnya yang meliputi jenis, jumlah, simbol, dan lokasi
2. Penanganan, penyimpanan, dan pengguanaan B3 serta limbahnya
3. Penggunaan APD dan prosedur penggunaan, prosedur bila terjadi tumpahan, atau
paparan/pajanan
4. Pelatihan yg dibutuhkan oleh staf yang menangani B3
5. Pemberian label/ rambu – rambu yang tepat pd B3 serta limbahnya
6. Pelaporan dan investigasi dari tumpahan, eksposur (terpapar), dan insiden lainnya.
7. Dokumentasi, termasuk izin, lisensi, atau persyaratan peraturan lainnya
8. Pengadaan/pembelian B3 dan pemasok (supplier) wajib melampirkan lembar data
keselamatan. Informasi yg tercantum di lembar data keselamatan diedukasikan kepada
staf RS, terutama kepada staf yang terdapat penyimpanan B3 di unitnya.
1. Inventarisasi B3 serta limbahnya yg meliputi jenis, jumlah, simbol, dan lokasi
Dalam upaya mengelola bahan berbahaya di Rumah Sakit Islam Surakarta dilakukan
identifikasi terhadap bahan berbahaya yang digunakan oleh rumah sakit yaitu:
a. Inventarisasi B3.
Jumlah B3 di Rumah Sakit Islam Surakarta yaitu :
NO BAHAN BAHAYA LAMBANG BAHAYA
1 Alkohol 70%

2 Asam Asetat

3 Asam Klorida

4 Asam Sulfat
4
5 Bensin/Bensol

6 Cidex

7 Elpiji

8 Formalin

9 Freon

10 Halotan

11 Hydrogen Peroksida

12 Iodine

5
13 Kapur Barus

14 Klorin

15 Las Karbit

16 Methanol

17 Nitrogen Dioksida

18 Timbal

19 Floor Cleanner

6
20 Furnitur Polish

21 Karbol Wangi

Distribusi B3 berdasarkan Ruangan/unit pelayanan/Instalasi :


AREA PEMAKAIAN
NO JENIS B3
(INSTALASI)
1 Instalasi Rawat Jalan/ Poliklinik 1. Alkohol
2. Iodine
3. Hydrogen Peroksida
4. Kapur barus
2 Instalasi Rawat Inap 1. Alkohol
2. Iodine
3. Hydrogen Peroksida
4. Kapur barus
3 Instalasi Laboratorium 1. Alkohol
2. Asam Asetat
3. Asam Klorida
4. Asam Sulfat
5. Methanol
4 Instalasi Kamar Bedah 1. Alkohol
2. Halotan
3. Nitrogen Dioksida
5 Kamar Jenazah 1. Alkohol
2. Formalin
6 IGD 1. Alkohol
2. Iodine

7
3. Hydrogen Peroksida
4. Kapur barus
7 Instalasi Farmasi 1. Cidex
2. Formalin
8 Instalasi Radiologi Timbal
9 Urusan Dalam 1. Elpiji
2. Freon
3. Klorin
4. Las Karbit
10 Clening Servic 1. Floor Cleanner
2. Furnitur Polish
3. Karbol Wangi
b. Inventarisasi Limbah B3
a. Limbah citotocic : ampul, vial, spuit obat kemoterapi, dihancurkan ke
incineratordengan suhu 1200° C
b. Limbah Radioactive : tidak ada
c. Limbah farmasi: cairan/ bahan padat pengolahan obat/ bahan medis dari
instalasifarmasi
d. Limbah Infeksius dan benda tajam : cairan, bagian tubuh pasien, bahan/ alat
yangkontak dengan pasien. Benda tajam: silet/ pisau, jarum, pecahan ampul, dll
e. Limbah kimia: seperti gula, asam amino, garam tertentu, cairan kimia buangan
diunit radiologi dan laboratorium
f. Limbah merkuri: jatuhan merkuri
Warna Kontainer/
No Kategori Lambang Keterangan
Kantong Plastik
1 Radioaktif Merah Kantong box timbal
dengan symbol
radioaktif
2 Sangat Kuning Kantong plastik
infeksius dari Double
ruang
menular
3 Limbah Kuning Kantong plastik
infeksius, Double

8
patologi dan
anatomi

4 Limbah Coklat Kantong plstik


kimia dan
farmasi

2. Penanganan, penyimpanan, dan pengguanaan B3 serta limbahnya


Penatalaksanaan Bahan Berbahaya
Pengelolaan B3: Pengadaan-Penyimpanan di gudang-Distribusi (transportasi)- Penyimpanan
di unit pelayanan-Pemakaian B3 dan alur pengelolaan limbah berbahaya.

1) Pengadaan dilakukan berdasarkan kebutuhan akan B3 di unitpelayanan


sesuai dengan ketentuan RS
2) Penyimpanan di gudang :

a) Bahan mudah terbakar seperti alcohol, ditempatkan pada area yg jauh


dari panas
b) Bahan kimia ditempatkan di gudang medis di lemari B3
c) Bahan-bahan berbahaya yang tidak memiliki resiko terbakar
ditempatkan di lemari penyimpanan biasa.
3) Distribusi (transportasi) : bahan berbahaya (radiologi dan lab) diambil dari
gudang rumah sakit untuk dibawa ke unit pelayanan menggunakan troly-
dengan kemasan asli dari produsen.
4) Penyimpanan di unit pelayanan: ruang perawatan menyimpan bahan yang
dipakai sesuai dengan kebutuhan dalam 1 minggu, yang disimpan di lemari
penyimpanan bahan berbahaya di gudang ruangan. Jumlah Bahan yang
disimpan hanya untuk memenuhi kebutuhan 1 minggu. Tetapi untuk unit
HD, pengambilan B3 dilakukan setiap hari ke gudang rumah sakit.
5) Penggunaan dan penanganan bila terkena B3 pada tubuh : semua B3
digunakan sesuai dengan MSDS
6) Penatalaksanaan tumpahandengan peralatan dan prosedur perlindungan
yang sesuai :
a) Tumpahan cairan tubuh pasien: Staf menggunakan sarung tangan, tissue/
koran untuk mengambil tumpahan, disemprotkan desinfektan lalu di lap.

9
b) Tumpahan mercuri dengan menggunakan spill kit mercuri: sarung
tangan, masker, gaun dan topi, spuit 10 cc, serbuk belerang, spon, kuas,
zip lock.
c) Tumpahan citotocic dengan menggunakan: sarung tangan , masker N95,
gaun, topi, google, sepatu boot; cairan deterjen; lap absorband

a. Pembuangan Limbah Berbahaya


a. Limbah citotocic : ampul, vial, spuit obat kemoterapi ditempatkan pada
kantong plastik kuning, dihancurkan ke incinerator dengan suhu 1200° C
b. Limbah Radioactif : tidak ada
c. Limbah farmasi : dibuang ke saluran IPAL untuk limbah cair dan
ke incinerator untuk limbah padat yang dibungkus dengan kantong
plastik warna coklat
d. Limbah Infeksius dan benda tajam : dibungkus dengan kantong plastik
kuning dibuang ke incinerator, sedangkan benda tajam dikumpulkan
dalam container dan langsung dihancukan ke incenerator selanjutnya
dibuang ke tempat pembuangan B3 atau ke landfill setelah residunya
aman
e. Limbah kimia : seperti gula, asam amino, garam tertentu dibuang ke
saluran IPAL, limbah kimia cair dari ruangan radiologi ditampung
dalam jirigentertutup yang selanjutnya dikirim ke rekanan terkait untuk
pemusnahannya.
f. Limbah merkuri: tidak boleh dibakar dan tidak boleh dibuang ke
landfill. Limbah ini dibungkus dengan kantong plastik warna ungu
dikirim ke institusi yang bertanggung jawab untuk dikirim ke pengolahan
yang ditentukan Negara.

b. Transportasi Pembuangan Limbah.


Berkaitan dengan jalur transportasi rutin pembuangan limbah yang sama
dengan jalur lalu lintas staf, pengunjung dan juga alat/ bahan bersih maka
ditentukan jadwal untuk waktu pembuangan limbah yang meminimalkan kontak
dengan hal diatas yaitu sehari 2 kali, pagi jam 07.00 – 08.00, sore dilakukan jam
15.00 – 16.00. Limbah infeksius dari ruangan menular dibungkus double dengan
plastik berwarna kuning bila berasal dari ruangan infeksius pada saat transport
ke tempat pembuangan akhir di rumah sakit. Sampah yang telah terkumpul max

10
dg volume 2/3 dari plastik penampung paling dan paling lama tersimpan selama
2 x 24 jam, diikat dan dibawa ke penampungan akhir sampah di rumah sakit.
Untuk limbah cair dari CSSD, Gizi, Kamar operasi, Laboratorium, dan unit
pelayanan pasien masuk ke saluran IPAL Rumah sakit.
Untuk menjamin agar limbah cair medis yg dihasilkan Rumah sakit aman
bagi lingkungan maka dilakukan control melalui ikan yang ditempatkan di bak
control disamping juga dilaksanakan uji kualitas air dilakukan 1(satu) bulan
sekali.

c. Prosedur emergency terhadap tumpahan dan kebocoran


Tumpahan dan kebocoran dalam jumlah besar membutuhkan penanganan
emergency (mengacu pada penatalaksanaan kedaruratan/ bencana)

d. Pelabelan
Warna Kontainer/
No Kategori Lambang Keterangan
Kantong Plastik
1 Radioaktif Merah Kantong box timbal
dengansymbol radioaktif

2 Sangat Kuning Kantong plastik Double


infeksius dari
ruang
menular
3 Limbah Kuning Kantong plastik Double
infeksius,
patologi dan
anatomi
4 Limbah Coklat Kantong plstik
kimia dan
farmasi

B. Koordinasi dan Kewenangan

11
a) PJ Sanitasi berkoordinasi dengan Asman URT dan Komite K3RS mengenai
pelaksanaan program pengendalian B3 dan limbah berbahaya, yang
selanjutnya memberikan dukungan untuk memfasilitasi kelanjutan program
dari segi pembiayaan maupun kebijakan.
b) PJ Sanitasi melakukan pengelolaan terhadap B3 dan limbah berbahaya dengan
berkoordinasi dengan Komite K3RS
c) Staf yang bertanggung jawab terhadap penggunaan B3 dan limbah berbahaya
inibertanggungjawab untuk menggunakan dan pengelolanya dengan aman sesuai
SOP

C. Program Review dan Evaluasi


a) PJ Sanitasi menyusun program monitoring terhadap pengelolaan B3 dan limbah
berbahaya rumah sakit.
b) Program monitoring menjadi satu dengan program inspeksi Penatalaksanaan
Fasilitas dan keselamatan rumah sakit.
c) Menyusun perencanaan dari hasil monitoring
d) Menyusun laporan perkembangan dari hasil monitoring dengan analisis dan
rekomendasi untuk peningkatan pengelolaan B3 dan limbah yang aman bagi
lingkungan dan staf serta pasien dan pengunjung. Laporan yang dibuat secara
rutin setiap 6 bulan sekali kepada Direktur.
e) Program Pengelolaaan B3 dan limbah berbahaya Rumah sakit ini di evaluasi,
ditinjau dan diperbaharui minimal setiap 1 tahun sekali oleh koordinator program
dan berkoordinasi dengan Komite K3RS.

D. Program Pendidikan
a) Setiap pegawai baru diberikan informasi tentang penatalaksanaan B3 dan
limbahberbahaya
b) Staf terkait diinformasikan sedikitnya 1 tahun sekali program penatalaksanaan
B3 dan limbah berbahaya dan melakukan review terhadap penggunaan MSDS
c) Staf yang terlibat mendapatkan pelatihan untuk pengelolaan B3 dan limbah
berbahaya.

12
BAB IV
DOKUMENTASI

Setiap petugas dalam melakukan pengelolaan bahan berbahaya wajib melakukan


administrasi yang sudah disediakan mulai dari penerimaan berbahaya, penyimpanan,
penggunaan ataupun jika terjadi tumpahan berbahaya. Hal ini dilakukan sebagai bukti bahwa
Rumah Sakit Islam Surakarta Yarsis melakukan pengelolaan bahan berbahaya dengan baik.

13

Anda mungkin juga menyukai