Anda di halaman 1dari 3

BAB II

RINGKASAN ISI JURNAL

A. Pendahuluan
Permasalahan gizi di Indonesia yang tergolong tinggi masih menjadi pusat
perhatian yang seharusnya segera ditanggulangi oleh pemerintah yaitu
membuat serta merumuskan program perbaikan gizi. Dalam hal ini, suatu
perencanaan memerlukan waktu yang cukup panjang serta disusun berdasarkan
informasi dan data yang memadai baik dari segi kualitas maupun kuantitas.
Surveilans gizi adalah salah satu kegiatan pengamatan yang dapat diambil
untuk melihat sejauh mana pencapaian indikator kegiatan dalam
pembinaan/perbaikan gizi di masyarakat serta menghasilkan informasi dan
faktor-faktor yang mempengaruhi situasi pangan dan gizi pada penduduk. Hasil
penelitian WHO Tahun 2003 dan Kajian Bappenas (2006) menyimpulkan
bahwa masih terdapat masalah/kendala dalam pelaksaan kegiatan surveilans
gizi pada tingkat puskesmas. Pada laporan Pencapaian Kinerja Pembinaan Gizi
Masyarakat pada Tahun 2012 di Kota Bandar Lampung menunjukkan hasil
cakupan kegiatan perbaikan gizi yang masih berada dibawah target yang
ditetapkan. Hal ini berarti bahwa hasil pencapaian kegiatan surveilans gizi juga
tergolong belum cukup baik yang tentu ada kaitannya dengan tingkat kinerja
petugas surveilans gizi puskesmas. Dari hal tersebut, maka penelitian ini
bertujuan untuk memperoleh informasi serta mengetahui apakah terdapat
hubungan pada setiap faktor-faktor yang dapat mempengaruhi hasil kinerja
petugas surveilans gizi di Puskesmas Se Kota Bandar Lampung pada Tahun
2014.
B. Deskripsi Isi
Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah cross sectional dengan
subjek penelitian petugas surveilan gizi puskesmas di Kota Bandar Lampung
yang berjumlah 30 orang. Total variabel yang diteliti sebanyak lima variabel
yang diantaranya dalah kinerja petugas surveilan gizi puskesmas, tingkat
pengetahuan, pelatihan, motivasi, dan fasilitas penunjang kegiatan surveilan
gizi. Hasil penelitian dianalisis dengan analisa univariat dan bivariat.
Analisis univariat pada penelitian ini dilakukan terhadap lima variabel dengan
hasil:
1. Kinerja petugas surveilan gizi pada petugas surveilan gizi puskesmas di
Kota Bandar Lampung sebesar 53,3% (16 orang) memiliki kinerja yang
sudah baik sedangkan selebihnya masih memiliki kinerja yang kurang.
2. Pengetahuan petugas surveilan gizi pada petugas surveilan gizi puskesmas
di Kota Bandar Lampung diketahui sebesar 20% memiliki pengetahuan
yang baik, 40% memiliki pengetahuan yang sedang, dan 40% memiliki
pengetahuan yang kurang. Subyek penelitian banyak melakukan kesalahan
pada pertanyaan analisis data.
3. Pelatihan petugas surveilan gizi sebagaian besar (73,3%) menyatakan
sudah pernah mengikuti pelatihan gizi tetapi ternyata hanya 3 orang (10%)
diantaranya yang pernah mengikuti pelatihan surveilan gizi.
4. Motivasi diketahui sebesar 56,7% masuk kategori baik dan sisanya
memiliki motivasi yang kurang.
5. Fasilitas surveilan gizi diketahui sebesar 70% memiliki fasilitas yang baik
sedangkan sisanya menyatakan memiliki fasilitas yang kurang.
Analisis bivariat digunakan untuk menguji hubungan antar variabel. Hasil
analisis bivariat yang dilakukan dalam penelitian ini adalah:
1. Hubungan antara pengetahuan dengan kinerja surveilan gizi didapatkan
hasil tidak ada hubungan yang bermakna.
2. Hubungan antara pelatihan dengan kinerja surveilan gizi dengan hasil
didapatkan hasil tidak ada hubungan yang bermakna.
3. Hubungan antara Motivasi dengan kinerja surveilan gizi didapatkan hasil
ada hubungan yang bermakna.
4. Hubungan antara Fasilitas dengan kinerja surveilan gizi didapatkan hasil
ada hubungan yang bermakna.
Pada akhir jurnal ini, penulis memberikan saran untuk perlu dilakukan
pembinaan, supervise, dan umpan balik dari atasan. Selain itu, untuk
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petugas surveilan perlu diberikan
pelatihan surveilan gizi, kelengkapan fasilitas, meningkatkan motivasi, dan
perlu adanya penelitian serupa dengan kuantitas responden dan variabel yang
lebih banyak dan luas.

Anda mungkin juga menyukai