Anda di halaman 1dari 20

TUGAS KEPERAWATAN KRITIS

EVIDANCE BASED PRACTICE :


EFEKTIFITAS
THERAPY MASSAGING SOCKS TERHADAP PASIEN
ICU

Dosen Pembimbing:
Ns. Rita Sari, M.Kep
KELOMPOK 5:
1. NI PUTU SINDIANA
2. NI PUTU WINDA
3. PUTU EKA Y.
4. RUDIYANTO
5. SAFITRI
6. SRIWAHYUNI
7. SUTI YANTI
8. SUGIARTO
9. SUHERLIN
10. SUPRIYADI

PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN


UNIVERSITAS MUHAMADIYAH PRINGSEWU
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
tugas“Evidence Based Practice” ini tepat waktu. Meskipun banyak hambatan
yang kami alami dalam proses pengerjannya.
Atas dukungan moral dan materil yang diberikan dalam penyusunan tugas
ini, maka penulis menyampaikan terima kasih kepada :
Kami menyadari bahwa tugas ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun dari rekan-rekan sangat kami
butuhkan demi penyempurnaan tugas ini.
Kami berharap agar tugas ini dapat menjadi sesuatu yang bermanfaat bagi
kita semua, dan semoga tugas ini dapat menambah pengetahuan bagi pembaca.

Lampung tengah, 17 Oktober 2022

Penyusun
A. Analisa PICOT

P Therapy Massaging Socks adalah kaos kaki yang dapat


(Patient or Problem) memanipulasi jaringan ikat melalui pukulan, gosokan
atau meremas untuk memberikan dampak pada
peningkatan sirkulasi, memperbaiki sifat otot dan
memberikan efek relaksasi. Therapy Massaging Socks
mampu memberikan efek relaksasi yang mendalam,
mengurangi kecemasan, mengurangi rasa sakit,
ketidaknyamanan secara fisik, dan meningkatkan tidur
pada seseorang.
I Untuk kondisi pasien di ruang ICU, intervensi therapy
(Intervention) massaging socks menjadi pilihan karena kaki mudah
diakses tanpa memerlukan reposisi dari pasien dan juga
massage pada kaki, selain merangsang sirkulasi dapat
menurunkan edema dan latihan pasif untuk sendinya,
serta melalui intervensi ini perawat dapat memberikan
rasa nyaman dan kesejahteraan bagi pasien.
C Intervensi lain yang dapat digunakan untuk meningkatkan
(Comparison kenyamanan atau relaksasi pasien di ICU yaitu dengan
Intervention) meningkatkan personal hygiene dan terapi musik.
O Therapy Massaging Socks memilik kemungkinan
(Outcome) komplikasi yang sedikit dan prosedur yang mudah
sehingga therapy massaging socks dianjurkan untuk
perbaikan kualitas tidur. Therapy Massaging Socks dapat
memberikan efek untuk mengurangi rasa nyeri karena
pijatan yang diberikan menghasilkan stimulus yang lebih
cepat sampai ke otak dibandingkan dengan rasa sakit
yang dirasakan, sehingga meningkatan sekresi serotonin
dan dopamin. Sedangkan efek pijatan merangsang
pengeluaran endorfin, sehingga membuat tubuh terasa
rileks karena aktifitas saraf simpatis menurun.
T Waktu penggunaan dari therapy massaging socks adalah
(Time) selama 15 – 30 menit dalam sekali pemakaian, dapat
digunakan setiap hari dengan frekuensi 1 – 2 kali
perharinya.

B. Latar Belakang
Pasien yang dirawat di Ruang ICU cenderung mengalami berbagai
masalah yang dapat mengganggu proses penyembuhannya. Hal ini membuat
penderita mengalami perpanjangan dalam proses penyembuhan bahkan dapat
menyebabkan kematian. Tanda dan gejala gangguan yang sering muncul pada
pasien ICU yaitu penurunan kualitas tidur.
Pasien yang dirawat di ICU mengalami perubahan pada tidurnya
dimana pasien mengalami jam tidur singkat sehingga pasien mengalami
kesulitan mencapai REM dan tidur yang dalam, mengakibatkan pasien mudah
terbangun (Weinhouse, 2006). Penyebab dari gangguan tidur yaitu kebisingan,
intervensi yang diberikan serta pengobatan.
Masalah gangguan tidur pada pasien kritis akan menyebabkan
konsekuensi serius, diantaranya pada kardiovaskuler yaitu memicu timbulnya
jantung dan stroke, pada pernafasan dapat mengakibatkan hipoventilasi,
gangguan metabolik. Pengaruh pada sistem imun yang dapat menimbulkan
munculnya risiko infeksi.
Penanganan gangguan tidur pada pasien ICU dapat dilakukan dnegan
cara mengatur sistem pencahayaan, menurunkan suara kebisingan, mengatur
kegiatan rutin perawatan di malam hari.
Massage therapy (MT) adalah suatu teknik yang dapat meningkatkan
pergerakan beberapa struktur dari kedua otot dan jaringan subkutan, dengan
menerapan kekuatan mekanik ke jaringan. Pergerakan ini dapat meningkatkan
aliran darah pada vena dan getah bening, mengurangi pembengkakan, dan
mobilisasi serat otot, tendon dengan kulit. Dengan demikian massase therapy
dapat digunakan untuk mengurangi ketegangan otot, kecemasan, mengurangi
rasa sakit, dan mencegah stress (Zhou,2013).
Dari beberapa penelitian, didapatkan bahwa massage yang dilakukan
pada kaki dapat memberikan pengaruh besar pada pasien ICU. Terapi ini
digunakan untuk memfasiitasi penyembuhan dan kesehatan. Upaya
memperbaiki kualitas tidur pasien dengan therapy massaging socks ini dapat
memberikan efek yang mengurangi ketegangan serta memberikan rasa nyaman
karena pasien tidak harus merubah-ubah posisinya serta dapat dilakukan setiap
saat. Sehingga hal ini yang melandasi penyusun untuk mengambil topik
mengenai therapy massaging socks pada pasien ICU.

C. Hasil Pencarian Evidence Based Practice


Literature-literatur yang digunakan dalam tugas Evidence Based Practice
ini didapatkan dari :
a) Jurnal ilmiah
b) Situs web : Scopus, Jurnal Ners, Google Scholar
c) Rentang jurnal 5 tahun terakhir (tahun 2015 – 2019)
Dengan menggunakan kata kunci “Therapy Massaging Socks” dan
“Pasien ICU”.
D. Rangkuman Research Evidance Based Practice
No Judul Desain Intervensi Hasil Kesimpulan
1. The Effect of Penelitian ini merupakan Metode pemijatan: Ada perbedaan signifikan antara Menurut hasil penelitian mengenai
Foot Massage eksperimental uji klinis 1. Naikkan kaki pasien skor rata – rata kualitas tidur kualitas tidur di ruang CCU, terapi
on Quality of dengan kelompok menggunakan ibujari sebelum dan sesudah metatarsus pijat dapat di rekomendasikan untuk
Sleep in eksperimen dan kelompok dan jari – jari lain, pijatan (P= 0,002) pada kelompok peningkatan kualitas tidur pasien
Ischemic Heart kontrol dan study memperlambat tekanan eksperimen. Tetapi tidak ada sebagai tindakan non-farmakologis.
Disease populasinya adalah pasien di antara tendon perbedaan yang signifikan Meskipun biayanya rendah, hamper
Patients yang dirawat di rumah pergelangan tangan dan diantara keduanya skor rata – rata di semua kasus tidak memiliki
Hospitalized in sakit diruang CCU jari kualitas tidur sebelum dan komplikasi.
CCU 2. Metatarsus dari tumit ke sesudah menerima perhatian biasa
(Khodayar, benjolan dibawah jari dalam kelompok control (p=
Saeid, Arezo kaki, di gosok dengan 0,964). Juga uji-t independen
Abbas, ibu jari menunjukkan hal itu tidak ada
Shahram, 3. Jari kaki pasien perbedaan yang signifikan antara
2014) direntangkan di skor rata – rata kualitas tidur
sepanjang masing – sebelum metatarsus pijat (p=
masing jari dan 0,64), tetapi setelah intervensi ada
kemudian membugkuk perbedaan antara nilai rata – rata
ke depan dank e kualitas tidur dalam dua
belakang. kelompok (p= 0.01
4. Pangkal setiap jari
dipegang diantara ibu
jari dan jari – jari lain
dan jari – jari kaki
direntangkan masing –
masing ke atas dan di
Tarik keluar dan diputar
Setelah selesai kemudian
ganti kaki yang satunya
lagi
2. Pengaruh Foot Rancangan penelitian yang Data yang diperoleh pada Hasil uji Friedman yang Pada penelitian ini telah diketahui
Massage digunakan adalah quasi penelitian ini dilakukan digunakan untuk menguji bahwa terdapat pengaruh foot
Terhadap experimental design pengujian distribusi perbedaan parameter massage teradap parameter
Parameter dengan pendekatan time normal data. Berdasarkan hemodinamik nin invasive pada hemodinamik non invasive yaitu
Hemodinamik series design. uji Shapiro-Wilk diketahui pretest, posttest, posttest I, dan terdaat pengaruh foot massage
Non Invasif bahwa data yang Posttest II. Berdasarkan hasil uji terhadap penurunan denyut jantung,
pada Pasien di berdistribusi normal Friedman didapatkan bahwa terdapat pengaruh foot massage
General adalah data frekuensi terdapat perbedaan rerata MAP terhadap penurunan frekuensi
Intensive Care pernapasan, sementara secara Signifikan (p<0,001); pernapasan, tidak terdapat pengaruh
Unit (Anita, data yang tidak perbedaan rerata denyut jantung foot massage terhadap peningkatan
Kusman, Titin, berdistribusi normal secara signifikan (p=0,012); saturasi oksigen
2016) adalah MAP, denyut perbedaan rerata frekuensi
jjantung, dan saturasi pernapasan secara signifikan
oksigen. Selanjutnya data (p<0,001); dan tidak terdapat
di analisis menggunakan perbedaan rerata saturasi oksigen
analisis bivariate sebagai secara signifikan (p=0,150)
berikut
3. Analisis Penelitian ini merupakan 30 menit Sebelum Dari hasil perbandingan sebelum Setelah dilakukan intervensi inovasi
Praktik Klinik eksperimental uji klinis dilakukan foot massage , dan sesudah dilakukan foot foot massage didapatkan perubahan
Keperawatan pada pasien di ruang ICU tekanan darah pasien massage dari tanggal 6 juli 2017 yang baik, yaitu jumlah penurunan
pada Pasien diukur dengan sampai 8 juli 2017 didapatkan tekanan darah sistolik sebanyak 10-
dengan sphygmomanometer dan perubahan yang baik, yaitu jumlah 15 mmHg, tekanan darah diastolic
Intervensi denyut nadi diukur dengan oenurunan tekanan darah sistolik sebanyak 5-10 mmHg dan denyut
Inovasi Foot palpasi. Selanjutnya pasien sebanyak 10-15 mmHg, tekanan nadi sebanyak 8-12 x/menit.
Massage dilakukan foot massage darah diastolic sebanyak 5-10
Terhadap selama 20 menit, mmHg dan denyut nadi sebanyak
Tekanan Darah kemudian setelah 10 menit 8-12 x/menit
dan Denyut tekanan darah dan denyut
Nadi di Ruang nadi diukur kembali
Intensive Care
Unit (ICU)
RSUD Abdul
Wahab
Sjahranie
Samarinda
Tahun 2017
(Linda, 2017)
E. Critical Analysis
Judul Karya Metode (Desain, Sample,
No. Ilmiah, Penulis Tujuan Variabel, Instrumen, Hasil Komentar
dan Tahun Analisis)

1. Efektivitas Foot Penelitian ini Desain: Randomized Foot Hand Massage Ada efek langsung dari pijat kaki dan
Hand Massage dilakukan Pretest-Posttest Control berpengaruh terhadap refleksiologi pada tekanan darah sistolik
Terhadap untuk GroupDesign. respon fisiologis nyeri dan diastolik, nadi dan tingkat saturasi
Respon membuktikan (kelompok berpasangan). oksigen. Tetapi tidak berpengaruh pada
Fisiologis Dan pengaruh foot Sampel: Terdapat 36 Pasien infark miokard suhu.
Intensitas Nyeri hand responden dalam penelitian akut yang diberikan Foot
Pada Pasien massage ini. Hand Massage selama
Infark Miokard terhadap Variabel Independen: Foot 4x20 menit dalam 2 hari
Akut: Studi Di respon Hand Massage bersama pengobatan
Ruang ICCU fisiologis dan satndart dapat
RSUD. DR. intensitas Variabel Dependen : memberikan respon
Iskak nyeri pada Respon Fisiologis dan fisiologis nyeri pada
Tulungagung pasien infark Intensitas Nyeri tekanan systole, diastole,
(Hariyanto & miokard akut. nadi, respirasi dan pada
Instrument: Pengambilan
Hadisaputro, kelompok perlakuan 94%
sampel menggunakan
2015) intensitas nyeri menurun
Randomized Pretest-
skala ringan, tetapi tidak
Posttest Control Group
berespon terhadap suhu
Design.
Analisis: Analisis data
secara unvariat dengan table
distribusi frekuensi dan
analisis bivariate dengan
paires t-test, Wilcoxon
untuk kelompok
berpasangan untuk
kelompok tidak berpasangan
menggunakan independent
t-test mann-whitney.

2. Analisis Praktik Penelitian ini Desain: quantitative, uji Dari hasil perbandingan Adanya pengaruh terhadap tekanan darah
Klinik dilakukan klinis yang dilakukan pada sebelum dan sesudah dan denyut nadi pada pasien setelah
Keperawatan untuk pasien. dilakukan foot massage diberikan intervensi Foot Massage
Pada Pasien dari tanggal 6 Juli 2017
melakukan
Dengan Sampel: 1pasien sampai dengan 8 Juli
Intervensi analisis 2017 didapatkan
Inovasi Foot praktek klinik Variabel independent: perubahan yang baik,
Massage keperawatan Intervensi Inovasi Foot yaitu jumlah penurunan
Terhadap pada pasien Massage tekanan darah sistolik
Tekanan Darah dengan sebanyak 10-15 mmHg,
Dan intervensi Variabel dependent: tekanan darah diastolik
Denyut Nadi Di Tekanan Darah Dan sebanyak 5-10 mmHg
inovasi foot
Ruang Intensive Denyut Nadi dan denyut nadi
Care massage sebanyak 8-12 x/menit.
Unit (ICU) Rsud terhadap Instrument: Intervensi
Abdul Wahab tekanan darah
Sjahranie dan denyut langsung kepada pasien
Samarinda nadi di
Tahun 2017 Ruang ICU Analisis:
(Maulidya & RSUD Abdul Dengan perbandingan hasil
Hidayat, 2017) Wahab observasi sebelum dan
Sjahranie sesudah dilakukan Foot
Samarinda. Massage.

3. Analisis Praktik bertujuan Desain: Pengelolaan asuhan Hasil pengamatan Terapi Kombinasi Isap
Klinik untuk keperawatan pada menunjukkan
melalui ada Lendir (Suction) Sistem Terbuka Dan
Keperawatan menganalisis perubahan
pendekatan asuhan keperawatan. yang Foot Massage berpengaruh pada tekanan
Pada Pasien signifikan pada tekanan darah dan denyut nadi.
implementasi Sampel: 1 pasien uji
Dengan darah sistol, diastol, dan
Meningoencepha suction dan mean arterial pressure
litis Terpasang Foot Variabel independent: (MAP) selama menjalani
Ventilator Massage Terapi Kombinasi Isap intervensi isap lendir
Dengan pada pasien Lendir (Suction) Sistem (suction) dan foot
Intervensinovasi Terbuka Dan Foot Massage massage dalam 3 hari
dengan Post
Terapi Op hari perawatan.
Kombinasi Isap Variabel dependent:
Craniotomy Terhadap Status
Lendir (Suction)
Atas Indikasi
Sistem Terbuka Meningoence Hemodinamika
Dan Foot phalitis
Massage dalam pada Instrument: Intervensi
Terhadap Status langsung kepada pasien
parameter
Hemodinamika
Di Ruang hemodinamik Analisis: Dengan
Intensive Care non-invasif. perbandingan hasil
Unit (ICU) observasi sebelumd an
RSUD sesudah dilakukan
Abdul Wahab intervensi Terapi Kombinasi
Sjahranie Isap
Samarinda 2019 Lendir (Suction) Sistem
(Fitriyana & Terbuka dan Foot Massage
Faried, 2019)

4. Effect of 'foot Penelitian ini Desain: quasi Pengaruh pijat kaki dan Ada efek langsung dari pijat kaki dan
massage and dilakukan experimental research pijat refleksi tercatat refleksiologi pada tekanan darah sistolik
reflexology' on untuk menilai design, purposive pada denyut jantung. Ada dan diastolik, detak jantung dan tingkat
physiological penurunan denyut saturasi oksigen. Tetapi dengan
efek 'pijat sampling technique.
parameters of jantung seperti perbandingan enam pengamatan
critically ill kaki dan sebelumnya intervensi terkontrol pertama dan pengamatan pasca
refleksologi' Sampel: 60 subjek
patients (Kaur, 66,7% berada dalam intervensi, tidak ada efek intervensi
pada terdaftar dalam penelitian
Kaur, & kategori normal dan jangka panjang yang dicatat pada
Bhardwaj, 2012) parameter ini. setelah intervensi itu parameter fisiologis.
meningkat menjadi 70%.
fisiologis Variabel Independen: foot
yaitu tekanan massage and reflexology ,
darah sistolik
dan diastolik, Variabel Dependen :
denyut parameter fisiologis
jantung dan Instrument: Alat yang
saturasi digunakan untuk
oksigen pada pengumpulan data adalah
pasien yang lembar data
sakit kritis. sosiodemografi dan klinis,
Penelitian ini protokol untuk teknik
dilakukan di 'pijat kaki dan
lima unit refleksologi', dan
perawatan observasi daftar periksa
intensif. untuk mencatat parameter
fisiologis.

Analisis: menggunakan
statistik deskriptif dan
inferensial.

5. Impact of Foot Penelitian ini Desain: quantitative, uji Hasil penelitian Temuan ini memiliki signifikansi klinis
Reflexology dilakukan klinis yang dilakukan menunjukkan bahwa keperawatan perawatan karena
Massage on the untuk pada pasien tanpa trauma perubahan rata-rata peningkatan tanda-tanda vital tanpa
Patients’ tekanan darah sistolik penggunaan drug adalah tujuan penting
mengetahui dan dengan kehilangan
Physiological pada kelompok dari perawatan dan dapat mengurangi
Indicators efek kesadaran dan di bawah intervensi signifikan komplikasi yang terkait dengan tindakan
without Trauma refleksologi ventilasi mekanis di unit dalam tiga hari, tetapi farmakologis serta dapat digunakan
with Loss of kaki pada perawatan intensif. perbedaan ini tidak sebagai sederhana, tidak rumit dan murah
Consciousness in signifikan pada untuk meningkatkan penanda fisiologis
indikator
the Intensive Sampel: 60 pasien dipilih kelompok kontrol. pasien dengan kehilangan kesadaran di
Care Unit fisiologis ICU
pasien non- dengan metode
(Sheikh,
trauma convenience sampling.
Yaghoubinia,
Navidian, 2017) dengan Variabel independent:
kehilangan Foot Reflexology Massage
kesadaran di
ICU Variabel dependent:
Patients’ Physiological
Indicators

Instrument: formulir data


demografis, formulir
informasi pasien, dan
perangkat pemantauan
tanda vital.

Analisis: analyzed with


SPSS 15 software. uji
normalitas, uji t.
6. Pengaruh Foot Tujuan Desain: quasi Terdapat perbedaan skor Foot massage memiliki pengaruh yang
Massage penelitian ini eksperimental, dengan kualitas tidur yang kuat dalam membatu memperbaiki
terhadap teridentifikasi pendekatan Pretest and bermakna pada kualitas tidur pasien
Kualitas Tidur kelompok intervensi
nya Posttest Control Group
Pasien di Ruang sebelum dan sesudah
ICU (Afianti, perbedaan Design diberikan intervensi foot
Mardhiyah, pengaruh massage menjelang tidur
skor kualitas Sampel: 24 responden,
Keperawatan, & selama 2 hari berturut-
Padjadjaran, tidur pada dengan uraian 12 turut dengan lama
n.d.) kelompok responden untuk pemijatan masing-
kontrol dan kelompok intervensi dan masing kaki 10 menit.
12 responden untuk Hasil tersebut
perlakuan.
kelompok kontrol. menunjukkan skor
kualitas tidur lebih tinggi
Variabel independent: setelah diberikan
Foot Massage perlakuan foot massage.

Variabel dependent:
Kualitas Tidur Pasien

Instrument: lembar isian


yang berisi data sosial
demografi, data klinis
responden, protokol
perlakuan foot massage,
dan Instrumen kualitas
tidur menggunakan
Richard Campbell Sleep
Quationare (RCSQ).

Analisis: Uji homogenitas


dilakukan dengan
menggunakan uji t
independent (umur), uji
Chi Squere (jenis kelamin,
nyeri, oksigenasi, dan uji
Fisher’s exact (lama hari
rawat, riwayat gangguan
tidur, dan tingkat
kecemasan)
DAFTAR PUSTAKA
Fitriyana, I., & Faried, R. (2019). Analisis Praktik Klinik Keperawatan pada
Pasien dengan Meningoencephalitis Terpasang Ventilator dengan
Intervensinovasi Terapi Kombinasi Isap Lendir (Suction) Sistem Terbuka
dan Foot Massage Terhadap Status Hemodinamika di Ruang Intensive Care
Unit (ICU) RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda 2019.
Hariyanto, A., & Hadisaputro, S. (2015). Efektivitas foot hand massage terhadap
respon fisiologis dan intensitas nyeri pada pasien infark miokard akut: studi
di ruang iccu rsud. dr. Iskak tulungagung. Jurnal Ilmu Keperawatan Dan
Kebidanan, 2(3).
Maulidya, L. P., & Hidayat, F. R. (2017). Analisis Praktik Klinik Keperawatan
pada Pasien dengan Intervensi Inovasi Foot Massage Terhadap Tekanan
Darah dan Denyut Nadi di Ruang Intensive Care Unit (ICU) RSUD Abdul
Wahab Sjahranie Samarinda Tahun 2017.
Afianti, N., Mardhiyah, A., Keperawatan, F., & Padjadjaran, U. (n.d.). Pengaruh
Foot Massage terhadap Kualitas Tidur Pasien di Ruang ICU The effect of Foot
Massage on Sleep Quality of in ICU Rooms ’ Patients. 5(April 2017).
Kaur, J., Kaur, S., & Bhardwaj, N. (2012). Effect of ’ foot massage and
reflexology ’ on physiological parameters of critically ill patients. (3), 223–
233.
Sheikh, Yaghoubinia, Navidian.(2017). Impact of Foot Reflexology Massage on
the Patients’ Physiological Indicators without Trauma with Loss of
Consciousness in the Intensive Care Unit.

Therapy Massaging Socks adalah kaos kaki yang dapat memanipulasi


jaringan ikat melalui pukulan, gosokan atau meremas untuk memberikan dampak
pada peningkatan sirkulasi, memperbaiki sifat otot dan memberikan efek
relaksasi. Therapy Massaging Socks mampu memberikan efek relaksasi yang
mendalam, mengurangi kecemasan, mengurangi rasa sakit, ketidaknyamanan
secara fisik, dan meningkatkan tidur pada seseorang.
Therapy Massaging Socks memiliki kemungkinan komplikasi yang sedikit
dan prosedur yang mudah sehingga therapy massaging socks dianjurkan untuk
perbaikan kualitas tidur.
Dari beberapa penelitian, didapatkan bahwa pijat yang dilakukan pada kaki
dapat memberikan pengaruh besar pada pasien ICU. Terapi ini digunakan untuk
memfasilitasi penyembuhan dan kesehatan. Terapi ini dapat menurunkan tekanan
sistolik dan diastolik serta membuat denyut jantung menjadi rileks.

Anda mungkin juga menyukai