Anda di halaman 1dari 11

Laporan CRS Zahra

List :

Status Pasien
1. Terapi
2. Prognosis
3. Konseling

Case
1. Diagnosis banding
2. Diagnosis
3. Tata laksana
4. Komplikasi
5. Prognosis + konseling/edukasi

A. Status Pasien
1. Terapi
a. Pro Resep
1) Analgesik
R/ Ibuprofen 400 mg Tab No X
S 3 dd 1 tab p.c.

2) Obat kumur
R/ Clorhexidine gluconate 0,2% Sol No I
S 2 dd 1 garg

b. Pro Rujuk
1) Pro Scalling gigi 11,12, 21,22,31,3241,42

2. Prognosis
Ad vitam : Ad bonam
Ad sanationam : Dubia Ad bonam
Ad functionam : Dubia Ad bonam

3. Konseling
1. Edukasi cara menyikat gigi yang benar (jangan menyikat terlalu keras)
2. Edukasi kunjungan ke Dokter Gigi setiap 6 bulan sekali
3. Edukasi penyakit pasien (peradangan gusi)
4. Edukasi kemungkinan/komplikasi penyakit (periodontitis dan abscess)
5. Edukasi perawatan yang tepat (scalling gigi)
B. Case
1. Diagnosis Banding
- Peri-implant mucositis
- Chronic Periodontitis

2. Diagnosis
a. Anamnesis
Asimtomatik (e.g. Gingivitis kronis) atau simtomatik (nyeri)1–4
1) Gusi kemerahan dan bengkak
2) Waktu:
- Initial (24-48 jam)  Gusi tampak sehat
- Early (1 minggu)  Epithelial hyperplasia, deepened crevice, tampak
tanda inflamasi (kemerahan)
- Established Chronic (2-3 minggu)  Dense, plasmacytic infiltrate
- Advanced (>3 minggu)  extension plaque to crevice, bone loss,
disruption periodontal ligament & pocketing
3) Riwayat kebiasaan buruk mouth breathing dan kondisi Incomplete lip closure
4) Riwayat penyakit:
 Diabetes mellitus, Down syndrome, Gangguan imunitas tubuh, keracunan
logam berat
5) Riwayat penggunaan obat:
 Penyalahgunaan obat (substance abuse)
 Phenytoin, Calcium channel blockers (CCB), dan Cyclosporine
6) Kondisi lain:
 Stress, Defisiensi Vitamin C, Hormonal (Pubertas, Kehamilan,
Penggunaan alat kontrasepsi oral)
 Trauma lokal, tooth crowding, dental anomalies, tooth fracture, gingival
recession.1–4

Tabel Faktor Sistemik dan Lokal terkait Pemicu Gingivitis


Tabel Faktor yang Memperburuk Gingivitis Kronis

b. Pemeriksaan Lokalis/Intraoral (Gingiva)


Tanda awal gingivitis berupa perubahan warna gingiva menjadi merah
terang (light red) dari warna normal merah muda (coral pink) disertai bengkak
(edematous), gingival margin menjadi tumpul, menyusut (receded), atau
hiperplastik, serta loss of stippling (elevasi dan depresi permukaan gingiva), dan
perdarahan pada gentle probing.1–4

1) Initial stage
- Muncul 24-48 jam setelah adanya plaque
- Terdapat plaque pada gingival sulcus
- Vasodilatasi (eritema/hiperemis)
- Infiltrasi (neutrophil)
- Exudate leakage ke gingival sulcus
- Secara klinis gingiva tampak sehat.1–4
2) Early
- Muncul setelah 1 minggu
- Epithelial hyperplasia
- Deepened crevice
- Mulai tampak tanda inflamasi (bengkak/edema, nyeri).1–4

3) Established Chronic
Pada gingivitis kronis pembengkakan dapat terjadi akibat edema atau
fibrosis (chronic hyperplastic gingivitis), perdarahan pada gingiva, dan
eksudat pada gingival sulcus.1–4
- Muncul setelah 2-3 minggu
- Dense, dominan plasmacytic infiltrate
- Infiltrate terbatas pada interdental papillae
- Destruksi superficial connective tissue fiber
- Deepened gingival crevice
- Epithelial attachment pada/dekat Amelomental junction
- Alveolar bone & periodontal ligament masih intak

4) Advanced/severe
Severe gingivitis dapat muncul pyogenic granuloma yaitu localized
tumorlike proliferation dari granulation tissue yang mengalami
inflamasi subakut.1–4
- Muncul setelah lebih dari 3 minggu
- Extension of plaque ke crevice
- Bone loss & disruption periodontal ligament & pocketing

Inflamasi pada gingiva dapat terjadi secara lokalisata (localized) atau


generalisata (Generalized).

Berdasarkan area yang terkena terdiri dari:


1) Marginal gingivitis : difus/terbatas pada area gingival margin
2) Papillary gingivitis : difus/terbatas pada area interdental papillae
Gingival swelling dibagi menjadi 4 grade yaitu:

1. Grade 0: No signs of gingival swelling.


2. Grade I: Swelling that is confined to the interdental papilla region.
3. Grade II: Swelling involving both the interdental papilla and the marginal gingiva.
4. Grade III: Swelling that covers three-fourths or more of the crown structure.
c. Pemeriksaan Patologi Anatomi (PA) Gingiva
- Light inflammatory infiltrate terdiri dari Sel Leukosit Polymorphonuclear
(PMN) berakumulasi di jaringan ikat pada Sulcular epithelium
- Area fibrosis, hyperemia, edema, dan perdarahan (kondisi perburukan).1–4

Gambar Gingivitis Kronis pada Pemeriksaan PA

3. Tatalaksana
Mild/Early gingivitis  Scalling dan root planning disertai perbaikan oral hygiene
Severe gingivitis  antimicrobial mouthwash, antibiotik.1–4
a. Eliminasi penyebab
1. Calculus removal  Scalling & root planning
2. Effective toothbrushing
3. Interdental cleaning (alat: dental floss, interdental brushes)
4. Obat kumur mengandung chlorhexidine (untuk drug-induced gingivitis)
5. Pasta gigi mengandung Triclosan atau stannous fluoride
6. Pembedahan  hyperplastic dan fibrotic gingiva (setelah perubahan hyigiene
habbit)
b. Eliminasi faktor yang memperburuk kondisi gingivitis
e.g. pemberian suplemen dalam kondisi undernutrition
c. Evaluasi kemungkinan penyakit sistemik jika tidak ada perubahan
d. Konseling:
1. Cara menyikat gigi yang benar
2. Periksa ke dokter gigi setiap 6 bulan
3. Menghindari faktor pencetus atau faktor yang memperburuk gingivitis
4. Meningkatkan/perbaiki oral hygiene
5. Menghindari kebiasaan buruk (mouth breathing)
6. Edukasi mengenai penyakit, komplikasi, dan perawatan gigi pasien
4. Komplikasi
1. Chronic periodontitis
2. Tooth loss
3. Gingival abscess
4. Periodontal Abscess
5. Sistemik:
- Infective endocarditis
- Atherosclerosis & cardiovascular disease
- Poor diabetic control
- Preterm birth

5. Prognosis
1. Gingivitis dapat memicu timbulnya periodontitis, namun tidak semua gingivitis
memburuk/menyebabkan periodontitis
2. Gingivitis progress penyakitnya cenderung stabil dalam beberapa tahun dan
sedikit area yang dapat berubah menjadi periodontitis
3. Gingivitis apabila ditangani dengan baik, mudah untuk Kembali sehat atau
membaik kondisinya (reversible) dan jaringan yang terkena dapat Kembali
normal (setelah dental biofilm diangkat)
4. Jika mengalami perburukan, gingivitis memburuk menjadi periodontitis, sehingga
terjadi connective tissue attachment loss, serta bone destruction yang nantinya
menyebabkan permanent tooth loss.1–4

Referensi :

1. Cawson roderick A. Cawson’s Essentials of Oral Pathology and Oral Medicine 9th Edition.
Oral Pathology and Oral Medicine. 2017. 1–425 p.
2. Neville, Damm, Allen, Chi. Oral and Maxillofacial Pathology 4th Edition. 2016. 1–878 p.
3. Newman, Takei, Klokkevold, Carranza. Newman and Carranza’s Clinical Periodontology
13th Edition. Carranza’s Clinical Periodontology. 2019. 1–1991 p.
4. Agrawal AA. Gingival enlargements: Differential diagnosis and review of literature. World
J Clin Cases. 2015;3(9):779.
5. 5. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK557422/

Anda mungkin juga menyukai