Keanggotaan Ikatan Bidan Indonesia adalah Bidan yang memiliki Surat Tanda Registrasi dan Kartu Tanda
Anggota (KTA ) dan kartu tersebut masih berlaku.
Keanggotaan IBI sesuai dengan tempat domisili atau institusi tempat kerja.
2. Foto Copy Sertifikat Kompetensi (bagi lulusan Bidan setelah 1 Agustus 2013) (2 lembar)
- Pendaftaran dilakukan di Kantor Pengurus Ranting/Cabang sesuai domisili atau institusi tempat kerja
- Formulir yang sudah diisi diteliti kebenarannya, diputuskan dalam rapat pengurus Ranting/Cabang
- Calon anggota yang memenuhi persyaratan diusulkan oleh Pengurus Ranting/Cabang untuk diregister
oleh Pengurus Pusat dan diterbitkan Kartu Tanda Anggota (KTA) yang berlaku selama 5 (lima) tahun
4. Hak Anggota
Kartu Tanda Anggota IBI (KTA) yang dikeluarkan oleh Pengurus Pusat dan di tanda tangani Ketua Umum
IBI.
5. Kewajiban Anggota
Menjaga IBI tetap sebagai organisasi profesi yang tidak berafiliasi dengan partai politik manapun.
6.Sanksi Anggota
Jenis Sanksi
Teguran lisan 1 - 3 kali dibuktikan dengan surat pernyataan /perjanjian dari yang bersangkutan dan
diketahui oleh ketua PR dan PC dan ditembuskan ke PD.
Teguran tertulis 1 - 3 kali diberikan dalam waktu 3 bulan bila yang bersangkutan tidak mengindahkan
teguran tersebut maka akan diberikan sanksi pencabutan surat rekomendasi dari OP untuk melakukan
praktik mandiri selama 6 bulan.
Bila selama kurun waktu yang bersangkutan tidak mengindahkan teguran tersebut maka sanksi yang
berlaku adalah dikeluarkan dari anggota setelah dikonsultasikan dan diputuskan oleh Pengurus secara
berjenjang dari Pengurus Cabang, Pengurus Daerah dan Pengurus P
Meninggal dunia.
Uang pangkal sebesar Rp 25.000 (Dua Puluh Lima Ribu Rupiah) tiap anggota yang dibayarkan satu kali
saat pendaftaran
Iuran bulanan anggota sebesar Rp.10.000 (Sepuluh Ribu Rupiah) tiap anggota per bulan.
Penggunaan uang pangkal dan iuran anggota cabang yang diatur, sebagai berikut:
Penggunaan uang pangkal dan iuran anggota ranting diatur, sebagai berikut:
No 2
6. Persiapan peralatan medis dan medis usaha praktek bidan secara perorangan dengan pelayanan
pemeriksaan pertolongan persalinan dan perawatan.
b. Menyediakan tempat tidur untuk persalinan minimal 1 dan maksimal 5 tempat tidur.
c. Memiliki peralatan minimal sesuai dengan ketentuan dan melaksanakan prosedur tetap (protap)
yang berlaku.
9. Bidan yang menjalankan prakytek harus mencantumkan izin praktek bidannya atau foto copy
prakteknya diruang praktek, atau tempat yang mudah dilihat.
10. Bidan dalam prakteknya memperkerjakan tenaga bidan yang lain, yang memiliki SIPB untuk
membantu tugas pelayanannya
11. Bidan yang menjalankan praktek harus harus mempunyai peralatan minimal sesuai dengan
ketentuan yang berlaku dan peralatan harus tersedia ditempat prakteknya.
12. Peralatan yang wajib dimilki dalam menjalankan praktek bidan sesuai dengan jenis pelayanan yang
diberikan .
13. Dalam menjalankan tugas bidan harus serta mempertahankan dan meningkatkan keterampilan
profesinya antara lain dengan :
a. Mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan atau saling tukar informasi dengan sesama
bidan .
b. Mengikuti kegiatan-kegiatan akademis dan pelatihan sesuai dengan bidang tugasnya, baik yang
diselenggarakan pemerintah maupun oleh organisasi profesi.
c. Memelihara dan merawat peralatan yang digunakan untuk praktek agar tetap siap dan berfungsi
dengan baik.
Bidan juga wajib melakukan registrasi dan izin praktek. Regitrasi itu sendiri berupa Surat Tanda
Registrasi yag diberikan oleh Konsul Kebidanan dengan persyaratan :
Apabila telah memiliki Surat Tanda Registrasi (STR), selanjutnya Bidan dapat mengajukan izin
Praktek Bidan Mandiri kepada pemerintah Kabupaten/ Kota untuk mengeluarkan Surat Izin
Praktik Bidan (SIPB). Berikut adalah persyaratan untuk mengajukan Izin Praktik Kebidanan:
1.Surat permohonan yang didalamnya terdapat pernyataan kebenaran dan keabsahan dokumen & data
di atas kertas bermaterai Rp 6.000
4.WNI : Kartu Tanda Penduduk (KTP) dan Kartu Keluarga (KK) (Fotokopi)
5.WNA : Kartu Kartu Izin Tinggal Terbatas (KITAS) atau VISA / Paspor (Fotokopi)
6.Jika dikuasakan, Surat kuasa di atas kertas bermaterai RP 6.000 dan KTP orang yang diberi kuasa
9.Ijazah (Fotokopi)
10.Sertifikat Pendidikan dan Pelatihan (kontrasepsi, APN PONED, dan lain-lain) yang diselenggarakan
oleh institusi pendidikan nasional atau organisasi profesi terkait yang diakui oleh pemerintah (Fotokopi)
Surat kerjasama pengelolaan limbah medis padat dan cair dengan pihak ketiga
Surat pernyataan di atas kertas bermaterai Rp 6.000 dari pemohon yang menyatakan:
Akan bekerja sama dengan puskesmas kecamatan setempat
Surat keterangan dari pimpinan bagi PNS atau TNI atau POLRI
Jika Milik Pribadi: Sertifikat Tanah/ Akte Waris/ Akte Hibah/ Akte Jual Beli (AJB), bila bukan atas nama
pemohon, lampirkan data pendukung
Jika tanah atau bangunan disewa: Perjanjian sewa-menyewa tanah atau bangunan, Surat pernyataan
diatas kertas bermaterai Rp 6.000 dari pemilik tanah atau bangunan yang menyatakan tidak keberatan
tanah atau bangunan digunakan, Kartu Tanda Penduduk (KTP) pemilik tanah atau bangunan (Fotokopi)