Anda di halaman 1dari 6

No 1

Keanggotaan Ikatan Bidan Indonesia adalah Bidan yang memiliki Surat Tanda Registrasi dan Kartu Tanda
Anggota (KTA ) dan kartu tersebut masih berlaku.

Keanggotaan IBI sesuai dengan tempat domisili atau institusi tempat kerja.

1. Syarat Menjadi Anggota

Memiliki ijazah bidan/lulus bidan

Mengisi Formulir Pendaftaran dengan melampirkan:

1. Foto Copy Ijazah Bidan (2 lembar)

2. Foto Copy Sertifikat Kompetensi (bagi lulusan Bidan setelah 1 Agustus 2013) (2 lembar)

3. Foto Copy Surat Tanda Registrasi (STR) (2 lembar)

4. Foto Copy KTP (2 lembar)

3. Pas Foto 4x6 (2 lembar)

2. Tata Cara Penerimaan Anggota

- Pendaftaran dilakukan di Kantor Pengurus Ranting/Cabang sesuai domisili atau institusi tempat kerja

- Formulir Pendaftaran dapat diperoleh di Pengurus Cabang/Ranting

- Formulir yang sudah diisi diteliti kebenarannya, diputuskan dalam rapat pengurus Ranting/Cabang

- Calon anggota yang memenuhi persyaratan diusulkan oleh Pengurus Ranting/Cabang untuk diregister
oleh Pengurus Pusat dan diterbitkan Kartu Tanda Anggota (KTA) yang berlaku selama 5 (lima) tahun

3. Tata Cara Perpanjangan KTA

Tiga (3) bulan sebelum habis masa berlakunya mengajukan perpanjangan

Mengisi Formulir Pendaftaran Perpanjangan

Melampirkan foto copy KTA yang akan habis masa berlakunya

4. Hak Anggota

Anggota berhak untuk mendapatkan pengayoman dari organisasi secara berjenjang


Anggota berhak menghadiri rapat dan mengajukan usul, baik tertulis maupun lisan.

Anggota aktif berhak memilih dan dipilih.

Anggota berhak memiliki :

Kartu Tanda Anggota IBI (KTA) yang dikeluarkan oleh Pengurus Pusat dan di tanda tangani Ketua Umum
IBI.

Lencana Ikatan Bidan Indonesia.

Buku Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga.

Seragam IBI: Seragam Nasional dan Seragam Lapangan.

5. Kewajiban Anggota

Tunduk pada AD ART.

Memahami, menghayati dan mengamalkan kode etik bidan.

Membayar uang pangkal bagi anggota baru

Membayar iuran secara teratur.

Menjaga IBI tetap sebagai organisasi profesi yang tidak berafiliasi dengan partai politik manapun.

6.Sanksi Anggota

Sanksi dijatuhkan kepada anggota yang:

Sengaja mencemarkan nama baik organisasi.

Menggunakan nama organisasi untuk kepentingan pribadi.

Jenis Sanksi

Teguran lisan 1 - 3 kali dibuktikan dengan surat pernyataan /perjanjian dari yang bersangkutan dan
diketahui oleh ketua PR dan PC dan ditembuskan ke PD.

Teguran tertulis 1 - 3 kali diberikan dalam waktu 3 bulan bila yang bersangkutan tidak mengindahkan
teguran tersebut maka akan diberikan sanksi pencabutan surat rekomendasi dari OP untuk melakukan
praktik mandiri selama 6 bulan.

Bila selama kurun waktu yang bersangkutan tidak mengindahkan teguran tersebut maka sanksi yang
berlaku adalah dikeluarkan dari anggota setelah dikonsultasikan dan diputuskan oleh Pengurus secara
berjenjang dari Pengurus Cabang, Pengurus Daerah dan Pengurus P

7. Berhenti dari Keanggotaan


Mengundurkan diri atas kemauan sendiri.

Meninggal dunia.

Diberhentikan karena sesuatu hal yang merugikan IBI.

I. Uang Pangkal dan Iuran Anggota

Uang pangkal dan iuran anggota ditentukan sebagai berikut :

Uang pangkal sebesar Rp 25.000 (Dua Puluh Lima Ribu Rupiah) tiap anggota yang dibayarkan satu kali
saat pendaftaran

Iuran bulanan anggota sebesar Rp.10.000 (Sepuluh Ribu Rupiah) tiap anggota per bulan.

Iuran dibayar di Ranting/Cabang dimana bidan terdaftar sebagai anggota

Penggunaan uang pangkal dan iuran anggota cabang yang diatur, sebagai berikut:

- 10% untuk Pengurus Pusat

- 15% untuk Pengurus Daerah

- 75% untuk Pengurus Cabang (yang tidak mempunyai ranting)

Penggunaan uang pangkal dan iuran anggota ranting diatur, sebagai berikut:

- 10% untuk Pengurus Pusat

- 15% untuk Pengurus Daerah

- 25% untuk Pengurus Cabang

- 50% untuk Pengurus Ranting

No 2

Persyaratan Pendirian Bidan Praktek Mandiri


1. Menjadi anggota IBI (Ikatan Bidan Indonesia)

2. Permohonan Surat Ijin Praktek Bidan selaku Swasta Perorangan

3. Surat Keterangan Kepala Puskesmas Wilayah Setempat Praktek

4. Surat Pernyataan tidak sedang dalam sanksi profesi/ hukum.

5. Surat Keterangan Ketua Ranting IBI Wilayah

6. Persiapan peralatan medis dan medis usaha praktek bidan secara perorangan dengan pelayanan
pemeriksaan pertolongan persalinan dan perawatan.

7. Membuat Surat Perjanjian sanggup mematuhi perjanjian yang tertulis.

8. Bidan dalam menjalankan praktek harus :

a. Memiliki tempat dan ruangan praktek yang memenuhi persyaratan kesehatan.

b. Menyediakan tempat tidur untuk persalinan minimal 1 dan maksimal 5 tempat tidur.

c. Memiliki peralatan minimal sesuai dengan ketentuan dan melaksanakan prosedur tetap (protap)
yang berlaku.

d. Menyediakan obat-obatan sesuai dengan ketentuan peralatan yang berlaku.

9. Bidan yang menjalankan prakytek harus mencantumkan izin praktek bidannya atau foto copy
prakteknya diruang praktek, atau tempat yang mudah dilihat.

10. Bidan dalam prakteknya memperkerjakan tenaga bidan yang lain, yang memiliki SIPB untuk
membantu tugas pelayanannya

11. Bidan yang menjalankan praktek harus harus mempunyai peralatan minimal sesuai dengan
ketentuan yang berlaku dan peralatan harus tersedia ditempat prakteknya.

12. Peralatan yang wajib dimilki dalam menjalankan praktek bidan sesuai dengan jenis pelayanan yang
diberikan .

13. Dalam menjalankan tugas bidan harus serta mempertahankan dan meningkatkan keterampilan
profesinya antara lain dengan :

a. Mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan atau saling tukar informasi dengan sesama
bidan .

b. Mengikuti kegiatan-kegiatan akademis dan pelatihan sesuai dengan bidang tugasnya, baik yang
diselenggarakan pemerintah maupun oleh organisasi profesi.

c. Memelihara dan merawat peralatan yang digunakan untuk praktek agar tetap siap dan berfungsi
dengan baik.
Bidan juga wajib melakukan registrasi dan izin praktek. Regitrasi itu sendiri berupa Surat Tanda
Registrasi yag diberikan oleh Konsul Kebidanan dengan persyaratan :

1.Ijazah dari perguruan tinggi kebidanan

2.Memiliki sertifikat kompetensi atau sertifikat profesi

3.Surat keterangan sehat fisik dan mental

4.Surat pernyataan telah mengucapkan janji/sumpah profesi, dan

5.Surat pernyataan mematuhi dan melaksanakan etika profesi.

6.Bagaimana Cara Mendapatkan Surat Izin Praktik Bidan

Apabila telah memiliki Surat Tanda Registrasi (STR), selanjutnya Bidan dapat mengajukan izin
Praktek Bidan Mandiri kepada pemerintah Kabupaten/ Kota untuk mengeluarkan Surat Izin
Praktik Bidan (SIPB). Berikut adalah persyaratan untuk mengajukan Izin Praktik Kebidanan:

1.Surat permohonan yang didalamnya terdapat pernyataan kebenaran dan keabsahan dokumen & data
di atas kertas bermaterai Rp 6.000

2.Identitas Pemohon/Penangung Jawab

4.WNI : Kartu Tanda Penduduk (KTP) dan Kartu Keluarga (KK) (Fotokopi)

5.WNA : Kartu Kartu Izin Tinggal Terbatas (KITAS) atau VISA / Paspor (Fotokopi)

Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) (Fotokopi)

6.Jika dikuasakan, Surat kuasa di atas kertas bermaterai RP 6.000 dan KTP orang yang diberi kuasa

berwarna terbaru ukuran 4x6 cm sebanyak 3 (tiga) lembar

8.Surat Tanda Registrasi (STR) yang masih berlaku (Fotokopi Legalisir)

9.Ijazah (Fotokopi)

10.Sertifikat Pendidikan dan Pelatihan (kontrasepsi, APN PONED, dan lain-lain) yang diselenggarakan
oleh institusi pendidikan nasional atau organisasi profesi terkait yang diakui oleh pemerintah (Fotokopi)

Surat kerjasama pengelolaan limbah medis padat dan cair dengan pihak ketiga

Rekomendasi dari organisasi profesi

Surat pernyataan di atas kertas bermaterai Rp 6.000 dari pemohon yang menyatakan:
Akan bekerja sama dengan puskesmas kecamatan setempat

Tidak melakukan tindakan aborsi

Akan melakukan penapisan pada ibu bersalin

Mentaati peraturan yang berlaku dan melaksanakan etika profesi

Surat Pernyataan memiliki tempat kerja/praktik di praktik mandiri (bermaterai 6000)

Surat keterangan dari pimpinan bagi PNS atau TNI atau POLRI

Foto lokasi tempat praktik (tampak muka dan tampak dalam)

Proposal teknis yang dilengkapi dengan:

Denah lokasi dengan situasi sekitar tempat praktik

Denah ruang praktik

Data kelengkapan alat medis dan non medis

Data obat yang tersedia

Daftar tarif dan jenis pelayanan

Bukti Kepemilikan Tanah

Jika Milik Pribadi: Sertifikat Tanah/ Akte Waris/ Akte Hibah/ Akte Jual Beli (AJB), bila bukan atas nama
pemohon, lampirkan data pendukung

Jika tanah atau bangunan disewa: Perjanjian sewa-menyewa tanah atau bangunan, Surat pernyataan
diatas kertas bermaterai Rp 6.000 dari pemilik tanah atau bangunan yang menyatakan tidak keberatan
tanah atau bangunan digunakan, Kartu Tanda Penduduk (KTP) pemilik tanah atau bangunan (Fotokopi)

Surat Pernyataan Kesanggupan Pengelolaan Dan Pemantauan Lingkungan Hidup (SPPL)

Persetujuan tetangga (kiri, kanan, depan, belakang disertai KTP)

Anda mungkin juga menyukai