Hubungan Pola Asuh Otoritatif, Kontrol Diri, Ketrampilan Komunikasi dengan, Agresivitas
Siswa
Dr. AM Diponegoro
Muhammad Abdul Malik
Magister Psikologi UAD
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pola asuh otoriatif, kontrol difi,
ketrampilan komunikasi dengan agresivitas secara terpisah. Metode pengumpulan data
dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan skala Agresivitas, skala Pola asuh
Otoritatif, skala Kontrol difi, dan Skala Ketrampilan Komunikasi yang disusun sendiri.
Model skala yang digunakan adalah skala Liken. Dalam penelitian ini populasinya
adalah siswa SMA kelas X, yang berjumlah 7 kelas dengan jumlah keseluruhan 229
siswa dengan rumus slovien Pengambilan sampel dalam penelitian ini berjumlah 70
siswa dari 229 siswa yang ada, sehingga diharapkan sampel yang ditetapkan sudah
representatif. Hasil penelitian menyebutkan variabel yang memberikan kontribusi
terbesar adalah variabel Ketrampilan Komunikasi (X3) yaitu sebesar 13,44%, kemudian
Pola Asuh (X1) dengan kontribusi 10,11% dan variabel Kontrol Din ( X2) memilki
kontribusi 3,92%. Hasil analisis pertama memperoleh nilai F = 7,211, p = 0,000 (p <
0,05), dan R2 = 0,213. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat korelasi antara pola asuh
otoritatif (X1), kontrol diri (X2), dan ketrampilan komunikasi (X3) secara bersama-
sama terhadap agresivitas (Y).
Abstract
This study aims to determine the relationship of authoritarian parenting, Difi control,
communication skills with aggressiveness separately. Data collection method in this
research is to use the aggressiveness scale, scale Authoritative parenting style, scale
Difi Control and Communication Skills Scale were compiled. Model scale used is the
scale Liken. In this study population were high school students of class X, which
amounted to 7 classes with a total of 229 students with slovien formula samples in this
study were 70 students out of 229 students there, so expect the sample set is
representative. The results mentioned variables that provide the greatest contribution is
variable Communication Skills (X3) that is equal to 13.44%, and Parenting (X1) with a
contribution of 10.11% and a variable control Din (X2) have the contribution of 3.92%.
The results of the first analysis to obtain the value of F = 7.211, p = 0.000 (p <0.05),
and R2 = 0.213. This indicates that there is a correlation between authoritative
parenting style (X1), self-control (X2), and communication skills (X3) jointly against
aggressiveness (Y).
101
Jumal Bimbingan dan Konseling "PSIKOPEDAGOGIA" 2013, Program Studi Bimbingan dan Konseling FKIP UAD
2013, Vol. II, No. 2 ISSN : 2301-6167
102
PSIKOPEDAGOGIA ISSN: 2301-6167
diterima dengan benar maka akan dapat dilihat dan diamati, karena
berakibat konflik dalam proses memiliki bentuk yang jelas, yaitu
interaksi. bentuk fisik (pukulan, tendangan),
Menurut Elksnin dan Elkisnin dan verbal (cacian, hujatan, makian).
(dalam Hertinjung, 2006) ketrampilan Agresif dapat didefinisikan juga
komunikasi yaitu salah satu sebagai suatu tindakan yang memiliki
ketrampilan yang diperlukan untuk maksud dan tujuan untuk melukai
menjalin hubungan sosial baik. orang atau objek lain dan hal itu
Kemampuan komunikasi ini tentunya dilakukan dengan kesengajaan (Sears,
dapat dilihat dari beberapa bentuk dkk, 2000, h.4). Seorang ahli
yaitu mendengar responsif, mengatakan bahwa agresivitas bukan
mempertahankan perhatian dalam sekedar agresif yang berbentuk fisik
pembicaraan dan memberikan umpan yang bermanifestasi dengan cara
balik terhadap lawan bicara. Menurut menendang, memukul, atau
Elksnin dan Elkisni (Hertinjung, menghajar saja, tetapi ada kriteria-
2006) ketrampilan komunikasi kriteria tertentu yang dipakai untuk
merupakan salah satu ciri-ciri memahami dan mengerti bahwa
ketrampilan sosial. sesuatu itu merupakan agresivitas
Kemampuan mendengar secara atau bukan(Mappiere, 2002, h.88).
responsif adalah kemampuan untuk Bentuk-bentuk agresivitas yang
dapat merespon setiap pesan yang diarahkan keluar maupun ke dalam
diberikan orang lain secara merupakan gejala umum tingkah laku
proporsional sesuai dengan pesan agresif, hal ini dapat diarahkan keluar
yang disampaikan. Pemilihan kata maupun ke dalam diri seseorang
yang tepat dalam berkomunikasi seperti bertindak kasar sehingga
tentunya akan menciptakan suasana menyakiti orang lain, berkelahi,
yang nyaman dalam melakukan membuat onar di sekolah, mengolok-
proses iteraksi sosial. olok secara berlebihan, mengabaikan
perintah dan melanggar peraturan.
2. Studi Literatur Agresivitas juga melibatkan
Myer (2012) mendefmisikan setiap bentuk penyiksaan psikologis
agresivitas sebagai perilaku fisik atau atau emosional seperti
verbal yang bertujuan untuk mempermalukan, menakut-nakuti
menyakiti orang atau menyebabkan atau mengancam (Breskwell dikutip
kerusakan pada benda. Hal senada Berkowitz, 2003). Penjelasan
juga diungkapkan oleh oleh Baron mengenai agresi banyak dikemukakan
(2003) mengemukakan agresi adalah oleh banyak ahli psikologi. Namun
tingkah laku yang diarahkan kepada pada dasarnya mereka memiliki
tujuan menyakiti makhluk hidup lain kesamaan pendapat bahwa agresif
yang ingin menghindari perlakuan adalah tingkah laku seseorang untuk
semacam itu. Definisi dari Baron ini menyerang, menyakiti, dan melukai
mencakup empat faktor tingkah laku, orang lain atau objek secara fisik
yaitu: tujuan untuk melukai atau maupun psikis. Suatu unsur penting
mencelakakan, individu yang menjadi dari agresi yang harus ada yaitu
pelaku, individu yang menjadi adanya tujuan atau kesengajaan dalam
korban, dan ketidak inginan si korban melakukannya.
menerima tingkah laku si pelaku, Dan berbagai teori yang ada
Baron menambahkan bahwa perilaku dapat disimpulkan bahwa agresivitas
agresif dapat dilakukan secara fisik adalah perilaku fisik atau verbal yang
maupun mental. Dengan demikian
103
ISSN: 2301-6167
104
PSIKOPEDAGOGIA ISSN: 2301-6167
105
ISSN: 2301-6167
106
PSIKOPEDAGOGIA ISSN: 2301-6167
107
ISSN: 2301-6167
108
PSIKOPEDAGOGIA ISSN: 2301-6167
109
ISSN: 2301-6167
110
PSIKOPEDAGOGIA ISSN: 2301-6167
111
ISSN: 2301-6167
112
PSIKOPEDAGOGIA ISSN: 2301-6167
paling dominan terhadap variabel skala Kontrol difi, dan Skala Ketrampilan
Dependent, Komunikasi yang disusun sendiri. Model
Dari tabel sumbangan variabel di skala yang digunakan adalah skala Liken.
atas diketahui bahwa variabel yang Dalam penelitian ini populasinya adalah
memberikan kontribusi terbesar siswa SMA kelas X, yang berjumlah 7
adalah variabel ketrampilan kelas dengan jumlah keseluruhan 229
komunikasi (X3) yaitu sebesar siswa dengan rumus slovien Pengambilan
14,44%, kemudian pola asuh (X1) sampel dalam penelitian ini berjumlah 70
dengan kontribusi 10,11% dan siswa dari 229 siswa yang ada, sehingga
variabel Kontrol Diri (X2) memilki diharapkan sampel yang ditetapkan sudah
kontribusi 3,92%.
representatif. Hasil penelitian
Ketrampilan komunikasi memiliki
menyebutkan variabel yang memberikan
sumbangan yang paling besar terhadap
kontribusi terbesar adalah variabel
agresivitas. Menurut DeVito (1995)
mengungkapkan beberapa hal lain Ketrampilan Komunikasi (X3) yaitu
yang berhubungan dengan sebesar 13,44%, kemudian Pola Asuh (X1)
kemampuan dalam menjalin dengan kontribusi 10,11% dan variabel
komunikasi salah satunya adalah Kontrol Din ( X2) memilki kontribusi
Interaction management, yaitu adanya 3,92%. Hasil analisis pertama memperoleh
aturan main dalam menjalin nilai F = 7,211, p = 0,000 (p < 0,05), dan
komunikasi interpersonal seperti R2 = 0,213. Hal ini menunjukkan bahwa
gerakan mata, tubuh dan wajah, terdapat korelasi antara pola asuh otoritatif
ekspres, vokal, serta mempertahankan (X1), kontrol diri (X2), dan ketrampilan
kelancaran komunikasi. Hal ini komunikasi (X3) secara bersama-sama
menunjukkan bahwa interaksi terhadap agresivitas (Y).
komunikasi adalah sebagai bagian dari
kontrol perilaku yang nampak 6. Referensi
langsung dari seorang individu yang Albert D. (2012). Patterns of
dapat langsung dilihat oleh individu Adolescents' Beliefs About
yang lain sehingga orang yang mampu Fighting and Their Relation to
berkomunikasi dengan baik tentunya Behavior and Risk Factors for
mampu mengontrol perilaku minimal Aggression.J Abnorm Child
dalam berkomunikasi dan Psychol. 40:787-802.
menggunakan pemilihan kata dan Andayani, B& Koentjoro (2004)
bahasa non verbal yang baik. Remaja Psikologi keluarga anayah menuju
yang memiliki ketrampilan coparenting. Jakarta: PT. Delta
komunikasi yang baik tentunya akan Persada.
mampu mengontrol perilaku dan Andrew M. (2010). Patterns of
kognitifnya dalam menyampaikan Physical and Relational Aggression
pesan yang yang akan disampaikan in a School-Based Sample of Boys
kepada orang lain. and Girls J Abnorm Child Psychol
38:433-445.
5. Kesimpulan Arikunto, S. (2010). Menejemen
Penelitian ini bertujuan untuk Penelitian. Jakarta: Renika Cipta.
mengetahui hubungan pola asuh otoriatif, Azwar, S. (2010). Penyusunan Skala
kontrol difi, ketrampilan komunikasi Psikologi. Yogyakarta: Pustaka
dengan agresivitas secara terpisah. Metode Pelajar.
pengumpulan data dalam penelitian ini Azwar, S. (2012). Validitas dan
adalah dengan menggunakan skala Reliabilitas. Yogyakarta: Pustaka
Agresivitas, skala Pola asuh Otoritatif, Pelajar.
113
ISSN: 2301-6167
114
PSIKOPEDAGOGIA ISSN: 2301-6167
115