Anda di halaman 1dari 3

Nama : Siti Yulita

Kelas : B.Indonesia B 07
NPM : 6020210102
Permasalahan Kekerasan pada Anak di Indonesia

Permasalahan kekerasan ini sering sekali terjadi di Indonesia. Tingginya tingkat urgensi
permasalahan dikehidupan modern seharusnya menjadi perhatian banyak kalangan dimasyarakat.
Berbagai macam kekerasan sering terjadi dari mulai lingkungan kecil hingga lingkungan besar.
Kekerasan tidak hanya terjadi pada kalangan dewasa tetapi juga terjadi pada kalangan anak anak.
Faktor yang mempengaruhi terjadinya kekerasan terhadap manusia juga sangat banyak.
Kekerasan dalam lingkup kecil dapat kita lihat dalam keluarga. Terdapat 4 macam
kekerasan yang termasuk KDRT. Yaitu, kekerasan terbuka (Overt) merupakan kekerasan fisik
seperti pukulan,tendangan,perilaku yang mengakibatkan luka fisik. Kekerasan tertutup (Covert)
atau kekerasan psikis.kekerasan ini menyerang emosional. Kekerasan seksual, kekerasan
Finansial. Kekerasan dalam rumah tangga tidak hanya terjadi pada pasangan suami istri namun
juga terjadi pada anak.
Tanpa kita sadari bahwa kekerasan pada anak sering terjadi di sekitar kita dan sudah
menjadi sesuatu yang umum untuk dilakukan. Padahal, kekerasan yang terjadi terhadap anak di
Indonesia dapat mengakibatkan psikologi perkembangan anak terganggu, yang dimana seperti
diketahui bahwa setiap individu mengalami proses perkembangan serta perubahan. Anak-anak
akan bertumbuh kembang menjadi pribadi yang unik dan memiliki potensialitas didalamnya
dirinya sendiri. Proses perkembangan tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor yang dimana
yaitu hereditas atau warisan yang sudah ada sejak lahir yang dimisalkan seperti bakat dan
potensi-potensi fisik serta psikis, kemudian ada faktor-faktor lingkungan yang dimisalkan seperti
hukum konvergensi yang dimana faktor ekstern maupun intern saling mempengaruhi dan juga
saling bertemu.
Anak-anak yang mengalami kekerasan bisa disebabkan oleh banyak faktor yang dimana
salah satunya merupakan sikap otoriter yang ada pada orang tua. Seperti yang terlihat bahwa
banyak sekali orang tua yang beranggapan bahwa dengan bersikap otoriter secara terus menerus
terhadap anak akan menjadikan anak sebagai individu yang patuh atau taat. Pada kenyataannya,
orang tua bersikap otoriter juga disertai dengan adanya tindakan fisik terhadap dan menyebabkan
anak mengalami kekerasan yang bahkan kemungkinan besar banyak dilakukan terhadap anak
sejak dini. Terdapat juga penilitian yang dimana dengan semakin tingginya pola asuh orang tua
yang otoriter dengan tindak kekerasan yang juga dilakukan terhadap anak akan menjadikan anak
sebagai individu yang berperilaku yang agresif.
Faktor lain yang mengakibatkan kekerasan pada anak terjadi yaitu adat istiadat mengenai
pola asuh anak yang dimana banyak orang dewasa atau para orang tua menganggap dengan
memukul anak atau budaya memberikan hukuman badan terhadap anak akan menjadikan anak
memahami apa yang salah pada dirinya atau bahkan seakan-akan memerintahkan anak bahwa
dengan dipukul itu merupakan tindakan yang benar untuk dilakukan oleh kedua orang tuanya.
Pada dasarnya akibat dari sikap atau perbuatan tersebut dapat menjadikan anak terganggu dari
segi mental bahkan fisik atau dapat menyebabkan kematian pada anak. Seperti contoh yang
terjadi yang dimana Ibu di Banten Pukul Anak Hingga Tewas saat Belajar Online, dari sini dapat
terlihat bahwa anak tidak memahami apa yang diajarkan via daring dan Ibu dari anak tersebut
memberikan hukuman dengan amarah yang berdampak sangat parah terhadap anak.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa kekerasan pada anak merupakan hal yang sangat serius
serta juga pastinya harus segera diatasi yang dimana mulai dari sikap yang ada pada diri masing-
masing individu dan juga gerakan dari masyarakat sekitar yang bila melihat kekerasan pada anak
terjadi harus melakukan tindakan serius untuk menghentikan kejadian kekerasan pada anak
tersebut. Lembaga multi displin yang bergerak di bidang perlindungan anak atau lembaga-
lembaga sosial harus segera mengatasi permasalah ini dikarenakan kekerasan yang terjadi pada
anak akan menyebabkan perkembangan pada anak menjadi bermasalah serta menjadikan mental
anak bermasalah bahkan fisik hingga bisa terjadi kematian. Kekerasan pada anak bukanlah suatu
hal yang sepele dan pemerintah serta lembaga sosial tidak boleh menutup mata akan
permasalahan ini.
DAFTAR REFERENSI

*), L. S. (2004). Tindakan Kekerasan pada Anak. Jurnal Pendidikan Penabur, 2004, 11.
Daisy Widiastuti, R. S. (2005). Deteksi Dini, Faktor Risiko, dan Dampak Perlakuan Deteksi
Dini, Faktor Risiko, dan Dampak Perlakuan. Sari Pediatri, Vol. 7, No. 2, September
2005: 105 - 112, 8.
G. Einstein, a. E. (2017). HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH OTORITER ORANGTUA
DENGAN PERILAKU AGRESIF SISWA/SISWI SMK
YUDYAKARYAMAGELANG. Jurnal EMPATI.
Indonesia, C. (2020, 09 15). cnnindonesia.com. Retrieved 01 07, 2021, from Ibu di Banten Pukul
Anak Hingga Tewas saat Belajar Online:
https://www.cnnindonesia.com/nasional/20200915125435-12-546655/ibu-di-banten-
pukul-anak-hingga-tewas-saat-belajar-online
Sugijokanto, S. (2014). Cegah Kekerasan pada Anak. In E. M. Komputindo, Cegah Kekerasan
Pada Anak.

Anda mungkin juga menyukai