Anda di halaman 1dari 245
BAYANGAN, I _ NINPI ae $$ roe" Miangkin saat ini Alicia sedang berlari. Enrahlah. Alicia sendiri tidak yakin. Sekitarnya buram, namun fakinya bergerak gest. Menapak pada tanah basah, Menerobos gemakc berdusi dengan mudah, Meninggalkan goresan berdarah. Tapi tidals terasa salcit. Tubuhnya juga basah. Seperti bara saja tenggelam, aca mungkin kehujanan. la tidak tabu. Tapi kakinya masih bergerak gesit. Perasannya taut. Juga tegang. Seperci ada sebuah tali yang membelit lehernya, membuatnya susah bernapas. “Apakah Alicia bernapas? Ia tidak tabu. Benarkah Alicia berlari? Ja juga tidak tahu. ‘Tapi apa yang memibuat Alicia takut? Buram yang gelap. Kakinya masth ah basah. la menoleh ke belakang, Ady Sekelilingnya burar ak gesit. Di atas berge sebuah bavangan yang juga berlari bersamanys, Atau mengejarnya? payangan itu mencobs menggapal Alicia, api gag kareny akin cepat. Sckali lagi bayangan icu ingin menggapainya larinya sem: a-tiba sebuah cahaya terang datang dj tapi dak berhasil, 7 depannys, Alicia bethenti. Cahy Cahaya itu membuarnya bisa mengamati se! dalam hutan, Tubuhnya memang basah tapi bukan karena hujan, aya itu. mempunyai sepasang tangan, fla berada di tapi oleh darah. Alicia menolch ke belakang, Bayangan yang ia lihat cadi masih ada, api tidak bergerak. Diam di tempat. Alicia Kembali melihat pada cahaya, Kedua tangannya terentang, Seperti menunggu alicia menghampirinya, Mangkinkch bayangan itu takue pada cahaya? Itulah sebabnya dia vidak lagi mengejar Alicia. Tanpa bisa Alicia duga dan kendalikan, tubuhnya berbalik menuju sang bayangan yang berdisi diam, Memangkas jarak scmakin dekat pada sosok yang tadi mengejarnya Sosok itu scpenuhnya berwarna hitam, Berbentuk manusia tapi tanpa wajah. Mengerikan, _ Namun yang menghipnotis Alicia adalah sepasang mara biru ing yang membuatnya tidak bisa bergerak karena indahnya. iid ee hadapan bayangan iru, Alicia ditarik untuk Petlawanan. hanes cahaya dan Alicia mengikuti tanpa Deri meng eth bb phan? Dan Alii baru st 'vangan ini, Alicia tidak tahu melainkan cerus membiarkan diri : Mengilng betlari hingga vibaciba sajapijakan kakiny® a Tubuhnya tetheneak jaruh, Gravitasi menariknya ke dalam kegelapan lebih pekat, Tiba-tiba ia bisa merasakan sebuah pelukan, fa dilingkupi pelukan bersamaan dengan jatuh semakin dalam pada sesuatu yang ia tidak tahu di mana. Hal teralshir yang ia lihar di kegelapan itu adalah, sepasang mata bir terang yang membuatnya menutup mata. ‘Alicia membuka macanya. Menatap ayalang pada langit yang sudah ia hafal bencuknya, Seketika ia cersadarjika kilasan mengerikan tadi adalah mimpi, Seperti yang sudah-sudah. Napasnya terengah. ‘Tshirtnya lembap, hegitu pula dengan ramburnya. Tapi uncung s3j ini bukan karena darah tapi keringat. ‘Alicia menutup matanya dengan tangan. Berakhir memijat pangkalhidung dengan menghela napassetelah berhasil mengararnys. Tew adalah mimpi aneh cneah keberapa ratus kalinya, Alicia berhenti menghicung ketika mimpi itu tetap hadir dl seta malam serelah ulang rahun ke delapan belasnya dua bulan yang lal a mimpi itu tidak lagi membuacnya berceriak ketika Hingg verti bangun. Hanya membuaenya lelah dan kepalanya pening, sep sekarang. ‘Alicia membulea mata, merentangkan tangannya lebar di kanan dan kiti Ia mencoha mengingat detail mimpi tadi. Tetap sama, Menampilkan ia tengah betlari dari kejaran sesosok bayangen aneh bermata bir, Dan juga cahaya yang ingin memeluknya, Alicia seal berlari ke arah pelukan cahaya ita ‘api tadi malam, ia berlari ke arah bayangan. “Kau memang terbiasa berdiam diri seperti iru setelah bangun tidur?” reflcks mengikuti arah suara, dan tercekat setlahnya, ghkicdan matanya seperti hendak melompat keluar. Kateng pun melompat turun dan bersam, Alici: segera ban yasep ina tidak ruungkin rerjadi Alicia utupi eubuhnya, selimuc uaruk mei *Siapa kau?!” Sosok yang cengah duduk di sofa dekar jendela kamamy, itu rersenyum melihat Alicia, Wajahnya tidak terlihar jelas kareng membelakangi macahati pagi di luar sana, Alicia melirik eelepon di rnakas, Berniat ingin melemparkan apa saja pada orang itu selogi ig berusaha menelepon polisi. “Kau akan mengenaliku dalam jarak dekat,” ujar suara baricon itu. Belum sempat Alicia mencapai telepon lakielaki iu lebih dul berdiri dan melangkah mendekat, Alicia kemudian mundur demi mempertahankan jarak. Sosok yang ia yakini adalah seocang laki-laki itu melangkah ke dalam cahaya pagi. Berdiam di sana. Alicia tercengang. Selimut yang menutupi dadanya lurub, Tenggorokannya sakit karena cercekat. Napasnya tertahan, Alicia menggigil arena takut dan bingung secara bersamaan, la sangit yakin jancungnya hampir berhenti. Sepasang mata berwarna biru itu mee terang untuk dilupakan. Tenang dan tajam. Dingin sckaligus langat, _ Mata yang sama dengan bayangan yang mengejar Alicia dalam mimpi, 5S oo BAYANGAN, 2 - DIKEJAR - “Goo Mungkin jika Alicia masih beernimpi, itu jauh lebih baile dari pada pinya menjadi nyata di kehidupannya, Senyata saat laki-loki itu hendak saat ini, Ketika harus menghadapi sosok bayangan di mi kembali mendekatinya. “Berhentil” cegah Alicia. Kakinya bahkan gemetar. “Aku sangat yakin bahwa kica tidak saling mengenal.” “Alen mengenalmu.” Laki-laki itu berjalan memutari tempat tidur mengarah ke tempat Alicia berdiri. “Tolong berhenti...” Alicia meminta dengan suaza_gemetar, Mengambil langkah mundur lebih banyak dan kali ini ia sempac menjangkau penggaris di atas nakas, “Atau sebenarnya kau adalah “Aku tidak berniat mencuti apa pun.” “Kala begitu kau bisa pergi sekarang!” Laki-lakiitu terkekeh. "Kau bilang tidak mengenalku, bapaimen, jika kita berkenalan agar satu masalah di antara kita selesai,” Alicia melemparkan penggaris di tangannya dan mengambi barang-barang lain yang bernasib sama. Laki-laki itu tidak berusahy menghindar malah kini terrawa seakan menikmati ketakutan Alicia “Kau memang scring lucu scperti ini?” tanyanya. “Tadi kay menanyakanku scorang pencuri atau bukan, jadi lewat mana sebaiknya aku harus keluar? Jendelamu?” “Aku tidak tahu. Tolong keluar saja lewat jalan kau mask sebelumnya.” Lakilaki ins terdiam menatap Alicia, Lalu tersenyum yang ‘mampu membuatnya sesaat tersesat. Lalu Jaksi-laki itu berjalan sani mendekati dirinya. “Bethenti di sana!” pekik Alicia, “Aku memintamu keluar, Kenapa malah mendekatileu?” “Kau menyuruhku uncuk keluar di tempat aku masuk, bukan?” aki-lake itu kini berada di hadapan Alicia. Mempertegas perbedaait tinggi mereka yang cukup jauh dan menambah perasaan rerancam Alicia berkali lipat. __“Bagaimana caranya jika kenyatzannya adalah aku dacang dat ‘mimpimu, Alicia?” lanjutnya, Alicia mengeriap. “Jangan bercanda” “Kau pasti mengi ’ (Pasti mengingacku. Kau melihae mataku di dalam mimpimu? Dia mengetahuinya, “Ta-pi itu mustahil.” Laki-laki itu seperti sudah mengira jawaban Alicia dan beralih menoleh ke arah jendela. “Kau tidak ingin siap-siap? Ini sudah memasuki jam yang akan membuatmu terlambat ke kampus.” Alicia metemas tangannya yang berkeringat. “A-ku harap kau mau pergi. Terserah bagaimana kau melakukannya.” Laki-laki itu kembali melihae Alicia, Kali ini menelitinya dari Berakhir dengan sebuah senyum kecil di sudut kepala hingga k bibienya yang Alicia tidak mengerti apa artinya. “Jangan takut padaku, Karena kau sudah membawaku ke dunia ini, maka kita akan sering bertemu sekarang,” Alicia mengeruckan kening. Apakah laki-laki ini benar-benat muncul dari mimpinya?! “Dan namaku Dami Jaki itu penuh percaya diri, “Sebagai bukti agar kau mempercayai apa yang aku katakan tadi, maka buka matamu lebar-lebar dan lihat.” . Kau harus mengingatnya.” Lanjut laki- Alicia yang memang tidak bisa berkedip menatap tanpa bergecak. Setelahnya napas Alicia seakan tertahan ketika Jaki-laki yang mengaku keluar dari mimpinya itu menghilang begicu saja. Lenyap secepat yang tidak bisa ia kira. Alicia melarikan matanya mengplilingi setiap sudut kamar, ‘Mencari keberadaan Taki-laki iu. Tapi yang ia cemukan hanya kekosonpan, Hanya ada Alicia di kamar itu. Alicia memeluk ditinya sendiri dan berlari ke kamar mandi. Mengunci pintunya secara brutal, entah untuk menahannya dari apa. Kerika Alicia masih sibuk mengatur napas, sebuah sapuan ringan di pipi sebelah kirinya. Sontak tubuhnya menegak denga terasa ot A uk spadaan. Alicia masih sendirian di sana. Tangannya Metab, kewa terkejut jika ada rasa hangar yang tertinggal. Seperti sentahan, pipi. Layaknya kecupan. Demi kewarasan, Alicia berjanji pada dirinya sendiri untuk menganggap ja Kejadian anch itu adalah mimpi, Ditinyz ma bermimpi. Titik. 2 Alicia tidak pernah cerlambat. Ia tidak akan membiarkan ditinya menjadi pusat pethatian karena itu adalah daftar tcrakhit rencara hidupnya, Ia mengambil kursi paling depan dan mulai mengeluarkan beberapa buku Ketika kelas dimulai, hanya ada beberapa orang yang duduk di depan bersamanya. Hampir semua berebut uncuk duduk di belakang agar bisa dengan mudah mengabaikan kelas, acau mengganggunya. Seperti sebuah lemparan di belakang kepala yang dirasakannya sekarang. Tak perlu menoleh, karena Alicia terlalu hafal dari siapa eangguan ini. fa tetap fokus pada bukunya ketika sesuatu terlempat Jogi mengenai kepalanya. Sebush pulpen hitam menggelinding jatuh menyentuh kakinya, i" ae ‘anya betharap Klas ini berakhi dengan cepat beta ban ance nyating mengagetkan semua orang. Berasal dit it 8 Seorang Wanita cantik berambut pirang yang renga Bisap-usap kepalanya, Wajahnya menahan sakit. “Ada apa, Anggela?” Miss Clara menurunkan kacamatanya sarnpai setengah hiding “Alice melempariku dengan buku ini!” kata Anggela menunjuk buku yang tergelerak di lantai. Miss clara berjalan melintasi kelas dan mengambil buku itu. Wajahnya mengeras dan menyodorkan agian depan buku ke wajah Angela. “Baca culisan ini!” Anggela hechenti mengusap kepalanya lalu terdiam. Pilihan yang salah karena suara Miss Clara menggelegar setelahnya. “Kau pikir bagaimana caranya Alice bisa melemparimu dengan buku milikmu sendiri?t” “Tadi_ memang dia,” ujamnya membela diri. "Aku mencoba tapi... api itu tibactiba saja berbalik dan, melemparinya denga terlempar mengenaiku... aku... aku...” “Kau mencoba melempar ini pada Alice dan dengan cara yang tidak bisa kau jelaskan benda ini berbalik terlempar ke arahmu dengan sendirinya2” Miss Clara menaikkan sebelah alis juga nada suaranya, “Alicia pasti melakukannya diam-diam dan—” “Diam!” Wanita itu kembali berteriak. “Jika kau sedang berusaha mengacaukan kelasku kau bisa keluar sekarang. Aku tidak bisa dibodohi dengan cerita tidak masuk akalmu. Jaga sikapmu jika memang masih ingin mendapatkan kursi di mata kuliahku, kaw mengerti®!" Tak tahan dengan sorot mata cajam Angela, Alicia memilih berbalik menghindar. Sudah pasti Anggela akan mencarinya setelah ini, Tapi hal anch yang dibicarakan Anggela membuat Alicia bergidik. Tidak ingin menyambungkan dengan kejadian iti sang dialaminya tadi pag Namun Alicia rersentak ae senuat menyentuh Pipi kanannya. Persis seperti tadi pag. Sckerika Alicia membeku, Ke, tangannya mencengkeram keras tepian meja Ketika suduc matanya menangkap sesuatu. Di luar kelas, persis di depan pintu, seseorang sedang bersandar santai, Kedua tangannya tenggelam di saku celana dan cengoh tersenyum ke arah alicia, Yang benar sajat Alicia mengalibkan mata ke depan, mengetjap dan kembali melirik ke ambang pintu, Damian masih di sana dengan sudut bibir menyunggingkan senyum, Membuatnya cepat mengalihkan pandangan ke depan Jika Alicia memang melihat Damian sekatang, di kampusnya, berarti kejadian tadi pagi bukanlah mimpi. Entah apa yang harus dirasakannya sekarang karena Damian tidak hanya berdiri di luar sana tapi juga memutuskan untuk melangkah masule ke dalam kelasnya Alicia hampir menjatuhkan mulutnya di atas meja karen temnganga. “Nab, Damian. Kau terlambat...” ujar Ms, Clara bersedekaps {alu mengerlingkan mata, “Tapi tidak apa-apa. Aku bisa memaklomt 9p4 pun kesibukanmu, Silakan cari tempat duduk.” nM “Terima kasi, Miss,” sshut Damian sangat manis yang membudt 1 Clara cersenyumm sambil inembenarkan letak kaca mstanya- Set ‘elurub lursi yang masih kosong di kelas itu, tent safe lan memi . . seep kus teat di sebelah Alicia, Perubahan sss eng terasa sejak laki-tale itu masuk. “Hai lagi,” sapa Damian. “Aku yakin kau masih mengingarku.” Alicia hanya diam, karena ia tidak menencang hal itu. Ia hanya tidak mengerti apa yang sebenarnys telah cerjadi. Yang diinginkannya hanyalah kehidupan biasa-biasa saja tata haruis ada kejutan seorang lakielaki asing. Dan Alicia akan mempertahankan itu. Saac kelas berakhis, ia sama sekali tidak menoleh ke arah Damian dan dengan cepat membereskan bulanya. Seperti tengah dalam bahaya Alicia berlari ke luar kelas di belakang langkah Ms. Clara, Melarikan diri adalah hal yang eepat untuknya sekarang. “Alice!” teriakan itu berbarengan dengan rambutnya yang dijambak, Langkahnya berhenti. Alicia mengerang tertahan, “Kau pikir bisa lolos begin saja dariku?!” Anggela memenuhi lorong yang dipenuhi mahasiswa itu dengan kemarahannya. Tidak rerlalu mengejutkan mengingat hal seperti ini sudah terjadi hampir setiap hari. Dengan pulasan make up tebal yang selalu dikenakannya, Anggela mendesis, “Jelaskan apa yang terjadi di kelas tadi? Kau bétani melempariku2!” “Aku... tidak melemparimu.” “Ob, benarkah... lalu kau pikir sebuah buku memiliki sayap2” Anggela mendorong Alicia ke dinding. “Jangan pikir aku segila dirimu, Alice.” “Tapi aku memang tidak melakukannya,” Alicia menahan sakit di kulic kepalanya. “Kau... yang melemparkan itu padaku....” “Memang, Dan harusnya kau tidak membalas. Aku berhak, dan ‘kau tidak.” «scbenarnytapasalahiusehinggakau begicu tidak menjuciys Ini adalah pertanyaan besar yang, selalu mengganggunya, Alicia cds, petnah merasa memiliki kesalahan pada wanita tercancik di kampys ica. Sqlahmu? Kau bertanya salchmu? Kau memiliki bangs esalehan yang cokup memberiku alasan uncuk memberima sek pelsioran. Aku tat menyukal wajah Sok fonocenr-mu ini, Karena sky taku kau hanya menggunalean itz untuk membodohi orang bin, Selain ita, aku hanya senang mengganggu wanita anch sepertima,” Tawa Anggela bergema di sepanjang lorong, yang mula sep. Dua sahabat Angela, Molly dan Debra yang sedari radi hanya memutar-mutar rambut cekikikan bergerak maju lalu memegangi kedua tangannya. Alicia panik. “Nah, sekarang biarkan aku sedikit membancumu terlihat lebih bails," Angela menunjuknya dengan jijik, “Rambutmu juga tidak berkilaw bahkan terlihat kusam tak terawat, Jadi, biarkan aku yang bail hati ini memberi sedikit bantuan untukmu.” Alicia menggelengkan kepalanya. “Jangan....” Kedua tangannya terkunci oleh Molly dan Debra. Angela mengeluarkan sebuah botol dari dalam tas. Cairan di dalamnys berwarna hijau dan ketika tutupnya terbuka, menyeruakkan bau yang menyengat, a “Angela. baillah. Aku akan meminta maaf Tapi colons chenti,” ucap Alicia menahan tangis. Angela memegang borol itu dengan telunjuk daa iba jet: Sedan, kan tangan sebelahnya menutup hidung untuk menghala# bau tajam yang dikeluarkan botel itu. Wanita itu menyeringai “Permintaan maafmu tidak berguna, bodoh.” Alicia menucup mara dan menahan napas. Bersiap menunggu cairan itu membasahi rambutnya. Namun yang ada justru pekikan histeris Angela “Sialan!” pckik Anggcla Alicia membuka mata, bersamiaan dengan kedua tangannya yang tetbebas. Molly dan Debra saling bertetiak, mencoba membancu Angela yang kini berantakan karcna cairan hijau tadi. Wanira yang sangat_ menjunjung tinggi penampilannya tersebut histeris memegangi rambutnya yang lengket dan berbau, “Ini belum berakhir, Alice!” teriak Angela lalu pergi dengan menghentakkan kaki penuh kekesalan Alicia tidak tahu apa yang sudah terjadi. Sebelum sasok Damian keluar dari samping loker tidak jauh dari sana, la sudah hendak memungut tasnya yang jaruh di lancai ketika Damian lebih cepat mengambilnya. “Berikan padaku,” ucap Alicia. *Sama-sama,” jawab Damian dan mengalungkan tas Alicia di bahunya, “Aku akan mengantarmu pulang.” “Tidak” Alicia berusaha mengambil tasnya tapi Damian menghindar. “Kenapa? Bukankah kita sudah saling mengenal?” Alicia mulai merasakan jika keduanya diperhatikan oleh orang- ‘orang di Jorong itu, “Aku masih tidak mengenalmu.” “Tapi kau sudah tahu namaku.” *Mengenal bukan hanya soal itu,” Alicia mentinduldy, srajahnya. “Berikan task” Kali ini Alicia bisa merebut tas itu dari Damian, Atay r benar adalah Damian membiarkan Alicia mengambilnya. Tayp, smembiaskan lak-lakl icu keenbali bicara, Alicia pergi dari sana tanp, ingin melthat kembali ke belakang, “Ada apa dengan laki-laki itu? ” sumam Alicia tanpa sadar. 2 Setelah menutup rapat jendela, hingga memastikannya sampai dua ali babwa iru verkunci, barulah Alicia naik ke atas tempat tidurnya, Tidak banyak rutinitas yang harus ia lakukan selain membaca novel romance kesukaannya, Cara yang Alicia lakukan akhir-akhir ini dan berharap tidak harus bermimpi. Setidaknya ia berusaha, walau sebenarnya tidak bethasil. Ketika ia sedang tenggelam dalam cerita, sebuah sapuan hangat di pipi sebelah kiti menyentak Alicia. Itu jelas bukaa angin, karena kali ini rasanya begitu jelas seperti kecupan. te Dan tidak ada seorang pun di kamarnya saat ini membuat licia ketakutan. [a menarik selimut Incnutupi kepala dan menutuP matanya rapat-rapat, Hal yang terus dilakukannya hinggs ‘2nP* disadarinya Kantuk menatiknya teclelap. wa ns kakinya terasa berat melangkah. Kepalanya seolt om indangannya gelap dan ranting-ranting tajam menam innya untuk berlari. Ya, Alicia memang, berlari. Ia harus #°°™% berlari, Masih tidak jelas alasannya apa namun ia merasa harus melakukannya Alicia jatub terjerembap karena terkait ranting besar. Lututnya cergores dan berdarah. [a meraih semak-semak dan mencoba untuk berdiri, Bayangan hitam di belakangnya semakin mendekat. Alicia tidak bisa lagi berlari, Bukan karena kakinya terluka, itu bahkan tidak terasa sakit. Tapi karena sepasang mata berwarna biru dari bayangan itu kini tidak menakutkan baginya. Bayangan itu membungkuk di hadapannya. Alicia mencoba meraih uluran tangan bayangan ita namun tiba-tiba cubuhnya jusera terjatuh ke jurang. Ia ingin berteriak, tapi tidak ada suara yang keluar, Tubuhnya terperosok jaruh semakin cepat, Sckelilingnya semakin gelap, Alicia menendang-nendang angin. Ia sudah berpikit akan mati. Lalu sebuah kehangatan menyelubungi tubuhnya. Bayangan tai memeluknya, Tubuhnya tidak lagi melayang jatuh. Yang dirasakan Alicia hanyalah kedamaian dan rasa aman, Seolah tidak ada lagi yang harus Alicia cakutkan, Bersama itu sebuah suara laki- laki sayup-sayup melenakannya. “Aku menangkapran, Alicia ame BAYANG AN,3 - DISERANG - Saat bias cahaya matahari pagi membangunkan Alicia, ia menyadari fika iru adalah cidur paling nyenyak yang pernah iarasakan. Kepalanya terasa enteng, dan rububnya terasa hangat. Sepertinya ia akan membuat roti panggang untuk membuat paginya lebih sempurna. Ketika ingin rurun dari cempar tidus, Alicia baru menyadari seuatu yang berar menahan perutnya. la sontak menunduk, menemukan tangan seseorang di atas sclimut yang sedang memeluknya. Alicia terpekik seraya bangkit dan langsung mengenali siapa yang berbaring di sana, “Kaul” Alicia menekan punggungnya ke dinding, berharap itu bisa membawanya menjaub. “Aps lagi yang kau lakukan di sini?” Jiackan tubuhnya sebelum menjawab dengan Damian mengge! lalu_menumpukan tangan di ata, “Menemanimu tidur,” “Kau sangat berisik, jadi aku memelukmu, bantal. “ “Ada apa sebenarnya denganmu?” Alicia mengumpulkan alal sehatnya sendiri, “Kau tidak bisa memasuki rumah orang lain seenaknya. Apalagi jika kau tidak diizinkan.” Damian bangun dari posisinya. “Tenanglah,” lalu berditi mendekati Alicia. Tapi Alicia mundur selangkah, menampilkan ketidaksukaan terhadap keberadaan laki-laki itu, Damian menyadari itu, dan mengangkat bahunya. “Aku hanya tidak punya tujuan lain selain ke sini.” “Aku alsan memanggil polisi,” ujar Alicia mencoba tidak berlari ke arah pintu, tapi Damian dengan cepat menghalanginya. “Kau tidak akan melakukannya,” ucap Damian percaya diri. “Ke-napa tidak?” “Kau mengatakan ieu hanya untuk menakutiku. Agar aku keluar dari rumah ini, Meski itu benar, Alicia tidak ingin mengakuinya. “A-ku tetap akan memanggil polisi, Kecuali kau bisa menjelaskan siapa dirimu Yang sesungguhnya dan keluar dari sini,” Talt-laki itu tetsenyum. “Jadi kau penasaran?” Suli i ulit uncule tidak, bukan? Ja takut dengan sosok asing Damian, ‘Sus Penaaran slapa laki-lali itu, “Sebenarnya siapa dirimu?” “Aku sudah ‘mengatakannya kemarin.” “Apakah...” Alicia berhati-hari mengatakan ini, “Kau benar- benar darang dari mimpiku?” Damian menahan suducbibirnyaberkedut. Dan menganggukkan kepala. “Kau adalah bayangan hitam di dalam mimpiku yang menjadi nyat?” Alicia tidak mempercayai kata-kata itu keluar dari mulutnya, tapi memang benar ia ucapkan. “Ba-gaimana bisa? Iu mustahil.” “Kernustahilan adalah sesuatu yang sudah tidak berlaku lagi untuk saat ini.” Damian mengangkar ujung jari telunjuknya ke arah ‘Alicia, Awalnya tidak ada yang terjadi, tapi tiba-tiba Alicia merasakan sebuah sapuan ringan di dahinya sampai anak rambutnya melayang. Seperti seseorang tengah menyencuhnya. Alicia terbelalak. “Jadi. di pipiku?” perbuatanmu? Sentuhan-seneuhan Damian terlihat merasa bersalah tapi juga tidak. “Alu harap iru tidek cerlalu menakutimu,” ‘Alicia tidak tahu respons seperti apa yang harus ia cunjukkan. Sebelum ia mempercayai hal tidak masuk akal yang Damian ucapkan, ia betlari keluar kamar dan menyambar telepon secepat yang ia bisa. Ja tidak ingin melakukan ini capi Alicia ddak akan membiarkan dirinya menjadi gila. “Halo.” belum sempat sahutan dari nomor polisi_ yang dihubunginya, suara dengung panjang terdengar. Menandalan telepon itu rerputus, Alicia mencoba menclepon lagi, namun telepon tumahnya justru mati. “Alicia,” suara itu dacang dari Damian yang menyusulnys turun ke ruang tamu. “Sebaiknya kita bicarakan ini hanya berdua, Tanp, melibarkan orang lain.” «tpi ulahmu?” Alicia menunjuk teleponnya. Dan Damian hany, mmengangkat bah tapi Alicia yakin feu artinya iya. “Apa kau sadus?” Alicia meletakkan telepon scmbarangan day uhi Damian sebisa mungkin di ruang tamunya yang mundur menja “Kau orang asing dan sulit untuklu tidak takue sederhana itu. padamu, Bagaimana bisa kau ingin aku mempercayai perkataanmu?" “Bonar. Kau jelas benas, Alicia. ‘Tapi,” kalimat Damian terhent bersama dengan tubuh laki-laki itu yang juga menegang. “Alicia, mendekat padaku sekarang,” “Astaga.” Alicia mencengkeram rambutnya sendiri. “Aku benar- benar tidak tahu harus menghadapimu bagaimana. Hanya satu bal sederhana yang aku minta. Tolong, pergi dari sini.” “Alicia, dengarkan aku.” Damian bicara sangat hati-hati. Pelan tapi masih bisa dicapai pendengarannya. “Berjalan ke arahku. Sckarang.” ___ “Maal, aku tidak bisa mempercayaimu,” Alicia berjalan ke arth pinta, memutar kuncinya dua kali. “Kau harus pergi dari rumahku, se handle pincu. “Dan jangan menganggap kita...” Kalimat fertelan karena tubuhnya ditarik Damian dalam pelukan dati belakang, bersamaan dengan pintu depan rumahnya terbuka. weg a sue berencana hendak menggigic tang" awa dingin dari luar menerpa wajahay? Memfola vskan matanya pada satu sosok besar di luar sana YB sedang berdiri menatap Alicia, Menatap mereka, “Iu adalah iblis,” kata Damian di samping tclinganya. Lalu sosok ina terlihat menggeram. Mengeluarkan asap hitam dari wbuhiya dan dengan cepat berkelebat mendatangi pintu curnah Alicia. Alicia didorong ke dalam rumah, sedangkan Damian melompat ke arah lua. Mengadang iblis ieu dengan cangan terkepal. Dengan ayunan pukulan itu, Damian melewadi bagian cengah tubuh iblis dan kkan sampai membuatnya terbelah menjadi dua. Terdengar me ke tempamnya berdiri, baguimana bagian wubuh iblis ieu jacuh ke atas tanah dengan cairan hitam yang keluar sangat banyak, Rupanya, itu bukan satu-sacunya iblis di sana. Dua sosok serupa datang dari bawah tanah. Hal iru membuat Alicia tercckat, dan tidak sadar jika ia sudah menahan napas sejak tadi. “Damian!” teriaknya, Damian segera berlari menuju rumabnya. Persis saac dua iblis tadi bergerak, saat itu pula Damian menutup pintu rumahnya. Bukan hanya itu, sebuah lapisan biru keluar dari tangan Damian. ‘Menyelimuti pincu persegi kemudian menycbas ke seluruh rumahnya. Rongrongan mengerikan terdengar dari luar, Seperti binatang buas yang baru kali ini Alicia dengar begitu jelas. Tidak ada yang bicara, malah tidak ada yang bergerak baik Damian ataupun Alicia, Keduanya mendengarkan suata raungan marah dari luar dalam diam. Hingga suara itu perlahan menjauh, sampai lenyap dan mereka yakin jika para iblis iu sudah pergi. Barulah Damian berbalik menghadap Alicia. “Kau rentunya baik-baik saja, bukan?” tanya Damian Alicia tidak rah apakah ia baik-baik saja serelah melihat hal gila barusan, ska past yoke? Daran mengambilkannys sels, a “aduklal” werk) sud duduk, Alicia tetap Mera tepang, Kody vanyanya mena dalm alan kat, Dahinys erheringa, ug vevanya take berkeips aku jk sewaku-waktu kejadian di jy sal sehatnya dan juga menyeramkan seperti tadi kembaliterjadi, Damian meletakkan gelas di hadapan Alicia. ‘Tampa per mengangkat kepala pun Alicia tahu benar laki-laki itu tengah menatapnya. “Alicia.” Damian menyelimutinya dengan blanket abu-abu, lau mengambil duduk di sebelahnya. Tidak terlalu dekat, tepar di sisi lain sofa. “Alicia, apa kau mendengarku2” Alicia menoleh ke arah Damian, lalu ke arah pincu. Pikirannya mencerna, Dan setelahnya ia menucup wajahnya dengan tangan, Alicia menangis. Tertunduk memeluk dirinya sendiri Mengeluarkan desakan berbagai macam emosi di dadanya. Mulai dari takut dan juga bingung, Antara ingin percaya dan tidak. Melihat Alicia menangis, Damian mengepalkan kedua tangannya di atas Jucut. Dia cidak bisa berbuat apa-apa, selain mengangkat ‘angannya ke udara, mengusap puncak kepala Alicia dari jauh. th “Pad! kaw benar-benat.,. bayangan?” HRrnraa 4 ‘ berwame fines tu divcapkannya pada sore ketika matahsti 88% Alicia membuang wakew scharian di kemara memaikickan segala hal yang mampu dipahami kepalanya. Mencati celah kemungkinan jika ini hanya lelucon, Bahwa bisa saja ia tengah dikerjai atau semacaminya. Tupi kemudian kilasan penyerangan iblis yang disaksikan oleh Alicia kembali darang. Mengacaukan keyakinannya jika memang semua ita nyata. Sekarang Alicia duduk di sofa ruang tamu, sedangkan Damian duduk di seberangnya. Laki-laki itu tidak keberaran menunggunya. "va, aku adalah bayangan.” “Jadi seperti apa ‘bayangan’ icu? Apa yang dilakulannya?” Damian duduk bersandar dengan ratapan lurus yang sejak tadi mengikat Alicia. “Kau petcaya keberadaan Malailcac dan Tblis2” Alicia sudah sampai pada titik di mana ia tidak bisa mempercayai ancara apa yang dilihat dan apa yang dipikirkannya, Damian dan kehadiran sosok mengerikan di pineu rumahnya menjadi bukti nyata hal tidak masuk akal memang benar adanya. “Malaikat dan iblis merupakan cerita yang sudah ada sejak dulu. Mereka ada pada setiap ajaran di bumi, Malaikae diceritakan bertempar di atas langit sedangkan iblis memilili tempat di antara garis langic dan bumi. Walaupun begitu, para malaiker dileraleean lebih tinggi derajataya dari pada iblis, Mereka memiliki tempat kuasanya masing-masing di aras sana untuk menjalankan tugas mereka. Malaikar bertanggung jawab akan ketenceraman hidup para kalangan bawah, sedangkan iblis bereanggung jawab untuk membuat kerusakan. Meskipun malaikat dan iblis sangat bertolak belakang, famun sebuah perjanjian kuno mengacur jika mereka tidak akan Mengusik ketenangan kaum masing-masing. Tbarat kerajaan, Mataikae dan This berada pada dua wilavah Kerajaon yang bere, Mengatur pemerintahanny: jan menjalankan tugasnya,.” fengatur a “aku ingin bertanya.” sela Alicia. Sed ikit kikuk, yang membn ‘ sadut bibir Damian berkedat pada situasi yang kurang tepat “Apa” “Kenapa harus ada Iblis jika memang Malaikar memiliti keknasaan untuk menghentikan mereka, Dengan begitu tidak ada kejahatan lagi di duni Kebaikan ada jika mereka juga tahu arti sebuah kejahatan. Perdamaian terjadi jika “Karena dunia membutuhkan keseimbanga hanya mereka cahu akibar dari scbuah peperangan. Percayalah, kau tak akan menyukai dunia yang hanya berisi kebaikan, Lagipula, ibis berguna untuk memfungsikan Surga dan Neraka.” Damian mencondongkan cububnya ke depan, Membuat Alicia dapat melihat pantulan sinar matanya yang terang itu seolah ia sedang menceritakan dongeng pengantar ridur untuknya “Semuanya benubah menjadi buruk, ketika para iblis memilh untuk memberontak dan mematahkan perjanjian, Mereka mencoba mengambil alih kekuasaan cercinggi dari para Malaikat. Sejak sear itu, Thlis- mengumpulkan Kkaumnya untuk bersama-sama memberontak dari aturan, Mencoba menjadi penguasa dunia dengan ‘enghancurkan kalangan bawah serta kaum malaifarsekaligus” “Kalangan bawah?” “Kami menyebut manug idak ada alasan lchusus. It larenakedudulean mercks ia dengan scbutan kalangan bawsh- 4 hanya menyangkue filesofinya sj bawah langie.” “Lalu? Di mana letak kaum bayangan sepectimu?” Damian hanya tersenyum dan menunduk sesaat, sebelum matanya kembali pada Alicia. “Kami tidak memiliki at h “Takdir im Ibliy merupakan seb Menjadi kaum Malaikat dan ka yang sudah digariskan sebelumnya, Tidak senma peaghuni dapat langsung memiliki takdirnya sejak ia tercipta, Ada sebuah metode yang digunakan untuk meng termasuk dalam kaum Malai kaum Iblis. Hingga masa memucuskan kumpulan penghuni yang, belum memiliki takdir itu dikelompokkan menjadi sebuah kaum yang disebut kaum Bayangan.” i scorang penghuni apakah ia ¢ ataukah harus bergabung dengan “Kami adalah kaum yang diberikan kesempatan membuktikan diri untuk menentukan takdir, Para bayangan ditugaskan untuk mengabdikan diri mereka kepada para Malaikat. Menjadi penjaga t, Dengan cara itulah araupun tameng untuk para malai bayangan sepertiku dapac menencukan takdir dengan membultikan pengabdiannya.” "Setiap bayangan yang sudah selesai mengabdi, akan direntukan takdisnya scbagai Malaikat, tapi jtka gagal, maka akan dimasukkan kedalam golongan Iblis.” Damian bethenti, terlihac sedang mengamati reaksi Alicia yang cuma diam mendengarkan. Sebenarnya Alicia tidak diam. Alicia hanya mencoba meyakinkan diri jika ia tidak sedang berada dalam sebuah skenario film atau jebakan yang dilakukan olch seseorang. Semua yang dikatakan Damian hampir tidak masuk akal, Malailat? Iblis? Bayangan yang mengabdi? “Jadi... kau sedang melakukan pengabdian? Semacam itu?” yj, Semacam itu,” Damian berhenti menatapnya segaay 4 ys + dag, smengusap belakang kepala. ainkan ujung bajunya dengan jari. “Tepima Alicia mem untuk yang tadi.” “Trak masalah,” sahue Damian semringah. “Kau hanya pedly smenyiapkan saw kamar untuk “Ap: tinggal di sini, bukan?” 2° Alicia menegakkan tubuhnya. "Kau tidak berencany “feu bukan rencana,” Damian kembali bersandar dengan tangen terentang di punggung sola. “Aku memang ingin tinggal di sin betsamamu.” “Kau tidak bisa.” icia.” Damian kembali mengangkat tangannya dari scberang sofa. Yang kemudian dirasakan Alicia ada seneuhan di acas bibisnya, menutup muluenya dan menghentikan kalimatnya. Damian tersenyum. “Mulai saat ini aku akan jadi bayanganmu. Mengikuti ke mana pun kau pergi, ‘Termasuk di dalamaya melindungimu.” Sentuhan yang Alicia rasakan di bibimnya bergeset ke dagu. “Dan semua itu bisa kulakuukan jika berada di dekarmu dua puluh empat jam penuh,” Dan Alicia tidak bisa menyangkal segala ucapan. Damian. BAYANGAN, 4 AWA QoS Dua puluh empat jam. Tru yang dikatakan Damian kemarin dan hari ini laki-lakt iw sudah membuktikannya, Bukan hanya di rumah, Damian juga mengikutinya saat di kampus. Dan setiap orang yang berpapasan dengan Damian seolah tidak tahan untuk tidak menyapa. Tidak terdengar menggangeu. Berbeda dengan Alice yang metasa tidak nyaman karena perlahan seluruh perhatian seolah terruju padanya, “Apakah ini juga ulahmu? Membuar semua orang tiba-tiba mengenalmu dalam wakru singka@” tanyanya ketika baru tiba di kelas, Damian mengikutinya duduk di samping Alicia. “Ya, alcu memanipulasi sebagian ingatan mereka agar mereka mengenaliku.” a eee iba lebil agi dan ea cat medab miertbicatakan jg : ini “Kau bisa melakukan ia?” Damian mengangguk. ‘Aku memasuki pikiran mere, an baru tentang menanamkan ing ipa aku di kepala merely, Sangat mudah, Alicia mengerikan,” Alicia mengatakan itu pelan, "Ap, “Tru terde kan juga akan memasuki pikiranku!” jan melihatnya lebih lama sebelum menjasah “Mungkin,” Dat Fika saja aku bist melakukannya, maka pertenman kita tidak akan sesulit kemarin.” “Kenapa kaw tidak bisa?” Alicia ketagihian bertanya, Ia hanya betharap kelas tidak d intormasi. ulai tetlalu cepae dan masih bisa menggal “Entahlah,” Damian menatap. ke’ depiin sambil meregangkan ng terlihat Kecill di-tubuhnya. yang tinggi ih ya di kus! in agar semua yang akan terjadi di antara kita menja menarik.” "Seberapa besar kekuaranmu itu?” “Karena ini pengalaman pertamamu bersama bayangen, beri tahu pun kau tidak akan punya perband Yang jeks . Jangan khawatie” kemampuanku akan membuatmu ai 7 Damian benar dan pertanyaan Alicia hanya pelampiasan aka” hal-hal tidak masuk akal yang dlialaminya dari semalam. "Kena iblis-iblsicu mengincarku?” “Untuk menggagal oll : an pengabdianku, Jika iru cerjadi aku ak" ‘menjadi salah satu dari mereka,” Alicia mengangguk-ngangeukkan kepalanya. "Kalau begicu kau haus berhasil.” “Jadi sekarang kau mengkhawatirkanku?” Alicia menggeleng. “Agar kau bisa segera mendapatkan takdirmu.” Danian menoleh, menatap Alicia lalu tertawa, “Aku tahu, kau juga ingin segera kembali ke kehidupan lamarnu, bukan?” ‘Alicia tidak memikirkan itu sebelumnya, Tapi ketika Damian mengatakannya ta langsung mengangguk. “Tentu saja.” “Bagaimana jika kau justru-menyukai kehidupan barumu setelah ada aku?” “Alicia hanya diam. Tidak memiliki jawaban dan bersyukur kelas sudah dimulai. Hart ini Alicia hanya memiliki satu kelas. Biasanya dia akan langsung pulang dan bermalas-malasan di sofa sambil membaca buku, Namun sekarang hal itu sudah tidak mungkin dilakukanoya lagi, Terlalu banyale hal berubah dalam wake yang sangat singkar, dan itu disebabkan olch satu orang, Memikirkan laki-laki ies membuat Alicia canpa sadar menoleh dan menemukan Damian memperhatikannya. “Apa?” “Tidak ada,” Damian mengulas senyum. “Aku sedang mengamati perubahan wajahmu. Apa yang sedang kau pilirkan?” “Tidak ada. Aku hanya—" “Hai, Damian.” Suara manja yang sudah terkenal di penjuru ampus memotong kalimat Alicia. “Aku tidak membawa mobil hari ini, maukah kau mengantarkanku pulang?” Anggela terkenal sangat pandai merayu. Dengan ase yang dinlikinya rasa * kecartikay a hampir tidak mungkin ada laki taki ya remap menoakny. Kaburya, Angela suduh engerca sem lakilaki di kampus. adi aku melihac mobilmu di pad “Tapi an, Angela,” yj folly dengan wajah lugu. Anggela kingstung memandang temanry, iru dengan tatapan memperingatkan. “Maksudku, mobifku mogok,” Angela duduk di atas meja Damian. “Aku tak mungkin pulang berjalan kaki, Apalagi naik bus? Anggela mliriknya. “Aku tidak akan bisa membaur dengan mera yang menaiki rongsokan penuh kuman ieu.” Sangat jeas siapa yang tengah dirnaksud oleh Anggela “Kau mendaduki tasku,” sahut Damian mendorong Angels turun dari meja Wanita itu terhuyung kaget namun berhasil menguasai diriaya kembali. “Jadi, kau mau mengantarku pulang? Aku punya sesuau yang menarik untukmu di rumah.” Kali ini ja meraih bahu Damian dan mengusapnya, menggoda. "Sayang sekali, aku tidak bisa,” ujar Damian. Kedua mata lentik Anggela mengerjap. “Kenapa.. tidak?” Beberapa siswa yang masih di kelas menoleh mendapati seori"6 anita pirang paling populer sedang dirolak mentah-ment- Pemandangan yang tidak akan mereka dapatkan setiap hari "Ka" ast acdang bercanda, bukan?” wane “ memang tidak bisa_mengantarmy. Karena oo senshi 8 Dersama Alicia. Kebetulan kami akan naik bis rangsoe tuman. Jat sepertinya kau cidakc bisa bergabung. Maal eo Alicia hampir tertawa, namun ia berhasil menggigit lidahaya sendiri. Melihat Anggela yang melongo scolah tidak pereaya dengan jawaban Damian itu sungguh lucu, Apalagi wajah merahnya yang kemudian menatap Alicia tidak terima. Sudah jelas wanira ica semakin membencinya Anggela yang kesal berderap pergi dengan menghentakkan kali ke luar kelas. “Kau menolaknya?” tanya Alicia, Sembari membereskan barang- barangnya. “Tidak ada yang pernah melakukan itu sebelumnya.” “Dia bukan orang yang harus aku jaga,” sahut Damian saae mereka berjalan bersisian keluar kelas Mendengar iru Alicia diam-diam tersenyum dan cidak lagi memperhatikan sckitar yang sibuk memandangi keduanya, Rasanya sangat anch, mendapati dirinya memiliki teman berjalan seperti sekarang, Alicia terbiasa sendirian. Tapi termyata, memiliki teman tidak terlalu buruk. Ketika mereka melewati parkiran, sebuah teriakan melengking menghentikan Jangkah Alicia dan Damian. Keduanya saling bertatapan, sekadar memastikan jika mereka mendengar suara itu. “Sepertinya ada seseorang,” ujar Alicia. “Bagaimana kalau kira memeriksanya2” Datnian hanya -mengangkat babu, tidak terfalu mempermasalahkan dan mengikuti Alicia menuju tempat teriakan itu berasal, Setelah melewati pintu teralis, mercka dikejutkan oleh tiga lakiclaki yang tengah memojokkan seorang wanita. “Bethenti!” teriak Alicia seraya mendckat. Ja tidak sempat memikirkan, seberapa berbahaya tindakannya iu karena dilakukan icks. Hal itu membuat ketiga laki-laki di sana memay, Ly CS. ing dengan ret Jalu menyeringai Alicia dari kepala sampai Kaki, mendapac tambahan” kata salah say ly Cay ama Kalau kay “Sepertinya kita mereka yang botak dan bertato bergabung bersama kami? Jangan takut, aku akan bersikap. lembug 2 di Ieher. “Bag: padamu.” Lakislaki botak itusudah akan menggapainyaseolah menemykay mmakanan ketika tengah kelaparan. Namun sebuah suara lain tepat ¢j belakang tubuh Alicia mengejutkan semua orang. yang ini,” ucap Damian melingkaskan “Tentu bukan gad tangannya di bahu Alicia. Laki-faki botak itu berbalik menarap ceman-temannya yang sedang mengurung wanita tadi lalu tertawa, “Lihat, siapa yang mencoba menjadi pahlawan di sini.” “Lepaskan gadis itu,” ucap Alicia ingin maju namun Damian menahan bahunya. “Aku tidak perlu melakukan apa yang kau minca, Wanita ini milik kami dan kau sebaiknya tidak membawa dirimu ke dalam masalahnya, Aku yakin kau tidak menginginkan itu terjadi.” “Aku akan menclepon polisi. Sebaiknya kalian segera pergi ancam Alicia. Damian memutar mara, “Apa kau memang hanya memiliki ancaman menyedihkan seperti itu?" 7 Ai meletakkan telunjuknya di bibir menyuruh Damian diat* Yang hanya membuar laki-laki itu tertawa, Scketika seringaian menghilang di wajah $i Botak dan memandang Alicia keras dengan cangan etkepal. “Kau tidak akan bisa melakukan itu!” Alicia merogoh tas dan mengeluarkan ponselnya. “Libac, aku punya ini, Jadi cepat kalian pergi.” Alicia bisa mendengar kekehan geli dari punggungnya dan itu berasal dari Damian. Namun fokusnya tetap ke depan, ketika ketiga loki-laki itu berkumpul maju mendckatinya, Memandangnya geram. “Kau centu tidak alan bisa melakuekannya jika kau tidak keluar dari parkiran dengan sclamat. Aku bisa membuaernn lupa hanya dengan mematahkan sedikit dari tulang-rulang rapuh di tubwhmu ieu.” ‘Alicia berusaba terlihar cangguh meski tubuhnya gemetar. “Kau akan membuat hukumanmu bertambah dengan melakukan iu. A-ka akan segera menelepon, Kalian harusnya takut sckarang, Karena-” Kilimac iu tidak terselesaikan karena Damian sudah menutup mulutnyaterlebih dulu. Laki-laki itu berdiri merapat, bampir terlihae memeluknya dari belakang, “Aku tahu wanita ini kadang bisa sangat berisik jika ta mau,” ujar Damian. “Kau tidak perlu kat campur!” “Sebenarnya aku juga tidak ingin,” ujar Damian seraya melitik Alicia. “Tapi berhubung wanita ini berarti besar bagiku dan ia sedang mencoba menantang kalian, mungkin aku harus melakukan sesuatu.” Damian membawa Alicia mundur sacu langkah lalu berbisik. “Bawa wanita itu perpi dari sini.” Setelah mengatakan itu Damian ‘maju menghadapi ketiga laki-lakd tersebut. Meski kalimat Damian barusan sangat manis, namun pada situasi itu Alicia dengan cepat segera menghampiri si wanita yang seluruh tubuhnya gemetat. kau bai atk sia?” Meski matany2 sembap dan basa fy air mata, wanita itt mengangguk sebagai jawaban. Alicia membie, vvanita ew keluar parkiran ket tarapan jatuh pada Damian Damian berhadapan dengan tiga laki-laki yang sepertinya sudah siap memukulinya. Namun saat serangan pertama datang, ia bis, dengan mudah menghindar, tanpa kesulitan sedikit pun. Seolah kepalan keras dari berbagal arah itu tidak berbahaya, tidak ada apy. apanya. Damian terus menghindar, menendang tulang kaki salah catu dari mereka hingga tersungkur. Begitu pula dengan dua yang lain, Menghindari setiap serangan dengan mudah layaknya sedang menari,Jalu menghempaskan mercka ke tanah sekaligus. Bahkan kedua tangan Damian masih tenggelam di saku, saat ketiga laki-laki bertubuh besar itu terkapar dengan wajah yang babak belur. Alicia sudah membawa wanita iru menjauh, Duduk di undakan tangga dekat gerbang. Memberikannya minum bersama isak yang berangsur reda. Perlahan Alicia menyeka keringat di wajah wanita icu dengan tisu. “Te-terima kasih,” ueap wanita ita takut-takuc, Hampir sai2 Alicia mengira waniea itu tidak bisa bicara. “Tidak peslu. ‘Siapa pun yang melihat itu pasti akan me polongmu.” “Aku Sheila. Ini hari keduaku.” “Aku Alicia, Pancas aku baru melihatmu,” Walaupun sebenstny? fidak rerlalu seting memperhatikan orang. “Di man fumahmu?” Sheila menyebuekan alamat tempat tinggalnya dan Alicia rerkejut. "Sungguh kaw tinggal di sana? Itu tcpat berada di sebelah rumahku!” “Benarkah?” Sheila menatapnya dengan mata berbinar, “Aku bar pindah ke sana beberapa hari yang lalu. Awalnya aku caleur tidak bisa menikemati tempat tinggal baruku. Tapi sekatang aku sangat lega Karena kau yang menjadi tecanggaku.” ‘Alicia sangat tertucup bukan hanya di kampus, tapi juga di ‘rumah. Ja hanya mengenal Mrs. Jansen di seberang rumahnya karena sering sekali memberikannya makanan. ““Kurasa kira akan jadi teran yang cocok, Maukah katt berteman dengank, Alicia? Aku sama sehali tidak memiliki ternan di sin” Mangkin memiliki teman tidaklah bur. Berinteraksi dengan orang Iain cukup menyenangkan ternyaca, seperti yang ia lakcukan dengan Damian, “Tencu saja. Kira akan jadi teman yang bail.” Sheila tidak bisa menutupi wajahnya yang gembira itu, Ketakutan yang tadi Alicia lihat sudah lenyap, digantikan senyum manisnya yang lebat. Tidak lama setelahnya Damian datang dengan dua tangan tenggelam di saku, Menatap lurus ke arah Alicia, “Bagaimana?” tanya Damian pada Alicia. “Dia sudah tenang,” “Alu menanyalan keadaanmu, Alicia?” Lanjut Damian. Alicia mengerutkan kening. “Aku baik-baik saja.” Mendengar iru Damian terlihat puas. Lalu barulah mengalihkan petharian pada Sheila, kemudian menatap Alicia dengan alis terangkat satu. Damian, ini Sheila Dia baru dua hari di sini, Alivia berpindg amian. h an Damian, “Nah, Sheila, Dia Damian.” sejenak Aig, mengenalk tu sebagai apa. Tidak im bingungharuis mengenalkan bal vy mengaiakan Damian adalah bayangan. “Dia juga mahasoga 4 kampus ini.” Sheila memperkenalkan ditinya sama seperti tadi wanita iy Lakukan padanya. Damian menanggapi dengan anggukan dap memilih diam. ang menarik. Sheila tinggal di sebelah “Damian, kau tabu apa ee rumahku.” laki-laki itu memaksa Sheila Tidak ada keterkejuran di sejak tadi, Alic hanya mempertahankan diamny. untuk pulang bersama, Mercka menaiki bus dan di sepanjang perjalanan Alicia dan Sheila cerlibar obrolan yang sera, Keduanya seperti sudah mengenal lama, dan baru saja dipertemukan kembal, Ketika berpisah di pekarangan dan masuk ke dalam tumahny3. barulah ia mendengar suara Damian. “Aku meninggalkanmu lima menit dan kau sudah memiliki teman akrab, Kt pa sebelumnya kat tidak punya ceman?” Alicia melerakkan tasnya begitu saja di sofa, dan menuju dap" meogambil segelas air. “Karena aku tidak begitu tertarik denga™ Pertemanan,” sahutnya dalam jarak yang masih bisa didengé? Damian, “Aku cidak terlalu suka diperhatikan.” 4 fen henapa kau bisa berteman dengan Sheila dalam hiewns! ck?" Damian duduk di sofa panjang dan Alicia di sofaseberangr’* ge Alicia bersandat. Tangannya menggengeam §** + thu melihar Sheila seperti sedang melihat dirikus sendici AMY » tahu rasanya tersudut seperti itu. Aku hanya bertindak mengikuti yang kepalaku katakan, Dan siapa sangka dia cinygal di sebelah rumahku, Kenyataan dia menyenangkan diajak ngobrol kurasa juga bonus, Aku cidak thu bagaimana harusnya percemanan yang baik itu, Tadi bahkan aku sempac bingung bagaimana harus merespons perkataannya. Tapi aku sedikic belajar saat menghaclapimu.” Damian menatapaya lurus tanpa berkedip. Laki-laki iew juga bersandan, tapi kakinya terangkat satu dan berrumpu pada yang lainnya. Alicia akan pereaya jika ada yang mengatakan Damian memang memesona, Tidak heran jika Damian sclalu menarik peshadian Anggela dan orang-otang di kampus. “Kau cahu, itu adalah kalimat terpanjangmu yang pernah aku harus sering dengar” ujar Damian memberinya senyuman. “Ka mengeluarkan pendapatmu sendiri. Ita bukan hal yang dilarang, Kau bethak bicara.” “Aku tabu,” “Baguslah sekarang kau tidak hanya tahu tapi juga melkukanny2.” “Bagaimana keadaan orang-orang itu?” *Cukup baik uncuk dikarakan tidak mati. Alicia rersentak, “Apa yang kau lakukan?” “Hei tenanglah. Aku bilang mereka tidak mati, Itu artinya mereka baik-baike saja. Mungkin hanya memar.” Damian merenggangkan tububnya di sofa sambil mengueck mata. “Ngomong-ngomaong, di Mana orang tuamu?” relutn ack yang, menanyan Unk sebelmaye pada Aj Farena sida tah dari beta Ai koran tertang opty, Sebagian lapi | . ang rewas dl tempat, sebap an lagi karena tidak ‘aly kecelakaan y ini pedi Aticlamenclan tudahnya. "Mereka sudah rmeningal, Ay cing sendvian di sini, Ini purmab warisan rnereka. Damian tidak bergeming, namun tangannya terkepal disusul raha lak-lai itu yang, mengetas. "Aku curut berdu ka, Alicia” © Pidak masalah, Lagipula ita kejadiannya sudab lama, Aky sudah baik-buik saja sekarang,” “Aku bisa meliharnya. Kau cumbuh der sangat baik,” Scsaat, tertinggal hening di antara mereka. Yang tidak tergesa untuk dipecahkan oleh keduanya. Alicia menatap bibir gelas alu berkata, “'Terima kasih, Damian.” “Untuk?” “Bantuanmu tadi tethadap Sheila.” “Dia sudch mengatakannya sendiei radi padaku, Kau tidak perlu mengatakannya juga.” Al meletakkan gelasnya di meja. Menggesekkan telapak ‘angannya ke paha, Apa? ‘Tangannya berkeringat? Kenapa? “Bukan hanya itu. Terima kasth untuk pertolonganmu yang sebelumny? Saat ada iblis yang menyerang waktus itu.” “Alicia, apa kau masih belum paham?" Damian menafik ‘ububaya tegak. “Aku ada di sini antukmu, Aku akan menjagat’- Sud iad kewajibanku melindungimu. Tidak perlu berterima kasit rena hal itu adalah tujuanku,” re Perasaan damai yang juga terasa salah menyerbu ke dalam hati Alicia menghangatkan wajahnya, ‘Tidak scharusnya Alicia jaiklah,” sahutnya me- menganggap serius ucapan Damian itu. normalkan suara. “Kalau begicu,” Damian kembali bersandar, kini: menatapnya dengan senyun kecil, “Secclah sesi obrolan yang sangat mengasyikkan ‘bagiku dan aku yakin kau pun merasakannya, bagaimana kalau mulai sckarang kita berteman? Aku punya firasat kau akan menyukaiku.” Alicia mau tidak mau tergelak, Ia melemparkan bantal sofa sambil beranjak berdiri, “Jangan mimpi. Scharusnya kaw yang berhati-hati agar tidak menyukaiku.” oom BAYANGAN, 5 - MAKAN,SIANG - ——— ao —___—* Jika ada yang mengatakan bahwa Alicia akan tinggal seacap bersama scorang laki-laki, sebue saja seperti iru, ia tidak akan pernah mempercayainya, Tapi saat pagi datang dan menemukan Damian tertidur di sofa ruang camunya, ia tidak bisa lagi menyangkal. Alicia berusaha tidak menimbulkan suara ketika melewati sofa tempat Damian tidur menuju dapur untuk secangkir tch hangat di pagi harinya. Untungnya, laki-laki itu tidak terbangun, Alicia membava dua gelas teh, satu dilecakkannya di meja kecil dekar Damian tidur, dan satunya lagi ia bawa ke kamar. Dan tanpa Alicia sada, ia cerbiasa dengan keberadaan Damian, Alicia tidak menyangka jika Damian membuatnya merasa aman, Tidurya sangar nyenyak tadi malam, tanpa mimpi. Belum lagi pertemanannya dengan Sheila yang di lwar dugaan ternyara vila sering mampir ke rumahnya menyenangkan, Sheila sering P Untuk mncogeriakan gas ata sekadar mengobeol bias denganny, engerjaka Sampai sekarang bisa dikatakan, kehadiran Damian perlahan membawa dampak baik padanya. Hanya saja, ada beberapa waktu g mana laki-laki iru bisa sangae menyebalkan. “Perpustakaan itu tempat_membaca, bukan makan,” kata Damian, aat Alicia baru saja akan memulai makan siang di ancara tak besar di dalam perpustakaan “Tapi aku tidak ingin di kancin, aku membawa roti dari rumah, ‘Aku bisa makan dengan tenang di sini tanpa harus bersusah payah untuk tidak peduli jika sedang diperhatikan oleh orang-orang di sana.” Lakilaki itu hanya tersenyum peli, “Sehenarnya apa masalahmu dengan diperharikan orang? [tu tidak mempengaruhi apa pun. Kau hanya perlu mengabaikan mereka.” “Aku tidak suka saat aku makan ada puluhan pasang mata yang mendelik ke arahku, Damian.” Alicia lupa mengarakan jika selain campan, Damian juga tidak mudah ditolak. Begitu juga dengan pustakawan yang memandang Damian segan, “Memangnya di perpustakaan ini boleh membawa makanan?” tanyanya menyebalkan, “Bebalehh..." jawab Alicia cepat. Damian menaikkan alis Alicia tak percaya, Dan, Pwabannya itu membuat nya, Sementara matanya terus menatap » Sorat mata Damian yang meragukat Alicia tertekan, ‘Lalu di sanalah Alicia berada, duduk di samping Damian dengan menenggelamkan wajahnya di atas meja. Mereka duduk di salah satu meja di dekat jendela pajok. Lalu terkumpul dua jenis emosi di mana pandangan memuja ke arah (amian dan pandangan mengganggu ke arahnya, “Makan, Alicia,” pinta Damian. “Aku sudah bilang makan di kantin itu ide buruk. Kenapa kau tidak ingin makan di perpustakaan?” “Aku sedang ingin makan di sini.” “Kalau begieu aku saja yang pergi. Kau cidak harus menemaniku: akan,” “Jangan pedulikan mereka,” ucap Damian. Alicia tidak bisa berdiri karena kaki panjang Damian melintasi meja dan menahan kursinya. “Mudah bagimu mengatakannya.” Alicia menggigit makanannya kerikca Sheila datang tergopoh memeluk tasnya. “A-aku mencari kalian,” ujamnya. “Boleh aku bergabung di sini?” “Kenapa harus bertanya?” Alicia menarik kursi di sebelahnya. “Tentu saja kau harus duduk bersamakudi sini. Bagaimana kelaseou?” “Lumayan, Aku harap kita memiliki kelas yang sama. Sangat menakutkan berada di tengah orang-orang yang tidak kau kenal.” Tenang saja, Sheila. Kau tidak perlu takut. Seperci seseorang yang pernah katakan padaku, kau hanya perlu mengabaikan mereka.” Sheila mendesah, “Seandainya semudah itu dilakukan,” ay nmemberikan tatapan ‘apy Alicia melirik ke arah Damian da Pan apa aky bilang’ yang membuac laki-aki few memutar matanya ilang’ yang “Haiy Damian...” Sapaan ebactiba ie hadi dari sisi jg ai rs Damian, Anggela dan teman-temannya menebar s mengabaikan kehadiran Alicia. Ayutn lebar dan “Hai,” balas Damian dengan senyum terrahan. Seketika suasana di meja_mercka menjadi senyap. Sheila bahkan semakin erat memeluk rasnya. ‘Terlihat tidak berani menacap langyung pada “Maaf jika aku mengganggu kalian, tapi apakah kami boleh bergabung di meja ini. Meja yang lain sudah penuh?” ucapnya dengan suara menggoda. Tentu saja itu bohong karena masih banyak meja kosong yang lain Scharusnya pun mercka tidak perlu meminta ijin karena mereka sudah mengambil tempat duduk. Dengan ujung mata Anggela menatap Alicasinis. “Alice, apakah kau ingin melanjutkan makanmul Sebaiknya aku yang duduk di sebelah Damian, Setidaknya itu bisa menambah nafsu makannya.” “Anggela,” Damian menyela, | “Jika kau memang ingin makan, sebaiknya kau segera dudulc” Anggela scmringah alu duduk di sebelabnya Angela sudah tangan wanita iru, “Lihat. Kau dengar sendiri, Damian ingi Jadi minggie—aduh!” akan menarik Alicia, tapi Damian menepi “Kau bis j lca a = dladuk ci mana sj, tapi bukan di sebelahk. Hany? sea disk disampingku. Aku ingin Alicia, bukan 2" Alicia hampir menjatubkan mulutnya sendiri karena tecnganga oleh kalimar menusuk Damian. Namun tidak dimungkiri Alicia seperti berada di atas angin. Alicia tidak chan menyembunyikan senyumnya yang bethasil menyulur kekesalan Anggela semakin menjadi, Jika tatapan bisa membunuh, mungkin Alicia sudah kchilangan nyawanya sekarang, “Apayang akan kau lakulean malam ini, Damian?” tanya Anggela lagi, menggerayangi lengan Damian. , Alicia?” tanya Damian. “Apa yang akan kita lakukan mala Ia cukup terkejut mendengar itu. “Kenapa kau bertanya pada Alice, aku bercanya padamu Damian.” Anggela semakin kesal. “Bagaimana kalau kau ikut pestaku malam ini? Semua orang populer di kampus ini akan hadir. Aku akan mempeckenalkan padamu beberapa kapten tim Basket dan Rugby kampus kita...” Damian juscru rersenyum. Scolah menyetujui tawaran itu. “Kedengarannya menyenangkan. Bagaimana Alicia?” Damian kembali bertanya pada Alicia. Hal in membuat hatinya menghangat dengan cata yang manis. Laki-laki itu melibatkan dirinya dalam apa pun. ” sergah Angela. “Aku hanya mengundangmu, “Tunggu Damian. Seperti yang kukatakan ini pesta untuk anak- anak populer saja. Di luar iew aku tidak bisa menerimanya.” “Maaf, kalau begitu aku tidak bisa ikur. Aku hanya akan berada di tempat di mana Alicia berada,” ujar Damian sopan dan melanjutkan makannya, mengapa Damian bersiketa Alicia hanya tidak babis pik, memaksanya untuk pergi ke pesta milik Angela, Mereka berdeba, sepanjang jalan pulang, disasikan oleh Sheila yang serba salah han membela siapa. Alicia dikalahkan dengan mudah oleh ancaman jike, Damian bisa memaksanya pergi dengan kekuatan yang dinnilik aki Jaki icu. “Kau centu tahu aku bisa membawamu ke sana babkan tanpa eau bisa menyadarinya.” kata Damian saat mereka baru saja sampai Alicia. berbalik menghadap Damian. “Kau benar-benar mengancamku2” “Aku hanya ingin kau mendatangi sebuah pesta.” “Tapi aku menolaknya.” "Ayolah...” “Damian, kau mengatakan adalah bayanganku. Tap! mengapa sckarang kau bersikap scolah kau bisa mengendalikanku. Kalau kau memang bisa membawaku ke sana bahkan tanpa aku bisa menolak, falu untuk apa kau masih menanyakannya? Bukankah pendapatku menjadi percuma?” “Kau marah?” Damian melunakkan tatapennya. “Alicia, aku tidak bermaksud seperti itu,” “Lalu bagaimana yang kau maksudkan? Memintaku datang ke Pesta orang yang paling membenciku?” Alicia sudah akan menaiki tangga namun Damian lebih duly ‘menggapai lengannya, Wajah Damian menampakkan betapa laki- laki iru menyesal, “Aku minta maaf. Kita tidak akan pergi jika iru yang kau mau.” Mendengar iru Alicia sedikir lega, dan juga berterima kasih atas pengertian Damian. Laki-laki im memutar maranya. “Au mungkin aku akan mengadakan pesta di rumah ini untukmu. Agar kekhawatiran berlebihanmu itu bisa teratasi.” ‘Alicia sudah akan menjawab namun certahan oleh ponselnya yang bergerar. Di sana ada sebuah pesan dari Sheila yang membuat Alicia membelalak “Damian! Kita harus pergi ke pesta Anggela.” pekik Alicia memasang kembali jaker yang cadi semmpat disampirkannya di sofa “Kau bercanda? Semenit yang lalu kau Damian terkeke! menolak lalu sckarang— “Ini soal Sheila. Dia ternyara dacang ke pesta itu. Aku ridak bisa membiarkannya di sana sendirian.” Alicia mendahului berjalan keluar yang diikuti oleh Damian dengan tampang tidak-habis-pikicaya, Alicia pun sudah merinta Sheila untuk menunggunya di sana. Mercka menaiki bis dua kali untuk sampai di rumah bertingkac Anggela yang mewah. Baru saja menginjakkan kaki di teras rumah Anggela sudah terdengar riuh suara berisik dari dalam, Beberapa botol minuman eras berserakan di taman berumput dan terselip di berbagai tempat. Bahkan di kotak posnya. “Kenapa aku tidak meminta bancuan Sheila saja dari awal supaya aku tidak perlu repor membujukmu?” ujar Damian seraya membukakan pintu untuk Alicia, “Dan palaian iru, kukira kau memiliki pakaian lain, Alicia.” xan pstiswdah ash meagia: Kau akan mendapa cng, pun dengan sattl set pakaian ini- “Tupi cenang. sai. Kau tetap menarik seperti biasa,” sahuy lila tidak bisa menahan matanya berputar. fa kay Damian dan putih fengan pendck dan joket birt laue yang dipadu celana jeans iudalah hal yang menarik baginya, mangkin selera Darvin pare dipertanyakan. Ketika sampai di dalam, suara banyak orang yang betgabung dengan musik ers ternyata lebih buruk dari yang Alicia kia bahkan menutup celinga dengan tangan untuk mencegah kerusakan permanen, “Begita aku menemukan Sheila, aku akan segera mengajaknya pergi dari sini,” ucap Alicia menutup telinganya risih, “Kita sudah sampai di sini jadi nikmatilah lebih lama.” *Menikmati suara bising yang membuacku tuli ini, maksudrmi?” Damian hanya tertawa. Mereka masuk lebih dalam sampai di sebuah meja dengan banyak minuman. Begitu pula sang euan rumah yang menyapa ‘hangat’. “Senang melibatmu di sini, Damian,” supa Anggela dan menyentuh bahu Damian, Wanita itu kemudian melihat ke arch Alicia, “Sudah kuduga kau akan cerlihar seperti ini, Alicia.” ___Percayalah jika Alicia bersyukur atas apa yang ia pakai mvalara ini. Karena apa yang melekat di tubuh Anggela itu bukanlah pakaia™ Mungkin hanya secarik kain yang dililitkan ke tubuhnya. Ni i . ie = perhatian Alicia kemudian cereuju pada Damian yané enalak erika Angela menyandarkan kepalanya di leng™ Jaki-lals itu, Its bukan urusannya, kan? Jadi Alicia berhenti menacap ke arah Damian dan Anggela. “Kau mau berdansa denganku?” tawar Anggela di tclinga Damian. “Atau kau mau melihat-lihat kamarku...? Damian tidal menjawab namun tersenyum ke atah Anggela yang membuat wanita itu semakin gencar meraparkan cububnya. Lalu Damian menatap ke arah Alicia dengan senyuman geli. Sorot mata Anggela scolah bertanya, ‘bagaimana menurutmu? “Maaf, Anggela. Tapi malam ini aku bersama Alicia.” Perkataan Damian itu cukup membuae Alicia menolch cepar. “Aku milile Alicia malam ini. Oh, Pancaran tidak suka Anggela seolah tersampaikan dengan yolah... aku ingin menunjukkan delikan wanica itu pada Alicia, “ sesuatu, Kau pasti menyukainya,” tawar Angecla kali imenggesekckan cububnya pada Damian, Hal tidak diduga selanjurnya dengan ketika Damian mendorong Angela menjauh, “Sayangnya aku lebih: memilih bersama Alicia. Dia wanitaku malam ini.” Damian mengatakannya dengan cukup keras. Menarik perhatian beberapa orang di sana karena pandangan kesal Angela yang seperti sudah siap membunuhnya. Aras kemarahan itu pula Anggela berbalik pergi dengan kaki menghentak. “Aku sudah bisa melihat akan seberapa buruk malam ini,” gumam Alicia. “Kau hanya perlu menikmatinya.” sahutan ita darang dari Damian. “Sisanya biar aku yang urus.” “KGau mendengar gumamanka2” Dan tempat itu sangay jy Fat ben yang semakin mustahil Damian mendengarnya. “Pendengaranku cakup tajam,” Damian mengetingkan sy ata padanya. “Jadi, kay mau minum?” : ‘Alasam Alicia tidak menyukai sebuah pesta adalah dirinys wig, bisa menebak apa yang bisa terjadi di tengah kumpulan banyay orang, In tidak tahu harus melakukan apa dan ica menjenghellan Bergelung di selimut hangat dan membaca buku terdengar sang menychangkan saat ini. Baru saja Alicia dan Damian memasuki ruangan lain di rum itu, seseorang merangkul Damian hingga terhuyung jatuh ke lana ‘Menindih Damian dan mencekik leher laki-laki ina. « BAVANGAN,© - PESTA _ Oo ——_* tang dengan tangan menucup rmulut. la tidak eahu past akukan. Dan orang-orang di sckelilingnya justra gclas masing-masing scolah bersiap Alicia memat apa yang harus dil tampak senang dan memegang untuk menonton. “Apa yang kau lakukan’” tanya Damian dengan possi erlentang, Lakai yang menindih itu berpalsian serba iam dengan rambut berwaena silrer, Memiliki postar sama seperti Damian. Alicia yakin Damian tidak mudah difalabkan begive saja. Tapi laki- laki itu sudah mengangkat kepalan tangan ke udara untuk memukul Damian, Saat tangan itu berayun, Alicia mendengat dirinya berteriak. "Jangan! Berhenti atau aku akan menelepon polisi?” pokulan itu sidak cerjadt, Terlebih laki-ak berambuc sie, juscru vengelake dar tpenar, Kau memang sangat luct + bangkit dari tubuh Damian. ° Ast comp Alicia eerdiam, mengerutkan kening Damian berdiri dengan mencpuk-nepuk lengan bajumya, ty # 3 mendorong bahu laki-laki berambur silver. ‘Sialan!” Apa? Perhatian orang-orang yang semvula bersemangar perlahan sang menjauh karena perkelahian yang mereka harapkan tidak tesa Namun Alicia terap tidak mengerti. “Sepertinya kau sedang bingung selarang.” Laki-laki berambut Silver mengulurkan tangan, “Perkenalkan, Namaku Alex. Teman Damian. Apa yang kau lihat tadi hanya bentuk salam pertemuan kami.” Barulah Alicia bisa menghela napasnya lebih ayaman. a hendak mengambil uluran tangan Alex, ectapi lebih duly disepis oleh Damian. “Apa yang kau lakukan di sini?” Alex melihat ke sekeliling. “Aku hanya sscinag Den pesca ini terlihat menyenangkan. Apalag alasanku memaggay?” “Jadi kalian... berteman?” tanya Alicia, Damian mgupun. A sama-sama melihar ke arahnya, Membuatnya sedikit gugtp _ Dia temanku,” sahur Damian, “Maaf mengejukann™ ae Joga tidak menyangka makhluk ini akan mendatangike.” S we oere Penasaran padamu, Alicia,” ujar Alexdeng# mt dibuat-buat. “Aku hanya i ingin metiawn dee kepalaktu sendiei, Dan cernyata kau memang benar persis seperti apa yang Damian ceritakan,” Alicia sudah membuka mulutnya, ingin mengetahul apa yang diceritakan Damian tentangnya, saat iba-tiba saja musik pesta bercampur oleh suara teriakan dan pecahan kaca, Beberapa orang di sekeliling mercka bahkan sudah menghambur ke tengah ruang, "Sepertinya sedang terjadi keriburan,” ucap Damian tenang, hampir tidak peduli Sorak-sorai itu semakin jelas ketika musik herhenti sepenuhnys, Perasaan Alicia semakin tidak nyaman seperti sesuatu yang buruk alan terjadi. Ia berdesakan mengikuti arus dan berada di tengah kerumunan, Penglihatannya di sana membawa tangan Alicia menutup mulut karena perasaan tidak nyamannya harus terbukei benar. “Jadi, bagaimana kalau kita bantu wanita ini untuk basah?” teriak Angela sarnbil mengangkat gelas berisi cairan merah penuh. Siap menyiram Sheila yang berdiri memeluk dirinya sendiri dengan kepala tertunduk. “Kita harus membantu Sheila keluar dari sana!” kata Alicia tanpa disadarinya. Damian yang berdiri di belakangnya saat ini pun hanya diam mengamati, Alicia merasa bersalah karena membiarkan Sheila pergi sendirian dan sekarang harus betada pada posisi yang mengerikan. Seperti sebuah komando, sorak-sorai itumembahana menyetujui Gigasan gila Anggela, Debra dan Moly dengan sigap memepangi lengan Sheila ketika Anggela menumpahkan cairan merah itu ke tubuh Sheila, Wanita itu bahkan tersimpuh duduk seolah menggigil karena rakuc. ” sapaka oang-orang i Burnt memang,seoang melaukan np tanya Alex, yang tidak benar-benar membutuhkan jawaban, any i “Takukan sesuatu Damian!” pinta Alicia, “Aku tidak memiliki kewajiban menolongnya.” Alicia hampir memutar kepalanya karena ager. "Tapi dia teman kita.” “Aku tahu.” Tidak ada emosi apa pun di mata biru Damian, “Tapi masalahnya dia bukan kau. Aku cidak memiliki tanggung jawab padanya.” Alicia mengepalkan tangannya. “Jika aku tidak datang ke sini bersamamu, Damian, percayalah wanita yang menggigil schabis disiram itu adalah aku!” Damian menariknya keluar dari kerumunan. “Kau ingin menyelamatkannya?™ Alicia mengangguk. “Aku tahu bagaimana tasanya dicertawakan dan dihina dalam wakcu bersaraan, Rasanya sangat menyakitkan. Untuk iru aku memintamu membantunya. Selamatkan dia dati Anggela, Damian, Aku mehon,” “Kenzps bukan kan saja yang menyelamatkan nya?” "Aku2® Alicia lebih terkejur akan gagasan itu “Aku menyetujuinya,” sahut Alex mengangkat tangan peauh semangat, 7 aie menatapnya lembur, “Bukankah waku ira kaulah yang me mena dari gangguan tiga laki-laki, Alicia? Tent saja Angela feman-temannya bukan ancaman.” Alicia terdiam. Sebagian dirinya membenarkan apa yang dikatakan Damian, Jika Alicia sama sekali tidak rakut menghadapi tiga laki-luki bercubuh besas, lulu mengapa ia harus takue pada Angela? “Menurutmu aleu bisa?” Damian mengusap puncak kepalanya. “Apa yang tidak bisa kau lakukan? Sejaub ini kau wanira paling tangguh yang kukenal.” Di tengah pergularan pilihannya, suara Angela kembali terdengar, Menyulue kerumunan semakin riuh, “Bagaimana kalau “Coba kalian lihac dia. Aku rasa Sheila hat pakaiannya basah dan menggoda itu. kita buae ini lebih menaril sudah merencanakan ini. Dia sangat cocok untuk kita jadilan penari telanjang kita malam ini, Bagaimana menurut kalian?” Anggela bertepuk tangan gembira. Ia meraih ujung stocater yang dikenakan Sheila dan merengguenya paksa dan menghempaskannya kee lantai, Sangar jelas bagaimana tubuh Sheila gemetar, entah karena dingin atau getaran kerakuran. lalu Alicia sudah tidak mengingat kapan dirinya mercbuc minuman dari tamu lain, maju ke tengah kerumunan dan menumpahkan cairan itu ke cubuh Anggela. Oh, Alicia tidak bisa Menggambarkan bagaimana luar biasa menyenangkan rasanya. Sontak saja suasana mendadak hening. Tidak ada yang bersuara. . “Kau!” Setelah melewati masa syoknya, Anggela melocot ke uahnya. “Beraninya kau menyiramku!” teriaknya lebih keras dari sebclumnya, Jika bisa dijelaskan dengan tidak terlalu sopan, tampilan Anggcla tentu sangat mengerikan karena make up tebalnya luntur Secara mengenaskan, escharusnya ake milakukan ini pada, Wanita Jalangl” erg Anggela menggebu-gebu. ang kau scbut jalang?” sahuc Alicia “Siapa y Angela terkesip lagi. Mungkin tidak mengita’ mendapc perlawanan itu dari Alicia *Scharusnya kau melihat dirimu sendiri di cermin, kau yang lebih pancas jadi penaritelanjang. Lihar saja, helaian Kain yang kay kenakan bahkan tidak menutup bagian penting dari cububmu, Apakab icu bukan jalang namanya?” Kalimat Alicia itu sukses membuat Angela semakin berang, “Beraninya kaul!! Kau hanya wanita murahan, Di balik tingkah polos yang kau tampilkan, kau hanya seorang wanita yang melemparkan diri unruk semua laki-laki.” Anggela berpucar untuk merebut sepiring kuc dari tamu, lalu melemparkannya ke arah Alicia. ‘Tanpa sempat menghindar, piring dan kue ica melayang tepat mengarah padanya namun tiba-tiba rethenti di udara, Seolah piring itu tereahan perisai dan kemudian terjaruh tepat di depannya, Hal iu memancing kebingungan tidak saja di wajah Anggela tapi hampir seluruh mata di dalam kerumunan, Seakan itu belum selesa, uba-tiba saja Molly bergerak mendekati Anggela lalu melemparkat ‘ue yang ada di tangannya ke wajah Anggela, Kali ini, semua orang terkesiap dengan tarikan napas berats Anggela mengerang kesal dan membersihkan matanya yang pet kim untuk bisa_melihae. . t. “Apa yang kau lakukan, Keparat! sergahnya pada Molly . p “Astaga, astaga, Anggcla! Aku- aku tidak tahw apa yang terjadi. Tanganku bergerak sendiri.” ‘Anggela sepertinya menggila karena ia pergi ke meja kue dan menghadiahi Molly dengan scnampan penuh kue uncuk wajah sahabatnya ita, Langsung saja gelak tawa yang rapanya ditahan sejak tadi terlepas, Menambah emosi Anggcla yang jika bisa dilihac pasti sudah keluar asap dari kepalanya, “Dasar berengsek!” ucapnya menunjuk Alicia, “Aku akan menulis hari ini sebagai hari peringaran dengan namamu di sana. Hanya untuk mengingadkanku jika kau adalah wanita jalang yang akan kuhancurkan, Kau sudah salah memilih musuh, Alicia, Kau sudah salah karena berani menantangku!” Setelah mengatakan kalimar penuh dendam ira, Angela berbaltk pergi meninggalkan kerumunan, Kedua temannya yang mmasih shock atas apa yang bari saja terjadi memandang Alicia penuh tanya lalu memilih pergi mengikuti Angeel2. Alicia berlari mendekati Sheila dan memasangkan jaket miliknya ke tubuh wanita iru, “Jangan menangis, Sheil. Itu hanya akan memberilcan mereka tontonan dan membuatma terlihat leah.” Ssat membawa Sheila pergi dan mendudukkan wanita itu di dalam taksi, Damian selalu melirik Alicia dengan senyuman. Sesuatu yang membuat Alicia tidak akan pernah menyesali apa yang baru saja ia lakukan, Bahkan menghadiri pesta ini. oe “Kau sudah merasa lebih baik?” Sheila mengangguk dan semakin memeluk dirinya sendin} g: dalam sclimut, Alicia memindahkan mangkuk sup panas ke ity nakas dan menggenggam tangan Sheila. “Dengar, kau boleh bersedih atas apa yang terjadi hati ini, fy wajar dan kurasa setiap orang memerlukannya. Sheila menatapnya nanat. Memegangi selimutnya etat, “Tapi setelah itu,” lanjut Alicia, “Kau juga bisa memilih untuk melupakan malam ini. Tidak ada yang pantas untuk mengalami apa yang kau lalui cadi, begitw juga kau. Ini semua akan berlalu. Pereaya padaku.” Sheila Kembali menangis. Di tempat tiduya yang berukuran sedang wanica itu memeluk Alicia sambil mengucapkan cerima kash berkali-kali. “Aku sangat bodoh. Aku pikir bisa berani sepertimu, Alu ackat pergi sendiri untuk menyusul kalian. Aku pikir kau ada di sana. Tapi aku lebih dulu bertemu Anggela, dan...” “Tidak apa-apa.” Alicia mengusap punggung Sheila. “Tapi bisakah lain kali kau berranya langsung padaku saja, Rumah kite bersebalahan, kau bisa mengunjungikn kapan saja.” Sheila erlihat malu capi terap mengangguk. “Atau kau ingin tidur di cumahku malam ini?” tawar Alicia 7 ie vasa aka akan lebih nyaman jika berada di kant “Baiklah. Kalau Fu al » Alicé nan Sheila sla lagi begitu aku pulang dulu,” Alicia meyaki bahwva dirinya akan baik-baikesaja sendirian sebelu™ & pulang, memuju rimahnya, Sedikit banyak, Alicia mengerti perasaan Shei Ia sekarang, yang, memilih menenangkan diri dengan sendirian. Saat Alicia pulang dan membuka pintu rumahnya sendiri, ia menemukan Damian dan Alex sedang menunggunya di ruang camu, “Bayaimana keadaan temanmu?” Alex yang bertanya “Sudah jauh lebih tenang. Aku harap dia bisa melupakan malam ini.” ‘Alex menunjuk ke arah Damian. “Minta bantuan dia saja.” “Kau bisa melakukan itu?” tanya Alicia, Damian mengangkat tangannya malas. “Aku tidale bisa melakukaan itu sembarangan kau tabu.” efypk aku tidak habis pikir, Bagaimana itu cerjadi?” Alex herandar dengan cola di tangannya, “Bagaimana para manusia melakukan itu terhaclap sesama kaumnya? Kukira yang mengerikan itu adalah iblis, ‘Ternyata bukan.” [Alicia tidak bisa menyangkal bal itu. “Memang. Tapi tidak semua manusia seperti itu, Alex. Hanya sebagian.” Tenua” Alex berpindah duduk di sebelah Alicia, “Dan kaw adalah salah sacunya. Tindakanmu tadi sangat keren. Aku sampai merinding,” Alicia tersenyum. la pun hampir tidak menyadari jika bisa melakukan hal itu. “Bagaimana kalau kau menghabiskan enalam denganku2” tawar Alex kemudian, Alicia melongo, “Diamlch” Damiaa menghela mapas eth, “Seba yp pergi Untule apa kau dari tadi ikut menunggu di sinj2” “Kau mengusicku?” Alex memasang wajah tidak crime, 4. baru saja bertemu, Teman. Dan kau mengusirku begiru Saja. Aly sungguh sedih.” Damian memurar matanya. “Berhenti berakting, Kau membugy Alicia bingung.” Alicia memang bingung. Tapi ia mulai mengerti bagaimap, kedua laki-laki ini bereanda. t “Bagaimana kalau aku juga menginap di sini?” tawar Aler ancusias, “Kurasa kira akan membuat malam paling indah dengan—* Kalimat itu berhenti begitu saja. ‘Iepat setelah Damian mengangkat telunjuknya ke arah Alex. Yang membuat laki-laki ju tidak bisa mengeluarkan suara. i Alex tampale tidak panik. a hanya menghcla napas dan mengangkat bahu. Mulutaya bergeral seperti bicara, Dari wajahnya, Alicia simpulkan jika Alex sedang mengeluh. Tapi hal itu tidak betlangsung lama karena setelah Alex berdir, laki-laki itu fangsting lenyap begin saa. Alicia melihac ke sckeliling rumahnya, dan tidsk ada Alex di mana pun. “Ke mana Alex pergi?” tanyanya, “Entahlah.” Damian tidak peduli.” meregangkan tangannya ke atas. ‘4 “Kalian terlihar Sangat akrab,” “Kau bi aie A a art bertemu dengannya beberapa jam yang labo, Ali go Cy “Imlah mengapa aku mengatakan kalian akrab, ‘Tidak buruh wakeu lama untuk menyadariey “Ini bukan tentangku, tapi tentangmu.” Damian menarik diti dari posisi bersandarnya, dan menatap Alicia “Apa” “Apa?” sahuc Damian membeo. Alicia berusaha mengalihkan pandangan ke arah lain, tapi Damian terlalu kuat untuk menjadi lawannya di kontes menatap tanpa berkedip itu. “Karakan saja apa yang kau pikirkan itu, Damian.” “Apu!” tanyanya pura-pura tidak mengert “Kau ah apa yang kubicarakan.” Damian terkekeh geli. “Aku hanya sedang penasaran, apa yang membuatmu sclama ini bertahant dari gangguan Anggela canpa melawan?” Kenapa ia bertahan? Hal ica juga yang sedang menjadi pertanyaannya sekarang, “Entahlah, aku tidak begicu mengerci, Aku hanya merasa....” “Terbiasa?” sambung Damian. “Mungkin....” sahuenya. “Aku hanya tidale menganggap apa yang Anggela lakukan padaku itu harus kuhentikan. Maksudku, icw terjadi sejak hari pertama masuk, Satu-satunya orang yang Anggcla cari untuk ia ganggu sampai iru menjadi sebuah hal wajar bahkan bagiku sendiri,* Alicia mengembuskan napas lega. “Tadi siang, aku masih beranggapan jika mengabaikan Anggela adalah saru-sarunya cara untuk menghadapinya. Berharap jika suacu hari ia akan bosan. ighadapinya. PI ol ‘Terapi saat melihac Sheila, di tempat yang mungkin saja bisa jag; ang duduk di sana, itu meng tidak benar. Dan aku ingin alu rantamku cukup kes. Aly mmerasa itu tidak adil, Aku merasa i menghentikannya.” “Dan kau sudah menghentikannya.” Alicia mengangguk. “Aku masih tidak percaya melakukan ir, ‘Aku tidak memikirkan apa yang kukatakan pada Angecla, seperditg keluar dengan sendirinya.” Kau Iuar biasa radi.” Alicia merasa dipenuhi pujian malam ini, tpi pujian dar Damian terasa jauh lebih hangac, “Aku juga tahu apa yang kau lakukan tai.” “Melakukan apa?" Alicia mengambil makanan dari dapur. Untuknya dan jug Damian. Ia meletakkan piring berisi rori lapis di hadapan Damian sebelum duduk di sofa seberang. “Apa kau tidak takur jika seseorang bisa saja menyadari kekuatanmu?” Damian mengambil gigitan pertama. “Benarkah icu yang kav takurkan? Kau tidak takut jika piring iru mengenaimu?” “Tex juga. Tapi menggunakan kekuaranmu di depan banyak orang seperti tadi sangar berisike.” “Aku tidak cakut jika ada yang mengetahui siapa aku yang * benaraya. Karena aku bisa memanipulasi pikiran mereka. Menga" ve uotuk ingaran mereka. Apa pun yang aku inginkan. HatustY* meen aaeeiet itu. Hari pertama kau melihatku di kampo* ita yang aku susun di pikiran semua orang. Bah** gku bukan orang asing dan memang salah satu dari kalian.” ‘Alicia berdecak. “Aku tahu, aku tabu, Kaw mulai terlihat sombong setiap kali menjelaskan itu.” enghabiskan makanan dalam diam setelahnya. Mereka mi mpai tegukan terakhir Tidak ada yang memulai pembicaraan lagi sa minuman Alicia. Jika Damian diam seperti ini, membangun pembicaraan. Ia berpikir ingin pergi ke kamarnya saja. “Alicia.” panggil Damian. Alicia kesulitan untuk “Yar” “Bolehkah aku duduk di sebelahmu?” p dua kali, mencerna kalimat sedechans tah bagaimana membuat ‘Alicia mengerjal Damian sekali lagi, Tea permintaan sederhana yang en pipinya menghangat. BAVANGAN,7 - HADIAH - ——_—_ 00 —_—* “Alicia.” rupanya ia belurm menjawab Dan Damian menungeuaya seolah duduk di sebetahnys adalah hal etujuan dulu darinya Panggilan itu menyeneak Alicia, Juar biasa yang harus memiliki pers *Ya..° lagipula kenapa tidak? Damian dan Alicia sudah sering duduke bersebelahan di dalam Kelas, di bus. tuk menghampirinya. Laki-take ure mereka sempat pi Karena Damian Damian bangkit dari sofa um itu mengambil tempat dudul di sebelahnya. 1 bersinggungan, Hal yang juga sudah biasa. Ta meminta izin tadi membuat Alicia guguP. Tidak ada-yang spesial. Mexeka hanya duduk bersebelahan. Lalu kenapa Alicia harus gugup sepert! ini? » Damian terkekeh. “Kenapa kau sangat tegang?” Alicia’ aku cidak tegang™” saburnya meletakkan tangan di pea, "hl ou punya teman di sini?” “Maksudmu Alex? Avwalnya tidak. Dan sepertinya é& menyusulku kemari.” “Dia bayangan sama sepertimu?” Damian terdiam beberapa saat sebelum membuka mutuayg hati-hati, Laki-laki ira memandangnya seolah memikirkan sesuany sebelum menjawab. “Alex adalah iblis.” ‘Alicia menoleh ke arah Damian, terlalu copat bingga Iehenya sakir. “Kau pasti bercandal” “Sayangnya, tidak. Alex memang scorang iblis,” "Dan kau berteman dengannya2” “Alex tidak sama seperti iblis yang menyerang rumah ini keratin. Dia memangiblis. Atau bist kakarakan dia dicakdirkan menjadi ibls, namun Alex tidak bisa bersikap jahat, justru sebaliknya.” Alicia mengerjap. “Aku tidak mengerti.” “Memang ada banyak hal yang akan sulit kau pahami, Alicié Salah satunya ini. Tidak semua iblis bisa menghasut dan melakukan hal buruk. Contahnya, Alex.” i au dalam posisi penuh pethatian mendengarlean, pada ‘anian justm tersenyum. “ . informs butkan2” yum. “Kau sangac menyukai i Apa yang terjadi pada Ales” buru Alicia. “Pada fae pengabdiannya, Alex menjaga scorang gadis. Dia hampit berhasil menyclesaikan tugasnya dengan baik. Namun di akhir masa pengabdiannya, Alex melakukan kesalahan besar sehingga menjadikannya kaum iblis. Alex berusaha untuk menerima takdir yang diberikan padanya. api terap saja, hatinya tidak bisa dibohongi. Walaupun ia memiliki tugas menghancurkan, ia malah melakukan hal yang sebaliknya.” “Kesalahan besar apa yang dilakukannya?” “Jatuh cinea.” Damian bersandar pada sofa di belakang mereka, “Alex jatuh cinta pada gadis yang dijaganys. Ieu adalah pelanggaran. Sama artinya seperti pemberontakan, Itu yang menychabkan Ales tertakdirkan menjadi iblis.” “Tapi im tidak adil. Jatuh cinta bukan hal yang bisa kau rencangkan. Bagaimana kalian menganggapaya sebuah kesalahan?” “Memang seperti itu yang sudab dicentukan. Tidak ada maaf bagi sebuah perasaan. Bagi kami, perasaan cinta dan yang Tainnya adalah bagian dari sifar iblis.” Alicia masih tidak tetima, ‘Aku memang belum pernah merasakan jacuh cinta, tapi melarang seseorang merasakannya juga bentuk kekejaman.” Damian menunduk dengan senyurman tidak terlalu lebat “Lalu apa yang terjadi pada gadis yang dijaga oleh Alex?” Damian kembali melihat Alicia, “Sebenarnya aku tdale cahu- Meskd leu berteman dengan Alex tapi aku tidak membahas hal ie Tapi ada begitu banyak rumor. Yang paling mengerikan, gadis iru dilenyaplcan” o Alicia membularkan mata, “Mengapa mereka bist beg, kejam?” “Karena mereka adalah iblis, Alicia.” Aku merasa kasihan uncuknya,” ucap Alicia sungeuh-sungeuh, "Dan kau juga tidak perlu’ merasa takut. Aku bisa pastikan ‘Alex tidak akan menyakitimu, Alicia. Dari Alex aku belajar mantra pemahan iblis, Aku sudah memasangnya di sekeliling rumah, Aley bisa masuk ke sini karena dia memiliki kekuatan lebih dari iblis penghancur tak berotak.” Alicia menghela napasnya. “Dan yang lebih penting dari cu, ada aku, Sclama kau berada di dckatku, tidak ada satu pun yang bisa menyakitimu,” Alicia harus jujur jika icu membuataya merasa aman, Sepertinya ia pun tidak ingin berjaultan dengan laki-laki itu, mengingatancamaa tidak main-main yang mungkin sedang menunggunya. “Aku punya sesuatu untukmu,” kata Damian kemudian, lalu disusul kekehan gel. “Bethentilah menegakkan punggungmu sekaku papan. Scperti aku akan memakanmu saja.” Alicia meluruskan kakinya, Berusaha terlihat ia biasa sij2 “Sesuatu apa?” Damian merogoh saku dan mengeluarkan seuntai kalung pera berbandul bulan sbic berwarna biru, Laki-laki itu meletalckannys atas meja, di hadapan mereka, “Inj untukmy,” katanya, “Tapi kalau kau tidale menyubaioy ‘au boleh tidak mengambilnya. “Ini... untuk apa?* “Ampgap saja sebagai hadiah pertemanan kita,” Alicia menacap Damian yang juga cengah melakukan hal yang sama. Lakielaki inu seperti menyadari sesuatu. “Aku hanya merasa kita sudah cukup pantas dipanggil ceman, jika kaw tidak keberatan, Kau mempercayaiku, bukan2” Mulut Alicia terbungkam, Lalu menggeleng. “Jeu artinya kau tidak ingin menerima hadiahku?” “Bukan,” sergah Alicia, Dan menjangkau kalung. “Aku inenerimanya, lihat.” Lalu langsung memakai kalung itu di hadapan Damian. “Sudah kuduga,” Damian tersenyum, “Tetliharcocok uncukmu.” “Terima kasih, Damian.” “Aku yang seharusnya mengarakan itu, Terima kasih sudah mempercayaiku.” Dan, lagi, mereka terjebak dalam hening yang kali ini kurang nyaman. Alicia cidak merasa seperti ini sebelumnya. Memang Damian laki-laki yang sangat berbeda dari kebanyakan laki-aki yang ia kenal, Sial, Alicia tidak mengenal laki-laki mana pun sclain Damian, Lakisaki yang sedikit terlalu tampan, bermata bira terang dengan suara baricon readah yang menenangkan. Mungkin ini banye karena mereka duduk berdampingan aja. ah Alicia kenakan iow Damian memperhatikan kalung yang sud “Menurucmu apakah beberapa saat sebelum menanyakan hal aneh. kau akan melihatku di dalam kegelapan?” “Maksudmu.2" Alicia cerpekike ketika Dara ‘angan, menyampirkan rambut Alicia ke belalsang babu. ian menjulurkan “Aku ingin kaw selalu bisa melihacku, Alicia. Bahkan jiky < cedang berada di dalam gelap- Berpegangan pada jucurnya, Alicia menelan ludah, “Aky stay bisa meliharma, bukan?” i Kuharap begin” sahue Damian. “Karena mungkin, mula a inv aku tidak bisa mengalihkan macaku darimu,” Apa maksudnya iu? Alicia dak mengerti. Tatapan kedsina masih terthan tanpa kedipan. Seolah walccu berhenti, tapi dering jarum jam masih mengiring. Bahkan Alicia tidak menyadari, saat tangan Damian teqular ke atah wajahny2. Telapak tangan Damian menangkup pipinya Membuat kehangatan menerpa wajahnya. Alicia mencengheram lututnya sendici dengan tangannya yang berkeringat. Sepertinya Damian juga menahan mapas. Entah karen menyentuh pipinya, arau karena rarapan mata mereka yang, terraut Kalau boleh diingat-ingat, ini adalah pertama kalinya Damisn menyentuh Alicia. Sebelumnya, laki-lak kekuatan dati jarak jauh. hanya menyencuhnya menggunakan } | "Akan kuberi tahu sesuatu,” Damian memiringkan wdjahar: ‘Wajahmu sangat merah sekarang, Dan itu bukan | ke! kekuaranku,” i * les / whe dari momen terpesonanya. fa menarik qe viv Damian. dak becusaha menyembunyikan seayom.J¥E Pegeneung di ujung bibiclaki-lale ita, £ : : Senyar, rasanya berbeda.” eka 18 wajah Damian ‘men Dari jarak sedelat ini kedua mata bire Damian terlihat sangat jelas "Saat menyentuh wajahmu dari jauh, aku hanya bisa merasakan kelembutan kulitmu, ‘api ketika menyentuhmu. secara langsung seperti ini,” jemari Damian mengusap pipi Alicia hingga ke dagu “Terasa hangat.” Alicia sudah menahan napas sejak tadi, juga tubuhaya kembali kaku melebihi papan. “Sepertinya,” usapan Damian naik, dengan jempol laki-laki iu menyentuh bibir bawah Alicia, “Mulai sekarang aku akan senang menyentuhmu.” Alicia membuang napasnya yang terlalu lama di tahan. “A-ku rasa... aku akan segera tidus,” kata Alicia seraya berdiri cepat. Tanpa menunggu jawaban Damian ia langsung berlari ke arah tanga menuju kamarnya. Menutup pintu dengan kunci yang dipurar kuat dua kali, “Astaga, aku pasti sudah gila.” —0 “Sebenarnya siapa yang sedang, kau cari, Alicia?” Alicia masih keramaian, Damian menyentuh puncak kepalanya menatap lurus ke mata biru itu, “Aku bertanya padamu.” h. “Aku mencati Sheila. a selama istirahat.” berjinjie di kakinya ketika mencoba melihar di dan membuatnya Alicia mengambil jarak mundue selangk Sesuai janjiku kemarin aku akan. menemaniny’ “adi kau sudah berterman akrab denganny>”” Alicia mengangguk yakin. “Kenapa kau tiba-tiba bertany seperti in?” “Apa salahnya pertanyzan itu?” “feu terdengar seperti kau cidak menyukaiku memiliki teman,* “Benarkah®” Damian mengusap dagunya. “Kenapa tidak kay jawab saja2” Alicia memutar matanya, “Dia gadis baik, malah sifarnya hampir mirip denganku, Aku seperti melihar diriku di dalam diri Sheila Apalagi setelah kejadian tadi malam dia tidak bolch berkeliaan sendirian di kampus. Seridaknya jika nanti Angela mulai berulah, aku bisa menolongnya.” “Aku senang dengan kebiasaan barumu. Menolong orang lain,” Damian tersenyum. Mengusap kepalanya. “Sangat manis.” Sax Alicia merona, Damian mengubah usapannya menjadi tepukan Fingan, “Mungkin, kau akan bertambah tinggi jika terus melakukan itu. Senyum Alicia seketika lenyap beriringan dengan macanya yang menyipit. “Kau yakin bukan sedang mengejekku?” “Hei, aku hanya berandai-andai....” Alicia bersedekap. “Aku tidak ingin bereambah tinggi. Aku tidak memerlukannya. Aku sangat nyaman dengan rubuku saat ini” ina “Ya. Untuk ukuran sepertimu,” tangan Damian membentan§ kepala hingga menunjuk turun ke kakinya, “Kurasa icu sudeh cukup nyaman.* Kau benar-benar ingin memulainya, heh?” Alicia: memukul pelan lengan Damian. Menambah gelak tawa lakielaki itu. fa menambah dengan menendangenendang kaki panjangnys yang bisa dicepis Damian dengan mudah, “Aku hanya bercanda, Alicia,” ucap Damian sambil mencubit pipi Alicia, “Aku menyukai tubuhmu yang sekarang. “Tentu saja itu terdengar sangat manis di telinganya. Sekaligus membakat wajahnya dan membuatnya semakin memukul-mukul Damian karena itu, Ada apa dengan Damian yang dengan mudah membuatnya tersipu? Ada apa dengannya, yang bisa dengan mudah tersipu?! “Ehhm.., A-Alicia...?” Suara itu dari Sheila. Berdiri dengan menunduk malu dan memeluk rasnya. "Maal mengganggu k aw hanya..aktn.” “Tidak .. tencu saja kau tidak mengganggu. Juscru dari radi alee mencarimu.” “Benarkah?” tanya Sheila tidak percaya. “Syukurlah kalau begitu.” “Memangnya kenapa?” “Tidak w. aku hanya taku jika kaw berubah pikican.” “Apa yang kau bicarakan? Kita ini reman.” ya bisa memaksa Sheila ikue Dengan susah payah Alicia akhien; kantin, Tempar itu sudah penuh namun at tempat kosong. Alicia mendelik tidak jelas. makan siang bersama di beruneung mereka masi mendap karena Damian sedari tadi meliriknya dan cersenyum “Apa?” tanyanya. “Tidak ada.” Darnian mengangkat bahuny. “Entah kengy tiba-riba aku merindukan permainan ‘di mana harus makan siang* denganmu.” Saat Damian pergi untuk memesan makanan, Alicia mencaby mengajak bicara Sheila. "Kukatakan padamu. Jangan terlalu scring menunduk. Biasanya hal itu diartikan orang lain sebagai bentul kelemahan. Dan itu hanya memancing mereka menggangguinu,” Sheila mengangguk, Ta sudah akan menyahur ketika meja yang mereka tempati digebrak dengan nyating oleh seseorang, Suaranya cukup membuat scisi kantin menjadi senyap. Ini dia. “Well. adi kalian betmaksud = membentuk sebuah grup nerd, begitu2” Suara lantang Anggela menggema di seluruh penjuru kantin. Molly dan Debra tertawa mengejek di belakangaya. Sheila sangat gelisah menyarukan kedua tangannyya dan kakinya yang tidak bisa diam, “Aku rasa kalian memang cocok bersama. Sangat serasi. Sama- sama rolol, Sama-sama nerd, Sama-sama jalang!” lanjuynya. Sepertinya memang tidak ada lagi Alicia yang menahan dir. “Scbenarnya apa masalahmu, Anggela?” tanyanya lelah. “Wow!” Angela bertepuk tangan lamat-lamat. Memandangny® takjub. “Awalnya aku kira tingkahmu melawanku kemarin malam hanya sebuah kebetulan. Eatah mungkin kau mabuk lalu tidsk menyadari iru semua, Alcu bahkan sempat mengira iru mimi Tapi i Hhatah kau ernyata memang sudah memilih untak melawark ‘Aku cukup eerkesan” “Balch aku rahu, Anggela, kenapa selama ini kaw selalu berusaha mencati masalah denganku2” Anggela menarik tasnya dan membuangnya ke Hantaic "Kaw memang tidak tahu dri! Apa yang kaw pikirkan sehingyga ber mengatakan itu padaku? hah” apa yang, mengizinkanniw melawanku, “Aku tidak melawanmu,” sahut Alicia begitu tena “Aku pertanya padamu.” “Diam! Kau pikit siapa dirimu?! Hanya Karena kau selalu bersama Damian lalu sekarang kaw jadi besar kepala dan merasa dirimu hebat, hah? Dengar ... tidak ada orang yang bisa mengubah derajatmu yang rendahan itu menjadi ratu sepertikii” Alicia diam menatap wanita itu d 11 bersedckap, ‘Tiba-tiba saja ia merasa kasihan pada Anggela “Kau terlalu tinggi bermimpi uncuk bisa menjadi sepertiku., Tempat terbaikmu hanya ada di bawah kakiku, Alice. Dan semua orangdi sini tabu, jika kau tidak pantas berada di sini Jadi sebaiknya turuti sepala apa yang kukacakan jika kau maxi menginginkan seluruh rubuhmu mulus tanpa lula, kau mengerti?!!” Berbeda dengan Angela yang menggebu oleh emosi, dan Sheila yang kerakutan, Alicia justra tetap diam mendengarkan, “Heh,” Anggela mendorong bahunya, “Aku berranya padamu?! ‘Apa kau mengerti?! Jawab!" “Aku rasa dia ingin menangis,” ucap Debra. “Kurasa begicu... itu akan jadi pertunjukan bagus," timpal Molly. Rasa kasihannya bertambah untuk Anggela. “Aku tidak tah ika hau henae-benar bodoh, Angela. Tadi kaw menyurubky dian cekarang kaw memintaku bicara.” Bisa Alicia rasakan desakan cay, yang perahan teadengar di dalam kancin itu, Jangan tanya Ange hapsimana berangnya dia. Namun Anggela benar-benar hany hethent, BAVANGAN, 8 “Anppela, aku sudah muak melakukan ini denganmu. Aku tidak mengertiapayang sudah kulakuken sehingga kau begitu membenciku. Di hari pertama kira bertemu, kau sudah mengotori celanaku dengan tanah hasah, Dam hal jeu berlanjut sampai aku berpikir diperlalakan tidak adil olchmu adalah wajar. Aku tidak melawan karena aku benci menjadi pusat perharian. Aku kira dengan mengabaikanmu, kau dan teman-temanmu akan bosan lalu berhenti. Tapi ternyata, seperti aka yang sudah terbiasa di-bully olchmu, kau juga sudah terbiasa mem- bully-ku” Anggela tcrcekat tanpa suara, dan memang icu yang dikehendalsi Alicia. la mungkin akan gagal mempertahankan keberaniannya jika Alicia membuka mulut. “Sampai aku melihat apa yang kau lakukan kemarin pada Sheila. Hal yang juga sering aku rasakan, Bj Situlgy emarin pada } , ku memsadarjika apa yang kau lakukan padaku selamainéigy apy aku menvad Dan aku harus menghentikanmu.” Anggelamenlan tudah susah payah *K-kaw cidok heh mengaturku-" Sckarang hatakan, bagian mana dariku yang membnatmu i schingga mclakukan tindakan ini?” Alicia maju selangkah, “Semua tah jka kau adalah wanica sempurna dan memiliki segaanya Aku jelas bukan tandinganmu... lalu apa? Apa yang kau cari dariky3" Selain dagunya yang masih terangkat tinggi dengan kesan angkub yang kental, Anggela kehilangan kata-Raranya dengan tangan terkepal. “Diam kau, Jalang!" “Schult lagi kuingatkan padamu. Aku bukan jalang. Aku tide Petgi dengan sembarang laki-laki setiap hari, Aku tidak tidur dengan lakilaki yang berbeda seviap minggu. Aku cidak menggunakan ‘wbubku uncuk miemikat laki-aki hanya agar membuaznya menurut apa keinginanka, Aku cidak memperlakukan orang lain dengan semenarmena. Aku tidak memandang tend menyiksanya, Aku tidak suka menghina atau ‘Aku tidak melakukan itu semua.” jah ofang lain lu mencaci maki orang. Wajah Anggcla meme rah, seperti ada asap tak kasat mata yang keuar dati kepalanya, Oh tunggu,” Alicia Mengangkat tangannya seolah tering Seuntu “Kau thu Sapa , yang melakuka itu? Kan! Kau ya06 Walang, Angela, Bukan akyr “mere lat biasa, Wap a seta memukul Alicia, Reals ied Ht itu Mengangkat cangan ing k diduga olehnya hingga ne" Anggela bethenti Karena dicengkeram sescorang, ‘Tepat di depan wajahnya. “Minggin” ujar Damian, “Kau menghalangi jalanku.” Damian membuang tangan Anggela begita saja lai mengambil rempat duduk. Mermulai makan seolah tidak terjadi apa pun di sana. “Kau tahu, Alicia,” Anggela menunjuknya dengan amarah. “Ini jelas belum selesai, Aku akan membuatmu menderiea.” Kemudian berlalu pergi bersama kedua temannya Baru di saat irulah, Alicia mengembuskan napas leganya. ‘Adrenalin yang memacu sangat kencang tadi hampir membuatnya limbung. Saat ia duduks, semua orang di sana memperhatikannya. Sheila memherikan senyuman menenangkan ketika seseorang berdiri di samping meja mereka. “Tru sangat keren, Alice,” Lalu disambung oleh orang lainaya. “Ky rasa ak tidak menolak mendapatkan tontonian itu setiap hari,” “Kau hampir membuat Anggela rerbakar.” “Wanita ity memang perl diberi pelajaran.” Damian member senyuman dari seberang meja. Sheila mengusap bahunya dan mengacungkan jempolnya. Sedangkan Alicia tidak sanggup menahan bahagia karena uatuk pertama kalinya, Alicia bicara dengan banyak orang hari ini. Alicia lups, kapan terakhir kali ada seseorang menginap di romahpyg Ara cebenarnyas hampir tidak pernah ada orang yang berkunjung Rumahnya selalu sepi. Schatang, Alicia duduk di meja dapur hgpsamg payangan dan iblis yang secang mengunyah pizza. sJaogantakut padak,” ueap Alex dengan mula penuh nakanan, “Kau tahu wajah seperti hanya bisa member cinta” Mencoba mengesampinglan ketakutannya, Alicia mengangguk, “Lagipula, daripada takue padaku, kau sehacusnya lebih takut pada Damian.” i “Alex,” cegut Damian. | Alex tertawa. “Ali kau haras berhati-hati pada Damian, Jangan biarkan dia menyanjungmu dan membuatmu rela mati untuknya.” “Berhentilah, sebelum aku menendangmu lagi ke Tuar dis tumah ini.” Ancaman itu diisingi lemparan minuman kaleng oleh Damian ke arah Alex, Di saat Alex masih mengoceh yang membuat Damian kestl pintu rumah Alicia diketuk, Ada Sheila yang membawa sepiring kut dan tersenyum, ' “Senang kau mau datang,” ujar Alicia membuka pinmu ebib febar. “Kami sudah menunggumu.” ! Shee, dengen sikap malu-malunya mendatangi meja dap da" neltan ue di tengah meja. la mengambil duduk di kursiy@"8 | tumnya Alicia tempati, di sebelah Damian. pd “Thi kutsi Alicia,” kata Damian, i i ! . , } dak apa-apa. Kau bisa duduk di sana.” Lalu Alicia memutari meja dan duduk di sebelah Alex. “Nah, Sheila, kau belum mengenal ‘Alex. Ini teman Damian.” Sheila dan Alex saling memperkenalkan dirinya. Alex kembali bicara. “Kenmapa aku merasa pernah meliharmu?” Lakitlaki inn mengeruckan dahi. ‘Alicia berhati-hati menjawab. ‘Tidak ingin mengingatkan kejadian tidak menyenangkan itu pada Shella. “Dia juga datang di pesta tempo hari.” ‘Alex masih mengusap-ngusap dagunya. “Ya. Mungkin di sana.” ‘Alex kembali melahap makanannya. “Kalian rerlihar dekat satu sama lain,” ucap Sheila setengah menunduk, “Teniu saja, kami sudah berteman ratusan tahun.” jawab Alex mengedipkan matanya. Sheila tertawa katena mengira itu candaan, tapi menuruc Alicia Alex mengatakan yang schenarnya. “Jadi kalian berdua singgal di sini, bersama Alicia?” tanya Sheila lagi “Hanya Damian,” cetus Alex dengan mulue penuh. “Hanya karena aku dilarang tinggal oleh Damian padabal bukan dia pemilik rumahnya.” Sheila mulai tidak canggung lagi. “Kalau boleh tahu, kenapa Damian tinggal di sini?” Alicia sempat meliik ke ara Damian, yang juga dilakukan oleh Alex karena cowok itu kali ini tidak menjawab. Namun Damian juga ‘dak kunjung membuka mulutnya. Aga Sheila tidak curiga, Alicia Yang buka suara, =pamian di sini karena— kami sepasang kekasih.” sambung Damian, ‘Atiiarerpakun Alex rersedae makanannys. Sheila tampak Raget: “Sungguh?” wanita ic beralih mente “aku tidak menyangka it.” Ya, Alicia juga tidak menyangka Damian akan meng a memberi senyum setengah dan menyumpal mulunyg Alicia. itu. fa hany’ dengan kaleng soda. Apa yang Damian pikirkan sampai mengatakan hal icu? Setelh melegakan tenggorokannya, Alex yang kini beri meledek. “Aku pun tidak menyangka. menghabiskan malam yang indah ini dengan cerita tentang sepet Bagaimana jika ie apa kalian jaruh cinta, setujt?” “Tidak,” Damian turun dari kursi dan menarik Alex. "Kau hans pergg. Karena aku tahu kau tidale akan pergi hanya dengan kali jadi aku yang baik hati int akan mengantarkanmu ke pineu.” Bersama penolakan Alex, Damian menyeret laki-laki itu kel ‘Alicia dan Sheila hanya bisa mengembangkan senyum be kelakuan dua laki-laki itu, ; “Aku benar-benar tidak tahu kalau kau memiliki pubunget spesial dengan Damian,” kata Sheila ketika tertinggal merek# be di meja dapur. i | Alicia meneguk |udah, ki “Pasti fesanya menyenangkan, Punya seseors"B ah ‘Menyayangimu,” sen) yUman keci] ate juga ingin meric Sheila tidak mencapai ™ “gheila, menurutku perasaan disayangi tidak hanya dacang dari kekasih. Tapi juga keluarga dan teman.” “Keluargaku tidak ada. Mereka meninggallanku sendii.” ‘Alicia sangat mengerti bagaimana rasanya, “Kau tahu, ake cempat kaget ketika mengenalmu, Karena kita benar-benar mirip Maksudku, aku hampir melihat diriku dalam dirimu, Karena sekarang kita berteman, kau tidak perlu khawatir lagi. Kau ddak sendirian. Aku menyayangimu.” Sheila menatapnya dengan mara berkaca, “Terima kasih, Alicia, Kau sangac baik sckali padaku.” Laka wanita itu menggenggem rangannya. Avalnya Sheila mempetharikan ‘aura cangan iu hebcrapa saat, sebelumn disusul senyuman. «ives berjanji akan menjadi reman yang baik uneakimay Abie a etelah mengatakan itu Sheila langsung memelukenya erat. Berteparant juga dengan Damian yang telab kembal serelah mengusir Alex pergi. Kau benar-benar mengusir, Alex?” tanya Alicia. “Tene saja.” “Aku juga akan pulang. Ini sudal harus membetullkan penghangat ruangan- kedinginan saat tidur nanti.” fh terlalu mafam. Dan aku Jika tidak aku akan mati “Kau perlu bantuan?” tawar Alicia. “Kurasa, Damian bisa membantumu.” “Kenapa aku?” protes Damian. “Tidak, tidak perlu,” Tolak Sheila. «ijk tidalcingin merepotkan.” Alicia menatap ke arah Damian. Mmemperhaikinya, Damian?” “Kau bisa menolong Shella pia tidak ingin dibanca, *Sudahlah.” Alicia memasang wajah memohon. Damian mengerutkay dah mau. Alicia,” sahut Damian 1 mal las, Jalu memutar mata, “Aku cidak Kalau begitu biar aku yang membantunya.” aiklah. Aku yang shan Damian membuang. napas kasar. memperbaiki penghangat ruangan itu, Alicia tersenyum Iebar Karena itu, Meski Sheila masih betusaha menolak, tapi kali ini Alicia benar-benar bersikeras, "Ingae,” Damian menahan pintu dengan jari telunjuk mengarah pada Alicia, “Jangan berani menjejakkan kakimu keluar dari rumah sebelum aku selesai menolong temanmu.” “Iya, aku mengerti, Jangan terlalu khawatir. Kita hanya terpisch beberapa kaki saja, Damian.” Alicia sudah akan menutup pintu, tapi Damian mash menahan. “Alicia, aku serius. Tolong tetap berada di rumah, Hanya Mu syaratnya atau aku tidak peduli temanmu mati kedi inginan karepa mesin penghangarnya rusak.” s ; ; Abtaga. “Bho mrengerti, Damian, Aku akan berada di rh sampai kau kembali.” { ; Sctelah mengatakan menutup piney, lakistaki itu barulah Damian membiarkan / Ta mengerti kelhawati i i ‘ - ‘awatiran Damian, tapi sepert ‘ou sedikit berlebihan, e Sepenii f La memb ce Permian dan Shela, rumah Alicia mendadk “mela dapor, Mengumpnlkan sampab di plas eres a mengikatnya. Suara berisik yang ia ciptakan hanya mampu bertahan sebentar lalu senyap kembali, Padahal Alicia sudah terbiasa sendiri. Tapi sekarang hening justra seperti ingin menyakiti telinganya, Alicia ingin membuang sampah, rumah, Untuk mencapai tempat sampah ia harus menyusuri taman tapi itu artinya fa harus membawanya ke halaman belakang kecil lalu menyebrangi jalanan, Alicia teringat perkataan Damian, Tapi apa yang berbahaya dari sekadar membuang sampah di belakang rumah? [a akan berjalan cepat dan segeta kembali Cuaca malam icu memang mendung dan berangin, Jadi Alicia langkahnya karena tidak ingin kchujanan. Saat h ke tong, ia berbalik kemudian im berdiri tepac di mempercepat I melempar kantong plastik sampal tersentak kaget karena sesosok bayangan hita hadapannya. Alicia beringsut mundur. Pinggangnya mena bahwa sosok di depannya ini, mirip brak rong sampah. la masih. mampu_mengenali dengan sosok yang pernah menyerang rumahnya tempo hari. Sosok itu serba hitam dari atas sampai bawah, Dalam jarak sedekat ini, Alicia tidak melihat ada wajah di bawah penutup kepala itu, Udara dingin yang sebelumnya ia rasakan Kini menjadi berlipar ganda, Dan tidak ada yang lebih membuatnya takut karena kakinya membeku. Benar-benar membeku karena Alicia tidale berjubah panjang iru merentangkan rangan ke ‘ubuhnya menggigi) entah karena udara yang arena kerakurannya sendiri. bisa berlari, Sosok arahnya. Membuat emakin dingin atau “feng! bisiknya rercahan. bab hicam ite mengeluarkan kuku panjang yanp ; Seperti kuku penyihir, dengan ujung nm 8 he smengarah ke dahinya. Mengetuknya. ae : . Hi liran darah menuruni wae fa. Ujung ju berwarna hitam. Ujung iru yang ‘Alicia merasakan perih yang disusul ali

Anda mungkin juga menyukai