Anda di halaman 1dari 3

TUGAS

AJARAN SOSIAL GEREJA

1. Rangkuman Materi Pokok pertemuan I dan II

Pertemuan I

Ajaran Sosial Gereja adalah ajaran mengenai hak dan kewajiban umat beriman
sebagai anggota masyarakat. Secara khusus hak dan kewajiban mereka dalam hubungannya
dengan kebaikan bersama. Aspek dalam Ajaran Sosial Gereja merupakan tanggapan Gereja
terhadap fenomena sosial yang dihadapi oleh umat manusia dalam bentuk himbaun, kritik
dan dukungan. Karena itu, Gereja mempublikasikan dokumen-dokumen yang berkaitan
dengan Ajaran Sosial Gereja untuk mensosialisasikan sikap yang harus harus dilakukan oleh
umat beriman dalam menghadapi pelbagai fenomena sosial yang terjadi di dunia.

Latar Belakang yang melandasi munculnya Ajaran Sosial Gereja ialah masalah nyata
yang sangat mendesak di negara-negara berkembang. Berhadapan dengan masalah sosial ini,
Gereja tidak mengabaikannya. Gereja justru mengambil langkah dan tindakan nyata dalam
menyelesaiakan berbagai masalah sosial tersebut. Gereja merefleksikan sikap bijak yang
harus ditempuh guna menyelesaiakan masalah sosial yang terjadi. Sikap dan refleksi Gereja
ini ditandai dengan dokumen Ajaran Sosial Gereja yang diterbitkan.

Beberapa tujuan yang hendak dicapai dengan kehadiran Ajaran Sosial Gereja antara
lain untuk menerangi dan membimbing umat manusia dalam membangun dunia seturut
kehendak Allah. Gereja hendak memberikan pedoman dalam mewujudkan tata kelola
masyarakat yang sejahtera dan bermartabat. Selain itu, tujuan lainnya ialah memusatkan
perhatian kepada penekanan nilai-nilai dasar kebaikan di tengah dunia.

Dalam merumuskan Ajaran sosialnya, Gereja mengacu pada beberapa prinsip


mendasar yaitu: Prinsip perhargaan, kebaikan, solidaritas, subsidiaritas dan keberpihakan.
Atas dasar hal tersebut, Gereja juga merumuskan Makna Teologis dari Ajaran Sosial Gereja
yang terdiri atas peristiwa Gerejani, kebutuhan teologi moral, dan aplikasi teologi moral
dalam bidang sosial.

Pertemuan II

Sejak Abad XIX, Ajaran Sosial Gereja mulai berperan penting dalam kehidupan
sosial di dunia. Hal ini ditandai dengan beberapa hal, antara lain: Orang-orang Katolik mulai
terlibat dalam pelayanan terhadap kekemanusiaan. Muncul Upaya serius dari suatu refleksi
teologis secara interdisipline. Ilmu Teologi di tempatkan ke dalam realitas dan dalam
refleksinya menerima rasionalitas yang ada dalam pengetahuan manusia. Artinya, Ajaran
sosial Gereja bukanlah hal abstrak, sebaliknya menyentuh problem nyata dalam realitas
historis dan konkrit. Kehadiran Ajaran sosial Gereja juga memulai suatu tradisi teologi-moral
yang memberikan sumbangan besar terhadap studi demi melengkapi warisan pemikiran
teologis moral kristiani.

Ajaran Sosial Gereja mulai disosialisasikan melalui dokumen-dokumen resmi gereja


dari Paus Leo VIII sekitar tahun 1891 beserta para Paus setelahnya. Tema-tema yang
berkaitan dengan Ajaran Sosial Gereja bahkan sampai zaman modern ini masih mendapat
perhatian serius dari Gereja. Enskilik terakhir pada abad modern yang membahasnya
dipopulerkan oleh Paus Benediktus XVI pada tahun 2009. Berdasarkan catatan, Dokumen-
dokumen Gereja yang berkaitan dengan Ajaran Sosial Gereja yaitu: Rerum Novarum (Hal-
hal Baru), Quadragesimo Anno (40 Tahun Setelah Rerum Novarum), Mater Et Magistra (Ibu
dan Guru), Pacem In Teris (Damai di Bumi), Gaudium Et Spes (Kegembiraan dan Harapan),
Gaudium Et Spes (Kegembiraan dan Harapan), Populorum Progressio (Kemajuan Bangsa-
Bangsa), Octogesima Adveniens (Penantian Tahun ke Delapan Puluh), Convenientes Ex
Universo (Berhimpun dari Seluruh Dunia), Laborem Exercens (Kerja Manusia), dan Caritas
In Veritate (Kasih dalam Kebenaran).

Dalam dokumen Sosial Gereja, beberapa tema kunci yang dibahas yaitu: Kesucian
hidup manusia dan martabat pribadi harus dijunjung tinggi, Panggilan untuk membentuk
keluarga Allah di tengah masyarakat, Hak Asassi Manusia harus dijunjung tinggi,
Keberpihakan kepada kaum lemah, miskin dan tertindas, Nilai luhur pekerjaan, Solidaritas
sebagai keutamaan nilai Kristiani, dan Memelihara ciptaan Allah.

2. Gereja tidak terpisah dari dunia. Gereja ada di tengah dunia dan menjadi bagian
darinya. Karena itu, Gereja harus ikut ambil bagian di dalam perkembangan dunia. Sikap
Gereja yang peduli dan bertanggung jawab terhadap perkembangan dunia adalah
pengaplikasian nyata dari tugas dan misi yang diwartakan oleh Yesus Sang Kepala
Gereja.
Kepedulian dan tanggungjawab Gereja terhadap dunia tampak dalam sikap dan
keikutsertaan Gereja dalam mengatasi beragam masalah yang terjadi. Ajaran Sosial
Gereja merupakan salah satu bukti konkrit kepedulian Gereja terhadap dunia, khususnya
dalam problematika kehidupan sosial. Ajaran Sosial Gereja atau seringkali disebut ASG
merupakan ensklik Gereja yang memuat daya refleksi Gereja dalam menanggapi masalah
sosial yang terjadi di seluruh penjuru dunia.
Sikap dan refleksi Gereja ini penting untuk disosialisasikan kepada dunia. Para
pengajar iman atau katekis adalah kelompok umat beriman yang harus menjadi
penggagas utama dan pertama dalam mensosialisasikannya. Karena itu sebagai seorang
katekis, saya menyadari bahwasanya adalah suatu keharusan bagi saya untuk memahami
dengan baik inti dari ASG. Pemahaman yang baik akan membantu saya untuk dapat
mengambil sikap dan tindakan yang bijak dalam mengatasi permasalahan sosial yang
saya hadapi pada lingkup karya pastoral. Selain itu, hal lain yang saya rasa penting
dengan mempelajari Ajaran Sosial Gereja ialah bahwa saya tidak ada untuk diri sendiri.
Saya harus memiliki sikap terbuka dan peduli akan keadaan sosial yang terjadi disekitar.

Anda mungkin juga menyukai