Anda di halaman 1dari 2

Nama :

NIM :
Mata Kuliah : Pastoral Kontekstual
Dosen : Dr. Mayong Andreas Acin

UAS

PASTORAL KONTEKSTUAL

Soal

1. “Mewartakan Injil adalah rahmat dan panggilan khas Gereja. Inilah identitas Gereja yang
terdalam”. Terangkan!
2. Apa yang dimaksud dengan pernyataan bahwa Dewan Pastoral Paroki hanya memiliki
suara konsultatif?
3. Bagaimana Gereja seharusnya berpastoral berhadapan dengan multikulturalisme dan
Pluralisme?

Jawaban

1. “Mewartakan Injil adalah rahmat dan panggilan khas Gereja. Inilah identitas Gereja yang
terdalam”. Ungkapan tersebut tertuang dalam dokumen Gereja Evangelii Nuntiandi art.
14. Ungkapan ini bahkan dijadikan sebagai bahan refleksi oleh Gereja Katolik Indonesia
pada sidang KWI tahun 2011.
Gereja dibangun atas dasar Injil. Pribadi Yesus Kristus adalah Injil itu sendiri. Karya
Yesus sendiri di dunia terbilang cukup singkat. Yesus hanya berkarya sekitar tiga tahun.
Misi yang hendak dicapai oleh Yesus melalui karya-Nya ialah membawa manusia pada
keselamatan. Akibat dosa hubungan manusia dan Allah menjadi rusak. Karena itu, Yesus
hendak memulihkan keadaan yang rusak ini.
Yesus Kristus sebagai Injil, memanggil para murid untuk melanjutkan karya dan misi-Nya
di dunia. Sebelum kenaikan-Nya ke surga, Yesus memberi perintah agar para rasul
mewartakan Injil ke seluruh penjuru dunia. Pewartaan Injil ini telah dimulai oleh para
rasul dan diwariskan kepada Gereja. Gereja sebagai persekutuan umat Allah harus
mewartakan Injil sebagai panggilan khas-Nya. Hal ini dimaksudkan agar misi Yesus
dalam menyelamatkan manusia dapat terlaksana di dunia. Kehadiran Gereja adalah
sebagai tanda wajah Kristus yang tidak kelihatan.
2. Gereja adalah persekutuan umat Allah. Umat Allah sendiri terdiri dari kaum awam, imam,
dan religius. Ketiga kelompok umat Allah ini mempunyai karisma khasnya masing-
masing. Kendati demikian semua dipersatukan dalam tugas perutusan Kristus.
Dalam suatu gereja partikular (keuskupan) wewenang penggembalaan dalam perutusan
Kristus dipimpin oleh uskup diosesan. Uskup diosesan dalam menjalankan tugasnya
dibantu oleh Dewan Pastoral Paroki. Dewan Pastoral Paroki terdiri atas Pastor Paroki
bersama para wakil umat yang dipanggil untuk memikirkan, dan melaksanakan apa yang
perlu dan bermanfaat bagi penyelenggaraan dan pengembangan karya pelayanan pastoral
di paroki. Kendati demikian, Dewan Pastoral Paroki hanya memiliki suara konsultatif.
Artinya, mereka dapat memikirkan dan merancang pelbagai karya pastoral, namun buah
dari rancangan mereka hanyalah bersifat usulan. Mereka tidak dapat mengambil keputusan
berdasarkan hasil rancangan tersebut. DPP masih harus berkonsultasi dengan uskup
diosesan, dan hanya uskuplah yang berhak membuat keputusan.
3. Karya pastoral Gereja di tengah dunia yang multikulturalisme dan Pluralisme. Dunia
diciptakan oleh Allah dengan keanekaragaman suku bangsa, kultur dan kebudayaan.
Keanekaragaman ini merupakan bukti dari kekayaan Rahmat Allah. Yesus sendiri lahir di
Betlehem. Karena itu, secara historis Dia tergolong ke dalam bangsa Asia, persisnya dari
Asia Barat, yaitu dari daerah Palestina. Sungguhpun Yesus historis merupakan orang Asia,
namun Dia menjadi figur yang hadir untuk semua manusia. Ia tidak datang untuk orang
atau kelompok tertentu, melainkan untuk semua bangsa. Sikap terbuka bagi semua
kelompok dan golongan menjadi ciri khas yang diwariskan oleh Yesus bagi Gereja. Gereja
dalam karya pastoralnya. Gereja harus menyampaikan penghargaan yang terdalam kepada
agama-agama dan tradisi-tradisi. Lebih lanjut, Gereja berusaha menjalin dialog yang tulus
dengan para penganut mereka. Tujuan akhir dari karya pastoral yang terbuka ialah semua
bangsa memperoleh rahmat yang berasal dari Tuhan. Bahkan secara tidak langsung Gereja
telah memperkenalkan figur Yesus kepada semua orang.

Anda mungkin juga menyukai