Kumpulan Soal Cerpen 2223
Kumpulan Soal Cerpen 2223
Bacalah kutipan cerpen berikut kemudian jawablah soal nomor 10 s.d. 13!
Langit menjadi kelabu. Awan hitam mulai tak mampu lagi membendung butiran air. Matahari pergi.
Sinarnya pun tak berbekas. Di samping rumah Nada, nampak Dio masih asyik bermain dengan merpatinya.
Nada tersenyum menatapnya dari balik jendela kamarnya. Ya, tetangganya itu memang sangat menyukai
merpati. Bahkan di samping rumahnya ada sebuah kandang merpati yang cukup luas miliknya sendiri. Ia
biasa menyebutnya istana Merpati Dara Dori. Begitu banyak jenis merpati yang ia piara. Semuanya
sepasang. Ada merpati lokal, merpati kipas, merpati gondok, merpati Lahore, dan masih banyak lagi.
Namun, di antara semua merpatinya, merpati lokal berwarna seputih saljulah yang paling ia sukai. Dara
dan Dori.
Fabel I Fabel II
A menampilkan lokasi cerita memberikan garis besar cerita
B memberikan garis besar cerita memulai dengan aksi
C memunculkan masalah mengisyaratkan bahaya
D memulai dengan aksi menampilkan lokasi cerita
Bacalah kutipan cerpen berikut kemudian jawablah soal nomor 10 s.d. 13!
Langit menjadi kelabu. Awan hitam mulai tak mampu lagi membendung butiran air. Matahari pergi.
Sinarnya pun tak berbekas. Di samping rumah Nada, nampak Dio masih asyik bermain dengan merpatinya.
Nada tersenyum menatapnya dari balik jendela kamarnya. Ya, tetangganya itu memang sangat menyukai
merpati. Bahkan di samping rumahnya ada sebuah kandang merpati yang cukup luas miliknya sendiri. Ia
biasa menyebutnya istana Merpati Dara Dori. Begitu banyak jenis merpati yang ia piara. Semuanya
sepasang. Ada merpati lokal, merpati kipas, merpati gondok, merpati Lahore, dan masih banyak lagi.
Namun, di antara semua merpatinya, merpati lokal berwarna seputih saljulah yang paling ia sukai. Dara
dan Dori.
14.Makna simbol petir di siang bolong pada kutipan cerpen tersebut adalah....C
E. merasa sedih
F. merasa bingung
G. sangat terkejut
H. merasa heran
15.Amanat yang terdapat pada kutipan cerpen tersebut adalah ...A
E. Sebagai anak harus patuh pada kedua orang tua.
F. Lakukan perintah orang tua meskipun dengan terpaksa!
G. Ikhlaskan diri kita dalam mengerjakan sesuatu pekerjaan!
H. Setiap keputusan agar dibicarakan terlebih dahulu dengan keluarga!
(1)“Aku tak ingin kehilangan sahabat, Airin. Banyak yang menghentikan surat mereka,
ketika tahu aku lumpuh.”
(2)“Mana mungkin aku begitu...!” Mata Airin terasa panas oleh gumpalan air yang
mendesak keluar. Ia terharu melihat keadaan Dayu, sementara semangatnya tetap berkobar
walaupun dengan kondisi seperti itu. “Aku tetap sahabatmu, Dayu. Bahkan aku akan tambah
sayang padamu setelah bertemu.”
(3)“Sudahlah,” Dayu memegang tangan Airin. “Kenalkan, ini Pamanku.”
(4)Airin mendorong kursi Dayu, berjalan di atas pasir putih yang lembut. Matahari hampir
mencelupkan tubuh emasnya ke laut yang tampak kecoklatan karena langit mulai redup.
Rambut Airin yang cepak tak bisa berkibar-kibar seperti rambut Dayu.
Kunci :B
Pembahasan :
Latar dalam cerita tersebut adalah di pantai. Hal ini didukung oleh bagian (4) cerita tersebut, yaitu … berjalan di
atas pasir putih ... Matahari hampir mencelupkan tubuh emasnya ke laut …
2. Bukti tokoh Airin penyayang terdapat pada bagian ….
A. (1)
B. (2)
C. (3)
D. (4)
Kunci :B
Pembahasan :
Bukti bahwa Airin memiliki watak penyayang adalah pada pernyataan “Mana mungkin aku begitu...!” … “Aku tetap
sahabatmu, Dayu. Bahkan aku akan tambah sayang padamu setelah bertemu.”
Airin mendorong kursi Dayu, berjalan di atas pasir putih yang lembut.
Matahari hampir mencelupkan tubuh emasnya ke laut yang tampak
kecoklatan karena langit mulai redup. Rambut Airin yang cepak tak bisa
berkibar-kibar seperti rambut Dayu.
Kunci :B
Pembahasan :
Penggambaran watak tokoh diberikan melalui ucapan langsung dan sikap tokoh. (Seperti yang ditunjukkan pada
bagian (2) dalam cerita tersebut).
“Apa?! Pengemis? Tak ada sedekah yang kuberikan .... Usir dia! ” teriak Nyi Endit. Tapi
ternyata yang dimaksud dengan pengemis itu telah berada di dalam ruangan itu. “Nyi
Endit, kau memang benar-benar manusia kejam!” kata pengemis tua itu. “Mau apa
kau pengemis busuk! Pergi kau dari tempatku ini!” dengan gusar Nyi Endit membentak.
Namun pengemis itu tetap diam tak beranjak dari tempatnya. Kemudian ia berkata, “Tak mau
memberikan sedekah pada manusia melarat macam aku? Hm ... sungguh terkutuk hidupmu
Nyi Endit! Kau tega berpesta pora di tengah-tengah rakyat kelaparan dan sekarat karena
darahnya setiap hari kau hisap. Betul-betul kau lintah darat terlaknat!”
Kunci :B
Pembahasan :
Amanat adalah pesan yang ingin disampaikan penulis melalui ceritanya. Dalam kutipan cerpen tersebut, pengarang
menyampaikan pesan secara implisit melalui percakapan tokoh agar orang yang mampu mau memberikan sedekah
kepada orang yang layak menerimanya.
Tapi juga siang itu, Luki tidak datang.Cemas betul hati Budi dan Iwan.
Semula Budi sudah siap hendak melontarkan caci makinya begitu Luki
melompat masuk. Akan disikatnya habis-habisan sahabatnya itu karena
melalaikan janjinya seenaknya.
Tapi sekarang, segala kata-kata itu lenyap musnah dari benaknya. Tidak tahu
dia ke mana perginya. Tidak pula akan sanggup dikumpulkannya kembali.
Sebagai gantinya, timbul perasaan cemas dan gelisah. Mengapa dia tidak
datang? Mengapa? Mengapa?
Kunci :D
Pembahasan :
Konflik dalam sebuah cerita merupakan bagian yang menunjukkan adanya pertentangan dalam cerita tersebut.
Biasanya konflik terjadi karena adanya benturan (ketidakserasian), baik dengan dirinya atau dengan tokoh lain.
Awalnya tokoh Budi dan Iwan kesal dengan Luki yang ingkar janji, tetapi setelah berpikir lama akhirnya tokoh
mencemaskan keadaan Luki. Hal ini bahkan menjadi konflik dalam diri Budi dan Iwan.
Kata yang dirujuk: Sebagai gantinya, timbul perasaan cemas dan gelisah. Mengapa dia tidak datang? Mengapa?
Mengapa?
Indikator Soal : Disajikan kutipan cerpen, siswa dapat menentukan bukti latar (waktu, tempat, suasana) cerpen
tersebut
SOAL 1 :
Kuingin kau berbohong padaku. Seperti yang kau utarakan kemarin, dan yang kemarin dulu itu. Ketika mentari
meredup berpendar di pucuk daun sebelah barat rumah dan ketika kerumunan itu tak lagi bersamamu, kau mulai
dengan kisah kebohonganmu yang pertama kepadaku.
Latar selalu berhubungan dengan tempat dan waktu. Temukan kata kunci yang merujuk pada waktu menjadi bukti
latar pada kutipan drama tersebut. Kata kunci pada kutipan tersebut adalah mentari di sebelah barat.
(1)"Apakah peranku bagimu, silumankah aku?" tak ada jawabmu, hanya angin berdesir di sekeliling kita. (2)Bulan
pucat tak bisa menyembunyikan senyumanmu demi melihat kerutan di dahiku. (3)Biarlah menjadi rahasia alam
akan apa yang kita rasakan ini. (4)Jangan lagi memaknainya, menanyakannya atau mengharapkannya esok hari.
Bukti bahwa kutipan cerpen tersebut berlatar malam hari terdapat pada nomor ….
A. (1)
B. (2)
C. (3)
D. (4)
Kunci Jawaban : B
Pembahasan : Latar selalu berhubungan dengan tempat, waktu, dan suasana. Temukan kata kunci yang merujuk
pada waktu menjadi bukti latar pada kutipan drama tersebut. Kata kunci pada kutipan tersebut adalah mentari di
sebelah barat.
Indikator Soal : Disajikan kutipan cerpen, siswa dapat menentukan bukti latar tempat pada kutipan cerpen tersebut
"Tolong katakan, di mana ia sekarang? Saya janji menyayanginya dan tidak akan meninggalkannya lagi!” (2)
Aku berlari memeluk tubuhnya yang bergetar keras. "Nyonya, semua sudah terlambat. Sehari sebelum nyonya
datang, Eric telah meninggal dunia. Jasadnya ditemukan di kolong jembatan,” jawabnya dengan suara terbata-
bata. (3)
”Eric... maafkan Ibu, Nak!” Aku sungguh menyesal, mengapa anakku Eric, dulu kutinggalkan. (4)
Bukti latar tempat pada kutipan cerita tersebut ditandai nomor ...
A. (1) C. (3)
B. (2) D. (4)
KUNCI JAWABAN : A
PEMBAHASAN : Latar merupakan tempat, waktu, dan atau suasana peristiwa cerita terjadi. Untuk menemukan
latar perlu mencermati kata yang meujuknya.
Indikator Soal : Disajikan sebuah kutipan cerpen, siswa dapat menentukan bukti latar waktu dalam cerpen tersebut
Bacalah kutipan cerpen berikut dengan saksama kemudian kerjakan soal nomor 18 s.d. 20!
Seperti teman-temannya yang lain, sebenarnya Andi ingin sekali memberi hadiah untuk Tommy, tetapi ia tidak
enak hati meminta uang pada ibunya. Apalagi, ibu hanya diam ketika ia menyodorkan undangan pesta ulang tahun
Tommy kemarin. Saat itu, ibu sedang duduk-duduk di beranda sambil memandangi matahari yang mulai
tenggelam. Diamnya ibu, pertanda ibu belum punya uang untuk membeli hadiah. Andi sadar, sejak ayahnya
meninggal tiga tahun yang lalu, ia dan ibunya memang harus hidup hemat.
”Ah masa iya aku tak bisa memberi hadiah untuk Tommy temanku?” gumam Andi seraya bangkit dari tempat tidur
pembaringan. Ia beranjak menuju meja belajarnya. Dimatikannya lampu tidurnya dan digantinya dengan lampu
belajar. Ia mengambil secarik kertas, pensil, dan spidol warna-warni. Tangannya mulai mencorat-coret. Kini, ada
senyum menghiasi bibirnya, “Besok pagi, aku sudah punya hadiah untuk Tommy.”
Bukti bahwa peristiwa tersebut terjadi pada malam hari adalah ....
A. kalimat pertama pada paragraf pertama
B. Kalimat kedua pada paragraph pertama
C. Kalimat ketiga pada paragraf kedua.
D. Kalimat keempat pada paragraf kedua
Kunci Jawaban : C
Pembahasan :
Bukti bahwa latar cerita pada malam hari: Dimatikannya lampu tidurnya dan digantinya dengan lampu belajar
Indikator Soal : menentukan amanat yang terdapat pada kutipan cerpen tersebut
Amanat yang terdapat pada kutipan cerpen tersebut adalah ...
A. Kita harus menyesuaikan diri di mana pun berada.
B. Pikir dulu sebelum bertindak, sesal kemudian tidak berguna.
C. Tidak ada kata terlambat untuk memaafkan.
D. Kita harus menghormati ibu yang telah melahirkan.
KUNCI JAWABAN : B
PEMBAHASAN :
Kalimat yang dirujuk menggambarkan Seorang ibu menyesal telah menelantarkan anaknya, tetapi yang telah
terjadi, tak dapat terulang kembali.
Indikator Soal : Disajikan sebuah kutipan cerpen, siswa dapat menentukan amanat kutipan cerpen tersebut
A. Jangan menyusahkan orang tua hanya karena ingin memberi hadiah teman!
B. Usahakan selalu memberi hadiah kepada teman orang tua!
C. Temanilah ibumu saat duduk-duduk di beranda!
D. Matikan lampu jika sudah tidak diperlukan!
Kunci Jawaban : A
Pembahasan :
Amanat sama maknanya dengan pesan, yakni ajaran yang hendak disampaikan pengarang kepada pembaca
melalui karyanya. Keberadaan amanat pada umumnya tersirat, tetapi ada juga tersurat.
Amanat yang terdapat pada cerpen tersebut adalah jangan menyusahkan orang tua hanya karena ingin memberi
hadiah teman.
SOAL-SOAL LAINNYA :
Indikator Soal : Disajikan kutipan cerpen, siswa dapat menentukan bukti perwatakan tokoh cerpen tersebut
(1) Boleh jadi, itu sikap angkuhnya seorang yang sukses dan kaya menghadapi pemuda kere macam aku. (2)
Sebagai pimpinan sebuah bank papan atas di negeri ini, mungkin dia tak rela hati anak gadisnya kupacari. (3) Jadi,
amat wajar dia kelihatan tidak suka terhadapku. (4) Apalagi tampangku tidak keren kayak aktor Nicholas Saputra,
sementara wajah Mawar memang cakep. (5) Kamu sendiri bilang, Mawar mirip Dian Sastro dengan bodi semampai
macam Luna Maya (padahal menurutku, Mawar lebih mirip penyanyi kesukaanmu, Mulan Jamila).
Bukti bahwa watak tokoh ‘dia’ pada kutipan cepen tersebut sombong terletak pada kalimat bernomor .…
KUNCI JAWABAN : A
PEMBAHASAN : Watak adalah gambaran perilaku atau sikap tokoh dalam sebuah cerita yang berhubungan dengan
sifat duniawi. Watak tersebut tergambar pada kalimat-kalimat yang mengacu pada karakteristik tokoh menjadi
bukti watak tokoh pada teks tersebut.
Kata kunci : (1) boleh jadi…(sikap angkuhnya)… (2) Sebagai pimpinan…( dia tak rela hati anak gadisnya kupacari)
Indikator Soal : Disajikan sebuah kutipan cerpen, siswa dapat menentukan bukti watak tokoh cerpen tersebut
Soal :
Ku tak mungkin jatuh cinta kan? Tidak sekarang, tidak denganmu. Pesonamu menjeratku tapi aku tak kan
membiarkan diriku jatuh cinta kepadamu. Tak kan pernah kupercaya segala tuturmu kepadaku, dan ku akan selalu
menganggap bohong apa pun yang kau ucapkan kepadaku sejak itu, termasuk yang itu ... yang dua kali kau
sampaikan padaku. Sampai kapan pun kau merayuku, aku tak akan pernah lagi percaya padamu. Kebohongan-
kebohonganmu telah merusak cintaku.
Kunci Jawaban : D
Pembahasan : Watak adalah gambaran perilaku atau sikap tokoh dalam sebuah cerita yang berhubungan dengan
sifat duniawi. Watak tersebut tergambar pada kalimat-kalimat yang mengacu pada karakteristik tokoh menjadi
bukti watak tokoh pada teks tersebut.
Kata kunci: (1) ... ku akan selalu menganggap bohong apa pun yang kau ucapkan .... (2) Kebohongan-
kebohonganmu telah merusak cintaku.
Di Kantor Pos
Oleh: Muhammad Ali
“Tadi agaknya telah terjadi suatu kekeliruan ketika Nona membayarkan uang pos wesel kepada saya, sebab ….”
“Mana bias keliru?” si pegawai menyela dengan cepat.
“Seharusnya saya terima tiga ratus rupiah, bukan? Kalau tak salah, sekian itulah angka yang tertulis dalam pos
wesel saya.”
“Coba saya liat dulu, Saya masih ingat nomor pos wesel Saudara.” Si pegawai lalu memeriksa salah satu lajur dalam
daftar yang terkembang di hadapannya, kemudian katanya,”Nah ini, wesel nomor satu empat tujuh dengan tanda
C. Jumlah uang:tiga ratus rupiah. Apa yang keliru? Bukankah tadi Saudara terima dari saya tiga ratus rupiah?”
“Tidak,”jawab laki-laki itu.” Nona tadi memberikan kepada saya bukan tiga lembar kertas ratusan, tapi empat
lembar. Jadi, empat ratus rupiah yang saya terima tadi.”
“Oh,, kalau begitu saya keliru. Benar-benar keliru,” kata si pegawai akhirnya dengan kemalu-maluan.”Maklum
banyak kerja. Lagi pula lembaran-lembaran uang itu masih baru hingga mudah saja terlengket karenanya. Jadi,
Saudara mau kembalikan uang yang seratus rupiah kepada saya, sekarang?”
“Betul, Saya akan mengembalikannya kepada Nyonya ….”
“Nona!” sela si pegawai cepat.
Sudut pandang yang digunakan pengarang pada kutipan cerpen tersebut adalah …
Parjimin adalah tukang batu, tetangga Kurdi. Lumayan bagi mereka, mendapat proyek baru. Rupanya, proyek
rumah gedong itulah yang selalu diperbincangkan Kurdi disetiap kesempatan. Di tempat perhelatan nikah, supitan,
di tempat kerja bakti, sarasehan kampung, sampai ronda malam. Dia senantiasa tidak lupa menceritakan
rencananya membangun rumah gedungnya itu.
a. pemberani
b. baik
c. egois
d. sombong
Kunci : B
Pembahasan :
Latar dalam cerita tersebut adalah di pantai. Hal ini didukung oleh bagian (4)
cerita tersebut, yaitu … berjalan di atas pasir putih ... Matahari hampir
mencelupkan tubuh emasnya ke laut …
Soal :
Bukti tokoh Airin penyayang terdapat pada bagian ….
A. (1)
B. (2)
C. (3)
D. (4)
Kunci : B
Pembahasan :
Bukti bahwa Airin memiliki watak penyayang adalah pada pernyataan
“Mana mungkin aku begitu...!” … “Aku tetap sahabatmu, Dayu. Bahkan
aku akan tambah sayang padamu setelah bertemu.”
Kunci : B
Pembahasan :
Penggambaran watak tokoh diberikan melalui ucapan langsung dan sikap
tokoh. (Seperti yang ditunjukkan pada bagian (2) dalam cerita tersebut).
Soal :
Cermatilah kutipan cerita anak berikut!
“Apa?! Pengemis? Tak ada sedekah yang kuberikan .... Usir dia! ” teriak Nyi
Endit. Tapi ternyata yang dimaksud dengan pengemis itu telah berada di
dalam ruangan itu. “Nyi Endit, kau memang benar-benar manusia
kejam!” kata pengemis tua itu. “Mau apa kau pengemis busuk!
Pergi kau dari tempatku ini!” dengan gusar Nyi Endit membentak.
Namun pengemis itu tetap diam tak beranjak dari tempatnya. Kemudian ia
berkata, “Tak mau memberikan sedekah pada manusia melarat macam aku?
Hm ... sungguh terkutuk hidupmu Nyi Endit! Kau tega berpesta pora di
tengah-tengah rakyat kelaparan dan sekarat karena darahnya setiap hari kau
hisap. Betul-betul kau lintah darat terlaknat!”
Amanat cerita tersebut adalah …
A. Berusahalah untuk saling memahami keadaan orang lain.
B. Berikanlah sedekah kepada orang yang layak menerimanya.
C. Janganlah menjadi orang yang hanya pandai meminta sesuatu.
D. Berbuat baiklah kepada orang lain meskipun orang itu menyakiti kita.
Kunci : B
Pembahasan :
Amanat adalah pesan yang ingin disampaikan penulis melalui ceritanya.
Dalam kutipan cerpen tersebut, pengarang menyampaikan pesan secara
implisit melalui percakapan tokoh agar orang yang mampu mau memberikan
sedekah kepada orang yang layak menerimanya.
17. Indikator SKL : Mengidentifikasi unsur intrinsik cerita
pendek/cerita anak
Indikator Soal : Disajikan kutipan cerita anak, siswa dapat menentukan konflik kutipan
cerita tersebut.
Soal :
Bacalah kutipan cerita berikut!
Tapi juga siang itu, Luki tidak datang.Cemas betul hati Budi dan Iwan.
Semula Budi sudah siap hendak melontarkan caci makinya begitu Luki
melompat masuk. Akan disikatnya habis-habisan sahabatnya itu karena
melalaikan janjinya seenaknya.
Tapi sekarang, segala kata-kata itu lenyap musnah dari benaknya. Tidak tahu
dia ke mana perginya. Tidak pula akan sanggup dikumpulkannya kembali.
Sebagai gantinya, timbul perasaan cemas dan gelisah. Mengapa dia tidak
datang? Mengapa? Mengapa?
Konflik dalam kutipan cerita tersebut adalah …
A. Sampai siang Luki belum juga datang.
B. Budi melontarkan caci maki kepada Luki.
C. Luki tidak menepati janjinya kepada Budi.
D. Saat tokoh mulai mencemaskan sahabatnya.
Kunci : D
Pembahasan :
Konflik dalam sebuah cerita merupakan bagian yang menunjukkan adanya
pertentangan dalam cerita tersebut. Biasanya konflik terjadi karena adanya
benturan (ketidakserasian), baik dengan dirinya atau dengan tokoh lain.
Awalnya tokoh Budi dan Iwan kesal dengan Luki yang ingkar janji, tetapi
setelah berpikir lama akhirnya tokoh mencemaskan keadaan Luki. Hal ini
bahkan menjadi konflik dalam diri Budi dan Iwan.
Kata yang dirujuk: Sebagai gantinya, timbul perasaan cemas dan gelisah.
Mengapa dia tidak datang? Mengapa? Mengapa?
18. Indikator SKL : Mengidentifikasi perbedaan karakteristik
dua novel
Indikator Soal : Disajikan dua kutipan novel, siswa dapat menentukan perbedaan
karakteristik novel tersebut.
Soal :
Bacalah kedua kutipan novel berikut!
Novel 1 Novel 2
Perkakas rumah dan pakaian Pangeran Purbaya bersama dua
yang ditinggalkan Si Mina sehelai istri dan seorang anaknya telah
demi sehelai pindah ke rumah bersembunyi di dalam suatu
gadai. jurang yang tidak berapa
Apabila Bertes tidak mabuk dalamnya. Dengan sangat duka
dan pikirannya tenang, terasalah citanya, ia duduk termenung di
olehnya kemiskinan yang atas sehelai permadani kecil.
dideritanya itu. Ia pun menyesal Sebuah pelita kecil yang
dan menyalahkan Si Inem seorang terletak di sudut memberi
perempuan yang pembantah. cahaya yang samar-samar.
Kunci : A
Pembahasan :
Perbedaan karakteristik kedua kutipan novel tersebut terletak pada
penggambaran latar tempatnya. Pada novel 1 latar tempat tidak jelas,
sedangkan pada novel 2 penggambaran latar tempatnya jelas
A. Fisik
B. Budaya
C. Batin
D. Sosial
Baca dan pahamilah kutipan cerpen di bawah ini dan jawab soal no 4-7
Nenek menuju kamar yang ditempati ayah dan ibu. Sambil berkacak pingga dia membentak, “Segera
keluarkan ranjang jati itu.
Hari itu kakek sedang ke kota palembang, menemui sahabatnya, seorang pedagang tembakau yang kaya
raya. Mereka akan kerja sama mendirikan [perusahaan angkutan.
yang membongkar ranjang jati yang mereka pakai sejak menikah 10 tahun lalu. Aku pun lahir di ranjang itu.
Ibu melipat selimut dan kain seprei tanpa sakit hati karena ranjang jati yang bagus itu memang bukan kepunyaan
ibu dan ayah.
“Kakekkan baik pada Ibu.”
“Semua isi rumah ini baik pada kita, Nak.”
“Nenek?”
“{Nenek pun baik.”
“Nenek....baik,Bu?”desakku.
“Memang baik,Man.”
Aku tegang. Di mana pun berada ibuku tidak pernah menjelek-jelekkan mertuanya,
Dikutip dari kumpulan cerpen Ibu karya Aksara
4. Nilai kehidupan yang positif yang terdapat dalam culpikan cerpen di atas adalah(a)
6. Nilai kehidupan yang dapat dicontoh dari cuplikan cerpan di atas adalah sebagai berikut a
“Jalal Pagi ini kuamati yang matang betul ada empat biji. Memang engkau tidak perlu ikut mencurinya, tetapi
jatah tersedia buatmu walaupun sebiji. Kami bukannya rakus.” “Itukan benda haram, Mam! Aku tak biasa
memakannya, maaf saja kawan!”
“Buakan main teguhnya imanmu,” desis Imam. “Mam! Kan masih ada jalan lain lagi yang sudah matang. Saya
yakin Kakek Soma pasti akan menghargai kejujuran apalagi yang dilakukan denagn keberanian. Mengapa tidak
kalian tempuh saja jalan itu?
7. Nilai moral yang terkandung dalam cuplikan cerita di atas adalah sebagai berikut(c)
A. Rencana Jalal, Imam, dan teman-temannya untuk mencuri jambu Kakek Soma
B. Suatu pagi Jalal mengambil jambu-jambu matang di kebun kakek Soma
C. Sikap Kesatria, jujur dan berani harus ditempuh untuk mrncapai jalan yang benar.
D. Kakek Soma memiliki kebun jambu yang sudah matang dan ranum.
Sendiri.
11. Urutan peristiwa di atas yang tepat untuk dijadikan sebuah cerpen adalah(c)
A. 1, 2, 3, 4 C. 1. 3. 2. 4
B. 2, 3, 4, 1 D. 3. 4. 2. 1
14.Kegiatan yang menggambarkan nilai social yang ada dalam kutipan cerpen tersebut adalah…..a
15. Kalimat mendukung nilai moral dalam kutipat cerpen tersebut ditandai dengan nomor……d
a. [1] c. [3]
b. [2] d. [4]
Tiada berapa lama,tuan dokter itu itu pun menghapiri Malin Sabar dengan sebuah perkakas di tangannya.
“Ayo,ngangakan mulut katanya, ”Jangan dicabut ,Tuan ,kasihinilah saya!” kata Malin Sabar dengan suara
gemetar.
“Jadi, bagaimana?” Tanya Tuan Dokter heran bercampur gusar rupanya. “Tuan. Obat saja,kasihanilah ,
Tuan !”
“Ayo,buka lekas!” perintah tuan Dokter . Malin Sabar pura-pura tidak mendengar,dagunya makin
ditekankannya.
Saat mikrolet yang ku tumpangi berhenti di seberang jalan depan rumahku,senja yang gelap sudah
berganti malam dan hujan belum berhenti juga.Aku terpaksa berlari dan berteduh di halte untuk
sementara. Beberapa pengendara sepeda motor sudah banyak memenuh halte. Jaket dan pakaian
mereka basah kuyup. Seorang Bapak tua sedang melindungi isi gerobakbarang-barang rongsokannya
dengan plastic.
a. Senja di rumah
b. Malam di halte
c. Sore di pinggiran jalan
d. Senja di jalanan
Dewa itu menghilang dengan gaib.Dan saya terbengong-bengong.Saya merasa badan saya menjadi besar.
Dan ketika saya menengok ke dalam sungai ,saya melihat bahwa saya telah menjadi manusia.Bukan
maen.Saya tak habis pikir ,betapa tololnya dewa itu. Tapi apa boleh buat katak telah menjadi orang. Saya
hanya bisa menerima.
18.Susut pandang yang digunakan pengarang dalam penggalan cerpen diatas adalah….(a)
Esoknya aku nekat menjual sepeda motor kesayanganku. Hasilnya aku membelikannya tiket perjalanan menuju
Kupang. Sisanya aku berikan dia sejumlah uang untuk bekal di perjalanan. Matanya berkaca-kaca ketik a di depan
pintu kamar aku menyodokan tiket dan amplop berisi uang kepadanya, ia menangis terharu menerima , sama
seperti ia menangis sewaktu di rumah pamannya dulu . Pelan senyumnya mencair, ya senyum itu, senyum yang
telah mengobati kerinduanku kepada sobat lamaku itu Ical.
A. Penyayang
B. Rela berkorban
C. Pemurah hati
D. Berjiwa besar
20, Latar tempat terjadinya peristiwa dalam cuplikan cerpen tersebut adalah(a)
Dewa itu menghilang dengan gaib.Dan saya terbengong-bengong.Saya merasa badan saya menjadi besar.
Dan ketika saya menengok ke dalam sungai ,saya melihat bahwa saya telah menjadi manusia.Bukan
maen.Saya tak habis pikir ,betapa tololnya dewa itu. Tapi apa boleh buat katak telah menjadi orang. Saya
hanya bisa menerima.
21.Susud pandang yang digunakan pengarang dalam penggalan cerpen diatas adalah….(a)
……..
Sudah lebih setahun ia tidak lagi mampu membeli pulsa untuk hand phone penyambung komunikasi
dengan Agus di Bandung. Jangan untuk membeli pulsa, dapat mengirim uang bulanan saja untuk Agus ia
sudah bersyukur. Belum lagi untuk memenuhi kebutuhan sekolah Gadis yang kini sudah duduk di
Tsanawiyah. Tapi, ia juga menyesalkan Agus,mengapa ia tidak mengirim surat sekedar mengabarkan
bahwa uang kiriman ibunya sudah sudah diterima melalui rekening bank?
“Barang kali ia sudah jadi bandit.Tidak usah kau kirim-kirim juga uang.Anak apa itu? Durhaka!” begitu
kalau suaminya berkata kalau Anisa mengeluh tentang kekurangan uang untuk dikirim ke Agus.
……….
(1)”Uh, kok mati lagi sih airnya!” gerutu Biya dari dalam kamar mandi. “Gue belum mandi, nih…”(2) “Nimba di
luar aja,Biy,” timpalku sekeluarga Biya dari kamar mandi.(3)”Hah,nimbi? Malem-malem gini.” (4)”Iya ,kenapa? Aku
saja barusa mbilas piring-piring ini di sumur.” (5)”Hiy…,”Biya berkedik.(6)”Makanya. Mandi tu jangan malam-
malam . Anak cewek mandi malam. Nggak baik lagi untuk kesehatan,Biy,”nasihatku kemudian.
23.Bukti watak tokoh Biya penakut pada kutipan cerpen tersebut terdapat pada kalimat nomor…(b)
24.Bukti latar tempat dan waktu pada kutipan cerpen tersebut bertanda nomor….(a)
c. (1),(3) c.(3),(6)
d. (2),(4) d.(4),(5)
Bacalah teks cerita di bawah in
Pulang kerja, Papa mengumpulkan kami di ruang tengah.Ruang kecil yang biasanya hangat,mala mini terasa
menegangkan.Papa menarik nafas dan memandang kami satu persatu . Dari raut wajahnya,kulihat ada gurat
kesedihan.Aku jadi resah.
“Mulai minggu depan,Papa berhenti kerja,” kata Papa pelan,tetapt membuat kami semua
termangu .”Penjualan perusahaan terus menurun.Manajeman memutuskan memberhentikan separuh
karyawan.Papa salah satunya.”
Bacalah kutipan cerpen berikut kemudian kerjakan soal nomor 26, 27, 28
Waktu istirahat,Mawar sedang asik membaca buku di kelasnya ketika Nia menghapirinya dan
berkata,”Mawar,aku nanti ikut kamu pulang ya?” Mama tiba-tiba ada acara,jadi enggak bisa menjemputku,Pak
Mamat,sopir mama beberap hari ni sakit.”
Mawar tersenyum,menutup bukunya dan mengangguk,tapi matanya mengerling nakal.”Boleh,tapi asal tahu
saja hari ini aku juga tidak dijemput lho..”
a. Menggambarkan langsung
b. Keadaan lingkungan
c. Kebiasaan tokoh
d. Ucapan tokoh lain
1)Di parkiran sana ,Nampak Vivian kembang sekolah ku yang cantik jelita itu sedang dituntun oleg Rendy
menuju mobil Honda Jazz birunya. 2) Penasaran akan apa yang terjadi,aku berusaha mendekat. 3)”open
please!” ujar Rendy sambil menunutun Vivian ke pegangan begasi mobilnya,matamya Nampak berbinar-
binar. 4)Aku terus memperhatikan gerak gerik Rendy.
29.Bukti watak tokoh Rendy perhatian pada kutipan cerpen tersebut bertanda nomor…©
a. 1)dan 2) c. 1) dan 3)
b. 2)dan 3) d. 2)dan 4)
a. 1) c.3)
b. 2) d.4)
…..Di bawah pohon waru,Saidah sedang menggelar dagangannya nasi picel. Jakun karyamin turun naik,ususnya
terasa pedih (1
“Masih pagi kok pulang Min?”tanya Saidah “Sakit?”(2 Karyamin menggeleng dan tersenyum. Saidah
memperhatikanbibirnya yang membiru dan kedua telapak tangannya pucat. Setelah dekat, Saidah mendengar
suara kuruyuk dari perut Karyamin(3
“Makan, Min?”
“Tidak, beri aku minum saja. Lenganmu sudah ciut seperti itu, aku tak ingin menambah utang”
(1)Langit di atas masih berkabut.(2) Awan tipis menyelimutinya.(3) Bel pelajaran per
Tama baru saja berlalu.(4)Di bawah langit redup, langkah cowok itu mengayun mendekatiku.(5)Seperti biasa kedua
ujung bibirnya memanjang membentuk senyuman legit.(6)Kali ini ia mengena seragam sekolah yang begitu
rapi(7)Penampilan yang membuatku kagum(8)Sekarang ia berdiri di hadapanku(9)Wajahnya sangat segar.
35. Bukti latar waktu, terjadi di pagi hari pada kutipan cerita tersebut ditunjukkan kalimat nomor…(a).
Si Dul termenung berjuntai di tepi balai-balai. Tiba-tiba dia dapat suaru ingatan.Dengan segera ia berlari
masuk ke dalam.setelah ia keluar tampak ditangannya sebuah panah-panahan kecil terbuat daripada bambu dan
beberapa buah anaknya.Maka diambilnya kelopak pisang, dibundarkannya dengan pisau sebesar piring,lalu
digantungkannya. Itulah sasaran yang hendak dipanahnya. Lima depa jauhlah dari sana dimulianyalah
memanah.Biasanya dalam sepuluh kali anak panaknya lepas, semalang-malangnya satu kali satu kali kena jua. Akan
tetapi,kini sekalipun tiada kena. Entah apa sebabnya.Entah panahnya yang sial,entah sasarannya yang bertuah.
Akhirnya,diambilnya sasaran itu lalu diinjak-injaknya sampai hancur.
Setiap pukul dua pagi. Berbekal sebatang bambu, kami sempoyongan memukul berbagai jenis makhluk laut. Ini
harus tersaji dimeja Pualam Stanpalt pada pukul lima. Pada pukul enam sudah bisa diserbu ibu-ibu.Artinya setelah
itu kami leluasa untuk sekolah.Setiap pagi kami selalu seperti semut kebakaran. Puklu tujuh pagi kami
membersihkan diri. Karena itu kami selalu berbau seperti ikan pari.kami tergopoh-gopoh ke sekolah.Jimron
menyambar sepedanya,yang telah dipasanginya surai.Sehingga baginya sepeda jengki reyot itu adalah kuda
terbang pegasus.Aku dan Arai berlari sprin menuju sekolah.
2. Realita kehidupan anak dalam cerita tersebut yang berbeda dengan realita kehidupan anak sekarang
adalah...
a. Sering berganti-ganti permainan
b. Permainan dibuat/diusahakan sendiri
c. Merusak alat-alat permainannya sendiri
d. Menggunakan binatang sebagai alat permainan
Ibu menyuruhku menjaga Esha sebentar. Padahal pagi itu aku sudah janjian untuk bermain
1. Perhatikan kutipan cerpen
bersama teman-teman berikut!
komples. Demi teman-temanku, seperti biasa aku meninggalkan Esha
bermain bersama Ula-ula karena aku tahu kalau sudah bersama Ula-ula dia tidak akan pergi
keman-mana. Sesampai dikomples teman-teman mengajak bermain sepeda dilapangan. Puas
bermain, aku kan pulang, tetapi Rina temanku minta dianter beli majalah di Mall dan aku
tidak bisa menolaknya. Setelah ngantar Rina aku buru-buru pulang, namun betapa kagetnya
aku ketika pulang kerumah, kudapati ibu berdiri di depan pintu sambil menggendong Esha.
“Habis dari mana saja Wulan?” nya ibu dengan agak jengkel.
A. Rumah* C. lapangan
B. Kompleks D. Mall
Banyak bintang bertaburan di langit, angin yang segar, langit yang indah sungguh
melengkapi suasana saat ini. Tapi ada yang terasa hilang, sungguh sangat terasa, yaitu kedua
orang tuaku. Mereka tak berada disisi ku. Mereka terlalu sibuk dengan ego mereka, mereka
tak pernah memperhatikan aku dan kakak. Mereka selalu bertengkar setiap hari, entah apa
yang mereka pertengkarkan. Kakak selalu melarangku bertanya apa yang selalu
dipertengkarkan mereka. Kakak selalu berkata,
“Bella!! Kecilin suara musiknya dong!! Ayah kan lagi sakit! Sudah pulang enggak
salaman dulu sama ayah, sekarang kamu malah buat kegaduhan!” bentak Gamis.
“ Dia itu bukan ayah kita, Kak! Lagi pula, dia enggak protes, kok malah kakak sich yang
protes!? Sahut bela melawan bentakan Ganis.
“Kakak tahu! Dia meman bukan ayah kandung kita, tapi dia memang sayang sama
kita dan berusaha untuk menjadi anak tiri yang baik. Jadi, kamu selalu menghormati dia juga
dong, Bel!!” kata Ganis menasihati adiknya.
“ Ayah kamu lagi sakit, Bel? Pantasan, tadi dia enggak ngajar matematika. Kok kamu
enggak bilang sich Bel?! Kita jenguk ayah kamu aja yuk!? Sela seorang Bella.
Bukti bahwa Ganis seorang yang bijaksana terdapat pada paragraf ke...
A. (1) C. (3)*
B. (2) D. (4)
(1)
Nando terbelalak, “ Gila Lo! Apa kata ibu gue ntar? Lagi pula mobil ini
kan milik om gue??? Bandung itu kan jauh, masak Lo minta antar ke Bandung?
(2)
Please Ndo, masak lo tega melihat sata sendirian naik bis jam sepuluh
malam gini? Rayu Eno. (3) wajahnya yang biasanya jutek dipasang semelas mungkin.
“ Lagian... eyang gue kan lagi sakit keras...please, Ndo.”
Nando menjadi tak tega melihat paras Eno yang memelas,”Okelah, tapi
(4)
A. (1) C. (3)
B. (2) D. (4)*
5. Perhatikan kutipan berikut!
“Lihat jam tuh, Nak, sudah siang lho. Nanti telat lagi,” Seraya mengelus-elus
rambutku. Dengan mata yang masih ngantuk aku menatap jam di dinding kamarku,
“HAH, udah jam delapan?”
Aku bergegas menuju kamar mandi. Dengan sabarnya Bundaku menyiapkan buku
dan seragam sekolahku. Selesai mandi aku segera bersiap , tanpa mencium tangan bundaku
aku berangkat menuju sekolah.
“Jangan lupa makan Nak, uang jajan kamu udah Bunda tambah buat kamu makan di
sekolah!” ucap Bundaku dari jauh.
“Iyaa, Bun,” jawabku.
“Tiba-tiba mama menemui Lily di kamar dan berbicara “ Baiklah Lily Mama
memberikan kue stroberi itu tapi dengan satu syarat.”
“Apa itu?” ucap Lily.
“Kamu harus menghabiskannya.”
“Ok,” ucap Lily sambil mengedipkan sebelah mata.
Sesudah membeli kue stroberi Mama dan Lily pulang ke rumah.
Sesampainya di rumah, Lily langsung melahap kue stroberi itu. Baru setengah kue
itu Lily makan, tapi ia sudah berhenti padahal ukurannya tidak besar. Mama yang
melihatnya langsung berkata, “ Ingat syaratnya . . .?” Lily diam dan berkata, Ma.. ini
terlalu manis dan asam.”
“Nah.. kan sudah mama bilang kue itu asam. Papa juga sudah
mengingatkan, kamu tidak suka aku.”
Lily cemberut dan meminta maaf. Maka kue yang setengah dimakan Lily itu
dimakan mamanya Lily itu dimakan Mamanya Lily karena mubazir bila dibuang.
Bapak, ibu dan kedua kakak perempuannya menyambut gembira rencana itu.
Rencana penggusuran tanahnya. Kelihatannya mereka sedang membayangkan uang
ganti rugi yang mencapai puluhan juta. Wah, bapak bisa tambah kaya nanti! Pikir
Buyung.
Kalau Buyung mencoba menentang rencana penggusuran tanah itu, kedua
kakaknya pasti akan menertawakannya. Bahkan, dengan kompak mereka akan
mengatakan bahwa dirinya adalah orang yang terlalu mementingkan diri sendiri,
egois, tidak mementingkan orang banyak.
“Ach, padahal tanah ladang itu lebih bermanfaat dibandingkan Mall.
Konflik yang terdapat pada kutipan tersebut adalah...
Keesokan paginya, ketika turun untuk sarapan, ia memberikan ciuman lagi kepada
ayah da ibunya. Di halte bus, ia berjingkat dan mengceup kening ibunya.
“Aku sayang Ibu, “ katanya.
Itulah yang dilakukan Cindy sehtiap hari selama setiap minggu dan setiap bulan.
Kadang-kadang orang tuanya menarik diri darinya dengan kaku dan canggung.
Kadang-kadang mereka hanya tertawa. Tapi, tidak pernah membalas ciumannya. Namun,
Cindy tidak putus asa.
Ia telah membuat rencana dan ia menjalaninya dengan konsisten. Lalu suatu malam ia
lupa mencium ibunya sebelum tidur. Tak lama kemudian, pintu kamarnya terbuka dan
ibunya masuk mengingatkan bahwa Cindy belum menciumnya.
Waktu luang istiraht sekolah, aku iseng nulis lirik lagu, tapi Asep malah
mengambil pulpenku. Dia memang suka iseng. Aku lalu mengejar Asep yang berlari. Tapi
aku menyerah, “ Kebiasaan. Baru saja minta maaf, sekarang sudah mulai lagi. Aku fikir
sudah insyaf,” omelku dan kembali duduk sambil cemberut. Beberapa saat kemudian,
“Nich aku kembaliin, Neng, jangan marah dong, aku Cuma becanda kok. Maaf ye, he he
he.”
Kutipan Novel I
“Ini gekang persahabatan antara aku dan sahabat-sahabatku, Revina dan Silvia,” jawab Wika.
“Mau dong”
Kutipan Novel II
Setelah kami turun dari panggung aku pun lega dan aku melangkahkan kaki dan kembali duduk
untuk mendengarkan acara selanjutnya, yaitu kalau tidak salah pelepasan anak murid secara
simbolis yang diwakilkan oleh teman saya yaitu Fathinus Syafriazal bersama ibu dan
bapaknya,
Acara selanjutnya adalah penyerahan piagam prestasi akademik dan nonakademik, yaitu Rozak
temanku yang sudah aku ceritain tadi. Setelah penyerahan piagam adalah acara pentas kami
yang terakhir yaitu bernyanyi kembali, tapi lagu itu bukan lagu wajib.
Aku berpikir, apakah nanti ada temanku sekarang yang jua satu sekolah?
“ Ayah, tadi aku merasa lapat dan tidak ada Ray dan Ria adalah pasangan suami intri
lagi sisa nasi. Tapi ayah belum pulang, jadi yang hidup berkecukupan yang menetap di
aku ingin memasak mie instan. Aku ingat, Jakarta. Merak dikaruniai seorang anak
ayah pernah mengatakan untuk tidak yang diberi nama Nadika Muhammad
menyentuh atau menggunakan kompor gas Navaro, atau Dika, ia lahir secara prematur.
tabpa ada orang dewasa di sekitar, maka aku Saat Dika lahir suatu keanehan terjadi. Bayi
menyalakan mesin air minum ini dan mungil itu lahir tanpa tangis, dan itu
menggunakan air oanas untuk memasak mie. membuat Ria khawatir. Setelah melalui
Satu untuk ayah dan yang satu lagi untuk saya. pemeriksaan ternyata anak mereka
Karena aku takut mie’nya akan menjadi dinyatakan “bisu”. Sejak mengetahui bahwa
dingin, jadi aku menyimpannya di bawah Dika bisu, sikap Ray seketika berubah, ia
selimut supaya tetap hangat sampai ayah tidak mau mengakui Dika sebagai anaknya.
pulang, Aku minta maaf, ayah...
Sania : Ngapain kalian datang ke sini? ( suara dari Sania yang kerasukan)
Tara : Mol, kayaknya ada yang gak beres sama Sania. Mungkin dia kerasukan.
Lo tahu kan dia gimana?
Molly : Bener juga ya. Maaf, mungkin kedatangan kamu di sini menganggu
kamu. Kamu ini siapa ya?
Sania : Kalian tidak perlu tahu siapa aku, sebaiknya kalian pergi dari sini,
sebelum aku melakukab hal-hal yang membahayakan diri kalian (Suara dari mulu
Sania yang kerasukan).
Setelah mengetakan itu, tiba-tiba Sania pingsan. Ternyata hantunya sudah keluar
Suasana yang tergambar pada kutipan drama tersebut adalah...
A. Santai C. Tegang*
B. Riang D. Sedih
16. Perhatikan kutipan drama berikut!
Salma : Lha, kan ada pengarahan dari kepala sekolah dulu. Lagian, nafsu amat sih.
Mang lo belum pernah ke Taman Safari
Lubab : Wilda, ngagetin orang aja. Lo ikut ga sih kok ga bawa apa-apa??
Putu : Mang mesti bawa bekal segerobak kayak lo, Bab?! Eh tapi ga papa dech, tar
gue tinggal minta yaaaa...
Suasana yang tergambar dalam kutipan drama tersebut adalah...
A. Santai* C. Cemas
B. Tegang D. Haru
Mimi : Guys, mau ke mana nich? Kalian mau langsung pulang atau mau shopping dulu?
Afika : Mungkin, saya akan pulang sekarang karena capek. Seharian ulangan terus
Kara : Iya, sama. Aku juga langsung pulang banyak tugas yang harus dikerjakan plus jadwal les
aku yang numpuk banged. Maklumlah, aku kan orang sibuk ( seraya tertawa)
Igo : Aduh, jadi anak kelas sembilan capek banged, ya. Dikit-dikit tugas, dikit-dikit ulangan
pusiiiing. Tapi asyik siih.
Mimi : Semangad, Nona-nona, yuuk, sampe ketemu besok. Jangan mampir main bola, ya!
Kara : hey, itu Kepala Sekolah kita ... salam dulu, yok.
Lia : Makan apa nich, buruan, ‘ntar keburu bel. Tugas IPS-ku belum selesai.
Binguung (memegangi kepala)
Nadir : (duduk di dekat trining yang ada tulisannya Kantin Bunga Tearatai) Aku mie
ayam, pakai pangsit ya, Bang. Minumnya es Jeruk.
Trining : Aku apaan yaa... mie ayam, atau ... ( sambil lihat ke gerobak bakso dan mie
bergantian)
Lia : Jangan banyak pilih, buruan, kita dah terlambat tadi ke sininya.
Trining : Okelah, Buu (memandang Lia). Bang, soto ga pakai nasi. Minumnya jus apel
Nadir : Coba bisa makan di luar sekolah ini ya? Bisa sambil cuci mata deh. (Sambil
mengerling)
A. Kelas C. Kantin*
B. Sekolah D. Luar sekolah