Anda di halaman 1dari 27

MATERI MENTAL IDEOLOGI DAN WAWANCARA

HAL HAL YANG PERLU DI PERHATIKAN SAAT WAWANCARA

1. KERAPIAN BAJU
2. RAMBUT
3. SUARA TEGAS
4. JANGAN GUGUP
5. DUDUKLAH, SETELAH ADA PERINTAH DARI TESTOR
6. JAGA MATA SELALU MENATAP TESTOR
7. CUKUP MULUT YANG BERGERAK (BERBICARA)
8. JANGAN MAINKAN TANGAN (JARI) DAN KAKI
9. DUDUK DENGAN TEGAP TAPI JANGAN TEGANG
10. FOKUS JANGAN SAMPAI BLANK
11. DST

~WAWANCARA~

Sudah daftar berapa kali ?


Jawab :

Kmaren gagal di apa ?


Jawab

Agama kamu apa ?


Jawab : Siap, Islam

Apakah kamu tau Rukun Islam ?


Jawab : Siap Tau

Coba Sebutkan Rukun Islam


Jawab : Syahadat, Sholat, Zakat, Puasa, Naik Haji
Apakah kamu tau Rukun Iman ?
Jawab : Siap Tau

Coba sebutkan Rukun Iman


Jawab : Iman Kepada ( Allah, Malaikat, Rosul, Kitab, Hari kiamat, Qodo dan Qodar )

Apakah kamu bisa baca Al-Qur’an ?


Jawab : Siap bisa

Coba baca
Jawab : Siap ( Terkadang ada testor menyediakan Al-Qur’an) DAN terkadang kita suruh
baca
Surat Pendek (hafalkan minimal 10)

Apa yang kamu lakukan ketika keluarga tetanggamu (Non Muslim) mengalami musibah
(meninggal) ?
Jawab : Siap, saya tetap ikut takziah dan mendoakan sesuai agama saya

Ketika Hari Natal, apakah kamu mengucapkan kepada temenmu (non muslim) ?
Jawab :
(jika jawab iya) meskipun itu di larang di agamamu (nomer 11) apakah tetap kamu
lakukan ?
beserta alasannya
Jawab :

Apa yang kamu lakukan ketika di ajak menyimpang dari agamamu oleh atasanmu (non
muslim)
? jelaskan
Jawab :

Pasal berapakah dan ayat berapa tentang kebebasan memeluk agama ?


Jawab : 29 ayat 2 (hafalkan bunyi nya )

Bagaimana pendapatmu ketika kamu di paksa masuk agama lain ?


Jawab : siap tidak setuju, karena saya sudah punya agama sendiri sesuai dengan
keyakinan saya
Bagaimana jika kamu di ajak untuk mengantar emanmu ke gereja ?
Jawab : Siap mau, karena tidak boleh membeda-bedakan, saling menghargai sesama
agama lain (
Toleransi )

UUD 1945 terdiri dari berapa alenia ?


Jawab : 3 alenia ( Pembuka, Batang tubuh, Penutup)

Coba baca Pembukaan UUD 1945 ?


Jawab : siap

Apa pendapat kamu tentang di lakukan nya amandemen batang tubuh UUD 1945 ? beserta
alasan nya?
Jawab :

Apa dasar negara indonesia ?


Jawab ; Siap, Pancasila

Apa lambang pancasila ?


Jawab : Siap, burung Garuda

Terdiri dari berapa Sila dalam Pancasila ? sebutkan


Jawab : Siap ada 5 (sebutkan secara urut dan hafalkan lambang setiap Sila serta
pengamalan nya
)

Apa pendapatmu tentang kenaikan BBM ? jelaskan


Jawab : Siap setuju, karena untuk menambah devisa Negara, Devisa negara :
pendapatan negara

Bagaimana pendapatmu jika Negara Indonesia di buat negara Islam ?


Jawab : Siap tidak setuju, karena negara Indonesia telah mengesahkan 5 Agama dan
negara
Indonesia bukan negara Islam
Apa yang kamu ketahui tentang PKI ?
Jawab : Siap, PKI adalah Partai Komunis Indonesia yang tidak mengenal adanya Tuhan
(Ideologi Komunis)

Berapa kali pemberontakan PKI di indonesia ?


Jawab :

Apa Tujuan PKI ?


Jawab : Siap, ingin mendirikan negara komunis dengan beridiologi komunisme/tidak
mengenal
adanya tuhan Dan ingin memisahkan NKRI

Bagaimana pendapatmu jika anak/keturunan seorang PKI ingin mendaftar menjadi TNI ?
alasannya
Jawab : Siap tidak setuju

Bagaimana pendapatmu jika TAP MPRS no. XXV/MPRS/1966 di cabut ? ( UU ini adalah
tentang larangan keras menyebarkan dan mengembangkan ajaran komunis seperti di MI
Tulis )
Jawab : siap tidak setuju, karena ...

Apa DI TII itu ?


Jawab : Siap, Darul Islam Tentara Islam Indonesia

Tujuan DI TII ?
Jawab : siap, Ingin mendirikan negara Islam

Apa itu GAM ?


Jawab : Siap, Gerakan Aceh Merdeka

Apa tujuan GAM ?


Jawab : siap. Ingin memisahkan dari NKRI

Apa itu OPM ?


Jawab : Organisasi Papua Merdeka
Apa tujuan OPM ?
Jawab : Siap, ingin memisahkan dari NKRI

Apa itu FPI ?


Jawab : Siap, Forum Pembela Islam

Apakah kamu setuju dengan FPI ?


Jawab :

Apakah kamu setuju ketika Bulan Suci Ramadhan anggota FPI melakukan swiping tempat
malam, miras, perjudian dan sejenisnya ? jelaskan
Jawab : Siap setuju, asalkan sesuai prosedur yang berlaku dan mendapat ijin dari
aparat penegak
hukum dan pihak berwajib

Apa itu GAFATAR ?


Jawab : Siap, Gerakan Fajar Nusantara

Apa tujuan GAFATAR ?


Jawab :

Apa itu syiah ?


Jawab : siap, syiah adalah ajaran sesat

Siapakah tokoh idolamu ? (dalam dan luar negeri, minimal 2 beserta alasannya )
Jawab :

Sebutkan media yang kamu sukai ? (cetak, elektronik, sosmed)


Jawab :

Siapakah Pencipta Lagu Indonesia Raya ? (persiapkan jika di suruh menyanyikan lagu)
Jawab : Siap, Bapak Wage Rudolf Supratman

Coba baca teks Proklamasi


Jawab : siap
Sebutkan 7 pahlawan revolusi
Jawab :

Apa saja organisasi yang pernah kamu ikuti ?


Jawab : siap, Karag Taruna, Osis, dst

Kapan Hari lahirnya Pancasila ?


Jawab : siap, 1 Juni

Kapan Kesaktian pancasila ?


Jawab : siap, 1 oktober

Kapan hari lahir nya TNI AU ?


jawab :
Assalammualaikum Wr.Wb, Selamat pagi,salam sejahtera dan Om Swasti Yastu.

Sebagai umat yang beriman, marilah kita panjatkan puja-puji, dan syukur
kehadapan
Tuhan Yang Maha Esa, karena atas karunia Nya kita dapat bertemu kembali dalam acara
pembinaan Mental Prajurit TNI, PNS di Kodam Lama Jayapura.
Maksud diadakan pembinaan mental Prajurit TNI, PNS secara gabungan se Kodam
Lama-
Jayapura ini adalah untuk mengingatkan kita semua akan pentingnya Nasionalisme bagi
Prajurit
dan PNS sekalian.
Tujuan dari ceramah pembinaan mental ini adalah supaya dapat dijadikan
pedoman
Pabintal dalam memberikan materi pembinaan Ideologi yang outputnya yaitu
Nasionalisme yang
tinggi dan kuat.

Ruang lingkup dan tata urut pembinaan kali ini ialah :


1. PENDAHULUAN
2. PANCASILA SBG ALAT PEMERSATU BANGSA
3. KONDISI BANGSA INDONESIA SAAT INI
4. ANCAMAN TERHADAP PANCASILA
5. IMPLEMENTASI PENGAMALAN PANCASILA UTK PRAJURIT, PNS
6. PENUTUP

Pada kesempatan berbahagia ini, marilah kita ucapkan Pancasila secara


bersama-sama
dengan menirukan kata-kata saya, untuk mengingat, memahami dan memperdalam
Pancasila
maka pada kesempatan ini kegiatan Pembinaan Mental Ideologi diberi judul : “
ANCAMAN
TERHADAP PANCASILA.”
1. PENDAHULUAN

Bapak, Ibu sekalian, pada awal bulan kemaren yaitu 01 Juni telah
diperingati hari
lahirnya Pancasila yang ke 66.
Kata Pancasila berasal dari kata Sansekerta (Agama Buddha) yaitu untuk
mencapai
Nirwana diperlukan 5 Dasar/Ajaran, yaitu
1. Jangan mencabut nyawa makhluk hidup/Dilarang membunuh.
2. Jangan mengambil barang orang lain/Dilarang mencuri
3. Jangan berhubungan kelamin/Dilarang berjinah
4. Jangan berkata palsu/Dilarang berbohong/berdusta.
5. Jangan minum yang menghilangkan pikiran/Dilarang minuman keras.
Kemudian diadaptasi oleh orang jawa menjadi Molimo atau 5 M = Madat/Mabok,
Maling/Nyuri, Madon/Berzinah, Maen/Judi, Mateni/Bunuh
Sebagai dasar negara, Pancasila kembali diuji ketahanannya dalam era
reformasi
sekarang. Merekahnya matahari bulan Juni 1945, 66 tahun yang lalu disambut dengan
lahirnya
sebuah konsepsi kenegaraan yang sangat bersejarah bagi bangsa Indonesia, yaitu
lahirnya
Pancasila.
Pancasila telah ada dalam segala bentuk kehidupan rakyat Indonesia,
terkecuali bagi
mereka yang tidak Pancasilais. Pancasila lahir 1 Juni 1945, ditetapkan pada 18
Agustus 1945
bersama-sama dengan UUD 1945. Bunyi dan ucapan Pancasila yang benar berdasarkan
Inpres
Nomor 12 tahun 1968 adalah satu, Ketuhanan Yang Maha Esa. Dua, Kemanusiaan yang
adil
dan beradab. Tiga, Persatuan Indonesia. Empat,
Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/
perwakilan. Dan
kelima, Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

2. PANCASILA SBG ALAT PEMERSATU BANGSA

Sejarah Indonesia telah mencatat bahwa di antara tokoh perumus Pancasila


itu ialah, Mr
Mohammad Yamin, Prof Mr Soepomo, dan Ir Soekarno. Dapat dikemukakan mengapa
Pancasila
itu sakti dan selalu dapat bertahan dari guncangan kisruh politik di negara ini,
yaitu pertama
ialah karena secara intrinsik dalam Pancasila itu mengandung toleransi, dan siapa
yang
menentang Pancasila berarti dia menentang toleransi.Kedua, Pancasila merupakan
wadah yang
cukup fleksibel, yang dapat mencakup faham-faham positif yang dianut oleh bangsa
Indonesia,
dan faham lain yang positif tersebut mempunyai keleluasaan yang cukup untuk
memperkembangkan diri. Yang ketiga, karena sila-sila dari Pancasila itu terdiri
dari nilai-
nilai dan norma-norma yang positif sesuai dengan pandangan hidup bangsa Indonesia,
dan
nilai serta norma yang bertentangan, pasti akan ditolak oleh Pancasila, misalnya
Atheisme dan
segala bentuk kekafiran tak beragama akan ditolak oleh bangsa Indonesia yang
berTuhan dan
beragama.
Diktatorisme juga ditolak, karena bangsa Indonesia berperikemanusiaan dan
berusaha
untuk berbudi luhur. Kolonialisme juga ditolak oleh bangsa Indonesia yang cinta
akan
kemerdekaan. Sebab yang keempat adalah, karena bangsa Indonesia yang sejati sangat
cinta
kepada Pancasila, yakin bahwa Pancasila itu benar dan tidak bertentangan dengan
keyakinan
serta agamanya. Sehingga baik golongan muda maupun tua tetap memahami dan meyakini
bahwa Pancasila sebagai dasar negara Indonesia tanpa adanya keraguan guna
memperkuat
persatuan dan kesatuan bangsa dan negara Indonesia sehingga integritas bangsa tetap
terjaga
kelestarianya.
Pancasila itu merupakan satu kesatuan yang bulat dan utuh dari kelima
silanya.
Dikatakan sebagai kesatuan yang bulat dan utuh, karena masing-masing sila dari
Pancasila itu
tidak dapat dipahami dan diberi arti secara sendiri-sendiri, terpisah dari
keseluruhan sila-sila
lainnya. Memahami atau memberi arti setiap sila-sila secara terpisah dari sila-sila
lainnya akan
mendatangkan pengertian yang keliru tentang Pancasila. Semoga saja 45 Butir
Pengamalan
Pancasila ini dapat mengingatkan kita akan nilai – nilai kebaikan yang patut kita
amalkan dalam
kehidupan berbangsa, bernegara dan bermasyarakat:
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
a. Bangsa Indonesia menyatakan kepercayaannya dan ketaqwaannya
terhadap
Tuhan Yang Maha Esa.
b. Manusia Indonesia percaya dan taqwa terhadap Tuhan Yang Maha
Esa,
sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing menurut
dasar
kemanusiaan yang adil dan beradab.
c. Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama antara
pemeluk agama dengan penganut kepercayaan yang berbeda-beda terhadap
Tuhan Yang Maha Esa.
d. Membina kerukunan hidup di antara sesama umat beragama dan
kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
e. Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa adalah masalah
yang menyangkut hubungan pribadi manusia dengan Tuhan Yang Maha
Esa.
f. Mengembangkan sikap saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah
sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing.
g. Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang
Maha Esa kepada orang lain.

2. Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab


a. Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan
martabatnya sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa.
b. Mengakui persamaan derajad, persamaan hak dan kewajiban asasi setiap
manusia, tanpa membeda-bedakan suku, keturrunan, agama, kepercayaan,
jenis kelamin, kedudukan sosial, warna kulit dan sebagainya.
c. Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia.
d. Mengembangkan sikap saling tenggang rasa dan tepa selira.
e. Mengembangkan sikap tidak semena-mena terhadap orang lain.
f. Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.
g. Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.
h. Berani membela kebenaran dan keadilan.
i. Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat
manusia.
j. Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama dengan
bangsa lain.
3. Persatuan Indonesia
a. Mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan
dan
keselamatan bangsa dan negara sebagai kepentingan bersama di atas
kepentingan pribadi dan golongan.
b. Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan negara dan bangsa
apabila
diperlukan.
c. Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa.
d. Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan bertanah air
Indonesia.
e. Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian
abadi dan keadilan sosial.
f. Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhinneka Tunggal Ika.
g. Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa.

4.Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmah Kebijaksanaan


dalam
Permusyawaratan/Perwakilan

a. Sebagai warga negara dan warga masyarakat, setiap manusia Indonesia


mempunyai kedudukan, hak dan kewajiban yang sama.
b. Tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain.
c. Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan
untuk
kepentingan bersama.
d. Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh semangat
kekeluargaan.
e. Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang dicapai
sebagai
hasil musyawarah.
f. Dengan i’tikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan
melaksanakan
hasil keputusan musyawarah.
g. Di dalam musyawarah diutamakan kepentingan bersama di atas
kepentingan
pribadi dan golongan.
h. Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati nurani
yang luhur.
i. Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggungjawabkan secara
moral
kepada Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan
martabat
manusia, nilai-nilai kebenaran dan keadilan mengutamakan
persatuan dan
kesatuan demi kepentingan bersama.
j. Memberikan kepercayaan kepada wakil-wakil yang dipercayai untuk
melaksanakan pemusyawaratan.

5. Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia


a. Mengembangkan perbuatan yang luhur, yang mencerminkan sikap dan
b. suasana kekeluargaan dan kegotongroyongan.
c. Mengembangkan sikap adil terhadap sesama.
d. Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.
e. Menghormati hak orang lain.
f. Suka memberi pertolongan kepada orang lain agar dapat berdiri
sendiri.
g. Tidak menggunakan hak milik untuk usaha-usaha yang bersifat
pemerasan
terhadap orang lain.
h. Tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal yang bersifat
pemborosan dan
gaya hidup mewah.
i. Tidak menggunakan hak milik untuk bertentangan dengan atau
merugikan
kepentingan umum.
j. Suka bekerja keras.
k. Suka menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat bagi
kemajuan dan
kesejahteraan bersama.
l. Suka melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan kemajuan yang
merata
dan berkeadilan sosial.

Bagaimana membuat nilai-nilai ini bisa kembali menjadi pedoman dan


pengamalan
dalam keseharian kehidupan kita? Saya rasa perlu suatu pemerintahan otoriter di
Indonesia untuk
memprogram ulang otak bangsa kita dengan suatu dokrin nilai – nilai sosial dalam
kehidupan
berbangsa, bernegara, dan bermasyarakat di negara Indonesia yang nyata – nyata
sangat
plural ini. Pemerintahan otoriter sangat diperlukan ketika berhadapan dengan
masyarakat yang
tak bermoral, tak terkendali, tak mau diatur, dan merasa dirinya adalah kebenaran
itu sendiri
tanpa sadar bahwa mereka hidup bersama dengan orang lain.

3. KONDISI BANGSA INDONESIA SAAT INI


Bapak, Ibu sekalian yang berbahagia, mari kita lihat kondisi bangsa
Indonesia saat ini
yang telah terjadi krisis multidimensi melanda seluruh kehidupan bangsa ini yang
berakibat
goyahnya 4 pilar kebangsaan yaitu : Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal
Ika,
maka kita sebagai warga Negara, sebagai prajurit wajib untuk menegakkan 4 pilar
kebangsaan
yang merupakan bagian dari tugas pokok TNI untuk tetap menjaga eksistensi bangsa
tercinta ini.
Adapun yang menyebabkan kondisi bangsa Indonesia seperti ini diantaranya adalah :

a. Pendegradasian Pancasila karena kurangnya pemahaman dan pengamalan


Pancasila
dalam kehidupan rakyat Indonesia sehari hari.
Hari ini adalah Hari Lahir Pancasila, dan saya yakin sebagian dari kita
tidak bisa
menyebutkan dengan benar kelima sila dari Pancasila. Apalagi disuruh menyebutkan
45 butir
pengamalan Pancasila seperti yang tertuang dalam P4 (Pedoman Penghayatan dan
Pengamalan Pancasila) pada Tap MPR No. II/MPR/1978.
Seandainya saja Bangsa Indonesia benar-benar meresapkan nilai-nilai yang
terkandung dalam Pancasila, tentunya degradasi moral dan kebiadaban masyarakat
kita dapat
diminimalisir. Kenyataannya sekarang yaitu setelah era reformasi, para reformator
alergi
dengan semua produk yang berbau orde baru termasuk P4 sehingga terkesan
meninggalkannya begitu saja.atau trauma dan phobi dengan istilah P4. Mengapa kita
yang
masih hidup kehilangan semangat juang, kehilangan kebanggaan dan nasionalismenya?
..mengapa Pancasila dilupakan? Apa salahnya Pancasila?...justru Pancasila lah
yang
dikhianati, disalah gunakan dan di selingkuhi oleh para pemimpin bangsa ini.

b. Kepentingan kelompok tertentu yang ingin mengganti Pancasila sebagai dasar


Negara.
Belum lagi saat ini jati diri Indonesia mulai goyah ketika sekelompok
pihak mulai
mementingkan dirinya sendiri untuk kembali menjadikan negara ini sebagai negara
berideologi agama tertentu. Berkeinginan menghidupkan kembali Pancasila sesuai
Piagam
Jakarta yang tentunya justru akan membahayakan kehidupan berbangsa dan bernegara di
Indonesia yang berbhineka tunggal ika dan bersendikan Pancasila.

c. Konflik Vertikal dan Horisontal,


dengan adanya OTDA yg dicetuskan oleh Prof Dr.Risjard Rasid dan system
demokrasi yang kebablasan telah menjadikan pemerintahan daerah dan provinsi sebagai
Raja-
raja kecil yg memiliki kekuasaan Otoritas dalam mengelola pemerintahan sehingga
sulit
dikontrol secara langsung sehingga menimbulkan perseteruan atau konflik antara
pemerintah
pusat dan daerah terutama dalam kebijakan bagi hasil kekayaan alam yang dimiliknya.
Bahkan ada upaya untuk membenturkan TNI dengan pemerintah pusat karena berkaitan
kebijakan pemerintah dalam menangani sengketa perbatasan dengan Malaysia maupun
dengan Negara lainnya dan penanganan kejahatan transnasional seperti perompak
Somalia.
Sedang konflik horizontal sering kita lihat sehari-hari ditayangan di
Televisi maupun
media cetak, dimana antar anak sekolah SMU melakukan tawuran, antar mahasiswa
dengan
mahasiswa atau dengan aparat kepolisian, bahkan antar kampung dan kelurahan terjadi
saling
serang, sungguh bangsa ini dalam kondisi mengingkari Pancasila sebagai dasar
Negara,
sebagai pandangan hidup dan sebagai Ideologi bangsa Indonesia.
Penghayatan dan
pengamalan pancasila sudah dilupakan dan tidak diterapkan dalam pola kehidupan
rakyat
Indonesia lagi, Indonesia yang dulu dikenal sebagai bangsa yang ramah tamah, murah
senyum
telah berubah menjadi bangsa yang pendendam, gampang marah, beringas, lupa akan
peradabannya yang telah diwariskan oleh leluhur dan nenek moyang kita sejak dulu
kala.

d. Sebagian masyarakat masih pemikirannya mengacu luar negeri, sedikit-


dikit
Amerika yang dijadikan acuan berdemokrasi yang sudah merdeka ratusan tahun, padahal
ada
Negara dekat seperti Korea Selatan dan jepang yang patut ditiru dalam menghadapi
krisis
moneter 1997 dimana masyarakat Korsel mampu keluar dari krismon yang melanda dunia
khususnya di Asia karena masyarakatnya mau bergotong royong, rela berkorban dengan
memberikan bantuan kepada pemerintah berupa uang, emas dan barang berharga lainnya
demi mendongkrak nilai mata uang Won terhadap dollar yang akhirnya dengan cepat
perekonomian Korsel kembali pulih dan bangkit menjadi Negara industry yang maju,
pun
demikian dengan rakyat Jepang yang begitu tabah tanpa mengeluh dlam menghadapi
bencana
alam Tsunami, tidak ada yang terlihat diwajah rakyat yang mengungsi mengeluh
mereka
tabah, pasrah, dan percaya kepada pemerintahannya mampu mengurus dengan baik,
cepat dan
benar, tidak ada yang teriak-teriak di media cetak maupun elektronik semua
diserahkan
kepada pemerintah inilah sikap yang patut diteladani sebagai masyarakat yang cinta
atas tanah
airnya.
Hal-hal yang terjadi dalam Negara Indonesia inilah yang membuat prihatin para
petinggi
bangsa sehingga Presiden Republik Indonesia SBY mengajak dalam buku yang ditulis
berjudul “Menata kembali Bangsa dengan Pancasila” inilah saatnya keberadaan
pancasila
sebagai dasar Negara Republik Indonesia masih sangat diperlukan.

4. ANCAMAN TERHADAP PANCASILA

a. Ancaman Sila Pertama Ketuhanan Yang Maha Esa, berupa :


1) Radikal Kanan yaitu kelompok garis keras kususnya dari pemahaman tentang
agama
yang kurang mendalam hanya sepenggal penggal dalam tafsir kitab sucinya
sehingga
yang terjadi adalah hukum agama dan merasa agamanya yang paling benar.
Seperti
DI TII yang diproklamirkan oleh Sekarmaji Marijan Karto Suwiryo pada
tahun 1949
karena menganggap pemerintahan Republik Indonesia gagal denga adanya
agresi
militer dari Belanda, JIL (Jamaah Islam Liberal), Bom JW Marriot, dan
yang
teraktual yaitu bom buku dan NII KW-9 serta JAT.
2) Radikal Kiri yaitu Pancasila sebagai ideologi Negara senantiasa mengalami
upaya
pendegradasian dari berbagai pihak yang berlandaskan kepada ideologi
yang
bertentangan dengan Pancasila. Radikal kiri sebagai suatu sikap dan
perilaku
individu atau kelompok tertentu dalam masyarakat yang berdasarkan pada
ajaran
Marxisme-Leninisme (Skep Panglima TNI No. Skep/201/VI/2006 tgl 1 Juni
2006
tentang Juklak Litpers di lingkungan TNI) merupakan salah satu yang
masih eksis
hingga saat ini. Meskipun PKI telah dibubarkan dan pengembangan ajaran
Komunisme, Marxisme-Leninisme telah dilarang, namun simpatisan dan
pendukung
PKI tetap berupaya untuk membangkitkan kembali komunisme, bahkan aksinya
cenderung semakin berani dan transparan.
Mari kita mengingat kembali tentang perkembangan Radikal Kiri kususnya PKI
yang
telah membuat sejarah kelam bangsa Indonesia diwaktu lalu. Pada tanggal 30
September 1965,
adalah awal dari Gerakan 30 September (G30SPKI). Pemberontakan ini merupakan wujud
usaha
mengubah unsur Pancasila menjadi ideologi komunis. Hari itu, enam Jendral dan
berberapa
orang lainnya dibunuh sebagai upaya kudeta. Namun berkat kesadaran untuk
mempertahankan
Pancasila maka upaya tersebut mengalami kegagalan. Maka 30 September diperingati
sebagai
Hari Peringatan Gerakan 30 September G30S-PKI dan tanggal 1 Oktober ditetapkan
sebagai Hari Kesaktian Pancasila, memperingati bahwa dasar Indonesia, Pancasila,
adalah sakti,
tak tergantikan.

Perkembangan Radikal Kiri diawali dari :

1) Tahun 1965 – tanggal 21 Mei 1998


Pemberontakan G30S/PKI 1965 berhasil ditumpas dan mencapai
puncaknya
dengan diterbitkannya TAP MPRS Nomor XXV/MPRS/1966 yang menyatakan pembubaran
PKI dan larangan penyebaran ajaran komunisme. Upaya penindakan terhadap
pelaku
pemberontakan tersebut dilakukan oleh Komando Pemulihan Keamanan dan Ketertiban
(KOPKAMTIB) yang telah dibentuk pada tanggal 10 Oktober 1965. Lembaga ini
melakukan
pembersihan terhadap sisa-sisa G30S/PKI dari tubuh Pemerintahan dan Negara serta
masyarakat,
penindakan dilakukan dengan mengajukan ke Pengadilan, penahanan, pemberian dan
sanksi
administratif. Meskipun pada akhirnya mereka yang ditahan di Pulau Buru
dibebaskan,
namun aktivitas eks PKI dan keluarganya di masyarakat diawasi dan dibatasi
diantaranya
melalui Screening dengan menggunakan istilah “bersih diri” dan “bersih lingkungan”.
Seiring dengan semakin membaiknya situasi kemanan, Pemerintah menghapus
KOPKAMTIB dan membentuk Badan Koordinasi Bantuan Pemantapan Stabiltas Nasional
(Bakorstanas) pada tahun 1998. Pada massa ini penindakan terhadap sisa-sisa
G30S/PKI dan
keluarganya tetap dilakukan namun cenderung lebih lunak. Dengan menggunakan
mekanisme
Penelitian Khusus (Litsus) menggantikan Screening, eks PKI dan keluarganya diberi
kesempatan
untuk mengabdi kepada Negara meskipun dengan pembatasan tertentu, seperti yang
berklasifikasi C dan penggunaan istilah “keterpengaruhan” selain “keterlibatan”
serta
dijinkannya eks PKI di luar negeri untuk kembali ke Indonesia sesuai ketentuan yang
berlaku.
Melunaknya sikap pemerintah, diduga dimanfaatkan oleh eks PKI dan
keluarganya untuk
melakukan konsolidasi dan mengembangkan pengaruhnya secara tertutup di kalangan
pemuda
dan mahasiswa. Akibatnya muncul berbagai perlawanan rakyat
terhadap
Pemerintah/Pengusaha yang diorganisir kelompok pemuda dan mahasiswa yang membidani
lahirnya organisasi Perhimpunan Rakyat Demokratik (PRD) pada tahun 1994, yang
disinyalir
sebagai bentuk komunisme gaya baru, dan menjadi Partai Rakyat Demokratik (PRD) pada
tahun
1996. Melalui SK Menteri Dalam Negeri No. 210-221/1997 tanggal 29 September
1997, PRD
beserta onderbouwnya (SMID, PPBI, Jaker, STN, SRI dan Serikat Rakyat Solo/SRS)
dinyatakan
sebagai organisasi terlarang.

2) Tanggal 21 Mei 1998 – 20 Oktober 1999


Era reformasi menjadi momentum penting bagi perkembangan Raki.
Dengan
dalih demokratisasi dan penegakkan HAM, situasi politik di Indonesia mengalami
perubahan
yang drastis khususnya dalam hal kebebasan mengemukakan pendapat, sehingga
dimanfaatkan
Pok. Raki untuk menunjukkan eksistensinya kembali dan menuntut hak-haknya.
Pada masa ini,
Presiden BJ Habibie memberikan Amnesti kepada anggota PRD yang ditahan di LP
Cipinang
dan PTUN DKI Jakarta memutuskan pelarangan terhadap PRD batal demi hukum sehingga
PRD
dapat menjadi Parpol peserta Pemilu 1999. Selain itu, pencabutan UU No.
II/PNPS/1963
tentang Pemberantasan Kegiatan Subversi secara tidak langsung membatasi kewenangan
Apkam
dalam menindak kegiatan Pok. Raki. Meskipun diterbitkan UU No. 27/1999 tentang
perubahan
KUHP yang berkaitan dengan kejahatan terhadap keamanan negara, namun dalam
perkembangannya UU tersebut belum pernah diterapkan terhadap aktivitas Pok. Raki.

3) Tanggal 20 Oktober 1999 – 23 Juli 2001


Sikap moderat dan pluralisme Presiden Gur Dur cenderung menjadikan
kebijakannya menguntungkan Pok. Raki, diantaranya adalah permintaan maaf kepada
keluarga
eks PKI atas perlakuan umat NU di masa lalu, yang disampaikannya dalam wawancara di
TVRI. Kebijakan lain yang menguntungkan Raki adalah dihapuskannya Bakorstanas
dan
Litsus. Oleh karenannya, pada masa ini Pok. Raki terus berupaya menjalin
kedekatan dengan
penguasa sesuai dengan doktrin dari komunis.
4) Tahun 23 Juli 2001 – 20 Oktober 2004
Pada masa ini Pok. Raki juga berhasil menggalang Pemerintah untuk
kepentingan
kelompoknya. Temu Raya Eks Tapol/Napol di Jakarta tahun 2002 yang didukung
oleh Taufik
Kiemas menjadi momentum penting bagi eks PKI dan keluarganya untuk berani tampil
dan
membentuk organisasi secara terbuka. Selain itu, Pemerintah mengakomodir
tuntutan
pelurusan sejarah dari Pok Raki dengan membentuk Tim Sejarawan yang bertugas
mengkaji
materi sejarah Indonesia untuk diajarkan kepada siswa sekolah dasar dan menengah.
Hal itu
diduga menjadi dasar munculnya Kurikulum 2004 dimana dalam pelajaran sejarah untuk
SMP/MTs dan SMA/SMK/MA tidak mencantumkan peristiwa Madiun 1948 dan tidak
mencantumkan PKI pada peristiwa gerakan 30 September 1965.
Pemerintah juga
mengakomodir tuntutan rekonsiliasi melalui UU No. 27/2004 tentang KKR.
Meskipun UU
tersebut akhirnya dibatalkan oleh Mahkamah Konstitusi (MK), namun telah memberi
pengakuan
terhadap eksistensi Raki agar diterima di masyarakat. Di sisi lain MK membatalkan
Pasal 60
huruf (g) UU Nomor 12 Tahun 2003 tentang Pemilu, sehingga eks PKI dapat menjadi
Caleg
dalam Pemilu 2004.

5) Tahun 20 Oktober 2004 – sekarang


Pada masa ini secara politis kedudukan Pok. Raki semakin menguat
yang
diindikasikan dengan meningkatnya kader Raki di Legislatif dan lingkaran Eksekutif.
Oleh
karenanya aktivitas Pok. Raki semakin berani dan transparan dalam memperjuangkan
kepentingannya. Meskipun Raki menentang Pemerintahan SBY yang dinilai Neolib,
namun
hal itu dimanfaatkan untuk mengembangkan Sosialisme sebagai solusi mengatasi
permasalahan
bangsa. Selain itu, PRD telah mengubah asasnya menjadi Pancasila yang diduga
merupakan
strategi untuk meraih dukungan publik dalam Pemilu 2014, sedangkan arti Pancasila
yang
sesungguhnya akan dibiaskan sesuai kepentingan Raki. Sementara, kewenangan Jaksa
Agung
untuk melarang peradaran buku yang dapat menganggu ketertiban umum menjadi hilang,
karena
MK membatalkan dasar kewenangan tersebut (UU No. 55/1969 tentang pernyataan
berbagai
Penetapan Presiden dan Peraturan Presiden sebagai Undang-Undang jo Penetapan
Presiden RI
No. 4/1963 tentang pengamanan terhadap barang-barang cetakan yang isinya dapat
menganggu
ketertiban umum). Hal itu menjadikan buku-buku tentang komunisme diperkirakan
akan
semakin marak beredar di masyarakat.
b. Ancaman Sila Kedua Kemanusiaan yang adil dan beradab, berupa :
1) Masih maraknya Korupsi, Kolusi dan Nepotisme juga Diktatorisme serta
Neokolonialisme yang tentunya semua itu sangat bertentangan dengan sila
kedua
tidak berperikemanusiaan dan berperikeadilan.
2) Keadilan masih belum bisa ditegakkan karena rasa keadilan belum dapat
dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat, keadilan baru bisa dimiliki
oleh
sebagian orang yang berduit, dan oleh penguasa.

c. Ancaman Sila Ketiga Persatuan Indonesia, berupa :


1) Adanya provokasi konflik Vertikal
OTDA yg dicetuskan oleh Prof Dr.Risjard Rasid dan system demokrasi yang
kebablasan telah menjadikan pemerintahan daerah dan provinsi sebagai Raja-
raja
kecil yg memiliki kekuasaan Otoritas dalam mengelola pemerintahan sehingga
sulit dikontrol secara langsung sehingga menimbulkan perseteruan atau
konflik
antara pemerintah pusat dan daerah terutama dalam kebijakan bagi hasil
kekayaan
alam yang dimiliknya.
2) Adanya provokasi konflik Horisontal
Terjadinya Konflik horizontal sering kita lihat sehari-hari ditayangan di
Televisi
maupun media cetak, dimana antar anak sekolah SMU melakukan tawuran, antar
mahasiswa dengan mahasiswa berkelahi atau dengan aparat kepolisian, bahkan
antar kampung dan kelurahan terjadi saling serang, sungguh bangsa ini
dalam
kondisi mengingkari Pancasila sebagai dasar Negara, sebagai pandangan
hidup dan
sebagai Ideologi bangsa Indonesia. Sungguh menyedihkan mau dibawa kemana
bangsa ini?

d. Ancaman Sila Keempat Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan


dalam permusyawaratan/perwakilan berupa :
1) Adanya politik uang untuk memenangkan berbagai kasus persidangan dan
perkara
2) Menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuan
3) Praktek Individu dan kepentingan kelompok
e. Ancaman Sila Kelima Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, berupa :
1) Adanya praktek monopoli menjamur dimana-mana, baik dalam perdagangan,
dalam
mendapat proyek, bahkan dalam jabatan dan sekolahpun terjadi monopoli
tidak ada
kesamaan hak secara adil.
2) Masih terjadi kekerasan terhadap sesama rakyat Indonesia, kekerasan
kepada
bawahan oleh atasan dan kekerasan dalam rumah tangga.
3) Terjadi penindasan kepada yang lemah, ada pameo senang kalau melihat
orang lain
susah, bila ada bawahan yang mapan pasti dicurigai bahkan bila perlu
dipindahkan
ketempat lain supaya usahanya jadi macet dan berakibat hidupnya susah.
4) Adanya kesewenang wenangan oleh pejabat dalam memperlakukan wong cilik,
bahkan kesewenangan tersebut diwujudkan dengan menyalahgunakan
kekuasaan
untuk menindas, menghabisi bawahan dan sesamanya.

5. IMPLEMENTASI PENGAMALAN PANCASILA UTK PRAJURIT, PNS.


Kualitas pengamalan Pancasila saat ini. Kondisi pengamalan dan pemahaman
prajurit
terhadap Pancasila saat ini pada umumnya ada kecenderungan penurunan pengamalan
terhadap
sila-sila pada Pancasila sebagai berikut:

a. Sila KeTuhanan Yang Maha Esa :


1) Masih ada prajurit TNI yang disusupi rasa kefanatikan yang sempit yaitu
memandang bahwa agama yang paling benar dan menganggap bahwa agama
yang
lain atau yang bertentangan harus disingkirkan, hal ini sangat
bertentang dengan
ideologi Pancasila dimana-mana kedudukkan suatu agama di Indonesia
adalah
sama.
2) Masih banyak dijumpai pelaksanaan suatu ajaran agama yang menyimpang
dari
aturan-aturan yang sudah ditetapkan dalam suatu ajaran agama yang
menyimpang
dari aturan-aturan yang sudah ditetapkan dalam suatu kitab suci,
dimanan ajaran
tersebut kaidah-kaidah yang sudah baku/sesuai dengan aturan. Hal ini
pasti dapat
menjerumuskan prajurit sehingga nantinya dapat dengan mudah diperintah
untuk
melaksanakan kegitan-kegiatan yang bertentangan dengan norma dan
aturan yang
sudah ada.
3) Masih banyak kasus perzinahan dikalangan oknum TNI dan PNS.

b. Sila Kemanusiaan yang adil dan beradab :


1) Adanya anggota TNI/PNS yang melakukan tindakan melanggar hukum yaitu
penganiayaan terhadap masyarakat.
2) Adanya anggota TNI/PNS yang melakukan pembunuhan.
3) Adanya anggota TNI/PNS yang melakukan kekerasan dalam rumah tangga.

c. Sila Persatuan Indonesia :


1) Adanya anggota TNI/PNS yang melakukan perkelahian antara TNI dengan TNI,
TNI dengan Polisi dan TNI dengan Masyarakat.
2) Kebanggan Corp yang berlebihan yang mengakibatkan timbulnya arogansi
seakan-
akan Corp-nya yang paling baik sehingga menimbulkan kesalahpahaman.

d. Sila Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan


dalam
permusyawaratan/perwakilan :
1) Adanya pemaksaan kehendak terhadap masyarakat. Misalnya adanya pemaksaan
kehendak disaat melaksanakan program kerja Satuan.
2) Adanya prajurit/PNS yang tidak melaksanakan perintah atasan.
3) Kurangnya rasa tanggung jawab prajurit/PNS dalam melaksanakan tugas

e. Sila Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia :


1) Kurangnya rasa kepedulian didalam diri prajurit terhadap rekannya.
2) Adanya oknum prajurit/PNS yang dalam melaksanakan tugas malas-malasan.
3) Masih adanya oknum prajurit/PNS yang tidak menghargai hak orang lain.
Pada akhirnya marilah kita mengingat kata-kata Panglima Besar kita
Jenderal
Soedirman ketika memberikan amanat kepada pasukan hijrah di halaman Candi Borobudur
bulan
Januari 1948 yang berbunyi :
“ Anak-anakku Tentara Indonesia, kalian bukanlah serdadu sewaan, tetapi tentara
yang
berideologi, yang sanggup menempuh maut untuk keluhuran tanah airmu, percaya dan
yakinlah,….saya tetap memimpin kamu sekalian….”
Karena itu teladanilah nilai-nilai Pancasila sebagai Ideologimu.
Begitu menyejukkan kata-katanya masuk dalam hati sanubari anak buahnya,
Pak
Dirman patut diteladani kepemimpinannya baik sebagai Komandan, Bapak, Guru, dan
Teman
seperjuangan, namun dewasa ini para pemimpin TNI tidak ada lagi yang sanggup
seperti
Jenderal Soedirman dalam kesederhanaannya, dalam kepemimpinannya, dalam
kejuangannya
yang rela berkorban dan tanpa pamrih. Tidak ada lagi terdengar kata-kata Hai..anak-
anakku
Tentara Indonesia,...yang sering kita dengar adalah
Hai..Monyet,..Hai..Anjing,..Hai
Babi...hampir semua kebun binatang dipanggil semua, apakah hal seperti ini yang
diwariskan
turun-temurun kepada generasi TNI sampai sekarang ini. Semoga sadar bahwa kata-kata
itu tidak
baik, tidak pantas dan bila perlu dilarang karena bila pimpinan mengucapkan kata-
kata kotor
tersebut telah berbalik kepada dirinya sendiri yaitu menjadi bapaknya Monyet.

6. PENUTUP

Dari uraian diatas maka dapatlah diambil suatu pelajaran bagi segenap
Prajurit, Pns
sekalian yaitu :

a. Kesimpulan
Setelah memperhatikan isi dalam pembahasan di atas, maka dapat penulis tarik
kesimpulan sebagai berikut:

1) Filsafat Pancasila adalah hasil berpikir/pemikiran yang sedalam-dalamnya


dari bangsa
Indonesia yang dianggap, dipercaya dan diyakini sebagai sesuatu (kenyataan,
norma-
norma, nilai-nilai) yang paling benar, paling adil, paling bijaksana, paling
baik dan paling
sesuai bagi bangsa Indonesia.

2) Fungsi utama filsafat Pancasila bagi bangsa dan negara Indonesia yaitu:
a) Filasafat Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia
b) Pancasila sebagai dasar negara Republik Indonesia
c) Pancasila sebagai jiwa dan kepribadian bangsa Indonesia

3) Falsafah Pancasila sebagai dasar falsafah negara Indonesia, hal tersebut dapat
dibuktikan
dengan ditemukannya dalam beberapa dokumen historis dan di dalam perundang-
undangan negara Indonesia seperti di bawah ini :
a) Dalam Pidato Ir. Soekarno tanggal 1 Juni 1945.
b) Dalam Naskah Politik yang bersejarah, tanggal 22 Juni 1945 alinea IV
yang
kemudian dijadikan naskah rancangan Pembukaan UUD 1945 (terkenal dengan
sebutan Piagam Jakarta).
c) Dalam naskah Pembukaan UUD Proklamasi 1945, alinea IV.
d) Dalam Mukadimah Konstitusi Republik Indonesia Serikat (RIS) tanggal
27
Desember 1945, alinea IV.
e) Dalam Mukadimah UUD Sementara Republik Indonesia (UUDS RI) tanggal 17
Agustus 1950.
f) Dalam Pembukaan UUD 1945, alinea IV setelah Dekrit Presiden RI tanggal
5 Juli
1959.
g) Raki terus mengembangkan paham dan pengaruhnya di masyarakat, sementara
landasan hukum atas pelarangan komunisme tidak efektif untuk mencegah
dan
menindak kegiatan Raki.
h) Dasar negara kita, Republik Indonesia, yang merupakan sumber dari
segala
sumber hukum yang berlaku di negara kita.
i) Pandangan hidup bangsa Indonesia yang dapat mempersatukan kita serta
memberi
petunjuk dalam masyarakat kita yang beraneka ragam sifatnya.
j) Jiwa dan kepribadian bangsa Indonesia, karena Pancasila memberikan
corak yang
khas kepada bangsa Indonesia dan tak dapat dipisahkan dari bangsa
Indonesia,
serta merupakan ciri khas yang dapat membedakan bangsa Indonesia dari
bangsa
yang lain. Terdapat kemungkinan bahwa tiap-tiap sila secara terlepas
dari yang
lain bersifat universal, yang juga dimiliki oleh bangsa-bangsa lain
di dunia ini,
akan tetapi kelima sila yang merupakan satu kesatuan yang tidak
terpisahkan
itulah yang menjadi ciri khas bangsa Indonesia.
k) Tujuan yang akan dicapai oleh bangsa Indonesia, yakni suatu
masyarakat adil dan
makmur yang merata material dan spiritual berdasarkan Pancasila di
dalam wadah
negara kesatuan Republik Indonesia yang merdeka, berdaulat, bersatu
dan
berkedaulatan rakyat dalam suasana perikehidupan bangsa yang aman,
tenteram,
tertib dan dinamis serta dalam lingkungan pergaulan dunia yang
merdeka,
bersahabat, tertib dan damai.
l) Perjanjian luhur rakyat Indonesia yang disetujui oleh wakil-wakil
rakyat Indonesia
menjelang dan sesudah Proklamasi Kemerdekaan yang kita junjung
tinggi, bukan
sekedar karena ia ditemukan kembali dari kandungan kepribadian dan
cita-cita
bangsa Indonesia yang terpendam sejak berabad-abad yang lalu,
melainkan karena
Pancasila itu telah mampu membuktikan kebenarannya setelah diuji oleh
sejarah
perjuangan bangsa.

b. Saran

1) Kita semua yang mencintai Pancasila harus memberikan suri tauladan dalam
kehidupan
sehari-hari untuk mengimplementasikan sila-sila dari Pancasila, dengan
cara setiap
unsur pimpinan rumah tangga, sekolah, perusahaan, RT, RW, Kota, Kabupaten,
dst
harus mengimplementasikan…kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan
Indonesia, Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah
kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan, Keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia…
dengan
berpegang teguh kepada prinsip “Ketuhanan yang maha esa”

Dengan demikian sebenarnya kalau semua pemimpin di Negara Indonesia


ini
mulai dari pemimpin keluarga sampai pemimpin dinegara mau melakukan seluruh tugas
tanggung jawab pekerjaan dan jabatannya dengan selalu berprinsip kepada “Ketuhanan
Yang
Maha Esa” maka otomatis Pancasila sudah menjadi Ideologi, falsafah dan dasar
Negara…sehingga semua penataran P4 versi orde baru yang doktriner tapi tidak
dilakukan secara
murni dan konsekwen oleh para pemimpin Negara..tidak diperlukan lagi!!
Lebih tajam lagi yang diperlukan sekarang sebenarnya adalah penataran
“Kecerdasan
Spiritual” bagi seluruh bangsa Indonesia…karena kalau kecerdasan spiritualnya baik
maka pola
piker dan pola tindaknya juga baik akan ber”Ketuhana Yang Maha Esa”..maka Pancasila
akan
kembali menjadi Ideologi bangsa Indonesia secara nyata dan efektif…akhirnya akan
tervapailah
tujuan nasional Indonesia yaitu masyarakat adil dan makmur…gemah ripah loh
jinawi..toto
tentrem kerto raharjo.
Sekarang kita semua mulai dari bawah dari masing-masing kepala keluarga/rumah
tangga untuk
member contoh dan suri tauladan kepada anak isterinya.

2) Warganegara Indonesia merupakan sekumpulan orang yang hidup dan tinggal


di
negara Indonesia
Oleh karena itu sebaiknya warga negara Indonesia harus lebih meyakini atau
mempercayai, menghormati, menghargai menjaga, memahami dan melaksanakan segala hal
yang telah dilakukan oleh para pahlawan khususnya dalam pemahaman bahwa falsafah
Pancasila
adalah sebagai dasar falsafah negara Indonesia. Sehingga kekacauan yang sekarang
terjadi ini
dapat diatasi dan lebih memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa dan negara
Indonesia ini.
Sebelum mengakhiri pembinaan ini mari kita menyanyikan bersama Garuda
Pancasila
supaya nilai-nilai dalam setiap sila Pancasila bisa menggugah dan mengungatkan kita
untuk
berperlaku sebagai manusia berpancasilais.
Garuda Pancasila juga merupakan dan nama sebuah lagu nasional Indonesia yang
diciptakan
lagu dan liriknya oleh Sudharnoto.

Garuda Pancasila
Akulah pendukungmu proklamasi
Sedia berkorban untukmu

Pancasila dasar negara


Rakyat adil makmur sentausa
Pribadi bangsaku
Ayo maju maju
Ayo maju maju
Ayo maju maju

Semoga Tuhan Yang Maha Esa, melindungi, melimpahkan hidayahnya, kesadaran,


keyakinan serta keinsyafan kepada Prajurit, Pns Kodam XVII/Cenderawasih sekalian
dimanapun
berada dan bertugas, selamat bertugas.........
Wasalamualaikum wr wb, Salam Sejahtera dan Om Swasti Yastu.

Anda mungkin juga menyukai