Anda di halaman 1dari 1

Di suatu awal bulan tahun ini, aku memutuskan untuk tidak menuruti permintaan apapun --kecuali

permintaan dari kamu agar aku senantiasa menunggu.

Di masa itu, aku cukup kesal kita (dengan terpaksa) berada di antara orang-orang yang dengan
angkuhnya berkata, "Jangan" "Jangan begini, jangan begitu" Tidak untuk ini, tidak untuk itu.
Menetapkan banyak aturan --bahkan lebih banyak dari pasal-pasal dalam burgerlijk wetboek.

Mereka senang meriap kemungkinan-kemungkinan. Berusaha menghentikan rasa penasaranku pada


permainan rasa yang kamu perlihatkan, mereka jadi terkesan memisahkan kita yang hendak semeja.

Rasa penasaran itu membuatku berani bermanifestasi menjadi kotak pandora yang menghadiahimu
dengan banyak kecemasan.

Benar saja, baru dua minggu aku pancing kamu sudah memberi bukti bahwa permintaanmu itu salah
satu bentuk permainan yang selalu kamu mainkan. Sebab nyatanya kamu masih penasaran dengan
beberapa perempuan --ya sudah, puaskan saja rasa penasaranmu itu, kenali mereka lebih jauh
bahkan lebih dalam agar lebih banyak rasa sakit yang kamu terima dan aku akan tertawa
mencemooh. Lagipula pasti banyak hal menarik di luar aku dan jalan pikiranku.

Tidak perlu bilang ke pacarmu akan keilfeelanku dan sok merasa iba, sok diperebutkan, dan
diinginkan. Toh aku sudah terbiasa berjalan tanpa benar-benar berdampingan dengan siapapun.

Kalau bumi ini benar bulat dan kita dengan sadar mengamini untuk pisah jalan --aku ke utara dan
kamu ke perempuan yang senantiasa kamu telepon diam-diam pukul dua-- kita akan bertemu lagi di
titik ini dengan cerita yang jelas akan sangat berbeda.

Anda mungkin juga menyukai