jdih.kemkes.go.id
48
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN MENTERI KESEHATAN TENTANG STANDAR
KEGIATAN USAHA DAN PRODUK PADA PENYELENGGARAAN
PERIZINAN BERUSAHA BERBASIS RISIKO SEKTOR
KESEHATAN.
Pasal 1
Menetapkan standar kegiatan usaha dan produk pada
penyelenggaraan perizinan Berusaha Berbasis Risiko sektor
kesehatan tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian
tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.
Pasal 2
Perizinan Berusaha Berbasis Risiko sektor kesehatan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 dilaksanakan melalui
Sistem Perizinan Berusaha Terintegrasi Secara Elektronik.
jdih.kemkes.go.id
49
Pasal 3
Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku, Peraturan
Menteri yang mengatur mengenai standar kegiatan usaha dan
standar produk dalam Penyelenggaran Perizinan Berusaha
sektor kesehatan dinyatakan masih tetap berlaku sepanjang
tidak bertentangan dengan Peraturan Menteri ini.
Pasal 4
Sistem Perizinan Berusaha Terintegrasi Secara Elektronik
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 mulai dilaksanakan
sejak proses perizinan berusaha dilakukan secara keseluruhan
berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 2021
tentang Penyelenggaraan Perizinan Berusaha Berbasis Risiko.
Pasal 5
Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku, Peraturan
Menteri Kesehatan Nomor 24 Tahun 2016 tentang Persyaratan
Teknis Bangunan dan Prasarana Rumah Sakit (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 1197), dicabut dan
dinyatakan tidak berlaku.
Pasal 6
Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal
diundangkan.
jdih.kemkes.go.id
50
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 1 April 2021
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA,
ttd.
BUDI G. SADIKIN
Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 1 April 2021
DIREKTUR JENDERAL
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,
ttd.
WIDODO EKATJAHJANA
jdih.kemkes.go.id
51
LAMPIRAN
PERATURAN MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 14 TAHUN 2021
TENTANG
STANDAR KEGIATAN USAHA DAN
PRODUK PADA PENYELENGGARAAN
PERIZINAN BERUSAHA BERBASIS
RISIKO SEKTOR KESEHATAN
jdih.kemkes.go.id
52
jdih.kemkes.go.id
53
jdih.kemkes.go.id
54
jdih.kemkes.go.id
55
jdih.kemkes.go.id
56
jdih.kemkes.go.id
57
jdih.kemkes.go.id
58
jdih.kemkes.go.id
59
jdih.kemkes.go.id
60
jdih.kemkes.go.id
61
jdih.kemkes.go.id
62
jdih.kemkes.go.id
63
jdih.kemkes.go.id
64
jdih.kemkes.go.id
65
jdih.kemkes.go.id
66
jdih.kemkes.go.id
67
paling sedikit:
(a) 30% (tiga puluh persen) dari
seluruh tempat tidur untuk
Rumah Sakit milik pemerintah;
dan
(b) 20% (dua puluh persen) dari
seluruh tempat tidur untuk
Rumah Sakit milik swasta.
2) Rumah Sakit khusus
a) Ketersediaan tempat tidur rawat inap
bagi Rumah Sakit Khusus, selain
Rumah Sakit Khusus gigi dan mulut,
Rumah Sakit Khusus mata, dan Rumah
Sakit Khusus telinga hidung tenggorok
dan bedah kepala leher yaitu:
(1) Rumah Sakit Khusus kelas A yang
memiliki jumlah tempat tidur
paling sedikit 100 (seratus) buah.
(2) Rumah Sakit Khusus kelas B yang
memiliki jumlah tempat tidur
paling sedikit 75 (tujuh puluh lima)
buah.
(3) Rumah Sakit khusus kelas C yang
memiliki jumlah tempat tidur
paling sedikit 25 (dua puluh lima)
buah.
b) Ketersediaan tempat tidur rawat inap
dan dental unit bagi Rumah Sakit
khusus gigi dan mulut yaitu:
(1) kelas A paling sedikit 14 (empat
belas) tempat tidur rawat inap dan
75 (tujuh puluh lima) dental unit;
(2) kelas B paling sedikit 12 (dua
belas) tempat tidur rawat inap dan
50 (lima puluh) dental unit; dan
(3) kelas C paling sedikit 10 (sepuluh)
jdih.kemkes.go.id
68
jdih.kemkes.go.id
69
jdih.kemkes.go.id
70
jdih.kemkes.go.id
71
jdih.kemkes.go.id
72
jdih.kemkes.go.id
73
jdih.kemkes.go.id
74
lain.
b) pelayanan keperawatan dan kebidanan,
meliputi asuhan keperawatan generalis
dan asuhan keperawatan spesialis, dan
asuhan kebidanan.
c) pelayanan kefarmasian terdiri atas
pengelolaan alat kesehatan, sediaan
farmasi, dan bahan habis pakai yang
dilakukan oleh instalasi farmasi sistem
satu pintu, serta pelayanan farmasi
klinis, yang dilaksanakan sesuai dengan
Peraturan Menteri mengenai standar
pelayanan kefarmasian di Rumah Sakit.
d) pelayanan penunjang terdiri atas
pelayanan penunjang yang diberikan
oleh tenaga kesehatan dan pelayanan
penunjang yang diberikan oleh tenaga
nonkesehatan.
e) Pelayanan kesehatan yang diberikan
Rumah Sakit umum tersebut sesuai
dengan self assessment Rumah Sakit.
2) Pelayanan kesehatan yang diberikan oleh
Rumah Sakit khusus terdiri atas:
a) pelayanan medik dan penunjang medik
terdiri atas:
(1) pelayanan medik umum:
(2) pelayanan medik spesialis sesuai
kekhususan;
(3) pelayanan medik subspesialis
sesuai kekhususan;
(4) pelayanan medik spesialis lain;
dan
(5) pelayanan medik subspesialis lain.
b) pelayanan keperawatan dan/atau
kebidanan terdiri atas pelayanan
asuhan keperawatan generalis,
jdih.kemkes.go.id
75
jdih.kemkes.go.id
76
jdih.kemkes.go.id
77
jdih.kemkes.go.id
78
berdasarkan:
a) Identifikasi semua jenis
tindakan/kegiatan yang dilakukan.
b) Identifikasi lama waktu untuk setiap
tindakan/kegiatan.
c) Identifikasi kebutuhan SDM waktu kerja
perhari dengan penghitungan kebutuhan
alokasi waktu untuk semua kegiatan
dalam 1 (satu) hari dengan kegiatan
dengan waktu untuk setiap
tindakan/kegiatan.
3) Penilaian Kesesuaian Rumah Sakit umum
dan Rumah Sakit khusus kelas A dan PMA
dilakukan oleh Kementerian Kesehatan
melalui Direktorat Jenderal Pelayanan
Kesehatan, dengan membentuk Tim yang
terdiri dari:
a) Direktorat Jenderal Pelayanan
Kesehatan Kemenkes;
b) Dinas Kesehatan Provinsi;
c) Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota; dan
d) Asosiasi Perumahsakitan.
4) Penilaian Kesesuaian Rumah Sakit umum
dan Rumah Sakit khusus kelas B dilakukan
oleh Pemerintah Daerah provinsi dengan
membentuk Tim yang terdiri dari :
a) Direktorat Jenderal Pelayanan
Kesehatan Kemenkes;
b) DPMPTSP Provinsi;
c) Dinas Kesehatan Provinsi;
d) Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota; dan
e) Asosiasi Perumahsakitan.
5) Penilaian Kesesuaian Rumah Sakit umum
kelas C dan kelas D dan Rumah Sakit
khusus kelas C dilakukan oleh Pemerintah
Daerah kabupaten/kota dengan membentuk
jdih.kemkes.go.id
79
jdih.kemkes.go.id
80
jdih.kemkes.go.id
81
jdih.kemkes.go.id
82
jdih.kemkes.go.id
83
jdih.kemkes.go.id
84
jdih.kemkes.go.id
85
Kesehatan
31 2 Pengujian contoh udara wajib dilakukan oleh
pihak usaha tempat olahraga di
Laboratorium Pemeriksaan Kualitas udara
yang ditunjuk oleh Pemerintah
kabupaten/kota atau yang terakreditasi
32 3 Dilakukan perawatan terhadap sarana
pengaturan udara seperti AC dan sejenisnya
secara berkala
VII. Kondisi Tempat pengelolaan makanan dan minuman dan
produknya (nilai: 12)
33 12 a. Menyesuaikan kriteria restoran/rumah
makan
b. Menyesuaikan kriteria kantin/sentra
jajanan/foodtruck, dan sejenis lainnya)
VIII. Pengendalian vektor dan binatang pembawa penyakit (nilai : 5)
34 3 Wajib memenuhi standar dan persyaratan
vektor dan binatang pembawa penyakit
sesuai peraturan menteri kesehatan
35 2 Tersedia SOP pengendalian vektor dan
binatang pembawa penyakit dan kegiatannya
Petunjuk Pengisian :
I. CARA PENGISIAN :
Obyek yang memenuhi syarat diberikan tanda (V) pada kolom “Tanda”
yang tersedia. Untuk obyek yang tidak memenuhi persyaratan, kolom
tersebut dikosongkan.
II. CARA PENILAIAN :
Penilaian adalah merupakan jumlah obyek yang memenuhi syarat yaitu
dengan cara menjumlahkan nilai yang bertanda (V).
1. Jika nilai pemeriksaan mencapai 70 atau lebih, maka dinyatakan
memenuhi persyaratan laik sehat.
2. Jika nilai pemeriksaan di bawah 70 maka dinyatakan belum
memenuhi persyaratan laik sehat, dan kepada pihak pemohon
diminta segera memperbaiki obyek yang bermasalah.
jdih.kemkes.go.id
86
jdih.kemkes.go.id
87
jdih.kemkes.go.id
88
jdih.kemkes.go.id
89
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA,
ttd.
BUDI G. SADIKIN
jdih.kemkes.go.id