.ht
rsi
KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
ve
NOMOR HK.01.07/MENKES/165/2023
as-
TENTANG
sm
STANDAR AKREDITASI PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT
ske
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
pu
si-
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,
ita
red
Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 5 ayat (3)
k
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 34 Tahun 2022 tentang
r-a
ml
Kementerian Kesehatan (Lembaran Negara Republik
.ht
Indonesia Tahun 2021 Nomor 83);
4. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 Tahun 2019
rsi
tentang Pusat Kesehatan Masyarakat (Berita Negara
ve
Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 1335);
as-
5. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 14 Tahun 2021
sm
tentang Standar Kegiatan Usaha dan Produk Pada
Penyelenggaraan Perizinan Berusaha Berbasis Resiko
ske
Sektor Kesehatan (Berita Negara Republik Indonesia
pu
Tahun 2021 Nomor 316) sebagaimana telah diubah
si-
dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 8 Tahun
ita
2022 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri
Kesehatan Nomor 14 Tahun 2021 tentang Standar
red
Kegiatan Usaha dan Produk Pada Penyelenggaraan
k
Perizinan Berusaha Berbasis Risiko Sektor Kesehatan
r-a
317);
tan
156);
t.c
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN TENTANG STANDAR
m
ml
Diktum KESATU menjadi acuan bagi Kementerian Kesehatan,
.ht
pemerintah daerah provinsi, pemerintah daerah
kabupaten/kota, pusat kesehatan masyarakat, lembaga
rsi
penyelenggara akreditasi, dan pemangku kepentingan terkait
ve
dalam menyelenggarakan akreditasi Puskesmas sesuai
as-
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
sm
KETIGA : Standar Akreditasi Puskesmas sebagaimana dimaksud dalam
Diktum KESATU terdiri atas kelompok:
ske
a. Kepemimpinan dan Manajemen Puskesmas;
pu
b. Penyelenggaraan Upaya Kesehatan Masyarakat yang
si-
Berorientasi pada Upaya Promotif dan Preventif;
ita
c. Penyelenggaraan Upaya Kesehatan Perseorangan,
Laboratorium, dan Kefarmasian;
red
d. Program Prioritas Nasional; dan
k
e. Peningkatan Mutu Puskesmas.
r-a
Ditetapkan di Jakarta
uly
MENTERI KESEHATAN
na
REPUBLIK INDONESIA,
//ai
ps:
ttd.
htt
BUDI G. SADIKIN
-4-
LAMPIRAN
ml
KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN
.ht
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR HK.01.07/MENKES/165/2023
rsi
TENTANG
ve
STANDAR AKREDITASI PUSAT
as-
KESEHATAN MASYARAKAT
sm
BAB I
ske
STANDAR AKREDITASI PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT
pu
A. Latar Belakang
si-
Dalam rangka mewujudkan Universal Health Coverage (UHC), upaya
ita
peningkatan mutu pelayanan kesehatan dilakukan melalui pemberdayaan
red
masyarakat, kebijakan dan pelaksanaan yang melibatkan lintas sektor,
k
dan pelayanan kesehatan terpadu yang memprioritaskan kesehatan
r-a
dan/atau integrated.
Penguatan Pelayanan Kesehatan Primer (Pimary Health Care (PHC))
p/s
kesehatan nasional yang saat ini sedang disusun oleh Tim Transformasi
Kesehatan, Kementerian Kesehatan. Salah satu elemen penguatan PHC
t.c
standar internasional.
a.b
ml
tahun 2015, dengan diundangkannya Peraturan Menteri Kesehatan
.ht
Nomor 46 Tahun 2015 tentang Akreditasi Puskesmas, Klinik Pratama,
Tempat Praktik Mandiri Dokter, dan Tempat Praktik Mandiri Dokter Gigi
rsi
sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Peraturan
ve
Menteri Kesehatan Nomor 27 Tahun 2019 tentang Perubahan Kedua atas
as-
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 46 Tahun 2015 Tentang Akreditasi
sm
Puskesmas, Klinik Pratama, Tempat Praktik Mandiri Dokter, dan Tempat
Praktik Mandiri Dokter Gigi. Sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan
ske
dimaksud, dinyatakan bahwa akreditasi puskesmas dilakukan setiap 3
pu
(tiga) tahun. Selain itu di dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 71
si-
Tahun 2013 tentang Pelayanan Kesehatan pada Jaminan Kesehatan
ita
Nasional sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 7 Tahun 2021 tentang Perubahan
red
Keempat atas Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 71 Tahun 2013
k
tentang Pelayanan Kesehatan pada Jaminan Kesehatan Nasional, diatur
r-a
(FKTP) sebanyak 56.3% (9.332 dari 16.568 FKTP). Dari data tersebut
t.c
ml
Kesehatan Nomor HK.02.01/MENKES/652/2022 tentang
.ht
Penyelenggaraan Perizinan Berusaha Bidang Pelayanan Kesehatan dan
Akreditasi Fasilitas Pelayanan Kesehatan pada prinsipnya terdapat
rsi
relaksasi dalam pelaksanaan akreditasi antara lain kegiatan persiapan
ve
dan survei akreditasi yang dapat dilakukan secara daring dan/atau luring,
as-
serta pengakuan terhadap sertifikat akreditasi yang sebelumnya telah
sm
habis masa berlakunya dan pengakuan terhadap pernyataan komitmen
untuk menjaga dan melakukan upaya peningkatan mutu.
ske
Seiring dengan upaya perbaikan sistem kesehatan, saat ini sudah
pu
ditetapkan transformasi sistem pelayanan kesehatan melalui enam pilar
si-
transformasi kesehatan yaitu transformasi layanan primer, transformasi
ita
layanan rujukan, transformasi sistem ketahanan kesehatan, transformasi
sistem pembiayaan kesehatan, transformasi sumber daya manusia
red
kesehatan, dan transformasi teknologi kesehatan. Berbagai upaya
k
dilakukan untuk mendukung pelaksanaan transformasi sistem pelayanan
r-a
Kesehatan dan Unit Transfusi Darah, Tempat Praktik Mandiri Dokter, dan
t.c
Baru (AKB).
Diharapkan melalui penyempurnaan Standar Akreditasi Puskesmas
a.b
(global recognition).
/
ps:
htt
-7-
ml
Standar ini dirancang berdasarkan penilaian dalam akreditasi
.ht
puskesmas yang menekankan pada fungsi-fungsi penting yang umum
dalam organisasi puskemas. Dikelompokkan berdasarkan
rsi
penyelenggaraan pelayanan di puskesmas yang mengacu pada Peraturan
ve
Menteri Kesehatan Nomor 43 Tahun 2019 tentang Pusat Kesehatan
as-
Masyarakat dan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 14 Tahun 2021
sm
tentang Standar Kegiatan Usaha dan Produk Pada Penyelenggaraan
Perizinan Berusaha Berbasis Risiko Sektor Kesehatan, kebijakan terkait
ske
dengan program prioritas nasional dan peningkatan mutu di puskesmas.
pu
Fungsi-fungsi tersebut berlaku untuk semua puskesmas, baik yang
si-
berada di perkotaan, pedesaan, terpencil, dan sangat terpencil.
ita
Standar ini diterapkan kepada seluruh puskesmas termasuk unit-
unit pelayanan yang ada didalamnya. Proses survei mengumpulkan
red
informasi terkait kepatuhan terhadap standar di seluruh unit pelayanan
k
di puskesmas, dan keputusan akreditasi didasarkan pada tingkat
r-a
C. Tujuan
p/s
masyarakat.
2. Memberikan acuan bagi pusat kesehatan masyarakat dan pemangku
spo
kesehatan masyarakat.
a.b
D. Ruang Lingkup
an
1. Bab
htt
ml
undangan.
.ht
2. Standar
Standar di dalam standar akreditasi puskesmas mendefinisikan
rsi
harapan, struktur, atau fungsi- fungsi kinerja yang harus ada agar
ve
dapat diakreditasi oleh Kementerian Kesehatan. Selama proses survei
as-
di tempat (on site survey), dilakukan penilaian terhadap standar ini.
sm
3. Kriteria
Kriteria dari suatu standar menjabarkan makna sepenuhnya dari
ske
standar. Kriteria akan mendeskripsikan tujuan dari sebuah standar,
pu
memberikan penjelasan isi standar secara umum, serta upaya
si-
pemenuhan standar.
ita
4. Pokok Pikiran
Pokok pikiran dari suatu standar akan membantu menjelaskan
red
makna sepenuhnya dari standar tersebut. Pokok pikiran akan
k
mendeskripsikan tujuan dan rasionalisasi dari standar, memberikan
r-a
tujuan-tujuannya”.
5. Elemen Penilaian
/
om
yang akan dinilai dan diberi nilai (score) selama proses survei di
tempat. Elemen penilaian untuk masing-masing standar
spo
ml
dan/atau standar operasional prosedur.
.ht
b) Kode D adalah dokumen, yang berarti pemenuhan dan/atau
penilaian EP tersebut melalui penyediaan dokumen bukti,
rsi
seperti undangan pertemuan, notula pertemuan, daftar hadir,
ve
sertifikat, dan sebagainya.
as-
c) Kode O adalah observasi, yang berarti penilaian EP tersebut
sm
melalui proses observasi atau pengamatan.
d) Kode W adalah wawancara, yang berarti penilaian EP tersebut
ske
melalui proses wawancara.
pu
e) Kode S adalah simulasi, yang berarti penilaian EP tersebut
si-
melalui proses simulasi atau peragaan.
ita
F. Kelompok Standar Akreditasi Puskesmas red
Standar Akreditasi Puskesmas dikelompokkan menurut fungsi-fungsi
k
penting yang umum dalam organisasi puskesmas. Standar
r-a
pengguna layanan.
Standar 1.2 : Tata kelola organisasi.
spo
kinerja.
uly
ml
Standar 2.5 : Penguatan pelayanan UKM dengan PIS-PK.
.ht
Standar 2.6 : Penyelenggaraan UKM esensial.
Standar 2.7 : Penyelenggaraan UKM pengembangan.
rsi
Standar 2.8 : Pengawasan, pengendalian, dan penilaian
ve
kinerja pelayanan UKM.
as-
Bab III. Penyelenggaraan Upaya Kesehatan Perseorangan (UKP),
sm
Laboratorium, dan Kefarmasian
Standar 3.1 : Penyelenggaraan pelayanan klinis.
ske
Standar 3.2 : Pengkajian, rencana asuhan, dan pemberian
pu
asuhan.
si-
Standar 3.3 : Pelayanan gawat darurat.
ita
Standar 3.4 : Pelayanan anestesi lokal dan tindakan.
Standar 3.5 : Pelayanan gizi. red
Standar 3.6 : Pemulangan dan tindak lanjut pasien.
k
Standar 3.7 : Pelayanan Rujukan.
r-a
kematian bayi.
Standar 4.3 : Peningkatan cakupan dan mutu imunisasi.
spo
BAB II
ml
STANDAR AKREDITASI PUSKESMAS
.ht
Standar Akreditasi Puskesmas ini dikelompokkan menjadi 5 (lima) Bab,
rsi
yang diuraikan sebagai berikut.
ve
A. BAB I KEPEMIMPINAN DAN MANAJEMEN PUSKESMAS (KMP)
as-
1. Standar 1.1 Perencanaan dan kemudahan akses bagi pengguna
sm
layanan.
ske
Perencanaan Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) dilakukan
pu
secara terpadu yang berbasis wilayah kerja Puskesmas bersama
dengan lintas program dan lintas sektor sesuai dengan ketentuan
si-
peraturan perundang-undangan serta dalam pelaksanaan kegiatan
ita
harus memperhatikan kemudahan akses pengguna layanan.
red
Perencanaan Puskesmas dan jenis-jenis pelayanan yang disediakan
k
mempertimbangkan visi, misi, tujuan, tata nilai, hasil analisis
r-a
analisis data kinerja serta umpan balik dari dinas kesehatan daerah
kabupaten/kota. Puskesmas mudah diakses oleh pengguna layanan
p/s
a. Kriteria 1.1.1
spo
1) Pokok Pikiran:
m
pemerintah daerah.
- 12 -
ml
dengan visi, misi, tujuan, tata nilai, hasil analisis
.ht
kebutuhan dan harapan masyarakat, hasil analisis
peluang pengembangan pelayanan, hasil analisis risiko
rsi
pelayanan, hasil analisis data kinerja, dan ketentuan
ve
peraturan perundang-undangan.
as-
c) Untuk mendapatkan hasil analisis kebutuhan dan
sm
harapan masyarakat perlu dilakukan analisis situasi
data kinerja Puskesmas dan data status kesehatan
ske
masyarakat di wilayah kerja termasuk hasil
pu
pelaksanaan PIS-PK yang disusun secara terpadu yang
si-
berbasis wilayah kerja Puskesmas.
ita
d) Jenis data kinerja Puskesmas dan data status
kesehatan masyarakat di wilayah kerja serta tahapan
red
analisis merujuk pada ketentuan peraturan
k
perundang-undangan yang mengatur tentang
r-a
Puskesmas.
tan
kinerja.
log
ml
pelayanan dan penyusunan perencanaan Puskesmas
.ht
terdiri atas: a) hasil identifikasi dan analisis
kebutuhan dan harapan masyarakat, b) hasil
rsi
identifikasi dan analisis peluang pengembangan
ve
pelayanan, dan c) hasil identifikasi dan analisis risiko
as-
pelayanan, baik KMP, UKM, maupun UKP,
sm
laboratorium, dan kefarmasian, termasuk risiko terkait
bangunan, prasarana, dan peralatan Puskesmas.
ske
i) Agar Puskesmas dapat mengelola upaya kesehatan
pu
dengan baik dan berkesinambungan dalam mencapai
si-
tujuannya, Puskesmas harus menyusun rencana
ita
kegiatan untuk periode 5 (lima) tahunan yang
selanjutnya akan dirinci
red lagi ke dalam rencana
tahunan Puskesmas yang berupa rencana usulan
k
kegiatan (RUK) dan rencana pelaksanaan kegiatan
r-a
ml
dilakukan berdasarkan hasil perbaikan proses
.ht
pelaksanaan kegiatan dan hasil-hasil pencapaian
terhadap indikator kinerja yang ditetapkan.
rsi
o) Rencana, baik rencana lima tahunan dan RPK
ve
dimungkinkan untuk diubah/disesuaikan dengan
as-
kebutuhan saat itu apabila dalam hasil analisis
sm
pengawasan dan pengendalian kegiatan dijumpai
kondisi tertentu, termasuk perubahan kebijakan
ske
sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
pu
p) Revisi terhadap rencana harus dilakukan dengan
si-
alasan yang tepat sebagai upaya pencapaian yang
ita
optimal dari kinerja Puskesmas.
q) Untuk Puskesmas Badan Layanan Umum Daerah
red
(BLUD), penyusunan rencana lima tahunan dan
k
rencana tahunan harus sesuai dengan ketentuan
r-a
2) Elemen Penilaian:
tan
ml
kesehatan daerah kabupaten/kota (R, D, W).
.ht
f) Rencana pelaksanaan kegiatan bulanan disusun
sesuai dengan rencana pelaksanaan kegiatan tahunan
rsi
serta hasil pemantauan dan capaian kinerja bulanan
ve
(R, D, W).
as-
g) Apabila ada perubahan kebijakan pemerintah
sm
dan/atau pemerintah daerah, dilakukan revisi
perencanaan sesuai kebijakan yang ditetapkan (R, D,
ske
W).
pu
b. Kriteria 1.1.2
si-
Masyarakat sebagai penerima manfaat layanan lintas program
ita
dan lintas sektor mendapatkan kemudahan akses informasi
tentang hak dan kewajiban pasien, jenis-jenis pelayanan, dan
red
kegiatan-kegiatan Puskesmas serta akses terhadap pelayanan
k
dan akses penyampaian umpan balik.
r-a
1) Pokok Pikiran:
da
masyarakat.
t.c
ml
pelayanan kesehatan yang diperlukan baik secara
.ht
langsung maupun tidak langsung di fasilitas
pelayanan kesehatan.
rsi
d) Dalam memberikan asuhan, petugas harus
ve
menghormati hak-hak pasien yang telah ditetapkan.
as-
Oleh karena itu, seluruh petugas diberikan sosialisasi
sm
tentang regulasi dan perannya dalam implementasi
pemenuhan hak dan kewajiban pasien untuk
ske
berpartisipasi dalam proses asuhannya.
pu
e) Pelayanan yang disediakan oleh Puskesmas dan
si-
jaringannya perlu diketahui oleh masyarakat sebagai
ita
pengguna layanan, lintas program dan sektor terkait
untuk meningkatkan kerja sama dan saling memberi
red
dukungan dalam penyelenggaraan upaya kesehatan
k
dan upaya lain yang terkait dengan kesehatan dan
r-a
ml
upaya Puskesmas.
.ht
h) Tersedia mekanisme untuk menyelesaikan
aduan/keluhan pengguna layanan yang
rsi
terdokumentasi dengan aturan yang telah ditetapkan
ve
dan dapat diakses oleh publik.
as-
i) Kepuasan pengguna layanan adalah hasil pendapat
sm
dan penilaian pengguna layanan terhadap kinerja
pelayanan yang diberikan oleh Puskesmas, sedangkan
ske
kepuasan pasien adalah hasil pendapat dan penilaian
pu
pasien terhadap kinerja pelayanan yang diberikan oleh
si-
Puskesmas. Kepuasan pengguna layanan/pasien dapat
ita
dicapai apabila pelayanan yang diberikan sesuai atau
melampaui harapan pengguna layanan/pasien. Untuk
red
itu, perlu dilakukan penilaian kepuasan pengguna
k
layanan/pasien secara berkala serta ditindaklanjuti.
r-a
2) Elemen Penilaian:
da
pasien (R).
p/s
ml
Tata kelola organisasi Puskesmas dilaksanakan sesuai dengan
.ht
ketentuan peraturan perundang-undangan.
Tata kelola organisasi Puskesmas meliputi struktur organisasi,
rsi
pengendalian dokumen, pengelolaan jaringan pelayanan dan jejaring,
ve
serta manajemen data dan informasi.
as-
a. Kriteria 1.2.1
sm
Struktur organisasi ditetapkan dengan kejelasan tugas,
wewenang, tanggung jawab, tata hubungan kerja, dan
ske
persyaratan jabatan.
pu
1) Pokok Pikiran:
si-
a) Agar dapat menjalankan tugas pokok dan fungsi
ita
organisasi, perlu disusun struktur organisasi
Puskesmas yang ditetapkan sesuai dengan ketentuan
red
peraturan perundang-undangan.
k
b) Untuk tiap jabatan yang ada dalam struktur organisasi
r-a
kebutuhan.
uly
ml
kode etik perilaku dilakukan sekurang-kurangnya
.ht
setahun sekali. Evaluasi dapat dilakukan dengan
metode penilaian kinerja, termasuk penilaian perilaku
rsi
pegawai yang didasarkan baik perilaku yang sesuai
ve
dengan tata nilai maupun perilaku yang sesuai dengan
as-
kode etik. Hasil evaluasi tersebut ditindaklanjuti
sm
dengan langkah-langkah agar pelaksanaan kode etik
perilaku pegawai semakin optimal.
ske
g) Sebagai wujud akuntabilitas dalam penyelenggaraan
pu
pelayanan di Puskesmas, perlu ditetapkan kebijakan
si-
dan prosedur pendelegasian wewenang dari kepala
ita
Puskesmas kepada penanggung jawab upaya, dari
penanggung jawab upaya
red kepada koordinator
pelayanan, dan dari koordinator pelayanan kepada
k
pelaksana kegiatan kepada pelaksana kegiatan apabila
r-a
2) Elemen Penilaian:
t.c
b. Kriteria 1.2.2
ml
Kebijakan, pedoman/panduan, prosedur, dan kerangka acuan
.ht
terkait pelaksanaan kegiatan, disusun, didokumentasikan, dan
dikendalikan serta didasarkan pada ketentuan peraturan
rsi
perundang-undangan, termasuk pengendalian dokumen bukti
ve
pelaksanaan kegiatan.
as-
1) Pokok Pikiran:
sm
a) Dalam menyusun kebijakan, pedoman/panduan,
prosedur, dan kerangka acuan didasarkan pada
ske
ketentuan peraturan perundang-undangan yang
pu
berlaku dan/atau berbasis bukti ilmiah terkini.
si-
b) Berbasis bukti ilmiah terkini dapat dibuktikan dengan
ita
mengacu pada referensi yang ter-update.
c) Untuk menyusun, mendokumentasikan,
red dan
mengendalikan seluruh dokumen yang ada di
k
Puskesmas perlu disusun pedoman tata naskah
r-a
Puskesmas.
da
lain:
log
ml
penyimpanan sesuai dengan pengkodean dalam
.ht
ketentuan peraturan perundang-undangan untuk
memastikan identitas dan keterbacaan dokumen;
rsi
(6) pengelolaan dokumen eksternal meliputi
ve
pencatatan, penataan, dan penyimpanan sesuai
as-
dengan pengkodean dalam ketentuan peraturan
sm
perundang-undangan;
(7) pengaturan masa penyimpanan (retensi) dokumen
ske
yang kedaluwarsa sesuai dengan ketentuan
pu
peraturan perundang-undangan, dengan tetap
si-
menjamin agar dokumen tersebut tidak
ita
disalahgunakan; dan
(8) penyediaan alur penyusunan dan pendistribusian
red
dokumen sesuai dengan ketentuan peraturan
k
perundang-undangan.
r-a
2) Elemen Penilaian:
/
ps:
ml
kefarmasian yang didasarkan pada ketentuan
.ht
peraturan perundang-undangan dan/atau berbasis
bukti ilmiah terkini (R, W).
rsi
c) Dilakukan pengendalian, penataan, dan distribusi
ve
dokumen sesuai dengan prosedur yang telah
as-
ditetapkan (R, D, O, W).
sm
c. Kriteria 1.2.3
Jaringan pelayanan dan jejaring di wilayah kerja Puskesmas
ske
dikelola dan dioptimalkan untuk meningkatkan akses dan mutu
pu
pelayanan kepada masyarakat.
si-
1) Pokok Pikiran:
ita
a) Puskesmas perlu mengidentifikasi jaringan pelayanan
dan jejaring yang ada di wilayah kerja Puskesmas
red
untuk optimalisasi koordinasi dan/atau rujukan di
k
bidang upaya kesehatan.
r-a
pembinaan tersebut.
- 23 -
2) Elemen Penilaian:
ml
a) Ditetapkan indikator kinerja pembinaan jaringan
.ht
pelayanan dan jejaring Puskesmas (R).
b) Dilakukan identifikasi jaringan pelayanan dan jejaring
rsi
di wilayah kerja Puskesmas untuk optimalisasi
ve
koordinasi dan/atau rujukan di bidang upaya
as-
kesehatan (D).
sm
c) Disusun dan dilaksanakan program pembinaan
terhadap jaringan pelayanan dan jejaring Puskesmas
ske
dalam rangka mencapai indikator kinerja pembinaan
pu
dengan jadwal dan penanggung jawab yang jelas (R, D,
si-
W).
ita
d) Dilakukan evaluasi dan tindak lanjut terhadap
pencapaian indikator kinerja
red pembinaan jaringan
pelayanan dan jejaring Puskesmas (D).
k
d. Kriteria 1.2.4
r-a
1) Pokok Pikiran:
p/s
pengguna layanan.
htt
ml
dasar dan data program serta data dan informasi lain
.ht
yang ditetapkan oleh dinas kesehatan daerah
kabupaten/kota, dinas kesehatan daerah provinsi, dan
rsi
Kementerian Kesehatan.
ve
e) Data dasar terdiri atas identitas Puskesmas, wilayah
as-
kerja Puskesmas, sumber daya Puskesmas, dan
sm
sasaran program Puskesmas. Kemudian, data program
meliputi data UKM esensial, UKM pengembangan, UKP,
ske
dan program lainnya, yakni manajemen Puskesmas,
pu
pelayanan kefarmasian, pelayanan keperawatan
si-
kesehatan masyarakat, pelayanan laboratorium, dan
ita
kunjungan keluarga pada kegiatan PIS-PK.
f) Pengumpulan, penyimpanan, analisis dan pelaporan
red
data yang masuk ke dalam sistem informasi dilakukan
k
sesuai dengan periodisasi yang telah ditentukan.
r-a
e. Kriteria 1.2.5
ml
Penyelenggaraan pelayanan UKM dan UKP dilaksanakan dengan
.ht
pertimbangan etik dalam pengambilan keputusan pelayanan.
1) Pokok Pikiran:
rsi
a) Puskesmas menghadapi banyak tantangan dalam
ve
memberikan pelayanan kesehatan yang aman dan
as-
berkualitas. Kemajuan dalam bidang teknologi
sm
kedokteran, sumber daya yang terbatas, dan harapan
pasien yang terus meningkat sejalan dengan makin
ske
meningkatnya pendidikan masyarakat serta dilema
pu
etik dan kontroversi yang sering terjadi telah menjadi
si-
hal yang dapat dihadapi oleh Puskesmas.
ita
b) Demikian pula, bila keputusan mengenai pelayanan
menimbulkan pertanyaan, konflik, atau dilema bagi
red
Puskesmas dan pasien, keluarga atau pembuat
k
keputusan, dan lainnya. Dilema ini dapat timbul dari
r-a
ml
karena alasan kepercayaan/budaya setempat.
.ht
f) Jika diperlukan, kepala Puskesmas dapat membentuk
dan menetapkan tim etik dengan keanggotaan terdiri
rsi
atas perwakilan pelayanan UKM, pelayanan UKP,
ve
mutu dan administrasi manajemen.
as-
g) Dukungan kepala dan/atau pegawai Puskesmas dalam
sm
penyelesaian dilema etik yang terjadi dapat berupa
advokasi kepada tokoh masyarakat/tokoh agama,
ske
pembinaan, berkoordinasi dengan dinas kesehatan
pu
daerah kabupaten/kota dan pihak terkait lainnya serta
si-
bentuk dukungan lainnya.
ita
2) Elemen Penilaian:
a) Puskesmas mempunyai red prosedur pelaporan dan
penyelesaian bila terjadi dilema etik dalam pelayanan
k
UKP dan pelayanan UKM (R).
r-a
peraturan perundang-undangan.
a. Kriteria 1.3.1
an
peraturan perundang-undangan.
na
1) Pokok Pikiran:
/ai
ml
rekomendasi dari organisasi profesi sebagai dasar
.ht
pengajuan kebutuhan tenaga Puskesmas ke dinas
kesehatan daerah kabupaten/kota dan/atau
rsi
pengadaan sendiri bagi Puskesmas BLUD.
ve
b) Penyusunan analisis jabatan dan analisis beban kerja
as-
mengikuti ketentuan peraturan perundang-undangan.
sm
c) Analisis jabatan yang dimaksud di Puskesmas
merujuk pada jabatan sesuai dengan struktur
ske
organisasi Puskesmas, jabatan fungsional, dan jabatan
pu
pelaksana di Puskesmas.
si-
d) Pemenuhan SDM tersebut dimaksudkan untuk
ita
memberikan pelayanan sesuai kebutuhan dan harapan
pengguna layanan dan masyarakat.
red
e) Puskesmas berupaya agar pegawainya memiliki
k
pendidikan, keterampilan, kompetensi, pengalaman,
r-a
berlaku.
htt
- 28 -
2) Elemen Penilaian:
ml
a) Dilakukan analisis jabatan dan analisis beban kerja
.ht
sesuai kebutuhan pelayanan dan ketentuan peraturan
perundang-undangan (D, W).
rsi
b) Disusun peta jabatan, uraian jabatan dan kebutuhan
ve
tenaga berdasar hasil analisis jabatan dan hasil
as-
analisis beban kerja (D, W).
sm
c) Dilakukan upaya untuk pemenuhan kebutuhan tenaga
baik dari jenis, jumlah maupun kompetensi sesuai
ske
dengan peta jabatan dan hasil analisis beban kerja (D,
pu
W).
si-
d) Terdapat bukti Puskesmas mengusulkan kredensial
ita
dan/atau rekredensial tenaga kesehatan kepada tim
kredensial dinas kesehatan daerah kabupaten/kota
red
dan dilakukan tindak lanjut terhadap hasil kredensial
k
dan/atau rekredensial sesuai ketentuan yang berlaku
r-a
(D, W).
da
b. Kriteria 1.3.2
tan
1) Pokok Pikiran:
t.c
undangan.
htt
ml
Puskesmas;
.ht
(2) Jenis-jenis kegiatan yang menjadi tanggung
jawabnya di Puskesmas; dan
rsi
(3) Surat keputusan pengangkatan sebagai jabatan
ve
fungsional sesuai tingkatannya yang dikeluarkan
as-
oleh pejabat yang berwenang.
sm
d) Bagi pegawai non-ASN, tugas pokok adalah tugas yang
sesuai dengan surat keputusan pengangkatan sebagai
ske
tenaga kesehatan di Puskesmas berdasarkan standar
pu
kompetensi lulusan.
si-
e) Tugas tambahan adalah tugas yang diberikan kepada
ita
pegawai untuk mendukung kelancaran pelaksanaan
program dan kegiatan. red
f) Penilaian kinerja pegawai dilakukan untuk melihat
k
capaian sasaran kerja baik ASN maupun non-ASN,
r-a
ml
klinis melalui pendidikan dan/atau pelatihan.
.ht
k) Hasil penilaian kinerja ditindaklanjuti untuk perbaikan
kinerja masing-masing pegawai.
rsi
l) Kinerja pegawai dapat dipengaruhi oleh kesejahteraan
ve
(well being) dan tingkat kepuasannya, misalnya
as-
kepuasan terhadap kepemimpinan organisasi, beban
sm
kerja, tim kerja, lingkungan kerja, kompensasi dan
lain-lain. Oleh karena itu, perlu dilakukan penilaian
ske
tingkat kepuasan pegawai minimal setahun sekali.
pu
Hasil analisis terhadap tingkat kepuasan pegawai
si-
digunakan untuk melakukan upaya perbaikan.
ita
2) Elemen Penilaian:
a) Ada penetapan uraian tugas yang berisi tugas pokok
red
dan tugas tambahan untuk setiap pegawai (R).
k
b) Ditetapkan indikator penilaian kinerja pegawai (R).
r-a
W).
d) Ditetapkan indikator dan mekanisme survei kepuasan
/
om
c. Kriteria 1.3.3
an
ml
simposium, dan on the job training (OJT), baik secara
.ht
daring maupun luring.
b) Puskesmas melakukan analisis kesenjangan
rsi
kompetensi untuk memetakan kebutuhan peningkatan
ve
kompetensi pegawai.
as-
c) Hasil analisis kesenjangan kompetensi dijadikan
sm
sebagai dasar dalam mengajukan peningkatan
kompetensi para pegawai sesuai dengan ketentuan
ske
yang berlaku.
pu
d) Puskesmas memfasilitasi pemenuhan kompetensi
si-
pegawai karena adanya kesenjangan sesuai dengan
ita
mekanisme yang telah ditetapkan sebagai bentuk
dukungan dari manajemen
red bagi semua tenaga
Puskesmas.
k
e) Puskesmas melakukan pendokumentasian hasil
r-a
telah ditetapkan.
tan
2) Elemen Penilaian:
p/s
di Puskesmas (D).
t.c
(R, D, W).
uly
d. Kriteria 1.3.4
Setiap pegawai mempunyai dokumen kepegawaian yang lengkap
m
dan mutakhir.
na
1) Pokok Pikiran:
/ai
ml
pengembangan untuk memenuhi persyaratan tersebut.
.ht
Dokumen kepegawaian tersebut dikelola sesuai dengan
mekanisme yang ditetapkan yang dapat menjamin
rsi
kelengkapan dan kemutakhirannya.
ve
b) Tenaga kesehatan yang bekerja di Puskesmas harus
as-
mempunyai surat tanda registrasi (STR), dan atau
sm
surat izin praktik (SIP) sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan.
ske
c) Dokumen kepegawaian tiap pegawai berisi antara lain:
pu
(1) bukti pendidikan (ijazah),
si-
(2) bukti surat tanda registrasi (STR) yang masih
ita
berlaku,
(3) bukti surat izin praktik (SIP) yang masih berlaku,
red
(4) uraian tugas pegawai dan/atau rincian wewenang
k
klinis tenaga kesehatan,
r-a
2) Elemen Penilaian:
a) Ditetapkan dan tersedia isi dokumen kepegawaian
spo
1) Pokok Pikiran:
htt
ml
maupun pelaksana kegiatan harus mengikuti orientasi.
.ht
b) Khusus Puskesmas yang menerima mahasiswa dengan
tujuan magang maka pelaksanaan orientasi
rsi
dilaksanakan sesuai dengan kebijakan Puskesmas dan
ve
kurikulum dari institusi pendidikan.
as-
c) Orientasi dilakukan agar pegawai baru dan pegawai
sm
alih tugas memahami tugas, peran, dan tanggung
jawab yang akan diemban.
ske
d) Puskesmas menyusun kerangka acuan pelaksanaan
pu
orientasi sebagai dasar dalam melakukan kegiatan
si-
orientasi umum dan orientasi khusus.
ita
e) Kegiatan orientasi umum dilaksanakan untuk
mengenal secara garis besar visi, misi, tata nilai, kode
red
etik perilaku, tugas pokok dan fungsi serta struktur
k
organisasi Puskesmas, program mutu dan
r-a
2) Elemen Penilaian:
na
f. Kriteria 1.3.6
ml
Puskesmas menyelenggarakan pelayanan Keselamatan dan
.ht
Kesehatan Kerja (K3).
1) Pokok Pikiran:
rsi
a) Pegawai yang bekerja di Puskesmas mempunyai risiko
ve
terpapar infeksi yang dapat menimbulkan penyakit
as-
akibat kerja, terjadinya kecelakaan kerja terkait
sm
dengan pekerjaan yang dilakukan dalam pelayanan
baik langsung maupun tidak langsung. Oleh karena
ske
itu pegawai mempunyai hak untuk mendapatkan
pu
pelayanan kesehatan dan perlindungan terhadap
si-
kesehatannya.
ita
b) Program pemeriksaan kesehatan secara berkala perlu
dilakukan sesuai ketentuan yang ditetapkan oleh
red
kepala Puskesmas. Demikian juga dengan pemberian
k
imunisasi bagi pegawai yang sesuai dengan hasil
r-a
ml
(suntik), terpapar penyakit menular, memahami
.ht
identifikasi risiko dan kondisi yang berbahaya di
tempat kerja serta masalah-masalah penerapan
rsi
kesehatan dan keselamatan lainnya. Program tersebut
ve
juga menyediakan pemeriksaan kesehatan pada awal
as-
bekerja, imunisasi dan pemeriksaan preventif secara
sm
berkala, pengobatan untuk kondisi-kondisi umum
yang berhubungan dengan pekerjaan, seperti cedera
ske
punggung, atau cedera yang lebih mendesak.
pu
f) Puskesmas melakukan evaluasi dan tindak lanjut
si-
terhadap hasil pelaporan pelaksanaan program K3 bagi
ita
pegawai. Pelaksanaan tindak lanjut K3 dapat
terintegrasi dengan kegiatan
red pelayanan kesehatan
lainnya yang saling berkaitan.
k
g) Dalam menyelenggarakan program K3, kepala
r-a
ml
kekerasan, atau cedera akibat kerja, dilakukan
.ht
konseling dan tindak lanjutnya (D, W).
rsi
4. Standar 1.4 Manajemen fasilitas dan keselamatan.
ve
Manajemen sarana (bangunan), prasarana, peralatan, keselamatan
dan keamanan lingkungan Puskesmas dilaksanakan sesuai
as-
ketentuan peraturan perundang-undangan.
sm
Sarana (bangunan), prasarana, peralatan, keselamatan dan
ske
keamanan lingkungan dikelola dalam Manajemen Fasilitas dan
Keselamatan (MFK) sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
pu
undangan dan dikaji dengan memperhatikan manajemen risiko.
si-
a. Kriteria 1.4.1
ita
Disusun dan diterapkan program Manajemen Fasilitas dan
red
Keselamatan (MFK) yang meliputi manajemen keselamatan dan
keamanan fasilitas, manajemen bahan berbahaya beracun (B3)
k
r-a
1) Pokok Pikiran:
p/s
dilakukan.
/ai
ml
diterapkan. Program MFK meliputi hal-hal sebagai
.ht
berikut:
(1) Manajemen keselamatan dan keamanan fasilitas.
rsi
Keselamatan fasilitas adalah suatu keadaan
ve
tertentu pada bangunan, halaman, prasarana,
as-
peralatan yang tidak menimbulkan bahaya atau
sm
risiko bagi pengguna layanan, pengunjung,
petugas dan masyarakat. Keamanan fasilitas
ske
adalah perlindungan terhadap kehilangan,
pu
pengrusakan dan kerusakan, atau penggunaan
si-
akses oleh mereka yang tidak berwenang.
ita
(2) Manajemen bahan berbahaya beracun (B3) dan
limbah B3. red
Bahan berbahaya harus dikendalikan dan limbah
k
bahan berbahaya harus dibuang secara aman.
r-a
peraturan perundang-undangan;
(b) Pengelolaan, penyimpanan, dan penggunaan
/
om
perundang-undangan;
(c) Sistem pelabelan B3 harus sesuai ketentuan
spo
peraturan perundang-undangan;
log
perundang-undangan;
an
ml
sesuai ketentuan peraturan perundang-
.ht
undangan.
(3) Manajemen kedaruratan dan bencana.
rsi
Manajemen kedaruratan dan bencana adalah
ve
tanggap terhadap wabah, bencana dan keadaan
as-
kegawatdaruratan akibat bencana. Manajemen
sm
kedaruratan dan bencana direncanakan dan
efektif.
ske
Manajemen kedaruratan dan bencana perlu
pu
disusun dalam upaya menanggapi kejadian
si-
bencana, baik internal maupun eksternal yang
ita
meliputi:
(a) identifikasi jenis, kemungkinan, dan akibat
red
dari bencana yang mungkin terjadi
k
menggunakan Hazard Vulnerability
r-a
Assessment (HVA),
da
kejadian bencana
p/s
tersedia.
an
ml
meliputi pencegahan terjadinya kebakaran dengan
.ht
melakukan identifikasi area berisiko bahaya
kebakaran dan ledakan, penyimpanan dan
rsi
pengelolaan bahan-bahan yang mudah terbakar,
ve
penyediaan proteksi kebakaran aktif dan pasif.
as-
Secara khusus, manajemen pengamanan
sm
kebakaran akan berisi:
(a) frekuensi inspeksi, pengujian, dan
ske
pemeliharaan sistem proteksi dan
pu
penanggulangan kebakaran secara periodik
si-
sesuai peraturan yang berlaku,
ita
(b) jalur evakuasi yang aman dari api, asap dan
bebas hambatan, red
(c) proses pengujian sistem proteksi dan
k
penanggulangan kebakaran dilakukan
r-a
dengan ketentuan.
(6) Manajemen sistem utilitas.
a.b
ml
terhadap area berisiko.
.ht
f) Pengkajian dan penanganan risiko secara proaktif
terkait keamanan dan keselamatan fasilitas, B3 dan
rsi
limbah B3, kedaruratan dan bencana, kebakaran, alat
ve
kesehatan, sistem utilitas, dan pendidikan MFK
as-
dituangkan dalam daftar risiko (risk register) yang
sm
terintegrasi dengan daftar risiko (risk register) dalam
program manajemen risiko.
ske
g) Rencana tersebut dikaji, diperbaharui dan
pu
didokumentasikan dengan merefleksikan keadaan-
si-
keadaan terkini dalam lingkungan Puskesmas.
ita
h) Untuk menjalankan program MFK maka diperlukan
tim dan/atau penanggung jawab yang ditunjuk oleh
red
kepala Puskesmas.
k
i) Program MFK perlu dievaluasi minimal per triwulan
r-a
W).
uly
b. Kriteria 1.4.2
ml
Puskesmas merencanakan dan melaksanakan manajemen
.ht
keselamatan dan keamanan fasilitas.
1) Pokok Pikiran:
rsi
a) Manajemen keselamatan dan keamanan fasilitas
ve
dirancang untuk mencegah terjadinya cedera pada
as-
pengguna layanan, pengunjung, petugas dan
sm
masyarakat, seperti tertusuk jarum, tertimpa
bangunan atau gedung roboh, dan tersengat listrik.
ske
b) Manajemen keselamatan dan keamanan fasilitas
pu
dengan menyediakan lingkungan fisik yang aman bagi
si-
pasien, petugas, dan pengunjung, perlu direncanakan
ita
untuk mencegah terjadinya kejadian kekerasan fisik
maupun cedera akibat lingkungan fisik yang tidak
red
aman seperti penculikan bayi, pencurian, dan
k
kekerasan pada petugas.
r-a
diterapkan, minimal:
/
ps:
darurat kebakaran,
- 42 -
ml
kegawatdaruratan medik.
.ht
g) Dilakukan inspeksi fasilitas untuk menjamin
keamanan dan keselamatan.
rsi
h) Apabila terdapat renovasi maka dipastikan tidak
ve
mengganggu pelayanan dan mencegah penyebaran
as-
infeksi.
sm
2) Elemen Penilaian:
a) Dilakukan identifikasi terhadap pengunjung, petugas
ske
dan pekerja alih daya (outsourcing) (R, O, W).
pu
b) Dilakukan inspeksi fasilitas secara berkala yang
si-
meliputi bangunan, prasarana dan peralatan (R, D, O,
ita
W).
c) Dilakukan simulasi terhadap kode darurat secara
red
berkala (D, O, W, S).
k
d) Dilakukan pemantauan terhadap pekerjaan konstruksi
r-a
(D, O, W).
tan
c. Kriteria 1.4.3
p/s
peraturan perundang-undangan.
1) Pokok Pikiran:
spo
ml
pemilahan, pewadahan dan penyimpanan/tempat
.ht
penampungan sementara, transportasi serta
pengolahan akhir.
rsi
e) Dalam pengelolaan limbah B3, Puskesmas dapat
ve
bekerja sama dengan pihak ketiga sesuai dengan
as-
ketentuan peraturan perundang-undangan.
sm
f) Tersedia instalasi pengolahan air limbah (IPAL) sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
ske
2) Elemen Penilaian:
pu
a) Dilakukan inventarisasi B3 dan limbah B3 (D).
si-
b) Dilaksanakan manajemen B3 dan limbah B3 (R, D,
ita
W).
c) Tersedia IPAL sesuai dengan ketentuan peraturan
red
perundang-undangan (D, O, W).
k
d) Apabila terdapat tumpahan dan/atau
r-a
d. Kriteria 1.4.4
Puskesmas menyusun, memelihara, melaksanakan, dan
/
om
1) Pokok Pikiran:
a) Potensi terjadinya bencana di daerah berbeda, yaitu
spo
maupun eksternal.
uly
ml
pikiran d) bagian 3) kriteria 1.4.1.
.ht
e) Setiap pegawai wajib mengikuti pelatihan/lokakarya
dan simulasi pelaksanaan manajemen kedaruratan
rsi
dan bencana yang diselenggarakan minimal setahun
ve
sekali agar siap jika sewaktu-waktu terjadi bencana.
as-
f) Debriefing adalah sebuah reviu yang dilakukan setelah
sm
simulasi bersama peserta simulasi dan observer yang
bertujuan untuk menindaklanjuti hasil dari simulasi.
ske
g) Hasil dari kegiatan debriefing didokumentasikan.
pu
2) Elemen Penilaian:
si-
a) Dilakukan identifikasi risiko terjadinya bencana
ita
internal dan eksternal sesuai dengan letak geografis
Puskesmas dan akibatnya terhadap pelayanan (D).
red
b) Dilaksanakan manajemen kedaruratan dan bencana
k
(D, W).
r-a
1) Pokok Pikiran:
an
ml
contohnya APAR, sprinkler, detektor panas, dan
.ht
detektor asap, sedangkan proteksi kebakaran secara
pasif, contohnya: jalur evakuasi, pintu darurat, tangga
rsi
darurat, dan tempat titik kumpul aman.
ve
c) Merokok di fasilitas pelayanan kesehatan dapat
as-
menjadi sumber terjadinya kebakaran. Puskesmas
sm
harus menetapkan larangan merokok di lingkungan
Puskesmas, baik bagi petugas, pengguna layanan,
ske
maupun pengunjung. Larangan merokok wajib
pu
dipatuhi oleh petugas, pengguna layanan, dan
si-
pengunjung. Pelaksanaan larangan ini harus dipantau.
ita
2) Elemen Penilaian:
a) Dilakukan manajemen pengamanan kebakaran (D, O,
red
W).
k
b) Dilakukan inspeksi, pengujian dan pemeliharaan
r-a
(R, O, W).
f. Kriteria 1.4.6
spo
alat Kesehatan.
an
1) Pokok Pikiran:
uly
ml
kesehatan tertentu telah terlatih sesuai dengan
.ht
kompetensi yang dibutuhkan.
b) Penggunaan Aplikasi Sarana, Prasarana, dan Alat
rsi
Kesehatan (ASPAK) oleh Puskesmas dilakukan untuk
ve
memastikan pemenuhan terhadap standar sarana,
as-
prasarana, dan alat kesehatan.
sm
c) Data sarana, prasarana, dan alat kesehatan di
Puskesmas harus diinput dalam ASPAK dan divalidasi
ske
oleh dinas kesehatan daerah kabupaten/kota untuk
pu
menjamin kebenarannya.
si-
d) Agar tidak terjadi keterlambatan atau gangguan dalam
ita
pelayanan, alat kesehatan harus tersedia, berfungsi
dengan baik, dan siap digunakan
red saat diperlukan.
Manajemen alat kesehatan yang dimaksud meliputi
k
kegiatan pemeriksaan dan kalibrasi secara berkala,
r-a
perundang-undangan.
2) Elemen Penilaian:
spo
ASPAK (D).
b) Dilakukan pemenuhan kompetensi bagi staf dalam
a.b
utilitas.
htt
- 47 -
1) Pokok Pikiran:
ml
a) Sistem utilitas meliputi air, listrik, gas medik, dan
.ht
sistem penunjang lainnya seperti genset, panel listrik,
perpipaan air, dan lainnya.
rsi
b) Dalam memberikan pelayanan kesehatan pada
ve
pengguna layanan, dibutuhkan ketersediaan listrik,
as-
air, dan gas medik, serta sistem penunjang lainnya,
sm
seperti genset, panel listrik, perpipaan air, ventilasi,
sistem jaringan dan teknologi informasi, sistem deteksi
ske
dini kebakaran yang sesuai dengan kebutuhan
pu
Puskesmas. Manajemen sistem utilitas perlu disusun
si-
untuk menjamin ketersediaan dan keamanan dalam
ita
menunjang kegiatan pelayanan Puskesmas.
c) Sumber air adalah sumber air bersih dan air minum.
red
d) Sumber air dan listrik cadangan perlu disediakan
k
untuk pengganti jika terjadi kegagalan air dan/atau
r-a
listrik.
da
pelayanan.
uly
peraturan perundang-undangan.
na
2) Elemen Penilaian:
/ai
ASPAK (D).
htt
ml
cadangannya tersedia selama 7 hari 24 jam untuk
.ht
pelayanan di Puskesmas (O).
h. Kriteria 1.4.8
rsi
Puskesmas menyusun dan melaksanakan pendidikan
ve
manajemen fasilitas dan keselamatan (MFK) bagi petugas.
as-
1) Pokok Pikiran:
sm
a) Dalam rangka meningkatkan pemahaman,
kemampuan, dan keterampilan dalam pelaksanaan
ske
manajemen fasilitas dan keselamatan (MFK) perlu
pu
dilakukan pendidikan petugas agar dapat menjalankan
si-
peran mereka dalam menyediakan lingkungan yang
ita
aman bagi pasien, petugas, dan masyarakat.
b) Pendidikan petugas dapat berupa edukasi, pelatihan,
red
dan in house training/workshop/lokakarya.
k
c) Pendidikan petugas sebagaimana dimaksud tertuang
r-a
keselamatan.
tan
2) Elemen Penilaian:
p/s
Kriteria 1.5.1
Kepala Puskesmas dan penanggung jawab keuangan melaksanakan
m
perundang-undangan.
/ai
a. Pokok Pikiran:
/
ps:
ml
transparan, akuntabel, efektif, dan efisien, maka perlu
.ht
ditetapkan kebijakan dan prosedur manajemen keuangan
yang mengacu pada ketentuan peraturan perundang-
rsi
undangan.
ve
3) Puskesmas yang menerapkan pola pengelolaan keuangan
as-
BLUD harus mengikuti ketentuan peraturan perundang-
sm
undangan dalam manajemen keuangan BLUD.
b. Elemen Penilaian:
ske
1) Ditetapkan kebijakan dan prosedur manajemen keuangan
pu
dalam pelaksanaan pelayanan Puskesmas serta petugas
si-
pengelola keuangan Puskesmas dengan kejelasan tugas,
ita
tanggung jawab, dan wewenang (R).
2) Dilaksanakan pengelolaan red keuangan sesuai dengan
kebijakan dan prosedur manajemen keuangan yang telah
k
ditetapkan (D, O, W).
r-a
a. Kriteria 1.6.1
tan
pemerintah.
t.c
1) Pokok Pikiran:
spo
ml
penyelenggaraan pelayanan dan perencanaan pada
.ht
periode berikutnya.
e) Indikator-indikator kinerja tersebut meliputi:
rsi
(1) indikator kinerja manajemen Puskesmas,
ve
(2) indikator kinerja cakupan pelayanan UKM yang
as-
mengacu pada indikator nasional seperti program
sm
prioritas nasional, indikator yang ditetapkan oleh
dinas kesehatan daerah provinsi dan indikator
ske
yang ditetapkan oleh dinas kesehatan daerah
pu
kabupaten/kota, dan
si-
(3) indikator kinerja cakupan pelayanan UKP,
ita
laboratorium, dan kefarmasian.
f) Dalam menyusun indikator-indikator tersebut harus
red
mengacu pada standar pelayanan minimal
k
kabupaten/kota, kebijakan/pedoman dari
r-a
kabupaten/kota.
g) Dilakukan pengukuran dan analisis terhadap capaian
/
om
lima tahunan.
/
ps:
htt
- 51 -
2) Elemen Penilaian:
ml
a) Ditetapkan indikator kinerja Puskesmas sesuai dengan
.ht
jenis-jenis pelayanan yang disediakan dan kebijakan
pemerintah pusat dan daerah (R).
rsi
b) Dilakukan pengawasan, pengendalian, dan penilaian
ve
terhadap kinerja Puskesmas secara periodik sesuai
as-
dengan kebijakan dan prosedur yang ditetapkan, dan
sm
hasilnya diumpanbalikkan kepada lintas program dan
lintas sektor (R, D, W).
ske
c) Dilakukan evaluasi dan tindak lanjut terhadap hasil
pu
pengawasan, pengendalian, dan penilaian kinerja
si-
terhadap target yang ditetapkan dan hasil kaji banding
ita
dengan Puskesmas lain (D, W).
d) Dilakukan analisis terhadap
red hasil pengawasan,
pengendalian, dan penilaian kinerja untuk digunakan
k
dalam perencanaan kegiatan masing-masing upaya
r-a
b. Kriteria 1.6.2
an
ml
lokakarya mini bulanan lintas program dan lokakarya
.ht
mini triwulanan lintas sektor dilaksanakan sesuai
dengan jadwal yang telah ditetapkan.
rsi
c) Lokakarya mini bulanan digunakan untuk (1)
ve
menyusun secara lebih terinci kegiatan-kegiatan yang
as-
akan dilaksanakan selama 1 (satu) bulan mendatang,
sm
khususnya dalam waktu, tempat, sasaran, pelaksana
kegiatan, dukungan (lintas program dan lintas sektor)
ske
yang diperlukan, serta metode dan teknologi yang
pu
digunakan, (2) menggalang kerja sama dan
si-
keterpaduan serta meningkatkan motivasi petugas.
ita
d) Lokakarya mini triwulanan digunakan untuk (1)
menetapkan secara konkret dukungan lintas sektor
red
yang akan dilakukan selama 3 (tiga) bulan mendatang,
k
melalui sinkronisasi/harmonisasi RPK antarsektor
r-a
2) Elemen Penilaian:
a) Dilakukan lokakarya mini bulanan dan triwulanan
spo
c. Kriteria 1.6.3
ml
Kepala Puskesmas dan penanggung jawab melakukan
.ht
pengawasan, pengendalian kinerja, dan kegiatan perbaikan
kinerja melalui audit internal dan pertemuan tinjauan
rsi
manajemen yang terencana sesuai dengan masalah kesehatan
ve
prioritas, masalah kinerja, risiko, maupun rencana
as-
pengembangan pelayanan.
sm
1) Pokok Pikiran:
a) Kinerja Puskesmas yang dilakukan perlu dipantau
ske
tingkat ketercapaian target yang ditetapkan.
pu
b) Audit internal merupakan salah satu mekanisme
si-
pengawasan dan pengendalian yang dilakukan secara
ita
sistematis oleh tim audit internal yang dibentuk oleh
kepala Puskesmas. red
c) Hasil temuan audit internal disampaikan kepada
k
kepala Puskesmas, penanggung jawab mutu dan tim
r-a
2) Elemen Penilaian:
ml
a) Kepala Puskesmas membentuk tim audit internal
.ht
dengan uraian tugas, wewenang, dan tanggung jawab
yang jelas (R).
rsi
b) Disusun rencana program audit internal tahunan yang
ve
dilengkapi kerangka acuan dan dilakukan kegiatan
as-
audit internal sesuai dengan rencana yang telah
sm
disusun (R, D, W).
c) Ada laporan dan umpan balik hasil audit internal
ske
kepada kepala Puskesmas, tim mutu, pihak yang
pu
diaudit dan unit terkait (D, W).
si-
d) Tindak lanjut dilakukan terhadap temuan dan
ita
rekomendasi dari hasil audit internal, baik oleh kepala
Puskesmas, penanggung jawab maupun pelaksana (D,
red
W).
k
e) Kepala Puskesmas bersama dengan tim mutu
r-a
kabupaten/kota.
Puskesmas harus mendapatkan pembinaan dan pengawasan dari
log
Puskesmas.
na
a. Kriteria 1.7.1
/ai
pelayanan di Puskesmas.
- 55 -
1) Pokok Pikiran:
ml
a) Dinas kesehatan daerah kabupaten/kota sebagai Tim
.ht
Pembina Cluster Binaan (TPCB) yang dibentuk dengan
mengacu pada ketentuan yang telah ditetapkan
rsi
melakukan pembinaan kepada Puskesmas sebagai
ve
unit pelaksana teknis.
as-
b) Pencapaian tujuan pembangunan kesehatan daerah
sm
merupakan bagian dari tugas, fungsi, dan tanggung
jawab dinas kesehatan daerah kabupaten/kota.
ske
c) Dalam rangka menjalankan tugas, fungsi, dan
pu
tanggung jawab, dinas kesehatan daerah
si-
kabupaten/kota melakukan bimbingan teknis,
ita
supervisi, pemantauan, evaluasi, dan pelaporan serta
peningkatan mutu pelayanan
red kesehatan dengan
metode seperti Point of Care Quality Improvement
k
(POCQI), PDSA, dan metode peningkatan mutu lainnya.
r-a
pelaporan IKP.
2) Elemen Penilaian:
m
ml
kota melaksanakan pembinaan secara terpadu melalui
.ht
TPCB sesuai ketentuan, kepada Puskesmas secara
periodik, termasuk jika terdapat pembinaan teknis
rsi
sesuai dengan pedoman (D, W).
ve
d) Ada bukti bahwa TPCB menyampaikan hasil
as-
pembinaan, termasuk jika ada hasil pembinaan teknis
sm
oleh masing-masing bagian di dinas kesehatan, kepada
kepala dinas kesehatan daerah kabupaten/kota dan
ske
memberikan umpan balik kepada Puskesmas (D, W).
pu
e) Ada bukti bahwa TPCB melakukan pendampingan
si-
penyusunan rencana usulan kegiatan dan rencana
ita
pelaksanaan kegiatan Puskesmas, yang mengacu pada
rencana lima tahunan Puskesmas (R, D, W).
red
f) Ada bukti bahwa TPCB menindaklanjuti hasil
k
pelaksanaan lokakarya mini dan pertemuan tinjauan
r-a
ml
Standar Pelayanan Minimal (SPM) daerah Kabupaten/Kota.
.ht
a. Kriteria 2.1.1
Perencanaan pelayanan UKM Puskesmas disusun secara
rsi
terpadu berbasis wilayah kerja Puskesmas dengan melibatkan
ve
lintas program dan lintas sektor sesuai dengan analisis
as-
kebutuhan dan harapan masyarakat, data hasil penilaian
sm
kinerja (capaian indikator kinerja) Puskesmas termasuk
memperhatikan hasil pelaksanaan Program Indonesia Sehat
ske
dengan Pendekatan Keluarga (PIS-PK) dan capaian target
pu
standar pelayanan minimal (SPM) daerah kabupaten/kota.
si-
1) Pokok Pikiran:
ita
a) Identifikasi kebutuhan dan harapan masyarakat
terhadap kegiatan UKM dapat dilakukan dengan survei
red
mawas diri dan musyawarah masyarakat desa
k
maupun melalui pertemuan-pertemuan konsultatif
r-a
yang berlaku.
t.c
ml
mengacu pada hasil analisis data kinerja dengan
.ht
memperhatikan data PIS PK, analisis capaian SPM
daerah kabupaten/kota, pedoman atau acuan yang
rsi
sudah ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan, Dinas
ve
Kesehatan Provinsi, maupun dinas kesehatan daerah
as-
kabupaten/kota, dengan mengutamakan program
sm
prioritas nasional (antara lain penurunan stunting,
peningkatan cakupan imunisasi, penanggulangan TB,
ske
pengendalian penyakit tidak menular, penurunan
pu
jumlah kematian ibu, dan jumlah kematian bayi serta
si-
memperhatikan hasil analisis kebutuhan dan harapan
ita
masyarakat
f) Dalam standar ini, kata “pelayanan” digunakan untuk
red
menggantikan kata “program”. Contoh: Program
k
Promosi kesehatan menjadi Pelayanan Promosi
r-a
kesehatan.
da
2) Elemen Penilaian:
tan
ml
W).
.ht
b. Kriteria 2.1.2
Perencanaan pelayanan UKM Puskesmas memuat kegiatan
rsi
pemberdayaan masyarakat untuk mengatasi permasalahan
ve
kesehatan dan meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat
as-
yang proses kegiatan pemberdayaan masyarakat tersebut
sm
dilakukan oleh masyarakat sendiri dengan difasilitasi oleh
Puskesmas.
ske
1) Pokok Pikiran:
pu
a) Dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan di
si-
wilayah kerja, setiap pelaksana kegiatan, koordinator
ita
pelayanan, dan penanggung jawab UKM Puskesmas
wajib memfasilitasi kegiatan
red yang berwawasan
kesehatan melalui pemberdayaan masyarakat.
k
b) Pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan yang
r-a
penggerakan masyarakat;
(3) pengembangan dan pengorganisasian masyarakat;
m
pemangku kepentingan;
/ai
ml
daya berbasis kearifan lokal.
.ht
d) Penyelenggaraan Pemberdayaan Masyarakat dilakukan
dengan tahapan:
rsi
(1) pengenalan kondisi desa/kelurahan;
ve
(2) survei mawas diri;
as-
(3) musyawarah di desa/kelurahan;
sm
(4) perencanaan partisipatif;
(5) pelaksanaan kegiatan;
ske
(6) pembinaan kelestarian; dan
pu
(7) pengintegrasian program, kegiatan, dan/atau
si-
kelembagaan Pemberdayaan Masyarakat yang
ita
sudah ada sesuai dengan kebutuhan dan
kesepakatan masyarakat.
red
e) Perencanaan Pemberdayaan Masyarakat terintegrasi
k
dengan profil kesehatan keluarga (prokesga) sesuai
r-a
Keluarga (PIS-PK).
tan
f) Pengembangan/pengorganisasian masyarakat
p/s
dimiliki.
an
ml
(1) melaksanakan advokasi dan sosialisasi kepada
.ht
masyarakat, pemangku kepentingan, dan mitra
terkait untuk mendukung pelaksanaan
rsi
Pemberdayaan Masyarakat;
ve
(2) melakukan pendampingan dan pembinaan teknis
as-
dalam tahapan penyelenggaraan Pemberdayaan
sm
Masyarakat;
(3) melakukan koordinasi dengan lintas sektor dan
ske
pemangku kepentingan di wilayah kerja
pu
Puskesmas dalam pelaksanaan Pemberdayaan
si-
Masyarakat;
ita
(4) membangun kemitraan dengan organisasi
kemasyarakatan dan swasta di wilayah kerja
red
Puskesmas dalam pelaksanaan Pemberdayaan
k
Masyarakat
r-a
kader;
(7) melakukan dan memfasilitasi edukasi kesehatan
spo
kepada masyarakat;
log
ml
tergambar dalam rencana usulan kegiatan (RUK) dan
.ht
rencana pelaksanaan kegiatan (RPK) setiap koordinator
pelayanan dan pelaksana kegiatan UKM puskesmas.
rsi
2) Elemen Penilaian:
ve
a) Terdapat kegiatan fasilitasi Pemberdayaan Masyarakat
as-
yang dituangkan dalam RUK dan RPK Puskesmas
sm
termasuk kegiatan Pemberdayaan Masyarakat
bersumber dari swadaya masyarakat dan sudah
ske
disepakati bersama masyarakat sesuai dengan
pu
kebijakan dan prosedur yang telah ditetapkan (R, D,
si-
W).
ita
b) Terdapat bukti keterlibatan masyarakat dalam
kegiatan Pemberdayaan red Masyarakat mulai dari
perencanaan, pelaksanaan, perbaikan, dan evaluasi
k
untuk mengatasi masalah kesehatan di wilayahnya (D,
r-a
W).
da
c. Kriteria 2.1.3
Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK) Pelayanan UKM
/
om
ml
pelaksanaan kegiatan bulan (RPK Bulanan).
.ht
d) RPK pelayanan UKM dimungkinkan untuk
diubah/disesuaikan dengan kebutuhan berdasarkan
rsi
hasil dari pengawasan dan pengendalian terhadap
ve
capaian kinerja, termasuk apabila dijumpai kondisi
as-
tertentu (bencana alam, KLB, perubahan kebijakan,
sm
dan lain-lain).
e) RPK pelayanan UKM dirinci dalam RPK untuk masing-
ske
masing pelayanan UKM dan disusun Kerangka Acuan
pu
Kegiatan (KAK).
si-
2) Elemen Penilaian:
ita
a) Tersedia rencana pelaksanaan kegiatan (RPK) tahunan
UKM yang terintegrasi dalam rencana pelaksanaan
red
kegiatan (RPK) tahunan Puskesmas sesuai dengan
k
ketentuan yang berlaku (R).
r-a
pelayanan UKM.
Penanggung jawab UKM, koordinator pelayanan dan pelaksana
an
a. Kriteria 2.2.1
ml
Penjadwalan pelaksanaan pelayanan UKM Puskesmas
.ht
disepakati bersama dengan memperhatikan masukan sasaran,
masyarakat, kelompok masyarakat, lintas program dan lintas
rsi
sektor yang dilaksanakan sesuai dengan rencana.
ve
1) Pokok Pikiran:
as-
a) Keberhasilan pelaksanaan kegiatan UKM, Puskesmas
sm
tergantung pada peran aktif masyarakat, kelompok
masyarakat, keluarga, dan individu yang menjadi
ske
sasaran.
pu
b) Jadwal pelaksanaan kegiatan disusun berdasarkan
si-
masukan dari sasaran, masyarakat, kelompok
ita
masyarakat, lintas program dan lintas sektor terkait
dan disepakati bersama. Jadwal tersebut memuat
red
waktu, tempat dan sasaran kegiatan.
k
c) Agar sasaran, masyarakat, lintas program dan lintas
r-a
ditetapkan.
t.c
kegiatan UKM.
an
ml
UKM, masyarakat dan kelompok masyarakat.
.ht
2) Elemen Penilaian:
a) Tersedia jadwal serta informasi pelaksanaan kegiatan
rsi
UKM yang disusun berdasarkan hasil kesepakatan
ve
dengan sasaran, masyarakat, kelompok masyarakat,
as-
lintas program dan lintas sektor terkait (D, W).
sm
b) Jadwal pelaksanaan kegiatan UKM diinformasikan
kepada sasaran, masyarakat, kelompok masyarakat,
ske
lintas program, dan lintas sektor melalui media
pu
komunikasi yang sudah ditetapkan (D, W).
si-
c) Tersedia bukti penyampaian informasi perubahan
ita
jadwal bilamana terjadi perubahan jadwal pelaksanaan
kegiatan (D, W). red
b. Kriteria 2.2.2
k
Penanggung jawab UKM, koordinator pelayanan dan pelaksana
r-a
1) Pokok Pikiran:
p/s
Puskesmas.
log
ml
yang selanjutnya dianalisis dan dievaluasi untuk
.ht
mengetahui peluang pengembangan dan perbaikan
terhadap pelayanan UKM.
rsi
f) Umpan balik dan keluhan ditindak lanjuti dengan
ve
pembahasan atau pertemuan konsultatif dengan tokoh
as-
masyarakat, kelompok masyarakat, masyarakat atau
sm
individu yang merupakan sasaran melalui forum-
forum yang ada di masyarakat.
ske
g) Kepala Puskesmas, penanggung jawab UKM,
pu
koordinator pelayanan dan pelaksana kegiatan UKM
si-
membahas umpan balik dan keluhan sebagai bahan
ita
untuk melakukan perbaikan dalam perencanaan dan
pelaksanaan kegiatan UKM. red
2) Elemen Penilaian:
k
a) Dilakukan identifikasi terhadap umpan balik yang
r-a
sasaran. (D,W)
tan
a. Kriteria 2.3.1
/
1) Pokok Pikiran:
ml
a) Keberhasilan pelaksanaan pelayanan UKM hanya
.ht
dapat dicapai jika dilakukan komunikasi dan
koordinasi baik lintas program maupun lintas sektor
rsi
terkait mulai dari proses perencanaan, pelaksanaan,
ve
perbaikan dan evaluasi pelaksanaan kegiatan UKM.
as-
b) Mekanisme komunikasi dan koordinasi dapat
sm
dilakukan antara lain melalui pertemuan-pertemuan,
lokakarya mini, dan penggunaan media/tekhnologi
ske
informasi.
pu
c) Kebijakan, dan prosedur komunikasi dan koordinasi
si-
dalam penyelenggaraan pelayanan UKM perlu
ita
ditetapkan dan dijadikan acuan dalam pelaksanaan
kegiatan UKM. red
d) Evaluasi dan tindak lanjut terhadap pelaksanaan
k
komunikasi dan koordinasi dilaksanakan sesuai
r-a
2) Elemen Penilaian:
tan
ditetapkan. (D, W)
log
ditetapkan.
uly
evaluasi.
/
a. Kriteria 2.4.1
ps:
ml
UKM, dan penggunaan sumber daya.
.ht
1) Pokok Pikiran:
a) Penanggung jawab UKM dan koordinator pelayanan
rsi
kegiatan UKM Puskesmas mempunyai kewajiban
ve
untuk memberikan arahan dan dukungan bagi
as-
pelaksana kegiatan dalam melaksanakan tugas dan
sm
tanggung jawab. Arahan dapat dilakukan baik dalam
bentuk pembinaan, pendampingan, pertemuan-
ske
pertemuan, maupun konsultasi dalam pelaksanaan
pu
kegiatan UKM secara berjenjang sesuai dengan
si-
ketentuan yang berlaku.
ita
b) Pembinaan penanggung jawab UKM Puskesmas
kepada koordinator pelayanan dan pelaksana kegiatan
red
UKM meliputi pemahaman pelaksanaan kegiatan,
k
termasuk pembinaan terhadap masalah dan hambatan
r-a
UKM.
c) Penanggung jawab UKM, koordinator dan pelaksana
/
om
2) Elemen Penilaian:
log
ml
pelaksanaan kegiatan UKM (D, W).
.ht
d) Penanggung jawab UKM, koordinator pelayanan dan
pelaksana kegiatan UKM melakukan evaluasi
rsi
berdasarkan hasil pelaksanaan pada elemen penilaian
ve
huruf c dan melakukan tindaklanjut atas hasil
as-
evaluasi (D,W).
sm
5. Standar 2.5 Penguatan pelayanan UKM dengan PIS PK.
ske
Pelaksanaan pelayanan UKM diperkuat dengan PIS PK dalam upaya
mewujudkan keluarga sehat dan masyarakat sehat melalui
pu
pengorganisasian masyarakat dengan terbentuknya upaya-upaya
si-
kesehatan bersumber daya masyarakat (UKBM) dan tatanan-tatanan
ita
sehat yang merupakan bentuk implementasi Gerakan Masyarakat
Hidup Sehat (Germas).
red
a. Kriteria 2.5.1
k
r-a
disepakati.
/
1) Pokok Pikiran:
om
didokumentasikan.
a.b
ml
intervensi (pemutakhiran/update) dilakukan oleh tim
.ht
pengelola data PIS-PK Puskesmas.
f) Tim pembina keluarga menyampaikan informasi dan
rsi
laporan hasil kunjungan keluarga serta berkoordinasi
ve
dengan penanggung jawab UKM dan koordinator
as-
pelayanan dan pelaksana kegiatan UKM agar dapat
sm
dilakukan analisis dan intervensi lanjut.
g) Tim Pembina keluarga adalah tenaga kesehatan
ske
Puskesmas yang dibentuk oleh kepala Puskesmas
pu
melalui surat keputusan kepala Puskesmas.
si-
h) Kegiatan UKM melalui PIS-PK sebagai bentuk
ita
intervensi dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang
disepakati dengan masyarakat yang menjadi sasaran.
red
2) Elemen Penilaian:
k
a) Dibentuk Tim Pembina Keluarga, dan tim pengelola
r-a
(D).
d) Tim pembina keluarga menyampaikan informasi
a.b
(D, W)
/ai
ml
(D, W).
.ht
f) Penanggung jawab UKM mengkoordinasikan
pelaksanaan intervensi lanjut bersama dengan pihak
rsi
terkait (D, W).
ve
b. Kriteria 2.5.2
as-
Intervensi lanjut ditujukan pada wilayah kerja Puskesmas
sm
berdasarkan permasalahan yang sudah dipetakan dan
dilaksanakan terintegrasi dengan pelayanan UKM Puskesmas.
ske
1) Pokok Pikiran:
pu
a) Untuk melaksanakan intervensi lanjut tingkat wilayah
si-
diperlukan penyusunan rencana berdasarkan
ita
pemetaan wilayah kerja Puskesmas, baik yang spesifik
terhadap RT, RW, desa/kelurahan
red ataupun yang
secara wilayah kerja Puskesmas.
k
b) Penyusunan rencana intervensi lanjut terintegrasi
r-a
awal.
p/s
lain.
log
Puskesmas.
/ai
ml
IKS.
.ht
g) Rencana intervensi lanjut terintegrasi dengan rencana
pelaksanaan kegiatan masing-masing pelayanan UKM
rsi
Puskesmas.
ve
h) Dalam perbaikan dan evaluasi, dilaksanakan proses
as-
verifikasi yang bertujuan untuk menjamin kebenaran
sm
serta keakuratan pelaksanaan PIS PK sesuai dengan
hasil pelatihan serta informasi kondisi kesehatan
ske
setiap keluarga yang ada pada prokesga atau pada
pu
aplikasi yang dapat dipertanggungjawabkan.
si-
2) Elemen Penilaian:
ita
a) Tim pembina keluarga bersama dengan penanggung
jawab UKM melakukan red analisis IKS awal dan
pemetaan masalah di tiap tingkatan wilayah, sebagai
k
dasar dalam menyusun rencana intervensi lanjut
r-a
c. Kriteria 2.5.3
ml
Pelaksanaan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas) sebagai
.ht
bagian dari intervensi lanjut dalam bentuk peran serta
masyarakat terhadap masalah-masalah kesehatan.
rsi
1) Pokok pikiran
ve
a) Gerakan masyarakat hidup sehat (Germas) adalah
as-
suatu tindakan sistematis dan terencana yang
sm
dilakukan secara bersama-sama oleh seluruh
komponen bangsa dengan kesadaran, kemauan, dan
ske
kemampuan berperilaku sehat untuk meningkatkan
pu
kualitas hidup.
si-
b) Kegiatan Germas merupakan bagian terintegrasi dari
ita
intervensi lanjut terhadap masalah-masalah kesehatan
yang diidentifikasi dalam mewujudkan perilaku hidup
red
bersih dan sehat yang dapat dilihat dari perubahan
k
IKS tingkat keluarga dan wilayah yang semakin
r-a
membaik.
da
aktivitas fisik.
d) Sasaran Germas adalah sasaran untuk masing-masing
a.b
ml
kejelasan jenis kegiatan, indikator untuk tiap kegiatan,
.ht
dan terintegrasi dalam kegiatan UKM Puskesmas.
g) Pelaksanaan kegiatan GERMAS melalui pemberdayaan
rsi
masyarakat, keluarga dan individu diharapkan
ve
berdampak pada semakin membaiknya IKS tingkat
as-
keluarga dan wilayah dan terbentuknya UKBM.
sm
2) Elemen Penilaian:
a) Ditetapkan sasaran Germas dalam pelaksanaan
ske
kegiatan UKM Puskesmas oleh kepala Puskesmas (R).
pu
b) Dilaksanakan penyusunan perencanaan pembinaan
si-
Germas secara terintegrasi dalam kegiatan UKM
ita
Puskesmas (D, W).
c) Dilakukan upaya pelaksanaan pembinaan Germas
red
yang melibatkan lintas program dan lintas sektor
k
terkait untuk mewujudkan perubahan perilaku
r-a
sehat (D,W).
spo
Puskesmas.
a. Kriteria 2.6.1
an
1) Pokok Pikiran:
m
yaitu:
/
perundang-undangan;
- 75 -
ml
pedoman; dan
.ht
(3) melakukan proses pemberdayaan masyarakat.
b) Penetapan indikator kinerja utama pelayanan promosi
rsi
kesehatan terintegrasi dengan penetapan indikator
ve
kinerja Puskesmas.
as-
c) Definisi operasional posyandu aktif sesuai dengan
sm
ketentuan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
ske
d) Terbentuknya tatanan sehat sesuai dengan pedoman
pu
adalah upaya yang dilakukan petugas Puskesmas
si-
dalam membentuk tatanan/tempat yang
ita
mengupayakan kesehatan dengan melakukan proses
untuk memberdayakan masyarakat melalui kegiatan
red
menginformasikan, mempengaruhi dan membantu
k
masyarakat agar berperan aktif untuk mendukung
r-a
lain.
e) Melakukan proses pemberdayaan masyarakat adalah
/
om
dengan tahapan:
(1) pengenalan kondisi desa/kelurahan;
spo
ml
pemangku kepentingan di wilayah kerja
.ht
Puskesmas;
(4) Membangun kemitraan dengan ormas dan pihak
rsi
swasta di wilayah kerja Puskesmas dan
ve
mengembangkan media KIE;
as-
(5) Melakukan peningkatan kapasitas;
sm
(6) Memfasilitasi edukasi kesehatan kepada
masyarakat;
ske
(7) Penggerakan masyarakat; dan
pu
(8) Upaya-upaya promotif dan preventif sesuai
si-
dengan indikator tambahan yang ditetapkan oleh
ita
Puskesmas yang mengacu pada
pedoman/panduan red dan atau ketentuan yang
berlaku.
k
g) Dilakukan pemantauan dan analisis serta tindak
r-a
2) Elemen Penilaian:
na
ml
tertuang di dalam RPK, sesuai dengan kebijakan,
.ht
prosedur dan kerangka acuan kegiatan yang telah
ditetapkan (R, D, W)
rsi
c) Dilakukan pemantauan secara periodik dan
ve
berkesinambungan terhadap capaian indikator dan
as-
upaya yang telah dilakukan (D, W)
sm
d) Disusun rencana tindak lanjut dan dilakukan
tindaklanjut berdasarkan hasil pemantauan yang
ske
terintegrasi ke dalam dokumen perencanaan (D, W)
pu
e) Dilaksanakan pencatatan dan dilakukan pelaporan
si-
kepada kepala puskesmas dan dinas kesehatan daerah
ita
kabupaten/kota sesuai dengan prosedur yang telah
ditetapkan (R, D, W). red
k
b. Kriteria 2.6.2
r-a
Lingkungan.
tan
1) Pokok Pikiran:
p/s
pengawasan; dan;
(3) persentase tempat pengolahan pangan (TPP) yang
a.b
dalam pengawasan.
an
ml
dan TPP, pembinaan, update data dan lain-lain;
.ht
dan
(3) Melakukan upaya-upaya promotif dan preventif
rsi
sesuai dengan indikator tambahan yang
ve
ditetapkan oleh Puskesmas yang mengacu pada
as-
pedoman/panduan dan atau ketentuan yang
sm
berlaku.
d) Dilakukan pemantauan dan analisis serta tindak
ske
lanjut terhadap capaian indikator kinerja dan upaya
pu
pencapaian kinerja pelayanan UKM Esensial
si-
Penyehatan Lingkungan yang telah dilakukan.
ita
e) Pencatatan dan pelaporan UKM Esensial Penyehatan
Lingkungan, baik secara manual maupun elektronik,
red
dilakukan secara lengkap, akurat, tepat waktu dan
k
sesuai prosedur. Pelaporan kepada kepala puskesmas
r-a
2) Elemen Penilaian:
log
ditetapkan (R, D, W)
/
ps:
ml
tindaklanjut berdasarkan hasil pemantauan yang
.ht
terintegrasi ke dalam dokumen perencanaan (D, W).
e) Dilaksanakan pencatatan, dan dilakukan pelaporan
rsi
kepada kepala puskesmas dan dinas kesehatan daerah
ve
kabupaten/kota sesuai dengan prosedur yang telah
as-
ditetapkan (R, D, W).
sm
c. Kriteria 2.6.3
Cakupan dan pelaksanaan UKM Esensial Kesehatan Keluarga.
ske
1) Pokok Pikiran:
pu
a) Cakupan UKM Esensial Kesehatan Keluarga diukur
si-
dengan 6 (enam) indikator kinerja utama pelayanan,
ita
sebagai berikut.
(1) persentase ibu hamil mendapatkan pelayanan
red
antenatal terpadu;
k
(2) persentase balita mendapatkan pelayanan sesuai
r-a
kesehatan.
log
selama kehamilannya.
/ai
ml
(2) pengukuran panjang badan/tinggi badan,
.ht
(3) pemantauan perkembangan,
(4) imunisasi,
rsi
(5) pemberian vitamin A, dan
ve
(6) pelayanan balita sakit.
as-
f) Sasaran pelayanan balita sehat adalah seluruh balita
sm
yang ada di wilayah kerja Puskesmas
g) Pelayanan kesehatan anak usia sekolah dan remaja
ske
adalah Pelayanan kesehatan bagi anak usia sekolah
pu
dan remaja yang dilakukan melalui penjaringan
si-
kesehatan dengan pendekatan layanan ramah remaja
ita
atau dikenal dengan Pelayanan Kesehatan Peduli
Remaja (PKPR). red
Puskesmas dapat dikategorikan mampu memberikan
k
pelayanan PKPR jika :
r-a
3. perawat,
t.c
4. gizi,
5. tenaga kesehatan masyarakat.
spo
conselor.
uly
ml
(e) penilaian status anemia pada remaja putri
.ht
kelas 7 dan 10
(2) tindak lanjut hasil skrining kesehatan.
rsi
(a) memberikan umpan balik hasil skrining
ve
kesehatan
as-
(b) melakukan rujukan jika diperlukan
sm
(c) memberikan penyuluhan kesehatan
i) Skrining kesehatan calon pengantin adalah
ske
pemeriksaan kesehatan reproduksi yang meliputi:
pu
(1) Anamnesa,
si-
(2) pemeriksaan fisik,
ita
(3) pemeriksaan status gizi,
(4) pemeriksaan darah (hb, golongan darah),
red
(5) skrining imunisasi TT,
k
(6) KIE kesprocatin.
r-a
Lansia.
an
ml
minimal 2 kali dalam setahun;
.ht
(4) Peningkatan peran masyarakat dalam
pemanfaatan buku KIA melalui pelaksanaan kelas
rsi
ibu balita, sosialisasi/orientasi kader kesehatan,
ve
guru PAUD/KB/TK/RA dan kelompok BKB;
as-
(5) Puskesmas PKPR menjangkau sasaran remaja di
sm
luar gedung melalui UKS baik di sekolah umum
maupun SLB, pesantren, posyandu remaja,
ske
pramuka, pelayanan ke panti/LKSA dan rutan
pu
anak/LPKA;
si-
(6) Puskesmas melakukan kerja sama dengan Kantor
ita
Urusan Agama (KUA), lembaga agama lain dan
lintas sektor (LS),
red terkait lainnya dalam
mendorong calon pengantin (catin) untuk
k
mendapatkan pelayanan kesehatan reproduksi;.
r-a
pelayanan KB;
(10) Pelayanan lansia di Puskesmas yang santun
a.b
berkualitas,
(b) memberikan prioritas pelayanan kepada
m
ml
kegiatan pelayanan di luar gedung,
.ht
(e) melakukan koordinasi dengan lintas program
dengan pendekatan siklus hidup,
rsi
(f) dan melakukan kerjasama dengan lintas
ve
sektor, organisasi kemasyarakatan maupun
as-
dunia usaha dalam rangka meningkatkan
sm
kualitas hidup lansia;
m) Adanya dokumentasi hasil upaya-upaya pelaksanaan 6
ske
(enam) indikator utama (pelayanan antenatal terpadu,
pu
pelayanan kesehatan balita pelayanan kesehatan
si-
peduli remaja, pelayanan kesehatan balita, pelayanan
ita
kesehatan peduli remaja, pelayanan kesehatan
reproduksi calon pengantin,
red pelayanan kesehatan
lanjut usia) beserta laporan kegiatan.
k
n) Adanya hasil evaluasi dari permasalahan kesehatan
r-a
Puskesmas.
p/s
lainnya.
htt
- 84 -
2) Elemen Penilaian:
ml
a) Tercapainya indikator kinerja pelayanan UKM Esensial
.ht
Kesehatan Keluarga sesuai dengan pokok pikiran
disertai dengan analisisnya (R, D)
rsi
b) Dilaksanakan upaya-upaya promotif dan preventif
ve
untuk mencapai kinerja pelayanan UKM Esensial
as-
Kesehatan Keluarga sebagaimana pokok pikiran, dan
sm
tertuang di dalam RPK, sesuai dengan kebijakan,
prosedur dan kerangka acuan kegiatan yang telah
ske
ditetapkan (R, D, W)
pu
c) Dilakukan pemantauan secara periodik dan
si-
berkesinambungan terhadap capaian indikator dan
ita
upaya yang telah dilakukan (D, W).
d) Disusun rencana tindak
red lanjut dan dilakukan
tindaklanjut berdasarkan hasil pemantauan yang
k
terintegrasi ke dalam dokumen perencanaan (D, W).
r-a
1) Pokok Pikiran:
a) Cakupan UKM Esensial Gizi diukur dengan 3 (tiga)
spo
Puskesmas
/
ps:
ml
berdasarkan recall 24 jam.
.ht
d) Anak usia 6-23 bulan yang mendapat MP-ASI adalah
anak usia 6-23 bulan yang mendapat makanan
rsi
pendamping ASI sesuai dengan usianya berdasarkan
ve
recall 24 jam.
as-
e) Balita gizi kurang yang mendapat tambahan asupan
sm
gizi adalah balita usia 6--59 bulan dengan kategori
status gizi berdasarkan indeks berat badan menurut
ske
panjang badan (BB/PB) atau berat badan menurut
pu
tinggi badan (BB/TB) memiliki Z-score -3SD sampai
si-
kurang dari -2SD yang mendapat tambahan asupan
ita
gizi selain makanan utama dalam bentuk makanan
tambahan, baik pabrikan maupun makanan berbasis
red
pangan lokal.
k
f) Untuk mencapai kinerja pelayanan UKM Esensial Gizi
r-a
ml
Surveilans gizi merupakan upaya memantau
.ht
secara terus menerus keadaan gizi masyarakat
secara cepat, akurat, teratur, dan berkelanjutan
rsi
untuk menetapkan kebijakan gizi maupun
ve
tindakan segera yang tepat, baik waktu, sasaran,
as-
maupun jenis tindakannya. Surveilans gizi
sm
dilakukan melalui:
(a) pengumpulan data melalui SIGIZI Terpadu
ske
(sistem informasi gizi terpadu);
pu
(b) pengolahan dan analisis data terkait
si-
indikator dan determinan masalah gizi dalam
ita
SIGIZI Terpadu;
(c) diseminasi pemanfaatan
red data SIGIZI
Terpadu;
k
(d) tindakan atau intervensi gizi spesifik
r-a
yang tersedia:
tan
kabupaten/kota terpilih);
na
ml
secara manual maupun elektronik, dilakukan secara
.ht
lengkap, akurat dan tepat waktu. Pelaporan kepada
kepala puskesmas dan Dinas Kesehatan Daerah
rsi
Kabupaten/Kota dan/atau pihak lainnya mengacu
ve
kepada ketentuan peraturan perundang-undangan
as-
yang berlaku. Pelaporan kepada kepala puskesmas
sm
dapat dilakukan secara tertulis atau penyampaian
secara langsung melalui pertemuan-pertemuan seperti
ske
lokakarya mini bulanan, pertemuan tinjauan
pu
manajemen, dan forum lainnya.
si-
2) Elemen Penilaian:
ita
a) Tercapainya indikator kinerja pelayanan UKM esensial
gizi sebagaimana yang diminta dalam pokok pikiran
red
disertai dengan analisisnya (R, D).
k
b) Dilaksanakan upaya-upaya promotif dan preventif
r-a
Pengendalian Penyakit.
/ai
1) Pokok Pikiran:
/
ps:
ml
Puskesmas yang ditetapkan oleh Kepala Puskesmas.
.ht
b) Penetapan indikator kinerja utama pelayanan UKM
Esensial Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
rsi
terintegrasi dengan penetapan indikator kinerja
ve
Puskesmas.
as-
c) Untuk mencapai kinerja UKM Esensial Pencegahan
sm
dan Pengendalian Penyakit dilakukan upaya-upaya
promotif dan preventif sesuai dengan kebijakan,
ske
pedoman dan panduan yang berlaku.
pu
d) Dilakukan pemantauan dan analisis serta tindak
si-
lanjut terhadap capaian indikator kinerja dan upaya
ita
pencapaian kinerja pelayanan UKM Esensial
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit yang telah
red
dilakukan.
k
e) Pencatatan dan pelaporan UKM Esensial Pencegahan
r-a
2) Elemen Penilaian:
an
ml
berkesinambungan terhadap capaian indikator dan
.ht
upaya yang telah dilakukan (D, W).
d) Disusun rencana tindak lanjut dan dilakukan
rsi
tindaklanjut berdasarkan hasil pemantauan yang
ve
terintegrasi ke dalam dokumen perencanaan (D, W).
as-
e) Dilaksanakan pencatatan, dan dilakukan pelaporan
sm
kepada kepala puskesmas dan dinas kesehatan daerah
kabupaten/kota sesuai dengan prosedur yang telah
ske
ditetapkan (R, D, O, W).
pu
7. Standar 2.7 Penyelenggaraan UKM pengembangan.
si-
Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) pengembangan dilaksanakan
ita
dengan mengutamakan upaya promotif dan preventif di wilayah kerja
Puskesmas.
red
Puskesmas melaksanakan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM)
k
r-a
a. Kriteria 2.7.1
tan
kerjanya
om
1) Pokok Pikiran:
t.c
Puskesmas.
uly
ml
dilakukan upaya-upaya promotif dan preventif sesuai
.ht
dengan pedoman yang berlaku.
e) Dilakukan pemantauan dan analisis serta tindak
rsi
lanjut terhadap capaian indikator kinerja dan upaya
ve
pencapaian kinerja pelayanan UKM Pengembangan
as-
yang telah dilakukan.
sm
f) Pencatatan dan pelaporan UKM Pengembangan, baik
secara manual maupun elektronik, dilakukan secara
ske
lengkap, akurat dan tepat waktu. Pelaporan kepada
pu
kepala puskesmas dan Dinas Kesehatan Daerah
si-
Kabupaten/Kota dan/atau pihak lainnya mengacu
ita
kepada ketentuan peraturan perundang-undangan
yang berlaku. Pelaporan kepada kepala puskesmas
red
dapat dilakukan secara tertulis atau penyampaian
k
secara langsung melalui pertemuan-pertemuan seperti
r-a
2) Elemen Penilaian:
p/s
W).
d) Dilakukan pemantauan secara periodik dan
m
perencanaan (D, W)
- 91 -
ml
kepada kepala puskesmas dan dinas kesehatan daerah
.ht
kabupaten/kota sesuai dengan prosedur yang telah
ditetapkan (R, D, W)
rsi
ve
8. Standar 2.8 Pengawasan, pengendalian, dan penilaian kinerja
pelayanan UKM.
as-
Pengawasan, Pengendalian dan Penilaian Kinerja pelayanan UKM
sm
Puskesmas dilakukan dengan menggunakan indikator kinerja
ske
pelayanan UKM.
Pengawasan, pengendalian dan penilaian kinerja dilakukan untuk
pu
menilai efektivitas dan efisiensi penyelenggaraan pelayanan,
si-
kesesuaian dengan rencana, dan pemenuhan terhadap kebutuhan
ita
dan harapan masyarakat. Pengawasan, pengendalian, penilaian
red
kinerja pelayanan UKM dilaksanakan dalam bentuk pemantauan dan
supervisi pelaksanaan kegiatan pelayanan UKM dengan
k
r-a
sewaktu-waktu.
om
1) Pokok Pikiran:
t.c
yang jelas.
/
ml
pelaksana dapat mempersiapkan diri.
.ht
d) Kepala Puskesmas dan penanggung jawab UKM
Puskesmas melaksanakan kegiatan supervisi.
rsi
e) Koordinator pelayanan dan pelaksana kegiatan UKM
ve
Puskesmas merencanakan tindak lanjut perbaikan
as-
dalam pengelolaan dan pelaksanaan kegiatan UKM
sm
Puskesmas.
f) Kepala Puskesmas dan penanggung jawab (PJ) UKM
ske
memberitahukan kepada koordinator pelayanan
pu
terhadap rencana pelaksanaan kegiatan pengawasan
si-
dan pengendalian.
ita
g) Supervisi adalah pengawasan terhadap proses,
kegiatan dan pelaksana
red kegiatan yang sedang
melaksanakan kegiatan.
k
h) Tahapan pelaksanaan supervisi adalah sebagai berikut:
r-a
perbaikan.
2) Elemen Penilaian:
m
Puskesmas (R,D).
/
ps:
ml
(D, W).
.ht
c) Koordinator pelayanan dan pelaksana kegiatan UKM
Puskesmas melaksanakan analisis mandiri terhadap
rsi
proses pelaksanaan kegiatan UKM Puskesmas sebelum
ve
supervisi dilakukan (D, W).
as-
d) Kepala Puskesmas dan penanggung jawab UKM
sm
Puskesmas melakukan supervisi sesuai dengan
kerangka acuan kegiatan supervisi dan jadwal yang
ske
disusun (D, W).
pu
e) Kepala Puskesmas dan penanggung jawab UKM
si-
Puskesmas menyampaikan hasil supervisi kepada
ita
koordinator pelayanan dan pelaksanan kegiatan (D, W).
f) Koordinator pelayanan dan pelaksana kegiatan UKM
red
menindaklanjuti hasil supervisi dengan tindakan
k
perbaikan sesuai dengan permasalahan yang
r-a
b. Kriteria 2.8.2
tan
untuk perbaikan.
t.c
1) Pokok Pikiran:
a) Permasalahan atau ketidaksesuaian yang dihadapi
spo
ml
memantau peran lintas sektor terkait dalam
.ht
pelaksanaan pelayanan UKM.
d) Rencana pelaksanaan kegiatan yang sedang
rsi
dilaksanakan dapat direvisi bila perlu sesuai dengan
ve
perubahan kebijakan pemerintah dan/atau perubahan
as-
kebutuhan masyarakat atau sasaran, serta usulan-
sm
usulan perbaikan yang rasional.
e) Perbaikan terhadap jadwal pelaksanaan kegiatan
ske
dilakukan setiap bulan dan menjadi bagian dari
pu
pembahasan dalam lokakarya mini bulanan
si-
Puskesmas.
ita
f) Pergeseran jadwal bisa terjadi antarbulan atau dengan
melaksanakan perbaikan terhadap komponen jadwal
red
seperti tempat, waktu, sasaran kegiatan, pelaksana,
k
serta metode dan teknologi.
r-a
ml
pelayanan, dan pelaksana melakukan tindak lanjut
.ht
perbaikan berdasarkan hasil pemantauan (D, W).
d) Kepala Puskesmas dan penanggung jawab UKM
rsi
bersama lintas program dan lintas sektor terkait
ve
melakukan penyesuaian rencana kegiatan berdasarkan
as-
hasil perbaikan dan dengan tetap mempertimbangkan
sm
kebutuhan dan harapan masyarakat atau sasaran (D,
W)
ske
e) Penanggung jawab UKM Puskesmas menginformasikan
pu
penyesuaian rencana kegiatan kepada koordinator
si-
pelayanan, pelaksanan kegiatan, sasaran kegiatan,
ita
lintas program dan lintas sektor terkait (D,W).
c. Kriteria 2.8.3 red
Kepala Puskesmas dan penanggung jawab UKM melakukan
k
upaya perbaikan terhadap hasil penilaian capaian kinerja
r-a
pelayanan UKM.
da
1) Pokok Pikiran:
tan
kabupaten/kota.
log
2) Elemen Penilaian:
ml
a) Ditetapkan indikator kinerja pelayanan UKM. (R)
.ht
b) Koordinator pelayanan dan pelaksana kegiatan UKM
melakukan pengumpulan data capaian indikator
rsi
kinerja pelayanan UKM sesuai dengan periodisasi
ve
pengumpulan yang telah ditetapkan. (R, D,W)
as-
c) Penanggung jawab UKM dan Koordinator pelayanan
sm
serta pelaksana kegiatan melakukan pembahasan
terhadap capaian kinerja bersama dengan lintas
ske
program. (D,W)
pu
d) Disusun rencana tindak lanjut dan dilakukan
si-
tindaklanjut berdasarkan hasil pembahasan capaian
ita
kinerja pelayanan UKM. (D,W)
e) Dilakukan pelaporan data capaian kinerja kepada
red
dinas kesehatan daerah kabupaten/kota. (D)
k
f) Ada bukti umpan balik (feedback) dari dinas kesehatan
r-a
d. Kriteria 2.8.4
t.c
1) Pokok Pikiran:
a) Kepala Puskesmas, penanggung jawab UKM,
a.b
pelayanan UKM
htt
- 97 -
ml
perlu melakukan penilaian terhadap kinerja pelayanan
.ht
UKM secara periodik.
d) Penilaian kinerja dimaksudkan untuk menunjukkan
rsi
akuntabilitas dalam pengelolaan dan pelaksanaan
ve
UKM Puskesmas dan melakukan perbaikan jika hasil
as-
penilaian kinerja tidak mencapai target yang
sm
diharapkan.
e) Penilaian tersebut dilakukan dalam rapat kepala
ske
Puskesmas bersama dengan penanggung jawab UKM
pu
Puskesmas, koordinator pelayanan dan pelaksana
si-
kegiatan UKM.
ita
2) Elemen Penilaian:
a) Kepala Puskesmas, penanggung
red Jawab UKM ,
koordinator pelayanan dan pelaksana kegiatan UKM
k
melakukan pembahasan penilaian kinerja paling
r-a
a. Kriteria 3.1.1
ml
Penyelenggaraan pelayanan klinis mulai dari penerimaan pasien
.ht
dilaksanakan dengan efektif dan efisien sesuai dengan
kebutuhan pasien, serta mempertimbangkan hak dan kewajiban
rsi
pasien.
ve
1) Pokok Pikiran:
as-
a) Puskesmas wajib meminta persetujuan umum (general
sm
consent) dari pengguna layanan atau keluarganya
terdekat, persetujuan terhadap tindakan yang berisiko
ske
rendah, prosedur diagnostik, pengobatan medis
pu
lainnya, batas yang telah ditetapkan, dan persetujuan
si-
lainnya, termasuk peraturan tata tertib dan penjelasan
ita
tentang hak dan kewajiban pengguna layanan.
b) Keluarga terdekat adalah suami atau istri, ayah atau
red
ibu kandung, anak-anak kandung, saudara-saudara
k
kandung atau pengampunya.
r-a
pengunjung.
log
ml
melindungi pasien dan mengedepankan hak pasien.
.ht
g) Keselamatan pasien sudah harus diperhatikan sejak
pertama pasien mendaftarkan diri ke puskesmas dan
rsi
berkontak dengan Puskesmas, terutama dalam hal
ve
identifikasi pasien, minimal dengan dua identitas yang
as-
relatif tidak berubah, yaitu nama lengkap, tanggal
sm
lahir, atau nomor rekam medis, serta tidak boleh
menggunakan nomor kamar pasien atau lokasi pasien
ske
dirawat.
pu
h) Informasi tentang rujukan harus tersedia di
si-
dokumen pendaftaran, termasuk ketersediaan
ita
perjanjian kerja sama (PKS) dengan fasiltas kesehatan
rujukan tingkat lanjut (FKTRL) yang memuat jenis
red
pelayanan yang disediakan.
k
i) Penjelasan tentang tindakan kedokteran minimal
r-a
mencakup
da
risiko-risikonya;
t.c
ml
menolak untuk dirujuk ke fasilitas kesehatan yang
.ht
lebih memadai.
l) Pemberi pelayanan wajib memberitahukan pasien dan
rsi
keluarga terdekat tentang hak mereka untuk membuat
ve
keputusan, potensi hasil dari keputusan tersebut dan
as-
tanggung jawab mereka berkenaan dengan keputusan
sm
tersebut.
m) Jika pasien atau keluarga terdekat menolak, maka
ske
pasien atau keluarga diberitahu tentang alternatif
pu
pelayanan dan pengobatan, yaitu alternatif tindakan
si-
pelayanan atau pengobatan, misalnya pasien diare
ita
menolak diinfus maka pasien diedukasi agar minum
air dan oralit sesuai kondisi tubuh pasien.
red
n) Puskesmas melayani berbagai populasi masyarakat,
k
termasuk diantaranya pasien dengan kendala dan/
r-a
ml
keselamatan pasien (R, O, W, S).
.ht
c) Puskesmas menyediakan informasi yang jelas, mudah
dipahami, dan mudah diakses tentang tarif, jenis
rsi
pelayanan, proses dan alur pendaftaran, proses dan alur
ve
pelayanan, rujukan, dan ketersediaan tempat tidur untuk
as-
Puskesmas rawat inap (O, W).
sm
d) Persetujuan umum diminta saat pertama kali pasien masuk
rawat jalan dan setiap kali masuk rawat inap (D, W).
ske
1. Standar 3.2 Pengkajian, rencana asuhan, dan pemberian asuhan.
pu
Pengkajian, rencana asuhan, dan pemberian asuhan dilaksanakan
si-
secara paripurna.
ita
Kajian pasien dilakukan secara paripurna untuk mendukung
rencana dan pelaksanaan
red
pelayanan oleh petugas kesehatan
profesional dan/atau tim kesehatan antarprofesi yang digunakan
k
r-a
a. Kriteria 3.2.1
/
yang dibakukan.
/
ml
dilakukan.
.ht
c) Kajian pasien meliputi:
(1) mengumpulkan data dan informasi tentang
rsi
kondisi fisik, psikologis, status sosial, dan riwayat
ve
penyakit. Untuk mendapatkan data dan informasi
as-
tersebut, dilakukan anamnesis (data subjektif = S)
sm
serta pemeriksaan fisik dan pemeriksaan
penunjang (data objektif = O);
ske
(2) analisis data dan informasi yang diperoleh yang
pu
menghasilkan masalah, kondisi, dan diagnosis
si-
untuk mengidentifikasi kebutuhan pasien
ita
(asesmen atau analisis = A); dan
(3) membuat rencana asuhan (perencanaan asuhan =
red
P), yaitu menyusun solusi untuk mengatasi
k
masalah atau memenuhi kebutuhan pasien.
r-a
pemulangan.
uly
ml
dilakukan oleh tenaga profesional yang kompeten.
.ht
Tenaga profesional yang kompeten adalah tenaga yang
dalam melaksanakan tugas profesinya dipandu oleh
rsi
standar dan kode etik profesi serta mempunyai
ve
kompetensi sesuai dengan pendidikan dan pelatihan
as-
yang dimiliki yang dapat dibuktikan dengan adanya
sm
sertifikat kompetensi.
h) Proses kajian tersebut dapat dilakukan secara
ske
individual atau jika diperlukan dilakukan oleh tim
pu
kesehatan antarprofesi yang terdiri atas dokter, dokter
si-
gigi, perawat, bidan, dan tenaga kesehatan pemberi
ita
asuhan yang lain sesuai dengan kebutuhan pasien.
Jika dalam pemberian
red asuhan diperlukan tim
kesehatan, harus dilakukan koordinasi dalam
k
penyusunan rencana asuhan terpadu.
r-a
ml
untuk bekerja sama dalam menyusun rencana asuhan
.ht
klinis yang akan dilakukan.
l) Rencana asuhan disusun berdasarkan hasil kajian
rsi
yang dinyatakan dalam bentuk diagnosis dan asuhan
ve
yang akan diberikan, dengan memperhatikan
as-
kebutuhan biologis, psikologis, sosial, spiritual, serta
sm
memperhatikan nilai budaya yang dimiliki oleh pasien,
juga mencakup komunikasi, informasi, dan edukasi
ske
pada pasien dan keluarganya.
pu
m) Perubahan rencana asuhan ditentukan berdasarkan
si-
hasil kajian lanjut sesuai dengan perubahan
ita
kebutuhan pasien.
n) Tenaga medis dapatred memberikan pelimpahan
wewenang secara tertulis untuk melakukan tindakan
k
kedokteran atau kedokteran gigi tertentu kepada
r-a
yang diberikan.
/ai
pelaksanaan tindakan.
- 105 -
ml
menerus.
.ht
p) Asuhan pasien diberikan oleh tenaga sesuai dengan
kompetensi lulusan dengan kejelasan perincian
rsi
wewenang menurut peraturan perundang-undangan-
ve
undangan.
as-
q) Pada kondisi tertentu (misalnya pada kasus penyakit
sm
tuberkulosis (TBC) dengan malanutrisi, perlu
penanganan secara terpadu dari dokter, nutrisionis,
ske
dan penanggung jawab program TBC, pasien
pu
memerlukan asuhan terpadu yang meliputi asuhan
si-
medis, asuhan keperawatan, asuhan gizi, dan asuhan
ita
kesehatan yang lain sesuai dengan kebutuhan pasien.
r) Untuk meningkatkan luaran klinis yang optimal perlu
red
ada kerja sama antara petugas kesehatan dan
k
pasien/keluarga pasien. Pasien/keluarga pasien perlu
r-a
ml
perubahan kebutuhan pasien (D, W).
.ht
d) Dilakukan asuhan pasien, termasuk jika diperlukan
asuhan secara kolaboratif sesuai dengan rencana
rsi
asuhan dan panduan praktik klinis dan/atau prosedur
ve
asuhan klinis agar tercatat di rekam medis dan tidak
as-
terjadi pengulangan yang tidak perlu (D, W).
sm
e) Dilakukan penyuluhan/pendidikan kesehatan dan
evaluasi serta tindak lanjut bagi pasien dan keluarga
ske
dengan metode yang dapat dipahami oleh pasien dan
pu
keluarga (D, O).
si-
f) Pasien atau keluarga pasien memperoleh informasi
ita
mengenai tindakan medis/pengobatan tertentu yang
berisiko yang akan dilakukan sebelum memberikan
red
persetujuan atau penolakan (informed consent),
k
termasuk konsekuensi dari keputusan penolakan
r-a
tersebut (D).
da
tan
prioritas pelayanan.
om
a. Kriteria 3.3.1
Prosedur penanganan pasien gawat darurat disusun berdasar
log
berdasarkan:
- 107 -
ml
hitungan menit
.ht
(2) dapat meninggal dalam hitungan jam
(3) trauma ringan
rsi
(4) sudah meninggal
ve
Pasien-pasien tersebut didahulukan diperiksa dokter
as-
sebelum pasien yang lain, mendapat pelayanan
sm
diagnostik sesegera mungkin dan diberikan perawatan
sesuai dengan kebutuhan.
ske
c) Pasien harus distabilkan terlebih dahulu sebelum
pu
dirujuk yaitu bila tidak tersedia pelayanan di
si-
Puskesmas untuk memenuhi kebutuhan pasien
ita
dengan kondisi emergensi dan pasien memerlukan
rujukan ke fasilitas kesehatan
red yang mempunyai
kemampuan lebih tinggi.
k
d) Dalam penanganan pasien dengan kebutuhan darurat,
r-a
2) Elemen penilaian:
a) Pasien diprioritaskan atas dasar kegawatdaruratan
/
om
kebutuhan pasien.
ps:
htt
- 108 -
a. Kriteria 3.4.1
ml
Pelayanan anestesi lokal di Puskesmas dilaksanakan sesuai
.ht
dengan standar dan peraturan perundang-undangan.
1) Pokok Pikiran:
rsi
a) Dalam pelayanan rawat jalan ataupun rawat inap di
ve
Puskesmas, terutama pelayanan gawat darurat,
as-
pelayanan gigi, dan keluarga berencana, kadang-
sm
kadang memerlukan tindakan yang membutuhkan
anestesi lokal. Pelaksanaan anestesi lokal tersebut
ske
harus memenuhi standar dan peraturan perundang-
pu
undangan serta kebijakan dan prosedur yang berlaku
si-
di Puskesmas.
ita
b) Kebijakan dan prosedur memuat:
(1) penyusunan rencana,
red termasuk identifikasi
perbedaan antara dewasa, geriatri, dan anak atau
k
pertimbangan khusus;
r-a
diperlukan;
log
2) Elemen Penilaian:
a) Pelayanan anestesi lokal dilakukan oleh tenaga
m
ml
Pelayanan Gizi dilakukan sesuai dengan kebutuhan pasien dan
.ht
ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pelayanan Gizi diberikan sesuai dengan status gizi pasien secara
rsi
reguler, sesuai dengan rencana asuhan, umur, budaya, dan bila
ve
pasien berperan serta dalam perencanaan dan seleksi makanan.
as-
a. Kriteria 3.5.1
sm
Pelayanan Gizi dilakukan sesuai dengan status gizi pasien dan
konsisten dengan asuhan klinis yang tersedia secara reguler.
ske
1) Pokok Pikiran
pu
a) Terapi gizi adalah pelayanan gizi yang diberikan
si-
kepada pasien berdasarkan pengkajian gizi, yang
ita
meliputi terapi diet, konseling gizi, dan pemberian
makanan khusus dalam rangka penyembuhan pasien.
red
b) Kondisi kesehatan dan pemulihan pasien
k
membutuhkan asupan makanan dan gizi yang
r-a
proses tersebut.
uly
ml
gizi di Puskesmas diberikan secara reguler sesuai
.ht
dengan rencana asuhan berdasarkan hasil penilaian
status gizi dan kebutuhan pasien sesuai dengan proses
rsi
asuhan gizi terstandar (PAGT) yang tercantum di
ve
dalam Pedoman Pelayanan Gizi di Puskesmas.
as-
h) Pelayanan Gizi kepada pasien rawat inap harus
sm
dicatat dan didokumentasikan di dalam rekam medis
dengan baik.
ske
i) Keluarga pasien dapat berpartisipasi dalam
pu
menyediakan makanan bila makanan sesuai dan
si-
konsisten dengan kajian kebutuhan pasien dan
ita
rencana asuhan dengan sepengetahuan dari petugas
kesehatan yang berkompeten dan makanan disimpan
red
dalam kondisi yang baik untuk mencegah kontaminasi.
k
2) Elemen Penilaian
r-a
didokumentasikan (R, D, O, W)
log
ml
yang tepat. Jika pasien memerlukan rujukan ke fasilitas kesehatan
.ht
yang lain, rujukan dilakukan sesuai dengan kebutuhan dan kondisi
pasien ke sarana pelayanan lain diatur dengan kebijakan dan
rsi
prosedur yang jelas.
ve
a. Kriteria 3.6.1
as-
Pemulangan dan tindak lanjut pasien yang bertujuan untuk
sm
kelangsungan layanan dipandu oleh prosedur baku.
1) Pokok Pikiran
ske
a) Untuk menjamin kesinambungan pelayanan, perlu
pu
ditetapkan kebijakan dan prosedur pemulangan pasien
si-
dan tindak lanjut.
ita
b) Dokter/dokter gigi bersama dengan tenaga kesehatan
yang lain menyusun rencana pemulangan bersama
red
dengan pasien/keluarga pasien. Rencana pemulangan
k
tersebut berisi instruksi dan/atau dukungan yang
r-a
ml
kormobiditas lain;
.ht
(3) prosedur tindakan dan terapi yang telah
diberikan;
rsi
(4) obat yang sudah diberikan dan obat untuk
ve
pulang;
as-
(5) kondisi kesehatan pasien; dan
sm
(6) instruksi tindak lanjut dan penjelaskan kepada
pasien, termasuk nomor kontak yang dapat
ske
dihubungi dalam situasi darurat.
pu
e) Informasi tentang resume pasien pulang yang
si-
diberikan kepada pasien/keluarga pasien pada saat
ita
pemulangan atau rujukan ke fasilitas kesehatan yang
lain diperlukan agar
red pasien/keluarga pasien
memahami tindak lanjut yang perlu dilakukan untuk
k
mencapai hasil pelayanan yang optimal.
r-a
ml
yang berkepentingan saat pemulangan atau rujukan
.ht
(D, O, W).
rsi
6. Standar 3.7 Pelayanan Rujukan.
ve
Pelayanan rujukan dilakukan sesuai dengan ketentuan kebijakan
dan prosedur.
as-
Pelayanan rujukan dilaksanakan apabila pasien memerlukan
sm
penanganan yang bukan merupakan kompetensi dari fasilitas
ske
kesehatan tingkat pertama.
a. Kriteria 3.7.1
pu
Pelaksanaan pelayanan rujukan dilakukan sesuai dengan
si-
ketentuan kebijakan dan prosedur yang telah ditetapkan dan
ita
mengacu pada ketentuan peraturan perundang-undangan.
1) Pokok Pikiran:
red
a) Jika kebutuhan pasien akan pelayanan tidak dapat
k
r-a
ml
kesehatan yang dituju, termasuk pilihan fasilitas
.ht
kesehatan lainnya jika ada, sehingga pasien/keluarga
dapat memutuskan fasilitas mana yang dipilih, serta
rsi
(3) kapan rujukan harus dilakukan.
ve
g) Jika pasien perlu dirujuk ke fasilitas kesehatan yang
as-
lain, wajib diupayakan proses rujukan berjalan sesuai
sm
dengan kebutuhan dan pilihan pasien agar pasien
memperoleh kepastian mendapat pelayanan sesuai
ske
dengan kebutuhan dan pilihan tersebut dengan
pu
konsekuensinya.
si-
h) Dilakukan identifikasi kebutuhan dan pilihan pasien
ita
(misalnya kebutuhan transportasi, petugas kompeten
yang mendampingi, sarana medis, dan keluarga yang
red
menemani, termasuk pilihan fasilitas kesehatan
k
rujukan) selama proses rujukan.
r-a
2) Elemen Penilaian:
a) Pasien/keluarga terdekat pasien memperoleh informasi
a.b
ml
dapat terjamin (D, W).
.ht
c) Dilakukan serah terima pasien yang disertai dengan
informasi yang lengkap meliputi situation, background,
rsi
assessment, recomemdation (SBAR) kepada petugas (D,
ve
W).
as-
b. Kriteria 3.7.2
sm
Dilakukan tindak lanjut terhadap rujukan balik dari FKRTL.
1) Pokok Pikiran:
ske
a) Untuk menjamin kesinambungan pelayanan, pada
pu
pasien yang dirujuk balik dari FKRTL dilaksanakan
si-
tindak lanjut sesuai dengan umpan balik rujukan dan
ita
hasilnya dicatat dalam rekam medis.
b) Jika Puskesmas menerima umpan
red balik rujukan
pasien dari fasilitas kesehatan rujukan tingkat lanjut
k
atau fasilitas kesehatan lain, tindak lanjut dilakukan
r-a
rujukan.
p/s
2) Elemen Penilaian:
a) Dokter/dokter gigi penangggung jawab pelayanan
spo
O).
an
ml
Rekam Medis diselenggarakan sesuai dengan ketentuan kebijakan
.ht
dan prosedur.
Puskesmas wajib menyelenggarakan rekam medis yang berisi data
rsi
dan informasi asuhan pasien yang dibutuhkan untuk pelayanan
ve
pasien dan rekam medis itu dapat diakses oleh petugas kesehatan
as-
pemberian asuhan, manajemen, dan pihak di luar organisasi yang
sm
diberi hak akses terhadap rekam medis untuk kepentingan pasien,
asuransi, dan kepentingan lain yang sesuai dengan peraturan
ske
perundang-undangan.
pu
a. Kriteria 3.8.1
si-
Tata kelola penyelenggaraan rekam medis dilakukan sesuai
ita
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
1) Pokok Pikiran: red
a) Rekam medis merupakan sumber informasi utama
k
mengenai proses asuhan dan perkembangan pasien
r-a
elektronik.
c) Perlu dilakukan standarisasi (1) kode diagnosis, (2)
m
ml
yang berlaku sesuai ketentuan.
.ht
d) Dokter, perawat, bidan, dan petugas pemberi asuhan
yang lain bersama- sama menyepakati isi rekam medis
rsi
sesuai dengan kebutuhan informasi yang perlu ada
ve
dalam pelaksanaan asuhan pasien.
as-
e) Penyelenggaraan rekam medis dilakukan secara
sm
berurutan dari sejak pasien masuk sampai pasien
pulang, dirujuk, atau meninggal yang meliputi
ske
kegiatan
pu
(1) registrasi pasien;
si-
(2) pendistribusian rekam medis;
ita
(3) isi rekam medis dan pengisian informasi klinis;
(4) pengolahan data dan pengkodean;
red
(5) klaim pembiayaan;
k
(6) penyimpanan rekam medis;
r-a
ml
satu garis tanpa menghilangkan catatan yang
.ht
dibetulkan, lalu memberi paraf dan tanggal; dalam hal
diperlukan penambahan kata atau kalimat, diperlukan
rsi
paraf dan tanggal.
ve
l) Rekam medis rawat jalan paling sedikit berisi:
as-
(1) identitas pasien;
sm
(2) tanggal dan waktu;
(3) hasil anamnesis, mencakup sekurang-kurangnya
ske
keluhan dan riwayat penyakit;
pu
(4) penyakit;
si-
(5) hasil pemeriksaan fisik dan penunjang medik;
ita
(6) diagnosis;
(7) rencana penatalaksanaan;
red
(8) pengobatan dan/ atau tindakan;
k
(9) pelayanan lain yang telah diberikan kepada
r-a
pasien
da
diperlukan;
p/s
berisi:
(1) identitas pasien;
a.b
(5) diagnosis;
na
ml
atau tenaga kesehatan yang memberikan
.ht
pelayanan kesehatan;
(12) pelayanan lain yang telah dilakukan oleh tenaga
rsi
kesehatan tertentu;
ve
(13) untuk pasien kasus gigi dilengkapi dengan
as-
odontogram klinik; dan
sm
(14) nama dan tanda tangan dokter, dokter gigi, atau
tenaga kesehatan tertentu yang memberikan
ske
pelayana kesehatan.
pu
n) Rekam Medis untuk pasien gawat darurat
si-
ditambahkan isian berupa
ita
(1) identitas pasien;
(2) kondisi saat pasien tiba di sarana pelayanan
red
kesehatan;
k
(3) identitas pengantar pasien;
r-a
tindak lanjut;
(11) nama dan tanda tangan dokter, dokter gigi dan
a.b
pelayanan kesehatan;
uly
pasien.
/
ps:
ml
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku
.ht
guna mendukung asuhan pasien, manajemen,
dokumentasi yang sah secara hukum, pendidikan dan
rsi
penelitian.
ve
p) Kebijakan tentang penyimpanan (retensi) rekam medis
as-
konsisten dengan kerahasiaan dan keamanan
sm
informasi tersebut. Berkas rekam medis, data dan
informasi dapat dimusnahkan setelah melampui
ske
periode waktu penyimpanan sesuai dengan peraturan
pu
perundang-undangan, kecuali ringkasan pulang dan
si-
persetujuan tindakan medik.
ita
2) Elemen Penilaian:
a) Penyelenggaraan rekam
red medis dilakukan secara
berurutan dari sejak pasien masuk sampai pasien
k
pulang, dirujuk, atau meninggal meliputi kegiatan
r-a
ml
Penyelenggaraan pelayanan laboratorium dilaksanakan sesuai
.ht
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pelayanan laboratorium dilaksanakan sesuai dengan kebijakan dan
rsi
prosedur yang ditetapkan.
ve
a. Kriteria 3.9.1
as-
Pelayanan laboratorium dikelola sesuai dengan kebijakan dan
sm
prosedur yang ditetapkan.
1) Pokok Pikiran:
ske
a) Puskesmas menetapkan jenis pelayanan laboratorium
pu
yang tersedia di Puskesmas.
si-
b) Agar pelaksanaan pelayanan laboratorium dapat
ita
memberikan hasil pemeriksaan yang tepat, perlu
ditetapkan kebijakan red dan prosedur pelayanan
laboratorium mulai dari permintaan, penerimaaan,
k
pengambilan, dan penyimpanan spesimen, pengelolaan
r-a
tentang
uly
laboratorium;
/
ps:
ml
Puskesmas rawat inap atau puskesmas yang
.ht
menyediakan pelayanan di luar jam kerja;
(6) pemeriksaan laboratorium;
rsi
(7) kesehatan dan keselamatan kerja dalam
ve
pelayanan laboratorium;
as-
(8) penggunaan alat pelindung diri; dan
sm
(9) pengelolaan reagen.
e) Untuk menjamin mutu pelayanan laboratorium, perlu
ske
dilakukan upaya pemantapan mutu internal dan
pu
pemantapan mutu eksternal di Puskesmas.
si-
Pemantapan mutu dilakukan sesuai dengan jenis dan
ita
ketersediaan peralatan laboratorium yang digunakan
dan sesuai dengan peraturan perundang- undangan.
red
f) Puskesmas wajib mengikuti pemantapan mutu
k
eskternal (PME) secara periodik yang diselenggarakan
r-a
ml
ada untuk pelayanan laboratorium bagi pasien harus
.ht
diidentifikasi dan ditetapkan.
k) Evaluasi periodik dilakukan terhadap ketersediaan dan
rsi
penyimpanan semua reagensia untuk memastikan
ve
akurasi dan presisi hasil pemeriksaan.
as-
l) Kebijakan dan prosedur ditetapkan untuk memastikan
sm
pemberian label yang lengkap dan akurat untuk
reagensia dan larutan yang digunakan merujuk pada
ske
ketentuan peraturan perundang-undangan.
pu
m) Sesuai dengan peralatan dan prosedur yang
si-
dilaksanakan di laboratorium, perlu ditetapkan
ita
rentang nilai normal dan rentang nilai rujukan untuk
setiap pemeriksaan yang dilaksanakan.
red
n) Nilai normal dan rentang nilai rujukan harus
k
tercantum dalam catatan klinis, sebagai bagian dari
r-a
Puskesmas.
an
2) Elemen Penilaian:
uly
(R).
/ai
ml
meliputi (1) sampai dengan (9), dilaksanakan sesuai
.ht
dengan kebijakan dan prosedur yang ditetapkan (R, D,
O, W).
rsi
d) Pemantapan mutu internal dan pemantapan mutu
ve
eksternal dilakukan terhadap pelayanan laboratorium
as-
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
sm
undangan dan dilakukan perbaikan jika terjadi
penyimpangan (R, D, O, W).
ske
e) Evaluasi dan tindak lanjut dilakukan terhadap waktu
pu
pelaporan hasil pemeriksaan laboratorium (D, W).
si-
9. Standar 3.10 Penyelenggaraan pelayanan kefarmasian.
ita
Penyelenggaraan pelayanan kefarmasian dilaksanakan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
red
Pelayanan kefarmasian dilaksanakan sesuai dengan kebijakan dan
k
r-a
1) Pokok Pikiran:
/
(3) penerimaan;
uly
(4) penyimpanan;
m
(5) pendistribusian;
na
(6) pengendalian;
/ai
ml
(3) konseling;
.ht
(4) visite pasien (khusus Puskesmas rawat inap);
(5) rekonsiliasi obat;
rsi
(6) pemantauan terapi obat (PTO); dan
ve
(7) evaluasi penggunaan obat.
as-
d) Penarikan obat kedaluwarsa (out of date), rusak, atau
sm
obat substitusi dari peredaran dikelola sesuai dengan
kebijakan dan prosedur.
ske
e) Formularium obat yang merupakan daftar obat terpilih
pu
yang dibutuhkan dan harus tersedia di Puskesmas
si-
perlu disusun sebagai acuan dalam pemberian
ita
pelayanan kepada pasien dengan mengacu pada
formularium nasional; pemilihan jenis obat dilakukan
red
melalui proses kolaboratif antarpemberi asuhan
k
dengan mempertimbangkan kebutuhan pasien,
r-a
ml
minum/makan obat, dan waktu pemberian; (b)
.ht
duplikasi pengobatan; (c) potensi alergi atau
sensitivitas; (d) interaksi antara obat dan obat lain
rsi
atau dengan makanan; (e) variasi kriteria penggunaan;
ve
(f) berat badan pasien dan/atau informasi fisiologik
as-
lainnya; dan (g) kontra indikasi.
sm
i) Dalam pemberian obat, harus juga dilakukan kajian
benar yang meliputi ketepatan identitas pasien,
ske
ketepatan obat, ketepatan dosis, ketepatan rute
pu
pemberian, dan ketepatan waktu pemberian.
si-
j) Untuk Puskesmas rawat inap, penggunaan obat oleh
ita
pasien/pengobatan sendiri, baik yang dibawa ke
Puskesmas, yang diresepkan, maupun yang dipesan di
red
Puskesmas, diketahui dan dicatat dalam rekam medis.
k
Harus dilaksanakan pengawasan penggunaan obat,
r-a
peraturan perundang-undangan.
tan
pada pasien.
Obat yang perlu diwaspadai (high alert) terdiri atas :
t.c
l)
(1) obat risiko tinggi, yaitu obat yang bila terjadi
spo
(NORUM).
/ai
ml
rusak, atau obat substitusi.
.ht
n) Puskesmas menetapkan kebijakan dan prosedur dalam
penyampaian obat kepada pasien agar pasien
rsi
memahami indikasi, dosis, cara penggunaan obat, dan
ve
efek samping yang mungkin terjadi.
as-
o) Pasien, dokternya, perawat dan petugas kesehatan
sm
yang lain bekerja bersama untuk memantau pasien
yang mendapat obat. Tujuan pemantauan adalah
ske
untuk mengevaluasi efek pengobatan terhadap gejala
pu
pasien atau penyakitnya dan untuk mengevaluasi
si-
pasien terhadap kejadian efek samping obat.
ita
p) Berdasarkan pemantauan, dosis, atau jenis obat, bila
perlu, dapat disesuaikan
red dengan memperhatikan
pemberian obat secara rasional. Pemantauan
k
dimaksudkan untuk mengidentifikasi respons
r-a
(medication error).
t.c
tersebut.
an
ml
instruksi pengobatan dengan obat yang telah didapat
.ht
pasien. Rekonsiliasi dilakukan untuk mencegah
terjadinya kesalahan pelayanan obat (medication
rsi
error), seperti obat tidak diberikan, duplikasi,
ve
kesalahan dosis, atau interaksi obat.
as-
t) Tujuan dilakukannya rekonsiliasi obat adalah:
sm
(1) memastikan informasi yang akurat tentang obat
yang digunakan pasien;
ske
(2) mengidentifikasi ketidaksesuaian akibat tidak
pu
terdokumentasinya instruksi dokter; dan
si-
(3) mengidentifikasi ketidaksesuaian akibat tidak
ita
terbacanya instruksi dokter.
u) Tahap proses rekonsiliasi obat adalah sebagai berikut.
red
(1) Pengumpulan data. Tahap ini dilakukan dengan
k
mencatat data dan memverifikasi obat yang
r-a
rekonsiliasi.
/ai
ml
dapat pula terjadi bila ada obat yang hilang,
.ht
berbeda, ditambahkan, atau diganti tanpa ada
penjelasan yang didokumentasikan pada rekam
rsi
medis pasien. Ketidakcocokan ini dapat bersifat
ve
disengaja (intentional) oleh dokter pada saat
as-
penulisan resep ataupun tidak disengaja
sm
(unintentional) ketika dokter tidak tahu adanya
perbedaan pada saat menuliskan resep.
ske
(3) Apoteker melakukan konfirmasi kepada dokter
pu
jika menemukan ketidaksesuaian dokumentasi.
si-
Bila ada ketidaksesuaian, dokter harus dihubungi
ita
kurang dari 24 jam. Hal lain yang harus
dilakukan oleh apoteker adalah:
red
(a) menentukan bahwa adanya perbedaan
k
tersebut disengaja atau tidak disengaja;
r-a
diberikan.
log
2) Elemen Penilaian:
a) Tersedia daftar formularium obat puskesmas (D).
a.b
ml
indikasi dan cara penggunaan obat (R, D, O, W).
.ht
f) Obat gawat darurat tersedia pada unit yang diperlukan
dan dapat diakses untuk memenuhi kebutuhan yang
rsi
bersifat gawat darurat, lalu dipantau dan diganti tepat
ve
waktu setelah digunakan atau jika kedaluwarsa ( R, D,
as-
O, W).
sm
g) Dilakukan evaluasi dan tindak lanjut terhadap
ketersediaan obat dan kesesuaian peresepan dengan
ske
formularium (D, W).
pu
si-
D. BAB IV PROGRAM PRIORITAS NASIONAL (PPN)
ita
Program Prioritas Nasional dilaksanakan melalui integrasi pelayanan
UKM dan UKP sesuai dengan prinsip pencegahan lima tingkat (five level
red
prevention).
k
r-a
peraturan perundang-undangan.
p/s
a. Kriteria 4.1.1
/
1) Pokok Pikiran:
a) Pencegahan dan penurunan stunting direncanakan,
log
ml
pemberian suplemen, dan kegiatan internvesi lainnya.
.ht
d) Integrasi lintas sektor dalam upaya pencegahan dan
penurunan stunting, antara lain, dilakukan melalui
rsi
advokasi dan sosialisasi kepada tokoh masyarakat,
ve
keluarga, masyarakat, serta sasaran program dan
as-
intervensi lainnya.
sm
e) Dalam pencegahan dan penurunan stunting,
dilakukan upaya promotif dan preventif untuk
ske
meningkatkan layanan dan cakupan intervensi gizi
pu
sensitif (lintas sektor) dan intervensi gizi spesifik (lintas
si-
program) sesuai dengan pedoman yang berlaku.
ita
f) Intervensi gizi sensitif antara lain, meliputi
(1) perlindungan sosial; red
(2) penguatan pertanian;
k
(3) perbaikan air dan sanitasi lingkungan;
r-a
hamil;
(3) pemberian makanan tambahan pada ibu hamil
a.b
balita;
/ai
ml
(10) suplementasi/fortifikasi gizi mikro;
.ht
(11) manajemen dan pencegahan penyakit;
(12) intervensi gizi dalam kedaruratan; dan
rsi
(13) kampanye asupan protein hewani pada ibu hamil,
ve
ASI eksklusif; dan MPASI kepada bayi dan balita.
as-
h) Bentuk intervensi sensitif dan spesifik dalam
sm
perjalanannya akan mengikuti perkembangan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
ske
yang berlaku.
pu
i) Penetapan indikator kinerja stunting terintegrasi
si-
dengan penetapan indikator kinerja Puskesmas.
ita
j) Pencegahan dan penurunan stunting harus dapat
menjamin terlaksananya pencatatan dan pelaporan
red
yang akurat dan sesuai prosedur terutama
k
pengukuran panjang atau tinggi badan menurut umur
r-a
lainnya.
uly
ml
stunting disusun dengan mengutamakan upaya
.ht
promotif dan preventif berdasarkan hasil analisis
masalah gizi di wilayah kerja Puskesmas dengan
rsi
pelibatan lintas program yang terintegrasi dengan RUK
ve
dan RPK pelayanan UKM serta UKP, laboratorium, dan
as-
kefarmasian.
sm
2) Elemen Penilaian:
a) Ditetapkan indikator dan target kinerja stunting
ske
dalam rangka mendukung program pencegahan dan
pu
penurunan, yang disertai capaian dan analisisnya (R,
si-
D, W).
ita
b) Ditetapkan program pencegahan dan penurunan
stunting (R, W). red
c) Dikoordinasikan dan dilaksanakan kegiatan
k
pencegahan dan penurunan stunting dalam bentuk
r-a
bayi.
uly
ml
perundang-undangan.
.ht
a. Kriteria 4.2.1
Puskesmas melaksanakan pelayanan kesehatan ibu hamil,
rsi
pelayanan kesehatan ibu bersalin, pelayanan kesehatan masa
ve
sesudah melahirkan, dan pelayanan kesehatan bayi baru lahir.
as-
1) Pokok Pikiran:
sm
a) Pelayanan kesehatan ibu hamil adalah setiap
kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan yang
ske
dilakukan sejak terjadinya masa konsepsi hingga
pu
melahirkan.
si-
b) Pelayanan kesehatan pada ibu hamil, persalinan, masa
ita
sesudah melahirkan, dan bayi baru lahir dilakukan
sesuai dengan standar dalam pedoman yang berlaku.
red
c) Upaya pelayanan kesehatan pada ibu hamil
k
dilaksanakan secara terintegrasi dengan lintas
r-a
ketentuan:
t.c
uteri);
na
imunisasi;
- 135 -
ml
tablet;
.ht
(h) tes laboratorium;
(i) tata laksana/penanganan kasus; dan
rsi
(j) temu wicara (konseling)
ve
e) Penetapan indikator kinerja stunting terintegrasi
as-
dengan penetapan indikator kinerja Puskesmas.
sm
f) Pelayanan kesehatan ibu bersalin yang selanjutnya
disebut persalinan adalah setiap kegiatan dan/atau
ske
serangkaian kegiatan yang ditujukan kepada ibu sejak
pu
dimulainya persalinan hingga 6 jam sesudah
si-
melahirkan
ita
g) Adapun Pelayanan pada masa persalinan sesuai
standar meliputi red
(1) persalinan normal.
k
(2) persalinan dengan komplikasi
r-a
FKRTL.
log
ml
42 hari setelah persalinan.
.ht
Pelayanan dilakukan dengan ruang lingkup yang
meliputi
rsi
(1) pemeriksaan dan tata laksana menggunakan
ve
algoritme tata laksana masa nipas;
as-
(2) identifikasi risiko dan komplikasi;
sm
(3) penanganan risiko dan komplikasi;
(4) konseling; dan
ske
(5) pencatatan pada buku kesehatan ibu dan anak,
pu
kohort ibu dan kartu ibu/rekam medis;
si-
l) Pelayanan kesehatan bayi baru lahir dilakukan melalui
ita
pelayanan kesehatan neonatal esensial sesuai dengan
standar. Pelayanan red kesehatan neonatal esensial
dilakukan ketika bayi berumur 0—28 hari.
k
m) Pelayanan bayi baru lahir meliputi pelayanan sesuai
r-a
berikut:
log
meliputi:
uly
5. pemberian identitas;
htt
ml
9. penentuan usia gestasi;
.ht
10. pemberian imunisasi (injeksi vaksin
hepatitis B0);
rsi
11. pemantauan tanda bahaya; dan
ve
12. perujukan pada kasus yang tidak dapat
as-
ditangani dalam kondisi stabil dengan
sm
tepat waktu ke fasilitas kesehatan yang
lebih mampu.
ske
(b) Pelayanan Neonatal Esensial Setelah Lahir (6
pu
jam - 28 hari).
si-
Perawatan neonatal esensial setelah lahir
ita
meliputi:
1. penjagaan bayi tetap hangat;
red
2. konseling perawatan bayi baru lahir dan
k
ASI eksklusif;
r-a
KIA;
4. pemberian vitamin K1 bagi yang lahir
/
om
neonatal komplikasi.
n) Puskesmas yang memberikan pelayanan persalinan
m
ml
penurunan jumlah kematian ibu dan jumlah kematian
.ht
bayi, dilakukan upaya promotif dan preventif dengan
pelibatan lintas program dan lintas sektor serta
rsi
dengan pemberdayaan masyarakat. Bentuk
ve
keterlibatan dalam kegiatan ini bisa berupa
as-
terbentuknya koordinasi dalam tim yang bertujuan
sm
untuk menurunkan jumlah kematian ibu dan jumlah
kematian bayi di tingkat kecamatan, yaitu dengan
ske
adanya program Desa Siaga dengan pendekatan
pu
program perencanaan persalinan dan pencegahan
si-
komplikasi (P4K), Suami Siaga, dan kegiatan
ita
pemberdayaan lainnya.
p) Puskesmas melakukan pengukuran terhadap indikator
red
kinerja yang telah ditetapkan dan dilakukan analisis
k
capaian. Analisis capaian indikator dilakukan dengan
r-a
Manajemen Puskesmas.
q) Pencatatan dan pelaporan terhadap pelayanan
/
om
ml
lainnya.
.ht
r) Rencana program penurunan jumlah kematian ibu dan
jumlah kematian bayi disusun dengan mengutamakan
rsi
upaya promotif dan preventif berdasarkan hasil
ve
analisis masalah kematian ibu dan kematian bayi di
as-
wilayah kerja Puskesmas dengan melibatkan lintas
sm
program yang terintegrasi dengan RUK dan RPK
pelayanan UKM serta UKP, laboratorium, dan
ske
kefarmasian.
pu
2) Elemen Penilaian:
si-
a) Ditetapkannya indikator dan target kinerja dalam
ita
rangka penurunan jumlah kematian ibu dan jumlah
kematian bayi yang disertai capaian dan analisisnya (R,
red
D, W).
k
b) Ditetapkan program penurunan jumlah kematian ibu
r-a
(R, D, W).
na
ml
terhadap pelaksanaan program penurunan jumlah
.ht
kematian ibu dan jumlah kematian bayi termasuk
pelayanan kesehatan pada masa hamil, persalinan dan
rsi
pada bayi baru lahir di Puskesmas (D, W).
ve
g) Dilaksanakan pencatatan, lalu dilakukan pelaporan
as-
kepada kepala puskesmas dan dinas kesehatan daerah
sm
kabupaten/kota sesuai dengan prosedur yang telah
ditetapkan (R, D, W).
ske
3. Standar 4.3 Peningkatan cakupan dan mutu imunisasi.
pu
Peningkatan cakupan dan mutu imunisasi diselenggarakan dalam
si-
upaya meningkatkan pelayanan kesehatan menuju cakupan
ita
kesehatan semesta, terutama penguatan pelayanan kesehatan primer,
red
dengan mendorong upaya promotif dan preventif.
Puskesmas melaksanakan program imunisasi sesuai dengan
k
r-a
imunisasi.
/
1) Pokok Pikiran:
om
nasional.
a.b
optimal.
/ai
ml
disusun untuk memastikan pelaksanaan program
.ht
imunisasi berjalan dengan baik. Perencanaan yang
terperinci disusun dengan melibatkan lintas program
rsi
terkait.
ve
e) Tindak lanjut perbaikan program imunisasi
as-
berdasarkan hasil pemantauan dan evaluasi
sm
dilaksanakan meliputi upaya promotif dan preventif
dalam rangka penjangkauan sasaran dan peningkatan
ske
cakupan imunisasi melalui:
pu
(1) kegiatan sweeping, drop out follow up (DOFU),
si-
kegiatan SOS (sustainable outreach services)
ita
untuk daerah geografis sulit, defaulter tracking,
backlog fighting, crash program, dan catch up
red
campaign;
k
(2) upaya peningkatan kualitas imunisasi melalui
r-a
peduli imunisasi.
f) Puskesmas melakukan pengelolaan rantai dingin
m
ml
merujuk pada metode analisis situasi yang terdapat
.ht
di dalam buku Pedoman Manajemen Puskesmas.
h) Pencatatan dan pelaporan pelayanan imunisasi, baik
rsi
secara manual maupun elektronik, dilakukan secara
ve
lengkap, akurat, tepat waktu, dan sesuai dengan
as-
prosedur dengan format laporan yang telah ditetapkan
sm
yang meliputi cakupan indikator kinerja imunisasi,
stok dan pemakaian vaksin dan logistik lainnya, serta
ske
kondisi peralatan rantai vaksin dan KIPI. Pelaporan
pu
kepada kepala puskesmas dan dinas kesehatan daerah
si-
kabupaten/kota dan/atau pihak lainnya mengacu
ita
pada ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pelaporan kepada kepala puskesmas dapat dilakukan
red
secara tertulis atau penyampaian secara langsung
k
melalui pertemuan-pertemuan seperti lokakarya mini
r-a
lainnya.
tan
kefarmasian.
uly
2) Elemen Penilaian:
a) Ditetapkan indikator dan target kinerja program
m
W).
/ai
ml
W).
.ht
e) Kegiatan peningkatan cakupan dan mutu imunisasi
dikoordinasikan dan dilaksanakan sesuai dengan
rsi
rencana dan prosedur yang telah ditetapkan bersama
ve
secara lintas program dan lintas sektor sesuai dengan
as-
kebijakan, pedoman/panduan, prosedur dan kerangka
sm
acuan yang telah ditetapkan (R, D, W).
f) Dilakukan pemantauan dan evaluasi serta tindak
ske
lanjut upaya perbaikan program imunisasi (D, W).
pu
g) Dilaksanakan pencatatan dan dilakukan pelaporan
si-
kepada kepala puskesmas dan dinas kesehatan daerah
ita
kabupaten/kota sesuai dengan prosedur yang telah
ditetapkan (R, D, W). red
4. Standar 4.4 Program penanggulangan tuberkulosis.
k
r-a
mulai dari penemuan kasus TBC pada orang yang terduga TBC,
om
layanan TBC, serta tata laksana kasus yang terdiri atas pengobatan
spo
perundang-undangan.
a.b
a. Kriteria 4.4.1
Puskesmas melaksanakan pelayanan kepada pasien TBC mulai
an
1) Pokok Pikiran:
/
ml
kesehatan masyarakat, menurunkan angka kesakitan,
.ht
kecacatan, atau kematian, memutuskan penularan,
mencegah resistensi obat, dan mengurangi dampak
rsi
negatif yang ditimbulkan akibat tuberkulosis.
ve
b) Tuberkulosis merupakan permasalahan penyakit
as-
menular baik global maupun nasional. Upaya untuk
sm
penanggulangan penularan tuberkulosis merupakan
salah satu program prioritas nasional di bidang
ske
kesehatan
pu
c) Program penanggulangan tuberkulosis direncanakan,
si-
dilaksanakan, dipantau, dan ditindak lanjuti dalam
ita
upaya mengeliminasi tuberkulosis.
d) Penetapan indikator kinerja TBC terintegrasi dengan
red
penetapan indikator kinerja Puskesmas
k
e) Pelayanan pasien TBC dilaksanakan melalui:
r-a
terdiri atas
tan
dilakukan dengan:
uly
diperlukan
/
ps:
ml
rujukan pemeriksaan laboratorium dan
.ht
tindak lanjut (follow up) bagi pengguna
layanan TBC RO.
rsi
(3) pemberian pengobatan pencegahan TBC pada
ve
anak dan ODHA;
as-
(4) pemberian edukasi tentang penularan,
sm
pencegahan penyakit TB, dan etika batuk kepada
pasien dan keluarga;
ske
(5) pemberian layanan oleh Puskesmas dalam
pu
pengawasan menelan obat (PMO) bagi pasien TBC
si-
SO dan TBC RO;
ita
(6) kewajiban melaporkan kasus TBC kepada
pengelola Program Nasional Penanggulangan TBC;
red
(7) pengikutsertaan dalam pemantapan mutu
k
laboratorium mikroskopis TBC sesuai dengan
r-a
ml
Puskesmas dalam menetapkan sasaran serta indikator
.ht
kinerja yang dipantau setiap tahunnya.
i) Puskesmas melakukan pengukuran terhadap indikator
rsi
kinerja yang telah ditetapkan dan disertai dengan
ve
analisis capaian. Analisis capaian indikator dilakukan
as-
dengan metode analisis sesuai dengan
sm
pedoman/panduan yang berlaku, misal dengan
merujuk pada metode analisis situasi yang terdapat di
ske
dalam buku Pedoman Manajemen Puskesmas.
pu
j) Rencana program penanggulangan tuberkulosis
si-
disusun dengan mengutamakan upaya promotif dan
ita
preventif berdasarkan hasil analisis masalah
pengendalian tuberkulosis di wilayah kerja Puskesmas
red
dengan pelibatan lintas program yang terintegrasi
k
dengan RUK dan RPK pelayanan UKM serta UKP,
r-a
lainnya.
uly
2) Elemen Penilaian:
a) Ditetapkan indikator dan target kinerja
m
tuberkulosis (R).
htt
ml
d) Tersedia logistik, baik OAT maupun non-OAT, sesuai
.ht
dengan kebutuhan program serta dikelola sesuai
dengan prosedur (R, D, O, W).
rsi
e) Dilakukan tata laksana kasus tuberkulosis mulai
ve
dari diagnosis, pengobatan, pemantauan, evaluasi,
as-
dan tindak lanjut sesuai dengan kebijakan,
sm
pedoman/panduan, dan prosedur yang telah
ditetapkan ( R, D, O, W).
ske
f) Dikoordinasikan dan dilaksanakan program
pu
penanggulangan tuberkulosis sesuai dengan rencana
si-
yang disusun bersama secara lintas program dan
ita
lintas sektor (R, D, W).
g) Dilakukan pemantauan dan evaluasi serta tindak
red
lanjut upaya perbaikan program penanggulangan
k
tuberculosis (D, W).
r-a
risikonya.
t.c
algoritma Pandu.
ps:
htt
- 148 -
a. Kriteria 4.5.1
ml
Program pencegahan dan pengendalian penyakit tidak menular
.ht
serta faktor risikonya direncanakan, dilaksanakan, dipantau,
dan ditindaklanjuti.
rsi
1) Pokok Pikiran:
ve
a) Peningkatan faktor risiko dan penyakit tidak menular
as-
tidak hanya berdampak pada terjadinya peningkatan
sm
angka morbiditas, mortalitas, dan disablilitas, tetapi
juga berdampak kehilangan produktivitas yang
ske
berdampak pada beban ekonomi baik tingkat individu,
pu
keluarga, dan masyarakat.
si-
b) Upaya pengendalian penyakit tidak menular dilakukan
ita
melalui berbagai kegiatan promotif dan preventif tanpa
mengesampingkan tindakan kuratif dan rehabilitatif.
red
c) Deteksi dini atau skrining perlu dilakukan untuk
k
mencegah terjadinya peningkatan kasus PTM.
r-a
ml
informasi dan komunikasi dan materi PTM
.ht
lainnya; dan
(b) menyediakan media KIE PTM dalam bentuk
rsi
cetakan, tautan yang bisa diunduh, atau
ve
dalam bentuk media lainnya.
as-
(2) Preventif
sm
(a) Penyelenggaraan UKBM melalui Pos
Pembinaan Terpadu (Posbindu) PTM
ske
1. Penyelenggaraan UKBM melalui
pu
posbindu PTM dilakukan secara berkala
si-
dan teratur serta sesuai dengan jumlah
ita
sasaran dalam melakukan deteksi dini
faktor risiko PTM yang dilakukan oleh
red
kader posbindu terlatih.
k
(a) Ukur Berat Badan (BB);
r-a
berbisik modifikasi;
log
ml
dan posbindu oleh kader atau
.ht
nakes;
(h) Pemberian edukasi dilakukan
rsi
sesuai dengan kebutuhan.
ve
2. Tahapan kegiatan posyandu terdiri atas
as-
lima tahap, yaitu
sm
(a) pendaftaran peserta;
(b) wawancaran FR;
ske
(c) pengukuran FR yang terdiri atas
pu
pengukuran berat badan,
si-
pengukuran tinggi badan,
ita
pengukuran lingkar perut,
penghitungan
red IMT, wawancara
PUMA, serta pemeriksaan tajam
k
penglihatan dan tajam
r-a
pendengaran;
da
terlatih.
(c) Pembuatan Kawasan Tanpa Rokok (KTR) di
m
ml
lainnya yang ditetapkan).
.ht
(d) Preventif di FKTP dilakukan melalui deteksi
dini kanker payudara dan kanker leher rahim
rsi
dengan pemeriksaan payudara klinis
ve
(SADANIS) dan inspeksi visual asam asetat
as-
(IVA) pada perempuan usia 30—50 tahun
sm
yang sudah pernah melakukan kontak
seksual.
ske
f) Kegiatan kuratif dan rehabilitatif dilakukan, antara
pu
lain, melalui upaya
si-
(1) menguatkan akses pelayanan terpadu PTM di
ita
Puskesmas dengan menguatkan keterampilan
petugas kesehatan dalam penanganan PTM dan
red
faktor risiko PTM sesuai dengan wewenang dan
k
kompetensi di FKTP;
r-a
di luar Puskesmas;
uly
PTM; dan
/
ps:
komplikasi dengan
ml
pelatihan/lokakarya/peningkatan kemampuan
.ht
teknis penanganan kasus PTM.
h) Penetapan indikator kinerja stunting terintegrasi
rsi
dengan penetapan indikator kinerja Puskesmas.
ve
i) Puskesmas melakukan pengukuran dan analisis
as-
terhadap indikator kinerja yang telah ditetapkan.
sm
Analisis capaian indikator dilakukan dengan metode
analisis sesuai dengan pedoman dan panduan yang
ske
berlaku, misal dengan merujuk pada metode analisis
pu
situasi yang terdapat di dalam buku Pedoman
si-
Manajemen Puskesmas.
ita
j) Pencatatan dan pelaporan pelayanan pengendalian
penyakit tidak menular dan faktor risikonya, baik
red
secara manual maupun elektronik, dilakukan secara
k
lengkap, akurat, tepat waktu, dan sesuai dengan
r-a
kefarmasian.
htt
2) Elemen Penilaian:
a) Ditetapkan indikator kinerja pengendalian penyakit
- 153 -
ml
(R, D, W).
.ht
b) Ditetapkan program pengendalian Penyakit Tidak
Menular termasuk rencana peningkatan kapasitas
rsi
tenaga terkait P2PTM (R, W).
ve
c) Kegiatan pengendalian penyakit tidak menular
as-
dikoordinasikan dan dilaksanakan sesuai dengan
sm
rencana yang telah disusun bersama Lintas program
dan Lintas Sektor sesuai dengan kebijakan,
ske
pedoman/panduan, prosedur dan kerangka acuan
pu
yang telah ditetapkan (R, D, W).
si-
d) Diselenggarakan tahapan kegiatan dan pemeriksaan
ita
PTM di Posbindu sesuai dengan ketentuan yang
berlaku (R, D, O, W). red
e) Dilakukan tata laksana Penyakit Tidak Menular
k
secara terpadu mulai dari diagnosis, pengobatan,
r-a
berkompeten ( D, O, W).
f) Dilakukan pemantauan, evaluasi, dan tindak lanjut
/
om
a. Kriteria 5.1.1
ml
Kepala Puskesmas menetapkan penanggungjawab mutu, tim
.ht
mutu dan program peningkatan mutu Puskesmas.
1) Pokok Pikiran:
rsi
a) Penyelenggaraan pelayanan, baik pelayanan
ve
manajemen, pelayanan upaya kesehatan masyarakat,
as-
maupun upaya kesehatan perseorangan, harus dapat
sm
menjamin mutu dan keselamatan pasien, keluarga,
masyarakat, dan lingkungan.
ske
b) Agar upaya peningkatan mutu di Puskesmas dapat
pu
dikelola dengan baik dan konsisten dengan visi, misi,
si-
tujuan dan tata nilai, ditetapkan Penanggung Jawab
ita
Mutu, yang dalam pelaksanaan tugasnya dibantu oleh
Tim Mutu Puskesmas, terdiri atas para koordinator,
red
seperti koordinator keselamatan pasien (KP),
k
Pengendalian Penyakit Infeksi (PPI), Manajemen Risiko
r-a
ml
dilakukan secara konsisten dan berkesinambungan.
.ht
e) Kebijakan, pedoman/panduan, prosedur terkait
program peningkatan mutu Puskesmas dijadikan
rsi
sebagai acuan bagi Kepala Puskesmas, Penanggung
ve
Jawab Upaya Pelayanan Puskesmas dan Koordinator,
as-
serta pelaksana kegiatan Puskesmas, dalam
sm
pelaksanaan: (a) peningkatan mutu, (b) keselamatan
pasien, (c) manajemen risiko, (d) dan pencegahan dan
ske
pengendalian infeksi.
pu
f) Program peningkatan mutu yang dibuat harus
si-
mencakup minimal tujuan, target, pembagian
ita
tanggung jawab yang jelas serta kegiatan yang akan
dilakukan. Program red peningkatan mutu perlu
diperbaharui secara berkala, dan dikomunikasikan
k
kepada lintas program dan lintas sektor terkait.
r-a
berkesinambungan.
na
2) Elemen Penilaian:
ml
a) Kepala Puskesmas membentuk tim mutu sesuai
.ht
dengan persyaratan dilengkapi dengan uraian tugas,
dan menetapkan program peningkatan mutu (R, W).
rsi
b) Puskesmas bersama tim mutu mengimplementasikan
ve
dan mengevaluasi program peningkatan mutu (D, W).
as-
c) Tim Mutu menyusun program peningkatan mutu dan
sm
melakukan tindak lanjut upaya peningkatan mutu
secara berkesinambungan (D, W).
ske
d) Program peningkatan mutu dikomunikasikan kepada
pu
lintas program dan lintas sektor, serta dilaporkan
si-
secara berkala kepada kepala Puskesmas dan dinas
ita
kesehatan daerah kabupaten/kota sesuai dengan
prosedur yang telah ditetapkan (D, W).
red
b. Kriteria 5.1.2
k
Kepala Puskesmas dan tim atau petugas yang diberi tanggung
r-a
1) Pokok Pikiran:
a) Kepala Puskesmas bertanggung jawab untuk
/
om
ml
masalah kesehatan di wilayah kerja Puskesmas
.ht
yang upaya perbaikannya harus didukung oleh
KMP, UKM serta UKP, laboratorium, dan
rsi
kefarmasian.
ve
Contoh:
as-
Masalah tingkat Puskesmas yang ditetapkan
sm
sesuai dengan permasalahan kesehatan di
wilayah kerja adalah tingginya prevalensi
ske
tuberkulosis maka dilakukan upaya perbaikan
pu
pada kegiatan UKP yang terkait dengan
si-
penyediaan pelayanan klinis untuk mengatasi
ita
masalah tuberkulosis, dilakukan upaya
perbaikan kinerjared pelayanan UKM untuk
menurunkan prevalensi tuberkulosis, dan
k
diperlukan dukungan manajemen untuk
r-a
peningkatan mutu.
e) Indikator mutu yang sudah tercapai selama tahun
a.b
ml
Puskesmas berdasarkan tindak lanjut dari rencana
.ht
perbaikkan (D, W).
c. Kriteria 5.1.3
rsi
Dilakukan validasi dan analisis hasil pengumpulan data
ve
indikator mutu sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan
as-
keputusan untuk peningkatan mutu Puskesmas dan kinerja.
sm
1) Pokok Pikiran:
a) Manfaat dan keberhasilan program peningkatan mutu
ske
hanya bisa ditunjukkan jika didukung oleh
pu
ketersediaan data yang sahih. Oleh sebab itu, sangat
si-
penting untuk melakukan pengukuran yang sahih
ita
terhadap indikator yang ditetapkan.
b) Untuk menjamin bahwa data dari setiap indikator
red
mutu yang dikumpulkan sahih dan dapat
k
dimanfaatkan untuk pengambilan keputusan dalam
r-a
ml
baru, atau pemakaian teknologi dan metodologi
.ht
perawatan baru.
d) Pelaksanaan validasi data hasil pengukuran indikator
rsi
mutu dilakukan oleh petugas yang diberikan tanggung
ve
jawab untuk melakukan validasi. Akan tetapi, dalam
as-
hal ada keterbatasan tenaga, petugas yang diberi
sm
tanggung jawab untuk validasi data dapat dirangkap
oleh petugas penanggung jawab indikator.
ske
e) Dalam rangka mencapai sebuah simpulan dan
pu
membuat putusan, data harus digabungkan,
si-
dianalisis, dan diubah menjadi informasi yang
ita
berguna.
f) Analisis data melibatkan individu di dalam tim mutu
red
yang memahami manajemen informasi, mempunyai
k
keterampilan dalam metode pengumpulan data, dan
r-a
perbaikan.
t.c
ditetapkan.
/
ps:
ml
kecenderungan (trend), misalnya data PIS PK dari
.ht
bulan ke bulan atau dari tahun ke tahun;
(2) pencapaian dibandingkan dengan target yang
rsi
telah ditentukan. Membandingkan data capaian
ve
dengan target yang telah ditetapkan secara
as-
periodik;
sm
(3) pencapaian dibandingkan dengan pencapaian
ske
fasilitas pelayanan kesehatan sejenisnya.
Membandingkan dengan Puskesmas lain bila
pu
memungkinkan dengan Puskesmas yang sejenis;
si-
(4) pencapaian dibandingkan dengan standar dan
ita
referensi yang digolongkan sebagai best practice
red
atau panduan praktik klinis. Membandingkannya
dengan praktik yang diinginkan yang dalam
k
literatur digolongkan sebagai praktik terbaik (best
r-a
D, W)
htt
ml
puskesmas dan dinas kesehatan daerah
.ht
kabupaten/kota sesuai dengan prosedur yang telah
ditetapkan (D, W).
rsi
d. Kriteria 5.1.4
ve
Peningkatan Mutu dicapai dan dipertahankan.
as-
1) Pokok Pikiran:
sm
a) Informasi dari analisis data pengukuran indikator
mutu digunakan untuk mengidentifikasi masalah dan
ske
potensi perbaikan.
pu
b) Metode untuk meningkatkan dan mempertahankan
si-
mutu dan keselamatan pasien/masyarakat, antara lain,
ita
dapat menggunakan siklus peningkatan mutu dengan
tahapan merencanakan red (plan), uji coba (do),
mempelajari/menganalisis hasil uji coba perbaikan
k
(study), dan menindak lanjuti hasil analisis uji coba
r-a
perbaikan (action).
da
peningkatan mutu.
d) Perubahan efektif yang dapat dilakukan, antara lain,
spo
pendokumentasian.
- 162 -
ml
kepada dinas kesehatan daerah kabupaten/kota
.ht
minimal setahun sekali.
2) Elemen Penilaian:
rsi
a) Terdapat bukti Puskesmas telah mengujicobakan
ve
rencana peningkatan mutu berdasarkan kriteria 5.1.1
as-
dan 5.1.2 (D, W).
sm
b) Terdapat bukti Puskesmas telah melakukan evaluasi
dan tindak lanjut terhadap hasil uji coba peningkatan
ske
mutu (D, W).
pu
c) Keberhasilan program peningkatan mutu di
si-
Puskesmas dikomunikasikan dan disosialisasikan
ita
kepada LP dan LS serta dilakukan pendokumentasian
kegiatan program peningkatan mutu (D, W).
red
d) Dilakukan pelaporan program peningkatan mutu
k
kepada dinas kesehatan daerah kabupaten/kota
r-a
serta masyarakat.
spo
resiko.
uly
a. Kriteria 5.2.1
m
1) Pokok Pikiran:
ps:
ml
Risiko tersebut perlu dikelola oleh penanggung jawab
.ht
dan pelaksana untuk mengupayakan langkah
pencegahan dan/atau meminimalisasi risiko sehingga
rsi
tidak menimbulkan akibat negatif atau kerugian.
ve
b) Program manajemen Manajemen risiko merupakan
as-
pendekatan proaktif yang komponen pentingnya
sm
meliputi:
(1) proses identifikasi risiko;
ske
(2) integrasi risiko meliputi risiko klinis yang
pu
berhubungan dengan keselaman pasien dan risiko
si-
non klinis meliputi risiko terkait manajemen
ita
fasilitas keselamatan (MFK), risiko PPI yang tidak
berdampak pada pasien, risiko keuangan, risiko
red
kepatuhan, risiko reputasional dan risiko
k
strategis;
r-a
bulan; dan
tan
kefarmasian.
uly
ml
penanganan risiko sebagai tahapan setelah
.ht
pembuatan register risiko. Selanjutnya dilakukan
pemantauan dan penyampaian laporan manajemen
rsi
risiko setiap enam bulan kepada Kepala Puskesmas.
ve
2) Elemen Penilaian:
as-
a) Disusun program manajemen risiko untuk ditetapkan
sm
oleh Kepala Puskesmas (R, W).
b) Tim Mutu Puskesmas memandu penatalaksanaan
ske
risiko (D, W)
pu
c) Dilakukan identifikasi, analisis dan evaluasi risiko
si-
yang dapat terjadi di Puskesmas yang
ita
didokumentasikan dalam daftar resiko (D, W).
d) Disusun profil risiko yang merupakan risiko prioritas
red
berdasar evaluasi terhadap hasil identifikasi dan
k
analisis risiko yang ada pada daftar risiko yang
r-a
b. Kriteria 5.2.2
tan
ml
lainnya yang serupa secara efektif, Kepala Puskesmas
.ht
harus (1) mengetahui dan mempelajari pendekatan
tersebut, (2) menyepakati daftar proses yang berisiko
rsi
tinggi dari segi keselamatan pasien, pengguna layanan,
ve
dan staf, kemudian (3) menerapkan alat tersebut
as-
untuk menganalisis proses tersebut. Pimpinan
sm
Puskesmas mengambil tindakan untuk mendesain
ulang proses atau mengambil tindakan untuk
ske
mengurangi risiko pada tahapan proses yang dianalisis.
pu
2) Elemen Penilaian:
si-
a) Disusun rencana penanganan risiko yang
ita
diintegrasikan dalam perencanaan tingkat Puskesmas
sebagai upaya untuk red meminimalkan dan/atau
memitigasi risiko (D).
k
b) Tim Mutu Puskesmas membuat pemantauan terhadap
r-a
pasien.
Puskesmas mengembangkan dan menerapkan sasaran keselamatan
an
a. Kriteria 5.3.1
m
1) Pokok Pikiran:
/ai
ml
terjadinya salah identitas.
.ht
b) Kebijakan dan prosedur identifikasi pasien perlu
disusun, termasuk identifikasi pasien pada kondisi
rsi
khusus, misalnya pasien tidak dapat menyebutkan
ve
identitas, penurunan kesadaran, koma, gangguan jiwa,
as-
datang tanpa identitas yang jelas, dan ada dua atau
sm
lebih pasien mempunyai nama yang sama atau mirip.
c) Identifikasi harus dilakukan minimal dengan dua cara
ske
identifikasi yang relatif tidak berubah, yaitu nama
pu
lengkap, tanggal lahir, nomor rekam medis, atau
si-
nomor induk kependudukan.
ita
d) Identifikasi tidak boleh menggunakan nomor kamar
atau lokasi pasien dirawat. red
e) Proses identifikasi dengan benar harus dilakukan
k
mulai dari penapisan atau skrining, pada saat
r-a
2) Elemen Penilaian:
a) Dilakukan identifikasi pasien sebelum dilakukan
/
om
O, W).
log
b. Kriteria 5.3.2
Proses untuk meningkatkan efektivitas komunikasi dalam
m
1) Pokok Pikiran:
/ai
ml
jelas, dan dapat dipahami penerima akan mengurangi
.ht
kesalahan dan menghasilkan perbaikan keselamatan
pasien.
rsi
c) Komunikasi yang rentan menimbulkan kesalahan,
ve
antara lain, terjadi pada saat (1) pemberian perintah
as-
secara verbal, (2) pemberian perintah verbal melalui
sm
telepon, (3) penyampaian hasil kritis pemeriksaan
penunjang diagnosis, (4) serah terima antargiliran
ske
(shift), dan (5) pemindahan pasien dari unit yang satu
pu
ke unit yang lain.
si-
d) Kebijakan dan prosedur komunikasi efektif perlu
ita
disusun dan diterapkan dalam penyampaian pesan
verbal, pesan verbal lewat telepon, penyampaian nilai
red
kritis hasil pemeriksaan penunjang diagnosis, serah
k
terima pasien pada serah terima jaga atau serah
r-a
and confirmation).
f) Pelaksanaan serah terima pasien dengan teknik SBAR
a.b
pasien.
- 168 -
ml
telepon saat menerima instruksi ditulis dengan
.ht
lengkap (T), dibaca ulang oleh penerima perintah (B),
dan dikonfirmasi kepada pemberi perintah (K), yang
rsi
dikenal dengan TBAK.
ve
h) Nilai kritis hasil pemeriksaan penunjang yang berada
as-
di luar rentang angka normal secara mencolok harus
sm
ditetapkan dan segera dilaporkan oleh tenaga
kesehatan yang bertanggung jawab dalam pelayanan
ske
penunjang kepada dokter penanggung jawab pasien
pu
sesuai dengan ketentuan waktu yang ditetapkan oleh
si-
Puskesmas mengunakan metode readback (write down,
ita
read back and confirmation).
i) Untuk meningkatkan kompetensi dalam melakukan
red
komunikasi efektif, perlu dilakukan edukasi kepada
k
karyawan. Edukasi dapat dilakukan dalam bentuk
r-a
2) Elemen Penilaian:
t.c
c. Kriteria 5.3.3
ml
Proses untuk meningkatkan keamanan terhadap obat-obat yang
.ht
perlu diwaspadai ditetapkan dan dilaksanakan.
1) Pokok Pikiran:
rsi
a) Pemberian obat pada pasien perlu dikelola dengan baik
ve
dalam upaya keselamatan pasien. Kesalahan
as-
penggunaan obat yang perlu diwaspadai dapat
sm
menimbulkan cedera pada pasien.
b) Obat yang perlu diwaspadai (high alert medications)
ske
adalah obat-obatan yang memiliki risiko menyebabkan
pu
cedera serius pada pasien jika digunakan dengan tidak
si-
tepat. Obat higt alert meliputi : 1) Obat risiko tinggi,
ita
yaitu obat dengan zat aktif yang dapat menimbulkan
kematian atau kecacatan bila terjadi kesalahan (error)
red
dalam penggunaannya (contoh: insulin, heparin atau
k
sitostatika), 2) Obat yang terlihat mirip dan
r-a
rupa mirip.
/ai
2) Elemen Penilaian:
/
ps:
ml
kebijakan dan prosedur yang disusun (R, D, O, W).
.ht
b) Dilakukan pengawasan dan pengendalian penggunaan
obat-obatan psikotropika/narkotika dan obat-obatan
rsi
lain yang perlu diwaspadai (high alert) (D, O, W).
ve
d. Kriteria 5.3.4
as-
Proses untuk memastikan tepat pasien, tepat prosedur, dan
sm
tepat sisi pada pasien yang menjalani operasi/tindakan medis
ditetapkan dan dilaksanakan.
ske
1) Pokok Pikiran:
pu
a) Terjadinya cedera dan kejadian tidak diharapkan dapat
si-
diakibatkan oleh salah orang, salah prosedur, salah
ita
sisi pada pemberian tindakan invasif atau tindakan
pada pasien. red
b) Puskesmas harus menetapkan tindakan operatif,
k
tindakan invasif, dan prosedurnya yang meliputi
r-a
meliputi:
(1) proses verifikasi sebelum dilakukan tindakan;
a.b
tindakan/prosedur; dan
uly
ml
medis atau implan tersedia dan siap digunakan.
.ht
e) Penandaan sisi yang akan mendapat
tindakan/prosedur dibuat dengan melibatkan pasien
rsi
jika memungkinkan serta dilakukan dengan tanda
ve
yang langsung dapat dikenali dan tidak
as-
membingungkan. Tanda harus dilakukan secara
sm
seragam dan konsisten. Penandaan dilakukan pada
semua organ yang mempunyai lateralitas (kanan lawan
ske
kiri, seperti salah satu dari dua anggota badan, satu
pu
dari sepasang organ), beberapa struktur (seperti jari,
si-
jari kaki, atau lesi), atau beberapa tingkat (tulang
ita
belakang). Untuk tindakan di poli gigi, seperti
pencabutan gigi, penandaannya bila perlu, dilakukan
red
dengan menggunakan hasil rontgen gigi atau
k
odontogram. Penandaan harus dilakukan oleh
r-a
prosedur berlangsung.
p/s
2) Elemen Penilaian:
/ai
ml
untuk memastikan bahwa prosedur telah dilakukan
.ht
dengan benar (D, O, W).
c) Dilakukan penjedaan (time out) sebelum
rsi
operasi/tindakan medis untuk memastikan semua
ve
pertanyaan sudah terjawab atau meluruskan
as-
kerancuan (O, W).
sm
e. Kriteria 5.3.5
Proses kebersihan tangan diterapkan untuk menurunkan risiko
ske
infeksi yang terkait dengan pelayanan kesehatan.
pu
1) Pokok Pikiran:
si-
a) Puskesmas harus menerapkan kebersihan tangan
ita
yang terbukti menurunkan risiko infeksi yang terjadi
pada fasilitas kesehatan. red
b) Prosedur kebersihan tangan perlu disusun dan
k
disosialisasikan. Informasi mengenai prosedur tersebut
r-a
2) Elemen Penilaian:
a) Ditetapkan standar kebersihan tangan yang mengacu
a.b
dilaksanakan.
/ai
1) Pokok Pikiran:
/
ps:
ml
gangguan visus, gangguan mental, dan sebab yang lain.
.ht
b) Penapisan dilakukan sesuai dengan kebijakan dan
prosedur yang disusun untuk meminimalkan
rsi
terjadinya risiko jatuh pada pasien rawat jalan dan
ve
pengkajian pasien risiko jatuh pada pasien IGD dan
as-
rawat inap di Puskesmas.
sm
c) Penapisan risiko jatuh dilakukan pada pasien di rawat
jalan dengan mempertimbangkan
ske
(1) kondisi pasien: contohnya pasien geriatri,
pu
dizziness, vertigo, gangguan keseimbangan,
si-
gangguan penglihatan, penggunaan obat, sedasi,
ita
status kesadaran dan/atau kejiwaan, dan
konsumsi alkohol; red
(2) diagnosis: contohnya pasien dengan diagnosis
k
penyakit Parkinson;
r-a
ml
menanyakan tiga pertanyaan, yaitu
.ht
(1) apakah pernah jatuh dalam 6 bulan terakhir;
(2) apakah menggunakan obat yang mengganggu
rsi
keseimbangan; dan
ve
(3) apakah jika berdiri dan/atau berjalan
as-
membutuhkan bantuan orang lain.
sm
Jika satu dari pertanyaan tersebut mendapat jawaban
ya, pasien tersebut dikategorikan berisiko jatuh.
ske
2) Elemen Penilaian:
pu
a) Dilakukan penapisan pasien dengan risiko jatuh jatuh
si-
di rawat jalan dan pengkajian risiko jatuh di IGD dan
ita
rawat inap sesuai dengan kebijakan dan prosedur
serta dilakukan upaya
red untuk mengurangi risiko
tersebut (R, O, W, S).
k
b) Dilakukan evaluasi dan tindak lanjut untuk
r-a
a. Kriteria 5.4.1
Dilakukan pelaporan, dokumentasi, analisis akar masalah, dan
an
1) Pokok Pikiran:
na
ml
potensial cedera signifikan (KPCS), (2) kejadian nyaris
.ht
cedera (KNC), (3) kejadian tidak cedera (KTC), (4)
kejadian tidak diharapkan (KTD), dan (5) kejadian
rsi
sentinel (KS).
ve
c) Upaya keselamatan pasien dilakukan untuk mencegah
as-
terjadinya insiden. Jenis insiden terdiri atas insiden
sm
sebagai berikut:
(1) Kejadian tidak diharapkan (KTD) adalah insiden
ske
yang mengakibatkan cedera pada pasien.
pu
Misalnya, pasien jatuh dari tempat tidur dan
si-
menimbulkan luka pada pergelangan kaki.
ita
(2) Kejadian tidak cedera (KTC) adalah insiden yang
sudah mengenai/terpapar pada pasien, tetapi
red
tidak terjadi cedera. Misalnya, perawat salah
k
memberikan obat kepada pasien, obat telah
r-a
ml
dengan perjalanan penyakit atau
.ht
kondisi pasien (contoh: kematian akibat
proses transfer yang terlambat);
rsi
2. kematian bayi aterm; dan
ve
3. bunuh diri;
as-
(b) kehilangan permanen fungsi yang tidak
sm
terkait penyakit atau kondisi pasien;
(c) tindakan salah sisi, salah prosedur, dan
ske
salah pasien;
pu
(d) penculikan anak, termasuk bayi atau anak
si-
dikirim ke rumah yang bukan rumah orang
ita
tuanya; dan
(e) perkosaan, kekejaman di tempat kerja seperti
red
penyerangan (berakibat kematian atau
k
kehilangan fungsi secara permanen) atau
r-a
terulang kembali.
/
ps:
ml
terdiri atas investigasi sederhana dan investigasi
.ht
dengan Root Cause Analysis (RCA). Investigasi
menggunakan analisis akar masalah (RCA) terdiri atas
rsi
investigasi sederhana (untuk grading risiko warna
ve
hijau dan biru) dan investigasi komprehensif (untuk
as-
grading risiko warna merah dan kuning). Pada
sm
kejadian sentinel tidak perlu mempertimbangkan
warna grading.
ske
g) Puskesmas perlu menetapkan sistem pelaporan
pu
pembelajaran keselamatan pasien puskesmas (SP2KPP)
si-
insiden yang meliputi kebijakan, alur pelaporan,
ita
formulir pelaporan, prosedur pelaporan, insiden yang
harus dilaporkan internal, yaitu semua jenis insiden
red
termasuk kejadian sentinel, kejadian tidak diharapkan,
k
kejadian nyaris cedera, kejadian tidak cedera dan
r-a
undangan.
2) Elemen Penilaian:
a.b
b. Kriteria 5.4.2
ml
Tenaga kesehatan pemberi asuhan berperan penting dalam
.ht
memperbaiki perilaku dalam pemberian pelayanan yang
mencerminkan budaya mutu dan budaya keselamatan.
rsi
1) Pokok Pikiran:
ve
a) Upaya peningkatan mutu layanan klinis dan
as-
keselamatan pasien menjadi tanggung jawab seluruh
sm
tenaga kesehatan yang memberikan asuhan pasien.
Puskesmas melakukan pengukuran budaya
ske
keselamatan pasien dengan melakukan survei budaya
pu
keselamatan pasien setiap tahun. Budaya keselamatan
si-
pasien juga dikenal sebagai budaya yang aman, yakni
ita
sebuah budaya organisasi yang mendorong setiap
individu anggota staf
red (klinis atau administratif)
melaporkan hal-hal yang menghawatirkan tentang
k
keselamatan atau mutu pelayanan tanpa imbal jasa
r-a
dari Puskesmas.
da
terstandar; dan
na
ml
lain, penggunaan kata atau bahasa tubuh yang
.ht
merendahkan atau menyinggung perasaan
sesama staf, misalnya mengumpat dan memaki;
rsi
(2) perilaku yang mengganggu (disruptive), antara
ve
lain, perilaku tidak layak yang dilakukan secara
as-
berulang, bentuk tindakan verbal atau nonverbal
sm
yang membahayakan atau mengintimidasi staf
lain, komentar sembrono di depan pasien yang
ske
berdampak menurunkan kredibilitas staf klinis
pu
lain, misalnya dengan mengomentari negatif hasil
si-
tindakan atau pengobatan staf lain di depan
ita
pasien dengan mengatakan, “Obatnya ini salah.
Tamatan mana dia?”, melarang perawat untuk
red
membuat laporan insiden, memarahi staf klinis
k
lainnya di depan pasien, atau kemarahan yang
r-a
berkelanjutan.
2) Elemen Penilaian:
m
keselamatan (D,W).
htt
ml
diterima" dan upaya perbaikannya (D, W).
.ht
c) Dilakukan edukasi tentang mutu klinis dan
keselamatan pasien pada semua tenaga kesehatan
rsi
pemberi asuhan (D, W).
ve
5. Standar 5.5 Program pencegahan dan pengendalian infeksi.
as-
Program pencegahan dan pengendalian infeksi dilaksanakan untuk
sm
mencegah dan meminimalkan terjadinya infeksi terkait dengan
ske
pelayanan Kesehatan.
Pencegahan dan pengendalian infeksi yang selanjutnya disingkat PPI
pu
adalah upaya untuk mencegah dan meminimalkan terjadinya infeksi
si-
pada pasien, petugas, pengunjung, dan masyarakat sekitar fasilitas
ita
kesehatan.
a. Kriteria 5.5.1
red
Regulasi dan program pencegahan dan pengendalian infeksi
k
r-a
1) Pokok Pikiran:
p/s
kesehatan.
b) Tujuan PPI adalah meningkatkan kualitas pelayanan
log
pelayanan kesehatan.
uly
kegiatan PPI.
/
ml
berupa pelatihan atau lokakarya) baik bagi petugas
.ht
maupun pasien dan keluarga, serta masyarakat, (c)
penyusunan dan penerapan bundel infeksi terkait
rsi
pelayanan kesehatan, (d) pemantauan (monitoring)
ve
pelaksanaan kewaspadaan isolasi, (e) surveilans
as-
penyakit infeksi terkait pelayanan kesehatan, serta (f)
sm
penggunaan anti mikroba secara bijak dan dilakukan
pelaporan sesuai dengan peraturan perundang-
ske
undangan.
pu
e) Kegiatan yang tercantum dalam program PPI
si-
bergantung pada kompleksitas kegiatan klinis dan
ita
pelayanan Puskesmas, besar kecilnya area Puskesmas,
tingkat risiko dan cakupan populasi yang dilayani,
red
geografis, jumlah pasien, serta jumlah pegawai dan
k
merupakan bagian yang terintegrasi dengan Program
r-a
Peningkatan Mutu.
da
2) Elemen Penilaian:
an
berdasar transmisi,
/ai
ml
pelayanan kesehatan,
.ht
(4) pemantauan (monitoring) pelaksanaan
kewaspadaan isolasi,
rsi
(5) surveilans penyakit infeksi terkait pelayanan
ve
kesehatan dan,
as-
(6) penggunaan anti mikroba secara bijak dan
sm
komprehensif dalam penyelenggaraan pelayanan
di Puskesmas
ske
b) Dilakukan pemantauan, evaluasi, tindak lanjut, dan
pu
pelaporan terhadap pelaksanaan program PPI dengan
si-
menggunakan indikator yang ditetapkan (D, W).
ita
b. Kriteria 5.5.2
Dilakukan identifikasi berbagai
red risiko infeksi dalam
penyelenggaraan pelayanan sebagai dasar untuk menyusun dan
k
menerapkan strategi untuk mengurangi risiko tersebut.
r-a
1) Pokok Pikiran:
da
dipastikan:
- 183 -
ml
sarung tangan, kacamata pelindung, masker,
.ht
sepatu, dan gaun pelindung (sesuai risiko
paparan);
rsi
(2) ketersediaan linen yang benar;
ve
(3) ketersediaan alat medis sesuai dengan ketentuan;
as-
(4) ketersediaan peralatan penyuntikan yang aman;
sm
dan
(5) pengelolaan limbah melalui penempatan yang
ske
aman dan pembuangan limbah klinis dan limbah
pu
yang berpotensi menularkan penyakit yang
si-
memerlukan pembuangan khusus, seperti benda
ita
tajam/jarum dan peralatan sekali pakai lainnya
yang mungkin bersentuhan dengan tubuh cairan.
red
d) Renovasi bangunan di area Puskesmas dapat
k
merupakan sumber infeksi. Paparan debu dan kotoran
r-a
2) Elemen Penilaian:
log
W).
an
c. Kriteria 5.5.3
/
ps:
ml
maupun lingkungan.
.ht
1) Pokok Pikiran:
a) Program pencegahan dan pengendalian infeksi di
rsi
Puskesmas adalah program yang dilakukan untuk
ve
mengidentifikasi dan mengurangi risiko tertular dan
as-
menularkan infeksi di antara pasien, petugas,
sm
keluarga, masyarakat, dan lingkungan melalui
penerapan kewaspadaan isolasi yang terdiri atas
ske
kewaspadaan standar dan kewaspadaan berdasar
pu
transmisi, penggunaan antimikroba secara bijak, dan
si-
bundel untuk infeksi terkait pelayanan kesehatan.
ita
b) Pelaksanaan program tersebut perlu dipantau secara
terus-menerus untuk red menjamin penerapan yang
konsisten.
k
c) Kewaspadaan standar dilaksanakan sesuai dengan
r-a
sebagai berikut:
tan
ml
Etika batuk dan bersin diterapkan untuk semua
.ht
orang untuk kasus infeksi dengan transmisi
droplet atau airborne. Ketika batuk atau bersin,
rsi
seseorang harus menutup hidung dan mulut
ve
dengan menggunakan tisu atau lengan dalam
as-
baju, segera membuang tisu yang sudah dipakai
sm
ke dalam tempat sampah, kemudian mencuci
tangan dengan menggunakan air bersih dan
ske
sabun atau pencuci tangan berbasis alkohol, serta
pu
wajib menggunakan masker.
si-
(4) Penempatan pasien dengan benar
ita
Pasien dengan penyakit infeksi harus ditempatkan
terpisah dengan pasien bukan penyakti infeksi.
red
Penempatan pasien harus disesuaikan dengan
k
pola transmisi infeksi dan sebaiknya ditempatkan
r-a
berbeda;
htt
ml
dengan peraturan perundang-undangan; dan
.ht
(e) pengelolaan limbah tajam bekas pakai perlu
dikelola dengan benar sesuai dengan
rsi
peraturan perundang-undangan.
ve
(6) Dekontaminasi peralatan perawatan pasien
as-
dengan benar.
sm
Penurunan risiko infeksi dilakukan dengan
kegiatan dekontaminasi melalui pembersihan
ske
awal (pre cleanning), pembersihan, disinfeksi,
pu
dan/atau sterilisasi dengan mengacu pada
si-
kategori Spaulding yang meliputi:
ita
(a) kritikal, berkaitan dengan alat kesehatan
yang digunakan pada jaringan steril atau
red
sistem pembuluh darah dengan
k
menggunakan teknik sterilisasi, seperti
r-a
sebagai berikut.
(a) Pembersihan awal dilakukan oleh petugas di
m
ml
untuk membuang semua kotoran, darah,
.ht
atau cairan tubuh lainnya dari permukaan
peralatan secara manual atau mekanis
rsi
dengan mencuci bersih peralatan dengan
ve
detergen (golongan disinfenktan dan klorin
as-
dengan komposisi sesuai dengan standar
sm
yang berlaku) atau larutan enzymatic, dan
ditiriskan sebelum dilakukan disinfeksi atau
ske
sterilisasi.
pu
(c) Disinfeksi tingkat tinggi dilakukan untuk
si-
peralatan semikritikal untuk menghilangkan
ita
semua mikroorganisme, kecuali beberapa
bakteri endospora
red (endospore bacterial)
dengan cara merebus, menguapkan, atau
k
menggunakan disinfektan kimiawi.
r-a
ml
linen yang sudah digunakan harus dilakukan
.ht
dengan hati-hati. Kehati-hatian ini mencakup
penggunaan APD oleh petugas yang mengelola
rsi
linen dan kebersihan tangan sesuai dengan
ve
prinsip PPI, terutama pada linen infeksius.
as-
Fasilitas kesehatan harus membuat regulasi
sm
pengelolaan. Penatalaksanaan linen meliputi
penatalaksanaan linen di ruangan, transportasi
ske
linen ke ruang cuci/laundry, dan
pu
penatalaksanaan linen di ruang cuci/laundry.
si-
Prinsip yang harus diperhatikan dalam
ita
penatalaksanaan linen adalah selalu memisahkan
antara linen bersih, linen kotor, dan linen steril.
red
Dengan kata lain, setiap kelompok linen tersebut
k
harus ditempatkan secara terpisah.
r-a
berikut:
/ai
ml
proses sesuai dengan ketentuan peraturan
.ht
perundang-undangan.
(b) Limbah benda tajam adalah semua limbah
rsi
yang memiliki permukaan tajam yang
ve
dimasukkan ke dalam penyimpanan khusus
as-
tahan tusukan dan tahan air (safety box).
sm
Penyimpanan tidak boleh melebihi ¾ isi
kotak penyimpanan tersebut.
ske
(c) Limbah cair infeksius segera dibuang ke
pu
tempat pembuangan limbah cair (spoel hoek).
si-
(d) Pengelolaan limbah dimaksud meliputi
ita
identifikasi, penampungan, pengangkutan,
tempat penampungan
red sementara, dan
pengolahan akhir limbah.
k
Dalam menjalankan tugas pelayanan, petugas
r-a
pajanan.
an
2) Elemen Penilaian:
/ai
ml
sampai dengan angka (8) yang dilaksanakan oleh
.ht
pihak ketiga, Puskesmas harus memastikan standar
mutu diterapkan oleh pihak ketiga sesuai dengan
rsi
ketentuan peraturan perundang-undangan (D, W).
ve
d. Kriteria 5.5.4
as-
Puskesmas melakukan upaya kebersihan tangan sesuai standar.
sm
1) Pokok Pikiran:
a) Puskesmas melakukan edukasi dan menyediakan
ske
sarana edukasi untuk kebersihan tangan bagi
pu
pengunjung dan petugas puskesmas.
si-
b) Puskesmas wajib menyediakan sarana dan prasarana
ita
untuk melakukan kebersihan tangan, antara lain:
(1) fasilitas cuci tangan meliputi air mengalir, sabun,
red
tisu pengering tangan/handuk sekali pakai;
k
dan/atau
r-a
2) Elemen Penilaian:
t.c
W).
log
melalui transmisi.
htt
- 191 -
1) Pokok Pikiran:
ml
a) Program PPI dalam kewaspadaan isolasi terdiri atas
.ht
kewaspadaan standar dan kewaspadaan berdasarkan
transmisi. Kewaspadaan berdasar transmisi meliputi
rsi
kewaspadaan terhadap penularan melalui kontak,
ve
droplet, dan air borne.
as-
b) Penularan penyakit air borne disease, termasuk
sm
penularan yang diakibatkan oleh prosedur atau
tindakan yang menimbulkan aerosolisasi, merupakan
ske
salah satu risiko yang perlu diwaspadai dan mendapat
pu
perhatian khusus di Puskesmas.
si-
c) Untuk mengurangi risiko penularan air borne disease,
ita
dilakukan antara lain dengan penggunaan APD,
penataan ruang periksa, penempatan pasien, ataupun
red
transfer pasien dilakukan sesuai dengan prinsip PPI.
k
Upaya pencegahan juga perlu ditujukan untuk
r-a
dengan ketentuan.
2) Elemen Penilaian:
m
ml
(R, O, W)
.ht
b) Dilakukan evaluasi dan tindak lanjut terhadap hasil
pemantauan terhadap pelaksanaan penataaan ruang
rsi
periksa, penggunaan APD, penempatan pasien, dan
ve
transfer pasien untuk mencegah transmisi infeksi (D,
as-
W).
sm
f. Kriteria 5.5.6
Ditetapkan dan dilakukan proses untuk menangani outbreak
ske
infeksi, baik di Puskesmas maupun di wilayah kerja Puskesmas.
pu
1) Pokok Pikiran:
si-
a) Puskesmas menetapkan kebijakan tentang outbreak
ita
penanggulangan sesuai dengan wewenangnya untuk
menjamin pelindungan kepada petugas, pengunjung,
red
dan lingkungan pasien.
k
b) Kriteria outbreak infeksi terkait dengan pelayanan
r-a
sebelumnya.
log
pemerintah.
uly
2) Elemen Penilaian:
/ai
ml
penanggulangan sesuai dengan kebijakan, panduan,
.ht
protokol kesehatan, dan prosedur yang disusun serta
dilakukan evaluasi dan tindak lanjut terhadap
rsi
pelaksanaan penanggulangan sesuai dengan regulasi
ve
yang disusun (D, W).
as-
sm
ske
pu
si-
ita
k red
r-a
da
tan
p/s
/
om
t.c
spo
log
a.b
an
m uly
na
//ai
ps:
htt
- 194 -
BAB III
ml
PENUTUP
.ht
Standar Akreditasi Puskesmas ini merupakan pengembangan dan
rsi
penyempurnaan dari standar sebelumnya. Standar ini telah disusun dengan
ve
memperhatikan aspek-aspek sebagai berikut:
as-
1. Aspek relevant yaitu kesesuaian dengan tugas pokok, fungsi, dan
sm
kewenangan Puskesmas sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan;
ske
2. Aspek understandable yaitu kemudahan untuk dipahami;
pu
3. Aspek measurable yaitu keterukuran dari standar, kriteria, pokok pikiran,
si-
dan elemen penilaian;
ita
4. Aspek beneficial yaitu manfaat untuk meningkatkan mutu layanan
Puskesmas; dan red
5. Aspek achievable yaitu mampu laksana pencapaian standar.
k
Oleh karena itu, dengan tersedianya Standar Akreditasi Puskesmas ini
r-a
berkesinambungan.
tan
p/s
MENTERI KESEHATAN
/
om
REPUBLIK INDONESIA,
t.c
ttd.
spo
log
BUDI G. SADIKIN
a.b
an
m uly
na
//ai
ps:
htt