.ht
un
KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
tah
NOMOR HK.01.07/MENKES/1983/2022
ru-
TENTANG
ba
STANDAR AKREDITASI KLINIK
ter-
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
nik
kli
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,
si-
ita
Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 5 ayat (3)
red
jdih.kemkes.go.id
-2-
m l
Fasilitas Pelayanan Kesehatan (Lembaran Negara
.ht
Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 229, Tambahan
un
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5942);
4. Peraturan Presiden Nomor 18 Tahun 2021 tentang
tah
Kementerian Kesehatan (Lembaran Negara Republik
ru-
Indonesia Tahun 2021 Nomor 83);
ba
5. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 14 Tahun 2021
ter
tentang Standar Kegiatan Usaha dan Produk Pada
-
Penyelenggaraan Perizinan Berusaha Berbasis Risiko
nik
Sektor Kesehatan (Berita Negara Republik Indonesia
kli
Tahun 2021 Nomor 316) sebagaimana telah diubah
si-
dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 8 Tahun
2022 tentang Perubahan ita atas Peraturan Menteri
Kesehatan Nomor 14 Tahun 2021 tentang Standar
red
317);
sta
Nomor 156);
t.c
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN TENTANG STANDAR
ina
AKREDITASI KLINIK.
//a
ps:
jdih.kemkes.go.id
-3-
m l
Diktum KESATU menjadi acuan bagi Kementerian Kesehatan,
.ht
pemerintah daerah provinsi, pemerintah daerah
un
kabupaten/kota, klinik, lembaga penyelenggara akreditasi,
dan pemangku kepentingan terkait dalam menyelenggarakan
tah
akreditasi klinik sesuai dengan ketentuan peraturan
ru-
perundang-undangan.
ba
KETIGA : Standar akreditasi klinik sebagaimana dimaksud dalam
ter
Diktum KESATU terdiri atas kelompok:
-
a. Tata Kelola Klinik;
nik
b. Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien; dan
kli
c. Penyelenggaraan Kesehatan Perseorangan.
si-
KEEMPAT : Pemerintah pusat, pemerintah daerah provinsi, dan
ita
pemerintah daerah kabupaten/kota melakukan pembinaan
dan pengawasan terhadap pelaksanaan Standar Akreditasi
red
Ditetapkan di Jakarta
/p/
MENTERI KESEHATAN
spo
REPUBLIK INDONESIA,
og
ttd.
.bl
na
BUDI G. SADIKIN
lya
mu
ina
//a
ps:
htt
jdih.kemkes.go.id
-4-
LAMPIRAN
m l
KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN
.ht
REPUBLIK INDONESIA
un
NOMOR HK.01.07/MENKES/1983/2022
TENTANG
tah
STANDAR AKREDITASI KLINIK
ru-
ba
ter
STANDAR AKREDITASI KLINIK
-
nik
BAB I
kli
PENDAHULUAN
si-
A. Latar Belakang ita
Klinik adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan
red
jdih.kemkes.go.id
-5-
m l
pelayanan medik dasar, sesuai dengan kompetensi dokter atau dokter gigi.
.ht
Upaya pelayanan kesehatan di klinik pratama meliputi aspek pelayanan
un
medik dasar rawat jalan dan rawat inap.
Klinik utama merupakan klinik yang menyelenggarakan pelayanan
tah
medik spesialistik, atau pelayanan medik dasar dan spesialistik. Upaya
ru-
pelayanan kesehatan di klinik utama meliputi aspek pelayanan medik
ba
spesialistik, atau pelayanan dasar dan spesialistik. Klinik utama dapat
ter
menyelenggarakan pelayanan rawat jalan dan rawat inap.
-
Pelayanan kesehatan pada klinik dilaksanakan dalam bentuk:
nik
1. Pelayanan rawat jalan
kli
Pelayanan Rawat Jalan adalah pelayanan pasien untuk observasi,
si-
diagnosis, pengobatan, rehabilitasi medis dan pelayanan kesehatan
lainnya tanpa menginap. ita
2. Pelayanan rawat inap
red
klinik bersangkutan.
jdih.kemkes.go.id
-6-
m l
pratama dan klinik utama) di Indonesia. Sebagai upaya peningkatan mutu
.ht
pelayanan fasilitas kesehatan maka setiap fasilitas kesehatan
un
melaksanakan akreditasi termasuk klinik pratama dan klinik utama.
tah
B. Tujuan
ru-
1. Mendorong klinik untuk menerapkan standar akreditasi dalam rangka
ba
meningkatkan dan menjaga kesinambungan mutu pelayanan dan
ter
keselamatan pasien di klinik.
-
2. Memberikan acuan bagi klinik dan pemangku kepentingan terkait
nik
dalam penyelenggaraan akreditasi klinik.
kli
si-
C. Ruang Lingkup
ita
Standar akreditasi klinik meliputi gambaran umum, maksud dan tujuan,
serta elemen penilaian pada setiap kelompok standar akreditasi klinik.
red
ak
1. Bab
nd
atau fungsi- fungsi kinerja yang harus ada agar dapat diakreditasi
t.c
yang akan dinilai dan diberi nilai (score) selama proses survei di
ps:
jdih.kemkes.go.id
-7-
m l
memberikan arahan untuk persiapan akreditasi.
.ht
un
E. Kelompok Standar Akreditasi Klinik
Standar Akreditasi Klinik dikelompokkan menurut fungsi-fungsi
tah
penting yang umum dalam organisasi klinik. Standar dikelompokkan
ru-
menurut fungsi yang terkait dengan penyediaan pelayanan bagi pasien
ba
(good clinical governance) dan upaya menciptakan organisasi klinik yang
ter
aman, efektif, dan dikelola dengan baik (good corporate governance).
-
Standar Akreditasi klinik terdiri atas 3 (tiga) Bab meliputi:
nik
Bab I. Tata Kelola Klinik (TKK)
kli
Standar 1.1 : Pengorganisasian Klinik (TKK 1)
si-
Standar 1.2 : Tata Kelola Sumber Daya Manusia (TKK 2)
Standar 1.3 ita
: Tata Kelola Fasilitas dan Keselamatan (TKK 3)
Standar 1.4 : Tata Kelola Kerja Sama (TKK 4)
red
(PMKP 1)
nd
2)
spo
10)
ps:
jdih.kemkes.go.id
-8-
m l
Standar 3.15 : Pelayanan Kefarmasian (PKP 15)
.ht
Secara umum standar akreditasi klinik ini telah mengakomodir
un
regulasi-regulasi yang ditetapkan pemerintah dalam pelayanan klinik baik
klinik pratama maupun klinik utama.
tah
ru-
ba
ter-
nik
kli
si-
ita
red
ak
ar-
nd
sta
/p/
om
t.c
spo
og
.bl
na
lya
mu
ina
//a
ps:
htt
jdih.kemkes.go.id
-9-
BAB II
m l
STANDAR AKREDITASI KLINIK
.ht
un
A. BAB I. TATA KELOLA KLINIK (TKK)
Gambaran Umum
tah
Klinik merupakan fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan
ru-
pelayanan kesehatan yang menyediakan pelayanan medik dasar dan/atau
ba
spesialistik secara komprehensif. Pelayanan kesehatan di klinik dapat
ter
berupa pelayanan rawat jalan, rawat inap, dan kegawatdaruratan dan
-
pertolongan persalinan normal sesuai standar.
nik
Klinik Pemerintah adalah adalah klinik yang diselenggarakan oleh
kli
pemerintah pusat, pemerintah daerah, lembaga pemerintah, TNI, dan
si-
POLRI. Klinik Swasta adalah klinik yang diselenggarakan oleh
ita
masyarakat, baik perorangan, badan usaha maupun badan hukum. Klinik
Pratama adalah klinik yang menyelenggarakan pelayanan medik dasar.
red
efektif adalah adanya kejelasan pembagian tugas dan peran dari masing-
masing pemangku kepentingan di klinik yaitu pemilik, penanggung jawab,
/p/
dan pemberi pelayanan tertuang dalam sebuah tata kelola klinik. Tata
om
Tata kelola klinik yang baik akan menghasilkan pelayanan yang baik
lya
jdih.kemkes.go.id
-10-
ml
keterkaitan antar petugas.
.ht
a. Maksud dan Tujuan
un
Klinik menetapkan visi, misi dan tujuan sebagai landasan
operasional. Penetapan visi, misi dan tujuan tersebut dapat
tah
dilakukan oleh pemilik atau pihak yang memiliki wewenang
ru-
sesuai dengan peraturan perundangan. Klinik dalam
ba
menjalankan tugas, tanggung jawab dan wewenang menyusun
ter
struktur organisasi yang menggambarkan mekanisme alur tugas
-
dan wewenang. Struktur organisasi klinik paling sedikit terdiri
nik
dari pemilik, penanggung jawab dan petugas, struktur
kli
organisasi dilengkapi dengan uraian tugas dan kewenangan.
si-
b. Elemen Penilaian
1) ita
Tersedia visi, misi, dan tujuan klinik yang ditetapkan pihak
yang berwenang.
red
pemilik/pejabat berwenang.
ar-
ditetapkan.
sta
jdih.kemkes.go.id
-11-
m l
dokter spesialis, atau dokter gigi spesialis.
.ht
3) Penanggung jawab klinik harus memiliki SIP di klinik
un
tersebut dan dapat merangkap sebagai pemberi pelayanan.
4) Penanggung jawab hanya dapat menjadi penanggung jawab
tah
satu klinik.
ru-
Jenis dan jumlah ketenagaan pada Klinik Pratama dan Klinik
ba
Utama disesuaikan dengan ketentuan peraturan perundang-
ter
undangan. Secara berkala dilakukan evaluasi kinerja pada
-
seluruh SDM klinik. SDM klinik memiliki file kepegawaian yang
nik
paling sedikit terdiri dari:
kli
1) Kualifikasi, pendidikan, pelatihan dan kompetensi;
si-
2) STR dan SIP bagi tenaga kesehatan;
3) Uraian tugas; ita
4) Sertifikat pelatihan;
red
6) Uraian kompetensi.
ar-
b. Elemen Penilaian
nd
undangan.
om
secara berkala.
spo
peraturan perundang-undangan.
mu
mencakup:
ps:
htt
jdih.kemkes.go.id
-12-
m l
Keselamatan adalah kondisi fasilitas, sarana dan prasarana
.ht
klinik tidak menimbulkan bahaya atau resiko bagi pasien,
un
staf dan pengunjung. Keamanan adalah perlindungan
terhadap kehilangan, ancaman serta gangguan
tah
kenyamanan bagi pasien, staf dan pengunjung.
ru-
Keselamatan dan keamanan yang baik didukung dengan
ba
menjaga kualitas lingkungan seperti pencahayaan,
ter
kelembapan, suhu, dan kebisingan sesuai dengan standar.
-
2) Bahan berbahaya dan beracun (B3) serta limbah B3
nik
Klinik menggunakan bahan yang dikategorikan sebagai B3
kli
dan menghasilkan limbah B3 termasuk limbah medis.
si-
Klinik harus memiliki prosedur dan sarana dalam
ita
penggunaan B3 dan pengelolaan limbah B3 juga prosedur
pencegahan dan pengurangan timbulan limbah B3, serta
red
3) Penanggulangan Bencana
nd
klinik
na
5) Peralatan medis
lya
sarana sanitasi
htt
jdih.kemkes.go.id
-13-
m l
24 jam sehari dan 7 hari dalam seminggu atau selama jam
.ht
operasional.
un
7) Sampah domestik dan limbah
Kegiatan operasional dan pelayanan kesehatan
tah
menghasilkan sampah domestik dan air limbah yang harus
ru-
dikelola. Klinik harus memiliki prosedur dan sarana dalam
ba
melakukan pengelolaan sampah domestik dan limbah.
ter
Klinik menyediakan Tempat Penyimpanan Sementara (TPS)
-
sampah domestik sebelum sampah dimanfaatkan/didaur
nik
ulang atau dibuang ke Tempat Pemrosesan Akhir (TPA).
kli
b. Elemen Penilaian
si-
1) Tersedia bukti perizinan sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku. ita
2) Ada program manajemen risiko fasilitas sebagaimana
red
perundang-undangan.
spo
undangan.
.bl
pemeliharaan APAR.
lya
jdih.kemkes.go.id
-14-
m l
Klinik dapat melakukan kerja sama dengan pihak lain untuk
.ht
memenuhi kebutuhan pelayanan. Dasar pelaksanaan kerja sama
un
tersebut dituangkan dalam bentuk dokumen kontrak yang sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Kontrak dapat
tah
berupa kontrak klinis dan kontrak manajemen.
ru-
a. Maksud dan Tujuan
ba
Dalam upaya pemenuhan pelayanan, klinik dapat melakukan
ter
kerja sama dengan melakukan kontrak klinis dan kontrak
-
manajemen. Kontrak klinis adalah perjanjian kerja sama antara
nik
klinik dengan individu staf medis dalam bentuk pakta integritas.
kli
Atau dengan fasilitas kesehatan lainnya. Kontrak manajemen
si-
adalah perjanjian kerja sama antara klinik dengan badan
ita
hukum dalam penyediaan alat kesehatan dan pelayanan non
klinis. Dokumen kontrak secara berkala dievaluasi oleh pemilik
red
b. Elemen Penilaian
nd
jelas.
2) Dokumen kontrak memiliki indikator kinerja pihak yang
/p/
melakukan kerjasama.
om
dalam kontrak.
og
Gambaran Umum
na
jdih.kemkes.go.id
-15-
m l
mutu klinik;
.ht
c. Pelaporan insiden keselamatan pasien menggunakan prosedur yang
un
ditetapkan;
d. Pengendalian dan Pencegahan Infeksi; dan
tah
e. Penerapan Standar Sasaran Keselamatan Pasien.
ru-
Klinik memiliki penanggung jawab dalam pelaksanaan program
ba
peningkatan mutu dan keselamatan pasien.
ter
1. Standar 2.1 Upaya Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien
-
nik
(PMKP 1)
Dalam rangka meningkatkan mutu dan keselamatan pasien maka
kli
klinik mempunyai program Peningkatan Mutu dan Keselamatan
si-
Pasien (PMKP) yang menjangkau seluruh bagian dan seluruh tenaga
yang bekerja di klinik. ita
Penanggung jawab klinik menunjuk
red
koordinator program PMKP untuk melaksanakan program PMKP di
klinik.
ak
resiko.
Penanggung jawab klinik menunjuk seorang atau lebih staf
.bl
jdih.kemkes.go.id
-16-
m l
insiden keselamatan pasien.
.ht
b. Elemen Penilaian
un
1) Penanggung Jawab klinik menetapkan penanggung jawab
program mutu.
tah
2) Ada indikator mutu layanan yang diukur, dievaluasi,
ru-
analisa dan tindak lanjut serta dilaporkan sesuai dengan
ba
ketentuan.
ter
3) Insiden keselamatan pasien dilaporkan dan dilakukan
-
investigasi sesuai dengan ketentuan.
nik
4) Ada daftar risiko klinik yang dibuat sekali dalam setahun
kli
dan dilakukan mitigasi resiko
si-
5) Ada bukti tindak lanjut dari mitigasi resiko
2. ita
Standar 2.2 Sasaran Keselamatan Pasien (PMKP 2)
red
Klinik menerapkan Sasaran Keselamatan Pasien (SKP) dalam
pelayanan dan asuhan pasien. Penerapan SKP melalui pengukuran,
ak
1) Identifikasi pasien
na
jdih.kemkes.go.id
-17-
m l
pemberian obat, pemberian diit dan identifikasi terhadap
.ht
pasien koma
un
2) Pelaksanaan Komunikasi Efektif
Komunikasi efektif adalah komunikasi yang tepat waktu,
tah
akurat, lengkap, tidak membingungkan dan dipahami antar
ru-
tenaga kesehatan yang malakukan pelayanan. Komunikasi
ba
dapat berbentuk verbal, elektronik atau tertulis. Klinik
ter
harus menetapkan dan menerapkan kebijakan dan
-
prosedur komunikasi efektif.
nik
3) Meningkatnya Keamanan Obat Yang Perlu Diwaspadai (High
kli
Alert Medication)
si-
Pemberian dan penggunaan obat terutama obat obat yang
ita
perlu diwaspadai (high alert) pada pasien perlu dikelola
dengan baik. Obat yang perlu diwaspadai antara lain obat
red
meliputi:
a) Fase Sign In
og
jdih.kemkes.go.id
-18-
l
Fase Sign Out adalah fase meninjau operasi yang telah
m
.ht
dilakukan dan sebelum dilakukan penutupan atau
un
penjahitan akhir pada pasien. Pada fase sign out
dipastikan tidak ada instrument, kasa, spon ataupun
tah
bahan medis lain yang tertinggal dalam tubuh pasien.
ru-
Dilakukan penghitungan seluruhnya sesuai kondisi
ba
awal
ter
Seluruh proses tersebut didokumentasikan di rekam medik
-
pasien dengan menggunakan format Surgical Safety
nik
Checklist seperti yang diterbitkan WHO.
kli
5) Pengurangan resiko infeksi terkait pelayanan kesehatan
si-
Klinik menetapkan prosedur cuci tangan dengan
ita
berpedoman pada WHO yaitu cuci tangan 6 (enam) langkah
dan 5 (lima) saat (momen). Publikasi secara jelas langkah
red
ditetapkan.
htt
jdih.kemkes.go.id
-19-
m l
4) Penandaan sisi operasi/tindakan medis secara konsisten
.ht
oleh pemberi pelayanan yang akan melakukan tindakan
un
sesuai kebijakan dan prosedur yang ditetapkan yang
didokumentasikan di rekam medik pasien.
tah
5) Tersedia bukti pelaksanaan Surgical Safety Checklist yang
ru-
didokumentasikan di rekam medis pasien.
ba
6) Ada media informasi penerapan kebersihan tangan sesuai
ter
ketentuan WHO.
-
7) Ada prosedur yang ditetapkan klinik dalam mencegah
nik
pasien cedera karena jatuh.
kli
8) Ada bukti implementasi langkah-langkah pencegahan
si-
pasien jatuh.
3. ita
Standar 2.3 Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PMKP 3)
red
Klinik melakukan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI). PPI
dilaksanakan untuk mencegah dan meminimalkan terjadinya infeksi
ak
berikutnya.
a. Maksud dan Tujuan
t.c
a) kebersihan tangan;
b) penggunaan apd;
//a
pasien;
htt
d) pengendalian lingkungan;
jdih.kemkes.go.id
-20-
e) pengelolaan limbah;
m l
f) penatalaksanaan linen;
.ht
g) perlindungan kesehatan petugas;
un
h) penempatan pasien;
i) etika batuk dan bersin;
tah
j) praktik menyuntik yang aman
ru-
2) Kewaspadaan berdasarkan transmisi yaitu:
ba
a) kewaspadaan transmisi kontak;
ter
b) kewaspadaan transmisi droplet; dan
-
c) kewaspadaan transmisi udara (airbone).
nik
3) Bundles
kli
4) Survailans
si-
5) Pendidikan dan pelatihan
6) Penggunaan anti mikroba yang bijakita
Beberapa program PPI tersebut dapat dijadikan indikator mutu
red
b. Elemen Penilaian
1) Klinik menetapkan kebijakan dan prosedur PPI di klinik.
/p/
tangan.
lya
Gambaran Umum
//a
jdih.kemkes.go.id
-21-
m l
pelayanan dilakukan secara terintegrasi oleh semua Profesional Pemberi
.ht
Asuhan (PPA). Asuhan pasien terintegrasi merupakan konsep pelayanan
un
berfokus pada pasien dilaksanakan sehari hari dengan implementasi
dapat terlihat sebagai berikut:
tah
a. Pelayanan memperhatikan hak pasien dan keluarga dan mendukung
ru-
keterlibatan pasien/keluarga dalam asuhan pasien
ba
b. Dokter melakukan integrasi seluruh asuhan dari PPA lainnya
ter
c. Implementasi pelayanan terintegrasi dengan adanya Panduan
-
Praktek Klinis (PPK), Alur Klinis, SPO, dan Catatan Perkembangan
nik
Pasien Terintegrasi (CPPT).
kli
1. Standar 3.1 Hak Pasien dan Keluarga (PKP 1)
si-
Pelayanan klinik didasarkan pada nilai-nilai keunikan pada diri
pasien dan keluarganya. Dalam ita
memberikan asuhan, klinik
red
melibatkan pasien dan keluarga dalam menetukan keputusan
keputusan dalam pemberian asuhan. Kerahasiaan pasien menjadi
ak
jdih.kemkes.go.id
-22-
m l
sistematis dan terdokumentasi sehingga dipastikan semua
.ht
keluhan dan pengaduan akan ditindak lanjuti dan disampaikan
un
kepada pasien penanganan keluhan yang telah dilakukan.
Penanganan keluhan dilakukan berdasarkan prioritas dari efek
tah
keselamatan pasien.
ru-
b. Elemen Penilaian
ba
1) Tersedia bukti klinik mensosialisasikan hak dan kewajiban
ter
pasien.
-
2) Tersedia bukti petugas menjelaskan tentang hak dan
nik
kewajiban pasien beserta keluarganya.
kli
3) Pasien mengerti dan memahami hak dan kewajibannya.
si-
4) Ada pemenuhan hak pasien berkebutuhan khusus atau
dalam kondisi khusus. ita
5) Tersedia petugas, media atau tempat untuk menyampaikan
red
dilakukan.
/p/
yang diberikan.
ps:
htt
jdih.kemkes.go.id
-23-
b. Elemen Penilaian
m l
1) Ada bukti pelaksanaan persetujuan tindakan kedokteran
.ht
dan terdokumentasi di rekam medik pasien.
un
2) Pasien atau keluarga mengetahui rencana asuhan,
diagnostik dan kemungkinan hasil asuhan yang diberikan.
tah
3. Standar 3.3 Akses Pasien Klinik (PKP 3)
ru-
Dalam Proses penerimaan pasien, klinik melakukan pendaftaran dan
ba
skrining. Pendaftaran dan skrining bertujuan untuk mengetahui
ter
kebutuhan pasien dan menilai kemampuan klinik dalam memberikan
-
nik
pelayanan.
a. Maksud dan Tujuan
kli
Klinik menetapkan prosedur skrining. Skrining bertujuan:
si-
1) Mengetahui kebutuhan pasien.
2) Mengetahui kemampuan ita
klinik dalam memberikan
red
pelayanan.
Berbagai metode skrining dapat diterapkan di klinik sesuai
ak
b. Elemen Penilaian
om
ditetapkan.
spo
jdih.kemkes.go.id
-24-
1) Status fisik;
m l
2) Psikososial-spiritual;
.ht
3) Riwayat kesehatan pasien;
un
4) Riwayat penggunaan obat; dan
5) Screening gizi pasien.
tah
Kajian ulang berisikan perkembangan pasien dan dievaluasi
ru-
secara berkala dengan menggunakan form Catatan
ba
Perkembangan Pasien Terintegrasi (CPPT).
ter
b. Elemen Penilaian
-
1) Ada bukti dilakukan kajian pasien oleh PPA dalam
nik
penetapan diagnosis yang dituangkan ke dalam rekam
kli
medis.
si-
2) Kajian awal sekurang kurangnya memuat data angka 1)
sampai angka 5) ita
3) Kajian ulang dibuat dalam bentuk CPPT dan
red
b. Elemen Penilaian
1) Ada bukti rencana asuhan oleh PPA dan terdokumentasi di
//a
jdih.kemkes.go.id
-25-
m l
pemberi asuhan.
.ht
6. Standar 3.6 Pelayanan Promotif dan Preventif (PKP 6)
un
Klinik menyediakan pelayanan kesehatan promotif, preventif, kuratif,
tah
dan rehabilitatif. Penyelenggaraan pelayanan promotif dan preventif
di klinik sesuai dengan kebutuhan pasien dan masyarakat serta
ru-
mendukung program prioritas nasional maka dilakukan pemantauan
ba
secara berkesinambungan.
ter
a. Maksud dan Tujuan
-
nik
Klinik menyelenggarakan pelayanan promotif dan preventif
sesuai dengan kebutuhan pasien dan masyarakat serta
kli
mendukung program prioritas nasional seperti pemberian
si-
edukasi baik secara langsung ataupun menggunakan media
ita
komunikasi seperti banner, leafleat, dan multi media. Kegiatan
red
promotif dan preventif dilakukan pemantauan secara
kesinambungan.
ak
b. Elemen Penilaian
ar-
secara berkala.
sta
1) Pasien emergensi;
ina
jdih.kemkes.go.id
-26-
m l
1) Pelayanan pasien dengan penyakit menular;
.ht
2) Pelayanan pasien yang menerima dialisis; dan
un
3) Pelayanan pasien yang menerima kemoterapi.
b. Elemen Penilaian
tah
1) Ada penetapan pelayanan pasien risiko tinggi pada klinik.
ru-
2) Ada bukti pelaksanaan pemberian pelayanan pada pasien
ba
risiko tinggi dan pelayanan risiko tinggi sesuai SPO yang
ter
ada.
-
nik
8. Standar 3.8 Pelayanan Anestesi dan Bedah (PKP 8)
Pelayanan anestesi dan bedah dilaksanakan sesuai standar, sesuai
kli
dengan perencanaan dan kajian secara komprehensif dan sesuai
si-
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
a. Maksud dan Tujuan ita
red
Pelayanan anestesi di klinik dilaksanakan sesuai standar dan
peraturan perundang-undangan yang berlaku. Klinik pratama
ak
meliputi:
1) Kajian pra bedah;
//a
jdih.kemkes.go.id
-27-
m l
kesehatan yang memenuhi syarat salah satunya adalah ruang
.ht
bedah yang sesuai dengan standar.
un
b. Elemen Penilaian
1) Klinik menetapkan prosedur pelayanan anestesi dan bedah
tah
sesuai kebutuhan.
ru-
2) Pelayanan anestesi dan bedah dilakukan oleh tenaga medis
ba
yang kompeten sesuai dengan ketentuan peraturan
ter
perundang-undangan.
-
3) Jenis, dosis dan teknik anestesi dan pemantauan status
nik
fisiologi pasien selama pemberian anestesi oleh petugas
kli
dicatat dalam rekam medis pasien.
si-
4) Ada bukti pelaksanaan kajian pra bedah.
5) ita
Ada bukti pelaksanaan kajian pra anestesi.
6) Ada bukti pemantauan dan evaluasi paska anestesi dan
red
bedah.
ak
jdih.kemkes.go.id
-28-
m l
dan disimpan dalam kondisi yang baik untuk mencegah
.ht
kontaminasi.
un
b. Elemen Penilaian
1) Asuhan gizi dilakukan oleh petugas yang berkompeten
tah
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
ru-
2) Disusun rencana asuhan gizi berdasarkan kajian
ba
kebutuhan gizi pada pasien sesuai dengan kondisi
ter
kesehatan dan kebutuhan pasien.
-
3) Distribusi dan pemberian makanan dilakukan sesuai jadwal
nik
dan pemesanan dan di dokumentasikan.
kli
4) Pasien dan/atau keluarga diberi edukasi tentang
si-
pembatasan diet pasien dan keamanan atau kebersihan
makanan. ita
red
10. Standar 3.10 Pemulangan dan Tindak Lanjut Perawatan (PKP 10)
Pemulangan dan tindak lanjut pasien bertujuan untuk kelangsungan
ak
b. Elemen Penilaian
ina
kriteria pemulangan.
ps:
jdih.kemkes.go.id
-29-
m l
Pelayanan Rujukan dilaksanakan apabila klinik tidak memiliki
.ht
kompetensi penanganan yang sesuai dengan kebutuhan pasien.
un
a. Maksud dan Tujuan
Jika kebutuhan pasien terhadap pelayanan tidak dapat dipenuhi
tah
oleh klinik, maka pasien harus di rujuk ke fasyankes yang
ru-
mampu menyediakan pelayanan yang berdasarkan kebutuhan
ba
pasien dan telah bekerja sama dengan klinik. Proses rujukan
ter
harus diatur dengan kebijakan dan prosedur sehingga pasien
-
dijamin memperoleh pelayanan yang dibutuhkan di tempat
nik
rujukan pada saat yang tepat.
kli
Pasien/keluarga pasien mempunyai hak untuk memperoleh
si-
informasi tentang rencana rujukan. Untuk memastikan
ita
kontinuitas pelayanan, informasi tentang kondisi pasien (kondisi
klinis pasien, prosedur dan pemeriksaan yang telah dilakukan
red
b. Elemen Penilaian
t.c
jdih.kemkes.go.id
-30-
m l
Klinik melakukan penyelenggaran pelayanan rekam medis sesuai
.ht
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Rekam medis di
un
klinik dipelihara dan terdokumentasi dengan baik
a. Maksud dan Tujuan
tah
Rekam medis adalah berkas yang berisikan catatan dan
ru-
dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan,
ba
tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada
ter
pasien. Rekam medis elektronik adalah rekam medis yang
-
dibuat dan disimpan dalam bentuk elektronik. Penyelenggaraan
nik
rekam medis dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan
kli
perundang-undangan. Isi rekam medis pada klinik disesuaikan
si-
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yaitu:
1) ita
Isi rekam medis untuk pasien rawat jalan pada sarana
pelayanan kesehatan dan untuk pasien home care yang
red
a) Identitas pasien;
ar-
e) Diagnosis;
om
klinik;
.bl
pelayanan kesehatan.
mu
c) Ringkasan pulang.
jdih.kemkes.go.id
-31-
m l
a) Identitas pasien;
.ht
b) Kondisi saat pasien tiba di fasilitas pelayanan
un
kesehatan;
c) Identitas pengantar pasien;
tah
d) Tanggal dan waktu;
ru-
e) Hasil anamnesis;
ba
f) Hasil pemeriksaan fisik dan penunjang medik;
ter
g) Diagnosis;
-
h) Pengobatan dan/atau tindakan; dan
nik
i) Ringkasan kondisi pasien sebelum meninggalkan
kli
pelayanan unit gawat darurat dan rencana tindak
si-
lanjut.
4) ita
Isi ringkasan pulang sekurang-kurangnya memuat:
a) Identitas pasien;
red
kerahasiaan pasien.
jdih.kemkes.go.id
-32-
m l
untuk jangka waktu 2 (dua) tahun terhitung dari tanggal
.ht
terakhir pasien berobat. Setelah batas waktu dilampaui, rekam
un
medis dapat dimusnahkan. Informasi tentang identitas,
diagnosis, riwayat penyakit, riwayat pemeriksaan dan riwayat
tah
pengobatan pasien harus dijaga kerahasiaannya oleh dokter,
ru-
dokter gigi, tenaga kesehatan tertentu, petugas pengelola dan
ba
penanggung jawab klinik. Penjelasan tentang isi rekam medis
ter
hanya boleh dilakukan oleh dokter atau dokter gigi yang
-
merawat pasien dengan izin tertulis pasien atau berdasarkan
nik
peraturan perundang-undangan. Penanggung jawab klinik dapat
kli
menjelaskan isi rekam medis secara tertulis atau langsung
si-
kepada pemohon tanpa izin pasien berdasarkan peraturan
perundang-undangan. ita
Penanggung jawab klinik bertanggung
jawab atas hilang, rusak, pemalsuan dan/atau penggunaan oleh
red
b. Elemen Penilaian
ar-
rekam medis.
om
jdih.kemkes.go.id
-33-
m l
serta prosedur-prosedur pelayanan laboratorium.
.ht
Laboratorium di dalam klinik tersebut wajib melakukan
un
Pemantapan Mutu Internal (PMI) dalam setiap siklus
pemeriksaan laboratorium dan mengikuti program Pemantapan
tah
Mutu Eksternal (PME) secara periodik yang diselenggarakan oleh
ru-
institusi yang ditetapkan oleh pemerintah. Penanggung jawab
ba
klinik perlu menetapkan jangka waktu yang dibutuhkan untuk
ter
melaporkan hasil tes laboratorium. Hasil pemeriksaan yang
-
segera (urgent), seperti dari unit gawat darurat diberikan
nik
perhatian khusus. Reagensia dan bahan-bahan lain yang harus
kli
ada untuk pelayanan laboratorium bagi pengguna layanan harus
si-
diidentifikasi dan ditetapkan. Semua reagensia disimpan sesuai
ita
pedoman dari produsen atau instruksi penyimpanan yang ada
pada kemasan. Sesuai dengan peralatan dan prosedur yang
red
yang dilaksanakan.
nd
b. Elemen Penilain
spo
penyimpanannya.
//a
laboratorium kritis.
htt
jdih.kemkes.go.id
-34-
m l
layanan, jika pemeriksaan laboratorium tidak dapat
.ht
dilakukan oleh klinik.
un
7) Ada bukti pelaksanaan Pemantapan Mutu Internal (PMI)
dan Pemantapan Mutu Eksternal (PME) secara berkala.
tah
14. Standar 3.14 Pelayanan Radiologi (PKP 14)
ru-
Pelayanan radiologi disediakan untuk memenuhi kebutuhan pasien.
ba
Pelayanan radiologi dikelola sesuai dengan kebijakan dan prosedur
ter
yang ditetapkan.
-
nik
a. Maksud dan Tujuan
Pelayanan radiologi di klinik disesuaikan dengan kebutuhan dan
kli
sesuai keamanan radiasi. Klinik yang memiliki pelayanan
si-
radiologi dipastikan memiliki manajemen keamanan radiasi yang
meliputi: ita
red
1) Kepatuhan terhadap standar yang berlaku dan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
ak
dan
/p/
1) Uji berkala;
2) Inspeksi berkala;
.bl
3) Pemeliharaan berkala;
na
5) Dokumentasi.
mu
b. Elemen Penilaian
ina
radiasi.
htt
jdih.kemkes.go.id
-35-
m l
Pelayanan kefarmasian dikelola sesuai dengan ketentuan peraturan
.ht
perundang-undangan. Pelayanan Kefarmasian di Klinik
un
diselenggarakan oleh ruang/ instalasi farmasi. Pelayanan
Kefarmasian di Klinik terdiri dari pengelolaan sediaan farmasi, alat
tah
kesehatan dan BMHP, serta pelayanan farmasi klinis.
ru-
a. Maksud dan Tujuan
ba
Dalam menjalankan praktik kefarmasian di klinik, apoteker
ter
harus menerapkan standar pelayanan kefarmasian sehingga
-
pelayanan yang diberikan optimal dan bermutu, mampu
nik
melindungi pasien dan masyarakat dari penggunaan obat yang
kli
tidak rasional dalam rangka keselamatan pasien (patient safety),
si-
serta menjamin kepastian hukum bagi tenaga kefarmasian.
ita
Klinik melaksanakan pengelolaan sediaan farmasi dan alat
kesehatan serta pelayanan farmasi klinik sesuai standar
red
jdih.kemkes.go.id
-36-
b. Elemen Penilaian
m l
1) Tersedia bukti pengelolaan dan pelayanan sediaan farmasi
.ht
BMHP dan alat kesehatan oleh tenaga kefarmasian sesuai
un
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
2) Tersedia daftar formularium obat klinik.
tah
3) Ada kebijakan dan atau prosedur pengadaan obat sesuai
ru-
dengan regulasi.
ba
4) Tersedia bukti dilakukan pengkajian resep dan pemberian
ter
obat dengan benar pada setiap pelayanan pemberian obat.
-
5) Tersedia bukti pemberian informasi obat dan konseling oleh
nik
Apoteker.
kli
6) Tersedia bukti rekonsiliasi obat pada pelayanan rawat inap
si-
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
7) ita
Tersedia obat emergensi pada unit-unit dimana diperlukan,
dan dapat diakses untuk memenuhi kebutuhan yang
red
kadaluarsa/rusak.
t.c
Samping Obat.
12) Ada kebijakan dan atau prosedur pemantauan dan
og
jdih.kemkes.go.id
-37-
BAB III
m l
PENUTUP
.ht
un
Penyelenggaraan akreditasi klinik sesuai dengan standar dilaksanakan
agar tercapainya peningkatan mutu pelayanan kesehatan dan keselamatan
tah
pasien serta tata kelola klinik yang baik, sehingga terwujudnya
ru-
penyelenggaraan pelayanan kesehatan di klinik yang bermutu, profesional, dan
ba
bertangggung jawab.
ter
Dengan disusunnya standar akreditasi klinik, diharapkan semua pihak
-
baik pemerintah pusat, pemerintah daerah provinsi, pemerintah daerah
nik
kabupaten/kota, klinik, lembaga penyelenggara akreditasi, maupun pemangku
kli
kepentingan lainnya dapat melaksanakan akreditasi klinik dengan efektif,
si-
efisien dan berkelanjutan.
ita
red
MENTERI KESEHATAN
ak
REPUBLIK INDONESIA,
ar-
nd
ttd.
sta
BUDI G. SADIKIN
/p/
om
t.c
spo
og
.bl
na
lya
mu
ina
//a
ps:
htt
jdih.kemkes.go.id