Anda di halaman 1dari 1

Efek Samping

Sejauh ini obat ARV yang digunakan untuk pengobatan HIV di Indonesia sendiri ada 3
golongan utama,diantaranya :

1.     NRTI (Nucleoside Reverse Transcriptase Inhibitor), seperti: Zidovudin, Lamivudin,


Abacavir, Tenofovir, Didanosine dan Emtricitabine.

2.     NNRTI (Non-Nucleoside Reverse Transcriptase Inhibitor), seperti: Evafirenz, Nevirapin


dan Rilpivirin.

3.     PI (Protease Inhibitor), seperti : Lopinavir/Ritonavir.

Pada bulan Juli 2018 WHO telah merekomendasikan dolutegravir yang merupakan obat
dari golongan kelas penghambat integrase atau Integrase Inhibitor (INIs) yang dapat digunakan
untuk pengobatan HIV sebagai alternatif pada terapi yang menggunakan efavirenz. Dengan
demikian masuknya dolutegravir makin bertambahnya jenis golongan ARV yang digunakan
khususnya di Indonesia.

Dolutegravir bekerja dengan menghambat enzim integrase sehingga tidak menyebabkan


toksisitas pada manusia karena sel manusia tidak memilki enzim integrase. Efek samping yang
umum terjadi seperti sakit kepala, mual dan diare. Tetapi proporsi dengan reaksi parah hanya
1%. Jika dibandingkan dengan efavirenz dan rejimen berbasis golongan PI, dolutegravir jarang
menyebabkan penghentian pengobatan karena efek samping. Meskipun demikian dolutegravir
masih dianggap memiliki reaksi efek samping yang berhubungan dengan neuropisikiatrik yang
menjadi alasan dari penghentian pengobatan dengan menggunakan dolutegravir.

Anda mungkin juga menyukai