Anda di halaman 1dari 3

Fenny Permatasari 12/10/2022

11191130000005
Week 6: Islam, Perang Dingin, Islamisme dan Pasca Islamisme

1. Setelah peristiwa Arab Spring dan kebangkitan Turki, partisipasi partai politik berbasis
agama menjadi fenomena yang mampu mengintegrasikan politik Islam dan demokrasi.
2. Konsep Pasca Islamisme
a. Olivier Roy
➢ Kelompok Islamis berkontribusi pada modernisasi dan sekularisasi.
➢ Kegagalan kelompok Islamis untuk memperoleh kekuasaan negara membuat
mereka mulai berpartisipasi dalam sistem politik pluralistik melalui aktivisme
partai-partai Islam dalam pemilihan umum yang demokratis.
➢ Gerakan-gerakan Islamisme sekarang lebih berorientasi nasionalis dan mulai
menghilangkan identitas ummah.
➢ Akibat globalisasi, tidak ada nilai geostrategis dari jalur Islamis. Sistem global
kontemporer hanya memberi “penghargaan” kepada mereka yang sesuai dengan
norma pasar bebas dan demokrasi daripada syariah.
➢ Re-Islamisasi kontemporer adalah praktik individu yang digunakan sebagai sarana
untuk memperoleh uang, rasa hormat, dan harga diri, serta tawar-menawar dengan
negara terpinggirkan.
b. Asef Bayat
➢ Pasca-Islamisme adalah suatu kondisi di mana kaum Islamis mempertanyakan
kemanjuran dan legitimasi ideologi mereka sendiri. Oleh karena itu mereka
melakukan transformasi cara berpikir tentang aktivisme sosial yang diilhami agama.
➢ Dengan demikian, pasca-Islamisme tidak berarti keruntuhan upaya-upaya untuk
membangun tatanan sosial Islam, bukan juga pengabaian politik Islam, melainkan
rekonstitusi kelompok Islamisme dalam bentuk yang lebih cocok untuk dunia yang
terglobalisasi.
3. Globalisasi dan Politik Muslim
a. Tiga dimensi dari globalisasi, yaitu:
➢ Saling ketergantungan struktural, politik dan kebijakan nasional dipengaruhi oleh
pengambilan keputusan di negara lain.
➢ Arus masyarakat transnasional, peningkatan jumlah dan frekuensi perpindahan
penduduk melintasi batas negara.
➢ Media dan teknologi informasi, munculnya telepon nirkabel, televisi satelit, dan
internet mempermudah manusia untuk berkomunikasi dimanapun dan kapanpun.
b. Tantangan yang dihadapi Muslim pada era kontemporer adalah munculnya berbagai
interpretasi dan praktik Islam yang semakin beragam sehingga Muslim yang tinggal di
lingkungan tertentu secara simultan akan terpapar informasi yang berbeda-beda dari
komunitas masjid lokalnya.
c. Pentingnya peran intelektual Islamis
➢ Memusatkan kembali Islam untuk menarik umat Islam agar menjadi Muslim yang
moderat, bukan menjadi militansi radikal maupun liberalisme progresif.
➢ Mendorong potensi politik yang melekat pada generasi muda Muslim, yang mana
banyak dari mereka tinggal di Barat. Mereka harus berpatisipasi dalam kehidupan
arus utama masyarakat Barat dan menginternalisasi ide-ide inti politik Islam ke
dalamnya. Pada saat yang sama mereka juga harus menolak pandangan-pandangan
yang bertentangan dengan nilai dan ajaran Islam.
Fenny Permatasari 12/10/2022
11191130000005
➢ Membangun basis sosial untuk gerakan Islam dengan mendorong pendekatan
reformis dan progresif terhadap Islam.
➢ Mengembangkan wacana keislaman kontemporer dengan tidak meninggalkan
unsur Islam tradisional melainkan memproduksinya dengan cara baru.
4. Peran Media dan Islam Populer
a. Peran media
➢ Alat yang mengizinkan perluasan sifat dan otoritas agama untuk memfasilitasi
kesesuaian dengan tatanan moral tertentu.
➢ Ruang musyawarah dan ijtihad baru sekaligus demokratisasi di bidang keagamaan.
b. Dampak media
➢ Informasi dapat diterima oleh masyarakat dalam jangkauan yang lebih luas.
➢ Semua orang dapat menyalurkan pendapatnya di ruang publik secara terbuka, juga
dapat memproduksi serta menyebarkan informasi melalui berbagai platform media.
➢ Terbukanya ruang publik yang baru ini memungkinkan untuk terciptanya beberapa
tingkat pluralisasi dalam wacana keagamaan, menurunkan hambatan partisipasi dan
mengizinkan tokoh-tokoh baru untuk mengklaim otoritas Islam.
➢ Lahirnya Islam popular: hijab fashion dan skema ritel untuk pembayaran zakat.
➢ Pada akhirnya identitas Islam tidak perlu lagi direpresentasikan sebagai institusi,
politik, ataupun ideologi melainkan sebagai pilihan individu.
c. Sampai saat ini, media yang paling signifikan di dunia Muslim adalah saluran televisi
Pan-Arab bernama Al-Jazeera yang muncul pada akhir 1990-an dan berbasis di Qatar.
5. Terdapat beberapa konsep HI yang muncul adalah konsep Pasca Islamisme. Konsep ini
dijelaskan dengan sangat terperinci pada sub-bagian pertama. Konsep lainnya yang juga
menjadi main idea dari bagian ini adalah globalisasi. Mandaville menyebutkan ada tiga
dimensi dari globalisasi, yaitu ketergantungan struktural, arus masyarakat transnasional,
serta media dan teknologi informasi.
6. Tujuan penulisan buku karya Peter Mandaville yang berjudul “Islam and Politics”
terutama pada bagian 8 dengan judul “Towards post-Islamism? Globalization and Muslim
Politics” adalah untuk menjelaskan konsep Pasca Islamisme yang mulai terlihat tanda-
tandanya sejak era globalisasi. Adapun pandangan mengenai konsep Pasca Islamisme ini
diambil dari dua tokoh, yaitu Olivier Roy dan Asef Bayat. Secara umum Roy berpendapat
bahwa upaya untuk membangun tatanan politik dan sosial Islam mulai runtuh pada era
globalisasi ini. Sedangkan Bayat berpendapat bahwa kelompok Islamis saat ini berupaya
untuk merekonstruksi Islam agar mampu beradaptasi dengan dunia Barat. Pada sub-bagian
berikutnya, Mandaville menjelaskan peran penting dari intelektual Muslim dan media
terhadap perkembangan politik Islam.
7. Pendapat saya tentang argumen penulis: buku ini memberikan penjelasan yang sangat baik
dan mudah dipahami terutama mengenai konsep Pasca Islamisme. Penulis menyajikan dua
pandangan ahli yang bertentangan. Saya pribadi lebih setuju dengan pandangan dari Asef
Bayat. Saya juga sepakat pada argumen penulis mengenai dampak media terhadap Islam di
era globalisasi ini, yakni lahirnya Islam populer yang menyebabkan identitas Islam masa
kini direpresentasikan oleh pilihan individu. Namun yang menjadi kritik saya adalah
penulis tidak menjelaskan lebih lengkap mengenai upaya apa saja yang seharusnya
dilakukan oleh intelektual Islam masa kini untuk mengembalikan politik Islam dalam
tatanan politik global.
Fenny Permatasari 12/10/2022
11191130000005
Referensi
Peter Mandaville. 2007. Islam and Politics. New York: Routledge. Chapter 8.

Anda mungkin juga menyukai