Anda di halaman 1dari 3

Fenny Permatasari 26/10/2022

11191130000005

Week 8: DUNIA ISLAM, DEMOKRASI, DAN HAK ASASI MANUSIA

1. Dalam bukunya yang berjudul “Political Islam, World Politics, and Europe”, Bassam Tibi
berpendapat bahwa western orientalist melihat ekspansionisme Islam sebagai sebuah
fenomena yang muncul dalam bentuk kekerasan. Hal ini disebabkan oleh ketidakmampuan
Barat untuk memahami ideologi yang mendasari Islamisme, Tibi juga mengkaji potensi
demokrasi dalam masyarakat di mana Islam klasik berlaku.
2. Tibi memandang aktivisme agama sebagai fakta sosial. Menurutnya jihadis adalah orang
yang percaya pada tatanan dunia baru yang mereka yakini dari aturan Allah SWT.
Selanjutnya ia juga berpendapat bahwa "agama telah dipolitisasi" dan "politik telah
menjadi agama”.
3. Daphne Burdman dalam artikel review-nya yang berjudul “The Potential of a Democratic
Islam” menyimpulkan bahwa Profesor Tibi adalah pendukung kuat dunia Muslim. Adapun
Tibi sendiri mendefinisikan dirinya sebagai seorang reformis dan Muslim yang taat. Sebab
ia mengkritik ekspansionisme dengan cara kekerasan yang dilihatnya sebagai suatu bentuk
kerusakan bagi non-Muslim dan Muslim sendiri.
4. Ekspansionisme
➢ Berbeda dengan konsep Clash of Civilizations oleh Samuel Huntington, Bassam Tibi
berpendapat bahwa "bentrokan" itu terjadi di dalam masyarakat Islam sendiri, dan
bukan antara masyarakat Islam dengan masyarakat eksternal. Di sisi lain, Tibi setuju
dengan Fukuyama yang melihat Eropa sebagai medan pertempuran baru nilai-nilai
Barat versus nilai-nilai Islam di Eropa.
➢ Tibi memandang jihadis dan Islamisme saat ini sebagai ciptaan baru. Baginya
pemahaman dunia saat ini mengenai konsep jihad adalah tradisi yang diciptakan dan
dimanipulasi. Akibatnya muncul berbagai organisasi totaliter trans-nasional yang
bertujuan untuk mengacaukan nilai-nilai Barat dan negara-negara yang demokratis,
serta menargetkan juga apa yang disebut negara-negara Islam moderat.
➢ Menurut Tibi, pertempuran (qital) atau dalam persepsi Barat disebut dengan istilah
kekerasan dianjurkan dalam Islam hanya apabila dakwah untuk ekspansi Islam
bertemu dengan oposisi. Namun pertempuran tersebut harus tunduk pada pembatasan
mengenai perlindungan orang yang tidak bersalah. Berbeda dengan perang tidak
teratur dari para jihadis masa kini yang dengan sengaja memicu teror dengan
menargetkan penduduk sipil.
➢ Tipe kedua dari Islamisme pada dasarnya adalah non-kekerasan atau disebut juga
dengan Islamisme institusional yakni melalui jalan dakwah lisan secara damai
sebagaimana ketentuan yang tertera dalam Al-Qur'an.
5. Pluralisme bukan Multikulturalisme.
Pluralisme adalah penggabungan keragaman dengan nilai-nilai dasar bersama. Sedangkan
multikulturalisme adalah penyerahkan nilai-nilai dasar dan hak berdaulat negara kepada
minoritas imigran yang otonom. Adapun yang harus dibangun adalah Euro-Islam yang
pluralistik, bukan Islamisasi Eropa. Cara-cara yang dilakukan adalah melalui pengadaan
program pendidikan dan sosial bagi pemuda imigran Muslim untuk mendorong integrasi
ke dalam arus utama masyarakat Barat.
6. Rasionalisasi Demokratisasi
Tibi berpendapat bahwa demokrasi dibutuhkan dalam krisis dunia Islam saat ini. Ia
menganjurkan reformasi Islam berdasarkan Al-Qur'an. Islam harus diinterpretasi ulang
agar sesuai dengan demokrasi dan konsep-konsep Barat tentang hak asasi manusia.
Misalnya melalui penyelenggaraan pemilu dan proses pendidikan yang bertujuan untuk
membangun masyarakat sipil berdasarkan lembaga hukum dan administrasi dengan
menghormati hak asasi manusia universal.
Fenny Permatasari 26/10/2022
11191130000005

7. Dunia Barat tidak membedakan antara Muslim tanpa ekspansionis/dakwah dengan Muslim
dari golongan Islamisme ekstrem. Isu semacam itu membuat negara Muslim yang moderat
dibingkai dalam prinsip hegemonik dari kekhalifahan Muslim di seluruh dunia.
8. Masalah penting lainnya adalah perbedaan antara keyakinan dan budaya Sunni dan Syiah.
Tibi mengakui bahwa gerakan reformasi saat ini terhalang oleh banyak hambatan. Namun
meskipun perubahan besar membutuhkan banyak waktu, dan situasi dunia saat ini
menuntut tindakan segera, perubahan yang diusulkan Bassam Tibi hanya dapat dilakukan
dari dalam Islam itu sendiri. Dengan demikian, penilaian metodis terhadap situasi saat ini
seperti yang disajikan dalam Politik Islam, Politik Dunia dan Eropa, merupakan prasyarat
penting untuk perubahan positif.
9. Terdapat beberapa konsep HI yang muncul adalah konsep pluralisme dan
multikulturalisme. Pluralisme adalah penggabungan keragaman dengan nilai-nilai dasar
bersama. Sedangkan multikulturalisme adalah penyerahkan nilai-nilai dasar dan hak
berdaulat negara kepada minoritas imigran yang otonom. Artikel ini juga membahas secara
spesifik mengenai konsep demokrasi dan hak asasi manusia, yang dalam hal ini terkait
bagaimana integrasi Islam ke dalam nilai-nilai Barat yaitu demokrasi dan hak asasi manusia
yang universal.
10. Tujuan penulisan review buku “Political Islam, World Politics, and Europe” karya Bassam
Tibi yang dilakukan oleh Daphne Burdman dalam artikelnya yang berjudul “The Potential
of a Democratic Islam” adalah untuk menjelaskan ekspansionisme Islam. Penulis
menjelaskan bahwa bentrokan yang sesungguhnya terjadi antara Muslim dengan Muslim
sendiri bukan pihak eksternal. Selanjutnya penulis menjelaskan mispersepsi yang terjadi
saat ini di kalangan dunia Barat mengenai jihad, juga mengenai pluralisme dan
multikulturalisme di mana penulis lebih cenderung pada mendorong Euro-Islam daripada
Islamisme Eropa. Terakhir penulis juga menjelaskan mengenai reformasi Islam, terutama
dalam hal integrasi Islam dalam nilai-nilai Barat seperti demokrasi dan hak asasi manusia.
Dengan catatan bahwa reformasi tersebut harus tetap sejalan dengan Al-Qur’an.
11. Pendapat saya tentang argumen penulis: artikel review ini memberikan penjelasan yang
singkat namun tetap komprehensif dari buku “Political Islam, World Politics, and Europe”
karya Bassam Tibi. Saya sepakat dengan kesimpulan yang disampaikan oleh Daphne
Burdman dalam artikel review-nya, yakni reformasi Islam secara besar-besaran
membutuhkan waktu yang Panjang sebab situasi dunia saat ini menuntut tindakan,
perubahan tersebut hanya dapat dilakukan dari dalam Islam itu sendiri.
Fenny Permatasari 26/10/2022
11191130000005

Referensi
Daphne Burdman, “The Potential of a Democratic Islam,” Book Review dari Bassam Tibi,
Routledge, 2008, Political Islam, World Politics, and Europe, Jewish Political Studies Review,
Fall, 2008, Vol. 20, No. ¾, available on https://jcpa.org/article/daphne-burdman-on-political-
islam-world-politics-and-europe-by-bassam-tibi/

Anda mungkin juga menyukai