11191130000005
1. Tantangan utama Islam dalam dunia modern adalah pada bidang hukum dan politik, yaitu
konstitusionalisme, supremasi hukum dan sistem internasional negara-bangsa, serta budaya
politik global yang merujuk pada politik Barat. Tantangan tersebut telah mengubah
dinamika politik-keagamaan Islam secara signifikan.
2. Dari perspektif agama, era globalisasi dimulai sejak para misionaris agama melakukan
ekspansi melintasi batas negara-bangsa mereka. Globalisasi di bidang keagamaan,
selanjutnya, disebut sebagai salah satu penyebab munculnya gerakan-gerakan
fundamentalisme Islam.
3. Eickelman melihat globalisasi memberikan dampak yang positif maupun negatif. Positif,
globalisasi mendorong pertumbuhan pendidikan dan diskusi tentang ajaran Islam. Negatif,
globalisasi melatar belakangi terjadinya reformasi Islam di berbagai negara akibat debat
publik di pers dan media sosial.
4. Bagi Barber, sebaliknya, globalisasi menempatkan Islam di garis depan 'Jihad versus
Dunia'. Dia melihat pengaruh globalisasi terkonsentrasi pada perjuangan anti-Barat yang
bersifat tajam dan keras. Oleh karenanya Barber tidak membedakan antara Islam dan
fundamentalisme Islam. Baginya, semua Islam adalah Jihad, yang mana jihad disini
maksudnya adalah anti-modernisme, eksklusivitas dan permusuhan terhadap “orang lain”.
5. Globalisasi dan Dinamika Islam Sebagai Agama Dunia
➢ Abad ke-17 dan 18, peningkatan transportasi laut mendorong gerakan transnasional
untuk reformisme Islam di Asia.
➢ Abad ke-19, faktor eksternal mulai masuk dalam proses ekspansi Islam melalui
penaklukan kekaisaran dan dominasi budaya bangsa. Pada abad ini, Islam menghadapi
tantangan budaya dan politik Barat melalui tiga jawaban, yaitu sekularisme Islam,
modernisme Islam, dan fundamentalisme Islam.
➢ Abad ke-20, pola lama kekuatan ekspansionis Islam tidak berubah, kecuali kaum strata
sosial atas. Pada abad ini urbanisasi meningkat, ruang publik keagamaan dan berbagai
fasilitas umum mengalami pertumbuhan yang signifikan, penyebaran pendidikan dan
literasi Islam berlangsung secara massif. Ketiga unsur tersebut sekaligus menjadi
pendorong kebangkitan Islam sendiri.
6. Modernisasi Politik, Hak Sipil, dan Islam
➢ Sejarah konstitusionalisme modern di Timur Tengah dibuka dengan pemberian hak
yang sama kepada semua rakyat Utsmaniyah tanpa memandang agama mereka melalui
dekrit kekaisaran tahun 1839 dan 1856.
➢ Pada konteks hukum, sering terjadi ketidak cocokan antara hukum negara atau
konstitusional dengan syariah. Misalnya, persamaan hak bagi minoritas agama
(dhimmi) dan hak atas kebebasan beragama.
7. Subversi Ideologi Terhadap Aturan Hukum
➢ Di dunia Arab, ideologi pertama kali muncul dalam bentuk nasionalis dan sosialis, dan
yang mana hubungannya sangat erat dengan politik modern yaitu revolusi. Partai Ba’th
(partai sosialis revolusioner Arab) adalah contoh partai yang mempunyai misi ingin
menggulingkan rezim penguasa melalui perjuangan revolusioner.
➢ Di Mesir, aturan hukum pertama kali menyerah pada ideologi. Ideologi sendiri
berdampak buruk pada negara Mesir karena memicu terjadinya Pengadilan oleh
Rakyat yang tujuannya adalah untuk 'mengamankan Revolusi'. Dengan demikian,
datangnya ideologi merupakan kemunduran besar bagi politik dan penegakan hak-hak
sipil yang baru-baru ini dikonstitusikan di negara-negara Muslim.
➢ Pada akhirnya pertumbuhan fundamentalisme Islam, yang sebagian didorong oleh
globalisasi, kemudian digabungkan dengan ideologi menghasilkan 'Islam politik'.
Fenny Permatasari LAPORAN BACAAN 3
11191130000005
Referensi
Said Amir Arjomand, Islam, Political Change and Globalization, Thesis Eleven, No. 76, 2004.