Anda di halaman 1dari 3

Fenny Permatasari LAPORAN BACAAN 3

11191130000005

Week 4 : Dunia Islam, Modernisasi, dan Globalisasi

1. Tantangan utama Islam dalam dunia modern adalah pada bidang hukum dan politik, yaitu
konstitusionalisme, supremasi hukum dan sistem internasional negara-bangsa, serta budaya
politik global yang merujuk pada politik Barat. Tantangan tersebut telah mengubah
dinamika politik-keagamaan Islam secara signifikan.
2. Dari perspektif agama, era globalisasi dimulai sejak para misionaris agama melakukan
ekspansi melintasi batas negara-bangsa mereka. Globalisasi di bidang keagamaan,
selanjutnya, disebut sebagai salah satu penyebab munculnya gerakan-gerakan
fundamentalisme Islam.
3. Eickelman melihat globalisasi memberikan dampak yang positif maupun negatif. Positif,
globalisasi mendorong pertumbuhan pendidikan dan diskusi tentang ajaran Islam. Negatif,
globalisasi melatar belakangi terjadinya reformasi Islam di berbagai negara akibat debat
publik di pers dan media sosial.
4. Bagi Barber, sebaliknya, globalisasi menempatkan Islam di garis depan 'Jihad versus
Dunia'. Dia melihat pengaruh globalisasi terkonsentrasi pada perjuangan anti-Barat yang
bersifat tajam dan keras. Oleh karenanya Barber tidak membedakan antara Islam dan
fundamentalisme Islam. Baginya, semua Islam adalah Jihad, yang mana jihad disini
maksudnya adalah anti-modernisme, eksklusivitas dan permusuhan terhadap “orang lain”.
5. Globalisasi dan Dinamika Islam Sebagai Agama Dunia
➢ Abad ke-17 dan 18, peningkatan transportasi laut mendorong gerakan transnasional
untuk reformisme Islam di Asia.
➢ Abad ke-19, faktor eksternal mulai masuk dalam proses ekspansi Islam melalui
penaklukan kekaisaran dan dominasi budaya bangsa. Pada abad ini, Islam menghadapi
tantangan budaya dan politik Barat melalui tiga jawaban, yaitu sekularisme Islam,
modernisme Islam, dan fundamentalisme Islam.
➢ Abad ke-20, pola lama kekuatan ekspansionis Islam tidak berubah, kecuali kaum strata
sosial atas. Pada abad ini urbanisasi meningkat, ruang publik keagamaan dan berbagai
fasilitas umum mengalami pertumbuhan yang signifikan, penyebaran pendidikan dan
literasi Islam berlangsung secara massif. Ketiga unsur tersebut sekaligus menjadi
pendorong kebangkitan Islam sendiri.
6. Modernisasi Politik, Hak Sipil, dan Islam
➢ Sejarah konstitusionalisme modern di Timur Tengah dibuka dengan pemberian hak
yang sama kepada semua rakyat Utsmaniyah tanpa memandang agama mereka melalui
dekrit kekaisaran tahun 1839 dan 1856.
➢ Pada konteks hukum, sering terjadi ketidak cocokan antara hukum negara atau
konstitusional dengan syariah. Misalnya, persamaan hak bagi minoritas agama
(dhimmi) dan hak atas kebebasan beragama.
7. Subversi Ideologi Terhadap Aturan Hukum
➢ Di dunia Arab, ideologi pertama kali muncul dalam bentuk nasionalis dan sosialis, dan
yang mana hubungannya sangat erat dengan politik modern yaitu revolusi. Partai Ba’th
(partai sosialis revolusioner Arab) adalah contoh partai yang mempunyai misi ingin
menggulingkan rezim penguasa melalui perjuangan revolusioner.
➢ Di Mesir, aturan hukum pertama kali menyerah pada ideologi. Ideologi sendiri
berdampak buruk pada negara Mesir karena memicu terjadinya Pengadilan oleh
Rakyat yang tujuannya adalah untuk 'mengamankan Revolusi'. Dengan demikian,
datangnya ideologi merupakan kemunduran besar bagi politik dan penegakan hak-hak
sipil yang baru-baru ini dikonstitusikan di negara-negara Muslim.
➢ Pada akhirnya pertumbuhan fundamentalisme Islam, yang sebagian didorong oleh
globalisasi, kemudian digabungkan dengan ideologi menghasilkan 'Islam politik'.
Fenny Permatasari LAPORAN BACAAN 3
11191130000005

Selanjutnya, penyebaran fundamentalisme dan ideologi politik Islam telah


menyebabkan kemerosotan tajam dalam hal toleransi.
8. Pemulihan Aturan Hukum dari Ideologi: Apakah mungkin untuk memiliki supremasi
hukum meskipun konstitusi ideologis?
Di Mesir, Mahkamah Konstitusi Agung mengambil jalan aktivisme peradilan dengan:
➢ Memasukan instrumen HAM internasional ke dalam hukum sipil Mesir.
➢ Akhirnya, Mahkamah Konstitusi Agung mempertahankan pandangan bahwa sumber
hukum negara adalah konstitusi.
➢ Lembaga tersebut juga mengklaim hak eksklusif untuk menafsirkan prinsip-prinsip
syariah tanpa mengikuti aturan yurisprudensi Islam.
➢ Terjadi dualisme hukum, dimana para ulama konsisten dengan syariah sementara
kaum pro konstitusi juga akan konsisten pada konstitusi dan hukum publik.
➢ Dualisme hukum ini menyebabkan krisis konstitusional yang berkepanjangan, yang
kemudian terjawab melalui pernyataan Khomeini tentang keunggulan hukum negara
atas syariah pada tahun 1988.
9. Globalisasi dan Kontra-Universalisme Defensif
➢ Dampak utama globalisasi terhadap Dunia Islam bukan fundamentalisme, melainkan
kontra-universalisme defensif atau modernisasi tradisi Islam.
➢ Integrasi global mendorong banyak Muslim untuk membentuk institusi universalis
namun tetap mempertahankan nilai, budaya, dan identitas mereka sendiri. Inilah yang
saat ini kita kenal sebagai OKI, yang didirikan pada tahun 1969 dan memiliki 57 negara
anggota, dengan lembaga yang mengkloning Bank Dunia, UNESCO dan Palang
Merah Internasional. Oleh karena itu, situasi Dunia Islam yang demikian dapat
dikatakan universal sekaligus juga lokal atau sub-global.
➢ Pada bidang hukum, semakin banyak intelektual Muslim yang membela hak atas
kebebasan berekspresi dengan menegaskan bahwa kebebasan beragama diperbolehkan
dalam Islam. Hal ini karena sejumlah ayat Al-Qur'an secara kuat menyiratkan suatu
bentuk 'agama kodrati' di antara umat manusia, yang secara eksplisit menyatakan 'tidak
ada paksaan dalam beragama'.
10. Terdapat beberapa konsep HI yang muncul cukup signifikan dalam bacaan ini, yaitu
liberalisme, globalisasi, dan universalisme. Globalisasi dan universalisme disebutkan
secara tersurat dalam banyak bagian pada artikel tersebut. Sedangkan untuk liberalisme
secara tersirat disebutkan, yaitu dengan membahas tentang demokrasi, supremasi hukum,
konstitusionalisme, dan hak asasi manusia (HAM). Semua poin dalam teori liberalisme
tersebut adalah nilai-nilai yang dianut oleh pemimpin negara-negara Barat dalam
menjalankan politik dalam maupun luar negeri negaranya.
11. Tujuan penulisan artikel berjudul “Islam, Political Change, and Globalization” oleh Saïd
Amir Arjomand adalah untuk menjelaskan dampak globalisasi terhadap Dunia Islam serta
proses modernisasi Islam. Penulis lebih banyak berfokus pada penjelasan terkait
persinggungan antara hukum negara dengan syariah, yang mana hal ini berkaitan dengan
esensi dari hak asasi manusia. Penulis menjelaskan transisi dari masa ke masa mengenai
hukum yang dijadikan landasan hukum utama bagi negara-negara Islam. Penjelasan itu
semua tentu dibarengi dengan berbagai peristiwa politik seperti revolusi dan konflik.
12. Pendapat saya tentang argumen penulis: Saya setuju dengan argumen penulis bahwa
tantangan terbesar Dunia Islam pada era modern ini adalah konstitusionalisme, supremasi
hukum dan sistem internasional negara-bangsa, serta budaya politik global yang merujuk
pada politik Barat. Alasannya adalah banyak dari sistem politik, hukum, nilai dan budaya
barat ini bertentangan dengan ajaran Islam. Padahal pada era modern ini, sistem
internasional (politik dan hukum) negara-bangsa merujuk pada Dunia Barat.
Fenny Permatasari LAPORAN BACAAN 3
11191130000005

Referensi
Said Amir Arjomand, Islam, Political Change and Globalization, Thesis Eleven, No. 76, 2004.

Anda mungkin juga menyukai