Anda di halaman 1dari 2

A.

Biografi Al-Jahiz

Aljahiz berasal dari keluarga Mawali Bani Kinana. Nama lengkapnya adalah Abu Usman
Amr Bahr ibn Mahbub al-Kinani al-Laitsi, lebih dikenal dengan Al-Jahiz al-Bashri. Dia
adalah seorang ilmuwan terkenal (Alim) dan murid Al-Nadzam, seorang tokoh Mu’tazilah
yang terkenal.

Seorang teolog, penulis dan ilmuwan, Al-Jahiz adalah seorang penulis yang produktif dan
tokoh kritis. Ia lahir di Bashra pada tahun 159 H/775 M dan wafat pada usia 96 tahun pada
255 H/867 M.

Nama Al-Jahiz (artinya “mata besar”) adalah gelar yang diberikan kepadanya. Menurut
sumber lain, ia dikenal sebagai Al-Jahiz karena cacat matanya, tetapi dikenal suka belajar,
membaca, dan meneliti

Dia tinggal di lingkungan keluarga yang miskin, tetapi tidak pernah kehilangan semangatnya
untuk mengetahui apa yang terjadi di sekitarnya. Dia mempelajari semua jenis ilmu
pengetahuan, termasuk masalah sosial dan budaya.

Masjid telah menjadi “markas” untuk kegiatan penelitian untuk mendiskusikan masalah
dengan rekan-rekan lainnya. Karena itu, ia dan rekan-rekannya dikenal sebagai kelompok
“Masjidiya”. Ia mempelajari berbagai bidang, dari filologi, linguistik, leksikologi, aritmatika
hingga sastra, dan kemudian melibatkan para ahli seperti Al Asma’i, Abu Ubaid dan Abu
Zayed.

Sebagai seorang yang brilian dan kritis, Al-Jazari menarik perhatian para kalangan
Mu’tazilah, yang merekrutnya untuk bergabung dengan Lingkaran Penelitian Mu’tazilah. Al
Nazam mengasuh dan membesarkan karakter Mu’tazilah, Al Jahiz tumbuh dan berkembang
menjadi karakter yang hebat.

Dia tidak hanya mahir berdebat dalam bahasa roh dengan kelompok lain tentang berbagai
topik teologis, tetapi dia juga mampu bernalar secara logis. Keterkenalannya di kalangan
Mu’tazilah menjadikannya salah satu tokoh terpenting dalam sejarah Mu’tazilah, khususnya
di kalangan masyarakat Bashrah.

Kesadaran Al-Jahiz terhadap lingkungannya membangkitkan semangat dan kemauannya


untuk melakukan berbagai penelitian dan eksperimen terhadap alam semesta. Eksplorasi
kosmiknya, bersama dengan karyanya sebagai teolog dan penulis, membuatnya mendapatkan
gelar ahli biologi (ilmuwan kehidupan), selain juga sebagai santrawan.

Anda mungkin juga menyukai