Anda di halaman 1dari 2

Kisah tentang Thomas Alva Edison

Edison lahir pada tanggal 11 Februari 1987 di Ohio, Amerika Serikat. Tak lama setelah ia lahir,
keluarganya pindah ke Port Huron di Michigan. Di kota inilah Edison tumbuh besar bersama dengan
seluruh keluarganya. Edison dikenal sebagai seorang anak yang sangat rajin dan giat serta selalu mencari
uang sendiri, ia pun melakukan banyak sekali pekerjaan, dimulai dari berjualan sayur, permen hingga
koran di stasiun kereta. Kala itu, Edison tidak sekolah seperti kebanyakan anak lainnya.

Edison waktu itu hanya sempat bersekolah selama 3 bulan saja, karena guru yang mengajarnya
mengatakan bahwa Edison tidak mampu untuk mempelajari seluruh materi yang diberikan. Edison dicap
sebagai anak yang tidak mempunyai bakat, bodoh dan sering tertinggal materi pelajaran.Meski begitu,
ibunda Edison yaitu Nancy Matthews Elliott tidak menyerah terhadap anaknya.

Nancy adalah seorang guru, sehingga ia akhirnya memutuskan untuk mengajari Edison dengan
caranya sendiri. Ia yakin bahwa Edison bukanlah anak bodoh seperti yang dikatakan oleh guru sekolah
lainnya. Dukungan dari ibunya inilah yang membuat kisah Thomas Alva Edison menjadi dikenal
diseluruh dunia. Rasa penasaran yang dimiliki oleh Edison sangatlah tinggi. Walaupun ia tidak sekolah,
Edison selalu belajar karena memang keingintahuannya akan sebuah hal sangatlah besar. Ia selalu
mencoba hal-hal baru yang tidak dipikirkan oleh anak seusianya. Terbukti ketika usianya belum masuk
masa sekolah, Edison sudah membedah hewan-hewan kecil. Tentu saja ini bukan karena ia ingin
menyiksa hewan tersebut, tapi karena rasa penasaran yang tinggi.

Riwayat Thomas Alva Edison pun dimulai semenjak ia berusia 11 tahun. Kala itu ia telah
membuat sebuah laboratorium kimia kecil di ruangan bawah tanah yang berada di rumahnya. Dari
laboratorium tersebut Edison berhasil membuat mesin telegraf pertamanya. Walaupun bentuknya
terbilang sangat primitive, tapi mesin ini masih bisa digunakan dengan sangat baik. Dia terus melakukan
berbagai percobaan-percobaan kecil. Tapi, Edison kecil kala itu menyadari bahwa ia membutuhkan
banyak uang agar bisa terus melakukan penelitian. Maka daripada itu, ia pun mulai bekerja dengan
menjual koran di stasiun kereta. Pada saat itu ia baru saja berusia 12 tahun, di mana selain menjual koran
ia juga menjual permen. Ketekunan Edison semenjak kecil memang patut dicontoh. Pada saat ia berjualan
koran dan permen, Edison tidak ingin membuang waktunya. Akhirnya ia pun meminta izin kepada stasiun
kereta api untuk bisa membuat sebuah laboratorium kecil dalam gerbong kereta. Dari sinilah ia terus
melakukan percobaan dengan membaca berbagai macam literatur di luar waktu jualan.

Di tahun 1861 sempat terjadi perang saudara antara negara bagian utara dan selatan. Pada waktu
inilah, Edison melihat sebuah peluang besar.Ia pun membeli sebuah mesin cetak tua dengan harga 12
dolar saja. Dari sinilah Edison mengangkat topik tentang perang saudara tersebut dalam sebuah koran
yang dinamai Weekly Herald. Pendapatannya pun terbilang besar disini karena mampu mencetak hingga
400 per harinya. Dalam biografinya pernah disebutkan bahwa Edison pernah mengalami kecelakaan yang
membuatnya kehilangan pendengarannya.Tapi, sekali lagi dibuktikan bahwa cedera yang ia alami ini
tidak menjadi penghambat, maka Edison menganggap bahwa ini adalah berkah. Ia jadi bisa lebih
berkonsentrasi untuk melakukan berbagai percobaan.

Pada tahun 1868, Sang Ilmuwan mendapatkan pekerjaan menjadi operator telegraf di daerah
Boston. Ketika Edison tidak sedang bekerja, ia pun melakukan berbagai macam percobaan dan akhirnya
berhasil menemukan interkom telegraf di tahun tersebut. Pada tahun 1877, seluruh peneliti telah berfokus
menemukan sumber cahaya buatan. Di mana Edison sangat tertarik untuk ikut ambil andil agar bisa
menciptakan lampu pijar. Karena pada masa itu, penerangan sangatlah dibutuhkan untuk membantu
keberlangsungan kehidupan masyarakat. Dalam percobaan ini, Thomas Alva Edison gagal 1000 kali.
Dalam membuat percobaan ini, Edison menghabiskan 40.000 dollar dan 6.000 bahan agar bisa
memecahkan masalah supaya lampu tidak terbakar ketika dialiri listrik. Setelah percobaan yang memakan
banyak waktu, 21 Oktober 1879, Edison telah berhasil menemukan lampu pijar yang bisa terus menyala
selama 40 jam.

Dari cerita singkat akan perjalanan Thomas Alva Edison, maka bisa kita simpulkan bahwa
untuk menjadi sukses perlu mengerahkan segala usaha dan waktu. Tidak hanya itu saja, tidak menyerah
adalah kunci paling penting agar bisa mencapai apa yang diinginkan.

Anda mungkin juga menyukai