Anda di halaman 1dari 2

Nama : Lailia Nabila Larasati

NIM : 4183341028

Kelas ; PSPB D 2018

RESUME VIDEO

Daerah Aliran Sungai (DAS) secara umum didefinisikan sebagai suatu hamparan


wilayah/kawasan yang dibatasi oleh pembatas topografi (punggung bukit) yang menerima,
mengumpulkan air hujan, sedimen dan unsur hara serta mengalirkannya melalui anak-anak sungai dan
keluar pada sungai utama ke laut atau danau. Bagian terkecil dari aliran sungai pada danau toba bagian
terkecilnya yaitu dash asahan. Fungsi dari aliran sungai yang kecil untuk mengumpulkan air atau
menyimpan air kemudian akan menyalurkan kembali yang di salurkan ke anak sungai lalu menjadi
sungai utama dan akhirnya akan bermuara ke danau toba. Kalau terjadi banjir karena adanya masalah di
daerah aliran sungainya, jadi ketika turun hujan jika aliran sungai berfungsi dengan baik maka air akan
berjalan dengan lancar karena di tutupi oleh vetasi sepeti pohon” dan rumputan maka tidak akan mengalir
langsung ke aliran sungai lainnya dan akhirnya ke danau toba. Pada peristiwa banjir kemarin air banjir
berwarna coklat ada sdimen, berlumpur bahkan ada batuan. Jadi dapat kita ketahui ada masalah pada
tangkapan vegetasinyaa dan ini merupakan pertanda adanya lahan terbuka. Sehingga terjadilah erosi
besar-besaran pada kemarin karena tidak ada penahan vegetatif sehingga air langsung mengalir tanpa
terkontrol. Dan dapat kita simpulkan adanya masalah pada vegetatif di daerah hulu seperti ppohon” yang
yang di tebangi, di karenakan manusia atau alam.

Faktor yang berkontrubusi terhadap banjir di DAS


a. Jumlah Curah Hujan DAS DT : 1000 – 3000/Tahun
b. Intensitas Hujan
c. Tutupan Lahan
 Berhutan Lebat : Evaporasi 25 %, Perkolasi 25%,dam Run Off 50 %
 Tidak Berhutan : Eva[porasi 10 %, Perkolasi 5 %, dan Run Off 85 %
d. Kepekaan Jenis Tanah Terhadap Erosi
 Litosol ( Sangat Peka)
 Andosol coklat (peka)
 Podsolit Coklat (peka)
e. Kemiringan Lereng
f. Tekstur Tanah
Permasalahan aktual yang saat ini dihadapi seperti perubahan fungsi lahan di kawasan hulu DAS,
yakni dari hutan menjadi lahan pertanian budi daya. Hal ini mengakibatkan berkurangnya fungsi resapan
air, meningkatnya perbedaan debit maksimum-minimum, erosi, dan juga sedimentasi. Tapi permasalahan
yang lebih mendasar belum melembaganya pengelolaan sungai secara terpadu yang mestinya tertuang
dalam pola tata ruang yang disepakati.

Air sebagai sumber daya pokok kehidupan semakin ketat diperebutkan oleh berbagai kelompok
pengguna. Kerawanan sumber daya air mewujud pada ketimpangan antara ketersediaan yang semakin
tidak sepadan dengan kebutuhan. Persoalan ini terjadi pada sisi mutu, temporal,maupun spasial. Apa yang
kita hadapi saat ini adalah implikasi dari lemahnya pengelolaan sumberdaya air. Ketidaksepadanan
pengelolaan hulu dan hilir sungai telah menyebabkan kemunduran kondisi daerah aliran sungai (DAS).
Alternatif solusi untuk pemanfaatan sumber daya air pertanian yang berkelanjutan ke depan perlunya
dibangun kelembagaan pengelolaan DAS yang terpadu. Dibutuhkan Forum DAS sebagai wadah
koordinasi multi pihak dengan berbasis komitmen yang kuat untuk mengelola ekosistem DAS secara
profesional, transparan, partisipatif, akuntabel, dan berkelanjutan.

Anda mungkin juga menyukai