NIM : 2010112008
Kelas : Hukum Pajak 3.2
Pasal 13 ayat (3) tentang UU HPP mengubah besaran sanksi administrasi sehubungan
penurunan besaran sanksi dengan diterbitkanya surat ketetapan pajak kurang bayar
(SKPKB) dalam pasal 13 ayat (3) UU KUP. Perubahan tersebut
membuat sanksi yang dikenakan dalam pasal 13 ayat (3) kini
lebih rendah dan tidak hanya berupa kenaikan.
Pasal 20A tentang UU HPP telah mengubah Pasal 20A UU KUP. Saat ini,
pengaturan penagihan pajak pemerintah mengatur ketentuan pelaksanaan bantuan penagihan
global pajak dengan negara mitra.
Pasal 27 tentang penurunan Perubahan besaran sanksi tersebut tertuang dalam pasal 25 dan
besaran sanksi terkait pasal 27 UU KUP. Adanya perubahan ini menyebabkan
permohonan keberatan pengurangan sanksi
Pasal 32 ayat (3a) tentang UU HPP telah mengubah Pasal 32 ayat (3a) UU KUP. Dimana
Ketentuan Kompetensi pemerintah mengharuskan Wajib Pajak untuk mempunyai
Tertentu Bagi Kuasa Wajib kompetensi tertentu dalam aspek perpajakan.
Pajak
Pasal 32A tenttang UU HPP telah mengubah Pasal 32A UU KUP. Dimana Menteri
penunjukan seorang pihak Keuangan berwenang untuk menunjuk pihak lain sebagai
untuk memungut pajak pemungut pajak.
Pasal 44 ayat (2j) tentang Penambahan wewenang tersebut tertuang dalam Pasal 44 ayat
penambahan Kewenangan (2j), dimana memberikan wewenang kepada pejabat pegawai
penyidik untuk menyita Harta negeri sipil (PPNS) DJP sebagai penyidik untuk melakukan
Kekayaan Tersangka Tindak penyitaan dan/atau pemblokiran harta kekayaaan tersangka
Pidana Pajak tindak pidana pajak.
Secara umum, UU HPP mengubah dan menambah beberapa
regulasi perpajakan berikut:
Mengubah UU Ketentuan Umum dan Tata Cara
Perpajakan (UU KUP)
Mengubah UU Pajak Penghasilan (UU PPh)
Mengubah UU Pajak Pertambahan Nilai Barang dan
Jasa dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (UU PPN)
Menambah program pengungkapan sukarela Wajib
Pajak
Menambah pajak karbon
Mengubah UU Cukai.