Anda di halaman 1dari 2

Islam Itu Apa????

Agama bukan keahlian dan memang tidak pantas menjadi sebuah keahlian.
Dalam Islam tidak ada pekerjaan yang disebut pendeta.
Himpunan ritual yang dilaksanakan umat Islam dan mungkin dilakukan secara
rutin dan berulang hampa dari perasaan tidak menjadi bagian dari agama
sedikitpun.
Menurut saya, tidak ada pakaian islami. Jilbab, celana panjang dan jenggot
adalah tradisi dan kebiasaan bukan hanya di kalangan umat Islam, tetapi ada
pula pada penganut agama lain seperti Budha dan Majusi, bahkan penyanyi
disko dan hippie memiliki jenggut yang lebih panjang.
Nama orang Muhammad atau Ali atau Usman tidak cukup menjadikannya
sebagai seorang muslim.
Keagamaan di KTP hanyalah sebuah kata
Berenang, bersenang-senang dan memanjakan diri, nyanyian darwis dan
syeikh digunakan oleh actor lebih bagus dari penciptanya.
Bendera, sepanduk, pedupaan, pembakar dupa dan organisasi keagamaan
kadang menyimpan konspirasi, kelicikan politik, perselisihan kepentingan dan
revolusi bukan milik agama dengan alasasn apapun.
Dengan demikian, apa itu agama?
Agama adalah kondisi hati, kesadaran dan perasaan batin akan adanya yang
gaib. Agama juga adalah persepsi yang tidak jelas, namun bersama
ketidakjelasannya itu sangat jelas bahwa di sana ada kekuatan tersembunyi,
bijak, melindungi dan tinggi yang mengatur segala yang ada.
Perasaan yang sempurna menarik bahwa di sana ada zat yang maha tinggi dan
raja diraja, tidak ada tempat untuk melarikan diri bagi orang zalim dan jahat…
kita merdeka dan bertanggung jawab, terlahir tidak sia-sia, hidup tidak
percuma dan kematian bukanlah akhir dari segalanya, melainkan pengantar
kita ke alam lain yang kita tidak tahu sampai kepada yang gaib karena kita
berasal dari yang gaib, sementara wujud kita terus berlanjut.
Perasaan inilah yang akan melahirkan rasa takut, takwa dan wara’. Perasaan
ini pula yang mendorong kita lakukan evaluasi diri, memotivasi yang
bersangkutan untuk menciptakan sesuatu yang memiliki nilai dalam hidupnya,
dan merumuskan dirinya sebagai eksistensi superior setiap saat sambil
menunggu hari pertemuan dengan Raja Agung, Raja Diraja.
Krisis eksistensi dan penderitaan kekhalifahan yang diperbaharui serta
perasaan yang terhubung dengan kehadiran untuk selamanya dari sejak lahir
hingga kematian. Kesadaran dan perasaan akan tanggung jawab,
kebijaksanaan, keindahan, pengaturan dan keseriusan adalah hakikat agama.
Ibadah-ibadah dan ketaatan-ketaatan datang sesudahnya sebagai pembuktian
dari kondisi hati. Kondisi hati itu adalah yang pokok dan ia adalah inti dan
hakikat agama.

Anda mungkin juga menyukai