Di pagi yang sejuk ini, kita semua yang hadir di tempat ini - mudah-
mudahan- adalah termasuk orang-orang yang meraih kemenangan dan
orang-orang yang jiwanya kembali suci seperti saat baru dilahirkan
oleh sang Ibu. Amin ya rabbal alamin.
Begitu juga di malam hari, saat kita merasa lelah dan letih, dan saat
diserang rasa ngantuk, kita bergegas ke masjid atau mushalla untuk
melaksanakan qiyamu ramadhan. Itu kita lakukan semata-semata
untuk meraih apa yang dijanjikan oleh Rasulullah SAW “ siapa saja yang
melaksanakan qiyamuramadhan dengan semangat keimanan dan penuh
keikhlasan maka dosa-dosa yang pernah dilakukan akan diampuni oleh Allah
SWT”.
Di hari yang fitri ini, kita semua bergembira karena saat-saat yang kita
nantikan telah tiba dan ini sesuai dengan janji Rasulullah SAW, orang
yang berpuasa mendapatkan dua kegembiraan, pertama kita usai berpuasa dan
kedua ketika berjumpa dengan Allah SWT kelak di hari kiamat. Dalam
suasana yang gembira, maka tidak boleh ada lagi di antara kita yang
bersedih karena tidak punya makanan yang bisa dimakan, sebab
diakhir-akhir ramadhan saudara-saudara kita yang fakir, miskin dan
tidak mampu telah menerima hak-nya yaitu zakat fitrah untuk
menutupi kebutuhannya, untuk itu semua harus tersenyum
menyambut hari kemenangan ini.
Dalam suasana yang fitri ini memang ada kesedihan yang tidak dapat
kita hindari terutama saat-saat kita mengingat orang tua, isteri, suami,
anak dan sanak famili yang di tahun ini tidak ikut bersama kita
merayakan hari kemenangan karena mereka telah pergi menghadap
keharibaan Allah SWT. Kelembutan tangan-tangan mereka sudah kita
tidak rasakan lagi untuk selamanya, canda, senyum dan tawa mereka
sudah kita tidak lihat lagi, panggilan kasih sayang mereka sudah kita
tidak dengar lagi, harum semerbak parfum mereka sudah kita tidak
cium lagi. Namun, kesedihan kita jangan sampai membuat kita terlena
kemudian kita lupa dengan hari kemenangan kita saat ini. Mereka yang
telah pergi meninggalkan kita tidak butuh dengan kesedihan dan
cucuran air mata kita, melainkan memerlukan doa-doa kita. Karena itu
lazimkan doa-doa buat mereka selepas solat lima waktu.
من صام رمضان وهو يح ّدث نفسه أنه إذا أفطر بعد رمض ان أن ال يعص ي
ومن صام رمضان وهو يح ّدث نفسه، هللا دخل الجنة بغير مسألة والحساب
. أنه إذا أفطر عصى ربّه فصيامه عليه مردود
Artinya : siapa saja yang berpuasa di bulan ramadhan dan dia bicara
kepada dirinya tidak akan berbuat maksiat kepada Allah setelah usai
ramadhan maka ia akan masuk surga tanpa hisab, sebaliknya siapa pun
yang berpuasa di bulan ramadhan dan dia berbicara kepada dirinya
akan kembali bermaksiat kepada Allah maka puasanya tidak diterima
oleh Allah SWT.
Begitu pula, ucapan-ucapan kita yang kita nilai tidak melukai dan
menyinggung hati dan perasaan, sikap kita yang parku meminta dan
memberi maaf, saling membenci, saling berburuk sangka, dan
perbuatan-perbuatan zalim yang kita lakukan kepada saudara, teman
dan tetangga kita, dengan kita menjalankan ibadah puasa kita
tersadarkan dengan semua itu bahwa kita telah berdosa dan hati kita
pun berkata : ya Allah, ampuni kami atas semua ini, kami akui
kesalahan kami ya Allah, ampuni kami ya Allah.
Kesadaran-kesadaran itulah yang membangkitkan dan mendorong kita
ingin segera menemui orang tua, isteri, anak dan sanak saudara, teman-
teman dan tetangga untuk berpelukan, berjabat tangan dan saling
memaafkan satu sama lain. Dengan saling memaafkan berarti kita
membuka babak baru membina kembali hubungan yang selama ini
telah porak poranda. Apabila babak baru telah dibuka maka esok, lusa
dan hari-hari yang akan datang sudah tidak ada lagi di antara kita
saling menghina, saling membenci, saling menjatuhkan, bermarah-
marahan, saling merendahkan, saling menzalimi, saling berburuk
sangka, saling melukai perasaan, saling menyakiti hati, mengambil hak
orang lain dan perbuatan-perbuatan lain yang menjadi penyebab
rusaknya hubungan keluarga dan antar sesama.
Apabila saling memaafkan hanya berlaku pada hari raya idul fitri dan
setelah idul fitri kembali bermarahan, membuang muka bila bertemu
dan sebagainya maka ibadah puasa yang dilakukannya tidak diterima
oleh Allah SWT dan prediket orang-orang terampuni, terbebaskan dari
api neraka dan orang bertaqwa otomatis tercabut… na’uzubillahi min
zalik.
Selain itu juga, marilah kita pertahankan kedekatan kita kepada Allah
SWT dengan terus menghidupkan ibadah yang kita lakukan dibulan
puasa seperti salat berjamaah, qiyamullail, tadarus Al Qur’an, salat
sunnah qabilyah dan bakdiyah, dan sebagainya. Janganlah kita menjadi
orang-orang yang taat kepada Allah SWT hanya pada bulan ramadhan
saja.