Anda di halaman 1dari 4

tarikan napas kita, menjadi bukti banyaknya rezeki yang kita terima.

Bukan
hanya rezeki lahir semata, namun rezeki batin pun terus mengalir dalam
kehidupan kita. Kesehatan, kesempatan, Islam dan iman, serta nikmat yang tak
kelihatan dalam kehidupan.
Mari kita panjatkan tahmid dan syukur ke hadirat Allah SWT atas limpahan
nikmatNya yang tiada terhingga, sehingga pada hari ini kita masih dapat
merayakan Idul Fitri 1442 H, meskipun dalam kondisi yang masih
KHUTBAH IDUL FITRI 1442 H mengharuskan kita untuk terus waspada dan berdisiplin melaksanakan protokol
1 Syawal 1442 H/2021 M kesehatan.
Shalawat dan salam mari kita mohonkan bagi nabi kita Muhammad saw,
SALING MEMAAFKAN, SALING PEDULI Keluarga dan Sahabat-sahabatnya:
UNTUK MENGGAPAI TAQWA, Allāhumma shalli ‘alā sayyidinā Muhammad wa ‘alā āli sayyidinā Muhammad.

BISSMILLAHIRRAHMANIRRAHIM
ASSALAMU ALAIKUM WR. WB.
Ma'asyiral muslimin wal muslimat jamaah shalat Idul Fitri rahimakumullah,

Ramadhan telah mengajarkan kita untuk menjadi pribadi yang paripurna.


Kemampuan kita untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas di bulan puasa,
harus senantiasa kita pupuk dan jaga. Jangan sampai bulan Ramadhan berlalu,
beriringan dengan itu intensitas ibadah kita pun ikut menjadi layu.  Oleh karena
itu, mari kita jaga semua ini, Insya Allah kita termasuk hamba-hamba yang
dosanya diampuni, karena kita telah berpuasa dengan iman dan kesadaran diri
mengharap pahala dari ilahi rabbi. Rasulullah dalam haditsnya bersabda:

Artinya: "Siapa yang berpuasa di bulan Ramadhan atas dasar keimanan dan
dilaksanakan dengan benar, maka ia diampuni dosa-dosanya yang telah lalu".
Ma'asyiral muslimin wal muslimat jamaah shalat Idul Fitri rahimakumullah, Pada tahun ini, walaupun Pandemi Covid19 sudah berlalu 1 tahun, tahun ini
Di pagi yang penuh kebahagiaan dan keberkahan, setelah satu bulan bersama kita sudah bisa melaksanakan Ibadah Ramadhan di Mesjid dan Mushalla, kita
Ramadhan, Idul Fitri pun tiba dalam kesucian dan ketakwaan. Hari di mana sudah bisa melaksanakan Sholat Idul Fitri di Lapangan Terbuka dan Tempat-
takbir berkumandang, semua diliputi rasa bahagia dan senang, setelah satu temppat yang diijinkan Oleh Pemerintah. Sebagaimana surat edaran
bulan di madrasah Ramadhan kita berjuang. Berjuang menahan haus dan Pemerintah melalui Menteri agama Republik Indonesia No. 04 Tahun 2021
dahaga, mengekang hawa nafsu yang membara, dan mendekatkan diri pada tentang Panduan Ibadah Ramadhan dan Idul Fitri tahun 1442 H/2021 M yang
Yang Kuasa. Semua itu mampu kita lewati dengan penuh keikhlasan hati, intinya dalam menjalankan Ibadan dan muamalah di Bulan Ramdhan tahun ini,
untuk meraih ridha ilahi. Tentunya semua ini haruslah senantiasa kita syukuri tetap memperhatikan dan menerapkan protocol kesehatan secara ketat baik di
sebagai hamba Allah yang tahu diri. Nikmat yang tak terhitung dalam setiap masjid maupun di tempat-tempat lainnya. Pandemi covid 19 belum berakhir,
walaupun sudah ada vaksin dan sebagaian masyarakat Indonesia sudah di Nabi SAW bersabda: Sesungguhnya agama itu mudah. Tidak seorang pun
suntik vaksin, namun kita tetap di anjurkan menerapkan protocol kesehatan berusaha untuk memaksakan dirinya (secara ekstrim) dengan ibadah di luar
secara ketat dengan memakai masker, mencuci tangan dan menjaga jarak serta kemampuannya, kecuali dia akan dikalahkan olehnya (beragamanya itu pada
menghindari kerumunan. akhirnya akan kembali kepada kemudahan dan moderat).
Sekarang mari kita gali hikmah di balik semua itu, mengapa Allah SWT Oleh sebab itu, tetaplah bersikap moderat (dalam beragama), mendekatlah
menguji kita dengan wabah virus corona, makhluk kecil yang membuat kita (kepada kesempurnaan jika memang tidak sanggup), berilah kabar gembira
dan seluruh umat manusia berada dalam situasi dan kondisi serba terbatas. (dengan moderasi agama), mintalah tolong dalam menekuni ibadah itu dengan
Tentu saja banyak hikmahnya, tapi yang terpenting di antaranya ialah: melaksanakannya pada (waktu-waktu masih bersemangat, yaitu) pagi, sore, dan
Pertama, agar kita tidak sombong. akhir malam. (Hadis Riwayat al-Bukhari)
Mari kita bermuhasabah sejenak, kita koreksi diri kita. Barangkali selama ini Ketiga, ini yang terpenting ialah agar kita sebagai keluarga berusaha menjadi
kita sering bersikap angkuh dan sombong terhadap Allah SWT. keluarga yang bahagia dunia akhirat.
Kita sering mengabaikan perintah-Nya dan melanggar larangan-Nya, bahkan Ma’asyiral muslimin wal muslimat jamaah shalat Idul Fitri rahimakumullah,
mungkin berdoa pun kita enggan.
Barangkali karena kesombongan itulah Allah SWT memberi kita ujian dengan Idul Fitri ibarat lembaran awal kertas putih. Tak ada kotoran atau noda yang
menghadapkan kita pada makhluk-Nya yang amat sangat kecil tetapi mampu menempel sehingga senantiasa bersih. Seperti air dari sumber mata air yang
memporakporandakan seluruh dunia. mengalir jernih. Kesucian ini harus kita jaga sekuat tenaga agar kertas dan air
ini tak ternoda. Mari hindari berbuat dosa, baik itu dosa antarsesama terlebih
Tentang kesombongan ini kita diperingatkan dengan sebuah Hadis Qudsi, yang dosa kepada Allah subhanahu wata’ala. Lalu bagaimana caranya? Jika kita
artinya: berbuat kesalahan dan dosa pada Allah subhanahu wa ta’ala, bertaubat menjadi
Rasulullah saw bersabda, Allah ‘Azza wa Jalla berfirman: Kesombongan itu jalannya. Kita harus beristighfar sepenuh jiwa untuk tidak mengulangi lagi
adalah selendangku, dan keagungan adalah sarungku. Siapa yang mencoba segala dosa. Sebagai wujudnya, kita harus mengiringi perbuatan dosa dengan
menyamai aku pada salah satu dari keduanya, niscaya aku lemparkan ke dalam perbuatan baik sebagai penggantinya.  Jika itu dosa pada sesama manusia,
neraka. (Hadis Riwayat Abu Daud) silaturahmi menjadi solusinya. Kata maaf harus terucap dari mulut kita dan
bersama berkomitmen untuk memulai kehidupan bersama yang lebih bahagia.
Kedua, agar kita menghayati dan menyadari bahwa ajaran Islam itu mudah. Dalam Al-Qur’an Surat Ali Imran ayat 134 Allah menegaskan, bahwa seorang
Nabi Muhammad SAW telah mengajarkan kita tentang moderasi beragama Muslim yang memiliki ketakwaan
sejak dulu. dianjurkan mengambil paling tidak satu dari 3 (tiga) sikap dari seseorang yang
telah berbuat kesalahan. Sikap itu adalah amarah ditahan, memaafkan, dan
berbuat baik terhadap orang yang berbuat kesalahan.
Artinya :  Wahai orang-orang yang beriman! Taatilah Allah dan taatilah Rasul
(Muhammad) dan ulil amri (pemegang kekuasaan) di antara kamu
Ad-Dīnu yusrun. Misalnya, saat ini, Pemerintah menganjurkan untuk shalat
tarawih di masjid meregangkan saf dan durasi Dakwah dibatasi hanya 15 menit Artinya: “(yaitu) orang yang berinfak, baik di waktu lapang maupun sempit,
dan lain sebagainya demi menjaga kemaslahatan umat dan menghindari wabah dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang
yang melanda negeri ini. lain. Dan Allah mencintai orang yang berbuat kebaikan.” 
Di bulan suci Ramadhan ini pula   Setiap umat muslim diwajibkan untuk
Moderasi dalam beragama ini diingatkan oleh Rasulullah SAW di dalam hadis mengeluarkan zakat fitrah sebelum Hari Raya Idul Fitri tiba. Karena
yang artinya: dengan zakat fitrah ini kita bisa berbagi dengan saudara-saudara kita
sesama Muslim. Bahwa zakat tidak kalah pentingnya dengan sholat. Bila sholat
adalah lambang keharmonisan hubungan vertical dengan Allah SWT, maka
zakat merupakan lambing keharmonisan hubungan horizontal sesame manusia.
Oleh sebab itu Abu Bakar ash shiddiq yang melihat antara shalat dan zakat
tidak dapat dipisahkan, sehingga dia memerangi orang yang tdak mau Ma’asyiral muslimin wal muslimat jamaah shalat Idul Fitri rahimakumullah,
membayar zakat, sebagaimana Surah Al- Baqarah ayat 110 Allah SWT Walaupun dengan kondisi saat ini yang penuh keterbatasan-keterbatasan akibat
menjelaskan kepada kita : dari Pandemi Covid19 yang belum berakhir, adanya pembatasan bagi saudara-
saudara kita yang tidak bisa berkumpul merayakan Hari kemenangan ini
bersama dengan orang tua, anak dan saudara tercinta karena adanya aturan
melarang dan membatasi Mudik di tahun 2021, kebijakan ini dilakukan oleh
Artinya : Dan laksanakanlah salat dan tunaikanlah zakat. Dan segala kebaikan pemerintah Indonesia untuk melindungi warga Negara Indonesia dari
yang kamu kerjakan untuk dirimu, kamu akan mendapatkannya (pahala) di sisi keganasan penyebaran Virus Covid 19 ini yang sudah banyak menelan korban
Allah. Sungguh, Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan. jiwa dari saudara-saudara kita serta melemahkan perekonomian bangsa
Atas dasar itulah zakat tidak boleh diandang remeh. Bila zakat ini telah Indonesia. Dengan kondisi tersebut, jangan melemahkan niat kita untuk
dibayarkan oleh seluruh umat islam, ditambah lag kesadaran yang tinggi untuk berkomunikasi Walaupun kita tidak bisa bertemu langsung dengan orang tua
bersedekah, ber infak dan berwakaf, inshaa Allah banyak saudara saudara kita kita, saudara dan anak-anak tercinta, dengan kemajuan teknolgi informasi saat
dapat merasakan kenikmatan dan kebahagiaan saat ini sebagai amal jariayah ini kita masih bisa berkomunikasi
kita kepada sesame umat islam.
Sebagaimana Rasulullah saw bersabda, yang artinya: lewat media social untuk meminta maaf kepada orang tua kita, saudara-
Apabila manusia telah meninggal dunia, maka dengan kematiannya itu saudara dan anak-anak kita.
terputuslah produksi pahalanya, kecuali pada tiga hal berikut ini: sedekah Saling memaafkan dan peka terhadap penderitaan orang lain tentunya tidak
jariah, ilmu yang dimanfaatkan, dan anak saleh yang mendoakannya. (Hadis boleh sampai melupakan kepekaan pada orang yang ada dekat di sekitar kita.
Riwayat Muslim) Terlebih sosok yang paling berjasa dalam kehidupan kita yaitu orang tua kita.
Dalam ajaran agama, orang tua adalah sosok yang mulia dan harus kita hormati
Sudah semestinya kita harus saling berbuat baik kepada sesama dengan serta sayangi selamanya. Kita harus memperlakukan mereka dengan baik
sepenuh hati. Apalagi di masa sulit seperti ini, kepekaan terhadap penderitaan karena mereka adalah ‘Jimat’ kita di dunia. Bagi mereka yang orang tuanya
orang lain harus terus disemai. Bantulah orang lain dari kesulitan yang mereka sudah meninggal dunia, ziarahilah makamnya. Panjatkan doa kepada yang
hadapi. Kepekaan sosial yang telah dilatih pada Ramadhan dengan merasakan kuasa semoga mereka diampuni dosanya dan amal ibadahnya diterima di sisi-
lapar dan dahaga harus dilanjutkan kembali. Kita harus menjadikan Idul Fitri Nya. Bagi yang orang tuanya masih dalam keadaan sehat dan masih bersama
ini sebagai momentum kebahagiaan bersama yang hakiki. kita, jagalah dan kunjungilah mereka.  Terlebih sosok ibu yang telah susah
Dalam haditsnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menyebutkan: payah melahirkan kita kedunia ini. Ia adalah sosok yang paling berjasa dan
dapat menghantarkan kita ke surga Allah yang abadi. Apa kabar Ia hari ini?
Sudahkah kita bersilaturahmi? Sudahkah kita meraih tangannya yang sudah
semakin lemah termakan hari? Ya Allah berilah kesehatan dan keberkahan
Maknanya: “Tidaklah seorang mukmin menghibur saudaranya karena musibah pada orang tua kami. Jadikanlah kami anak-anak yang berbakti dan tahu
yang menimpanya, kecuali Allah akan mengenakan kepadanya pakaian- berbalas budi.
pakaian kemuliaan di hari kiamat” (HR Ibnu Majah). Karena kita perlu sadari, sesukses apapun kita tak kan lepas dari doa orang tua.
Sebanyak apapun materi yang kita miliki tak kan bisa membalas jasa-jasa kita akan menjadi insan yang kembali suci dan mendapatkan gelar laallakum
mereka. tattaqun yaitu Gelar Taqwa, serta mendapatkan kemenangan dan keberkahan di
Ridha orang tua akan menjadi sumber kesuksesan kita. Sebaliknya hari raya idul fitri ini "Ja'alana-Llâhu minal 'âidîn wal fâizîn".
kemarahannya adalah merupakan sebuah bencana dalam kehidupan kita. Amiin..amiin..amiin.

Barakallah li wa lakum fil qurani azim wa nafa’ni waiyyakum bima fihi minal
ayati wa zikril hakim. Wa taqabbal minni wa minkum tilawatahu innahu huwa
Artinya: "Keridhaan Allah tergantung kepada keridhaan orang tua dan samiul alim…
kemarahan Allah tergantung kemarahan orang tua" 
Mari kita kenang perjuangan mereka, ketika kita masih kecil tak bisa berbuat
apa-apa. Dengan kasih sayang, mereka menggendong kita, mencium kita dan
membesarkan kita dengan penuh cinta. Bagaimana sebaliknya, ketika mereka
tergeletak sakit tak berdaya? Sempatkah kita menjenguknya? Berapa kali kita
mengusap keningnya, menyuapinya dan menggantikan pakaiannya ketika ia
terbaring sakit di atas tempat tidurnya? Rutinkah kita memeluk tubuhnya yang
semakin lemah tak berdaya sambil tersenyum sebagaimana ia lakukan di masa
kecil kita?  Oleh karenanya di hari yang penuh dengan kebahagiaan, mari kita
bersama doakan, semoga orang tua kita senantiasa diberikan keberkahan.
Semoga mereka senantiasa mendapatkan perlindungan dan kesehatan serta
kemudahan. Semoga mereka akan tetap terjaga Islam dan iman saatnya nanti
dipanggil oleh Tuhan. 
Oleh karenanya di hari yang penuh dengan kebahagiaan, mari kita bersama
doakan, semoga orang tua kita senantiasa diberikan keberkahan. Semoga
mereka senantiasa mendapatkan perlindungan dan kesehatan serta kemudahan.
Semoga mereka akan tetap terjaga Islam dan iman saatnya nanti dipanggil oleh
Tuhan. 

Ma’asyiral muslimin wal muslimat jamaah shalat Idul Fitri rahimakumullah,


Demikianlah Khutbah Idul Fitri yang dapat saya sampaikan. Semoga dapat
memberikan kemanfaatan. Dan marilah kita berdoa, semoga ibadah yang kita
lakukan di Bulan Ramadhan diterima Allah SWT dan mendapatkan ganjaran.
Semoga semua dosa kita kepada Allah dan dosa kepada sesama akan
mendapatkan ampunan. Mari saling memaafkan dan raih keberkahan, sehingga

Anda mungkin juga menyukai