Anda di halaman 1dari 3

... ‫ والصالة والسالم‬... ‫ الحمد هلل‬...

‫هللا اكبر‬ (qiyamullail), berbagi kepada jiran tetangga,


‫ فيا ايها الناس اتقوا هللا حق تقاته والتموتن‬: ‫اما بعد‬ sedekah, infaq dan zakat sehingga kita semua
tertempa baik secara pribadi maupun sosial.
‫االوانتم مسلمون‬
Puasa yang dilakukan pada Bulan
Ramadhan, mengantarkan kita menjadi pribadi
Allahu Akbar Walillahilhamd
yang bertaqwa kepada Allah ta’ala sesuai
Bersyukur kepada Allah ta’ala atas
penjelasan dalam surat al-Baqarah ayat 183.
segala nikmatnya, dengan mengucapkan
Kita berharap puasa yang kita lakukan pada
alhamdulillah, sejak terbenamnya matahari
tahun ini, bukan menjadi puasa yang bernilai
pada hari terkahir bulan Ramadhan tahun 1444
hanya “Merasa lapar dan dahaga” sehingga
H, rasa syukur tersebut terus kita balut dengan
tidak memberikan dampak apa-apa, perlu
rangkaian bacaan takbir, tahmid dan tahlil,
dicermati pesan Nabi Muhammad saw
sejak malam hari sampai pada pagi yang
“Banyak orang yang berpuasa akan tetapi
berbahagia ini, menyongsong masuknya bulan
hanya mendapatkan rasa lapar dan dahaga
Syawal (bulan Peningkatan) maka dari itu
saja” sungguh merugi sekali bulan Ramadhan
amal ibadah yang sudah kita lakukan dan kita
pergi, tetapi tidak berdampak terhadap pribadi.
rutinkan mari terus kita tingkatkan pada bulan
Setelah berakhirnya bulan Ramadhan,
selain bulan Ramadhan.
orang-orang yang bertakwa akan
Sholawat serta salam selalu
mengevaluasi diri, merefleksi diri tentang
tersampaikan kepada Nabi Muhammad saw
ketakwaan yang sudah diasah dan dididik
dengan ucapan “Allahumma solli ‘ala
selama 1 bulan penuh oleh bulan Ramadhan,
sayyidina Muhammad, wa’ala ‘ali sayyidina
setelah ini apa yang akan dilakukan dan apa
Muhammad, semoga kita semua mendapat
yang harus dipertahankan, tentunya berusaha
syafa’atnya di hari Akhir nanti, mari kita
menjaga diri agar semakin berkualitas disisi
jadikan Nabi Muhammad saw sebagai panutan
Allah ta’ala, menjaga amalan-amalan baik
dalam kehidupan kita.
wajib maupun sunah, melakukan perbuatan
Sidang solat ‘id rahimakumullah
terpuji sepertu yang sudah rutin dilakukan
Melalui mimbar ini khotib mengajak
selama bulan Ramadhan.
kepada kita semua untuk selalu meningkatkan
keimanan dan ketakwaan kepada Allah ta’ala
Allahu Akbar Walillahilhamd
dengan menjalankan semua perintahnya dan
Pada hakikatnya bulan Ramadhan
menjauhi segala larangannya.
berakhir menandakan hadirnya kesucian pada
diri, ibarat bayi yang baru lahir ke dunia,
Melalui Mimbar ini izinkan khotib akan
bersih tanpa noda, dosa-dosa hamba diampuni
menyampaikan Khutbah yang berjudul
oleh Allah ta’ala, kesucian itu sebagai bukti
“Merawat Ketakwaan Setelah Ramadhan”
ketakwaan, agar manusia semakin sempurna,
lalu memiliki sifat-sifat mulia dan akan
Allahu Akbar Walillahilhamd
menjadi karakter yang membedakannya
Bulan mulia yakni bulan Ramadhan
dengan manusia lain.
datang membawa kebaikan, ampunan dan
Maka perlu Upaya untuk membangun
rahmat bagi umat Islam, bulan Ramadhan
dan merasakan ketakwaan semakin meningkat
seolah menjadi bulan Madrasah (bulan
dan benar-benar membekas pada diri setelah
Pendidikan) karena selama 1 bulan penuh kita
berakhirnya bulan Ramadhan, dalam rangka
diajarkan tentang Ibadah baik Mahdhoh
hal tersebut mari kita cermati firman Allah
maupun ghoiru mahdhoh, Ibadah wajid
ta’ala pada surat Ali Imran ayat 133 – 155 :
maupun sunnah, Bulan Ramadhan memberi
dampak semangat berjama’ah, bangun malam
maaf, apalagi menunggu bulan-bulan tertentu
seperti bulan syawal ini, menunggu orang lain
datang untuk memohon maaf
orang yang bertakwa memilki
kelapangan hati dan kemudahan untuk
memaafkan semua kesalahan orang kepada
Pada ayat ini Allah ta’ala menegaskan, dirinya, dengan begitu akan hadir sikap ulfah
bahwa karakter orang yang bertakwa antara (lemah lembut) rahmah (kasih sayang) kepada
lain : siapapun dan penuh harapan kebaikan kepada
Pertama, Berinfak baik dalam keadaan siapa saja seraya berdo’a semoga Allah ta’ala
sempit maupun lapang, berinfak tidak melulu selalu menuntun kepada hidayah dan
harus menunggu lapang dan memiliki harta, pertolongan.
orang yang bertakwa berusaha untuk berbagi, Ke empat, berlaku baik (qaulian wa
atas rezeki yang sudah Allah berikan lalu fi’lan), pada ciri ini orang yang bertakwa
berinfaq baik dalam keadaan sempit maupun selalu menjaga lisan dan perbuatannya tetap
lapang, karena dia meyakini bahwa sesempit- pada kebaikan, menjaga lisan dan
sempitnya masalah baik ekonomi dan masalah perbuatannya agar tidak menyakiti hati orang
hidup pasti Allah ta’ala akan selesaikan, Allah lain, memberi contoh kepada anak-anak,
ta’ala akan memberikan dan menyiapkan keluarga, saudara, masyarakat dan lingkungan
solusi terbaik, pada poin ini seorang yang sekitar dengan kebaikan-kebaikan yang
bertakwa berusaha memperhatikan jiran muncul dari lisan dan tangannya, dengan
tetangga, orang fakir miskin, para dhu’afa agar penuh keyakinan “berbuat baiklah seperti
mereka terbantu atas infak yang kita keluarkan Allah berlaku baik terhadapmu” hakikat
dalam keadaan apapun. kebaikan yang dilakukan merupakan cerminan
Ke dua, Menahan amarah, orang yang atas kebaikan Allah ta’ala kepada
bertakwa tidak memiliki sikap emosional makhluknya, maka dari itu kebaikan-kebaikan
dalam menghadapi setiap permasalahan, sikap yang dilakukan oleh manusia pada hakikatnya
ini menghadirkan kebijaksanaan penuh merupakan kebaikan dari Allah swt maka
kearifan. Menahan amarah juga akan setiap kebaikan yang dilakukan hendaknya
menghadirkan sikap berbaik sangka kepada memuji kepada Allah dan sebaliknya ketika
Allah ta’ala sehingga terlatih untuk ridho keburukan yang muncul maka bermohon
menerima segala keputusan Allah kepadanya. ampun kepada Allah swr.
Menahan amarah sikap yang penting,
apalagi melihat kondisi keadaan baik dunia Allahu Akbar Walillahilhamd
nyata dan dunia maya penuh dengan tipu, isu Karakter Ke lima, orang yang bertakwa
muslihat, hoak dan dapat mengotori hati memiliki karakter ketika mereka melakukan
sehingga menyebabkan orang mudah marah perbuatan buruk dan berbuat dzalim terhadap
lalu tidak memiliki kontrol diri, tidak lah diri mereka maka mereka mengingat Allah
demikian orang yang bertakwa, mereka ta’ala (berdzikir kepada Allah) mengingat
meiliki kontrol diri karena penuh keyakinan Allah ta’ala adalah upaya untuk menggapai
bahwa Allah ta’ala akan menyelesaikan segala ketenangan dan kedamaian hakiki, bahwa
permasalahan baik dunia maupun akhirat. segala keburukan dapat dihindari dengan
Ke tiga, Memaafkan manusia, ciri orang selalu mengingat Allah kapan dan dimana
yang bertakwa adalah mudah memaafkan saja, begitu juga akan menghadirkan prilaku-
orang lain tanpa diminta, tidak perlu prilaku yang baik, karena tidak mungkin orang
menunggu orang lain datang lalu memohon yang mengingat Allah ta’ala akan melakukan
hal-hal terlarang atau perilaku buruk, oleh
karena itu orang bertakwa berupaya untuk
berdzikir kepada Allah baik diwaktu-waktu
musatajab maupun diwaktu-waktu lain, dalam
rangka memperoleh kebaikan-kebaikan,
bahkan dijelaskan dalam al-Qur’an surat an-
Nisa ayat 103 “ingatlah Allah ta’ala di waktu
berdiri, di waktu duduk, dan diwaktu
berbaring”
Ke enam, bertaubat kepada Allah, taubat
pada hakikatnya kembali kepada Allah ta’ala,
kembali kepada jalur yang benar sebagai
makhluk untuk mengabdi kepada Allah ta’ala
kemudian memakmurkan bumi dengan segala
perilaku yang baik, Nabi Muhammad saw
sebagai teladan terbaik mengingatkan bahwa
beliau adalah orang yang paling banyak
kembali kepada Allah setidaknya sehari
semalam beliau bertaubat kepada Allah
sebanyak 100 X, seharunya kit sebagai
umatnya melebihi dari pada apa yang beliau
lakukan, sebagai upaya untuk menggapai
rahmah kasih sayang Allah ta’ala.

Allahu Akbar Walillahilhamd


Jika ditanya kepada kita sudah
tertanamkah karakter-karakter tersebut diatas,
jawabannya masing-masing kita yang akan
mengetahui kadar atau ukurann ketakwaan itu,
lalu kita bersama-sama berupaya untuk
merawat dan menjaga ketakwaan yang sudah
kita raih di Bulan Ramadhan agar benar-benar
kembali kepada kesucian.
Demikian khutbah ini mudah-mudahan
bermanfaat untuk kita semua.
Amin Ya Rabbal ‘Alamin,

‫كل عام وانتم بخير‬


‫جعلنا هللا واياكم من العائدين والفائزين والمقبولين‬
‫بارك هللا لي ولكم في القرأن الكريم ونفعنا واياكم بما في))ه من‬
...... ‫االي)))ات وال)))ذكر الحكيم وتقب)))ل م)))ني ومنكم تالوت)))ه‬
‫فاستغفر هللا العظيم انه هو الغفور الرحيم‬

Khutbah ke II

Anda mungkin juga menyukai