Anda di halaman 1dari 39

PANDUAN IBADAH RAMADHAN BAB I

Editor MENYAMBUT RAMADHAN


Iman Santoso, Lc.
1. Tarhiib Ramadhan

DAFTAR ISI AlhamduliLLAH, pada tahun ini kita kembali dipertemukan oleh ALLAH SWT
dengan tamu mulia, bulan suci Ramadhan. Bulan penuh berkah, rahmat
BAB I MENYAMBUT RAMADHAN dan maghfirah, bulan diwajibkan shiyam danditurunkan Al-Qur’an sebagai
1. Tarhiib Ramadhan hidayah untuk manusia. Malam diturunkan Al-Qur’an disebut Malam
2. Penentuan Awal dan Akhir Ramadhan Kemuliaan (Lailatul Qodr) yang lebih baik dari seribu bulan. Bulan ibadah
3. Hikmah dan Manfaat Puasa dan pembinaan kaum
muslimin menuju derajat muttaqiin.
BAB II MENGHIDUPKAN RAMADHAN
1. Amaliyah Ramadhan
Persiapan Diri Secara Maksimal
2. Aspek Hukum Puasa Ramadhan
Persiapan Mental
4. Qiyam Ramadhan dan Sholat Tarawih
Persiapan mental untuk puasa dan ibadah terkait lainnya sangat penting.
5. I’tikaf
6. Lailatul Qodar Apalagi pada saat
7. Do’a Do’a Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam menjelang hari-hari terakhir, karena tarikan keluarga yang ingin belanja
8. Fiqh Wanita terkait dengan Ramadhan mempersiapkan hari raya,
9. Pedoman Orang Tua tentang Puasa bagi Anak-Anak pulang kampung dll, sangat mempengaruhi umat Islam dalam menunaikan
kekhusu’an ibadah
BAB III AMALIYAH PASCA RAMADHAN Ramadhan. Dan kesuksesan ibadah Ramadhan seorang muslim dilihat dari
1. Zakat Fitrah akhirnya. Jika akhir
2. Takbiran Ramadhan diisi dengan i’tikaf dan taqarrub yang lainnya, maka insya Allah
3. Mengisi Hari Raya Idul Fitri dia termasuk yang
3. Sholat Idul Fithri sukses dalam melaksanakan ibadah Ramadhan.
4. Panduan Mudik Persiapan ruhiyah (spiritual)
5. Shilaturrahiim dan Halal bi Halal Persiapan ruhiyah dapat dilakukan dengan memperbanyak ibadah, seperti
6. Puasa Enam hari di bulan Syawwal memperbanyak membaca
Al-Qur’an saum sunnah, dzikir, do’a dll. Dalam hal mempersiapkan ruhiyah,
PENUTUP Rasulullah shalallahu
‘alaihi wa sallam mencontohkan kepada umatnya dengan memperbanyak
puasa di bulan Sya’ban,
sebagaimana yang diriwayatkan ‘Aisyah ra. berkata:” Saya tidak melihat Ramadhan. Sehingga ketika datang Ramadhan, dia dapat beribadah secara
Rasulullah shalallahu khusu’ dan tidak
‘alaihi wa sallam menyempurnakan puasanya, kecuali di bulan Ramadhan. berlebihan atau ngoyo dalam mencari harta atau kegiatan lain yang
Dan saya tidak melihat mengganggu kekhusu’an ibadah
dalam satu bulan yang lebih banyak puasanya kecuali pada bulan Sya’ban” Ramadhan.
(HR Muslim). Merencanakan Peningkatan Prestasi Ibadah (Syahrul Ibadah)
Persiapan fikriyah Ibadah Ramadhan dari tahun ke tahun harus meningkat. Tahun depan
Persiapan fikriyah atau akal dilakukan dengan mendalami ilmu, khususnya harus lebih baik dari tahun
ilmu yang terkait ini, dan tahun ini harus lebih baik dari tahun lalu. Ibadah Ramadhan yang
dengan ibadah Ramadhan. Banyak orang yang berpuasa tidak menghasilan kita lakukan harus dapat
kecuali lapar dan merubah dan memberikan output yang positif. Perubahan pribadi,
dahaga. Hal ini dilakukan karena puasanya tidak dilandasi dengan ilmu perubahan keluarga, perubahan
yang cukup. Seorang yang masyarakat dan perubahan sebuah bangsa. Allah SWT berfirman : «
beramal tanpa ilmu, maka tidak menghasilkan kecuali kesia-siaan belaka. Sesungguhnya Allah tidak
Persiapan Fisik dan Materi mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan
Seorang muslim tidak akan mampu atau berbuat maksimal dalam berpuasa yang ada pada diri mereka
jika fisiknya sakit. Oleh sendiri » (QS AR- Ra’du 11).
karena itu mereka dituntut untuk menjaga kesehatan fisik, kebersihan Diantara bentuk-bentuk peningkatan amal Ibadah seorang muslim di bulan
rumah, masjid dan Ramadhan, misalnya;
lingkungan. Rasulullah mencontohkan kepada umat agar selama berpuasa peningkatan, ibadah puasa, peningkatan dalam tilawah Al-Qur’an, hafalan,
tetap memperhatikan pemahaman dan
kesehatan. Hal ini terlihat dari beberapa peristiwa di bawah ini : pengamalan. Peningkatan dalam aktifitas sosial, seperti: infak, memberi
• Menyikat gigi dengan siwak (HR. Bukhori dan Abu Daud). makan kepada tetangga dan
• Berobat seperti dengan berbekam (Al-Hijamah) seperti yang diriwayatkan fakir-miskin, santunan terhadap anak yatim, beasiswa terhadap siswa yang
Bukhori dan Muslim. membutuhkan dan
• Memperhatikan penampilan, seperti pernah diwasiatkan Rasulullah meringankan beban umat Islam. Juga merencanakan untuk mengurangi
shalallahu ‘alaihi wa sallam pola hidup konsumtif dan
kepada sahabat Abdullah ibnu Mas’ud ra, agar memulai puasa dengan memantapkan tekad untuk tidak membelanjakan hartanya, kecuali kepada
penampilan baik dan pedagang dan produksi
tidak dengan wajah yang cemberut. (HR. Al-Haitsami). negeri kaum muslimin, kecuali dalam keadaan yang sulit (haraj).
Sarana penunjang yang lain yang harus disiapkan adalah materi yang halal Mengutamakan Ukhuwah Islamiyah dan Persatuan Umat Islam
untuk bekal ibadah Bulan Ramadhan adalah bulah rahmat, dimana kasih sayang dan
Ramadhan. Idealnya seorang muslim telah menabung selama 11 bulan persaudaraan harus diutamakan
sebagai bekal ibadah dari yang lainnya. Ukhuwah Islamiyah adalah prinsip dari kebaikan umat
6 Islam. Sehingga ibadah
Ramadhan harus berdampak pada ukhuwah Islamiyah. Dan ukhuwah orang yang sesat.
Islamiyah ini harus terlihat Taubat bukan hanya terkait dengan meninggalkan kemaksiatan, tetapi juga
jelas dalam penentuan awal dan akhir Ramadhan dan mengsisi ibadah terkait dengan
Ramadhan. Namun demikian, pelaksanaan perintah Allah. Orang yang bertaubat masuk kelompok yang
semuanya harus tetap komitmen dengan Al-Qur’an dan Sunnah. beruntung. Allah SWT.
Diperlukan sikap bijak dari para ulama untuk bertemu dan duduk dalam berfirman: “Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-
satu majelis bersama orang yang beriman supaya
pemerintah (Departemen Agama) menentukan kesamaan awal dan akhir kamu beruntung” (QS An-Nuur 31).
Ramadhan. Tentunya Oleh karena itu, di bulan bulan Ramadhan orang-orang beriman harus
berdasarkan argumentasi ilmiyah yang kuat dan landasan-landasan yang memperbanyak istighfar dan
kokoh berdasarkan Syariat taubah kepada Allah SWT. Mengakui kesalahan dan meminta ma’af kepada
Islam. Memang perbedaan pendapat (dalam masalah furu) adalah rahmat. sesama manusia yang
Tetapi kesamaan dizhaliminya serta mengembalikan hak-hak mereka. Taubah dan istighfar
penentuan awal dan akhir Ramadhan lebih lebih dekat dari rahmat Allah menjadi syarat utama
yang diberikan kepada untuk mendapat maghfiroh (ampunan), rahmat dan karunia Allah SWT.
orang-orang yang bertaqwa. Perbedaan pendapat dalam penentuan awal “Dan (dia berkata): "Hai
dan akhir Ramadhan adalah kaumku, mohonlah ampun kepada Tuhanmu lalu bertobatlah kepada-Nya,
suatu pertanda belum terbangun kuatnya budaya syuro’, ukhuwah niscaya Dia menurunkan
Islamiyah dan pembahasan hujan yang sangat deras atasmu, dan Dia akan menambahkan kekuatan
ilmiyah dalam tubuh umat Islam, lebih khusus lagi para ulamanya. kepada kekuatanmu, dan
Ukhuwah Islamiyah dan persatuan umat Islam jauh lebih penting dari janganlah kamu berpaling dengan berbuat dosa." (QS Hud 52)
ibadah-ibadah sunnah dan Menjadikan bulan Ramadhan sebagai Syahrut Tarbiyah, Da’wah
perbedaan pendapat tetapi menimbulkan perpecahan. Bulan Ramadhan harus dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh para da’i dan
Menjadikan Ramadhan sebagai Syahrut Taubah (Bulan Taubat) ulama untuk melakukan
Bulan Ramadhan adalah bulan dimana syetan dibelenggu, hawa nafsu da’wah dan tarbiyah. Terus melakukan gerakan reformasi (harakatul
dikendalikan dengan puasa, ishlah). Membuka pintu-pintu
pintu neraka ditutup dan pintu surga dibuka. Sehingga bulan Ramadhan hidayah dan menebar kasih sayang bagi sesama. Meningkatkan kepekaan
adalah bulan yang sangat untuk menolak
kondusif untuk bertaubat dan memulai hidup baru dengan langkah baru kezhaliman dan kemaksiatan. Menyebarkan syiar Islam dan meramaikan
yang lebih Islami. masjid dengan aktifitas
7 ta’lim, kajian kitab, diskusi, ceramah dll, sampai terwujud perubahan-
Taubat berarti meninggalkan kemaksiatan, dosa dan kesalahan serta perubahan yang esensial dan
kembali kepada kebenaran. positif dalam berbagai bidang kehidupan. Ramadhan bukan bulan istirahat
Atau kembalinya hamba kepada Allah SWT, meninggalkan jalan orang yang yang menyebabkan
dimurkai dan jalan
mesin-mesin kebaikan berhenti bekerja, tetapi momentum tahunan tarhib ini dapat membangkitkan semangat beribadah kita sekalian sehingga
terbesar untuk segala jenis membuka peluang bagi
kebaikan, sehingga kebaikan itulah yang dominan atas keburukan. Dan terwujudnya Indonesia yang lebih baik, lebih aman, lebih adil dan lebih
dominasi kebaikan bukan sejahtera. Dan itu baru akan
hanya dibulan Ramadhan, tetapi juga diluar Ramadhan terwujud jika bangsa ini yang mayoritasnya adalah umat Islam kembali
Mengambil Keberkahan Ramadhan secara Maksimal kepada Syariat Allah.
Ramadhan adalah bulan penuh berkah, penuh berkah dari semua sisi
kebaikan. Oleh karena itu,
umat Islah harus mengembail keberkahan Ramadhan dari semua aktifitas 2. PENENTUAN AWAL DAN AKHIR RAMADHAN
positif dan dapat Penentuan awal dan akhir Ramadhan dapat dilakukan melalui salah satu
memajukan Islam dan umat Islam. Termasuk dari sisi ekonomi, sosial, dari tiga cara di bawah ini:
budaya dan pemberdayaan 1. Rukyatul hilal ( melihat bulan sabit )
umat. Namun demikian semua aktifitas yang positif itu tidak sampai 2. Menyempurnakan bulan sya`ban manjadi tiga puluh hari
mengganggu kekhusu’an 3. Memperkirakan bulan sabit.
ibadah ramadhan terutama di 10 terakhir bulan Ramadhan. Cara pertama: rukyatul hilal
Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam menjadikan bulan puasa sebagai Yaitu melihat hilal (bulan baru/sabit) setelah ijtima’ (konjungsi) dan setelah
bulan penuh amaliyah wujud/muncul di atas
dan aktivitas positif. Selain yang telah tergambar seperti tersebut di muka, ufuk pada ahir bulan dengan mata telanjang atau melalui alat. Cara ini
beliau juga aktif berdasarkan sabda
melakukan kegiatan sosial kemasyarakatan. Rasulullah saw. menikahkan Rasulullah saw:
putrinya (Fathimah) (ُ‫ َوالَ تُ ْف ِط ُروا حتى ت ََر ْوه‬،‫ص ْو ُموا حتَّى ت ََروا ا ْل ِهالَ َل‬
ُ َ‫)الَ ت‬.
dengan Ali RA, menikahi Hafsah dan Zainab. “Janganlah berpuasa (Ramadhan) sehingga kalian melihat hilal dan
Menjadikan Ramadhan sebagai Syahrul Muhasabah (Bulan Evaluasi) janganlah berhari raya
Dan terakhir, semua ibadah Ramadhan yang telah dilakukan tidak boleh sehingga kalian melihat hilal.” ( HR Bukhori dan Muslim)
lepas dari muhasabah atau Hadits lain menegaskan bahwa cara menentukan awal Ramadhan adalah
evaluasi. Muhasabah terhadap langkah-langkah yang telah kita perbuat dengan melihat bulan
dengan senantiasa sabit.
menajamkan mata hati (bashirah), sehingga kita tidak menjadi (‫ص ْو ُموا لِ ُرْؤ يَتِ ِه َوَأ ْف ِط ُروا لِ ُرْؤ يَتِ ِه‬
ُ ).
orang/kelompok yang selalu
” berpuasalah jika telah melihat hilal dan berharirayalah bila telah melihat
mencari-cari kesalahan orang/kelompok lain tanpa mau bergeser dari
hilal”. ( HR Bukhori
perbuatan kita sendiri yang
dan Muslim).
mungkin jelas kesalahannya.
Cara ini merupakan cara yang paling mudah dan dapat dilakukan oleh
8
semua orang sepanjang yang
Semoga Allah SWT senantiasa menerima shiyam kita dan amal shaleh
lainnya dan mudah-mudahan
berangkutan tidak termasuk cacat penglihatan. Hal ini sangat sesuai ‫ فإن غم عليكم فأآملوا‬،‫ فال تصوموا حتى تروه‬،‫الشهر تسع وعشرون ليلة‬
dengan kondisi ummat pada
‫العدة ثالثين‬
awal keisalaman dimana mayoritas kaum muslimin pada waktu itu masih
” Bulan (sya`ban) itu dua puluh sembilan malam, maka jaganlah puasa
banyak yang belum bisa
hingga kalian melihatnya
baca dan tulis.
(hilal) apabila terhalang olehmu mendung maka sempurnaan menjadi
Jumhur ulama mencukupkan bahwa hasil rukyat yang dilakukan seorang
tigapuluh malami” ( HR
muslim yang dapat
Bukhori )
dipercaya dan tidak cacat dalam agamanya (adil) dapat dijadikan sebagai
Cara ketiga: Memperkirakan bulan sabit.
landasan untuk
Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam, bersabda:
memutuskan tentang awal bulan Ramadhan. Hal itu berdasarkan hadits
Ibnu Umar dia berkata ( ‫ فإن غم عليكم‬،‫ وال تفطروا حتى تروه‬،‫ال تصوموا حتى تروا الهالل‬
bahwa ketika semua orang sedang memantau awal bulan maka sayalah ‫)فاقدروا له‬.
yang melihatnya, lalu saya “Jjanganlah berpuasa (Ramadhan) sehingga kalian melihat hilal dan
laporkan kepada Nabi kemudian Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam janganlah berhari raya
berpuasa dan menyuruh sehingga kalian melihat hilal, apabila terhalang olehmu mendung maka
seluruh kaum muslimin untuk berpuasa”. ( HR Abu Dawud, al-Baihaqi dan perkirakanlah” ( HR
ad-Daruquthni ). Bukhori dan Muslim).
Cara kedua: Menyempurnakan bulan Sya`ban manjadi tiga puluh hari Sebagian ulama, seperti; Muthrif bin Abdullah, Abul Abbas bin Suraij dan
Ketika para perukyat tidak berhasil melihat hilal pada tanggal 29 bulan Ibnu Qutaibah
Sya`ban baik keadaan langit berpendapat bahwa maksud faqduru lah adalah perkirakanlah bulan sesuai
berawan, mendung atau cerah, maka cara menentukan awal bulan dengan menzilahnya
Ramadhan dalam keadaan seperti (posisi orbitnya).
ini adalah menjadikan bilangan bulan Sya`ban menjadi tiga puluh. Pendapat Abul Abbas Ibnu Siraj dari kalangan ulama Syafi`iyyah,
Pandangan ini didasarkan kepada Sabda Nabi mengatakan bahwa orang yang
( ‫ فإن غبي عليكم فأآملوا عدة شعبان‬،‫صوموا لرؤيته وأفطروا لرؤيته‬ mengetahui awal Ramadhan melalui ilmu falaqnya, maka dia wajib
berpuasa. ( lihat al-Majmuk
‫)ثالثين‬. oleh an-Nawawi; 6/279,280).
9
Cara ketiga untuk penentuan awal bulan mengundang perhatian lebih luas
Dari Abu Hurairah Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:”
bagi para ulama
berpuasalah jika telah
kontemporer dan ahli dengan berkembangnya ilmu falaq modern.
melihat hilal dan berharirayalah bila telah melihat hilal, apabila terhalang
Sebagaimana dikutip oleh al-
oleh mendung maka
Qardhawi dalam risalah Ramadhan dimana sebagian ulama besar pada
sempurnakanlah bulan sya`ban menjadi tiga uluh hari”. (HR Bukhori dan
abad modern ini seperti
Muslim).
Ahmad Muhammad Syakir, Mustafa Zarqa` berpandangan bahwa perlunya
ummat Islam beralih
dari cara yang sederhana menuju cara yang lebih modern dan terukur Adam) meninggalkan syahwat, makan dan minumnya karena-Ku.” Orang
dalam menentukan awal bulan yang berpuasa
Ramadhan yaitu dengan berpedoman kepada ilmu falaq modern yang mendapatkan dua kesenangan, yaitu kesenangan ketika berbuka puasa
mana teori-teori yang dan kesenangan ketika
dibangun berdasarkan ilmu yang pasti dan perhitungan yang sangat teliti. berjumpa dengan Tuhannya. Sungguh, bau mulut orang berpuasa lebih
Dewan Syariah Partai Keadilan Sejahtera mengakomodir antara pendapat harum di sisi Allah
ulama salaf dan para daripada aroma kesturi." (HR Bukhari dan Muslim)
ulama kontemporer. Memanfaatkan falaq modern sebagai pendukung Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda:
melakukan rukyat hilal, dan ‫صلَّى 􀑧 ة باب 􀑧 اً يق 􀑧 ال‬ َ ‫ض َي هَّللا ُ عَنهُ عن النبي‬
ِ ‫وعن سهل بن سعد َر‬
rukyat hilal sebagai dasar utama penetapan bulan Ramadhan dan Syawal.
‫ (إن في الجن‬:‫سلَّم قال‬ َ ‫هَّللا ُ َعلَي ِه َو‬
HIKMAH DAN MANFAAT PUASA
Puasa memiliki sejumlah hikmah atau manfaat, ditinjau dari aspek ‫ أي 􀑧 ن ال 􀑧 صائمون ؟‬: ‫ يق 􀑧 ال‬،‫دخل من 􀑧 ه أح 􀑧 د غي 􀑧 رهم‬
kejiwaan, sosial, kesehatan dan 􀑧 ‫له الريان يدخل منه الصائمون يوم القيامة ال ي‬
aspek-aspek lain. ‫ق‬ ٌ ّ‫فيقومون ال يدخل منه أحد غيرهم فإذا دخلوا أغلق فلم يدخل منه أحد) ُمتَّف‬
Al-Qur’an dan Hadits menjelaskan secara menyeluruh hikmah dan manfaat ‫َعلَي ِه‬
puasa tersebut, Dari Sahl bin Sa’d RA bahwa Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
diantaranya : Sesungguhnya di surga
Puasa mempunyai kedudukan khusus di sisi Allah: ada satu pintu yang disebut Ar-Royyan. Itulah pintu yang pada hari kiamat
Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: dikhususkan bagi
10 orang-orang yang puasa. Tak ada satupun orang lain masuk dari pintu itu.
‫ 􀑧 صيام‬،‫ف‬ ٍ ‫ش ِر أ ْمثَالِ َها إلى س ْب ِع ِماَئ ِة ض ْع‬ ْ ‫سنَةُ ب َع‬ َ ‫لح‬ ِ ‫ُآ ُّل ع َم ِل ا‬
َ ‫ ا‬،ُ‫بن آ د َم له‬ Ketika itu
‫ إالَّ ال‬:‫وج َّل‬َ ‫يقو ل ا هلل ع َّز‬ berkumandang seruan: “Mana orang-orang yang puasa?” Maka mereka
pun bangkit (untuk masuk
‫فر َح 􀑧 ةٌ عنْ 􀑧 َد‬ ْ ‫ان‬ ِ 􀑧 َ‫فر َحت‬ ْ ‫ لل 􀑧 صاِئ ِم‬،‫أج ِل 􀑧 ى‬ ْ ْ‫هُ 􀑧 َرابَهُ ِم 􀑧 ن‬ dari pintu itu). Tak ada satupun orang lain yang menyertai mereka. Apabila
‫وش‬َ 􀑧 ‫ش 􀑧 ه َْوتَهُ وطَ َعا َم‬ َ َ‫ تَ 􀑧 َرك‬،‫ب 􀑧 ِه‬ ِ ‫أج 􀑧 ِزى‬ ْ ‫فَإنَّهُ لى وأن 􀑧 ا‬ mereka sudah masuk,
‫ح‬
ِ ‫ب عند هللاِ ِمنْ ِر ْي‬ُ َ‫صاِئ ِم َأ ْطي‬َّ ‫ َولَ ُخلُ ْوفُ فَ ِّم ال‬،‫فِ ْط ِر ِه وفرحةٌ عند لِقَا ِء َربِّ ِه‬ pintu itu ditutup. Jadi tak ada satupun orang lain yang masuk dari pintu itu.
‫ا ْل ِمسك‬ (HR Bukhori dan
"Setiap amal yang dilakukan anak adam adalah untuknya, dan satu Muslim).
kebaikan dibalas sepuluh kali Orang yang puasa mendapat ampunan:
lipatnya bahkan sampai tujuh ratus kali lipat, - Allah Ta'ala berfirman: “ Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
kecuali puasa, ‫سابا ً ُغفِ َر لَهُ ما تَقَ ّد َم ِمنْ َذ ْنبِ ِه‬ ْ ً ‫ضانَ إيمانا‬
َ ِ‫واحت‬ َ ‫صا َم َر َم‬
َ ْ‫ َمن‬،
sesungguhnya puasa adalah untuk-Ku dan Aku yang langsung Barang siapa melakukan puasa Ramadhan semata-mata karena keimanan
membalasnya. (Dalam puasa, anak dan mencari ganjaran,
niscaya diampuni dosa-dosanya yang telah lalu. (HR Bukhori dan Muslim)
Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda: Shiyam (puasa)
‫الصلوات الخمس والجمعة إلى الجمعة ورمضان إلى رمضان مكفرات ما‬ Shaum atau shiyam bermakna menahan (al-imsaak), dan menahan itulah
aktifitas inti dari puasa.
‫بينهن‬
Menahan makan dan minum serta segala macam yang membatalkannya
‫ رواه مسلم‬- ‫إذا اجتنبت الكبائر‬ dari mulai terbit fajar
“Sholat lima waktu, ibadah jum’at hingga jum’at berikutnya, ibadah sampai tenggelam matahari dengan diiringi niat. Jika aktifitas menahan ini
Ramadhan hingga Ramadhan dapat dilakukan dengan
berikutnya adalah penghapus dosa-dosa yang terjadi diantara waktu- baik, maka seorang muslim memiliki kemampuan pengendalian, yaitu
waktu itu asalkan dosa-dosa pengendalian diri dari segala
besar dihindari.” (HR Muslim). hal yang diharamkan Allah.
Puasa adalah perisai. Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam juga Dalam berpuasa, orang beriman harus mengikuti tuntunan Rasul saw . atau
bersabda: sesuai dengan adabadab
‫ رواه الترمذي‬- ٌ‫ص ْو ُم ُجنَّة‬
َّ ‫ال‬ Islam sehingga puasanya benar.
Puasa adalah perisai (yang melindungi pelakunya dari keburukan) Berinteraksi dengan Al-Quran
11 Ramadhan adalah bulan diturunkannya Al-Quran (QS.2:185). Pada bulan ini
Al-Qur’an benar-benar
BAB II turun ke bumi (dunia) untuk menjadi pedoman manusia dari segala macam
aktifitasnya di dunia.
MENGHIDUPKAN RAMADHAN Dan malaikat Jibril turun untuk memuroja’ah (mendengar dan mengecek)
bacaan Al-Quran dari
AMALIYAH RAMADHAN
Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam Maka tidak aneh jika Rasulullah
Dua kejadian terpenting di bulan Ramadhan adalah diwajibkannya Puasa
shalallahu ‘alaihi wa
dan turunnya Al-Qur’an.
sallam lebih sering membacanya pada bulan Ramadhan. Iman Az-Zuhri
Al-Qur’an menjadi pedoman bagi orang yang bertaqwa dan puasa
pernah berkata :”Apabila
mengantarkan orang beriman
datang Ramadhan maka kegiatan utama kita (selain shiyam) ialah
menjadi mutaqqiin. Dan amaliyah Ramdhan terfokus pada dua aktifitas
membaca Al-Quran”. Hal ini
tersebut. Sedangkan
tentu saja dilakukan dengan tetap memperhatikan tajwid dan esensi dasar
amaliah lainnya tidak lepas dari ibadah untuk mengkondisikan hati dalam
diturunkannya Al-Quran
menerima Al-Qur’an dan
untuk ditadabburi, dipahami, dan diamalkan (QS.Shod: 29).
upaya orang beriman untuk mengaplikasikan Al-Qur’an.
Pada bulan ini umat Islam harus benar-benar berinteraksi dengan Al-
Untuk lebih mengetahui Amaliyah Ramadhan, maka kita harus melihat dan
Qur’an untuk meraih
mencontoh amaliyah
keberkahan hidup dan meniti jenjang menuju umat yang terbaik dengan
Rasulullah saw. di bulan Ramadhan. Dibawah ini Amaliyah yang dilakukan
petunjuk Al-Qur’an.
Rasulullah saw.
Berinteraksi dalam arti hidup dalam naungan Al-Qur’an baik secara tilawah
dibulan Ramadhan:
(membaca), tadabbur
(memahami), hifzh (menghafalkan), tanfiidzh (mengamalkan), ta’liim yang bertaubat ? Siapa yang meminta ? Siapa yang memanggil, sampai
(mengajarkan) dan tahkiim waktu shubuh (HR
(menjadikannya sebagai pedoman). Rasulullah saw . bersabda: Muslim)
12 • Memperbanyak istighfar pada waktu sahur. Allah Ta’ala berfirman, “Dan
ُ‫َخ ْي ُرُآ ْم َمنْ تَ َعلّ َم القُ ْرآنَ َو َعلّ َمه‬ waktu sahur mereka
“ Sebaik-baiknya kamu orang yang mempelajari Al-Qur’an dan yang memohon ampun”.
mengajarkannya” • Mencari waktu mustajab pada hari Jum’at, yaitu disaat-saat terakhir pada
Qiyam Ramadhan (Shalat Terawih) sore hari Jum’at.
Ibadah yang sangat ditekan Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam di • Duduk untuk dzikir, do’a dan istighfaar di masjid, yaitu setelah
malam Ramadhan adalah menunaikan sholat Shubuh
Qiyamu Ramadhan. Qiyam Ramadhan diisi dengan sholat malam atau yang sampai terbit matahari. Sebagaimana disebutkan dalam hadits:”
biasa dikenal dengan Barangsiapa shalat Fajar
sholat tarawih. Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: berjama’ah di masjid, kemudian tetap duduk berdzikir hingga terbit
matahari, lalu sholat dua
‫سابا ً ُغفِ َر لهُ ما تَق ّد َم ِمنْ َذ ْنبِ ِه‬ ْ ً ‫" َمنْ قا َم َر َمضانَ إيمانا‬
َ ِ‫واحت‬ rakaat, maka seakan-akan ia mendapat pahala haji dan umrah dengan
“ Barang siapa yang melakukan qiyam Romadon dengan penuh iman dan
sempurna, sempurna dan
perhitungan, maka
sempurna” (HR At-Tirmidzi)
diampuni dosanya yang telah lalu” (Muttafaqun ‘aliahi)
Shodaqoh, Infak dan Zakat
Memperbanyak Dzikir, Do’a dan Istighfar
Rasulullah saw. adalah orang yang paling pemurah dan dibulan Ramadhan
Bulan Ramadhan adalah bulan dimana kebaikan pahalanya
beliau lebih pemurah
dilipatgandakan, oleh karena itu jangan
lagi. Kebaikan Rasulullah saw. di bulan Ramadhan melebihi angin yang
membiarkan waktu sia-sia tanpa aktifitas yang berarti. Diantara aktifitas
berhembus karena begitu
yang sangat penting dan
cepat dan banyaknya. Dalam sebuah hadits disebutkan :
berbobot tinggi, namun ringan dilakukan oleh umat Islam adalah
memperbanyak dzikir, do’a dan ‫أفضل الصدقة صدقة رمضان‬
istighfar. Bahkan do’a orang-orang yang berpuasa sangat mustajab, maka “Sebaik-baiknya sedekah yaitu sedekah di bulan Ramadhan’ (HR Al-
perbanyaklah berdo’a Baihaqi, Alkhotib dan At-
untuk kebaikan dirinya dan umat Islam yang lain, khususnya yang sedang Turmudzi)
ditimpa kesulitan dan Dan salah satu bentuk shodaqoh yang dianjurkan adalah memberikan
musibah. ifthor (santapan berbuka
Do’a dan istighfaar pada saat mustajab adalah: puasa) kepada orang-orang yang berpuasa. Seperti sabda beliau:
• Saat berbuka ً ‫صاِئ ِم شيئا‬
ّ ‫أج ِر ال‬ ُ ُ‫ط َر صاِئما ً آانَ لهُ م ْث ُل أج ِر ِه َغ ْي َر أنّهُ ال يَ ْنق‬
ْ ْ‫ص ِمن‬ ّ ‫"من ف‬
• Sepertiga malam terakhir, yaitu ketika Allah SWT. turun ke langit dunia 13
dan berkata:” Siapa “Barangsiapa yang memberi ifthor kepada orang-orang yang berpuasa,
maka ia mendapat pahala
senilai pahala orang yang berpuasa itu, tanpa mengurangi pahala orang “ Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam ketika memasuki sepuluh hari
yang berpuasa tersebut” terakhir menghidupkan
(HR. Ahmad, Turmudzi dan Ibnu Majah). malam harinya, membangunkan keluarganya dan mengencangkan ikat
Menuntut Ilmu dan Menyampaikannya pinggangnya” (HR Bukhari
Bulan Ramadhan adalah saat yang paling baik untuk menuntut ilmu ke- dan Muslim).
Islaman dan mendalaminya. Mencari Lailatul Qadar
Karena di bulan Ramadhan hati dan pikiran sedang dalam kondisi bersih Lailatul Qodar (malam kemuliaan) merupakan salah satu keistimewaan
dan jernih sehingga sangat yang Allah berikan kepada
siap menerima ilmu-ilmu Allah SWT. Maka waktu-waktu seperti ba’da umat Islam melalui Rasulnya shalallahu ‘alaihi wa sallam Malam ini nilainya
shubuh, ba’da dhuhur dan lebih baik dari seribu
menjelang berbuka sangat baik sekali untuk menuntut ilmu. Pada saat yang bulan biasa. Ketika kita beramal di malam itu berarti seperti beramal dalam
sama para ustadz dan seribu bulan.
da’i meningkatkan aktifitasnya untuk berdakwah menyampaikan ilmu Malam kemuliaan itu waktunya dirahasiakan Allah SWT. oleh karena itu
kepada umat Islam yang lain. Rasulullah shalallahu
Umrah ‘alaihi wa sallam menganjurkan untuk mencarinya. Rasulullah shalallahu
Umrah pada bulan Ramdhan juga sangat baik dilaksanakan, karena akan ‘alaihi wa sallam
mendapatkan pahala yang bersabda:
berlipat-lipat, sebagaimana yang disebutkan dalam hadits Rasulullah “Carilah di sepuluh terakhir bulan Ramadhan, dan carilah pada hari
kepada seorang wanita dari kesembilan, ketujuh dan
Anshor yang bernama Ummu Sinan : “Agar apabila datang bulan kelima”. Saya berkata, wahai Abu Said engkau lebih tahu tentang
Ramadhan, hendaklah ia bilangan”. Abu said berkata
melakukan umrah, karena nilainya setara dengan haji bersama Rasulullah :”Betul” . “Apa yang dimaksud dengan hari kesembilan, ketujuh dan
saw. ”.(HR.Bukhari dan kelima”. Berkata:” Jika
Muslim). sudah lewat 21 hari, maka yang kurang 9 hari, jika sudah 23 yang kurang 7
I’tikaf dan jika sudah lewat 5
I’tikaf adalah puncak ibadah di bulan Ramadhan. Dan ‘Itikaf adalah tetap yang kurang 5” (HR Ahmad, Muslim, Abu Dawud dan Al-baihaqi)
tinggal di masjid Ketika kita mendapatkannya, Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam
taqqorrub kepada Allah dan menjauhkan diri dari segala aktifitas mengajarkan kita untuk
keduniaan. membaca doa berikut:
Dan inilah sunnah yang selalu dilakukan Rasulullah pada bulan Ramadhan, ِّ ‫ب ا ْل َع ْف َو فَاعْفُ ع‬
‫َنى‬ ُ ‫اللَّه َّم إنَّكَ َعفُ ٌو ت ُِح‬
disebutkan dalam 14
hadits : Menjaga Keseimbangan dalam Ibadah
َ‫ش َّد ِمْئزَ َرهُ َوَأ ْحيَا لَ ْيلَهُ َوَأ ْيقَظ‬ ْ ‫سلَّ َم ِإ َذا د ََخ َل ا ْل َع‬
َ ‫ش ُر‬ َ ‫َآانَ النَّبِ ُّي‬
َ ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو‬ Keseimbangan dalam beribadah adalah sesuatu yang prinsip, termasuk
‫َأ ْهلَه‬ melaksanakan ibadahibadah
mahdhoh di bulan Ramadhan. Kewajiban keluarga harus ditunaikan, begitu 2. Menahan diri dari hal hal yang bisa membatalkan puasa, seperti makan,
juga kewajiban minum, bersetubuh
sosial lainnya. Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam senantiasa menjaga dengan istri, mulai terbit fajar sampai terbenamnya matahari.
keseimbangan, Hal hal yang membolehkan seseorang untuk berbuka puasa :
walaupun beliau khusu’dalam beribadah di bulan Ramadhan, tetapi tidak 1. Safar
mengabaikan harmoni 2. Sakit.
dan hak-hak keluarga. Seperti yang diriwayatkan oleh istri-istri beliau, 3. Mengandung dan menyusui.
Aisyah dan Ummu Salamah 4. Jompo, atau usia lanjut.
RA, Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam adalah tokoh yang paling baik 5. Kehausan dan kelaparan, yang melampaui batas
untuk keluarga, dimana Hal hal yang disunnahkan dalam berpuasa :
selama bulan Ramadhan tetap selalu memenuhi hak-hak keluarga beliau. 1. Sahur walaupun dengan seteguk air,
Bahkan ketika Rasulullah 2. Menyegerakan berbuka.
berada dalam puncak praktek ibadah shaum yakni I’tikaf, harmoni itu tetap 3. Berdo'a ketika akan berbuka.
terjaga. 4. Menahan anggota tubuh untuk tidak melakukan hal hal yang bisa
ASPEK HUKUM PUASA RAMADHAN mengurangi pahala puasa.
Syarat syaratnya puasa Ramadhan : 15
Puasa Ramadhan wajib dilakukan bagi seseorang yang memenuhi lima 5. Berusaha untuk mandi janabah atau mandi setelah haidh atau nifas
syarat : sebelum fajar, agar puasanya
1. Islam sejak pagi sudah dalam keadaan suci, walaupun jika mandinya dilakukan
2. Baligh setelah fajar tetap
3. Berakal puasanya dianggap sah.
4. Mukim 6. Memberi makan pada orang lain untuk berbuka puasa, baik makanan
5. Sehat. ringan, minuman atau
6. Tidak dalam keadaan haidh atau nifas. lainnya, walaupun yang lebih utama adalah yang mengenyangkan.
Rukun Puasa : 7. I'tikaf, terutama pada sepuluh hari yang terakhir di bulan Ramadhan.
1. Niat, puasa dianggap tidak sah tanpa disertai dengan niat yang dilakukan Hal hal yang dimakruhkan ketika berpuasa :
di malam hari 1. Puasa wishol (dua hari bersambung tanpa berbuka).
sebelum terbitnya fajar. Sebagaimana sabda Nabi Muhammad Shallallahu 2. Melakukan hubungan mesra dengan istri tanpa bersetubuh, seperti
'Alaihi Wa mencium, meraba, dan lain
Sallam : lain, karena dikhwatirkan bisa mengeluarkan air mani yang bisa
" ‫" إنما األعمال بالنيات‬ membatalkan puasa, dan
"Sesungguhnya amal perbuatan itu tergantung pada niatnya" HR. Bukhori dikhawatirkan jatuh dalam persetubuhan yang haram untuk dilakukan,
dan Muslim. yang bisa memberatkan
dalam hukuman.
3. Berlebih lebihan dalam melakukan hal yang mubah, seperti mencium 7. Makan, minum dan bersetubuh dengan meyakini bahwa matahari sudah
wangi wangian disiang terbenam atau fajar
hari bulan Ramadhan. belum terbit, ternyata sebaliknya, matahari belum terbenam atau fajar
4. Mencicipi makanan, karena dikhawatirkan bisa tertelan dan bisa sudah terbit. Dalam
tercampur ludah yang keadaan seperti ini batallah puasa dan baginya wajib mengqodhonya di
kemudian tertelan. kemudian hari.
5. Berkumur dan istinsyaq (menghirup air dengan hidung) secara Yang membatalkan puasa dan mengharuskan qodho dan kaffarah
berlebihan, karena dikhwatirkan Jima' atau bersetubuh di siang hari bulan Ramadhan, dengan sengaja,
bisa tertelan yang mengakibatkan puasanya menjadi batal. walaupun tanpa
Hal hal yang bisa membatalkan puasa : mengeluarkan air mani, dan kewajiban ini berlaku bagi keduanya, laki laki
yang membatalkan puasa dan mengharuskan untuk qodho: dan wanita.
1. Makan dan minum dengan sengaja, jika makan dan minum itu dilakukan Seperti yang terjadi pada seorang badui yang datang pada Nabi dan
tidak dengan menceritakan bahwa ia telah
sengaja, seperti lupa atau dalam paksaan, maka tidak membatalkan puasa, melakukan hubungan suami istri, maka kemudian Nabi mewajibkan ia
dan tidak untuk membayar kaffarah,
mengharuskan untuk diqodho. "Barang siapa yang lupa sedangkan ia yaitu secara berurutan; memerdekakan budak, jika tidak mampu puasa dua
sedang berpuasa, bulan berturut turut, dan
kemudian ia makan atau minum, maka teruskan puasanya, karena ia telah jika tidak mampu memberi makan 60 orang miskin. (HR. Jama'ah dari Abi
diberi makanan Hurairah. Lihat : Nailul
dan minuman oleh Allah swt." (HR Jamaah) Author 4/214)
2. Minuman atau obat obatan yang bisa berfungsi seperti makanan, seperti 16
infus, vitamin, dan PANDUAN QIYAM DAN SHALAT TARAWIH
lainnya. Qiyam Ramadhan dan salat tarawih hukumnya sangat dianjurkan oleh
3. Muntah dengan sengaja, jika muntah tanpa sengaja maka puasanya Rasulullah (sunnah
tidak batal, dan tidak muaqqadah), bahkan beliau tidak pernah meninggalkannya, namun dalam
wajib diqodho. peaksanaannya seringkali
4. Haidh dan nifas walaupun sedikit dan terjadi sesaat menjelang dapat mengganggu ukhuwwah Islamiyyah yang hukumnya adalah wajib.
terbenamnya matahari. Hal itu disebabkan oleh
5. Istimna', yaitu mengeluarkan air mani dengan sengaja, baik dengan beberapa perbedaan yang terkait dengan pelaksanaannya. Panduan ini
onani, menghayal, atau diharapkan agar ummat Islam
mencium istrinya. dapat memahami berbagai aspek dan alasan perbedaannya. Saling
6. Memasukkan sesuatu yang bukan makanan pokok melalui lobang yang memahami dan menghormati
bisa sampai pada dalam melaksanakan qiyam Ramadhan dengan tetap menjaga rasa
perut besar, seperti gula, garam, mentega, dan lain lain. ukhuwwah Islamiyyah.
Anjuran Melaksanakan Qiyam dan Tarawih di bulan Ramadhan
Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: ‘Aisyah lainnya ditegaskan tidak adanya pembedaan oleh Nabi SAW
‫ق 􀑧 و ُل‬ ُ َ‫ي 􀑧 ْأ ُم َر ُه ْم بِ َع ِزي َم 􀑧 ٍة َوي‬ َ ْ‫صلَّى هَّللا َعلَ ْي ِه 􀑧 ِر َأن‬ ُ ‫َآانَ َر‬
َ ِ ‫سو ُل هَّللا‬ tentang jumlah rakaat shalat
malam baik di dalam maupun di luar Ramadhan. Namun riwayat ini
‫ضانَ ِمنْ َغ ْي‬ َ ‫ب فِي قِيَ ِام َر َم‬ ُ ‫سلَّ َم يُ َر ِّغ‬
َ ‫َو‬ nampak pada konteks yang
‫سابًا ُغفِ َر لَهُ َما تَقَ َّد َم ِمنْ َذ ْنبِ ِه‬َ ِ‫احت‬ ْ ‫ضانَ ِإي َمانًا َو‬َ ‫َمنْ قَا َم َر َم‬ lebih umum yaitu shalat malam. Hal itu terlihat pada kecenderungan para
“Dari Abu Hurairah menceritakan, bahwa Nabi SAW sangat menganjurkan ulama yang meletakkan
qiyam Ramadhan riwayat ini pada bab shalat malam secara umum, misalnya imam Bukhari
dengan tidak mewajibkannya. Kemudian Nabi SAW bersabda:”Siapa saja meletakkannya pada bab
yang mendirikan shalat shalat tahajud, imam Malik dalam Muwatha’ pada bab shalat Witir Nabi
di malam Ramadhan penuh dengan keimanan dan harapan maka ia shalallahu ‘alaihi wa
diampuni dosa-dosa yang telah sallam ( lihat Fathul Bari 4/250; Muwatha’ dalam Tanwir Hawalaik: 141).
lampau “(Muttafaq ‘alaihi, lafazh imam Muslim dalam shahihnya: 6/40) Hal tersebut memunculkan perbedaan dalam jumlah rakaat Tarawih yang
Pemberlakuan Jamaah Shalat Tarawih berkisar dari 11, 13, 21,
Pada awalnya shalat Tarawih dilaksanakan Nabi SAW dengan sebagian 23, 36, bahkan 39 rakaat.
sahabat secara berjamaah di Akar persoalan ini sesungguhnya kembali pada riwayat-riwayat sbb:
masjidnya, namun setelah berjalan tiga malam, Nabi SAW membiarkan Hadits Aisyah :
para sahabat melakukan
Tarawih secara sendiri-sendiri. Hingga suatu kemudian ketika Umar bin
َ‫ضانَ َوال فِي َغ ْي ِر ِه َعلَى ِإ ْحدَى َعش َْرة‬ ِ َ‫َما َآانَ ي‬
َ ‫زي ُد فِي َر َم‬
17
Khattab menyaksikan
“Nabi tidak pernah melakukan shalat malam lebih dari 11 rakaat baik di
adanya fenomena shalat Tarawih yang terpencar-pencar dalam masjid
dalam maupun di luar
Nabi SAW, terbesit dalam
Ramadhan” ( al-Fath : ibid).
diri Umar untuk menyatukannya sehingga terbentuklan shalat Tarawih
b. Imam Malik dalam Muwatha’-nya meriwayatkan bahwa Umar bin
berjamaah yang dipimpin
Khattab menyuruh Ubay bin
Ubay bin Kaab. Hal itu sebagaimana terekam dalam hadits muttafaq alaihi
Kaab dan Tamim ad-Dari untuk melaksanakan shalat Tarawih 11 rakaat
riwayat ‘Aisyah ( al-
dengan rakaat-rakaat yang
Lu’lu’ wal Marjan: 436) Dari sini mayoritas ulama menetapkan sunnahnya
sangat panjang. Namun dalam riwayat Yazid bin ar-Rumman bahwa jumlah
pemberlakukan shalat
rakaat yang didirikan
Tarawih secara berjamaah ( lihat syarh Muslim oleh Nawawi : 6/39)
di masa Umar bin Khattab 23 rakaat ( al-Muwatha’ dalam Tanwirul
Jumlah Rakaat Tarawih
Hawalaik; 138)
a. Dalam riwayat Bukhari tidak menyebutkan berapa rakaat Ubay bin Kaab
c. Imam at-Tirmidzi menyatakan bahwa Umar dan Ali serta sahabat lainnya
melaksanakan Tarawih.
menjalankan shalat
Demikian juga riwayat ‘Aisyah- yang menjelaskan tentang tiga malam Nabi
Tarawih sejumlah 20 rakaat (selain witir). Pendapat ini didukung oleh ats-
SAW mendirikan
Tsauri, Ibnu Mubarak dan
tarawih bersama para sahabat- tidak menyebutkan jumlah rakaatnya,
asy-Syafi’i (Lihat Fiqhu Sunnah:1/195)
sekalipun dalam riwayat
d.Bahkan di masa Umar bin Abdul Aziz kaum muslimin shalat Tarawih dalam jumlah rakaat Tarawih melainkan tergantung panjang dan
hingga 36 rakaat ditambah pendeknya rakaat yang didirikan
Witir tiga rakaat. Hal ini dikomentari imam Malik bahwa masalah tersebut (Lihat Ibnu Hajar dalam Fathul Bari 4/250 dst )
sudah lama menurutnya Jika kita perhatikan dengan cermat maka yang menjadi konsen dalam
(al-Fath: ibid ). shalat Tarawih adalah
e.Imam asy-Syafi’i dari riwayat az-Za’farani mengatakan bahwa ia sempat kualitas dalam menjalankannya dan bagaimana shalat tersebut benar-
menyaksikan umat Islam benar menjadi media yang
melaksanakan Tarawih di Madinah dengan 39 rakaat, dan di Makkah 33 komunikatif antara hamba dan Rabb-Nya lahir dan batin sehingga
rakaat, dan menurutnya berimplikasi dalam kehidupan
hal tersebut memang memiliki kelonggaran (al-Fath : ibid) berupa ketenangan dan merasa selalu bersama-Nya dimanapun berada.
Dari riwayat diatas jelas akar persoalan dalam jumlah rakaat Tarawih 4. Cara Melaksanakan Shalat Tarawih
bukanlah persoalan jumlah 1. Dalam hadits Bukhari riwayat ‘Aisyah menjelaskan bahwa cara Nabi
melainkan kualitas rakaat yang hendak didirikan. Ibnu Hajar berpendapat: shalallahu ‘alaihi wa
“Bahwa perbedaan yang sallam dalam menjalankan shalat malam adalah dengan melakukan tiga
terjadi dalam jumlah rakaat Tarawih muncul dikarenakan panjang dan kali salam masingmasing
pendeknya rakaat yang terdiri empat rakaat yang sangat panjang ditambah 4 rakaat yang panjang
didirikan. Jika dalam mendirikannya dengan rakaat-rakaat yang panjang pula ditambah
maka berakibat pada 3 rakaat sebagai penutup (Lihat Fathul Bari : Ibid)
sedikitnya jumlah rakaat dan demikian sebaliknya”. 2. Bentuk lain yang merupakan penegasan secara qauli dan fi’li juga
Hal senada juga diungkapkan oleh Imam Asy-Syafi’i: “Jika shalatnya menunjukkan bahwa shalat
panjang dan jumlah malam dapat pula dilakukan dua rakaat-dua rakaat dan ditutup satu rakaat.
rakaatnya sedikit itu baik menurutku. Dan jika shalatnya pendek dan Ibnu Umar ra
jumlah rakaatnya banyak itu menceritakan bahwa seorang sahabat bertanya kepada Rasulullah SAW
juga baik menurutku, sekalipun aku lebih senang pada yang pertama”. tentang cara Rasulullah
Selanjutnya beliau juga SAW mendirikan shalat malam beliau menjawab:” shalat malam didirikan
menyatakan bahwa orang yang menjalankan tarawih 8 rakaat dengan Witir dua rakaat dua rakaat
3 rakaat dia telah 18
mencontoh Nabi SAW dan yang melaksanakan dengan shalat 23 mereka jika ia khawatir akan tibanya waktu Shubuh maka hendaknya menutup
telah mencontoh Umar ra, dengan satu rakaat
sedang yang menjalankan 39 rakaat atau 41 mereka telah mencontoh (Mutaffaq alaihi al-Lu’lu’ wal Marjan : 432). Hal ini ditegaskan fi’liyah Nabi
salafu saleh dari generasi SAW dalam
sahabat dan tabiin. Bahkan menurut imam Malik ra hal itu telah berjalan hadits Muslim dan Malik ra (lihat Syarh Shaih Muslim 6/ 46-47; Muwatha’
lebih dari ratusan tahun. dalam Tanwir: 143-
Hal yang sama juga diungkapkan imam Ahmad ra bahwa tidak ada 144)
pembatasan yang signifikan
3. Dari sini Ibnu Hajar menegaskan bahwa Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam muhasabah dan kontemplasi yang efektif bagi muslim dalam memelihara
terkadang melakukan dan meningkatkan
Witir/ menutup shalatnya dengan satu rakaat dan terkadang menutupnya keislamannya, khususnya dalam era globalisasi, materialisasi dan informasi
dengan tiga rakaat. kontemporer.
Dengan demikian shalat malam termasuk Tarawih dapat didirikan dengan Hukum I'tikaf
dua rakaat dua rakaat Para ulama telah berijma' bahwa I'tikaf khususnya 10 hari terakhir pada
dan ditutup dengan satu rakaat ataupun empat rakaat empat rakaat dan bulan Ramadhan
ditutup dengan 3 rakaat. merupakan suatu ibadah yang disyariatkan dan disunnahkan. Rasulullah
Demikian penjelasan seputar shalat Tarawih dalam perspektif Islam SAW sendiri senantiasa
semoga Allah SAW beri'tikaf pada bulan Ramadhan selama 10 hari. Aisyah, Ibnu Umar dan
memberkahi dan selalu mengkaruniakan kesatuan dan persatuan umat Anas Radliallahu 'Anhum
melalui ibadah yang mulia meriwayatkan :''Rasulullah SAW selalu beri'tikaf pada 10 hari terakhir
ini. bulan Ramadhan '' (HR.
I'TIKAF Bukhori dan Muslim)
Secara harfiyah, I'tikaf adalah tinggal di suatu tempat untuk melakukan Hal ini dilakukan oleh beliau hingga wafat, bahkan pada tahun wafatnya
sesuatu yang baik. Dengan beliau beri'tikaf selama 20
demikian, I'tikaf adalah tinggal atau menetap di dalam masjid dengan niat hari. Demikian pula halnya dengan para shahabat dan istri Rasulullah Saw
beribadah guna senantiasa melaksanakan
mendekatkan diri kepada Allah Swt. Penggunaan kata I'tikaf di dalam Al- ibadah yang amat agung ini. Imam Ahmad berkata :''Sepengetahuan saya
Qur'an terdapat pada tidak ada seorangpun dari
firman Allah Swt: “Kemudian sempurnakanlah puasa itu sampai (datang) ulama yang mengatakan bahwa I'tikaf itu bukan sunnah''.
malam, (tetapi) Keutamaan Dan Tujuan I'tikaf
janganlah kamu campuri mereka itu, sedang kamu beri'tikaf di dalam Abu Daud pernah bertanya kepada Imam Ahmad: Tahukah anda hadits
masjid. Itulah larangan yang menunjukkan
Allah, maka janganlah kamu mendekatinya. Demikianlah Allah keutamaan I'tikaf ? Ahmad menjawab: tidak, kecuali hadits yang lemah.
menerangkan ayat ayat-Nya kepada Namun demikian tidaklah
manusia supaya mereka bertaqwa.” (QS 2:187). mengurangi nilai ibadah I'tikaf itu sendiri sebagai taqorrub kepada Allah
Di dalam Islam, seseorang bisa beri'tikaf di masjid kapan saja, namun SWT. Dan cukuplah
dalam konteks bulan keutamaannya bahwa Rasulullah, para Shahabat, para Istri Rasulullah SAW
Ramadhan, maka dalam kehidupan Rasulullah Saw, I'tikaf itu dilakukan dan para ulama
selama sepuluh hari salafusholeh senantiasa melakukan ibadah ini.
terakhir. Diantara rangkaian ibadah dalam bulan suci Ramadhan yang 19
sangat dipelihara sekaligus I'tikaf disyariatkan dalam rangka mensucikan hati dengan berkonsentrasi
diperintahkan (dianjurkan) oleh Rasulullah SAW adalah I'tikaf. I'tikaf semaksimal mungkin
merupakan sarana
dalam beribadah dan bertaqorrub kepada Allah pada waktu yang terbatas Terlepas dari perbedaan pendapat ulama tadi, waktu I'tikaf yang paling
tetapi teramat tinggi afdhal pada bulan
nilainya. Jauh dari ritunitas kehidupan dunia, dengan berserah diri Ramadhan ialah sebagaimana dipratekkan langsung oleh Baginda Nabi
sepenuhnya kepada Sang Kholiq SAW yaitu 10 hari terakhir
(Pencipta). Bermunajat sambil berdo'a dan beristighfar kepadaNya bulan Ramadhan.
sehingga saat kembali lagi Tempat I'tikaf
dalam aktivitas keseharian dapat dijalani secara lebih berkualitas dan Ahli fiqh berbeda pendapat tentang tempat yang boleh dijadikan untuk
berarti. I'tikaf, Abu Hanifah dan
Ibnu Qoyyim berkata : I'tikaf disyariatkan dengan tujuan agar hati beri'tikaf Ahmad berpendapat bahwa I'tikaf harus dilakukan di masjid yang selalu
dan bersimpuh digunakan untuk shalat
dihadapan Allah, berkhalwat denganNya, serta memutuskan hubungan berjama'ah, sedangkan Malik dan Syafi'i berpendapat bahwa I'tikaf boleh
sementara dengan sesama dilakukan dimasjid
makhluk dan berkonsentrasi sepenuhnya kepada Allah. manapun baik yang digunakan untuk shalat berjama'ah ataupun tidak,
Macam macam I'tikaf sedangkan pengikut
I'tikaf yang disyariatkan ada dua macam : syafi'iyah berpendapat bahwa sebaiknya I'tikaf itu dilakukan dimasjid jami'
1. I'tikaf sunnah yaitu I'tikaf yang dilakukan secara sukarela, semata mata yang biasa digunakan
untuk bertaqorrub untuk shalat jum'at, agar ia tidak perlu keluar masjid ketika mau melakukan
kepada Allah, seperti I'tikaf 10 hari terakhir pada bulan Ramadhan. shalat jum'at, dan lebih
2. I'tikaf wajib yaitu yang didahului dengan nadzar atau janji, seperti afdhol lagi bila I'tikaf itu dilaksanakan di salah satu dari tiga masjid; masjid
ucapan seseorang "kalau al haram, masjid
Allah ta'ala menyembuhkan penyakitku ini, maka aku akan beri'tikaf di Nabawi atau masjid Aqsho. (lihat: Al Mughni 4/462, Fiqh Sunnah 1/402)
masjid selama tiga Syarat syarat I'tikaf
hari", maka I'tikaf tiga hari itu menjadi wajib hukumnya. Orang yang I'tikaf harus memenuhi kriteria kriteria sebagai berikut:
Waktu I'tikaf 1. Muslim
Untuk I'tikaf wajib tergantung pada berapa lama waktu yang dinadzarkan, 2. Ber-akal
sedangkan I'tikaf sunnah 3. Suci dari janabah (junub), haidh dan nifas
tidak ada batasan waktu tertentu. Kapan saja, pada malam atau siang hari, Oleh karena itu I'tikaf tidak sah dilakukan oleh orang kafir,anak yang belum
waktunya bisa lama dan mumaiyiz (mampu
juga bisa singkat, minimal dalam madzhab Hanafi : sekejab tanpa batas membedakan), orang junub, wanita haidh dan nifas.
waktu tertentu, sekedar 20
berdiam diri dengan niat. Atau dalam madzhab Syafi'I : sesaat atau sejenak Rukun I'tikaf
(yang penting bisa 1. Niat yang ikhlas, hal ini karena semua amal sangat tergantung pada
dikatakan berdiam diri), dan dalam madzhab Hambali, satu jam saja. niatnya.
2. Berdiam di masjid (QS Al-Baqarah : 187)
Awal Dan Akhir I'tikaf Orang yang beri'tikaf bukan berarti hanya berdiam diri di masjid untuk
Bagi yang mengikuti sunnah Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam dengan menjalankan peribadatan
beri'tikaf selama 10 secara khusus, ada beberapa hal yang diperbolehkan.
hari terakhir bulan Ramadhan, maka waktunya dimulai sebelum terbenam 1. Keluar dari tempat I'tikaf untuk mengantar istri, sebagaimana yang
matahari malam ke-21 dilakukan oleh
sebagaimana sabda Rasulullah Saw; ''Barangsiapa yang ingin I'tikaf dengan Rasulullah SAW terhadap istrinya Shofiyah Radliallahu 'Anhu (HR. Bukhori
aku, hendaklah ia I'tikaf Muslim).
pada 10 hari terakhir''. 2. Menyisir atau mencukur rambut, memotong kuku, membersihkan tubuh
Adapun waktu keluarnya atau berakhirnya, yaitu setelah terbenam dari kotoran dan
matahari pada hari terakhir bulan bau badan.
Ramadhan. Akan tetapi beberapa kalangan ulama mengatakan yang lebih 3. Keluar ke tempat yang memang amat diperlukan seperti untuk buang air
mustahab (disenangi) besar dan kecil,
adalah menunggu sampai akan dilaksanakannya shalat ied. makan, minum, (jika tidak ada yang mengantarkan), dan segala sesuatu
Hal hal Yang Disunnahkan disaat I'tikaf yang tidak mungkin
Disunnahkan bagi orang yang beri'tikaf untuk memperbanyak ibadah dan dilakukan di masjid. Tetapi ia harus segera kembali setelah menyelesaikan
taqarrub kepada Allah keperluannya.
SWT, seperti shalat sunnah, membaca Al-Qur'an, tasbih, tahmid, tahlil, 4. Makan, minum dan tidur di masjid dengan senantiasa menjaga kesucian
takbir, istighfar, shalawat dan kebersihan
kepada Nabi Saw, do'a dan sebagainya. Namun demikian yang menjadi masjid.
prioritas utama adalah Hal-Hal Yang Membatalkan I'tikaf
ibadah – ibadah mahdhah. Bahkan sebagian ulama seperti Imam Malik, 1. Meninggalkan masjid dengan sengaja tanpa keperluan, meski sebentar,
meninggalkan segala karena
aktivitas ilmiah lainnya dan berkosentrasi penuh pada ibadah – ibadah meninggalkan masjid berarti mengabaikan salah satu rukun I'tikaf yaitu
mahdhah. berdiam di masjid.
Dalam upaya memperkokoh keislaman dan ketaqwaan, diperlukan 2. Murtad (keluar dari agama Islam)
bimbingan dari orang orang 3. Hilang Akal, karena gila atau mabuk
yang ahli, karenanya dalam memanfaatkan momentum I'tikaf bisa 4. Haidh
dibenarkan melakukan berbagai 5. Nifas
kajian keislaman yang mengarahkan para peserta I'tikaf untuk 21
membersihkan diri dari segala dosa 6. Berjima' (bersetubuh dengan istri), tetapi memegang tanpa nafsu
dan sifat tercela serta menjalani kehidupan sesudah I'tikaf secara lebih baik (syahwat), tidak apa apa
sebagaimana yang sebagaimana yang dilakukan Nabi dengan istri istrinya.
ditentukan Allah Swt dan RasulNya. 7. Pergi Shalat Jum'at (bagi mereka yang memperbolehkan I'tikaf di
Hal-Hal Yang Diperbolehkan musholla yang tidak
dipakai shalat jum'at).
Demikian ketentuan tentang I'tikaf yang menjadi panduan praktis, semoga kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam sesuai dengan konteks
pada Ramadhan tahun berbagai peristiwa
ini, kita dapat menghidupkan kembali sunnah I'tikaf sebagai bekal kita selama 23 tahun."
meraih nilai taqwa yang Malam itu dinamakan Lailatul Qadar karena keagungan nilainya dan
maksimal. keutamaannya di sisi Allah Ta
LAILATUL QODR (MALAM KEMULIAAN) 'ala. Juga, karena pada saat itu ditentukan ajal, rizki, dan lainnya selama
Allah Ta 'ala berfirman : satu tahun, sebagaimana
‫) تَنَ 􀑧 َّز ُل‬3 (‫ش 􀑧 ْه ر‬ َ ‫ف‬ ِ 􀑧 ‫ق 􀑧 ْد ِر َخ ْي 􀑧 ٌر ِم 􀑧 نْ َأ ْل‬ َ ‫ْد ر( 􀑧 ةُ ا ْل‬ firman Allah: "Pada malam itu dijelaskan segala urusan yang penuh
‫) لَ ْي َل‬2 􀑧 ‫ق‬ َ ‫) َو َما َأد َْراكَ َما لَ ْيلَةُ ا ْل‬1 (‫ِإنَّا َأ ْنزَ ْلنَاهُ فِي لَ ْيلَ ِة ا ْلقَ ْد ر‬ hikmah." (Ad-Dukhaan: 4).
Kemudian, Allah berfirman mengagungkan kedudukan Lailatul Qadar yang
( ‫ساَل ٌم ِه َي َحتَّى َم ْطلَ ِع‬ َ )4 (‫وح فِي َها بِِإ ْذ ِن َربِّ ِه ْم ِمنْ ُآ ِّل َأ ْم ٍر‬
ُ ‫الر‬ ُّ ‫ا ْل َماَل ِئ َكةُ َو‬ Dia khususkan untuk
5 (‫ا ْلفَ ْج ِر‬ menurunkan Al-Qur'anul Karim: "Dan tahukah kamu apakah Lailatul Qadar
"Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Qur'an) saat Lailatul Qadar itu?" Selanjutnya Allah
(malam kemuliaan). menjelaskan nilai keutamaan Lailatul Qadar dengan firman-Nya: "Lailatul
Dan tahukah kamu apakah Lailatul Qadar itu? Lailatul qadar itu lebih baik Qadar itu lebih baik dari
dari seribu bulan. pada seribu bulan. "
Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Beribadah di malam itu dengan ketaatan, shalat, tilawah, dzikir, do'a dsb
Tuhannya untuk mengatur sama dengan beribadah
segala uuusan. Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar. "(Al- selama seribu bulan di waktu-waktu lain. Seribu bulan sama dengan 83
Qadr: 1-5) tahun 4 bulan.
Allah memberitahukan bahwa Dia menurunkan Al-Qur'an pada malam Lalu Allah memberitahukan keutamaannya yang lain, juga berkahnya yang
Lailatul Qadar, yaitu malam melimpah dengan
yang penuh keberkahan. Allah Ta'ala berfirman :"Sesungguhnya Kami banyaknya malaikat yang turun di malam itu, termasuk Jibril 'alaihis salam.
menurunkannya (alQur’an) Mereka turun dengan
pada suatu malam yang diberkahi." (Ad-Dukhaan:3) Dan malam itu berada membawa semua perkara, kebaikan maupun keburukan yang merupakan
di bulan Ramadhan, ketentuan dan takdir
sebagaimana firman Allah Ta 'ala :"Bulan Ramadhan, bulan yang di Allah. Mereka turun dengan perintah dari Allah. Selanjutnya, Allah
dalamnya diturunkan Al- menambahkan keutamaan
Qur'an. "(Al-Baqarah: 185). malam tersebut dengan firman-Nya: "Malam itu (penuh) kesejahteraan
Ibnu Abbas -radhiallahu 'anhu- berkata: hingga terbit fajar" (Al-
"Allah menurunkan Al-Qur'anul Karim keseluruhannya secara sekaligus dari Qadar: 5)
Lauh Mahfuzh ke 22
Baitul 'Izzah (langit pertama) pada malam Lailatul Qadar. Kemudian Maksudnya, malam itu adalah malam keselamatan dan kebaikan
diturunkan secara berangsurangsur seluruhnya, tak sedikit pun ada
kejelekan di dalamnya, sampai terbit fajar. Di malam itu, para malaikat - Bulan Ramadhan adalah bulan dimana sangat dianjurkan untuk
termasuk malaikat Jibrilmengucapkan memperbanyak do’a. Karena do’a
salam kepada orang-orang beriman. Dalam satu hadits shahih, Rasulullah orang yang berpuasa sangat mustajab (terkabul) dan disamping itu malam-
shallallahu malam di bulan
'alaihi wasallam menyebutkan keutamaan melakukan qiyamul lail di malam Ramadhan sangat berkah dan waktu-waktu yang mustajab juga banyak
tersebut. Beliau seperti setiap ba’da shalat
bersabda: "Barangsiapa melakukan shalat malam pada saat Lailatul Qadar wajib, setiap hari Jum’at dan setiap malam terutama sepertiga malam
karena iman dan terakhir. Maka hendaknya
mengharap pahala Allah, niscaya diampuni dosa-dosanya yang telah lalu. " kesempatan ini digunakan bagi orang beriman untuk memperbanyak do’a,
(Hadits Muttafaq baik do’a khusus yang
'Alaih) terkait dengan Ramadhan maupun do’a umum. Dibawah ini beberapa do’a
Tentang waktunya, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: yang dianjurkan untuk
"Carilah Lailatul Qadar pada dibaca:
(bilangan) ganjil dari sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan." (HR. Al- 1. Do’a memasuki bulan Rajab dan Sya’ban
Bukhari, Muslim dan َ ‫ش ْعبَانَ َوبَلِّ ْغنا َر َم‬
َ‫ضان‬ َ ‫"اللَّ ُه َّم با ِركْ لَنا في َر َج‬
َ ‫ب َو‬
lainnya). “Ya Allah berkahilah kami di bulan Rajab dan Sya’ban dan sampaikanlah
Yang dimaksud dengan malam-malam ganjil yaitu malam dua puluh satu, kami pada bulan
dua puluh tiga, dua puluh Ramadhan” (HR At-Tirmidzi dan Ad-Darimi).
lima, dua puluh tujuh, dan malam dua puluh sembilan. 2. Do’a jika melihat hilal dan memasuki bulan Ramadhan
Adapun qiyamul lail di dalamnya yaitu menghidupkan malam tersebut
dengan shalat tarawih, sholat ُ ‫الم َربِّي َو َر ُّبكَ هَّللا‬
ِ ‫س‬ ْ ‫سال َم ِ|ة َواِإل‬ ِ ‫اللَّ ُه َّم أ ِهلَّهُ َعلَ ْينا باليُ ْم ِن َواِإل‬
َّ ‫يمان َوال‬
“ Ya Allah datangkanlah Ramadhan bagi kami dengan damai, iman,
tahajjud, membaca Al-Qur'anul Karim, dzikir, do'a, istighfar dan taubat
keselamatan dan Islam,
kepada Allah Ta 'ala.
Rabbku dan Rabbmu adalah Allah” (HR At-Tirmidzi)
Beberapa pelajaran dari surat Al-Qadr :
3. Do’a buka puasa
1. Keutamaan Al-Qur'anul Karim serta ketinggian nilainya, dan bahwa ia
23
diturunkan pada Lailatul
Qadar (malam kemuliaan). ‫ق‬ ِ 􀑧 ‫ وا ْبتَ َّل‬،‫ب الظَّم 􀑧 ُأ‬
ُ ‫ ُرو‬، 􀑧 ‫ت ال ُع‬ َ 􀑧 َ‫ وب 􀑧 ك آمن 􀑧 ت َذه‬، ‫􀑧 ت‬
2. Keutamaan dan keagungan Lailatul Qadar, dan bahwa ia menyamai ‫ق 􀑧 كَ أ ْفطَ 􀑧 ْرتُ وعلي 􀑧 ك توآل‬ ُ َ‫اللَّ ُه َّم لَك‬
ِ ‫ص ْمتُ َوعَلى ِر ْز‬
seribu bulan yang tidak ada ْ َ‫َوثَبَت‬
‫األج ُر إن شاء هللا تعالى‬
Lailatul Qadar di dalamnya. "Ya Allah untukMu aku berpuasa, dan dengan rizkiMu aku berbuka,
3. Anjuran untuk mengisi kesempatan-kesempatan baik seperti malam kepadaMu aku berserah
yang mulia ini dengan diri, dan kepadaMu akan beriman, hilanglah rasa haus, tenggorokan
berbagai amal shalih. menjadi basah, Semoga
DO’A-DO’A RASULULLAH SHALALLAHU ‘ALAIHI WA SALLAM pahala tetap dilimpahkan” (HR Abu Dawud)
‫‪4. Do’a jika berbuka di tempat saudaranya sesama muslim‬‬ ‫ش ْك ُر ُآلُّهُ‪َ ،‬وِإلَ ْيكَ يُ ْر َج ُع اَأل ْم ُر ُآلُّهُ‪َ ،‬عالَنِيَتُهُ ‪-‬‬ ‫اللَّ ُه َّم لَكَ ا ْل َح ْم ُد ُآلُّهُ‪َ ،‬ولَكَ ال ُّ‬
‫صلَّتْ َعلَ ْي ُك ُم ال َمالَِئ َكةُ‬ ‫أ ْفطَ َر ِع ْن َدُآ ُم ال َّ‬
‫صاِئ ُمونَ ‪ ،‬وأَآ َل طَ َعا َم ُك ُم األ ْب َرا ُر‪َ ،‬و َ‬ ‫س ُّرهُ‪ ،‬فََأ ْه ٌل َأ ْنتَ َأنْ‬ ‫َو ِ‬
‫‪“Berbuka di tempatmu orang-orang yang berpuasa, makan makanan‬‬
‫‪kalain oarng-orang‬‬
‫ت ُْح َمدَ‪َ ،‬وَأ ْه ٌل َأ ْنتَ َأنْ تُ ْعبَدَ‪َ ،‬وَأ ْنتَ َعلَى ُآ ِّل ش َْي ٍء قَ ِد ْي ٌر‬
‫)‪yang baik dan mendo’akanmu para malaikat” ( HR Abu Dawud‬‬ ‫ال َواَأله ِْل ‪-‬‬ ‫سالَم‪َ ،‬ولَكَ ا ْل َح ْم ُد بِا ْلقُ ْرآن‪َ ،‬ولَكَ ا ْل َح ْم ُد بِا ْل َم ِ‬ ‫لَكَ ا ْل َح ْم ُد بِاِإل ْ‬
‫‪5. Do’a jika bertemu dengan lailatul qodar‬‬ ‫‪َ ،‬وا ْل ُم َعافَاةَ‪َ ،‬آبَدْتَ َع ُد َّونَا‬
‫اللَّ ُه َّم إنَّكَ َعفُ ٌّو ت ُِح ُّب ال َع ْف َو فاعْفُ َعنِّي‬ ‫سَأ ْلنَاكَ َربَّنَا َأ ْعطَ ْينَتَا‪ ،‬فَلَكَ ا ْل َح ْم ُد‬ ‫َوَأ ْظ َه ْرتَ َأ ْمنَنَا‪َ ،‬و َج َمعْتَ فُ ْرقَتَنَا‪َ ،‬و ِمنْ ُآ ِّل َما َ‬
‫‪“ Ya Allah, sesungguhnya engkau Maha Pengampun, suka mengampuni,‬‬ ‫ش ْك ُر َآثِ ْي ًرا‬ ‫َوال ُّ‬
‫”‪maka amunilah saya‬‬
‫)‪(HR at-Tirmidzi, An-Nasa’i dan Ibnu Majah‬‬
‫َآ َما تُ ْع ِط ْي َآثِ ْي ًرا‬
‫‪6. Do’a setelah sholat witir‬‬ ‫ضيْتَ ‪َ ،‬ولَكَ ا ْل َح ْم ُد بَ ْع َد ‪-‬‬ ‫ضى‪َ ،‬ولَكَ ا ْل َح ْم ُد ِإ َذا َر ِ‬ ‫اللَّ ُه َّم لَكَ ا ْل َح ْم ُد َحتَّى ت َْر َ‬
‫ت‬ ‫س ثَ َ‬
‫الث َم َّرا ٍ‬ ‫سبْحانَ ال َملِ ِك القُدُّو ِ‬
‫ُ‬ ‫ضا‪َ ،‬ولَكَ ا ْل َح ْم ُد‬ ‫الر َ‬ ‫ِّ‬
‫)‪“ Maha suci Allah raja yang maha suci 3 x” (HR An-Nasa’i‬‬ ‫َعلَى ُآ ِّل َحاٍل‬
‫‪7. Diantara do’a yang dapat dibaca saat qunut witir‬‬ ‫ض فِ ْينَا ُح ْك ُمكَ ‪- ،‬‬ ‫اص ْينَا بِيَ ِدكَ ‪َ ،‬ما ٍ‬ ‫اللَّ ُه َّم ِإنَّا َعبِ ْيدُكَ ‪ ،‬بَنُ ْو َعبِ ْي ِدكَ ‪ ،‬بَنُ ْو ِإ َماِئكَ ‪ ،‬نَ َو ِ‬
‫بسم هللا الرحمن الرحيم‬ ‫َع ْد ٌل فِ ْينَا‬
‫ب‪- ،‬‬ ‫ق َخ ْلقِ ِه ِمنْ ت َُرا ٍ‬‫ب‪َ ،‬و َخالِ ُ‬ ‫سبَا ِ‬ ‫ب اَأل ْ‬ ‫سبِّ ُ‬
‫ب‪َ ،‬و ُم َ‬ ‫الَ ِإلَهَ ِإالَّ هللاُ َر ُّب اَأل ْربَا ِ‬ ‫سكَ ‪َ ،‬أ ْو َأ ْنزَ ْلتَهُ فِ ْي‬ ‫س َّميْتَ بِ ِه نَ ْف َ‬ ‫س ٍم ه َُو لَكَ ‪َ ،‬‬ ‫سَألُكَ اللَّ ُه َّم بِ ُك ِّل ا ْ‬
‫ضاُؤ كَ ‪ ،‬نَ ْ‬ ‫قَ َ‬
‫ض َعتْ‬ ‫س ْب َحانَ َمنْ َخ َ‬ ‫ُ‬ ‫ِآتَابِكَ ‪َ ،‬أ ْو َعلَّ ْمتَهُ‬
‫ب‪ ،‬الَ ِإلَهَ ِإالَّ هللاُ َعلَ ْي ِه‬‫ش ِد ْي ُد ا ْل ِعقَا ِ‬
‫ب َ‬ ‫ب َوقَابِ ُل التَّ ْو ِ‬ ‫الذ ْن ِ‬ ‫ب‪َ ،‬غافِ ُر َّ‬ ‫لِ َعظَ َمتِ ِه ِّ‬
‫الرقا َ ُ‬ ‫ب ِع ْندَكَ ‪َ ،‬أنْ ت َْج َع َل ا ْلقُ ْرآنَ‬ ‫ستَْأثَ ْرتَ بِ ِه فِ ْي ِع ْل ِم ا ْل َغ ْي ِ‬‫َأ َحدًا ِمنْ َخ ْلقِكَ ‪َ ،‬أ ْو ا ْ‬
‫ت ََوَّآ ْلتُ َوِإلَ ْي ِه‬ ‫‪،‬ا ْل َع ِظ ْي َم َربِ ْي َع قُلُ ْوبِنَا‬
‫َاب‬ ‫َمت ٌ‬ ‫‪24‬‬
‫ت‬‫س َم َوا ِ‬ ‫ش ا ْل َع ِظ 􀑧 ْيم‪ ،‬الَ ِإ َل 􀑧 هَ ِإالَّ هللاُ َر ُّب ال 􀑧 َّ‬ ‫ه ِإالَّ هللاُ َر ُّب ا ْل َع 􀑧 ْر ِ‬ ‫ساِئقَنَا‬ ‫َاب َأ ْحزَانِنَا‪َ ،‬و َجالَ َء ُه ُم ْو ِمنَا َو ُغ ُم ْو ِمنَا‪َ ،‬وقَاِئ َدنَا َو َ‬ ‫صد ُْو ِرنَا‪َ ،‬و ِذه َ‬ ‫َونُ ْو َر ُ‬
‫الَ ِإلَهَ ِإالَّ هللاُ ا ْل َع ِظ ‪ْ 􀑧 -‬ي ُم ا ْل َح ِل 􀑧 ْي ُم‪ ،‬الَ ِإ َل 􀑧‬ ‫ض َوانِكَ‬ ‫ِإلَى ِر ْ‬
‫ش ا ْل َك ِر ْيم‬ ‫ض َو َر ُّب ا ْل َع ْر ِ‬ ‫ث ‪َ ، u1610‬و َر ُّب اَأل ْر ِ‬ ‫ست َِغ ْي ُ‬‫يَا َح ُّي يَا قَ ُّيو ُم بِ َر ْح َمتِكَ نَ ْ‬ ‫ت النَّ ِع ْيم‬ ‫َو َجنَّاتِكَ َجنَّا ِ‬
‫ب ِإلَ ْيكَ ‪َ ،‬ونُْؤ ِمنُ بِكَ َونَت ََوَّآ ُل ‪-‬‬ ‫ستَ ْغفِ ُركَ َونَت ُْو ُ‬‫ستَ ْه ِد ْيكَ ‪َ ،‬ونَ ْ‬ ‫ست َِع ْينُكَ َونَ ْ‬ ‫اللَّ ُه َّم ِإنَّا نَ ْ‬ ‫اس ِر ْين ‪-‬‬ ‫الخ ِ‬‫سنَا َوإنْ لَ ْم تَ ْغفِ ْر لَنا َوت َْر َح ْمنَا لَنَ ُك ْونَنَّ ِمنَ َ‬ ‫َربَّنَا ظَلَمنَا َأ ْنفُ َ‬
‫َعلَ ْيكَ ‪َ ،‬ونُ ْثنِ ْي‬ ‫صيَتِكَ ‪َ ،‬و ِمنْ طَا َعتِكَ ‪-‬‬ ‫شيَتِكَ َما ت َُح ْو ُل بِ ِه بَ ْينَنَا َوبَيْنَ َم ْع ِ‬‫س ْم لَنَا ِمنْ َخ ْ‬ ‫اللَّ ُه َّم ا ْق ِ‬
‫ش ُك ُر ُك َوالَ نَ ْكفُ ُركَ ‪َ ،‬ونَ ْخلَ ُع َونَ ْت ُر ُك ُمنْ يَ ْف ُج ُركَ‬ ‫َعلَ ْيكَ ا ْل َخ ْي َر ُآلَّهُ‪ ،‬نَ ْ‬ ‫َما تُبَلِّ ُغنَا بِ ِه‬
‫س َعى َونَ ْحفِدْ‪ ،‬نَ ْر ُج ْو َر ْح َمتَكَ ‪-‬‬ ‫س ُجدُ‪ ،‬وَِإلَ ْيكَ نَ ْ‬ ‫صلِّ ْي َونَ ْ‬ ‫اللَّ ُه َّم ِإيَّاكَ نَ ْعبُدُ‪َ ،‬ولَكَ نُ َ‬ ‫صا ِرنَا‬‫ب ال ُّد ْنيَا‪َ ،‬و َمتِّ ْعنَا اللَّ ُه َّم بَِأ ْب َ‬
‫صاِئ َ‬‫َجنَّتَكَ ‪َ ،‬و ِمنَ ا ْليَقِ ْي ِن َما تُ َه ِّونُ بِ ِه َعلَ ْينَا َم َ‬
‫‪َ ،‬ونَ ْخشَى َع َذابَكَ‬ ‫اعنَا‬‫س َم ِ‬ ‫َوَأ ْ‬
‫ق‬ ‫ِإنَّ َع َذابَكَ ا ْل ِج َّد بِا ْل ُكفَّا ِر ُم ْل ِح ٌ‬ ‫ظلَ َمنَا‪،‬‬ ‫اج َع ْل ثَْأ َرنَا َعلَى َمنْ َ‬ ‫ث ِمنَّا‪َ ،‬و ْ‬ ‫َوقُ َّواتِنَا َأبَدًا َما َأ ْحيَ ْيتَنَا‪َ ،‬و ْ‬
‫اج َع ْلهُ ا ْل َوا ِر َ‬
‫ص ْرنَا َعلَى‬ ‫َوا ْن ُ‬
‫ص ْيبَتَنَا فِ ْي ِد ْينِنَا‪َ ،‬والَ ت َْج َع ْل ال ُّد ْنيَا َأْآبَ َر َه ِّمنَا َوالَ َم ْبلَ َغ‬ ‫َمنْ عَادَانَا‪َ ،‬والَ ت َْج َع ْل ُم ِ‬ ‫ق ُعلَ َما َءنَا ‪-‬‬ ‫سلِ ِميْنَ ِإلَى َما ‪ u1608‬اللَّ ُه َّم َوفِّ ْ‬ ‫ضاتَنَا َو ُدعَاتَنَا َو َج ِم ْي َع ا ْل ُم ْ‬‫َوقُ َ‬
‫ِع ْل ِمنَا‪َ ،‬والَ ِإلَى‬ ‫ضى يَا َذا ا ْل َجالَ ِل‬ ‫ت ُِح ُّب َوت َْر َ‬
‫سلِّ ْط َعلَ ْينَا بِ ُذنُ ْوبِنَا َمنْ‬ ‫ارنَا‪َ ،‬والَ تُ َ‬ ‫َارنَا َوقَ َر َ‬‫اج َع ِل ا ْل َجنَّةَ ِه َي د َ‬ ‫ص ْي َرنَا‪َ ،‬و ْ‬ ‫النَّا ِر َم ِ‬ ‫َواِإل ْآ َرا َم‬
‫الَ يَ َخافُكَ فِ ْينَا‬ ‫س ْو َء ا ْلفِت َِن ‪-‬‬ ‫الزنَا َوال َّزالَ ِز َل َوا ْل ِم َحنَ َو ُ‬ ‫الربَا َو ِّ‬‫اللَّ ُه َّم ا ْدفَ ْع َعنَّا ا ْل َغالَ َوا ْلبَالَ َء َو ِّ‬
‫‪َ .‬والَ يَ ْر َح ُمنَا‬ ‫ظ َه َر ِم ْن َها َو َما‬ ‫َما َ‬
‫ت اَأل ْحيَا ِء ِم ْن ُه ْم ‪-‬‬ ‫سلِ َما ِ|‬ ‫سلِ ِميْنَ َوا ْل ُم ْ‬ ‫ت َوا ْل ُم ْ‬‫اللَّ ُه َّم ا ْغفِ ْر لِ ْل ُمْؤ ِمنِيْنَ َوا ْل ُمْؤ ِمنَا ِ‬ ‫ب ا ْل َعالَ ِميْنَ‬ ‫سلِ ِميْنَ عَا َّمةً يَا َر َّ‬ ‫صةً َوعَنْ َ‬
‫ساِئ َر بِالَ ِد ا ْل ُم ْ‬ ‫بَطَنَ عَنْ بَلَ ِدنَا َخا َّ‬
‫َواَأل ْم َوا ِ‬
‫ت‬ ‫اب النَّار ‪-‬‬ ‫سنَةً َوقِنَا َع َذ َ‬ ‫سنَةً َوفِي ِ‬
‫اآلخ َر ِة َح َ‬ ‫َربَّنَا آتِنَا فِي ال ُّد ْنيَا َح َ‬
‫اج َع ْل فِ ْي قُلُ ْوبِ ِه ْم اِإل ْي َمانَ ‪-‬‬ ‫ت بَ ْينِ ِه ْم َوَألِّفْ بَيْنَ قُلُ ْوبِ ِه ْم َو ْ‬ ‫صلِ ْح َذا ِ‬ ‫اللَّ ُه َّم َأ ْ‬ ‫اللَّ ُه َّم َه َذا ال ُّدعَا ُء َو ِم ْنكَ اِإل َجابَةُ َو َه َذا ا ْل َج ْه ُد َو َعلَ ْيكَ التُّ ْكالَن ‪-‬‬
‫َوا ْل ِح ْك َمةَ َوثَبِّ ْت ُه ْم َعلَى‬ ‫سلَّ َم ‪-‬‬ ‫ص ْحبِ ِه َو َ‬ ‫سيِّ ِدنَا ُم َح َّم ٍد َو َعلَى آلِ ِه َو َ‬ ‫س ْولِكَ َ‬ ‫صل َّى هللاُ َعلَى َع ْب ِدكَ َو َر ُ‬ ‫َو َ‬
‫ي عَا َه ْدتَ ُه ْم‬ ‫س ْولِكَ صلى هللا عليه وسلم َوَأ ْو ِز ْع ُه ْم َأنْ يُ ْوفُ ْو بِ َع ْه ِدكَ الَّ ِذ ْ‬ ‫ِملَّ ِة َر ُ‬ ‫ب‬ ‫َوا ْل َح ْم ُد هَّلِل ِ َر ِّ‬
‫ص ْر ُه ْم‬ ‫َعلَ ْي ِه َوا ْن ُ‬ ‫ا ْل َعالَ ِميْنَ‬
‫اج َع ْلنَا ِم ْن ُه ْم‬ ‫ق َو ْ‬ ‫َعلَى َعد ُِّوكَ َو َعد ُِّو ِه ْم ِإلَهَ ا ْل َح ُّ‬ ‫‪Dengan nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang‬‬
‫ش ِرِآيْنَ َو َد ِّم ْر َأ ْعدَا َءكَ ‪-‬‬ ‫سلِ ِميْنَ َوَأ ِذ َّل الش ِّْركَ َوا ْل ُم ْ‬ ‫سالَ َم َوا ْل ُم ْ‬‫اللَّ ُه َّم َأ ِع َّز اِإل ْ‬ ‫‪Tiada Ilah kecuali Allah Pemilik para sesembahan, yang menjadikan‬‬
‫‪berbagai macam sebab,‬‬
‫اج َع ْل‬ ‫َأ ْعدَا َء ال ِّد ْين َو ْ‬ ‫‪yang menciptakan makhlukNya dari tanah, Maha Suci Dzat yang semua‬‬
‫سلِ ِميْنَ ‪َ ‬ه َذا ا ْلبَلَ َد آ ِمنًا ُم ْطمَِئ‬ ‫ساِئ َر بِالَ ِد ا ْل ُم ْ‬‫نا َو َ‬ ‫‪kepala tunduk kepada‬‬
‫ستَ ْغفِ ُركَ َوالَ نَ ْكفُ ُركَ َونُْؤ ِمنُ بِكَ َونَ ْخلَ ُع َمنْ يَ ْف ُج ُركَ ‪-‬‬ ‫ست َِع ْينُكَ َونَ ْ‬‫اللهم إنَّا نَ ْ‬ ‫‪keagunganNya, Pengampun dosa, Penerima taubat dan Pemberi siksa yang‬‬
‫اللهم إياك نَ ْعبُ ُد ولك‬ ‫‪berat, tiada Ilah‬‬
‫‪kecuali Allah, kepadaNya aku bertawakkal, dan kepadaNya aku bertaubat.‬‬
‫س َعى ونَ ْحفِ ْد نَ ْر ُجو َرحمتَكَ ونَ ْخشَى عذابَك إن عذابَك‬ ‫س ُج ُد وإليكَ نَ ْ‬ ‫صلِّي ونَ ْ‬ ‫نُ َ‬ ‫‪Tiada Ilah kecuali Allah yang Maha Agung dan Maha Santun, tiada Ilah‬‬
‫الجد بالكفار‬ ‫‪kecuali Allah Rabb‬‬
‫ق‬‫ُم ْل َح ٌ‬ ‫‪Arasy yang agung, tiada Ilah kecuali Allah Rabb langit dan bumi serta Rabb‬‬
‫سلَكَ َويُقَاتِلُ ْونَ ‪-‬‬ ‫سبِ ْيلِكَ َويُ َك ِّذبُ ْونَ ُر ُ‬ ‫صد ُّْونَ عَنْ َ‬ ‫ب ا ْل َكفَ َرةَ الَّ ِذيْنَ يَ ُ‬ ‫اللَّ ُه َّم ع َِّذ ِ‬ ‫‪Arsy yang Mulia,‬‬
‫‪Wahai Dzat yang Hidup dan yang terus menerus mengurus Mengurus,‬‬
‫َأ ْولِيَا َءكَ‬ ‫‪dengan rahmat-Mu kami‬‬
‫ارنَا ‪-‬‬ ‫ستَ ْع ِم ْل َعلَ ْينَا ِخيَ َ‬ ‫صلِ ْح َأِئ َّمتَنَا َو ُوالَةَ ُأ ُم ْو ِرنَا َوا ْ‬ ‫اللَّ ُه َّم آ ِمنَّا ِف ْي َأ ْوطَانِنَا َوَأ ْ‬ ‫‪memohon pertolongan.‬‬
‫ش َّر‬ ‫َواْآفِنَا َ‬ ‫‪Ya Allah, kami mohon pertolonganMu, kami mohon petunjuk kepadaMu,‬‬
‫سنَّةَ نَبِيِّكَ صلى‬ ‫اج َع ْل ِوالَيَتَنَا فِ ْي َمنْ َخافَكَ َواتَّقَاكَ َو َح َّك َم ِآتَابَكَ َواتَّبَ َع ُ‬ ‫ارنَا َو ْ‬ ‫ش َر َ‬ ‫ِ‬ ‫‪kami minta ampun‬‬
‫‪dan bertaubat kepadaMu, kami beriman dan berserah diri kepadaMu, kami‬‬
‫هللا عليه‬ ‫‪memuji seluruh‬‬
‫وسلم يَا َذا ا ْل َجالَ ِل َواِإل ْآ َر ِام‬ ‫‪25‬‬
kebaikanMu, kami bersyukur dan tidak kufur kepadaMu, kami tinggalkan disisi-Mu, agar menjadikan Al-Qur’an yang agung ini penyubur hati kami,
orang orang yang cahaya dada kami,
durhaka kepadaMU menghilangkan kesedihan kami, melenyapkan kegundahan kami,
Ya Allah, hanya kepadaMu kami menyembah, karenaMu kami shalat dan memimpin kami menuju
kami bersujud, dan surga-Mu surga yang penuh ni’mat.
hanya kepadaMu kami menuju, kami selalu mengharap kasih sayangMu Ya Rabb kami, kami telah berbuat zhalim, jika Engkau tidak mengampuni
dan kami takut akan dan menyayangi
siksaMu, karena siksaMu terhadap orang orang kafir itu benar benar nyata. kami, niscaya kami menjadi orang-orang yang rugi.
Ya Allah, puji dan syukur hanya milikMu, kepadaMu segala sesuatu Ya Allah berilah kami rasa takut pada-Mu yang akan menghalangi kami dari
dikembalikan, baik yang berbuat maksiat
nyata maupun yang rahasia. Engkau layak untuk dipuji, dan Engkau pun kepada-Mu, ketaatan kepada-Mu yang menyampaikan kami pada surga-
layak untuk disembah Mu, sikap yakin yang
dan Engkau Maha Kuasa terhadap segala sesuatu. membuat ringan segala musibah dunia. Berilah kepada kami nikmat
Segala puji milik-Mu dengan Islam, Segala puji milik-Mu dengan Al-Qur’an, pendengaran, penglihatan
Segala puji milik- dan kekuatan kami selagi Engkau masih menghidupkan kami. Jadikanlah ia
Mu dengan harta, keluarga dan kesehatan. Engkau hancurkan musuh-Mu, pewaris kami.
munculkan Jadikanlah murka kami bagi orang yang menzhalimi kami dan tolonglah
keamanan kami, satukan perpecahan kami, dan dari segala yang kami kami terhadap orang
minta ya Allah Engkau yang memusuhi kami, janganlah Engkau jadikan musibah pada agama kami
berikan pada kami. Maka segala puji dan syukur yang banyak sebagaimana dan jangan jadikan
engkau memberi dunia sebesar-besarnya cita-cita kami, dan puncak ilmu kami, dan
kami sangat banyak. janganlah kami dipimpin oleh
Ya Allah bagi-Mu segala puji sampai Engkau Ridho, Ya Allah bagi-Mu segala orang yang tidak sayang pada kami.
puji setelah jika Ya Allah, ampunilah kaum mukminin dan mukminat, muslimin dan
Engkau Ridho, Ya Allah bagi-Mu segala puji setelah Engkau Ridho dan Ya muslimat, perbaikilah
Allah bagi-Mu diantara mereka, lembutkanlah hati-hati mereka dan jadikanlah pada hati
segala puji atas segala sesuatu. mereka keimanan dan
Ya Allah, sesungguhnya kami adalah hamba-Mu, anak hamba-Mu, ubun- hikmah, kokohkan mereka atas agama Rasul-Mu SAW, berikanlah mereka
ubunku di tangan-Mu. agar mampu
Berlaku bagi kami hukum-Mu, adil bagi kami keputusan-Mu kami meminta menunaikan janji yang telah Engkau buat dengan mereka, menangkan
kepada-Mu ya mereka atas musuh-Mu
Allah dengan setiap nama milik-Mu, Engkau namakan sendiri atau dan musuh mereka, wahai Ilah yang hak jadikanlah kami termasuk dari
turunkan melalui kitab-Mu mereka.
atau Engkau ajarkan pada salah satu dari mahluk-Mu atau Engkau Ya Allah, muliakanlah Islam dan umat Islam, hinakanlah syirik dan orang-
rahasiakan dalam ilmu ghaib orang musyrik,
hancurkanlah musuh agama, wahai Rabb alam semesta.Ya Allah, jadikanlah Ya Allah, inilah do’a kami dan Engkaulah yang berhak mengabulkan, inilah
negeri kami aman kesungguhan kami
dan tentram dan setiap negeri umat Islam. dan kepada-Mulah bertawakkal. Dan Ya Allah, berikanlah shalawat dan
Ya Allah sesungguhnya kami memohon pertolongan-Mu, minta ampun salam kepada hamba
pada-Mu dan tidak dan rasul-Mu Muhammad, keluarga dan sahabatnya. Dan Segala puji bagi
mengingkari-Mu, beriman pada-Mu dan melepaskan diri dari orang yang Allah Rabb semesta
bermaksiat kepada- alam.
Mu. Ya Allah kepada-Mu kami mengabdi dan untuk-Mu kami shalat dan FIQH WANITA BERKAITAN DENGAN RAMADHAN
sujud, bagi-Mu kami 􀂉 WANITA DAN PUASA RAMADHAN :
berusaha dan bersegera, kami mengharap rahmat-Mu dan takut akan a. Wanita yang wajib berpuasa
adzab-Mu, sesungguhnya Wanita muslimah yang sudah baligh dan berakal ditandai dengan
adzab-Mu sungguh melingkupi orang-orang kafir. menstruasi (haid), maka
Ya Allah siksalah orang kafir yang menghalangi jalan-Mu, dan mendustai ia sudah wajib berpuasa di bulan Ramadhan apabila di bulan tersebut ia
rasul-rasul-Mu, tidak dalam keadaan
membunuh kekasih-kekasih-Mu. haidh atau nifas.
Ya Allah, berilah keamanan pada tanah air kami, jadikanlah pemimpin yang b. Wanita haidh atau nifas
terbaik diantara Wanita yang sedang haidh atau nifas diharamkan melakukan puasa, jika ia
kami, hentikanlah kejahatan orang-orang yang jahat diantara kami, melakukannya
berikanlah kepemimpinan maka berdosa. Dan apabila seorang wanita yang sedang berpuasa keluar
di pemerintahan kami bagi orang yang takut dan bertakwa pada-Mu serta darah haidhnya
menjalankan agama- baik di pagi, siang ataupun sore walaupun sesaat menjelang terbenamnya
Mu, wahai dzat yang Maha Perkasa lagi Maha Mulia. matahari, maka ia
26 wajib membatalkannya, dan wajib mengqodhonya setelah ia bersuci. Juga
Ya Allah berilah taufiq pada ulama kami, hakim kami da’i kami dan semua sebaliknya jika
umat Islam pada wanita tersebut suci sebelum fajar walaupun sekejap maka ia wajib
sesuatu yang Engkau cintai dan ridhoi wahai dzat yang Maha Perkasa lagi berpuasa pada hari itu
Maha Mulia. walaupun mandinya baru dilakukan setelah fajar.
Ya Allah, hindarkan kami dari kesusahan, wabah, riba’, zina, bencana alam, c. Wanita tua yang tidak mampu berpuasa
ujian berat, Seorang wanita yang lanjut usia yang tidak mampu lagi untuk berpuasa dan
buruknya fitnah baik yang nampak atau tidak, khususnya di negara kami jika berpuasa
dan umumnya akan membahayakan dirinya, maka ia tidak boleh berpuasa, karena Allah
diseluruh negeri muslim wahai Rabb alam semesta. swt. berfirman
Ya Rabb kami berilah kepada kami kebaikan di dunia dan kebaikan di :"… Dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu dalam kebinasaan …" (QS. Al
akhirat dan jauhkanlah Baqarah: 195)
kami dari api neraka.
dan karena orang yang lanjut usia itu tidak bisa diharapkan untuk bisa tersebut sudah stabil kembali. Allah berfirman :"Maka barang siapa
mengqodho, maka diantara kamu yang
baginya wajib membayar fidyah saja (tidak wajib mengqodho), dengan sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka) maka (wajib baginya
memberi makan berpuasa) sebanyak hari
setiap hari satu orang miskin, berdasarkan firman Allah swt : "Dan bagi yang ditinggalkan itu pada hari hari yang lain" (QS. Al Baqarah: 184)
orang yang tidak dan apabila ia mampu untuk berpuasa, tapi hawatir berbahaya bagi
mampu berpuasa maka ia harus membayar fidyah dengan memberi makan kandungan atau anak
setiap hari satu yang disusuinya, maka ia boleh berbuka dengan berkewajiban untuk
orang miskin" (QS. Al Baqarah: 184) mengqodho di hari lain
‫ سمع ابن عباس يقرأ "وعلى الذين يطوقونه فال ي طيقونه‬،‫عن عطاء‬ dan membayar fidyah dengan memberi makan setiap hari satu orang
miskin. Hal ini
)‫(فدية طعام مسكين‬
berdasarkan perkataan Ibnu Abbas saat mengomentari penjelasan yang
‫􀑧 و ال 􀑧 شيخ الكبي 􀑧 ر والم 􀑧 رأة الكبي 􀑧 رة ال ي 􀑧 ستطيعان أن‬ termuat dalam surat
‫ لي 􀑧 ست بمن 􀑧 سوخة ه‬: ‫ق 􀑧 ال اب 􀑧 ن عب 􀑧 اس‬ Al Baqarah: 184 yang artinya "Dan wajib bagi orang yang menjalankannya
‫يصوما فيطعمان مكان آل يوم مسكينا‬ (jika mereka
Dari Atho, ia mendengar Ibnu Abbas membaca ayat yang artinya "Wajib tidak berpuasa) membayar fidyah …", beliau berakata : "Ayat ini adalah
bagi orang orang rukhshoh
yang berat menjalankanya – membayar fidyah-, yaitu memberi makan satu (keringanan) bagi orang yang lanjut usia lelaki dan perempuan, wanita
orang miskin", hamil dan menyusui
Ibnu Abbas berkata :"ayat ini tidak dinasakh, ia untuk oran gyang lanjut jika hawatir terhadap anak anaknya maka keduanya boleh berbuka dan
usia baik laki laki memberi makan
maupun perempuan yang tidak sanggup berpuasa hendaknya memberi (fidyah)" HR. Abu Daud hal yang sama juga diriwayatkan oleh Ibnu Umar
makan setiap hari Radliallahu
satu orang miskin" HR. Bukhori 'Anhu, dan tidak ada seorangpun dari sahabat yang menentangnya (lihat Al
d. Wanita hamil dan munyusui Mughni: Ibnu
Wanita yang sedang hamil atau menyusui tetap harus berpuasa di bulan Qudamah 4/394)
Ramadhan, sama e. waktu mengqodho puasa bagi seorang wanita
dengan wanita wanita yang lain, selagi ia mampu untuk melakukannya. Jika Wanita yang memiliki hutang puasa (harus mengqodho) karena sakit atau
ia tidak bepergian maka
27 waktu mengqodhonya dimulai sejak satu hari setelah I'dul fitri dan tidak
sanggup untuk berpuasa karena kondisi fisiknya yang tidak memungkinkan, boleh di akhirkan
maka ia boleh sampai datangnya bulan Ramadhan berikutnya, barang siapa
berbuka sebagaimana wanita yang sedang sakit, dan wajib mengqodhonya mengaikhirkan qodho puasa
jika kondisi sampai datangnya Ramadhan berikutnya tanpa udzur syar'i, maka
disamping mengqodho ia
harus membayar fidyah dengan memberi makan setiap hari satu orang 1. Apabila darah haidhnya benar benar telah berhenti, maka puasanya sah
miskin, sebagai dan tidak
hukuman atas kelalaiannya. (Lihat: Al mughni 4/400, fatwa Ibnu Baz, Fatwa diwajibkan untuk mengqodho.
Ibnu Utsaimin) 2. Tetapi apabila ia ragu apakah darah tersebut benar benar berhenti atau
Dan para ulama telah sepakat bahwa qodho puasa Ramadhan itu tidak tidak, maka
diharuskan untuk hukumnya seperti wanita haidh, ia tidak boleh melakukan puasa. (lihat:
dilakukan secara terus menerus dan berurutan, karena tidak ada dalil yang masail ash
menjelaskan akan shiyam, hal 63 dan jami'u ahkamin nisa' 2/393)
hal itu. Kecuali waktu yang tersisa di bulan sya'ban itu hanya cukup untuk g. Mencicipi makanan
qodho puasa Kehidupan seorang wanita tidak bisa dipisahkan dengan dapur, baik ia
maka tidak ada cara lain keculai terus menerus dan berurutan. (Al Fiqhu Al sebagai ibu rumah
Islami Wa tangga maupun sebagai juru masak di sebuah rumah makan, restoran atau
Adillatuhu 2/680) hotel. Dan karena
f. mengkonsumsi tablet anti haidh pada bulan Ramadhan 28
Hendaknya seorang wanita tidak mengkonsumsi tablet anti haidh, dan kelezatan masakan yang ia oleh adalah menjadi tanggung jawabnya, maka
membiarkan darah ia akan selalu
kotor itu keluar sebagaimana mestinya, sesuai dengan ketentuan yang berusaha mengetahui rasa masakan yang diolahnya, dan itu mengharuskan
telah Allah gariskan, ia untuk
karena dibalik keluarnya darah tersebut ada hikmah yang sesuai dengan mencicipi masakannya. Jika itu dilakukan, bagaimana hukumnya ? batalkah
tabiat kewanitaan, puasanya ? para
jika hal ini dihalang halangi maka jelas akan berdampak negatif pada ulama memfatwakan tidak mengapa wanita mencicipi masakannya, asal
kesehatan wanita sekedarnya saja,
tersebut, dan bisa menimbulkan bahaya bagi rahimnya, dan pada dan tidak sampai ketenggorokanna, hal ini diqiyaskan kepada berkumur
umumnya wanita yang kumur ketika
melakukan hal ini kelihatan pucat, lemas dan tidak bertenaga. sedangkan berwudhu. (jami' ahkamin nisa')
Rasulullah 􀂉 WANITA DAN SHALAT TARAWIH DI MASJID
Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam bersabda : Seorang wanita diperbolehkan untuk datang ke masjid, baik untuk shalat
" ‫ال ضرر وال ضرارا" رواه ابن ماجة في األحكام‬ tarawih, berdzikir maupun
"Tidak boleh melakukan perbuatan yang membahayakan dirinya, juga tidak mendengarkan pengajian, jika kehadirannya tidak menyebabkan terjadinya
boleh fitnah baginya atau bagi
melakukan perbuatan yang membahayakan orang lain." HR. Ibnu Majah orang lain, hal itu sesuai dengan sabda Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa
(lihat: fatawa ulama Najd, dan 30 Darsan Lisshoimat) Sallam :
Namun apabila ada wanita yang melakukan hal seperti ini, maka hukumnya " ‫ال تمنعوا إماء هللا مساجد هللا" رواه البخاري‬
sebagai berikut :
"Janganlah kalian melarang wanita wanita untuk mendatangi masjid masjid kaum wanita, ulama sediki berbeda pendapat tentang masjid yang dipakai
Allah" HR. Bukhari wanita untuk
Namun demikian, ada syarat syarat yang harus dipenuhi yang diantaranya : beri'tikaf. Tetapi yang lebih afdhol-wallahu a'lam ialah I'tikaf di masjid
harus berhijab, tidak (tempat shalat) di
berhias, tidak memakai parfum, tidak mengeraskan suara, dan tidak rumahnya. Manakala wanita mendapatkan manfaat dari I'tikaf di masjid,
menampakkan perhiasan. tidak masalah
Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam : bila ia melakukannya.
" ‫إذا شهدت إحداآن المسجد فال تمس طيبا" رواه مسلم والنسائي وأحمد‬ PEDOMAN ORANGTUA TENTANG PUASA BAGI ANAK-ANAK
􀂉 LANDASAN SYAR`I
‫عن زينب‬ Puasa bagi anak-anak pada dasarnya tidak wajib, meski demikian mengajari
"Jika salah seorang diantara kalian (para wanita) ingin mendatangi masjid
mereka sejak dini
maka janganlah
agar berpuasa terbiasa merupakan perbuatan sunnah Nabi dan para salaf
menyentuh wangi wangian" HR. Muslim.
salih as sepanjang
‫􀑧 ا ص 􀑧 الة حت 􀑧 ى تغت 􀑧 سل " رواه اب 􀑧 ن ماج 􀑧 ة ع 􀑧 ن‬ mereka mampu menjalankannya.
‫أيما امرأة تطيبت ثم خرجت إلى المسجد ل" 􀑧 م تقب 􀑧 ل له‬ Rasulullah saw bersabda:”
‫أبي هريرة‬ 29
"Wanita manapun yang memakai wangi wangian, kemudian pergi ke ‫صلَّى هَّللا َعلَ ْي ِه 􀑧 ى‬ َ ِ ‫سو ُل هَّللا‬
ُ ‫س َل َر‬َ ‫ت ُم َع ِّو ِذ ْب ِن َع ْف َرا َء قَالَتْ َأ ْر‬ِ ‫الربَيِّ ِع ب ْن‬ُّ ‫َن‬ ِ ‫ع‬
masjid, maka shalatnya tidak ‫ُورا َء ِإ َل‬ َ ‫سلَّ َم َغدَاةَ عَاش‬ َ ‫َو‬
diterima sampai ia mandi". HR. Ibnu Majah. ‫ص 􀑧 بَ َح ُم ْف ِط 􀑧 ًرا فَ ْل ُي 􀑧 تِ َّم‬ ْ ‫صا ِر الَّتِي َح ْو َل ا ْل َم ِدينَ ِة َمنْ 􀑧 انَ َأ‬ َ ‫قُ َرى اَأل ْن‬
􀂉 WANITA DAN I'TIKAF
Sebagaimana disunnahkan bagi pria, I'tikaf juga disunnahkan bagi wanita.
‫ص ْو َمهُ َو َمنْ َآ‬ َ ‫صاِئ ًما فَ ْليُتِ َّم‬َ ‫صبَ َح‬ ْ ‫َآانَ َأ‬
Sebagaimana istri ‫س ِج ِد‬ ْ 􀑧 ‫َب ِإ َل 􀑧 ى ا ْل َم‬ ُ ‫ش 􀑧 ا َء ال َّل 􀑧 هُ َونَ 􀑧 ْذه‬ َ ْ‫بَقِيَّةَ يَ ْو ِم ِه 􀑧 ْن ُه ْم ِإن‬
Rasulullah Saw juga melakukan I'tikaf, tetapi selain syarat syarat yang ‫ار ِم‬ َ ‫الص َغ‬
ِّ ‫ص ْبيَانَنَا‬ ِ ‫ص ِّو ُم‬ َ ُ‫صو ُمهُ َون‬ ُ َ‫فَ ُكنَّا بَ ْع َد َذلِكَ ن‬
disebutkan diatas, ‫فَنَ ْج َع ُل لَ ُه ُم اللُّ ْعبَةَ ِمنَ ا ْل ِع ْه ِن فَِإ َذا بَ َكى َأ َح ُد ُه ْم َعلَى الطَّ َع ِام َأ ْعطَ ْينَاهَا ِإيَّاهُ ِع ْن َد‬
I'tikaf bagi kaum wanita harus memenuhi syarat syarat sebagai berikut :
1. Mendapatkan persetujuan (ridho) suami atau orang tua. Dan apabila
‫اِإل ْفطَا ِر‬
Dari Rubayyi binti Muawidz berkata:” Di pagi Asyura’ Rasulullah shalallahu
suami telah
‘alaihi wa sallam
mengizinkan istrinya untuk I'tikaf, maka ia tidak dibolehkan menarik
mengirim utusan ke kampung-kampung Anshar :” Siapa yang pagi ini
kembali
dalam keadaan puasa
persetujuan itu.
maka sempurnakanlah puasanya, dan barangsiapa yang pagi ini dalam
2. Agar tempat dan pelaksanaan I'tikaf wanita memenuhi tujuan umum
keadaan tidak
syariat. Kita telah
berpuasa, maka berpuasalah pada sisa hari ini. Dan kamipun melakukan
mengetahui bahwa salah satu rukun atau syari'at I'tikaf adalah berdiam di
puasa Asyura’.
masjid. Untuk
Sebagaimana kami menyuruh puasa anak-anak kecil kami, dan kami maka puasa baginya adalah keharusan dan jika meninggalkannya tanpa
beserta putra-putra kami udzur maka harus
berangkat ke masjid dengan menjadikan mainan dari kapas buat mereka, membayarnya ( qadha). (lihat Fathul Bari; Ibnu Hajar al-Asqalani: 5/103).
jika ada salah 􀂉 SIKAP PARA SALAF SHALIH TENTANG PUASA BAGI ANAK-ANAK MEREKA
seorang dari mereka menangis minta makanan, kami berikan mainan itu Perhatian husus para salaf dalam masalah pembelajaran puasa bagi anak-
kepadanya sampai anak tercermin pada
masuk waktu berbuka” (HR Bukhari dan Muslim) keseharian mereka bersama keluarga anak dan istri dalam menjalankan
Dari hadits di atas dapat disimpulkan bahwa melatih anak dalam puasa di bulan Ramadhan.
berupuasa merupakan anjuran Abu Dawud at-Tayalisi mengutip bahwa Abdullah bin Umar setiap kali akan
syara` yang tidak terbantah. Hadits tersebut di atas dalam kontek puasa berbuka selalu
sunnah yaitu puasa asyura`, mengumpulkan istri dan anak-anaknya untuk berdoa bersama. ( dikutip
bagaimana dengan puasa wajib seperti Ramadhan? Tentu Ramadhan dari manhaj tarbiyah
memiliki tempat tersendiri nabawiyyah li thifli; Mohammad Nor swaid: 135)
bagi Rasulullah dan salaf saleh. Bila dalam puasa sunnah Rasulullah Bahkan untuk memberi pendidikan yang menyeluruh dalam aspek ibadah
membenarkan adanya latihan kepada anak para salaf
puasa bagi anak-anak maka dalam puasa wajib tentu lebih prioritas. Itulah juga mengajak anak-anak mereka untuk mengikuti i`tikaf sepuluh hari
yang disebut dengan terahir di bulan ramadhan.
qiyas aulawi ( analogi prioritas). Dalam pandangan ulama sebagaimana di kutif dari al-Kasani bahwa i`tikaf
Imam al-Bukhori memandang bahwa belajar puasa bagi anak yang belum atau puasa sunnah anakanak
baligh sudah mentradisi yang belum akil baligh dianggap sah karena ibadah tersebut tidak
di kalangan penduduk Madinah dan ini merupakan dalil syara` tersendiri. mensyaratkan batasan baligh
Karenanya dengan dalam menjalankannya.( lihat al-Badai`k; 2: 442).
sengaja beliau meletakkan judul pada pasal puasa “ bab puasa bagi anak- 􀂉 USIA ANAK UNTUK MEMULAI BERPUASA
anak” Jika dilihat dari pengertian bahasa bahwa kalimat “ shibyan”-yang
Dalam hazanah fikih Islam kita dapatkan bahwa mayoritas ulama digunakan untuk
memandang pentingnya mengungkapkan fase anak memulai puasa- berasal dari kata shabiyyu
pemberlakuan puasa bagi anak yang belum baligh meski tidak berstatus bentuk jamaknya shibyan
wajib, bahkan sebagian yang berarti yang masih kecil sebelum akil baligh terkadang digunakan
mereka seperti Ibnu Sirin, az-Zuhri,as-Syafii memadang sunnah dalam untuk menyatakan anak
pembelajaran tersebut yang belum disapih, namun Majma’ lughah lebih memilih makna as-
dengan catatan hal tersebut mampu dilakukannya secara normal, bahkan shabiyyu adalah (an-Nasyi’
Ibnu Majisyun al-Maliki 30
memandang agak berbeda dari para ulama maliki yang lain bahwa anak alladhi yudarrab alal mihnah wal ihtidza’) anak yang sudah mulai siap
yang telah mampu berpuasa dilatih dengan pekerjaan
dan tugas. Definisi ini memberikan pengertian kesiapan menerima tugas Kenapa al-Quran yang menjadi prioritas utama bagi anak-anak kita bukan
dan kesiapan dilatih untuk yang lain?.
sebuah pekerjaan. 1. Pelajaran pertama
Para ulama dalam memandang usia anak cakap puasa berfariasi. Ada yang Sebelum pikiran dan hati anak-anak kita diwarnai oleh berbagai pemikiran
berpendapat bahwa dan bentuk
mulai tujuh dan sepuluh tahun hal itu dianalogikan dengan salat, Imam kemaksiatan maka seharusnya hati mereka dipenuhi oleh al-Quran terlebih
Ishaq bin Rahuyah dahulu agar tidak tersisa
memandang usia anak cakap puasa sejak usia dua belas tahun. Berbeda dalam hati mereka ruang untuk warna dan berbgai hal lain yang dapat
dengan Imam Ahmad yang mengotori hati mereka.
memandang usia layak dilatih (cakap) puasa bagi anak sejak sepuluh tahun. Karena al-Quran adalah kalamullah yang merupakan sumber agama Islam
( lihat Ftahul bari; Ibnu dan pedoman hidup
Hajar; 5: 103). kaum muslimin.
Dari aspek bahasa, penggunaan kalimat as-shibyan selalu dipakai untuk Imam Suyuthi berkata:” Mengajarkan al-Quran kepada anak merupakan
menyatakan anak yang pekerjaan yang
masih kecil belum akil baligh atau anak yang sudah mulai akil baligh dan fondamental dalam Islam sehingga mereka dapat tumbuh dalam
sudah siap menerima kefithrahan, dapat mencerap
tugas-tugas kehidupan. Hal itu sesuai pengertian yang dikemukanan oleh hikmah sebelum hawa nafsu mendominasinya dengan berbagai bentuk
majma’ lughah. Isyarat kemaksiyatan dan
lain yang dikemukakan para ulama yang memberikan kontribusi pendapat kesesatan”( lihat Nur Swaid, Manhaj Tarbiyah Nabawiyyah lil afhfal: 104).
dalam aspek ini pada Hal yang sama dikatakan Ibnu Sina:” Ketika sang anak telah mulai siap
bab-bab fikih selalu mengkaitkan dengan qoblal bulugh(akil baligh). menerima instruksi dan
Dengan demikian batasan usia memahami apa yang mereka dengar saat itulah mulai belajar al-
anak cakap berpuasa tidak dapat ditentukan dengan nominal angka usia Quran”( dikutip dari manhaj
melainkan fase tarbiyah lil athfal).
perkembangan usia anak. Dan bila kita mengacu pendapat majma’ lughah 2. Syiar agama
yang memberikan dua Mengajakan al-Quran kepada anak dipandang sebagai syiar agama Islam
ciri sebagaimana di atas dan kita kembalikan kepada paradigma pendidikan yang harus
yang berlaku maka ciriciri dilestarikan. Ibnu khaldun berkata:” orang tua yang mengajarkan al-Quran
tersebut sudah ada pada anak usia SD, dengan demikian usia capak puasa kepada anak-anaknya
bagi anak adalah merupakan syiar agama yang dipelihara oleh ahli agama, mereka
tingkatan sekolah dasar yang dimulai dari usia enam tahun ke atas. berkeliling ke berbagai wilayah
􀂉 MEMPRIORITASKAN PROGRAM BACA DAN TAHFIDZ AL-QURAN BAGI karenanya, karena al-Quran mampu memikat hati sehingga dapat
ANAK DALAM mengokohkan keimanan dan
BULAN RAMADHAN aqidah, sehingga pengajaran al-Qurana menjadi inti bagi seluruh pelajaran
lain”.( lihat
Muqaddimah Ibnu Khaldun:397). Islam dan memerintahkan untuk membayarnya sebelum mereka keluar
3. Bulan Ramadhan bulan al-Quran. untuk sholat ('iid)"
31 (Mutafuqun alaihi).
Salah satu nama bulan Ramadhan adalah bulan al-Quran karena di Hukum Zakat Fitrah
dalamnya al-Quran diturunkan Zakat Fitrah disyariatkan seiring dengan disyariatkannya shaum Ramadhan
dan membacanya dilipatkan pahala. Sebagai bulan yang penuh berkah pada tahun kedua
tentu terlalu mahal kalau ia hijriyah. Status hukumnya sama, yaitu wajib. Adapun yang dikenai
harus berlalu begitu saja, karena itu memprioritaskan amalan berkenaan kewajiban adalah setiap
dengan al-Quran menjadi muslim/muslimah, baik kaya maupun miskin, akil baligh maupun tidak, jika
sangat beralasan. yang bersangkutan
32 masih hidup walaupun sesaat pada malam hari raya Fithri, dan jika
mempunyai kelebihan dari
BAB III kebutuhan primernya untuk sehari semalam ‘Iedul Fithri.
Hikmah Zakat Fitrah
AMALIYAH PASCA RAMADHAN Termasuk kebutuhan primer adalah makan, pengobatan yang sakit,
􀂉 ZAKAT FITHRAH kiswatul ‘Iid (pakaian hari raya)
Definisi jika memang perlu ganti pakaian, juga untuk membayar utang yang tidak
Zakat Fitrah adalah zakat yang disyariatkan dengan berakhirnya bulan dapat ditangguhkan lagi.
Ramadhan sebagai Bagi yang mempunyai tanggungan wajib mengeluarkan zakat Fithrah bagi
pembersih dari hal-hal yang mengotori shaum, dan santunan yang orang yang dibawah
mencukupi fakir-miskin di hari tanggungannya, kecuali orang yang dibawah tanggungannya mampu untuk
raya Fithri. mengeluarkan sendiri,
Landasan Hukum maka status hukumnya menjadi anjuran.
Hadits Rasulullah saw .: Ketentuan Zakat Fitrah
1. Besar sha' menurut ukuran sekarang adalah 2176 gram (2,2 Kg). Boleh
‫ فرض رسول هللا صلى هللا عليه وسلم زآاة الفطر‬: ‫عن ابن عمر ض قال‬
dan dipandang baik
‫صاعا من شعير على‬ (mustahab) memberi tambahan dari kadar tersebut, jika dimaksudkan
‫العبد والحر والذآر واألنثى والصغير والكبير من المسلمين وأمر بها أن‬ untuk kehati-hatian
‫تؤدي بها قبل خروج‬ (ikhtiyat) mengenai equevalent sha’ dengan kilogram dan menunjang
} ‫الناس إلى الصالة {متفق عليه‬ santunan kepada fakir
" Dari Ibnu Umar ra berkata:" Rasulullah saw . mewajibkan zakat fitrah, miskin agar lebih mencukupi dan efektif.
satu sha kurma atau 2. Boleh mengeluarkan zakat Fithrah dengan uang jika lebih bernilai guna
gandum pada budak, orang merdeka, lelaki, perempuan, anak kecil dan bagi fakir miskin
orang dewasa dari umat penerimanya, terlepas apakah lebih memudahkan bagi pihak pembayar
zakat atau tidak.
Sebagaimana di fatwakan oleh para ulama madzhab Hanafi dan ulama barangsiapa membayarnya setelah shalat maka itu adalah sedekah
modern, juga sunnah”(HR Ibnu
diriwayatkan dari Hasan Al Bashri dan Umar bin Abdul Aziz. Majah)
33 2. TAKBIRAN DI HARI ‘IEDUL FITHRI
3. Untuk kembali ke ashalah dan khuruj ‘anil khilaf (keluar dari khilaf) Takbiran pada ‘Iedul Fithri merupakan taqarrub kepada Allah SWT. yang
sangat ditekankan sangat dianjurkan,
mengeluarkan zakat Fithrah dalam bentuk qut (bahan makanan pokok, sebagai rasa syukur atas ni’mat dan petunjuk yang diberikan oleh Allah
beras) dan sedapat SWT. kepada kita,
mungkin dengan kualitas yang terbaik. sebagaimana disebutkan dalam firman-Nya: “Allah menghendaki
4. Masharif (yang berhak menerima) Zakat Fitrah, adalah delapan golongan kemudahan bagimu, dan tidak
sesuai dengan menghendaki kesukaran bagimu. Dan hendaklah kamu mencukupkan
surat at-Taubah 60. Namun demikian lebih diutamakan atau diprioritaskan bilangannya dan hendaklah
untuk fakir kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu,
fiskin, supaya mereka dapat merasakan kegembiraan di hari raya. supaya kamu bersyukur”
Rasulullah shalallahu (QS al-Baqarah 185).
‘alaihi wa sallam bersabda: ”Dan berzikirlah (dengan menyebut) Allah dalam beberapa hari yang
5. Sebaiknya zakatul Fithrah sudah dikeluarkan/ dikumpulkan dua hari berbilang” (QS al-Baqarah
sebelum hari raya, 203).
sebagaimana yang dilakukan sebagian sahabat, diantaranya Ibnu Umar ra. Takbiran merupakan syiar Islam yang harus dipelihara dan diagungkan.
Hal ini jelas akan Firman Allah:
menunjang realisasi ‘Ighnaul masakin’ (memberikan kecukupan kepada ”Demikianlah (perintah Allah). Dan barangsiapa mengagungkan syi`ar-
kaum miskin) pada syi`ar Allah, maka
hari ‘Iedhul Fithri dan melancarkan penanganannya. sesungguhnya itu timbul dari ketakwaan hati” (QS al-Hajj 32).
6. Boleh mengeluarkan zakat dita’jil (dipercepat) sejak awal-awal ADAB TAKBIRAN
Ramadhan, dan masih Karena takbiran merupakan taqarrub pada Allah SWT., maka harus
boleh/ sah mengeluarkannya ba’da shubuh hari raya tapi sebelum usai dilakukan dengan
shalat ‘Ied. Jika memperhatikan adab-adab berikut:
sesudahnya, maka kedudukannya bergeser dari Zakat Fithrah yang fardhu 1. Ikhlas
menjadi shadaqah 2. Khidmat
sunnah. Ha ini berdasarkan hadits sbb: 3. Menjauhi Maksiat
ٌ‫ص َدقَة‬ َّ ‫صاَل ِة فَ ِه َي زَ َآاةٌ َم ْقبُولَةٌ َو َمنْ َأدَّاهَا بَ ْع َد ال‬
َ ‫صاَل ِة فَ ِه َي‬ َّ ‫فَ َمنْ َأدَّاهَا قَ ْب َل ال‬ 4. Tidak Hura-Hura
LAFAZH TAKBIRAN
ِ ‫ص َدقَا‬
‫ت‬ َّ ‫* ِمنَ ال‬ Riwayat Abdur Razzak dari Salman dengan sanadnya yang shahih, berkata:
” Barangsiapa yang membayarnya sebelum shalat maka itu adalah zakat
“bertakbirlah:
yang sah, dan
‫هللا أآبر هللا أآبر هللا أآبر آبيرا‬ Hadits ini menunjukkan bahwa menampakkan rasa suka cita di hari Raya
34 adalah sunnah dan
Dari Umar dan Ibnu Mas’ud : disyari'atkan. Maka diperkenankan memperluas hari Raya tersebut secara
menyeluruh kepada
‫هللا أآبر هللا أآبر الإله إال هللا وهللا أآبر هللا أآبر وهلل الحمد‬
segenap kerabat dengan berbagai hal yang tidak diharamkan yang bisa
Menurut madzhab Maliki dan Syafi’i: Allahu akbar 3x
mendatangkan kesegaran
Lafazh Takbir boleh ditambah dengan lafazh lain.
badan dan melegakan jiwa, tetapi tidak menjadikannya lupa untuk ta'at
WAKTU TAKBIRAN
kepada Allah.
Menurut pendapat yang kuat dari Jumhur Ulama takbiran ‘Iedul Fithri
3. SHOLAT HARI RAYA IDUL FITRI
dapat dimulai ketika
Sholat Hari Raya Idul Fitri hukumnya sunnah muaqqadah. Sebagian
hendak pergi menuju shalat ‘Iedul Fithri sampai imam mulai khutbah.
ulamanya menyatakan fardhu
Tetapi pendapat lain
kifayah dan sebagian yang lain menyatakan fardhu ‘ain. Pada saat hari Raya
membolehkan dari mulai terbenam matahari sampai imam mulai khutbah.
'Idul Fitri, Nabi
3. MENGISI HARI RAYA IDUL FITRI
shallallahu 'alaihi wasallam mengenakan pakaian terbaiknya dan makan
Hari raya Idul Fitri adalah saat-saat umat Islam mensyukuri atas kesuksesan
kurma -dengan bilangan
mereka melaksanakan
ganjil tiga, lima atau tujuh- sebelum pergi melaksanakan shalat 'Id. Tetapi
ibadah Ramdhan. Hari berbahagia dan bersuka cita. Hari Raya Idul Fitri
pada 'Idul Adha beliau
disebut juga hari
tidak makan terlebih dahulu sampai beliau pulang, setelah itu baru
pengampunan, sebagaimana riwayat imam Az-Zuhri, ketika datang hari Idul
memakan sebagian daging
Fitri, maka manusia
binatang sembelihannya.
keluar menuju Allah SWT. Dan Allah kemudian mendatangi mereka seraya
Beliau mengakhirkan shalat 'Idul Fitri agar kaum muslimin memiliki
berkata:” Wahai
kesempatan untuk
hamba-Ku! Karena Aku engkau semua berpuasa, karena Aku engkau semua
membagikan zakat fitrahnya, dan mempercepat pelaksanaan shalat 'Idul
beribadah. Oleh karena
Adha supaya kaum
itu, maka pulanglah kalian semua (ke rumah masing-masing) sebagai orang
muslimin bisa segera menyembelih binatang kurbannya.
yang telah mendapat
Ibnu Umar sungguh dalam mengikuti sunnah Nabi shallallahu 'alaihi
ampunan (dari-Ku)”
wasallam tidak keluar untuk
Ketika Nabi saw . tiba di Madinah, kaum Anshar memiliki dua hari
shalat 'Id kecuali setelah terbit matahari, dan dari rumah sampai ke tempat
istimewa, mereka
shalat beliau senantiasa
bermain-main di dalamnya, maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam
bertakbir.
bersabda:
35
‫ َويَ ْو َم ا ْلفِ ْط ِر‬،‫األض َحى‬
ْ ‫ يَ ْو َم‬:‫"قَإنّ هللا قَ ْد أ ْب َدلَ ُكم بِ ِه َما َخ ْيراً ِم ْن ُه َما‬. Nabi shallallahu blaihi wasallam melaksanakan shalat' Id terlebihdahulu
"Allah telah memberi ganti bagi kalian dua hari yang jauh lebih baik, (yaitu) baru berkhutbah, dan
'Idul fitri dan 'Idul beliau shalat dua raka'at· Pada rakaat pertama beliau bertakbir 7 kali
Adha (HR. Ahmad, Abu Daud dan An-Nasa'i dengan sanad hasan). berturut-turut dengan
Takbiratul Ihram, dan berhenti sebentar di antara tiap takbir. Beliau tidak Hadits ini menunjukkan bahwa shalat 'Id itu hanya dua raka'at, demikian
mengajarkan dzikir pula mengisyaratkan tidak
tertentu yang dibaca saat itu. Hanya saja ada riwayat dari Ibnu Mas'ud disyari'atkan shalat sunnah yang lain, baik sebelum atau sesudahnya. Allah
radhiallahu 'anhu, ia berkata: Mahatahu segala
"Dia membaca hamdalah dan memuji Allah Ta 'ala serta membaca sesuatu, shalawat serta salam semoga selalu dilimpahkan kepada Nabi
shalawat. Muhammad, seluruh anggota
Dan diriwayatkan bahwa Ibnu Umar mengangkat kedua tangannya pada keluarga dan segenap sahabatnya.
setiap bertakbir. 4. PANDUAN MUDIK
Sedangkan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam setelah bertakbir membaca Islam merupakan agama yang mudah, perintah dan larangannya mudah
surat Al-Fatihah dan "Qaf" dan sesuai dengan fitrah
pada raka'at pertama serta surat "Al-Qamar" di raka'at kedua. manusia. Tidak ada satu kewajiban atau larangan dalam Islam yang
Kadang-kadang beliau membaca surat "Al-A'la" pada raka'at pertama dan memberatkan manusia. Allah
"Al-Ghasyiyah" pada SWT berfirman: “Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak
raka'at kedua. Kemudian beliau bertakbir lalu ruku' dilanjutkan takbir 5 kali menghendaki kesukaran
pada raka'at kedua bagimu” (QS Al-Baqarah 185).
membaca Al-Fatihah dan surat. Setelah selesai beliau menghadap ke arah Dan dalam kondisi-kondisi tertentu Islam memberikan keringanan dalam
jamaah, sedang mereka pelaksanaan ibadah. Bagi
tetap duduk di shaf masing-masing, lalu beliau menyampaikan khutbah orang yang sakit dan musafir banyak diberikan kemudahan dalam Islam.
yang berisi wejangan, Orang yang sedang
anjuran dan larangan. melakukan safar (perjalanan), termasuk mudik pulang kampung halaman
Beliau selalu melalui jalan yang berbeda ketika yang terkenal sangat saat lebaran adalah orang
bersungguh-mengikuti sunnah yang mendapat rukhsoh (keringanan). Diantara kemudahan yang diberikan
Nabi shallallahu berangkat dan pulang (dari shalat) 'Id.' Beliau selalu mandi Islam, yaitu pada saat
sebelum shalat 'Id. melaksanakan shalat wajib. Keringanan shalat saat safar diantaranya
Nabi shallallahu 'alaihi wasallam senantiasa memulai setiap khutbahnya dengan cara dibolehkan
dengan hamdalah, dan mengqashar (mengurangi raka’at shalat) dan menjama’(menggabung)
bersabda :"Setiap perkara yang tidak dimulai dengan hamdalah, maka ia shalat dll. Rasulullah SAW
terputus (dari berkah). " bersabda:
(HR.Ahmad dan lainnya). 36
Dari Ibnu Abbas radhiallahu 'anhuma, ia berkata : ‫ آما يكره أن تؤتى معصيته‬،‫إن هللا تعالى يحب أن تؤتى رخصه‬
"Bahwasanya Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menunaikan shalat 'Id dua Artinya: “Sesungguhnya Allah suka jika diambil keringanannya
raka'at tanpa disertai sebagaimana benci jika maksiat
shalat yang lain baik sebelumnya ataupun sesudahnya. " (HR. Al Bukhari kepada-Nya” (HR Ahmad, Ibnu Hibban dan al-Baihaqi).
dan Muslim dan yang Panduan ibadah bagi musafir (pemudik), terdiri dari:
lain). ♦ Shalat Jama’ah
♦ Shalat bagi Musafir Rukhsoh Shalat Bagi Musafir
♦ Adab Safar Seorang musafir mendapatkan rukhsoh dari Allah SWT dalam pelaksanaan
♦ Do’a Safar shalat. Rukhsoh tersebut
SHALAT JAMA’AH adalah: Mengqashar shalat yang bilangannya empat rakaat menjadi dua,
Shalat adalah rukun Islam kedua setelah syahadat dan fardhu ‘ain menjama’ shalat Zhuhur
(kewajiban yang mengikat setiap dengan Ashar dan Maghrib dengan ‘Isya, shalat di atas kendaraan,
individu muslim) dalam setiap kondisi. Baik kondisi aman maupun perang, tayammum dengan debu/tanah
kondisi sehat maupun pengganti wudhu dalam kondisi tidak mendapatkan air dll.
sakit, kandisi muqim (menetap) maupun safar (bepergian). Allah SWT SHALAT QASHAR
berfirman: “Peliharalah Mengqashar shalat adalah mengurangi shalat yang 4 rakaat menjadi 2
segala shalat (mu), dan (peliharalah) shalat wusthaa. Berdirilah karena rakaat, yaitu pada shalat
Allah (dalam shalatmu) zhuhur, Ashar dan ‘Isya.
dengan khusyu`” (QS Al Baqarah 238) Dalil Shalat Qashar
Rasulullah SAW bersabda: 37
) ‫صالة الجماعة تفضل صالة الفذ بسبع وعشرين درجة ( متفق عليه‬ Allah SWT berfirman:
“Shalat jama’ah lebih utama dari shalat sendiri sebesar dua puluh tujuh ”Dan apabila kamu bepergian di muka bumi, maka tidaklah mengapa
derajat” kamu menqashar
Dari Abu Hurairah ra diceritakan bahwa ada seorang lelaki buta bertanya sembahyang(mu), jika kamu takut diserang orang-orang kafir.
kepada Rasulullah SAW , Sesungguhnya orang-orang kafir itu
“Wahai Rasulullah aku tidak punya penuntun yang menggandengku ke adalah musuh yang nyata bagimu” (QS an-Nisaa’ 101).
masjid, apakah aku Rasulullah SAW bersabda:
mendapat keringanan untuk shalat di rumah?”. Rasulullah SAW bertanya .« ‫ض ْر‬ َ ْ‫سفَ ِر َوُأتِ ّمت‬
َ ‫صالَةُ ا ْل َح‬ َ ْ‫صالَةُ َرْآ َعتَ ْي ِن فَُأقِ ّرت‬
ّ ‫صالَةُ ال‬ ّ ‫ت ال‬ َ ‫َأ ّو َل َما فُ ِر‬
ِ ‫ض‬
kepadanya, “Apakah ْ‫شةَ قَالَت‬
َ ‫ عَنْ عَاِئ‬: »
kamu mendengar adzan shalat?”, “Ya”, jawab lelaki itu. Rasulullah SAW Dari ‘Aisyah ra berkata : “Awal diwajibkan shalat adalah dua rakaat,
berkata dengan kemudian ditetapkan bagi
tegas:”Kalau begitu datangilah masjid untuk shalat berjama’ah!” shalat safar dan disempurnakan ( 4 rakaat) bagi shalat hadhar (tidak
SHALAT BAGI MUSAFIR safar)”(Muttafaqun ‘alaihi)
Arti Safar Jarak Qashar
Safar secara bahasa berarti: Melakukan perjalanan, lawan dari iqomah. Seorang musafir dapat mengambil rukhsoh shalat dengan mengqashar dan
Sedangkan secara istilah, safar adalah: Seseorang keluar dari daerahnya menjama’ jika telah
dengan maksud ke tempat memenuhi jarak tertentu. Rasulullah SAW bersabda:
lain yang ditempuh dalam jarak tertentu. Seseorang disebut musafir jika
memenuhi tiga syarat,
‫ آ 􀑧 ان رس 􀑧 ول هللا‬: ‫􀑧 ك ع 􀑧 ن ق 􀑧 صر ال 􀑧 صالة؟ فق 􀑧 ال‬
yaitu: Niat, keluar dari daerahnya dan memenuhi jarak tertentu. ‫ س 􀑧 ألت أن 􀑧 س ب 􀑧 ن مال‬: ‫عن يحيى بن يزيد الهنائي؛ قال‬
‫ مسيرة ثالثة أميال أو ثالثة فراسخ صلى‬،‫صلى هللا عليه وسلم إذا خرج‬ Jika seseorang musafir hendak masuk suatu kota atau daerah dan bertekad
tinggal disana maka dia
‫رآعتين‬
dapat melakukan qashar dan jama’ shalat. Menurut pendapat imam Malik
Dari Yahya bin Yazid al-Hana’i berkata, saya bertanya pada Anas bin Malik
dan Asy-Syafi’i adalah 4
tentang jarak shalat
hari, selain hari masuk kota dan keluar kota. Sehingga jika sudah melewati
Qashar ? “Anas menjawab:” Adalah Rasulullah SAW jika keluar menempuh
4 hari ia harus
jarak 3 mil atau 3
melakukan shalat yang sempurna. Adapaun musafir yang tidak akan
farsakh beliau shalat dua rakaat” (HR Muslim)
menetap maka ia senantiasa
‫ "ي 􀑧 ا أه 􀑧 ل مك 􀑧 ة ال تق 􀑧 صروا ال 􀑧 صالة ف 􀑧 ي‬: ‫ه 􀑧 لم‬ mengqashar shalat selagi masih dalam keadaan safar. Berkata Ibnul
‫ قال رس 􀑧 ول هللا ص 􀑧 لى هللا علي 􀑧 وس‬: ‫عن ابن عباس قال‬ Qoyyim:” Rasulullah SAW
‫"أدنى من أربعة برد من مكة إلى عسفان‬. tinggal di Tabuk 20 hari mengqashar shalat”. Disebutkan Ibnu Abbas dalam
Dari Ibnu Abbas berkata, Rasulullah SAW bersabda:” Wahai penduduk riwayat Bukhari:”
Mekkah janganlah kalian Rasulullah SAW melaksanakan shalat di sebagian safarnya 19 hari, shalat
mengqashar shalat kurang dari 4 burd dari Mekah ke Asfaan” (HR at- dua rakaat. Dan kami
Tabrani, ad-Daruqutni, jika safar 19 hari, shalat dua rakaat, tetapi jika lebih dari 19 hari, maka kami
hadits mauquf) shalat dengan
‫" والبن أبي شيبة من وجه آخر صحيح عنه قال " تقصر الصالة في مسيرة يوم وليلة‬ sempurna”.
Dari Ibnu Syaibah dari arah yang lain berkata:” Qashar shalat dalam jarak JAMA’ ANTARA DUA SHALAT SAAT SAFAR
perjalanan sehari Jama’ antara dua shalat, pada waktu safar dibolehkan. Shalat yang boleh
semalam” dijama’ adalah shalat
“Adalah Ibnu Umar ra dan Ibnu Abbas ra mengqashar shalat dan buka Dzuhur dengan Asar, dan shalat Maghrib dengan ‘Isya. Rasulullah SAW
puasa pada perjalanan bersabda:
menepun jarak 4 burd yaitu 16 farsakh”. ٍ ُ‫ "َأنّ رسو َل هللا صلى هللا عليه وسلم َآانَ في َغ ْز َو ِة تَب‬:‫بن َجبَ ٍل‬
‫وك‬ ِ ‫عن ُم َعا ِذ‬
Jumhur Ulama berpendapat, sebagaimana hadits Ibnu Abbas bahwa jarak ‫س‬ ُ ‫ش ْم‬ ّ ‫ت ال‬ ِ ‫إذا زَ ا َغ‬
minimal dibolehkannya ‫س‬ُ ‫ش ْم‬ ّ ‫ وَِإنْ يَ ْرت َِح ْل قَ ْب َل َأنْ تَ ِزي َغ ال‬،‫ص ِر‬ْ ‫قَ ْب َل َأنْ يَ ْرت َِح َل َج َم َع بَيْنَ الظّ ْه ِر َوا ْل َع‬
qashar shalat yaitu 4 burd atau 16 farsakh. 1 farsakh = 5541 M sehingga 16
Farsakh = 88,656 km.
‫َأ ّخ َر الظّ ْه َر حتى يَ ْن ِز َل‬
Syarat Shalat Qashar: َ‫س قَ ْب َل َأنْ يَ ْرت َِح َل َج َم َع بَيْن‬
ُ ‫ش ْم‬ ّ ‫ت ال‬ِ َ‫ب ِم ْث َل َذلِكَ ِإنْ َغاب‬ ِ ‫ َوفي ال َم ْغ ِر‬،‫ص ِر‬ ْ ‫لِ ْل َع‬
1. Niat Safar ‫ وَِإن‬،‫ب َوا ْل ِعشَا ِء‬ ِ ‫ال َم ْغ ِر‬
2. Memenuhi jarak minimal dibolehkannya safar yaitu 4 burd (88, 656 km ) ‫ب حتى يَ ْن ِز َل لِ ْل ِعشَا ِء ثُم َج َم َع بَ ْينَ ُه َما‬ َ ‫س َأ ّخ َر ال َم ْغ ِر‬ُ ‫ش ْم‬
ّ ‫يب ال‬ َ ‫"يَ ْرت َِح ْل قَ ْب َل َأنْ ت َِغ‬
3. Keluar dari kota tempat tinggalnya Dari Muadz bin Jabal:”Bahwa Rasulullah SAW pada saat perang Tabuk, jika
4. Shafar yang dilakukan bukan safar maksiat matahari telah
38 condong dan belum berangkat maka menjama’ shalat antara Dzuhur dan
Lama Waktu Qashar Asar. Dan jika sudah
dalam perjalanan sebelum matahari condong, maka mengakhirkan shalat kamu berada, palingkanlah mukamu ke arahnya” (QS Al Baqarah 144).
dzuhur sampai berhenti Maka jika seorang musafir berada dalam kendaraan; baik itu mobil, kereta
untuk shalat Asar. Dan pada waktu shalat Maghrib sama juga, jika matahari api, kapal laut atau
telah tenggelam pesawat udara dan mampu menghadap kiblat, maka ia harus menghadap
sebelum berangkat maka menjama’ antara Maghrib dan ‘Isya. Tetapi jika kiblat. Sedangkan bagi
sudah berangkat sebelum musafir yang naik kendaraan sedang ia tidak tahu arah kiblat atau tidak
matahari matahari tenggelam maka mengakhirkan waktu shalat Maghrib mampu menghadap kiblat,
sampai berhenti untuk maka ia harus shalat menghadap arah mana saja yang ia yakini dan shalat
shalat’Isya, kemudian menjama’ keduanya” (HR Abu Dawud dan at- sesuai kondisi di
Tirmidzi). kendaraan. Allah SWT berfirman:”Dan kepunyaan Allah-lah timur dan
Shalat jama’ terdiri dari dua macam, yaitu jama taqdim dan jama’ ta’khir. barat, maka ke manapun
Jama’ taqdim adalah kamu menghadap di situlah wajah Allah. Sesungguhnya Allah Maha Luas
menggabungkan shalat antara shalat Zhuhur dan Asar yang dilakukan pada (rahmat-Nya) lagi Maha
waktu Zhuhur dan Mengetahui” (QS Al Baqarah 115).
shalat Maghrib dan Isya’ yang dilakukan pada waktu Maghrib. Sedangkan TATA CARA SHALAT DI ATAS KENDARAAN
jama’ ta’khir adalah 1. Jika dimungkinkan maka shalat seperti biasa, yaitu shalat berjama’ah,
menggabungkan shalat antara shalat Zhuhur dan Asar yang dilakukan pada menghadap kiblat,
waktu Asar dan shalat berdiri, ruku dan sujud seperti biasa.
Maghrib dan Isya’ yang dilakukan pada waktu Isya’. 2. Jika tidak dapat berdiri maka shalat sambil duduk dengan gerakan shalat
Seorang musafir yang melakukan qashar dan jama’ shalat, maka shalat dalam kondisi duduk.
jama’ah yang dilakukan sbb: Ruku’ dan sujud dengan membungkukkan punggung, dan saat sujud
♦ Niat untuk melakukan shalat jama’ dan qashar secara berjama’ah. punggung lebih menurun
♦ Disunnahkan membaca iqomah pada setiap shalat (misalnya iqomah dari ruku’.
untuk shalat Zhuhur dan 3. Apabila tidak mendapatkan air, maka dapat bertayammum. Cara
iqomah untuk shalat Ashar). tayammum yaitu menepuk
♦ Berimam pada orang yang sama-sama melakukan qashar dan jama’. tanah atau debu pada dinding kendaraan dengan dua telapak tangan, lalu
♦ Shalat jama’ dilakukan secara langsung, tanpa diselingi dengan shalat diusapkan keseluruh
sunnah atau do’a atau wajah. Kemudian tangan yang satu mengusap yang lain sampai
lainnya. pergelangan tangan.
39 ADAB SAFAR
MENGHADAP KIBLAT Apabila seorang muslim hendak melakukan safar maka hendaknya
Menghadap kiblat merupakan syarat sahnya shalat, baik dalam keadaan memperhatikan adab-adab safar
muqim maupun musafir sbb:
sebagaimana firman Allah: ”Palingkanlah mukamu ke arah Masjidil Haram. 1. Jika terdiri dari dua orang atau lebih, maka harus diangkat seorang ketua
Dan di mana saja rombongan.
2. Sebelum berangkat dianjurkan melakukan shalat sunnah dua rakaat. Di riwayatkan oleh at-Tirmidzi, datang seseorang kepada Nabi SAW dan
3. Berdo’a kepada Allah memohon keselamatan dirinya, keluarga yang berkata: “Wahai
ditinggal dan kaum Rasulullah SAW saya akan bepergian maka bekalilah saya !” Rasulullah
muslimin, seperti: SAW bersabda:”
‫س ِّه ْل‬ َ ‫ َو‬،‫ست َِعينُ َو َعلَ ْيكَ أت ََوَّآ ُل؛ اللَّ ُه َّم َذلِّ ْل لي ص ُعوبَةَ أ ْم ِري‬ ْ ‫ اللَّ ُه َّم بِكَ أ‬u1593 Semoga Allah membekali engkau dengan taqwa”. “Tambahlah”. “Semoga
Allah mengampuni
‫ار ُز ْقنِي‬ ْ ‫ َو‬،‫سفَ ِري‬ َ َ‫شقَّة‬ َ ‫عَل َّي َم‬ dosamu”. “Tambahlah”, “semoga Allah memudahkanmu dimana saja
،‫ص ْد ِري‬ َ ‫ب اش َْر ْح لي‬ ّ ‫ َر‬.‫اص ِرفْ َعنِّي ُآ َّل ش ٍَّر‬
ْ ‫ َو‬،‫ب‬ ُ ُ‫الخ ْي ِر أْآثَ َر ِم َّما أ ْطل‬
َ َ‫ِمن‬ engkau berada”.
‫ اللَّ ُه َّم‬،‫س ْر لِي أ ْم ِري‬ ِّ َ‫َوي‬ 5. Saat dalam perjalanan harus menggunakan waktunya pada sesuatu yang
‫سي َو ِدينِي وأ ْهلِي وأقا ِربي وُآ َّل ما أ ْن َع ْمتَ عَل َّي‬ ِ ‫ست َْو ِدعُكَ نَ ْف‬ ْ ‫ست َْحفِظُكَ وأ‬ ْ ‫إني أ‬ baik dan bermanfaat,
seperti; memperbanyak dzikir dan do’a, baca al-Qur’an, membaca buku,
‫آخ َر ٍة‬ ِ ْ‫َوعَل ْي ِه ْم بِ ِه ِمن‬ tafakur alam,
‫سو ٍء يا َآ ِري ُم‬ ُ ‫فاحفَ ْظنَا أجم َعينَ ِمنْ ُآ ّل‬ ْ ،‫ َو ُد ْنيا‬. mendengarkan nasyid (lagu-lagu Islami) dll.
“Ya Allah, kepada-Mu aku memohon dan bertawakkal, ya Allah mudahkan 6. Jangan melakukan kemaksiatan, dan mengupayakan agar suasana di
urusan kami, kendaraan menjadi Islami.
gampangkan kesusahan safarku, berilah rizki padaku berupa kebaikan yang 7. Membawa bekal-bekal dan sarana-sarana untuk mendukung suasana
lebih banyak dari yang yang Islami tersebut,
aku minta, jauhkan dariku segala keburukan. Ya Rabb lapangkan dadaku, misalnya: Membawa mushaf Al-Qur’an, buku bacaan yang Islami, kaset
mudahkan urusanku. Ya nasyid (lagu-lagu
Allah aku memohon perlindungan-Mu, dan menitipkan diriku, agamaku, Islam) dll.
keluargaku, kerabatku dan DO’A SAFAR
ni’mat yang telah engkau berikan padaku dan pada mereka dalam hal Do’a Keluar Rumah
akherat dan dunia, dan jagalah ُ ‫بِس ِْم هللا تَ َوّآ ْل‬
‫ ال َحوْ َل َوال قُ ّوةَ ِإالّ باهلل‬،‫ت َعلَى هللا‬
kami semua dari setiap keburukukan ya Karim” ” Dengan nama Allah, aku bertawakkal kepada Allah, tiada daya dan
4. Memberi wasiat (nasehat) dan meminta wasiat, sebagaimana yang kekuatan kecuali dari Allah”.
dilakukan Rasulullah Do’a Naik Kendaraan dan Safar
SAW dan para sahabatnya. Dikatakan Ibnu Umar pada Qoz’ah:” Kemarilah
saya akan
‫ف 􀑧 ي س 􀑧 فَ ِرنَا‬ ِ َ‫س َّخ َر لَنَا َه َذا َو َما ُآنَّا لَهُ 􀑧 ا نَ 􀑧 سألُك‬ َ ‫س ْب َحانَ الَّ ِذي‬ ُ
melepasmu sebagaimana Rasulullah SAW melepepasku (saat akan َّ‫ اللَّ ُه َّم إن‬. َ‫ُم ق ِرنِينَ وَِإنَّا ِإلَى َربِّنَا لَ ُم ْنقَلِبُون‬
bepergian): َ‫ اللَّ ُه َّم َه ّونْ َعلَ ْينا 􀑧 َّم أنْ 􀑧 ت‬،‫ضى‬ َ ‫ َو ِمنْ ال َع َم ِل ما ت َْر‬،‫َه َذا البِ َّر َوالتَّ ْق َوى‬
40 ُ ‫ هَّللا‬.‫ َوا ْط ِو َعنّا بُ ْع َد ه‬،‫سفَ َرنَا َه َذا‬ َ
" َ‫ع هَّللا َ ِدينَكَ وأمانَتَكَ َو َخ َواتِي َم َع َملِك‬
ُ ‫ست َْو ِد‬
ْ ‫"أ‬. ُ
‫ الل ُه َّم إني أعُوذ بِكَ ِمنْ َوعْثا ِء‬.‫الخلِيفَةُ في األ ْه ل‬
َّ َ ‫سفَ ِر َو‬ َّ ‫ب فِي ال‬ ُ ‫اح‬ِ ‫ص‬ َّ ‫ال‬
Saya titipkan pada Allah dinmu, amanatmu dan akhir amalmu” (HR Abu ‫سو ِء‬ ُ ‫سفَ ِر وآآبَ ِة ال َم ْنظَ ِر َو‬ َّ ‫ال‬
Dawud)
َ‫ آيِبُونَ تائبُون‬: ّ‫ وإذا َرجع قالهنّ وزاد فيهن‬.‫ال واأله ِْل‬ ِ َ‫ال ُم ْنقَل‬
ِ ‫ب في ال َم‬ seorang muslim yang istiqomah. Adapun jika saudaranya seorang kafir atau
fasik maka silaturahim
‫لربِّنَا حا ِمدُون‬
َ َ‫"عابدُون‬ yang dilakukan dengan cara memberi nasehat agar kembali kepada
"Maha Suci Tuhan yang telah menundukkan semua ini bagi kami padahal
kebenaran dan mendo’akannya
kami sebelumnya tidak
agar mendapat hidayah.
mampu menguasainya, dan sesungguhnya kami akan kembali kepada
Adapun ziarah terdiri dari dua macam, ziarah kepada kaum muslimin yang
Tuhan kami."“Ya Allah
masih hidup dan ziarah
sesungguhnya kami memohon kepada-Mu dalam safar ini kebaikan dan
qubur orang Islam. Kedua ziarah tersebut dianjurkan dalam Islam. Namun
ketaqwaan, dan dari amal
ziarah yang terkait saat
yang Engkau ridhai. Ya Allah mudahkan pada safar kami, dan pendekkan
‘Iedul Fithri adalah ziarah kepada kaum muslimin yang masih hidup baik
jauhnya perjalanan. Ya
memiliki hubungan
Allah engkau teman dalam safar dan pemimpin keluarga. Ya Allah aku
kerabat atau tidak. Sedangkan ziarah qubur pada saat ‘Iedul Fithri kurang
berlindung kepada-Mu dari
relevan dan kurang sesuai
susahnya safar, kesedihan dan buruknya kesudahan pada harta dan
dengan waktu. Karena hari raya adalah saat kaum muslimin bergembira
keluarga”. Jika akan pulang
dan bersenang-senang
maka baca do’a serupa dan ditambah:” Kami kembali, bertaubat,
sedangkan ziarah qubur tujuannya mengingat kematian.
beribadah dan memuji kepada
Silaturahim dan ziarah merupakan akhlak Islam yang mulia. Rasulullah SAW
Allah”
senantiasa
Ketika Kendaraan yang dinaiki adalah kapal laut, maka membaca do’a:
melakukannya dan memberi contoh yang terbaik pada umatnya. Bahkan
( 41 (‫ساهَا ِإنَّ َربِّي لَ َغفُو ٌر َر ِحي ٌم‬
َ ‫س ِم هَّللا ِ َم ْج َراهَا َو ُم ْر‬
ْ ِ‫ب‬ silaturahim dan ziarah
” Dengan menyebut nama Allah di waktu berlayar dan berlabuhnya." memiliki hubungan yang erat dengan keimanan. Rasulullah SAW bersabda:
Sesungguhnya Tuhanku ‫ ومن آان يؤمن باهلل واليوم‬،‫من آان يؤمن باهلل واليوم اآلخر فليكرم ضيفه‬
benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”.
41 ‫اآلخر فليصل رحمه‬،
5. SILATURRAHIIM, HALAL BI HALAL DAN ZIARAH ٌ َ‫ومن آان يؤمن باهلل واليوم اآلخر فليقل خيراً أو ليصمت( ُمتَّف‬
)‫ق َعلَ ْيه‬
SILATURRAHIIM “Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaknya
Silaturahim adalah upaya seorang muslim untuk menyambung tali kerabat memuliakan tamunya.
dengan cara memberikan Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaknya
kebaikan kepada kerabat dan menolak keburukannya dengan segala menyambung tali kerabat.
potensi yang dimilikinya Dan barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka
seperti, berkunjung ke rumahnya, menolong kesulitannya, membantu hendaknya berkata baik atau
dengan harta dan tenaga, diam” (HR Bukhari dan Muslim)
mendo’akan, menolak keburukan padanya dll. Hal ini dilakukan dengan ِ َ‫َم ْن َس ّرهُ َأ ْن يُ ْب َسطَ َعلَ ْي ِه في ِر ْزقِ ِه َويُ ْن َسَأ في َأثَ ِر ِه فَ ْلي‬
"‫صلْ َر ِح َمهُ" متفق عليه‬
syarat bahwa saudaranya ” Barangsiapa yang ingin dimudahkan rejekinya dan dipanjangkan umurnya
maka hendaknya
menyambung tali kerabat” (Muttafaqun ‘alaihi) dilakukan terkait dengan hari raya Iedul Fithri. Menjelang ‘Iedul Fithri umat
َ‫ َوت ََب 􀑧 َّوأتَ ِم 􀑧 ن‬، َ‫اب َم ْم 􀑧 شاك‬ َ 􀑧 "‫زَار‬ ْ ،ً‫ َمنْ عا َد َم ِريضا‬u1571
َ ‫أو‬ Islam banyak yang
pulang ke kampung halaman untuk bertemu sanak saudara dan teman-
‫ نادَاهُ منا ٍد بأنْ ِطبْتَ َوط‬،‫أخا ً لَهُ في هَّللا ِ تَعالى‬ temannya. Disana mereka
ً‫الجنَّ ِة َمن ِزال‬
َ " melakukan halal bi halal. Halal bi Halal juga biasa dilakukan dalam suatu
” Barangsiapa yang menengok orang sakit atau menziarahi saudaranya acara pertemuan yang
karena Allah Ta’ala, maka menghadirkan keluarga besar, tetangga, sahabat dan handai tolan. Tradisi
datanglah penyeru yang menyerukan; engkau baik, dan langkahmu juga lain yang berkembang di
baik dan engkau akan masyarakat adalah reuni antar almamater sekolah, kampus dll. Tradisi ini
masuk surga sebagai tempat tinggal” (HR At-Tirmidzi dan Ibnu Majah) dapat masuk pada bentuk
‫ َر ُّد‬:‫سلِ ِم َخ ْم 􀑧 س‬ ْ 􀑧 ‫سلِ ِم عل 􀑧 ى ال ُم‬ ْ 􀑧 ‫ق ال ُم‬ ُّ 􀑧 ‫ " َح‬: ‫􀑧 لم ق 􀑧 ال‬ silaturahim dan ziarah yang dianjurkan Islam jika sesuai dengan adab-adab
‫ي ص 􀑧 لى ال ّل 􀑧 ه علي 􀑧 ه وس‬ ّ 􀑧 ‫ن 􀑧 ي هري 􀑧 رة ع 􀑧 ن النب‬ silaturahim dan ziarah.
ADAB-ADAB SILATURAHIM DAN ZIARAH
‫ع 􀑧 أب‬ 1. Memperhatikan hari dan jam yang baik untuk silaturahim dan ziarah.
‫ش ِميتُ 􀑧 سلم‬ ْ َ‫ َوت‬،‫ وإجابَةُ ال َّدع َْو ِة‬،‫الجناِئز‬ َ ‫ع‬ ُ ‫ َواتِّبا‬،‫ َو ِعيا َدةُ ال َم ِريض‬،‫الم‬ِ ‫س‬ َّ ‫ال‬ 2. Dianjurkan membawa hadiah atau sesuatu yang bermanfaat baik berupa
‫العا طس" وفي رواية لم‬ materi maupun non
‫ص ْح‬ َ 􀑧 ْ‫ص َحكَ فَان‬ َ 􀑧 ْ‫ستَن‬ ْ ‫ َوِإ َذا ا‬،ُ‫فأج ْب 􀑧 ه‬ ِ َ‫ َوِإ َذا َد َع 􀑧 اك‬،‫ق " 􀑧 ِه‬ ُّ ‫َح‬ materi.
3. Jika dimungkinkan, memberi tahu terlebih dahulu.
‫سلِّ ْم َعلَ ْي‬َ َ‫ إ َذا لَقِيتَهُ ف‬:‫س ت‬ ِ ‫سلِ ِم‬ ْ ‫سلِ ِم على ال ُم‬ ْ ‫ال ُم‬ 4. Ziarah sangat dianjurkan bagi saudara dan temannya yang sakit atau
ُ‫ َوِإ َذا َماتَ فَاتَّبِ ْعه‬،ُ‫ض فَ ُع ْده‬َ ‫ وَِإ َذا َم ِر‬،ُ‫ش ِّم ْته‬ َ َ‫ وَِإ َذا َعط‬،ُ‫"لَه‬
َ َ‫س فَ َح ِم َد هَّللا تَعالى ف‬ terkena musibah.
Dari Abi Hurairah ra, dari Nabi SAW bersabda: Hak muslim atas muslim ada 5. Orang yang lebih muda sebaiknya mendatangi yang lebih tua, begitu
lima; membalas juga seorang muslim
salam, menengok yang sakit, mengantar jenazah, menyambut undangan, mendatangi yang lebih alim dan bertaqwa.
membalas yang bersin”. 6. Dianjurkan saling memberi nasehat dan wasiat kebaikan, jika dilakukan
Dalam riwayat Muslim:” Hak muslim atas muslim ada enam:” Jika engkau dalam suatu acara resmi
menjumpainya maka maka sebaiknya mengundang da’i atau mubaligh untuk memberi ceramah
42 agama.
ucapkan salam, jika mengundang maka sambutlah, jika minta nasehat 7. Tidak boleh mengatakan dan melakukan sesuatu yang tidak disukai dan
maka nasehatilah, jika bersin harus menjauhkan diri
dan mengucap hamdalah maka jawablah, jika sakit maka tengoklah dan dari ghibah dan dusta.
jika meninggal maka 8. Memakai pakaian yang rapi, bersih dan baik. Bagi laki-laki dianjurkan
antarkan jenazahnya” memakai wangiwangian.
HALA BI HALAL 9. Menjauhi pemborosan dalam makan, minum dan lainnya.
Dalam tradisi umat Islam di Indonesia ada istilah yang disebut halal bi halal, 10. Menjauhi kemaksiatan, seperti; lalai dalam mengerjakan shalat,
dan biasanya bercampur baur antara lelaki
dan perempuan dan berjabat tangan antara lelaki dan perempuan yang dari kekurangan, karena pada hari Kiamat nanti perbuatan-perbuatan
bukan mahramnya, fardhu akan
menyuguhkan lagu-lagu dan musik yang kotor dan tidak islami, tidak disempurnakan (dilengkapi) dengan perbuatan-perbuatan sunnah.
menutup aurat dll. Sebagaimana keterangan
11. Dianjurkan berjabat tangan (lelaki dengan lelaki dan perempuan yang datang dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam di berbagai riwayat.
dengan perempuan), Mayoritas puasa
mengucapkan salam pada saat pertemuan dan perpisahan dan saling fardhu yang dilakukan kaum muslimin memiliki kekurangan dan ketidak
mendo’akan. sempurnaan, maka
Demikian panduan bagi musafir/pemudik yang sangat perlu diketahui oleh hal itu membutuhkan sesuatu yang menutupi dan menyempurnakannya.
setiap muslim, sehingga 3. Membiasakan puasa setelah Ramadhan menandakan diterimanya puasa
perjalananya tidak sia-sia bahkan dinilai sebagai amal shalih dan ibadah Ramadhan, karena
yang berpahala disisi Allah apabila Allah Ta'ala menerima amal seorang hamba, pasti Dia
SWT. Amien ya Rabbal ‘alamiin. menolongnya dalam
6. PUASA ENAM HARI DI BULAN SYAWAL DAN KEUTAMAANNYA meningkatkan perbuatan baik setelahnya. Sebagian orang bijak
Abu Ayyub Al-Anshari radhiallahu 'anhu meriwayatkan, Nabi shallallahu mengatakan: "Pahala amal
'alaihi wasallam bersabda kebaikan adalah kebaikan yang ada sesudahnya." Oleh karena itu
: barangsiapa mengerjakan
‫ش ّوا َل آان آصيام ال ّده َْر‬ ِ ُ‫ضانَ ثُ ّم أ ْتبَ َعه‬
َ ْ‫ستَا ِمن‬ َ ‫صا َم َر َم‬
َ ْ‫َمن‬ kebaikan kemudian melanjutkannya dengan kebaikan lain, maka hal itu
"Barangsiapa berpuasa penuh di bulan Ramadhan lalu menyambungnya merupakan tanda
dengan (puasa) enam hari atas terkabulnya amal pertama. Demikian pula sebaliknya, jika seseorang
di bulan Syawal, maka (pahalanya) seperti ia berpuasa selama satu tahun . melakukan suatu
(HR. Muslim). kebaikan lalu diikuti dengan yang buruk maka hal itu merupakan tanda
Filosofi pahal puasa 6 hari di bulan Syawwal setelah puasa sebulan penuh tertolaknya amal
di bulan Ramadhan sama yang pertama.
dengan puasa setahun, karena setiap hasanah (kebaikan) diganjar sepuluh 4. Puasa Ramadhan -sebagaimana disebutkan di muka- dapat
kali lipatnya. mendatangkan maghfirah atas
43 dosa-dosa masa lain. Orang yang berpuasa Ramadhan akan mendapatkan
Membiasakan puasa setelah Ramadhan memiliki banyak manfaat, di pahalanya pada
antaranya : hari Raya 'ldul Fitri yang merupakan hari pembagian hadiah, maka
1. Puasa enam hari di buian Syawal setelah Ramadhan, merupakan membiasakan puasa
pelengkap dan setelah 'Idul Fitri merupakan bentuk rasa syukur atas nikmat ini. Dan
penyempurna pahala dari puasa setahun penuh. sungguh tak ada
2. Puasa Syawal dan Sya'ban bagaikan shalat sunnah rawatib, berfungsi nikmat yang lebih agung dari pengampunan dosa-dosa.
sebagai penyempurna 5. Dan di antara manfaat puasa enam hari bulan Syawal adalah amal-amal
yang dikerjakan
seorang hamba untuk mendekatkan diri kepada Tuhannya pada bulan َ‫لَ َعلَّ ُك ْم تَتَّقُون‬
Ramadhan tidak “Semoga kamu bertakwa”
terputus dengan berlalunya bulan mulia ini, selama ia masih hidup. Wallahu A'lam Bishawaab.
Sebaiknya orang yang memiliki hutang puasa Ramadhan memulai
membayarnya di bulan
Syawal, karena hal itu mempercepat proses pembebasan dirinya dari
tanggungan hutangnya.
Kemudian dilanjutkan dengan enam hari puasa Syawal, dengan demikian ia
telah melakukan puasa
Ramadhan dan mengikutinya dengan enam hari di bulan Syawal.
Dan perlu diingat pula bahwa shalat-shalat dan puasa sunnah serta
sedekah yang
dipergunakan seorang hamba untuk mendekatkan diri kepada Allah Ta'ala
pada bulan Ramadhan
adalah disyari'atkan sepanjang tahun, karena hal itu mengandung berbagai
macam manfaat, di
antaranya; ia sebagai pelengkap dari kekurangan yang terdapat pada
fardhu, merupakan salah satu
faktor yang mendatangkan mahabbah (kecintaan) Allah kepada hamba-
Nya, sebab terkabulnya doa,
demikian pula sebagai sebab dihapusnya dosa dan dilipatgandakannya
pahala kebaikan dan
ditinggikannya kedudukan.
Hanya kepada Allah tempat memohon pertolongan, shalawat dan salam
semoga tercurahkan
selalu ke haribaan Nabi, segenap keluarga dan sahabatnya.
PENUTUP
Umat Islam yang berbahagia, setelah anda membaca buku ini kami
menginginkan anda
telah mendapatkan manfaat yang banyak. Kami menginginkan dari semua
manfaat itu
mengkrucut menjadi satu, yaitu tercapainya Visi Ramadhan, sebagaimana
yang
disebutkan dalam al-Qur’an:

Anda mungkin juga menyukai