Anda di halaman 1dari 6

Dan tentunya kita bersyukur kepada Allah atas nikmat

berbagai kehidupan yang masih diberikan kepada kita.

Sehingga pada kesempatan ini kita masih dapat beribadah

kepada-Nya, dapat mengingat-Nya, serta memuji-Nya.

Pujian hanya layak dimiliki oleh Allah. Alhamdulillah; segala

KHUTBAH 1 puji hanya milik Allah. Sungguh tidaklah pantas bagi manusia

untuk mengharapkan pujian, tidak pantas bagi manusia untuk


Hadirin Jamaah Shalat Jumat yang insya Allah selalu berada
merasa telah berjasa, karena sungguh sejatinya segala pujian
dalam naungan rahmat dan hidayah Allah SWT. Tak henti-
hanya milik Allah semata.
hentinya kita panjatkan puja dan puji syukur kepada Allah
Pada kesempatan yang mulia ini, kami selaku khatib mengajak
SWT yang telah memberikan kita nikmat iman dan Islam;
kepada hadirin sekalian, marilah kita senantiasa meningkatkan
karunia yang teramat besar yang Allah karuniakan kepada
keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah SWT, takwa dalam
hamba-hamba-Nya. Semoga kita selalu termasuk yang
arti senantiasa berupaya dan berusaha untuk selalu
mendapatkan hidayah-Nya serta berada dalam keadaan Iman
menghadirkan Allah dalam setiap situasi dan kondisi dengan
dan Islam hingga akhir hayat kita.
cara senantiasa berzikir dan melaksanakan segala perintahNya.
Takwa dalam arti kita senantiasa melibatkan Allah dalam

setiap persoalan yang kita hadapi dengan cara berdoa,

memohon pertolongan dan bermunajat kepadaNya. Sehingga


Artinya: “Ramadhan adalah bulan Allah. Keutamaannya
akan menimbulkan ketentraman dan ketenangan dalam setiap
dibanding bulan-bulan lain adalah bagaikan keutamaan Allah
kehidupan kita. dibanding dengan makhluk-Nya” (Syekh Nashr ibn

Muhammad as-Samarqandi, Tanbihu-l Ghafilin fi Ahaditsi

Sayyidi-l Anbiyai wal Mursalin, Daru-l Kutubi-l Ilmiyyah, h.

186)
Hadirin jamaah Jumat rahimakumullah,
Dalam satu kesempatan ketika ketika Ramadhan tiba,
Tak terasa saat ini kita telah berada pada Jumat Kedua dari
beliau menyampaikan kepada para sahabat
syahrillah, syahrin mubarak, yaitu bulan Ramadhan. Bulan

mulia ini adalah satu-satunya bulan dalam sistem penanggalan

Hijriah yang disebut dalam Al-Qur’an. Ketika Nabi


Artinya: “Ramadhan telah tiba. Seandainya para hamba
Muhammad ‫ ﷺ‬menjelaskan kemuliaan Ramadhan, maka
Allah mengetahui terhadap apa-apa yang ada dalam
beliau bersabda:
Ramadhan, maka umatku pasti berharap agar bulan ini orang-orang yang telah menahan syahwat, makan, dan
tetap ada selama setahun penuh” (Syekh Nashr ibn minum karena-Ku. Puasa adalah perisai. Ada dua
Muhammad as-Samarqandi, Tanbihu-l Ghafilin fi kebahagiaan bagi orang yang berpuasa: bahagia ketika
Ahaditsi Sayyidi-l Anbiyai wal Mursalin, h. 186). berbuka dan bahagia ketika berjumpa dengan Rabb-
Membahas Ramadhan maka tak bisa lepas dari nya pada hari kiamat” (Syekh Nashr ibn Muhammad
membahas salah satu rukun Islam, yaitu puasa, yang as-Samarqandi, Tanbihu-l Ghafilin fi Ahaditsi Sayyidi-l
diwajibkan pada seluruh orang beriman yang telah Anbiyai wal Mursalin, h. 185).
memenuhi syarat wajibnya. Puasa merupakan ibadah Dalam lain waktu, Nabi Muhammad ‫ ﷺ‬menjelaskan
yang sangat mulia sebab pahala yang diperoleh keutamaan puasa Ramadhan
langsung diberikan oleh Allah tanpa perlu ditanyakan
jumlah lipat-gandanya. Allah berfirman dalam hadits
qudsi, “Setiap kebaikan yang dilakukan anak Adam
Artinya: “Barang siapa yang berpuasa Ramadhan dalam
akan dilipatgandakan dari sepuluh hingga tujuh ratus
keadaan iman dan ihtisab, maka diampuni dosa-
kali lipat kecuali puasa, sebab puasa itu adalah untuk-
dosanya yang telah lalu” (Sayyid Muhammad bin Alwi
Ku dan Aku sendiri yang akan membalasnya kepada
al-Maliki, Khashaisu Ummati-l Muhammadiyyah, hasad, dan tidak memusuhi sesama. Jika kita tidak
Hai’atu-sh Shofwati-l Malikiyyah, h. 192) Berkaca menjauhi sifat-sifat tercela tersebut, maka
pada hadits tersebut, agar kita bisa memperoleh dikhawatirkan kita masuk dalam golongan orang yang
keutamaan-keutamaan yang telah dijelaskan, maka disabdakan oleh Rasulullah ‫ﷺ‬,
setidaknya ada dua syarat yang harus dilakukan:
Puasa dalam keadaan iman. Iman yang dimaksud
adalah membenarkan semua balasan dan pahala yang Artinya: "Betapa banyak orang yang berpuasa tapi tidak
telah dijanjikan oleh Allah.   Puasa dalam keadaan mendapat secuil apapun dari puasanya kecuali hanya
ihtisab, yaitu mengharap ridha Allah. Bukan puasa lapar dan haus
karena takut menjadi bahan penggunjingan orang lain. " (Imam al-Ghazali, Bidayatu-l Hidayah, bab Adabu-sh
Shiyam) Yakni, tidak ada pahala sama sekali yang
Oleh karena itu, seyogianya kita dalam menjalani puasa didapat.
Ramadhan mengetahui kemuliaan ibadah ini, menjaga Hadirin rahimakumullah, 
lisan dari bohong, ghibah, fitnah, menjaga anggota Ramadhan tidak melulu tentang kemuliaan, tapi ada
badan dari perbuatan maksiat, menjaga hati dari sifat juga ancaman yang ditujukan bagi segelintir orang.
Dikisahkan ketika Nabi menaiki mimbar, pada tangga Artinya: “Celaka orang yang menjumpai kedua orang
pertama beliau berucap âmîn. Pada tangga kedua dan tuanya atau salah satu dari keduanya tapi hal itu tidak
ketiga beliau juga berucap âmîn. Para sahabat akhirnya bisa memasukkannya ke surga.” Maka aku
bertanya, “Wahai Rasulullah, kami mendengar engkau mengucapkan ‘âmîn’.
mengucapkan âmîn tiga kali.” Nabi menjelaskan, “Pada
Pada tangga ketiga Jibril berkata,
tangga pertama tadi, Jibril mendatangiku dan
mengatakan,

Artinya: “Celaka orang yang ketika namamu disebut di


dekatnya, tapi ia tidak bershalawat padamu.” Maka aku
Artinya: “Celaka orang yang menjumpai Ramadhan
mengucapkan ‘âmîn’. (Imam al-Bukhari, al-Adabu-l
dan melewatinya tapi dosa-dosanya tidak diampuni.”
Mufrad, bab Man Dzukira ‘Indahu an-Nabiyyu Falam
Maka aku mengucapkan ‘âmîn’. Pada tangga kedua
Yushalli ‘Alaihi). Doa tersebut disampaikan oleh
Jibril berkata,
malaikat terbaik dan diaminkan oleh manusia sekaligus
makhluk terbaik. Maka sungguh rugi orang beriman
yang dosanya tidak diampuni oleh Allah setelah Khutbah 2
berlalunya Ramadhan. Nau’udzubillahi min dzalik.
Berdasarkan keterangan-keterangan tersebut, para
Hadirin, mari kita bersama-sama menyambut
Ramadhan dengan penuh kekhusyukan. Mari bersama-
sama memaksimalkan ibadah di dalamnya. Semoga kita
semua bisa memperoleh ridha Allah dan fadhilah atau
keutamaan Ramadhan serta dijauhkan dari akhlak
tercela yang bisa membatalkan pahala puasa.
Âmîn yâ rabbal ‘âlamîn.

Anda mungkin juga menyukai