Anda di halaman 1dari 1

Hikmah Idul Fitri

Seorang muslim yang kembali kepada fitrahnya ia akan memiliki sikap yaitu pertama, ia tetap istiqomah
memegang agama tauhid yaitu islam, ia tetap akan berkeyakinan bahwa Allah itu maha Esa dan hanya
kepadanya kita memohon. Kedua, dalam kehidupan sehari-hari ia akan selalu berbuat dan berkata yang
benar, meskipun perkataan itu pahit. Ketiga, ia tetap berlaku sebagai abid, yaitu hamba Allah yang
selalu taat dan patuh kepada perintah-Nya sebagai contoh kita harus menghormati kedua orang tua kita
baik orang tua kandung maupun mertua, jikalau sudah meninggal berziarahlah ketempat makam
mereka untuk mendoaakan agar dilapangkan kuburannya dan diampuni dosanya.

Mudah-mudahan berkat ibadah selama bulan Ramadhan yang dilengkapi dengan menunaikan Zakat
fitrah, Insya Allah kita termasuk orang-orang yang kembali kepada fitrohnya, karena ibadah puasa
Ramadhan berfungsi sebagai tazkiyatun nafsi yaitu mensucikan jiwa dan Zakat fitrah berfungsi sebagai
tazkiyatul badan, yaitu mensucikan badan, maka setelah selesai ibadah puasa dan menunaikan
zakat,seorang muslim akan kembali kepada fitrohnya yaitu suci jiwanya dan suci badanya.

Seorang muslim yang kembali kepada fitrohnya selain sebagai abid (hamba Allah) yang bertakwa, ia juga
akan memiliki kepekaan sosial yang tinggi peduli kepada lingkungannya. Itulah beberapa indikator dari
gambaran seorang yang kembali kepada fitrahnya setelah selesai menunaikan ibadah shaum Ramadhan
sebulan lamanya, dan itu akan tampak pada dirinya setelah selesai puasa ramadhan,mulai hari ini dan
seterusnya.

Namun bila ketiga ciri fitrah tersebut tidak tampak pada diri seorang muslim mulai hari ini dan hari-hari
berikutnya, maka berarti latihan dan pendidikan puasa Ramadhan yang telah dilakukannya selama
sebulan tidak berhasil, karena ia tidak mampu kembali kepada fitrahnya. Semoga dengan kembalinya
semua warga masyarakat muslim di negeri ini kepada Fitrahnya, cita-cita Negara kita menjadi Negara
yang Adil dan Makmur.

Dalam kesempatan berlebaran di hari raya yang suci ini, mari kita satukan niat tulus ikhlas dalam
sanubari kita, kita hilangkan rasa benci, rasa dengki, rasa iri hati, rasa dendam, rasa sombong dan rasa
bangga dengan apa yang kita miliki hari ini. Mari kita ganti semua itu dengan rasa kasih sayang dan rasa
persaudaraan. Dengan hati terbuka, wajah yang berseri-seri serta senyum yang manis kita ulurkan
tangan kita untuk saling bermaaf-maafan. Kita buka lembaran baru yang masih putih, dan kita tutup
halaman yang lama yang mungkin banyak terdapat kotoran & noda seraya mengucapkan Minal Aidin
Walfaizin Mohon Ma’af Lahir dan Batin.

Anda mungkin juga menyukai