MEMUTUSKAN :
Pasal 1
Pokok-pokok kebijakan dan strategi pembangunan bidang kearsipan yang merupakan skala
prioritas yang ditetapkan sebagai rencana pembangunan jangka menengah nasional (RPJMN)
Bidang Kearsipan yang akan dicapai dalam kurun waktu 2004-2009, yang selanjutnya disebut
“Pokok-pokok Kebijakan dan Strategi Pembangunan Bidang Kearsipan Tahun 2004-
2009” sebagaimana terlampir dalam Peraturan ini.
Pasal 2
Pokok-pokok Kebijakan dan Strategi Pembangunan Bidang Kearsipan Tahun 2004-2009 ini
dijadikan sebagai pedoman pokok dan acuan bagi instansi Pusat dan Daerah di seluruh
Indonesia dalam melakukan penyusunan program bidang kearsipan.
Pasal 3
Peraturan ini mulai berlaku sejak tanggal diteteapkan.
Ditetapkan di Jakarta
Pada tanggal 1 Maret 2005
KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,
ttd
DJOKO UTOMO
Lampiran Peraturan
Kepala Arsip Nasional RI
Nomor : 01 Tahun 2005
Tanggal : 1 Maret 2005
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pengaruh globalisasi dalam perkembangan kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi, terutama dengan pesatnya kemajuan teknologi informasi dan komunikasi
hingga dapat menembus ruang dan waktu dengan cepat, bahkan menembus batas antar
Negara dengan Negara lainnya. Hal ini tentu sangat berpengaruh terhadap pelaksanaan
administrasi pemerintahan dan pembangunan, yang secara langsung akan berpengaruh
terhadap bidang kearsipan.
Sejalan dengan kemajuan di berbagai bidang, juga terjadinya pergeseran politis
dalam ketatanegaraan dari pemerintahan sentralistik menjadi desentralistik yang
merupakan perubahan paradigma baru dalam kehidupan berbangsa dan bernegara,
khususnya dalam penyelenggaraan sistem pemerintahan.
Dengan diberlakukannya Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 yang kemudian
diubah dengan Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, dan
Undang-undang Nomor 25 Tahun 1999 yang telah diubah dengan Undang-undang Nomor
33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintahan Pusat dan Daerah
D. ARAH KEBIJAKAN
Arsip sebagai informasi yang terekam mengenai dinamika kehidupan berbangsa dan
bernegara merupakan sumber informasi yang obyektif menyangkut berbagai bidang
kehidupan seperti ideologi, politik, sosial, ekonomi, budaya, agama, ilmu pengetahuan dan
teknologi dan lain-lain. Sehingga arsip merupakan memori kolektif dalam bentuk arsip
dengan segala medianya yang dapat meningkatkan kesadaran nasional serta
mempertegas identitas bangsa dan jatidiri bangsa Indonesia, karena melalui arsip
masyarakat dapat mempelajari sejarah dan prestasi yang pernah diraih dan kegagalan-
kegagalan oleh pendahulunya atau dipelajari untuk melakukan koreksi atas kegagalan
masa lalu.
Dalam perkembangan demokrasi dalam berbangsa dan bernegara, telah pula terjadi
pergeseran politik dalam ketatanegaraan di Indonesia dari pemerintahan yang sentralistik
menjadi desentralistik dengan diikuti berbagai tuntutan masyarakat akan perubahan
paradigma di berbagai aspek kehidupan, khususnya dalam penyelenggaraan pemerintahan
melalui reformasi birokrasi pemerintah. Dalam konteks ini Arsip Nasional RI sebagai LPND
sebagai Pembina nasional di bidang kearsipan juga wajib menyelamatkan dan
melestarikan arsip, serta mendayagunakan arsip bagi kepentingan masyarakat luas.
Mengingat luas dan kompleksnya tugas terserbut, maka melalui azas dekonsentrasi,
bidang kearsipan merupakan salah satu urusan pemerintahan yang pelimpahan
kewenangannya telah diserahkan kepada Gubernur dalam rangka efisiensi dan efektifitas
penyelenggaraan pemerintahan di bidang kearsipan antara lain pembinaan, pengelelolaan
arsip, serta penyelamatan dan pelestarian arsip di lingkungan Pemerintah Provinsi yang
menjadi tanggung jawabnya.
Dalam rangka pelaksanaan pembangunan bidang kearsipan tersebut, maka arah
kebijakan ANRI adalah:
1. Mendorong secara konsisten terciptanya landasan hokum bagi penyelenggaraan
bidang kearsipan;
2. Memantapkan pembinaan kearsipan dinamis dan pengelolaan arsip statis baik
Tingkat Pusat maupun Daerah;
3. Meningkatkan kesadaran dan tanggung jawab kepada Lembaga-lembaga Negara,
Badan-badan Pemerintah, Swasta dan Masyarakat baik di Tingkat Pusat dan Daerah
untuk menyelamatkan dan melestarikan arsip/dokumen Negara;
BAB II
ANALISIS PERKEMBANGAN STRATEGIK
yang akurat yang dimiliki oleh setiap pegawai yang dijadikan umpan balik bagi
perencanaan pengembangan pegawai.
6. Pembinaan Kearsipan
Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 yang kemudian diubah dengan
Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-
undang 25 Tahun 1999 yang telah diubah dengan Undang-undang Nomor 33 tahun
2004 tentang Perimbangan Keuangan antar Pemerintah Pusat dan Daerah telah
memberikan keleluasaan kepada Daerah untuk lebih kreatif dan menggali potensi
yang ada didaerah untuk melaksanakan pembangunan sesuai kebutuhan dan
kemampuan daerah, termasuk pembangunan bidang kearsipan.
Penyelenggaraan pembinaan dan supervisi kearsipan tidaklah mungkin
dilakukan oleh Arsip Nasional RI secara tersentral, karena daerah binaannya meliputi
seluruh daerah provinsi di Indonesia. Pendekatan azas dekonsentrasi, Arsip Nasional
RI mendelegasikan sebagaian kewenangannya pada Gubernur dalam rangkat
meningkatkan efisiensi dan efektifitas penyelenggaraan, pengelolaan dan pelayanan
kearsipan di wilayah masing-masing.
Pembinaan kearsipan melalui pemberian dana dekonsentrasi ini masih sangat
terbatas jangkauannya karena keterbatasan sumber daya dan dana, sehingga
hasilnya belum maksimal. Sementara untuk tugas penyelenggaraan pembinaan
melalui pemberian pedoman, bimbingan pelatihan, arahan dan supervisi secara
nasional juga masih menemui banyak hambatan dalam pelaksanaannya.
kemudian ditata, disimpan, dan dirawat dalam rangka pelestarian arsip secara fisik
sekaligus nilaiguna arsip yang terkandung didalamnya, agar dapat didayagunakan
bagi kepentingan kenegaraan/kebangsaan maupun bagi masyarakat secara luas,
karena arsip memiliki peran penting dalam kontek Negara Kesatuan RI. Selain
sebagai pusat ingatan dan sumber informasi, juga merupakan memori kolektif
bangsa, jati diri bangsa dan sebagai pemersatu bangsa.
Oleh karena itu dalam pelaksanaannya terhadap penyelamatkan dan
pelestarian arsip baik pada lembaga negara dan badan pemerintahan, swasta, dan
perorangan, melalui kegiatan akuisisi arsip, serta penyimpanan dan perawatan arsip,
harus dilakukan secara sistematik sesuai dengan kaidah-kaidah kearsipan
berdasarkan ketentuan-ketentuan yang berlaku.
6. Pembinaan Kearsipan
Arsip Nasional RI sebagai induk organisasi kearsipan di Indonesia adalah
pembina bagi seluruh lembaga/instansi pemerintah baik pusat dan daerah di dalam
penyelenggaraan dan pengelolaan kearsipan, dengan menggunakan
standar/pedoman pelaksanaan pembinaan dan pengelolaan arsip yang dijadikan
sebagai acuan bagi setiap lembaga instansi pusat dan daerah dalam rangka
pengelolaan arsip, sehingga adanya tolok ukur di dalam melakukan
pembinaan/bimbingan dan evaluasi/pengawasan terhadap pelaksanaan
penyelenggaraan dan pengelolaan kearsipan di tingkat pusat dan daerah.
Dalam rangka mempercepat pelaksanaan pembinaan dan pengelolaan arsip di
daerah juga ditempuh azas dekosentrasi bidang kearsipan dengan memberikan
kewenangan kepada daerah provinsi diseluruh Indonesia secara proporsional sesuai
dengan kemampuan keuangan negara serta pembagian tanggung jawab dan
perimbangan keuangan antara pusat dan daerah sesuai dengan prinsip-prinsip
demokrasi, peran serta, pemerataan, keadilan dan potensi keragaman daerah yang
dilaksanakan dalam kerangka Negara Kesatuan RI.
Selain itu, dilakukan melalui peningkatan pengelolaan kearsipan ”Citra
Nusantara” sebagai upaya untuk memperkaya khasanah arsip di tiap-tiap daerah
sebagai jati diri bangsa yang dapat memberi informasi dan pengetahuan sejarah
tentang keterikatan antara daerah yang satu dengan yang lain dalam satu bangsa,
yaitu bangsa Indonesia.
C. Lingkungan Strategik
Arsip Nasional RI sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya dalam penyelenggaraan
pemerintahan umum dan pembangunan bidang kearsipan berpedoman pada Peraturan
Presiden RI Nomor 7 Tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Nasional Tahun 2004-2009, Bagian III Bab 14 hal 4, arah kebijakan pembangunan bidang
kearsipan adalah Optimasi Pengembangan dan Pemanfaatan e-government, dan
dokumen/arsip Negara dalam pengelolaan tugas dan fungsi, dengan faktor-faktor yang
mempengaruhi dalam pencapaian tujuan organisasi, antara lain:
1. Pergeseran politik dalam ketatanegaraan dari pemerintahan sentralistik menjadi
desentralistik merupakan perubahan paradigma baru di berbagai aspek kehidupan
baik politik, sosial, ekonomi, budaya maupun hukum dan lain-lain termasuk
perubahan kehidupan berbangsa dan bernegara serta penyelenggaraan sistem
pemerintahan yang secara langsung akan mempengaruhi kinerja Arsip Nasional RI.
2. Dengan diberlakukannya Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 yang kemudian
diubah dengan Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah dan Undang-undang Nomor 25 Tahun 1999 yang diubah dengan Undang-
undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah
Pusat dan Daerah telah memberikan keleluasaan kepada daerah untuk lebih kreatif
melaksanakan pembangunan sesuai kebutuhan dan kemampuan daerah termasuk
bidang kearsipan.
Pada era globalisasi diberbagai bidang kehidupan, dengan ditunjang kemajuan
teknologi informasi dan komunikasi yang begitu pesat dan mengakibatkan
perubahan tatanan khidupan, turut mempengaruhi terhadap sistem pemerintahan
dan tatanan kehidupan masyarakat.
3. Adanya proses reformasi dalam berbagai aspek kehidpan khususnya berbangsa dan
bernegara, turut mempengaruhi kinerja Arsip Nasional RI dalam hubungannya
antara pemerintah pusat dan daerah, sehingga memerlukan terobosan-terobosan
yang dapat mensinergikan dari potensi yang ada guna terselenggaranya tugas-tugas
pemerintahan dan pembangunan bidang kearsipan di pusat dan daerah.
4. Adanya kawasan perdagangan bebas (liberal trade market) pada tingkat regional
seperti “Asean Free Trade Area (AFTA) dan Asia Pacific Economic Cooperation
(APEC)”.
BAB III
TUJUAN, SASARAN DAN PROGRAM KEARSIPAN
2. Program Pengelolaan Arsip Dinamis, baik secara Manual maupun secara Elektronik
2.1. Arah Kebijakan
Arah kebijakan melalui program ini bertujuan untuk terciptanya suatu
standar/pedoman/petunjuk pelaksanaan pengelolaan arsip dinamis yang
berlaku secara nasional dan merupakan satu sistem pengelolaan kearsipan
dinamis yang sistematis dan terpadu sehingga secara teknis akan terkait
secara langsung dengan penyelenggaraan administrasi perkantora. Dengan
adanya sistem/standar/pedoman pengelolaan arsip dinamis, maka akan lebih
mudah dilakukan pembinaan pada lembaga/instansi pusat/daerah. Dengan
demikian arsip akan memberikan kontribusi yang penting bagi pemerintahan
dan pembangunan.
masyarakat luas, juga sebagai identitas dan jati diri suatu bangsa, serta
sebagai simpul pemersatu bangsa dalam konteks Negara Kesatuan RI.
9.2. Strategi yang diterapkan dalam rangka pendayagunaan arsip sebagai sumber
informasi adalah :
9.2.1. Tingkatkan intensitas publikasi kepada masyarakat tentang tugas dan
fungsi ANRI, khasanah arsip yang tersimpan di ANRI, serta sistem
pengelolaan arsip;
9.2.2. Tingkatkan penerangan kepada masyarakat arti pentingnya arsip, baik
kepada instansi/lembaga pemerintah pusat/daerah serta swasta dan
masyarakat, bahwa arsip sebagai salah satu sumber informasi yang
sah;
9.2.3. Tingkatkan fasilitas layanan informasi arsip kepada masyarakat
pengguna dngan berbagai media yang sesuai dengan kemajuan
teknologi informasi.
BAB IV
PENUTUP