Anda di halaman 1dari 1

LEMBAR JAWABAN LATIHAN/TUGAS 3-4

KD 3.2_4.2
STRUKTUR KERUANGAN, PERKEMBANGAN DAN POLA PERMUKIMAN DESA

NAMA : NOVA LIANUR FITRIANI


KELAS : XII-MIPA 5
NO. ABSEN : 23

PENYELESAIAN TUGAS /LATIHAN :

 (Latihan 3) Mnnidenntifiaad inlenidhan ean inlenaahan polea pnmakidaan aaaaamaiak enaa.


Jawai :
a. Pola Permukiman Menyebar (Dispersed). Kelebihan pola permukiman ini diantaranya lebih
banyak area kosong yang tdak menjadi permukiman dan limbah/sampah tdak menumpuk
di suatu tempat. Sedangkan kelemahan pola permukiman ini yaitu tata kota dan wilayah
menjadi kurang teratur kemudian sulit untuk didata dan dimonitor oleh pemerintah.
b. Pola Permukiman Memanjang (Linear). Disini saya mengambil salah satu contoh yaitu pola
permukiman di sepanjang tepi jalan, memiliki kelebihan karena dekat dengan jalan maka
akses transportasinya akan jauh lebih mudah. Namun, pola permukiman ini juga memiliki
kelemahan karena dekat dengan jalan past akan terganggu oleh polusi udara dan polusi
suara.
c. Pola Permukiman Mengelompok atau Terpusat (Nucleated). Kelebihan pola permukiman ini
diantaranya terbentuknya pola-pola permukiman yang menunjukkan proses alami,
penduduk dapat memilih tempat tnggal yang lebih menguntungkan dan mengedepankan
kenyamanan. Sedangkan kelemahan dari pola permukiman ini adalah juamlah penduduknya
jarang serta aksesibilitas rendah contohnya sepert di wilayah pegunungan karena pengaruh
kondisi topografi.
 (Latihan 4) Mnnaawai pnmaoalean-pnmaoalean :
a. Desa selalu dicirikan dengan kegiatan agraris, karena pada umumnya desa memiliki lahan
pertanian yang luas, dan kegiatan ekonomi di desa umumnya didominasi oleh kegiatan
ekonomi pertanian
b. Dalam kehidupan masyarakat desa, kontrol sosial lebih mengutamakan penggunaan nilai
moral dan etka yang notabene merupakan hukum informal ketmbang hukum formal
karena penggunaan itu lebih efektf karena masyarakat desa lebih terikat dengan moral dan
etka tanpa hukum formal yang terlalu rumit, Normal etka dan moral juga lebih memiliki
sistem hukuman yang lebih membuat pelaku jera karena mendapat sanksi sosial yang lebih
mengena ketmbang hukum formal yang bisa dimanipulasi.
c. Faktor pendorong suatu desa dapat menjadi desa swasembada, yaitu kemampuan
pemenuhan kebutuhan desa tanpa bergantung pada desa lainnya, teknologi yang digunakan
dalam sistem pertanian, serta kreatiitas dan inoiasi masyarakat yang mampu menghasilkan
produk buatan sendiri untuk memenuhi kebutuhan desa lainnya. Selain itu, majunya
pemikiran masyarakat seiring perkembangan zaman juga menjadi faktor pendorong yang
nantnya pengaruh adat istadat akan berkurang.

Anda mungkin juga menyukai