Anda di halaman 1dari 39

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Data


4.1.1 Hasil Tes
Untuk mengetahui bagaimana pengaruh penerapan model Cooperative
Learning tipe Student Team Achievment Division (STAD) dengan menggunakan
media pembelajaran gambar animasi terhadap hasil belajar siswa pada mata
pelajaran Ekonomi, maka di adakan tes. Tes ini merupakan tes tertulis sebanyak
20 soal yang dilakukan 2 kali, yaitu sebelum pembelajaran (pretestt) dan sesudah
pembelajaran (posttest). Sehingga dapat diketahui hasil belajar ekonomi siswa
yang dicapai.
Data hasil penelitian pada kelas eksperimen dan kelas kontrol selengkapnya
dapat dilihat di lampiran. Tetapi setelah data tersebut dihitung dengan
menggunakan data komputer Statistical Package For Social Science (SPSS) 21 di
peroleh data sebagai berikut :
Tabel 4.1
Hasil Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Statistics
N-gain
N-gain Kontrol
Eksperimen
Valid 34 36
N
Missing 0 34
Mean .6115 .2664
Median .6000 .2400
Mode .50a .23
Std. Deviation .15494 .13254
Variance .024 .018
Minimum .33 .08
Maximum 1.00 .75
Sum 20.79 9.59
a. Multiple modes exist. The smallest value is shown

Berdasarkan hasil output SPSS pada gain kelas eksperimen didapatkan rata-
rata (mean) 0,6115, median 0,6000, modus (mode) 0,50, standar deviasi 0,15494,
variance 0,024, nilai minimum 0,33, nilai maksimum 1,00, dan jumlahnya (sum)
20,79. Sedangkan gain pada kelas kontrol di dapatkan rata-rata (mean) 0,2664,
median 0,2400, modus (mode) 0,23, standar deviasi 0,13254, variance 0,018, nilai

47
48

minimum 0,08, nilai maksimum 0,75, dan jumlahnya (sum) 9,59. Untuk lebih
jelasnya gambaran mengenai skor hasil belajar siswa berdasarkan N-gain dapat
dilihat pada Grafik 4.1 berikut.
25
20.79
20

15
Rata-rata
9.59 Jumlah Skor
10

5
0.6100000000
00001 0.27
0
Kls. Eks Kls. Kntrl

Grafik 4.1 Skor Berdasarkan N-gain

4.1.2 Hasil angket


Angket diberikan kepada kelas eksperimen yaitu kelas X IPS 1 setelah
pelaksanaan proses pembelajaran selesai. Angket ini dimaksudkan untuk
mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran ekonomi yang menggunakan
model cooperative learning tipe STAD dengan menggunakan media pembelajaran
gambar animasi. Pertanyaan yang digunakan dalam angket ini sebanyak 20
pertanyaan, terbagi kedalam 16 pertanyaan positif, dan 4 pertanyaan negatif.
Dalam angket ini ada lima alternatif jawaban yang dipilih, yaitu : Sangat Baik
(SB), Baik (B), Cukup (C), Tidak Baik (TB), Sangat Tidak Baik (STB). Siswa
hanya diperbolehkan memilih salah satu alternatif jawaban saja yang dianggap
sesuai dengan memberi tanda cheklist (√) pada jawaban yang dipilih. Setelah hasil
angket tersebut diperoleh, selanjutnya mengelompokkan hasil alternatif jawaban
siswa dan menghitung presentase alternatif jawaban pada setiap pernyataan.
Berdasarkan perhitungan angket pada lampiran diperoleh hasil sebagai
berikut :
49

Tabel 4.2
Hasil Perhitungan Angket
No. ALTERNATIF JAWABAN
Item
Jml
5 % 4 % 3 % 2 % 1 %
0.0
1 9 26.5% 21 61.8% 2 5.9% 2 5.9% 0 % 100%
0.0
2 9 26.5% 19 55.9% 5 14.7% 1 2.9% 0 % 100%
0.0
3 11 32.4% 20 58.8% 3 8.8% 0 0.0% 0 % 100%
0.0
4 9 26.5% 17 50.0% 7 20.6% 1 2.9% 0 % 100%
0.0
5 13 38.2% 19 55.9% 1 2.9% 1 2.9% 0 % 100%
0.0
6 15 44.1% 17 50.0% 2 5.9% 0 0.0% 0 % 100%
0.0
7 12 35.3% 20 58.8% 2 5.9% 0 0.0% 0 % 100%
0.0
8 14 41.2% 17 50.0% 2 5.9% 1 2.9% 0 % 100%
0.0
9 7 20.6% 21 61.8% 4 11.8% 2 5.9% 0 % 100%
0.0
10 9 26.5% 19 55.9% 6 17.6% 0 0.0% 0 % 100%
0.0
11 7 20.6% 22 64.7% 5 14.7% 0 0.0% 0 % 100%
0.0
12 15 44.1% 17 50.0% 2 5.9% 0 0.0% 0 % 100%
0.0
13 7 20.6% 26 76.5% 1 2.9% 0 0.0% 0 % 100%
0.0
14 8 23.5% 22 64.7% 3 8.8% 1 2.9% 0 % 100%
0.0
15 8 23.5% 19 55.9% 4 11.8% 3 8.8% 0 % 100%
0.0
16 2 5.9% 5 14.7% 26 76.5% 1 2.9% 0 % 100%
1 0.0
17 3 8.8% 4 11.8% 16 47.1% 1 32.4% 0 % 100%
0.0
18 3 8.8% 29 85.3% 0 0.0% 2 5.9% 0 % 100%
0.0
19 7 20.6% 22 64.7% 5 14.7% 0 0.0% 0 % 100%
1 2.9
20 1 2.9% 2 5.9% 16 47.1% 4 41.2% 1 % 100%
11
Jml 169 497.1% 358 1052.9% 2 329.4% 40 117.6% 1 2.9%
8.4 17. 0.0
Rataan 5 24.9% 9 52.6% 5.6 16.5% 2 5.9% 5 0.1%
50

Sehingga dari data di atas dapat disimpulkan dan di rata-ratakan jumlah


SB adalah 8,45 dengan presentase 24,9%, B adalah 17,9 dengan presentase
52,6%, C adalah 5,6 dengan presentase 16,5%, TB adalah 2 dengan presentase
5,9%, dan STB adalah 0,05 dengan presentase 0,1%.

5.90%
16.50% 24.90%
52,60%
SB
B
C
TB
STB

Grafik 4.2 Rekapitulasi Angket


4.2 Hasil Pengolahan data
4.2.1 Pengaruh Penerapan Model Cooperative Learning tipe STAD
dengan Menggunakan Media Pembelajaran Gambar Animasi
terhadap Hasil Belajar Siswa
Pengaruh model cooperative learning tipe STAD dengan
menggunakan media pembelajaran gambar animasi terhadap peningkatan
hasil belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi (konsep/materi
ketenagakerjaan), dapat diketahui dari beberapa nilai hasil angket dan nilai
hasil belajar siswa yang diperoleh melalui kelas yang dijadikan sampel
penelitian mengenai pengaruh model cooperative learning tipe STAD
dengan menggunakan media pembelajaran gambar animasi terhadap hasil
belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi (konsep/materi
ketenagakerjaan).
Nilai angket didapatkan melalui penyebaran angket yang memuat
indikator-indikator yang dianggap mewakili pernyataan-pernyataan
mengenai pengaruh model cooperative learning tipe STAD dengan
51

menggunakan media pembelajaran gambar animasi terhadap peningkatan


hasil belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi (konsep/materi
ketenagakerjaan), sedangkan hasil belajar siswa diambil dari nilai hasil tes
yang berupa gain hasil belajar pada mata pelajaran ekonomi
(konsep/materi ketenagakerjaan). Berikut ini adalah hasilnya:
Tabel 4.3
Data Hasil Penyebaran Angket dan Nilai Hail Belajar Siswa pada
Mata Pelajaran Ekonomi (Konsep/materi Ketenagakerjaan)
pada Kelas Eksperimen
No. Siswa Skor Angket Skor Post-test
1 63 75
2 70 75
3 57 75
4 67 80
5 71 75
6 70 75
7 71 85
8 64 70
9 71 75
10 71 80
11 67 75
12 75 85
13 68 75
14 76 95
15 89 100
16 68 80
17 81 85
18 76 90
19 77 90
20 63 80
21 74 80
22 78 80
23 78 85
24 63 80
52

No. Siswa Skor Angket Skor Post-test


25 88 90
26 63 80
27 70 80
28 85 95
29 68 75
30 71 80
31 82 80
32 81 85
33 84 80
34 87 85
JML 2487 2445

Data tersebut selanjutnya dianalisis dengan uji regresi


menggunakan SPSS 21, berikut adalah hasil analisisnya :
1. Uji Korelasi
Uji ini dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara
model cooperative learning tipe STAD dengan menggunakan media
pembelajaran gambar animasi dengan peningkatan hasil belajar siswa
pada mata pelajaran ekonomi (konsep/materi ketenagakerjaan) dan
untuk mendapatkan koefisien korelasi yang selanjutnya akan digunakan
untuk uji determinasi, berikut adalah hasil analisisnya:
Tabel 4.4
Uji Korelasi
Correlations
Model Cooperatif tipe Hasil Belajar (Y)
STAD Meng. Media
Animasi (X1)
Pearson Correlation 1 .702**
Model Cooperatif tipe STAD .000
Sig. (2-tailed)
Meng. Media Animasi (X)
N 34 34
Pearson Correlation .702** 1
Hasil Belajar (Y) Sig. (2-tailed) .000
N 34 34
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Kriteria Pengujian :
53

Jika nilai signifikasi atau nilai probabilitasnya atau Sig.< 0,05 data
ada hubungan signifikan (ada korelasi).
Jika nilai signifikasi atau nilai probabilitasnya atau sig.> 0,05 data
tidak ada hubungan yang signifikan (tidak ada korelasi).
Berdasarkan output di atas dapat diketahui bahwa korelasi antara
X terhadap Y adalah sebesar 0,702, dengan taraf signifikansi α = 0,05
diperoleh signifikansi (Sig.2-tailed) sebesar 0,000. Karena nilai Sig.
0,000 ≤ 0,05 berarti korelasi antara kedua item tersebut bersifat
signifikan dengan taraf korelasi antara 0,600 – 0,800 atau berada pada
rentang korelasi tinggi. Dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan
yang positif dan signifikan antara penerapan model cooperatif tipe STAD
menggunakan media animasi dan hasil belajar siswa dengan kategori
hubungan tinggi.
2. Uji Koefisien Determinasi
Uji koefisien determinasi dilakukan untuk mengetahui besar
pengaruh antara variabel bebas (penggunaan model cooperative learning
tipe STAD dengan menggunakan media pembelajaran gambar animasi)
dengan terikat (hasil belajar siswa), berikut adalah hasil analisisnya :
Tabel 4.5
Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Std. Error of the


Square Estimate

1 .702 a
.493 .477 4.933

a. Predictors: (Constant), Model Cooperatif tipe STAD Meng. Media


Animasi (X1)
b. Dependent Variable: Hasil Belajar (Y)

Pada tabel ini terdapat R Square sebesar 0,493 dari koefisien


korelasi (0,702) R-Square di sebut koefisien determinansi (D = r2 x 100%
= 0,7022 x 100% = 49,3% ) dalam hal ini 49,3% hasil belajar dapat
dipengaruhi oleh variabel penerapan model cooperatif tipe STAD
menggunakan media animasi sedangkan sisanya (50,7%) di jelaskan
variabel lain selain variabel yang digunakan dalam penelitian.
54

3. Uji Kelinieran Regresi


Uji kelinieran regresi dilakukan untuk mengetahui apakah
hubungan antara variabel bebas (penggunaan model cooperative learning
tipe STAD dengan menggunakan media pembelajaran gambar animasi)
dengan variabel terikat (hasil belajar siswa) linear atau tidak, berikut
adalah hasil analisisnya :
Tabel 4.6
ANOVAa

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

Regression 757.188 1 757.188 31.110 .000b

1 Residual 778.842 32 24.339

Total 1536.029 33

a. Dependent Variable: Hasil Belajar (Y)


b. Predictors: (Constant), Model Cooperatif tipe STAD Meng. Media Animasi (X1)

Pada tabel 4.6 ini terlihat bahwa F hitung sebesar 31,110 > 4,149
dengan nilai probabilitasnya atau sig. = 0,000 < 0,05 hal ini menunjukkan
model regresi linear dapat digunakan untuk memprediksi pengaruh
penerapan model cooperatif tipe STAD menggunakan media animasi
terhadap hasil belajar. Karena regresi yang kita gunakan dapat diterima
maka pengujian selanjutnya adalah menghitung koefisien regresi.
4. Uji Koefisien Regresi
Uji koefisien regresi dilakukan untuk menghitung ada tidaknya
pengaruh penggunaan model model cooperative learning tipe STAD
dengan menggunakan media pembelajaran gambar animasi terhadap
peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi
(konsep/materi ketenagakerjaan) dan digunakan juga untuk mengetahui
persamaan regresi yang sesuai. Berikut adalah hasil analisisnya :
55

Tabel 4.7
Coefficientsa
Model Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta
(Constant) 38.412 7.792 4.929 .000

1 Model Cooperatif tipe .591 .106 .702 5.578 .000


STAD Meng. Media
Animasi (X1)
a. Dependent Variable: Hasil Belajar (Y)

Pada tabel 4.7 di atas menunjukkan regresi yang dicari. Nilai sig
untuk variable penerapan model cooperatif tipe STAD menggunakan
media animasi (X) adalah 0,000 < 0,05 dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa nilai pada kolom Standar Coefficients Beta adalah
signifikan artinya persamaan yang paling tepat untuk kedua variabel
tersebut adalah:
^ = 38.412+ 0,702X
Y
Hasil belajar = 38.412+ 0,702 STAD menggunakan media animasi
Nilai konstanta 38.412, hal ini menyatakan bahwa jika tidak ada
kenaikan nilai dari variabel penerapan model cooperatif tipe STAD
menggunakan media animasi (X), maka nilai hasil belajar 38.412 atau
38.412 poin. Koefisien regresi X sebesar 0,702. Hal ini menyatakan
bahwa setiap terjadi penambahan satu skor atau nilai penerapan model
cooperatif tipe STAD menggunakan media animasi akan menaikan hasil
belajar sebesar 0,702 atau 7,02 poin.
Selanjutnya dilakukan uji t, hal ini dimaksudkan untuk menguji
signifikansi konstanta dan variabel dependen 38.412). Kriteria uji
koefisien regresi dari variabel penerapan model cooperatif tipe STAD
menggunakan media animasi dengan hasil belajar adalah berikut:
Ho = penerapan model cooperatif tipe STAD menggunakan media
animasi tidak berpengaruh signifikan terhadap peningkatan hasil
belajar
56

Ha = penerapan model cooperatif tipe STAD menggunakan media


animasi berpengaruh signifikan terhadap peningkatan hasil
belajar
Dengan kriteria pengambilan keputusan sebagai berikut:
1. Jika nilai thitung ≥ ttabel, maka Ho ditolak artinya koefisien regresi
signifikan
2. Jika nilai thitung ≤ ttabel, maka Ho diterima artinya koefisien regresi tidak
signifikan.
Berdasarkan koefisien regresi X diperoleh nilai thitung sebesar 5,578.
Dengan tingkat signifikansi α = 0,05 dan dk (n-2) = 34 – 2 = 32
dilakukan uji satu pihak, sehingga diperoleh nilai t tabel adalah 2,036.
Karena nilai thitung ≥ ttabel atau 5.578 ≥ 2,036 maka Ha diterima, artinya
koefisien regresi signifikan atau dengan kata lain penerapan model
cooperatif tipe STAD menggunakan media animasi berpengaruh
signifikan terhadap peningkatan hasil belajar.
4.2.2 Perbedaan Hasil Belajar Siswa yang Menggunakan Model
Cooperatif Tipe STAD menggunakan Media Animasi dengan Model
Pembelajaran yang Konvensional pada Mata Pelajaran Ekonomi
(Konsep/materi Ketenagakerjaan)
Untuk mengetahui perbedaan hasil belajar antara siswa yang
menggunakan model cooperatif tipe STAD menggunakan media animasi
(kelas eksperimen) dan siswa yang menggunakan model pembelajaran
konvensional (kelas kontrol), perlu diketahui beberapa nilai gain yang
diperoleh oleh siswa yang menggunakan model cooperatif tipe STAD
menggunakan media animasi dan siswa yang menggunakan model
pembelajaran konvensional. Dalam penelitian ini dilakukan dua kali tes
dengan soal yang sama, yaitu pretest dan posttest. Berikut adalah hasil
tesnya :
57

Tabel 4.8
Data Hasil Belajar Siswa pada Kelas Eksperimen
KODE POSTTES
PRETEST N-GAIN INDEKS
SISWA T
EKS-01 50 75 0.50 Sedang
EKS-02 45 75 0.55 Sedang
EKS-03 45 75 0.55 Sedang
EKS-04 45 80 0.64 Sedang
EKS-05 45 75 0.55 Sedang
EKS-06 60 75 0.38 Sedang
EKS-07 50 85 0.70 Tinggi
EKS-08 40 70 0.50 Sedang
EKS-09 60 75 0.38 Sedang
EKS-10 65 80 0.43 Sedang
EKS-11 60 75 0.38 Sedang
EKS-12 60 85 0.63 Sedang
EKS-13 40 75 0.58 Sedang
EKS-14 45 95 0.91 Tinggi
EKS-15 55 100 1.00 Tinggi
EKS-16 45 80 0.64 Sedang
EKS-17 40 85 0.75 Tinggi
EKS-18 75 90 0.60 Sedang
EKS-19 45 90 0.82 Tinggi
EKS-20 50 80 0.60 Sedang
EKS-21 45 80 0.64 Sedang
EKS-22 60 80 0.50 Sedang
EKS-23 35 85 0.77 Tinggi
EKS-24 70 80 0.33 Sedang
EKS-25 65 90 0.71 Tinggi
EKS-26 45 80 0.64 Sedang
EKS-27 50 80 0.60 Sedang
EKS-28 50 95 0.90 Tinggi
EKS-29 50 75 0.50 Sedang
EKS-30 45 80 0.64 Sedang
EKS-31 50 80 0.60 Sedang
EKS-32 50 85 0.70 Tinggi
EKS-33 60 80 0.50 Sedang
EKS-34 55 85 0.67 Sedang
Jumlah 1535 2445 18
Sedang
Rataan 51.17 81.50 0.61
58

81.50
90.00
80.00
70.00 51.17
60.00
50.00
40.00
30.00
20.00 0.61
10.00
0.00
Pre-test Post-test N-gain

Rataan

Grafik 4.3 Hasil Belajar Kelas Eksperimen


Berdasarkan Grafik 4.3 di atas menunjukan kelas eksperimen tes
awal (pretest) dengan nilai rata-rata 51,17, sedangkan tes akhir
(posttest) kelas eksperimen yaitu dengan nilai 81,50 dan nilai gain 0,61
(ketegori sedang). Artinya terdapat kenaikan hasil belajar ekonomi
siswa sebelum dan sesudah menggunakan model cooperatif tipe STAD
menggunakan media animasi sebesar rata-rata 0,61 atau 61% dari nilai
awal siswa.
Tabel 4.9
Data Hasil Belajar Siswa pada Kelas Kontrol
KODE SISWA PRETES POSTES N-GAIN INDEKS
KTR-01 60 70 0.25 Rendah
KTR-02 50 65 0.30 Sedang
KTR-03 35 50 0.23 Rendah
KTR-04 65 70 0.14 Rendah
KTR-05 70 75 0.17 Rendah
KTR-06 60 65 0.13 Rendah
KTR-07 50 65 0.30 Sedang
KTR-08 55 60 0.11 Rendah
KTR-09 45 50 0.09 Rendah
KTR-10 35 50 0.23 Rendah
KTR-11 35 55 0.31 Sedang
KTR-12 30 60 0.43 Sedang
KTR-13 30 55 0.36 Sedang
KTR-14 35 55 0.31 Sedang
KTR-15 60 70 0.25 Rendah
KTR-16 65 70 0.14 Rendah
59

KODE SISWA PRETES POSTES N-GAIN INDEKS


KTR-17 50 65 0.30 Sedang
KTR-18 55 65 0.22 Rendah
KTR-19 60 90 0.75 Tinggi
KTR-20 70 75 0.17 Rendah
KTR-21 75 80 0.20 Rendah
KTR-22 70 85 0.50 Sedang
KTR-23 60 70 0.25 Rendah
KTR-24 70 75 0.17 Rendah
KTR-25 65 75 0.29 Rendah
KTR-26 35 65 0.46 Sedang
KTR-27 35 50 0.23 Rendah
KTR-28 30 45 0.21 Rendah
KTR-29 35 40 0.08 Rendah
KTR-30 40 65 0.42 Sedang
KTR-31 60 65 0.13 Rendah
KTR-32 70 80 0.33 Sedang
KTR-33 35 50 0.23 Rendah
KTR-34 35 50 0.23 Rendah
KTR-35 65 75 0.29 Rendah
KTR-36 60 75 0.38 Sedang
Jumlah 1855 2325 10
Rendah
Rataan 51.53 64.58 0.27

64.58
70.00
60.00 51.53
50.00
40.00
30.00
20.00
10.00 0.27
0.00
Pre-test Post-test N-gain

Rataan

Grafik 4.4 Hasil Belajar Kelas kontrol

Berdasarkan Grafik 4.4 untuk kelas kontrol tes awal (pretest)


dengan nilai rata-rata 51,53, sedangkan tes akhir (posttest) kelas kontrol
60

yaitu dengan nilai 64,58 dan nilai gain 0,27. Merujuk pada grafik 4.2
dan 4.3 di atas maka dapat disimpulkan bahwa kelas rata-rata kelas
eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol.
Data nilai gain di atas selanjutnya dianalisis deskripsi untuk
mengetahui nilai rata-rata (mean), median, modus (mode), standar
deviasi, variance, nilai minimum, nilai maksimum, dan jumlahnya
(sum). Berikut ini adalah hasil analisisnya :
Tabel 4.10
Hasil Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Statistics
N-gain
N-gain Kontrol
Eksperimen
Valid 34 36
N
Missing 0 34
Mean .6115 .2664
Median .6000 .2400
Mode .50a .23
Std. Deviation .15494 .13254
Variance .024 .018
Minimum .33 .08
Maximum 1.00 .75
Sum 20.79 9.59
a. Multiple modes exist. The smallest value is shown

Berdasarkan hasil output SPSS pada gain kelas eksperimen


didapatkan rata-rata (mean) 0,6115, median 0,6000, modus (mode)
0,50, standar deviasi 0,15494, variance 0,024, nilai minimum 0,33, nilai
maksimum 1,00, dan jumlahnya (sum) 20,79. Sedangkan gain pada
kelas kontrol di dapatkan rata-rata (mean) 0,2664, median 0,2400,
modus (mode) 0,23, standar deviasi 0,13254, variance 0,018, nilai
minimum 0,08, nilai maksimum 0,75, dan jumlahnya (sum) 9,59.
Selanjutnya apakah terdapat perbedaan hasil belajar antara siswa
yang menggunakan model cooperatif tipe STAD menggunakan media
animasi dan siswa yang menggunakan model pembelajaran
konvensional, maka dilakukan uji hipotesis. Tapi sebelum uji hipotesis
dilakukan,s terlebih dahulu dilakukan uji normalitas dan uji
homogenitas dua varians untuk mengetahui analisis lebih lanjut dari
data gain kedua kelas tersebut.
1. Uji Normalitas
61

Berdasarkan hasil perhitungan di atas, selanjutnya peneliti


melakukan analisis untuk menentukan apakah data yang diperoleh dari
masing-masing kelas sampel berasal dari populasi berdistribusi normal
atau tidak.
Langkah-langkah yang diambil dalam menentukan apakah di atas
berditribusi normal atau tidak, adalah sebagai berikut :
(1) Hipotesis
Ho : Data sampel yang diperoleh berasal dari populasi berdistribusi
normal.
Hi : Data sampel yang diperoleh berasal dari populasi tidak
berdistribusi normal.
(2) Penghitungan dengan SPSS
Hasil penghitungan secara manual di atas akan diperkuat dengan
menggunakan SPSS versi 21. Hasil pengujian hipotesis disajikan
dalam Tabel 4.11 sebagai berikut.

Tabel 4.11
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

N-gain N-gain Kontrol


Eksperimen

N 34 36
Mean .6115 .2664
Normal Parametersa,b
Std. Deviation .15494 .13254
Absolute .133 .149
Most Extreme Differences Positive .133 .149
Negative -.089 -.080
Kolmogorov-Smirnov Z .775 .893
Asymp. Sig. (2-tailed) .586 .402

a. Test distribution is Normal.


b. Calculated from data.

Kriteria Pengambilan Keputusan :


Jika nilai Signifikansi /P-value/ Sig. < 0,05 artinya data tidak
normal
62

Jika nilai Signifikansi /P-value/ Sig. > 0,05 artinya data normal
(3) Kesimpulan
Berdasarkan tabel di atas pada data N-gain eksperimen dan
N-gain eksperimen, dengan tingkat kepercayaan α = 0,05 diperoleh
nilai signifikansi (Sig.) uji One Sample Kolmogorov-Smirnov
(0,586 dan 0,402) kesemuanya > 0,05, artinya data berdistribusi
secara normal.
2. Uji Homogenitas
Setelah dilakukan uji normalitas pada kelas yang menggunakan
penggunaan model model cooperatif tipe STAD menggunakan media
animasi dan yang menggunakan model pembelajaran konvensional
dilanjutkan dengan uji homogenitas pada gain kedua data yaitu kelas
yang menggunakan penggunaan model model cooperatif tipe STAD
menggunakan media animasi dan yang tidak menggunakan penggunaan
model cooperatif tipe STAD menggunakan media animasi. Langkah-
langkahnya adalah sebagai berikut :
(1) Hipotesis
Ho : Tidak terdapat perbedaan varians antara hasil pretest
kelas eksperimen dengan hasil pretest kelas kontrol
(homogen).
Hi : Terdapat perbedaan varians antara hasil pretest kelas
eksperimen dengan hasil pretest kelas kontrol (tidak
homogen).
(2) Penghitungan dengan SPSS
Hasil penghitungan menggunakan SPSS versi 21. Hasil pengujian
hipotesis disajikan dalam Tabel 4.12 sebagai berikut.

Tabel 4.12
Test of Homogeneity of Variances
Data Tes
Levene Statistic df1 df2 Sig.
63

.769 1 68 .384

Interpretasi Output SPSS :


Kriteria Pengambilan Keputusan :
 Jika nilai Signifikansi /P-value/ Sig. < 0,05 artinya data heterogen
 Jika nilai Signifikansi /P-value/ Sig. > 0,05 artinya data homogen
(3) Kesimpulan
Dari tabel 4.12 di atas dapat diketahui bahwa nilai Sig. di atas atas
0,05 (0,384 > 0,05) dengan demikian dapat disimpulkan data
tersebut berdistribusi homogen.
Berikut disajikan histogram dan normal Q-Q plot yang
menunjukkan distribusi data normal sebagai berikut:

Gambar di atas menunjukkan distribusi yang normal hal ini dapat


dilihat dari bentuk histogram yang menyerupai lonceng, menunjukkan
distribusi tersebar secara seimbang.
64

Gambar normal P-P plot di atas menunjukan data yang normal


dan linear ini dapat dilihat dari sebaran titik-titik data yang berada pada
garis kenormalan / kelinearan.
3. Uji Hipotesis
Setelah data gain dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas,
dua varians pada gain kelas yang menggunakan penggunaan model
cooperatif tipe STAD menggunakan media animasi dan kelas yang
menggunakan model konvensional, maka selanjutnya data dianalisis
dengan uji hipotesis yakni untuk mengetahui kesetaraan kemampuan
akhir antara kelas eksperimen yang menggunakan model cooperatif tipe
STAD menggunakan media animasi dan kelas kontrol yang
menggunakan model konvensional dalam pembelajarannya, digunakan
uji-t. Untuk melakukan pengujian perbedaan rata-rata langkah-
langkahnya adalah sebagai berikut :
(1) Perumusan Ha dan Ho dalam bentuk kalimat
Hipotesis :
Ha = Terdapat perbedaan skor N-gain antara kelas eksperimen
dan kelas kontrol
Ho = Tidak terdapat perbedaan skor N-gaian antara kelas
eksperimen dan kelas control
65

(2) Penghitungan dengan SPSS


Hasil penghitungan dengan menggunakan SPSS versi 21. Hasil
pengujian hipotesis disajikan dalam Tabel 4.13 sebagai berikut.
Tabel 4.13
Group Statistics

Data Tes N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

N-gain Eksperimen 34 .6115 .15494 .02657


Data Tes
N-gain Kontrol 36 .2664 .13254 .02209

Tabel 4.14
Independent Samples Test
Levene's Test t-test for Equality of Means
for Equality of
Variances
Std. 95% Confidence
Mean Interval of the
Sig. (2- Error
F Sig. t df Differen Difference
tailed) Differen
ce
ce Lower Upper
Equal .769 .384 10.031 68 .000 .34508 .03440 .27644 .41373
variances
Data assumed
Tes Equal 9.986 65.071 .000 .34508 .03455 .27607 .41409
variances not
assumed

(3) Kesimpulan
Dari tabel 4.14 di atas diperoleh nilai t hitung = 10.031 dengan
derajat kebebasan (n1+n2-2 = 70-2 = 68, diperoleh ttabel= 1,99
dengan α = 0,05 dan diperoleh nilai Sig. (2-tailed) = 0,000 < 0,05.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa t hitung > ttabel sehingga Ha
diterima dan Ho ditolak, artinya terdapat perbedaan skor N-gain
antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Dapat di lihat pada table
di atas, rata-rata N-gain kelas Eksperimen 0,61 (kategori sedang),
sementara kelas kontrol 0,27 (kategori rendah). Dengan demikian
hasil belajar siswa kelas eksperimen lebih baik dari kelas kontrol.
66

4.2.3 Respon Siswa yang Belajar Menggunakan Model Cooperatif Tipe


STAD menggunakan Media Animasi dalam Mata Pelajaran
Ekonomi (Konsep/materi Ketenagakerjaan)
Untuk mengetahui respon siswa pada mata pelajaran ekonomi
yang menggunakan model cooperatif tipe STAD menggunakan media
animasi dapat dilakukan dengan perhitungan dan deskripsi hasil angket
yang disebarkan kepada siswa yang berada di kelas eksperimen. Angket
yang diberikan oleh peneliti kepada siswa yang berada di kelas
eksperimen dilakukan setelah proses pembelajaran selesai dan tes akhir
berakhir, angket yang disebarkan bermuatan indikator-indikator yang
dianggap mewakili variabel. Ini merupakan bagian-bagian dari
penerapan penggunaan model cooperatif tipe STAD menggunakan
media animasi, yang hasilnya dapat dilihat dalam bentuk tabel-tabel
berikut ini:
Tabel 4.15
Pernyataan 1
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Tidak Baik (TB) 2 5.9 5.9 5.9
Cukup Baik (CB) 2 5.9 5.9 11.8
Valid Baik (B) 21 61.8 61.8 73.5
Sangat Baik (SB) 9 26.5 26.5 100.0
Total 34 100.0 100.0

Berdasarkan tabel 4.15 pernyataan di atas, diketahui siswa yang


menjawab Tidak Baik (TB) sebanyak 2 siswa (5,9%), siswa yang
menjawab Cukup Baik (CB) sebanyak 2 siswa (5,9%), siswa yang
menjawab Baik (B) sebanyak 21 siswa (61,8%) dan Sangat Baik (SB)
sebanyak 9 siswa (26,5%). Dapat disimpulkan bahwa lebih setengahnya
siswa menjawab Baik bahwa pembelajaran dengan model cooperative
learning tipe STAD menggunakan media animasi menyenangkan.
67

Tabel 4.16
Pernyataan 2
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Tidak Baik (TB) 1 2.9 2.9 2.9
Cukup Baik (CB) 5 14.7 14.7 17.6
Valid Baik (B) 19 55.9 55.9 73.5
Sangat Baik (SB) 9 26.5 26.5 100.0
Total 34 100.0 100.0

Berdasarkan tabel 4.16 pernyataan di atas, diketahui siswa yang


menjawab Tidak Baik (TB) sebanyak 1 siswa (2,9%), siswa yang
menjawab Cukup Baik (CB) sebanyak 5 siswa (14,7%), siswa yang
menjawab Baik (B) sebanyak 19 siswa (55,9%) dan Sangat Baik (SB)
sebanyak 9 siswa (26,5%). Dapat disimpulkan bahwa lebih setengahnya
siswa menjawab Baik bahwa pembelajaran dengan model cooperative
learning tipe STAD menggunakan media animasi dapat memberikan
semangat.
Tabel 4.17
Pernyataan 3
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Cukup Baik (CB) 3 8.8 8.8 8.8
Baik (B) 20 58.8 58.8 67.6
Valid Sangat Baik (SB) 11 32.4 32.4 100.0
Total 34 100.0 100.0

Berdasarkan tabel 4.17 pernyataan di atas, diketahui siswa yang


menjawab Cukup Baik (CB) sebanyak 3 siswa (8,8%), siswa yang
menjawab Baik (B) sebanyak 20 siswa (58,8%) dan Sangat Baik (SB)
sebanyak 11 siswa (32,4%). Dapat disimpulkan bahwa lebih
setengahnya siswa menjawab Baik bahwa pembelajaran dengan model
cooperative learning tipe STAD menggunakan media animasi disukai
oleh siswa.
68

Tabel 4.18
Pernyataan 4
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Tidak Baik (TB) 1 2.9 2.9 2.9
Cukup Baik (CB) 7 20.6 20.6 23.5
Valid Baik (B) 17 50.0 50.0 73.5
Sangat Baik (SB) 9 26.5 26.5 100.0
Total 34 100.0 100.0

Berdasarkan tabel 4.18 pernyataan di atas, diketahui siswa yang


menjawab Tidak Baik (TB) sebanyak 1 siswa (2,9%), siswa yang
menjawab Cukup Baik (CB) sebanyak 7 siswa (20,6%), siswa yang
menjawab Baik (B) sebanyak 17 siswa (50%) dan Sangat Baik (SB)
sebanyak 9 siswa (26,5%). Dapat disimpulkan bahwa setengahnya
siswa menjawab Baik bahwa pembelajaran dengan model cooperative
learning tipe STAD menggunakan media animasi lebih mudah
mengerti.
Tabel 4.19
Pernyataan 5
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Tidak Baik (TB) 1 2.9 2.9 2.9
Cukup Baik (CB) 1 2.9 2.9 5.9
Valid Baik (B) 19 55.9 55.9 61.8
Sangat Baik (SB) 13 38.2 38.2 100.0
Total 34 100.0 100.0

Berdasarkan tabel 4.19 pernyataan di atas, diketahui siswa yang


menjawab Tidak Baik (TB) sebanyak 1 siswa (2,9%), siswa yang
menjawab Cukup Baik (CB) sebanyak 1 siswa (2,9%), siswa yang
menjawab Baik (B) sebanyak 19 siswa (55,9%) dan Sangat Baik (SB)
sebanyak 13 siswa (38,2%). Dapat disimpulkan bahwa lebih
setengahnya siswa menjawab Baik bahwa pembelajaran dengan model
cooperative learning tipe STAD menggunakan media animasi tidak
membosankan.
69

Tabel 4.20
Pernyataan 6
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Cukup Baik (CB) 2 5.9 5.9 5.9
Baik (B) 17 50.0 50.0 55.9
Valid Sangat Baik (SB) 15 44.1 44.1 100.0
Total 34 100.0 100.0

Berdasarkan tabel 4.20 pernyataan di atas, diketahui siswa yang


menjawab Cukup Baik (CB) sebanyak 2 siswa (5,9%), siswa yang
menjawab Baik (B) sebanyak 17 siswa (50%) dan Sangat Baik (SB)
sebanyak 15 siswa (44,1%). Dapat disimpulkan bahwa setengahnya
siswa menjawab Baik bahwa pembelajaran dengan model cooperative
learning tipe STAD menggunakan media animasi lebih aktif.
Tabel 4.21
Pernyataan 7
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Cukup Baik (CB) 2 5.9 5.9 5.9
Baik (B) 20 58.8 58.8 64.7
Valid Sangat Baik (SB) 12 35.3 35.3 100.0
Total 34 100.0 100.0

Berdasarkan tabel 4.21 pernyataan di atas, diketahui siswa yang


menjawab Cukup Baik (CB) sebanyak 2 siswa (5,9%), siswa yang
menjawab Baik (B) sebanyak 20 siswa (58,8%) dan Sangat Baik (SB)
sebanyak 12 siswa (35,3%). Dapat disimpulkan bahwa lebih
setengahnya siswa menjawab Baik bahwa pembelajaran dengan model
cooperative learning tipe STAD menggunakan media animasi membuat
siswa lebih terpacu.
Tabel 4.22
Pernyataan 8
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Tidak Baik (TB) 1 2.9 2.9 2.9
Cukup Baik (CB) 2 5.9 5.9 8.8
Valid Baik (B) 17 50.0 50.0 58.8
Sangat Baik (SB) 14 41.2 41.2 100.0
Total 34 100.0 100.0
70

Berdasarkan tabel 4.22 pernyataan di atas, diketahui siswa yang


menjawab Tidak Baik (TB) sebanyak 1 siswa (2,9%), siswa yang
menjawab Cukup Baik (CB) sebanyak 2 siswa (5,9%), siswa yang
menjawab Baik (B) sebanyak 17 siswa (50%) dan Sangat Baik (SB)
sebanyak 14 siswa (41,2%). Dapat disimpulkan bahwa setengahnya
siswa menjawab Baik bahwa pembelajaran dengan model cooperative
learning tipe STAD menggunakan media animasi dapat
membangkitkan keinginan siswa untuk belajar berkelompok.
Tabel 4.23
Pernyataan 9
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Tidak Baik (TB) 2 5.9 5.9 5.9
Cukup Baik (CB) 4 11.8 11.8 17.6
Valid Baik (B) 21 61.8 61.8 79.4
Sangat Baik (SB) 7 20.6 20.6 100.0
Total 34 100.0 100.0

Berdasarkan tabel 4.23 pernyataan di atas, diketahui siswa yang


menjawab Tidak Baik (TB) sebanyak 2 siswa (5,9%), siswa yang
menjawab Cukup Baik (CB) sebanyak 4 siswa (11,8%), siswa yang
menjawab Baik (B) sebanyak 21 siswa (61,8%) dan Sangat Baik (SB)
sebanyak 7 siswa (20,6%). Dapat disimpulkan bahwa lebih setengahnya
siswa menjawab Baik bahwa pembelajaran dengan model cooperative
learning tipe STAD menggunakan media animasi tidak membuat
tegang.
Tabel 4.24
Pernyataan 10
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Cukup Baik (CB) 6 17.6 17.6 17.6
Baik (B) 19 55.9 55.9 73.5
Valid Sangat Baik (SB) 9 26.5 26.5 100.0
Total 34 100.0 100.0

Berdasarkan tabel 4.24 pernyataan di atas, diketahui siswa yang


menjawab Cukup Baik (CB) sebanyak 6 siswa (17,6%), siswa yang
71

menjawab Baik (B) sebanyak 19 siswa (55,9%) dan Sangat Baik (SB)
sebanyak 9 siswa (26,5%). Dapat disimpulkan bahwa lebih
setengahnya siswa menjawab Baik bahwa pembelajaran dengan model
cooperative learning tipe STAD menggunakan media animasi bisa
diikuti siswa.
Tabel 4.25
Pernyataan 11
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Cukup Baik (CB) 5 14.7 14.7 14.7
Baik (B) 22 64.7 64.7 79.4
Valid Sangat Baik (SB) 7 20.6 20.6 100.0
Total 34 100.0 100.0

Berdasarkan tabel 4.25 pernyataan di atas, diketahui siswa yang


menjawab Cukup Baik (CB) sebanyak 5 siswa (14,7%), siswa yang
menjawab Baik (B) sebanyak 22 siswa (64,7%) dan Sangat Baik (SB)
sebanyak 7 siswa (20,6%). Dapat disimpulkan bahwa lebih
setengahnya siswa menjawab Baik bahwa pembelajaran dengan model
cooperative learning tipe STAD menggunakan media animasi dapat
memberikan manfaat.
Tabel 4.26
Pernyataan 12
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Cukup Baik (CB) 2 5.9 5.9 5.9
Baik (B) 17 50.0 50.0 55.9
Valid Sangat Baik (SB) 15 44.1 44.1 100.0
Total 34 100.0 100.0

Berdasarkan tabel 4.26 pernyataan di atas, diketahui siswa yang


menjawab Cukup Baik (CB) sebanyak 2 siswa (5,9%), siswa yang
menjawab Baik (B) sebanyak 17 siswa (50%) dan Sangat Baik (SB)
sebanyak 15 siswa (44,1%). Dapat disimpulkan bahwa setengahnya
siswa menjawab Baik bahwa pembelajaran dengan model cooperative
learning tipe STAD dengan menggunakan media pembelajaran gambar
animasi mendorong siswa untuk menemukan solusi-solusi baru.
72

Tabel 4.27
Pernyataan 13
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Cukup Baik (CB) 1 2.9 2.9 2.9
Baik (B) 26 76.5 76.5 79.4
Valid Sangat Baik (SB) 7 20.6 20.6 100.0
Total 34 100.0 100.0

Berdasarkan tabel 4.27 pernyataan di atas, diketahui siswa yang


menjawab Cukup Baik (CB) sebanyak 1 siswa (2,9%), siswa yang
menjawab Baik (B) sebanyak 26 siswa (76,5%) dan Sangat Baik (SB)
sebanyak 7 siswa (20,6%). Dapat disimpulkan bahwa lebih setengahnya
siswa menjawab Baik bahwa pembelajaran dengan model cooperative
learning tipe STAD dengan menggunakan media pembelajaran gambar
animasi kemampuan mengemukakan pendapat siswa bertambah
terasah.
Tabel 4.28
Pernyataan 14
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Baik (B) 1 2.9 2.9 2.9
Cukup Baik 3 8.8 8.8 11.8
Valid Tidak Baik (TB) 22 64.7 64.7 76.5
Sangat Tdk Baik (STB) 8 23.5 23.5 100.0
Total 34 100.0 100.0

Berdasarkan tabel 4.28 pernyataan di atas, diketahui siswa yang


menjawab Sangat Tidak Baik (STB) sebanyak 8 siswa (23,5%), siswa
yang menjawab Tidak Baik (TB) sebanyak 22 siswa (64,7%), siswa
yang menjawab Cukup Baik (CB) sebanyak 3 siswa (8,8%) dan Baik
(B) sebanyak 1 siswa (2,9%). Dapat disimpulkan bahwa lebih
setengahnya siswa menjawab Tidak Baik bahwa pembelajaran dengan
model cooperative learning tipe STAD menggunakan media animasi
membuat siswa mengantuk.
73

Tabel 4.29
Pernyataan 15
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Baik (B) 3 8.8 8.8 8.8
Cukup Baik (CB) 4 11.8 11.8 20.6
Valid Tidak Baik (TB) 19 55.9 55.9 76.5
Sangat Tdk Baik (STB) 8 23.5 23.5 100.0
Total 34 100.0 100.0

Berdasarkan tabel 4.29 pernyataan di atas, diketahui siswa yang


menjawab Sangat Tidak Baik (STB) sebanyak 8 siswa (23,5%), siswa
yang menjawab Tidak Baik (TB) sebanyak 19 siswa (55,9%), siswa
yang menjawab Cukup Baik (CB) sebanyak 4 siswa (!1,8%) dan Baik
(B) sebanyak 3 siswa (8,8%). Dapat disimpulkan bahwa lebih
setengahnya siswa menjawab Tidak Baik bahwa pembelajaran dengan
model cooperative learning tipe STAD menggunakan media animasi
sangat menjenuhkan.
Tabel 4.30
Pernyataan 16
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Baik (B) 1 2.9 2.9 2.9
Cukup Baik (CB) 26 76.5 76.5 79.4
Valid Tidak Baik (TB) 5 14.7 14.7 94.1
Sangat Tdk Baik (STB) 2 5.9 5.9 100.0
Total 34 100.0 100.0

Berdasarkan tabel 4.30 pernyataan di atas, diketahui siswa yang


menjawab Sangat Tidak Baik (STB) sebanyak 2 siswa (5,9%), siswa
yang menjawab Tidak Baik (TB) sebanyak 5 siswa (14,7%), siswa
yang menjawab Cukup Baik (CB) sebanyak 26 siswa (76,5%) dan
Baik (B) sebanyak 1 siswa (2,9%). Dapat disimpulkan bahwa lebih
setengahnya siswa menjawab Cukup Baik bahwa pembelajaran dengan
model cooperative learning tipe STAD menggunakan media animasi
membuat siswa kurang memahami materi.
74

Tabel 4.31
Pernyataan 17
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Tidak Baik (TB) 11 32.4 32.4 32.4
Cukup Baik (CB) 16 47.1 47.1 79.4
Valid Baik (B) 4 11.8 11.8 91.2
Sangat Baik (SB) 3 8.8 8.8 100.0
Total 34 100.0 100.0

Berdasarkan tabel 4.31 pernyataan di atas, diketahui siswa yang


menjawab Tidak Baik (STB) sebanyak 11 siswa (32,4%), siswa yang
menjawab Cukup Baik (CB) sebanyak 16 siswa (47,1%), siswa yang
menjawab Baik (CB) sebanyak 4 siswa (11,8%) dan Sangat Baik (SB)
sebanyak 3 siswa (8,8%). Dapat disimpulkan bahwa hampir
setengahnya siswa menjawab Cukup Baik bahwa pembelajaran dengan
model cooperative learning tipe STAD menggunakan media animasi
terdapat perbedaan dengan pembelajaran yang lain.
Tabel 4.32
Pernyataan 18
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Tidak Baik (TB) 2 5.9 5.9 5.9
Baik (B) 29 85.3 85.3 91.2
Valid Sangat Baik (SB) 3 8.8 8.8 100.0
Total 34 100.0 100.0

Berdasarkan tabel 4.32 pernyataan di atas, diketahui siswa yang


menjawab Tidak Baik (TB) sebanyak 2 siswa (5,9%) siswa yang
menjawab Baik (B) sebanyak 29 siswa (85,3%), dan siswa yang
menjawab Sangat Baik (SB) sebanyak 3 siswa (8,8%). Dapat
disimpulkan bahwa hampir seluruhnya siswa menjawab Baik bahwa
siswa merasa optimis nilainya akan meningkat.
Tabel 4.33
Pernyataan 19
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Cukup Baik (CB) 5 14.7 14.7 14.7
Baik (B) 22 64.7 64.7 79.4
Valid Sangat Baik (SB) 7 20.6 20.6 100.0
Total 34 100.0 100.0
75

Berdasarkan tabel 4.33 pernyataan di atas, diketahui siswa yang


menjawab Cukup Baik (CB) sebanyak 5 siswa (14,7%), siswa yang
menjawab Baik (B) sebanyak 22 siswa (64,7%) dan Sangat Baik (SB)
sebanyak 7 siswa (20,6%). Dapat disimpulkan bahwa lebih setengahnya
siswa menjawab Baik bahwa pembelajaran dengan model cooperative
learning tipe STAD dengan menggunakan media pembelajaran gambar
animasi membuat siswa lebih mandiri dalam proses pembelajaran.
Tabel 4.34
Pernyataan 20
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Sangat Baik (SB) 1 2.9 2.9 2.9
Baik (B) 14 41.2 41.2 44.1
Cukup Baik (CB) 16 47.1 47.1 91.2
Valid Tidak Baik (TB) 2 5.9 5.9 97.1
Sangat Tdk Baik (STB) 1 2.9 2.9 100.0
Total 34 100.0 100.0

Berdasarkan tabel 4.34 pernyataan di atas, diketahui siswa yang


menjawab Sangat Tidak Baik (STB) sebanyak 1 siswa (2,9%), siswa
yang menjawab Tidak Baik (TB) sebanyak 2 siswa (5,9%), siswa yang
menjawab Cukup Baik (CB) sebanyak 16 siswa (47,1%), siswa yang
menjawab Baik (B) sebanyak 14 siswa (41,2%) dan Sangat Baik (SB)
sebanyak 1 siswa (2,0%). Dapat disimpulkan bahwa hampir
setengahnya siswa menjawab Cukup Baik bahwa pembelajaran dengan
model cooperative learning tipe STAD menggunakan media animasi
mempersulit siswa menyelesaikan permasalahan dalam pembelajaran.

4.3 Pengujian Hipotesis


4.3.1 Pengaruh Penerapan Model Cooperatif tipe STAD menggunakan
Media Animasi terhadap Hasil Belajar Siswa
Untuk mengetahui signifikan atau tidaknya pengaruh penerapan
model cooperatif tipe STAD menggunakan media animasi terhadap
hasil belajar siswa di uji dengan menggunakan uji-t pada uji regresi
dengan hipotesis adalah berikut:
76

Hipotesis
Ha = Penerapan model cooperatif tipe STAD menggunakan media
animasi berpengaruh signifikan terhadap peningkatan hasil
belajar ekonomi (konsep/materi ketenagakerjaan).
Ho= Penerapan model cooperatif tipe STAD menggunakan media
animasi tidak berpengaruh signifikan terhadap peningkatan hasil
belajar ekonomi (konsep/materi ketenagakerjaan).
Dengan kriteria pengambilan keputusan sebagai berikut:
Jika nilai thitung ≥ ttabel, maka Ho ditolak artinya koefisien regresi
signifikan
Jika nilai thitung ≤ ttabel, maka Ho diterima artinya koefisien regresi tidak
signifikan.
Berdasarkan koefisien regresi X diperoleh nilai thitung sebesar
5,578. Dengan tingkat signifikansi α = 0,05 dan dk (n-2) = 34 – 2 = 32
dilakukan uji satu pihak, sehingga diperoleh nilai ttabel adalah 2,036.
Karena nilai thitung ≥ ttabel atau 5.578 ≥ 2,036 maka Ha diterima, artinya
koefisien regresi signifikan atau dengan kata lain penerapan model
cooperatif tipe STAD menggunakan media animasi berpengaruh
signifikan terhadap peningkatan hasil belajar.
Dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan
penerapan model cooperatif tipe STAD menggunakan media animasi
berpengaruh signifikan terhadap hasil belajar siswa, dengan demikian
terbukti bahwa model cooperatif tipe STAD menggunakan media
animasi memiliki pengaruh terhadap hasil belajar siswa pada konsep
ekonomi di kelas XI SMA Negeri I Jalaksana Kabupaten Kuningan.
4.3.2 Perbedaan Hasil Belajar Siswa yang Menggunakan Model
Cooperative tipe STAD menggunakan Media Animasi dengan
Model Pembelajaran yang Konvensional pada Mata Pelajaran
Ekonomi (Konsep/materi Ketenagakerjaan)
Untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa yang
menggunakan model cooperatif tipe STAD menggunakan media
77

animasi dengan yang menggunakan model pembelajaran konvensional


dapat di lihat pada tabel 4.14 di atas diperoleh nilai thitung = 10.031
dengan derajat kebebasan (n1+n2-2 = 70-2 = 68, diperoleh t tabel= 1,99
dengan α = 0,05 dan diperoleh nilai Sig. (2-tailed) = 0,000 < 0,05.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa thitung > ttabel sehingga Ha
diterima dan Ho ditolak, artinya terdapat perbedaan skor N-gain antara
kelas eksperimen dan kelas kontrol. Dapat di lihat pada table di atas,
rata-rata N-gain kelas Eksperimen 0,61 (kategori sedang), sementara
kelas kontrol 0,27 (kategori rendah). Dengan demikian hasil belajar
siswa kelas eksperimen lebih baik dari kelas kontrol.
Dengan demikian kemampuan kognisi analisis ekonomi siswa
kelas eksperimen lebih baik dari kelas kontrol. Atau dengan kata lain,
terdapat perbedaan hasil belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi
antara kelas yang menggunakan penggunaan model pembelajaran
kooperatif tipe STAD dengan yang menggunakan model pembelajaran
konvensional.
4.3.3 Respon Siswa yang Belajar Menggunakan Model cooperative tipe
STAD menggunakan Media Animasi dalam Mata Pelajaran
Ekonomi (Konsep/materi Ketenagakerjaan)
Untuk mengetahui respon belajar siswa pada mata pelajaran
ekonomi yang menggunakan model cooperatif tipe STAD menggunakan
media animasi dapat diketahui melalui perhitungan hasil angket. Untuk
melihat perhitungan hasil angket dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 3.35
No. ALTERNATIF JAWABAN
Item
Jml
5 % 4 % 3 % 2 % 1 %
0.0
1 9 26.5% 21 61.8% 2 5.9% 2 5.9% 0 % 100%
0.0
2 9 26.5% 19 55.9% 5 14.7% 1 2.9% 0 % 100%
0.0
3 11 32.4% 20 58.8% 3 8.8% 0 0.0% 0 % 100%
0.0
4 9 26.5% 17 50.0% 7 20.6% 1 2.9% 0 % 100%
78

No. ALTERNATIF JAWABAN


Item
Jml
5 % 4 % 3 % 2 % 1 %
0.0
5 13 38.2% 19 55.9% 1 2.9% 1 2.9% 0 % 100%
0.0
6 15 44.1% 17 50.0% 2 5.9% 0 0.0% 0 % 100%
0.0
7 12 35.3% 20 58.8% 2 5.9% 0 0.0% 0 % 100%
0.0
8 14 41.2% 17 50.0% 2 5.9% 1 2.9% 0 % 100%
0.0
9 7 20.6% 21 61.8% 4 11.8% 2 5.9% 0 % 100%
0.0
10 9 26.5% 19 55.9% 6 17.6% 0 0.0% 0 % 100%
0.0
11 7 20.6% 22 64.7% 5 14.7% 0 0.0% 0 % 100%
0.0
12 15 44.1% 17 50.0% 2 5.9% 0 0.0% 0 % 100%
0.0
13 7 20.6% 26 76.5% 1 2.9% 0 0.0% 0 % 100%
0.0
14 8 23.5% 22 64.7% 3 8.8% 1 2.9% 0 % 100%
0.0
15 8 23.5% 19 55.9% 4 11.8% 3 8.8% 0 % 100%
0.0
16 2 5.9% 5 14.7% 26 76.5% 1 2.9% 0 % 100%
1 0.0
17 3 8.8% 4 11.8% 16 47.1% 1 32.4% 0 % 100%
0.0
18 3 8.8% 29 85.3% 0 0.0% 2 5.9% 0 % 100%
0.0
19 7 20.6% 22 64.7% 5 14.7% 0 0.0% 0 % 100%
1 2.9
20 1 2.9% 2 5.9% 16 47.1% 4 41.2% 1 % 100%
11
Jml 169 497.1% 358 1052.9% 2 329.4% 40 117.6% 1 2.9%
8.4 17. 0.0
Rataan 5 24.9% 9 52.6% 5.6 16.5% 2 5.9% 5 0.1%

Berdasarkan tabel di atas Sehingga dari data diatas dapat di rata-


ratakan dari masing-masing peserta yang menjawab SB (5) adalah 24,9%,
B (4) adalah 52,6%, CB (3) adalah 16,5%, TB (2) adalah 5,9%, dan STB
(1) adalah 0,1%. Maka dapat disimpulkan bahwa respon belajar siswa pada
mata pelajaran ekonomi (konsep/materi ketenagakerjaan) yang
menggunakan penggunaan model kooperatif tipe STAD dengan
menggunakan media animasi rata-rata mayoritas menjawab Baik. Hal ini
79

terlihat dari hasil tabel alternatif jawaban dengan rata-rata prosentase


52,6%.
Tabel 4.36
Skor Angket
Skor Total
No. Item Jml
5 4 3 2 1
1 45 84 6 4 0 139
2 45 76 15 2 0 138
3 55 80 9 0 0 144
4 45 68 21 2 0 136
5 65 76 3 2 0 146
6 75 68 6 0 0 149
7 60 80 6 0 0 146
8 70 68 6 2 0 146
9 35 84 12 4 0 135
10 45 76 18 0 0 139
11 35 88 15 0 0 138
12 75 68 6 0 0 149
13 35 104 3 0 0 142
14 40 88 9 2 0 139
15 40 76 12 6 0 134
16 10 20 78 2 0 110
17 15 16 48 22 0 101
18 15 116 0 4 0 135
19 35 88 15 0 0 138
20 5 8 48 28 1 90
JML 845 1432 336 80 1 2694

Berdasarkan tabel 4.36 di atas, jika skor total angket dihitung


berdasarkan perhitungan perbandingan skor yang dicapai dengan skor
ideal, skor ideal untuk variabel tersebut, yaitu 20 item × 34 responden ×
5 (skor tertinggi untuk setiap item) = 3400. Jumlah skor capaian adalah
2694. Berdasarkan data yang diperoleh dari 34 responden, persentase
capaian skor respon siswa terhadap penerapan model cooperatif tipe
STAD menggunakan media animasi adalah 2694/3400 x 100% =
79,24%. Persentase kelompok responden untuk variabel ini apabila
dilihat dari gambar di bawah yaitu dalam kategori tinggi.
0 20 40 60 80 100

79,24
80

Sangat Sangat
Rendah Sedang Tinggi
Rendah Tinggi

Dapat disimpulkan bahwa respon siswa terhadap penerapan


model cooperatif tipe STAD menggunakan media animasi tergolong
tinggi.

4.4 Pembahasan Hasil Penelitian


4.4.1 Proses Belajar Mengajar
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh adanya pengaruh
pembelajaran kooperatif tipe STAD terhadap hasil belajar siswa, untuk lebih
mengetahui bagaimana pembelajaran yang dilakukan pada kelas eksperimen
dan kontrol sehingga diperoleh hasil belajar yang berbeda antara
eksperimen dan kontrol berikut disajikan ulasan singkat terhadap
pembelajaran yang dilakukan pada kedua kelas.
Tabel 4.18
Perbedaan Proses Belajar Mengajar
pada Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Kelas Eksperimen
Kelas Kontrol
(Menggunakan Model Cooperative
(Metode Ceramah)
Learning Tipe STAD)

1. Untuk kelas eksperimen 1. Untuk kelas kontrol pembelajaran


pembelajaran dan praktikum dilakukan dengan metode ceramah
dilakukan di luar kelas. dan diskusi di dalam kelas.
2. Guru memulai pembelajaran dengan 2. Guru memulai pembelajaran dengan
menarik perhatian siswa, menarik perhatian siswa,
menimbulkan motivasi memberi menimbulkan motivasi memberi
acuan pembelajaran dan mengaitkan acuan pembelajaran dan mengaitkan
materi sekarang dengan materi materi sekarang dengan materi
sebelumnya. sebelumnya.
3. Guru membagikan LKS dan tata 3. Guru membagikan LKS dan tata
cara penggunaannya. cara penggunaannya.
4. Siswa melakukan proses 4. Siswa melakukan proses
pembelajaran dengan model pembelajaran dengan metode
81

Kelas Eksperimen
Kelas Kontrol
(Menggunakan Model Cooperative
(Metode Ceramah)
Learning Tipe STAD)
cooperatife tipe STAD dengan ceramah dan diskusi dilanjutkan
urutan sebagai berikut: dengan mengisi LKS.
 Guru menyajikan materi sesuai 5. Siswa mengisi LKS selama KBM
kompetensi yang ingin dicapai. berlangsung.
 Bagilah siswa ke beberapa 6. Guru mengumpulkan LKS dan
kelompok, besar kelompok mendiskusikannya.
disesuaikan dengan jumlah siswa, 7. Guru meninjau kembali,
usahakan jumlah siswa dimasing- menegaskan dan meluruskan konsep
masing kelompok terdiri atas 4-5 pada akhir pembelajaran.
orang.
 Membagikan lembar kerja sesuai
contoh.
 Susunlah huruf-huruf pada kolom
sehingga merupakan kata kunci
atau jawaban.
 Batasi waktu mengerjakan.
 Akhiri pembelajaran dengan
meminta siswa menyebutkan atau
menuliskan materi dalam
permainan.
5. Guru meninjau kembali,
menegaskan dan meluruskan konsep
pada akhir pembelajaran.

4.4.2 Kajian Berdasarkan Hasil Penelitian


Penerapan model cooperatif tipe STAD memberikan dampak yang positif
terhadap peningkatan hasil belajar siswa pada siswa hal ini salah satunya tidak
lepas adanya motivasi siswa untuk belajar, berdasarkan hasil angket respon siswa
hampir seluruh siswa menyatakan bahwa penerapan model cooperatif tipe STAD
merasa tertarik dan lebih termotivasi untuk belajar khususnya dalam membaca
pemahaman, faktor motivasi merupakan salah satu pendorong bagi siswa untuk
belajar lebih giat lagi, dengan penerapan model cooperatif tipe STAD ternyata
terbukti memberikan rasa percaya diri dan meningkatkan motivasi belajar siswa.
Motivasi belajar yang tinggi atau kuat mengindikasikan bahwa siswa
memiliki keinginan yang kuat dari dalam dirinya untuk belajar sehingga sikap dan
tindakan/perbuatan siswa sudah terarah untuk mencapai tujuan belajarnya. Hal ini
82

sejalan dengan apa yang dikemukakan Sanjaya (2009) mengenai fungsi motivasi
dalam belajar siswa. Motivasi belajar menjadi pendorong dan pengarah bagi siswa
untuk beraktivitas. Siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi akan dengan
sendirinya memiliki semangat belajar yang tinggi pula, rajin/tekun dan tidak patah
semangat. Kondisi demikian harus diciptakan, karena motivasi belajar tidak lahir
begitu saja sebagaimana yang diungkap dalam psikologi belajar bahwa terdapat
faktor intrinsik dan ekstrinsik yang mempengaruhi motivasi belajar, sebagaimana
diungkapkan Pintrich & Schunk (1996) dan hasil penelitian Burden (1997)
mengemukakan faktor faktor internal dan eksternal yang berinteraksi secara
dinamis pada saat siswa melakukan kegiatan.
Guru merupakan salah satu motivator yang memberi inspirasi bagi siswa
untuk memiliki motivasi belajar yang tinggi. Motivasi belajar menjadi syarat
penting untuk menumbuhkan nuansa belajar yang kondusif sekaligus kompetitif.
Penguasaan hasil belajar siswa siswa lebih mudah ditingkatkan pada siswa
yang memiliki motivasi belajar yang tinggi, dibandingkan mereka yang tidak
memiliki motivasi belajar atau motif berprestasi. Minat dan motivasi yang tinggi
besar pengaruhnya terhadap belajar, bila bahan pelajaran tidak sesuai dengan
minat siswa, siswa tidak akan belajar sebaik-baiknya, tetapi jika siswa memiliki
minat maka ia tidak segan-segan untuk belajar (Slameto, 2003:57). Hal ini sejalan
dengan yang diungkapkan Nasution (2000), yang intinya adalah bahwa motivasi
sebagai penggerak bagi seseorang melakukan sesuatu untuk mencapai prestasi.
Penguasaan hasil belajar siswa siswa, tidak mungkin tercapai bila siswa
yang bersangkutan tidak memiliki motivasi untuk belajar akuntansi. Oleh karena
itu, dapat dikemukakan bahwa:
a) Motivasi belajar merupakan komponen yang penting dimiliki oleh seorang
siswa, dengan motivasi belajar dapat mendorong, mengarahkan dan melakukan
tindakan (action) dalam mencapai tujuan belajar, dan prestasi akademik.
b) Motivasi belajar yang tinggi mampu memberikan kontribusi positif bagi siswa
dalam meningkatkan kemampuan kognitifnya, hal ini tidak lepas dari motivasi
belajar yang kuat dari siswa untuk senantiasa ingin tahu dan belajar dan terus
belajar.
83

c) Kurangnya motivasi belajar siswa dalam belajar, perlu disikapi oleh guru agar
mampu memotivasi anak didiknya, untuk mencapai prestasi belajar yang lebih
baik.
Faktor lain yang mendorong keberhasilan penerapan model cooperatif tipe
STAD adalah kepercayaan diri siswa, model cooperatif tipe STAD lebih banyak
melibatkan siswa untuk aktif dan berpartisipasi dalam pembelajaran, hal ini telah
mendorong rasa percaya diri siswa untuk berani mengemukakan ide, pendapat
atau gagasannya tentang suatu tema yang guru ajarkan.
Berdasarkan hasil observasi faktor yang menyebabkan terdapat pengaruh
dari model pembelajaran kooperatif tipe STAD berpengaruh signifikan terhadap
hasil belajar siswa adalah sebagai berikut.
1. Setiap anggota kelompok bertanggung jawab atas segala sesuatu yang
dikerjakan dalam kelompoknya, setiap anggota kelompok harus mengetahui
bahwa semua anggota kelompok mempunyai tujuan yang sama, setiap anggota
kelompok harus membagi tugas dan tanggung jawab yang sama di antara
anggota kelompoknya, setiap anggota kelompok akan dikenai evaluasi, setiap
anggota kelompok berbagi kepemimpinan dan membutuhkan keterampilan
untuk belajar bersama selama proses belajarnya, dan setiap anggota kelompok
akan diminta mempertanggungjawabkan secara individual materi yang
ditangani dalam kelompok kooperatif, sehingga dalam teknik ini, setiap siswa
tidak ada yang diam karena setiap individu di kelompok diberi tanggung
jawab akan keberhasilan kelompoknya.
2. Metode pembelajaran ini akan memungkinkan siswa untuk belajar sambil
bermain. Mereka dapat berekreasi sekaligus belajar dan berpikir, mempelajari
sesuatu secara santai dan tidak membuatnya stres atau tertekan.
3. Selain untuk menimbulkan kegembiraan dan melatih keterampilan tertentu,
metode STAD juga dapat memupuk rasa solidaritas dalam kelompok.
4. Materi yang diberikan melalui salah satu metode permainan ini biasanya
mengesankan dan sulit untuk dilupakan.
5. Sifat kompetitif dalam metode ini dapat mendorong siswa berlomba-lomba
untuk maju.
84

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada Bab IV dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut:
a. Terdapat pengaruh yang signifikan pembelajaran cooperatife tipe STAD
terhadap hasil belajar siswa dengan prosentase pengaruh sebesar 0,493
atau 49,3%, dan diperoleh nilai thitung sebesar 5,578. Dengan tingkat
signifikansi α = 0,05 dan dk (n-2) = 34 – 2 = 32 dilakukan uji satu pihak,
sehingga diperoleh nilai ttabel adalah 2,036. Karena nilai thitung ≥ ttabel atau
5.578 ≥ 2,036 maka Ha diterima, artinya koefisien regresi signifikan atau
dengan kata lain penerapan model cooperatif tipe STAD menggunakan
media animasi berpengaruh signifikan terhadap peningkatan hasil belajar.
b. Terdapat perbedaan hasil belajar yang signifikan antara kelas eksperimen
dan kontrol dimana dipeoleh nilai thitung = thitung = 10.031 dengan derajat
kebebasan (n1+n2-2 = 70-2 = 68, diperoleh ttabel= 1,99 dengan α = 0,05
dan diperoleh nilai Sig. (2-tailed) = 0,000 < 0,05. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa thitung > ttabel sehingga Ha diterima dan Ho ditolak,
artinya terdapat perbedaan skor N-gain antara kelas eksperimen dan kelas
kontrol. Dapat di lihat pada table di atas, rata-rata N-gain kelas
Eksperimen 0,61 (kategori sedang), sementara kelas kontrol 0,27
85

(kategori rendah). Dengan demikian hasil belajar siswa kelas eksperimen


lebih baik dari kelas kontrol.
c. Respon siswa terhadap pembelajaran cooperative tipe STAD tergolong
tinggi yaitu pada rentang 79,24%, artinya siswa secara umum menyenangi
penerapan model ini dalam pembelajaran ekonomi di kelas XI SMAN I
Jalaksana Kabupaten Kuningan.

5.2 Saran 84
Berdasarkan hasil penelitian dan pengkajian tentang penerapan model
cooperative tipe STAD dapat penulis sarankan sebagai berikut:
1. Dalam memilih strategi, model ataupun media guru hendaknya
memperhatikan berbagai aspek seperti karateristik materi, cakupan materi
dan karakteristik siswa, agar strategi, model / media yang digunakan
dapat efektif meningkatkan hasil belajar siswa.
2. Guru dapat memiliki model pembelajaran cooperative tipe STAD sebagai
salah satu alternative metode yang inovatif dalam pembelajaran ekonomi
di SMA.
3. Pada penelitian selanjutnya peneliti dapat mencoba membandingkan tipe
pembelajaran lain untuk diuji efektivitasnya dibandingkan dengan model
pembelajaran cooperative tipe STAD agar dapat dilihat seberapa efektif
pembelajaran dengan metode tersebut.

Anda mungkin juga menyukai