Berdasarkan hasil output SPSS pada gain kelas eksperimen didapatkan rata-
rata (mean) 0,6115, median 0,6000, modus (mode) 0,50, standar deviasi 0,15494,
variance 0,024, nilai minimum 0,33, nilai maksimum 1,00, dan jumlahnya (sum)
20,79. Sedangkan gain pada kelas kontrol di dapatkan rata-rata (mean) 0,2664,
median 0,2400, modus (mode) 0,23, standar deviasi 0,13254, variance 0,018, nilai
47
48
minimum 0,08, nilai maksimum 0,75, dan jumlahnya (sum) 9,59. Untuk lebih
jelasnya gambaran mengenai skor hasil belajar siswa berdasarkan N-gain dapat
dilihat pada Grafik 4.1 berikut.
25
20.79
20
15
Rata-rata
9.59 Jumlah Skor
10
5
0.6100000000
00001 0.27
0
Kls. Eks Kls. Kntrl
Tabel 4.2
Hasil Perhitungan Angket
No. ALTERNATIF JAWABAN
Item
Jml
5 % 4 % 3 % 2 % 1 %
0.0
1 9 26.5% 21 61.8% 2 5.9% 2 5.9% 0 % 100%
0.0
2 9 26.5% 19 55.9% 5 14.7% 1 2.9% 0 % 100%
0.0
3 11 32.4% 20 58.8% 3 8.8% 0 0.0% 0 % 100%
0.0
4 9 26.5% 17 50.0% 7 20.6% 1 2.9% 0 % 100%
0.0
5 13 38.2% 19 55.9% 1 2.9% 1 2.9% 0 % 100%
0.0
6 15 44.1% 17 50.0% 2 5.9% 0 0.0% 0 % 100%
0.0
7 12 35.3% 20 58.8% 2 5.9% 0 0.0% 0 % 100%
0.0
8 14 41.2% 17 50.0% 2 5.9% 1 2.9% 0 % 100%
0.0
9 7 20.6% 21 61.8% 4 11.8% 2 5.9% 0 % 100%
0.0
10 9 26.5% 19 55.9% 6 17.6% 0 0.0% 0 % 100%
0.0
11 7 20.6% 22 64.7% 5 14.7% 0 0.0% 0 % 100%
0.0
12 15 44.1% 17 50.0% 2 5.9% 0 0.0% 0 % 100%
0.0
13 7 20.6% 26 76.5% 1 2.9% 0 0.0% 0 % 100%
0.0
14 8 23.5% 22 64.7% 3 8.8% 1 2.9% 0 % 100%
0.0
15 8 23.5% 19 55.9% 4 11.8% 3 8.8% 0 % 100%
0.0
16 2 5.9% 5 14.7% 26 76.5% 1 2.9% 0 % 100%
1 0.0
17 3 8.8% 4 11.8% 16 47.1% 1 32.4% 0 % 100%
0.0
18 3 8.8% 29 85.3% 0 0.0% 2 5.9% 0 % 100%
0.0
19 7 20.6% 22 64.7% 5 14.7% 0 0.0% 0 % 100%
1 2.9
20 1 2.9% 2 5.9% 16 47.1% 4 41.2% 1 % 100%
11
Jml 169 497.1% 358 1052.9% 2 329.4% 40 117.6% 1 2.9%
8.4 17. 0.0
Rataan 5 24.9% 9 52.6% 5.6 16.5% 2 5.9% 5 0.1%
50
5.90%
16.50% 24.90%
52,60%
SB
B
C
TB
STB
Kriteria Pengujian :
53
Jika nilai signifikasi atau nilai probabilitasnya atau Sig.< 0,05 data
ada hubungan signifikan (ada korelasi).
Jika nilai signifikasi atau nilai probabilitasnya atau sig.> 0,05 data
tidak ada hubungan yang signifikan (tidak ada korelasi).
Berdasarkan output di atas dapat diketahui bahwa korelasi antara
X terhadap Y adalah sebesar 0,702, dengan taraf signifikansi α = 0,05
diperoleh signifikansi (Sig.2-tailed) sebesar 0,000. Karena nilai Sig.
0,000 ≤ 0,05 berarti korelasi antara kedua item tersebut bersifat
signifikan dengan taraf korelasi antara 0,600 – 0,800 atau berada pada
rentang korelasi tinggi. Dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan
yang positif dan signifikan antara penerapan model cooperatif tipe STAD
menggunakan media animasi dan hasil belajar siswa dengan kategori
hubungan tinggi.
2. Uji Koefisien Determinasi
Uji koefisien determinasi dilakukan untuk mengetahui besar
pengaruh antara variabel bebas (penggunaan model cooperative learning
tipe STAD dengan menggunakan media pembelajaran gambar animasi)
dengan terikat (hasil belajar siswa), berikut adalah hasil analisisnya :
Tabel 4.5
Model Summaryb
1 .702 a
.493 .477 4.933
Total 1536.029 33
Pada tabel 4.6 ini terlihat bahwa F hitung sebesar 31,110 > 4,149
dengan nilai probabilitasnya atau sig. = 0,000 < 0,05 hal ini menunjukkan
model regresi linear dapat digunakan untuk memprediksi pengaruh
penerapan model cooperatif tipe STAD menggunakan media animasi
terhadap hasil belajar. Karena regresi yang kita gunakan dapat diterima
maka pengujian selanjutnya adalah menghitung koefisien regresi.
4. Uji Koefisien Regresi
Uji koefisien regresi dilakukan untuk menghitung ada tidaknya
pengaruh penggunaan model model cooperative learning tipe STAD
dengan menggunakan media pembelajaran gambar animasi terhadap
peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi
(konsep/materi ketenagakerjaan) dan digunakan juga untuk mengetahui
persamaan regresi yang sesuai. Berikut adalah hasil analisisnya :
55
Tabel 4.7
Coefficientsa
Model Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta
(Constant) 38.412 7.792 4.929 .000
Pada tabel 4.7 di atas menunjukkan regresi yang dicari. Nilai sig
untuk variable penerapan model cooperatif tipe STAD menggunakan
media animasi (X) adalah 0,000 < 0,05 dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa nilai pada kolom Standar Coefficients Beta adalah
signifikan artinya persamaan yang paling tepat untuk kedua variabel
tersebut adalah:
^ = 38.412+ 0,702X
Y
Hasil belajar = 38.412+ 0,702 STAD menggunakan media animasi
Nilai konstanta 38.412, hal ini menyatakan bahwa jika tidak ada
kenaikan nilai dari variabel penerapan model cooperatif tipe STAD
menggunakan media animasi (X), maka nilai hasil belajar 38.412 atau
38.412 poin. Koefisien regresi X sebesar 0,702. Hal ini menyatakan
bahwa setiap terjadi penambahan satu skor atau nilai penerapan model
cooperatif tipe STAD menggunakan media animasi akan menaikan hasil
belajar sebesar 0,702 atau 7,02 poin.
Selanjutnya dilakukan uji t, hal ini dimaksudkan untuk menguji
signifikansi konstanta dan variabel dependen 38.412). Kriteria uji
koefisien regresi dari variabel penerapan model cooperatif tipe STAD
menggunakan media animasi dengan hasil belajar adalah berikut:
Ho = penerapan model cooperatif tipe STAD menggunakan media
animasi tidak berpengaruh signifikan terhadap peningkatan hasil
belajar
56
Tabel 4.8
Data Hasil Belajar Siswa pada Kelas Eksperimen
KODE POSTTES
PRETEST N-GAIN INDEKS
SISWA T
EKS-01 50 75 0.50 Sedang
EKS-02 45 75 0.55 Sedang
EKS-03 45 75 0.55 Sedang
EKS-04 45 80 0.64 Sedang
EKS-05 45 75 0.55 Sedang
EKS-06 60 75 0.38 Sedang
EKS-07 50 85 0.70 Tinggi
EKS-08 40 70 0.50 Sedang
EKS-09 60 75 0.38 Sedang
EKS-10 65 80 0.43 Sedang
EKS-11 60 75 0.38 Sedang
EKS-12 60 85 0.63 Sedang
EKS-13 40 75 0.58 Sedang
EKS-14 45 95 0.91 Tinggi
EKS-15 55 100 1.00 Tinggi
EKS-16 45 80 0.64 Sedang
EKS-17 40 85 0.75 Tinggi
EKS-18 75 90 0.60 Sedang
EKS-19 45 90 0.82 Tinggi
EKS-20 50 80 0.60 Sedang
EKS-21 45 80 0.64 Sedang
EKS-22 60 80 0.50 Sedang
EKS-23 35 85 0.77 Tinggi
EKS-24 70 80 0.33 Sedang
EKS-25 65 90 0.71 Tinggi
EKS-26 45 80 0.64 Sedang
EKS-27 50 80 0.60 Sedang
EKS-28 50 95 0.90 Tinggi
EKS-29 50 75 0.50 Sedang
EKS-30 45 80 0.64 Sedang
EKS-31 50 80 0.60 Sedang
EKS-32 50 85 0.70 Tinggi
EKS-33 60 80 0.50 Sedang
EKS-34 55 85 0.67 Sedang
Jumlah 1535 2445 18
Sedang
Rataan 51.17 81.50 0.61
58
81.50
90.00
80.00
70.00 51.17
60.00
50.00
40.00
30.00
20.00 0.61
10.00
0.00
Pre-test Post-test N-gain
Rataan
64.58
70.00
60.00 51.53
50.00
40.00
30.00
20.00
10.00 0.27
0.00
Pre-test Post-test N-gain
Rataan
yaitu dengan nilai 64,58 dan nilai gain 0,27. Merujuk pada grafik 4.2
dan 4.3 di atas maka dapat disimpulkan bahwa kelas rata-rata kelas
eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol.
Data nilai gain di atas selanjutnya dianalisis deskripsi untuk
mengetahui nilai rata-rata (mean), median, modus (mode), standar
deviasi, variance, nilai minimum, nilai maksimum, dan jumlahnya
(sum). Berikut ini adalah hasil analisisnya :
Tabel 4.10
Hasil Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Statistics
N-gain
N-gain Kontrol
Eksperimen
Valid 34 36
N
Missing 0 34
Mean .6115 .2664
Median .6000 .2400
Mode .50a .23
Std. Deviation .15494 .13254
Variance .024 .018
Minimum .33 .08
Maximum 1.00 .75
Sum 20.79 9.59
a. Multiple modes exist. The smallest value is shown
Tabel 4.11
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
N 34 36
Mean .6115 .2664
Normal Parametersa,b
Std. Deviation .15494 .13254
Absolute .133 .149
Most Extreme Differences Positive .133 .149
Negative -.089 -.080
Kolmogorov-Smirnov Z .775 .893
Asymp. Sig. (2-tailed) .586 .402
Jika nilai Signifikansi /P-value/ Sig. > 0,05 artinya data normal
(3) Kesimpulan
Berdasarkan tabel di atas pada data N-gain eksperimen dan
N-gain eksperimen, dengan tingkat kepercayaan α = 0,05 diperoleh
nilai signifikansi (Sig.) uji One Sample Kolmogorov-Smirnov
(0,586 dan 0,402) kesemuanya > 0,05, artinya data berdistribusi
secara normal.
2. Uji Homogenitas
Setelah dilakukan uji normalitas pada kelas yang menggunakan
penggunaan model model cooperatif tipe STAD menggunakan media
animasi dan yang menggunakan model pembelajaran konvensional
dilanjutkan dengan uji homogenitas pada gain kedua data yaitu kelas
yang menggunakan penggunaan model model cooperatif tipe STAD
menggunakan media animasi dan yang tidak menggunakan penggunaan
model cooperatif tipe STAD menggunakan media animasi. Langkah-
langkahnya adalah sebagai berikut :
(1) Hipotesis
Ho : Tidak terdapat perbedaan varians antara hasil pretest
kelas eksperimen dengan hasil pretest kelas kontrol
(homogen).
Hi : Terdapat perbedaan varians antara hasil pretest kelas
eksperimen dengan hasil pretest kelas kontrol (tidak
homogen).
(2) Penghitungan dengan SPSS
Hasil penghitungan menggunakan SPSS versi 21. Hasil pengujian
hipotesis disajikan dalam Tabel 4.12 sebagai berikut.
Tabel 4.12
Test of Homogeneity of Variances
Data Tes
Levene Statistic df1 df2 Sig.
63
.769 1 68 .384
Tabel 4.14
Independent Samples Test
Levene's Test t-test for Equality of Means
for Equality of
Variances
Std. 95% Confidence
Mean Interval of the
Sig. (2- Error
F Sig. t df Differen Difference
tailed) Differen
ce
ce Lower Upper
Equal .769 .384 10.031 68 .000 .34508 .03440 .27644 .41373
variances
Data assumed
Tes Equal 9.986 65.071 .000 .34508 .03455 .27607 .41409
variances not
assumed
(3) Kesimpulan
Dari tabel 4.14 di atas diperoleh nilai t hitung = 10.031 dengan
derajat kebebasan (n1+n2-2 = 70-2 = 68, diperoleh ttabel= 1,99
dengan α = 0,05 dan diperoleh nilai Sig. (2-tailed) = 0,000 < 0,05.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa t hitung > ttabel sehingga Ha
diterima dan Ho ditolak, artinya terdapat perbedaan skor N-gain
antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Dapat di lihat pada table
di atas, rata-rata N-gain kelas Eksperimen 0,61 (kategori sedang),
sementara kelas kontrol 0,27 (kategori rendah). Dengan demikian
hasil belajar siswa kelas eksperimen lebih baik dari kelas kontrol.
66
Tabel 4.16
Pernyataan 2
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Tidak Baik (TB) 1 2.9 2.9 2.9
Cukup Baik (CB) 5 14.7 14.7 17.6
Valid Baik (B) 19 55.9 55.9 73.5
Sangat Baik (SB) 9 26.5 26.5 100.0
Total 34 100.0 100.0
Tabel 4.18
Pernyataan 4
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Tidak Baik (TB) 1 2.9 2.9 2.9
Cukup Baik (CB) 7 20.6 20.6 23.5
Valid Baik (B) 17 50.0 50.0 73.5
Sangat Baik (SB) 9 26.5 26.5 100.0
Total 34 100.0 100.0
Tabel 4.20
Pernyataan 6
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Cukup Baik (CB) 2 5.9 5.9 5.9
Baik (B) 17 50.0 50.0 55.9
Valid Sangat Baik (SB) 15 44.1 44.1 100.0
Total 34 100.0 100.0
menjawab Baik (B) sebanyak 19 siswa (55,9%) dan Sangat Baik (SB)
sebanyak 9 siswa (26,5%). Dapat disimpulkan bahwa lebih
setengahnya siswa menjawab Baik bahwa pembelajaran dengan model
cooperative learning tipe STAD menggunakan media animasi bisa
diikuti siswa.
Tabel 4.25
Pernyataan 11
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Cukup Baik (CB) 5 14.7 14.7 14.7
Baik (B) 22 64.7 64.7 79.4
Valid Sangat Baik (SB) 7 20.6 20.6 100.0
Total 34 100.0 100.0
Tabel 4.27
Pernyataan 13
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Cukup Baik (CB) 1 2.9 2.9 2.9
Baik (B) 26 76.5 76.5 79.4
Valid Sangat Baik (SB) 7 20.6 20.6 100.0
Total 34 100.0 100.0
Tabel 4.29
Pernyataan 15
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Baik (B) 3 8.8 8.8 8.8
Cukup Baik (CB) 4 11.8 11.8 20.6
Valid Tidak Baik (TB) 19 55.9 55.9 76.5
Sangat Tdk Baik (STB) 8 23.5 23.5 100.0
Total 34 100.0 100.0
Tabel 4.31
Pernyataan 17
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Tidak Baik (TB) 11 32.4 32.4 32.4
Cukup Baik (CB) 16 47.1 47.1 79.4
Valid Baik (B) 4 11.8 11.8 91.2
Sangat Baik (SB) 3 8.8 8.8 100.0
Total 34 100.0 100.0
Hipotesis
Ha = Penerapan model cooperatif tipe STAD menggunakan media
animasi berpengaruh signifikan terhadap peningkatan hasil
belajar ekonomi (konsep/materi ketenagakerjaan).
Ho= Penerapan model cooperatif tipe STAD menggunakan media
animasi tidak berpengaruh signifikan terhadap peningkatan hasil
belajar ekonomi (konsep/materi ketenagakerjaan).
Dengan kriteria pengambilan keputusan sebagai berikut:
Jika nilai thitung ≥ ttabel, maka Ho ditolak artinya koefisien regresi
signifikan
Jika nilai thitung ≤ ttabel, maka Ho diterima artinya koefisien regresi tidak
signifikan.
Berdasarkan koefisien regresi X diperoleh nilai thitung sebesar
5,578. Dengan tingkat signifikansi α = 0,05 dan dk (n-2) = 34 – 2 = 32
dilakukan uji satu pihak, sehingga diperoleh nilai ttabel adalah 2,036.
Karena nilai thitung ≥ ttabel atau 5.578 ≥ 2,036 maka Ha diterima, artinya
koefisien regresi signifikan atau dengan kata lain penerapan model
cooperatif tipe STAD menggunakan media animasi berpengaruh
signifikan terhadap peningkatan hasil belajar.
Dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan
penerapan model cooperatif tipe STAD menggunakan media animasi
berpengaruh signifikan terhadap hasil belajar siswa, dengan demikian
terbukti bahwa model cooperatif tipe STAD menggunakan media
animasi memiliki pengaruh terhadap hasil belajar siswa pada konsep
ekonomi di kelas XI SMA Negeri I Jalaksana Kabupaten Kuningan.
4.3.2 Perbedaan Hasil Belajar Siswa yang Menggunakan Model
Cooperative tipe STAD menggunakan Media Animasi dengan
Model Pembelajaran yang Konvensional pada Mata Pelajaran
Ekonomi (Konsep/materi Ketenagakerjaan)
Untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa yang
menggunakan model cooperatif tipe STAD menggunakan media
77
79,24
80
Sangat Sangat
Rendah Sedang Tinggi
Rendah Tinggi
Kelas Eksperimen
Kelas Kontrol
(Menggunakan Model Cooperative
(Metode Ceramah)
Learning Tipe STAD)
Kelas Eksperimen
Kelas Kontrol
(Menggunakan Model Cooperative
(Metode Ceramah)
Learning Tipe STAD)
cooperatife tipe STAD dengan ceramah dan diskusi dilanjutkan
urutan sebagai berikut: dengan mengisi LKS.
Guru menyajikan materi sesuai 5. Siswa mengisi LKS selama KBM
kompetensi yang ingin dicapai. berlangsung.
Bagilah siswa ke beberapa 6. Guru mengumpulkan LKS dan
kelompok, besar kelompok mendiskusikannya.
disesuaikan dengan jumlah siswa, 7. Guru meninjau kembali,
usahakan jumlah siswa dimasing- menegaskan dan meluruskan konsep
masing kelompok terdiri atas 4-5 pada akhir pembelajaran.
orang.
Membagikan lembar kerja sesuai
contoh.
Susunlah huruf-huruf pada kolom
sehingga merupakan kata kunci
atau jawaban.
Batasi waktu mengerjakan.
Akhiri pembelajaran dengan
meminta siswa menyebutkan atau
menuliskan materi dalam
permainan.
5. Guru meninjau kembali,
menegaskan dan meluruskan konsep
pada akhir pembelajaran.
sejalan dengan apa yang dikemukakan Sanjaya (2009) mengenai fungsi motivasi
dalam belajar siswa. Motivasi belajar menjadi pendorong dan pengarah bagi siswa
untuk beraktivitas. Siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi akan dengan
sendirinya memiliki semangat belajar yang tinggi pula, rajin/tekun dan tidak patah
semangat. Kondisi demikian harus diciptakan, karena motivasi belajar tidak lahir
begitu saja sebagaimana yang diungkap dalam psikologi belajar bahwa terdapat
faktor intrinsik dan ekstrinsik yang mempengaruhi motivasi belajar, sebagaimana
diungkapkan Pintrich & Schunk (1996) dan hasil penelitian Burden (1997)
mengemukakan faktor faktor internal dan eksternal yang berinteraksi secara
dinamis pada saat siswa melakukan kegiatan.
Guru merupakan salah satu motivator yang memberi inspirasi bagi siswa
untuk memiliki motivasi belajar yang tinggi. Motivasi belajar menjadi syarat
penting untuk menumbuhkan nuansa belajar yang kondusif sekaligus kompetitif.
Penguasaan hasil belajar siswa siswa lebih mudah ditingkatkan pada siswa
yang memiliki motivasi belajar yang tinggi, dibandingkan mereka yang tidak
memiliki motivasi belajar atau motif berprestasi. Minat dan motivasi yang tinggi
besar pengaruhnya terhadap belajar, bila bahan pelajaran tidak sesuai dengan
minat siswa, siswa tidak akan belajar sebaik-baiknya, tetapi jika siswa memiliki
minat maka ia tidak segan-segan untuk belajar (Slameto, 2003:57). Hal ini sejalan
dengan yang diungkapkan Nasution (2000), yang intinya adalah bahwa motivasi
sebagai penggerak bagi seseorang melakukan sesuatu untuk mencapai prestasi.
Penguasaan hasil belajar siswa siswa, tidak mungkin tercapai bila siswa
yang bersangkutan tidak memiliki motivasi untuk belajar akuntansi. Oleh karena
itu, dapat dikemukakan bahwa:
a) Motivasi belajar merupakan komponen yang penting dimiliki oleh seorang
siswa, dengan motivasi belajar dapat mendorong, mengarahkan dan melakukan
tindakan (action) dalam mencapai tujuan belajar, dan prestasi akademik.
b) Motivasi belajar yang tinggi mampu memberikan kontribusi positif bagi siswa
dalam meningkatkan kemampuan kognitifnya, hal ini tidak lepas dari motivasi
belajar yang kuat dari siswa untuk senantiasa ingin tahu dan belajar dan terus
belajar.
83
c) Kurangnya motivasi belajar siswa dalam belajar, perlu disikapi oleh guru agar
mampu memotivasi anak didiknya, untuk mencapai prestasi belajar yang lebih
baik.
Faktor lain yang mendorong keberhasilan penerapan model cooperatif tipe
STAD adalah kepercayaan diri siswa, model cooperatif tipe STAD lebih banyak
melibatkan siswa untuk aktif dan berpartisipasi dalam pembelajaran, hal ini telah
mendorong rasa percaya diri siswa untuk berani mengemukakan ide, pendapat
atau gagasannya tentang suatu tema yang guru ajarkan.
Berdasarkan hasil observasi faktor yang menyebabkan terdapat pengaruh
dari model pembelajaran kooperatif tipe STAD berpengaruh signifikan terhadap
hasil belajar siswa adalah sebagai berikut.
1. Setiap anggota kelompok bertanggung jawab atas segala sesuatu yang
dikerjakan dalam kelompoknya, setiap anggota kelompok harus mengetahui
bahwa semua anggota kelompok mempunyai tujuan yang sama, setiap anggota
kelompok harus membagi tugas dan tanggung jawab yang sama di antara
anggota kelompoknya, setiap anggota kelompok akan dikenai evaluasi, setiap
anggota kelompok berbagi kepemimpinan dan membutuhkan keterampilan
untuk belajar bersama selama proses belajarnya, dan setiap anggota kelompok
akan diminta mempertanggungjawabkan secara individual materi yang
ditangani dalam kelompok kooperatif, sehingga dalam teknik ini, setiap siswa
tidak ada yang diam karena setiap individu di kelompok diberi tanggung
jawab akan keberhasilan kelompoknya.
2. Metode pembelajaran ini akan memungkinkan siswa untuk belajar sambil
bermain. Mereka dapat berekreasi sekaligus belajar dan berpikir, mempelajari
sesuatu secara santai dan tidak membuatnya stres atau tertekan.
3. Selain untuk menimbulkan kegembiraan dan melatih keterampilan tertentu,
metode STAD juga dapat memupuk rasa solidaritas dalam kelompok.
4. Materi yang diberikan melalui salah satu metode permainan ini biasanya
mengesankan dan sulit untuk dilupakan.
5. Sifat kompetitif dalam metode ini dapat mendorong siswa berlomba-lomba
untuk maju.
84
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada Bab IV dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut:
a. Terdapat pengaruh yang signifikan pembelajaran cooperatife tipe STAD
terhadap hasil belajar siswa dengan prosentase pengaruh sebesar 0,493
atau 49,3%, dan diperoleh nilai thitung sebesar 5,578. Dengan tingkat
signifikansi α = 0,05 dan dk (n-2) = 34 – 2 = 32 dilakukan uji satu pihak,
sehingga diperoleh nilai ttabel adalah 2,036. Karena nilai thitung ≥ ttabel atau
5.578 ≥ 2,036 maka Ha diterima, artinya koefisien regresi signifikan atau
dengan kata lain penerapan model cooperatif tipe STAD menggunakan
media animasi berpengaruh signifikan terhadap peningkatan hasil belajar.
b. Terdapat perbedaan hasil belajar yang signifikan antara kelas eksperimen
dan kontrol dimana dipeoleh nilai thitung = thitung = 10.031 dengan derajat
kebebasan (n1+n2-2 = 70-2 = 68, diperoleh ttabel= 1,99 dengan α = 0,05
dan diperoleh nilai Sig. (2-tailed) = 0,000 < 0,05. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa thitung > ttabel sehingga Ha diterima dan Ho ditolak,
artinya terdapat perbedaan skor N-gain antara kelas eksperimen dan kelas
kontrol. Dapat di lihat pada table di atas, rata-rata N-gain kelas
Eksperimen 0,61 (kategori sedang), sementara kelas kontrol 0,27
85
5.2 Saran 84
Berdasarkan hasil penelitian dan pengkajian tentang penerapan model
cooperative tipe STAD dapat penulis sarankan sebagai berikut:
1. Dalam memilih strategi, model ataupun media guru hendaknya
memperhatikan berbagai aspek seperti karateristik materi, cakupan materi
dan karakteristik siswa, agar strategi, model / media yang digunakan
dapat efektif meningkatkan hasil belajar siswa.
2. Guru dapat memiliki model pembelajaran cooperative tipe STAD sebagai
salah satu alternative metode yang inovatif dalam pembelajaran ekonomi
di SMA.
3. Pada penelitian selanjutnya peneliti dapat mencoba membandingkan tipe
pembelajaran lain untuk diuji efektivitasnya dibandingkan dengan model
pembelajaran cooperative tipe STAD agar dapat dilihat seberapa efektif
pembelajaran dengan metode tersebut.