Grade 2 (Kurus )
Grade 3 (sedang)
Grade 4 (Gemuk) Grade 5 (sangat gemuk)
Menurut Webster (1987) BCS induk sapi perah memiliki skor rata-rata
2.5 - 3.5 saat melahirkan.
Pengukuran BCS merupakan pengukuran penting dalam menilai
efektifitas pemberian pakan (Grant dan Keown, 1993).
Penelitian menunjukkan bahwa sapi yang terlalu gemuk saat melahirkan
dengan BCS > 4 (skala 5) lebih rentan terhadap serangan penyakit
reproduksi seperti sulit melahirkan, sulit dipertahankan setelah
melahirkan, ovarium sistic, 16 dan infeksi rahim.
Heritabilitas
Heritabilitas dibagi menjadi dua pengertian yaitu :
1. Dalam arti luas (H) adalah proporsi keragaman fenotip total dan
keragaman genetik secara keseluruhan; dan heritabilitas
2. Ddalam arti sempit (h2 ) adalah proporsi atau keragaman fenotip
total yang diakibatkan oleh pengaruh gen-gen yang memiliki aksi
aditif.
Jika suatu sifat memiliki keragaman fenotipik nol (Vp = 0) yang artinya
lingkungan memiliki pengaruh penuh terhadap suatu sifat, maka nilai
heritabilitas sifat tersebut tidak bisa didefinisikan
Variasi genetik aditif tidak mungkin lebih besar dari variasi fenotipik,
sehingga nilai heritabilitas tidak mungkin lebih dari satu (Lasley, 1987).
Nilai heritabilitas pada jenis ternak yang sama bisa berbeda karena
pengaruh lingkungan yang berbeda
Nilai heritabilitas ini dapat digunakan sebagai acuan dalam penentukan
program pemuliaan yang tepat.
Ripitabilitas
Pengamatan terhadap produksi yang berulang selama masa produktif
disebut ripitabilitas. misalkan produksi susu yaitu laktasi 1, laktasi 2,
laktasi 3, laktasi 4.
Nilai ripitabilitas dipengaruhi ragam genetik dan ragam lingkungan
selama periode pengukuran.
Korelasi Genetik
Korelasi genetik adalah ukuran dari asosiasi atau hubungan genetik dari
sifat-sifat yang berbeda.
Korelasi ini dapat terjadi karena :
1. Banyak gen yang memengaruhi lebih dari satu sifat sehingga
dapat memberikan efek secara bersamaan pada beberapa sifat
fenotip atau dikenal dengan pleiotropi. Misalnya, gen yang
meningkatkan laju pertumbuhan juga mempengaruhi stature dan
berat badan.Fenomena pleiotropi ini yang menyebabkan adanya
korelasi genetik antara dua sifat.
2. Gametic disequilibrium adalah asosiasi alel non-random di lokus
yang berbeda, hal ini juga bisa menyebabkan korelasi genetik
antar sifat.Gametic disequilibrium bisa disebabkan dari physical
linkage suatu gen yang berdekatan pada kromosom.
Efisiensi Reproduksi
Efisiensi reproduksi adalah fenomena kompleks yang dikendalikan oleh
faktor genetik dan non-genetik, faktor non-genetik termasuk cuaca dan
iklim, nutrisi, dan manajemen.
faktor-faktor yang mempengaruhi efisiensi reproduksi yaitu :
1. Terbatasnya jumlah ovum yang diovulasikan oleh ternak betina
2. Persentasi fertilisasi
3. Kematian embrio
4. Umur
5. Longevityumur induk
6. Calving interval ( jarak beranakantara kelahiran satu dengan
kelahiran selanjutnya)
7. Days open (waktu yang dibutuhkan oleh suatu ternak dari setelah
melahirkan (partus) untuk kembali bunting )
8. Service per conception (S/C) /jumlah keberhasilan inseminasi
buatan yang dilakukan pada induk perah sampai terjadi
kebuntingan.
Komponen-komponen Nutrien
Nutrien-nutrien esensial yang dibutuhkan berdasarkan Pandey et al.
(2011) yaitu:
1. Air
2. Energi
3. Karbohidrat
4. Protein
5. Lemak (fats atau lipids)
6. Vitamin
7. Mineral