Disahkan di Pangururan
Mengetahui,
Pada Tanggal 11 Juli 2022
Ketua Komite Sekolah
UPT SD Swasta Santo Paulus
Onanrunggu
Parido Samosir
Tiurlina Marlince Silalahi, S.Pd
Telah Diperiksa
Pengawas Sekolah
Voltam Sipahutar
NIP. 196409091994011001
Mengetahui,
Kepala Dinas Pendidikan, Kepemudaan dan
Olahraga Kabupaten Samosir
JONSON GULTOM,S.Pd
Pembina Tk I
NIP. 196607031997021004
i
Lampiran I SK Kepala Sekolah
Nomor : 289/SD/OR/YPHK/VII/2022
Tanggal : 11 Juli 2022
Perihal : Susunan Tim Pengembang Sekolah
SUSUNAN TIM PENGEMBANG SEKOLAH
No. Nama Peran Unsur No. Kontak
Voltam Sipahutar Pengawas Sekolah
1 Pengarah
Sr.Frederika Hasugian Ketua Yayasan
Penanggung
2 Tiurlina Marlince Silalahi, S.Pd. Kepala Sekolah
Jawab
3 Agnes Sondang Samosir,S.Pd Ketua Komite Sekolah
Seksi-seksi
Standar
Irma Jelita Harianja,S.Pd
8 Kompetensi Guru
Anastasia Sartiyah,S.Pd
Lulusan
Agnes Sondang Samosir, S.Pd
9 Standar Isi Guru
Verawati Sitnjak,S.Pd
Parasian Sitinjak,S.Pd
10 Standar Proses Guru
Jona Voster Matondang,S.Pd
Standar
Guru
Jefri Manurung,S.Pd Pendidik dan
11
Rawana Sitanggang,S.Ag Tenaga
Guru
Kependidikan
Agnes Sondang Samosir,S.Pd Standar Sarana
12 Guru
Verawati Sitinjak,S.Pd dan Prasarana
Parasian Sitinjak,S.Pd Standar
13 Guru
Jona Voster Matondang,S.Pd Pengelolaan
Irma Jelita Harianja,S.Pd Standar
14 Guru
Anastasia Sartiyah,S.Pd Pembiayaan
Jefri Manurung,S.Pd Standar
15 Guru
Rawana Sitanggang,S.Ag Penilaian
ii
Lampiran II SK Kepala Sekolah
Nomor : 289/SD/OR/YPHK/VII/2022
Tanggal : 11 Juli 2022
Perihal : Tim Pengembang Sekolah
A. PEMBAGIAN TUGAS
Seluruh Tim Pengembang Sekolah SD Swasta Santo Paulus Onanrunggu tahun pelajaran
2022/2023 secara umum sebagai berikut :
1. Mempersiapkan dan menyelesaikan pengisian instrument EDS dan mengumpulkan
bukti fisik EDS.
2. Mengevaluasi hasil EDS.
3. Melaporkan hasil EDS
4. Menyusun Rencana Pengembangan Sekolah (RPS).
B. TUGAS KHUSUS
1. Pengarah (Komite Sekolah, Pengawas Sekolah, dan YPHK)
a. Memberikan pengarahan dalam pengisian dan pengumpulan bukti fisik EDS.
b. Memberikan pengarahan dalam mengevaluasi EDS dan menyusun RPS.
c. Membantu dan bekerja sama dengan Tim pengembang lainnya.
d. Memberikan pengarahan dalam meningkatkan mutu sekolah sesuai 8 Standar
Pendidikan nasional.
2. Penanggung Jawab
a. Menerbitkan SK Tim Pengembang Sekolah
b. Memberi petunjuk dan pengarahan pengisian dan pengumpulan bukti fisik EDS
kepada Tim pengembang Sekolah
3. Ketua.
a. Membentuk Tim Pengembang Sekolah.
b. Memberi petunjuk dan pengarahan tentang pelaksanaan pengisian instrumen EDS
dan pengumpulan bukti fisik EDS kepada Tim pengembang EDS sekolah.
c. Memonitor pelaksanaan pelaksanaan pengisian instrumen EDS dan pengumpulan
bukti fisik EDS kepada masing-masing penanggung jawab standar
d. Bersama-sama dengan sekretaris menyelesaikan laporan EDS.
e. Mengkoordinir pelaksanaan pelaksanaan pengisian instrumen EDS dan
pengumpulan bukti fisik EDS kepada masing-masing penganggung jawab standar.
f. Membantu dan bekerja sama dengan Tim pengembang lainnya.
4. Sekretaris.
a. Membuat program kerja panitia dan membagi tugas Tim pengembang sekolah.
b. Bersama-sama dengan ketua menyelesaikan laporan EDS.
c. Mengarsipkan semua instrumen EDS yang sudah terisi beserta bukti fisik EDS.
d. Mengkoordinir pengetikan dokumen 1 dan penyelesaian dokumen 2 Kurikulum
Sekolah.
e. Menerima hasil kerja semua penanggung jawab standar.
f. Membantu dan bekerja sama dengan Tim pengembang lainnya.
5. Anggota
a. Mengisi instrument EDS sesuai dengan tanggung jawabnya.
b. Mengumpulkan bukti fisik yang dibutuhkan .
c. Ikut bertanggung jawab dalam pembuatan laporan EDS.
d. Membantu dan bekerja sama dengan Tim pengembang lainnya.
iii
DAFTAR HADIR
TIM PENGEMBANG SEKOLAH DAN TIM PENJAMIN MUTU
SD SWASTA SANTO PAULUS ONANRUNGGU TAHUN PELAJARAN 2022/2023
Hari/Tanggal : Senin, 11 Juli 2022
Materi : Penyusunan Kurikulum SD Swasta St. Paulus Onanrunggu
iv
Onanrunggu, 11 Juli 2022
Kepala Sekolah
v
DAFTAR ISI
Halaman Pengesahan..............................................................................................................i
Lampiran I SK Kepala Sekolah.............................................................................................ii
Lampiran II SK Kepala Sekolah..........................................................................................iii
Daftar Hadir..........................................................................................................................iv
Daftar Isi...............................................................................................................................vi
BAB I Pendahuluan...............................................................................................................1
A.Karakteristik Satuan Pendidikan....................................................................................1
B.Landasan Pengembangan Kurikulum............................................................................2
1. Landasan Spiritualitas.........................................................................................2
2. Landasan Sosiologis............................................................................................3
3. Landasan Pedagogis............................................................................................6
4. Landasan Pengembangan Kurikulum..................................................................6
i
C.Rencana Pembelajaran..................................................................................................37
D.Pendampingan, Evaluasi dan Pengembangan Profesional........................................37
BAB IV Profil.....................................................................................................................58
A.Profil Lulusan Sekolah...........................................................................................59
B.Profil Pelajar Pancasila...........................................................................................60
C.Nilai Inti (Core Value) Yayasan dan Sekolah........................................................60
BAB VI Penutup..................................................................................................................75
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
sangat bermanfaat bagi siswa untuk bersosialisasi, berkomunikasi, mengembangkan
keterampilan emosi dan memecahkan masalah.
Untuk membekali siswa menjadi pribadi yang kompeten dibutuhkan suatu perangkat
yang dikembangkan dengan memerhatikan berbagai dimensi serta melibatkan berbagai ahli
dan merujuk kepada referensi yang terpercaya. Dengan demikian, kurikulum yang
dikembangkan disesuaikan dengan kebutuhan siswa.
Untuk mencapai tujuan di atas, sekolah membutuhkan sebuah dokumen sebagai acuan
dalam menjalankan program belajarnya. Dokumen ini merupakan dokumen kurikulum
operasional yang menjadi acuan sekolah dalam melaksanakan seluruh proses yang akan
dilaksanakan.
Kurikulum operasional ini disusun dengan beberapa alasan:
1. Sebagai pedoman dalam mengembangkan kurikulum
2. Sebagai pedoman dan acuan untuk perencanaan dan mengevaluasi program sekolah
selanjutnya
3. Sebagai pedoman untuk mengkombinasikan antara model/bahan ajar dari Yayasan
dan dinas pendidikan dengan nilai-nilai keutamaan sekolah dan kearifan lokal. Hal ini
dilakukan untuk memperluas peningkatan tenaga pendidik yang dapat menumbuhkan
karakter dan hasil belajar peserta didik.
4. Sebagai bahan informasi untuk para pemangku kepentingan.
2
hidup Santo Fransiskus dan keutamaan yang didasarkan dalam budaya lokal yang mengakar
dalam kehidupan masyarakat di lingkungan masyarakat sekitar.
Dari upaya penggalian terhadap Spritualitas, Visi, Misi, dan Tujuan pendiri
Kongregasi FCJM dan Santo Fransiskus Assisi, dirumuskan lima Core Value (Nilai) inti
Pendidikan karaktrer yang dihidupi di Sekolah yang dikelola oleh FCJM yakni: Beriman(
Faithful), Bersaudara (Communio), Berkorban (Go Beyond Oneself), Setia (Supportive
dan Loyal), Terbuka (Intercultural) dan Hormat (Respectful).
2. Landasan Sosiologis
Landasan sosiologis pendidikan adalah acuan atau asumsi dalam penerapan
pendidikan yang bertolak pada interaksi antar individu sebagai makhluk sosial dalam
kehidupan bermasyarakat. Kegiatan pendididkan merupakan suatu proses interaksi antara dua
individu (pendidik dan peserta didik) bahakan dua generasi yang memungkinkan untuk
mengembangkan diri. Pengembangan diri tersebut, dilakukan dalam kegiatan pendidikan.
Oleh karena itu pendidikan dalam rangka penanaman nilai dan norma pada anak sangat
penting diselenggarakan dalam sekolah. Proses sosialisasi ini sebenarnya dimulai dari
keluarga dimana anak mulai mengembangkan diri. Dalam sekolah mulai dikembangkan nilai-
nilai dan sikap yang dapat mempengaruhi perkembangan anak seperti: nilai-nilai agama,
nilai-nilai moral, budaya dan keterampilan yang penting bagi perkembangan pemelajar.
Sosialisasi mempersiapkan peserta didik untuk berfungsi sebagai individu yang
mentransmisikan budaya yang dengan demikian memungkinkan masyarakat untuk berfungsi
secara baik. Sehingga keluarga bukan hanya tempat penting bagi pertumbuhan social peserta
didik, tetapi dalam era modern, lembaga formal juga membantu dalam menentukan anak-
anak dalam belajar social dan kesiapan untuk terjun dalam kehidupan bermasyarakat.
Sekolah merupakan lembaga utama yang berfungsi untuk menjaga dan melestarikan
budaya. Landasan sosiologis pendidikan di Indonesia menganut paham integralistik yang
bersumber dari norma kehidupan masyarakat: (1) kekeluargaan dan gotong royong,
kebersamaan, musyawarah untuk mufakat, (2) kesejahteraan bersama menjadi tujuan hidup
bermasyarakat, (3) negara melindungi warga negaranya, dan (4) selaras serasi seimbang
antara hak dan kewajiban. Oleh karena itu, pendidikan di Indonesia tidak hanya
meningkatkan kualitas manusia secara orang per orang. Perkembangan masyarakat Indonesia
dari masa ke masa telah mempengaruhi sistem pendidikan nasional. Hal tersebut sangatlah
wajar, mengingat kebutuhan akan pendidikan semakin meningkat dan kompleks. Berbagai
3
upaya pemerintah telah dilakukan untuk menyesuaikan pendidikan dengan perkembangan
masyarakat yaitu dengan perubahan kurikulum.
4
lengkap, serta adat istiadatnya yang khas dan spesifik yang berbeda dengan suku bangsa lain.
Dalihan Natolu merupakan salah satu kekayaan budaya masyarakat Batak Toba. Bagaimana
sistem kekerabatan dan pola hubungan dalam kehidupan sehari-hari baik dengan Tuhan,
leluhur, keluarga dekat, tetangga, kerabat, dan sesama telah di atur sedemikian rupa di dalam
falsafah Dalihan Natolu. Somba marhula-hula artinya sikap sembah/hormat kepada keluarga
pihak istri, Elek marboru artinya sikap membujuk/mengayomi wanita sedangkan Manat
mardongan tubu artinya sikap berhati-hati kepada teman semarga.
5
orang lain dengan tanggung
jawab
3. Landasan Pedagogis
Sekolah Dasar adalah suatu lembaga yang terdiri atas siswa yang memiliki
karakteristik unik. Siswa di kelas awal adalah anak-anak usia dini yang masih berpikir
konkret dan baru mengenal pendidikan formal.Transisi dari pendidikan sebelumnya
membutuhkan program yang disesuaikan dengan perkembangan usia. Siswa pada tingkatan
kelas yang lebih tinggi adalah siswa dengan usia transisi dari pendidikan usia dini ke jenjang
pendidikan yang membutuhkan pola berpikir yang lebih abstrak. Pada jenjang ini
keterampilan berpikir siswa dikembangkan melalui proses belajar yang menantang sehingga
kemampuan kognitifnya berkembang maksimal.
Siswa di sekolah dasar membutuhkan pengenalan pendidikan karakter. Proses
penanaman pendidikan karakter dilakukan melalui pembiasaan yang diterapkan dalam
kehidupan sehari-hari. Belajar dari nilai-nilai baik yang mereka lihat di sekitar mereka
menjadi sangat penting. Sekolah dan rumah harus memberikan contoh baik sehingga siswa
dapat belajar langsung dan meneladaninya. Proses belajar ini menjadi fondasi yang sangat
penting dan menjadi bekal menuju jenjang pendidikan selanjutnya. Pengalaman belajar yang
beragam dan kontekstual akan membantu siswa memahami konsep yang diberikan. Belajar
bagi siswa harus menyenangkan, bermakna, sekaligus menantang. Kesempatan untuk
bereksplorasi membantu siswa menumbuhkan rasa ingin tahu.
Keberhasilan proses belajar setiap siswa akan tercapai dengan dukungan dari semua
pihak. Manajemen sekolah yang responsif, guru yang memahami kebutuhan siswa, serta
dukungan positif dari orang tua akan membantu setiap anak memaksimalkan potensinya.
6
perkembangan zaman. Pengalaman belajar menjadi poin utama dalam menguasai
kompetensi.
Peserta didik merupakan pewaris budaya bangsa yang kreatif, mandiri dan inovatif.
Proses pendidikan sebagai suatu proses yang memberi kesempatan kepada peserta didik
untuk mengembangkan potensi dirinya sehingga dapat memiliki kecakapan hidup yang sesuai
minat bakat yang mengembangkan kecerdasan spiritual, intelektual, dan kinestetik.
Berdasarkan landasan tersebut, SD Swasta Santo Paulus dengan kekuatan,
kemampuan dan keinginan untuk selalu ingin berkembang, berharap akan menjawab
tantangan pendidikan dalam memfasilitasi suatu suasana belajar penuh aktivitas, berkarya
dan menyenangkan untuk membangun kehidupan masa kini dan masa depan yang lebih
baik dari masa lalu dengan membentuk peserta didik sebagai agen Profil Pelajar Pancasila
yang memiliki kemampuan intelektual, kemampuan berkomunikasi, sikap sosial,
kepedulian, dan berpartisipasi untuk membangun kehidupan masyarakat dan bangsa
yang lebih baik (experimentalism and social reconstructivism).
a. Karakteristik Satuan Pendidikan
Penyusunan kurikulum operasional di satuan pendidikan SD Swasta Santo Paulus
disesuaikan kekhasan, kondisi dan pontensi daerah dengan menyelaraskan kondisi satuan
pendidikan dan karakteristik peserta didik dalam satuan pendidikan. Dalam
pengembangannya, kurikulum operasional sekolah akan mengacu pada capaian pembelajaran
yang telah disusun oleh pusat dan diterjemahkan dalam alur tujuan pembelajaran yang
dikonkretkan dalam proses pembelajaran.
Penyusunan dan pengembangan kurikulum operasional di satuan pendidikan SD
Swasta Santo Paulus berfokus kepada pemenuhan kebutuhan peserta didik dengan
mengembangkan kompetensi dalam perubahan kehidupan abad ke-21 yang memuat ciri khas
dan potensi lokal sekolah. SD Swasta Santo Paulus berdomisili pada daerah yang strategis di
kota dengan lokasi yang mudah ditempuh dengan sarana transportasi yang ada. Lingkungan
sekolah pun berada dekat dengan permukiman penduduk namun nyaman,tenang dan sejuk
karena banyak tanaman di lingkungan tersebut sehingga menjadi salah satu kekuatan
pendukung dalam proses pembelajaran.
Latar belakang peserta didik berada pada tingkat ekonomi dari bawah sampai ke atas
dengan sarana prasarana yang cukup dalam mendukung proses pembelajaran baik
intrakurikuler maupun ekstrakurikuler. Latar belakang keagamaan yang mayoritas bahkan
hingga 100% adalah peserta didik beragama Kristen. Secara sosial budaya, peserta didik
memiliki latar belakang orang tua yang berbeda budaya yang disebabkan dari sebagian orang
7
tua memiliki pekerjaan yang baik. Selain itu, minat bakat peserta didik juga yang sangat
beragam. Berdasarkan perbedaan latar belakang tersebut maka memperkuat alasan Profil
Pelajar Pancasila mampu diimplemetasikan secara utuh di SD Swasta Santo Paulus dengan
motto ” BERBE-BESTEAM ( Beriman, Bersaudara, Berkorban, Setia, Tangguh, dan
Menghargai)”. Maka dalam penyusunan Kurikulum Operasional, karakteristik peserta didik
dengan segala latar belakangnya menjadi satu pertimbangan utama agar menjadi pendidikan
yang bermutu.
Tujuan akhir capaian pembelajaran yang terintegrasi dengan Profil Pelajar Pancasila
secara umum adalah untuk membentuk karakter peserta didik untuk menumbuhkan iman dan
takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia, berkebhinekaan global, mandiri,
bernalar kritis, bergotong royong dan kreatif dengan mengakomodir keragaman tersebut.
c. Karakteristik Siswa
Setiap anak adalah unik. Mereka memiliki kemampuan dan pengalaman belajar yang
tidak sama. Sebagian siswa memiliki potensi di area akademik, namun tidak sedikit juga
siswa yang masih perlu dikembangkan kemampuan sosial dan emosional mereka. Siswa
memiliki potensi dan minat yang berbeda. Sebagian siswa memiliki minat di bidang seni,
olahraga, matematika dan sains. Sekolah memfasilitasi kebutuhan mereka dengan
menyiapkan program pengembangan potensi dan minat mereka agar mereka dapat tumbuh
dan berkembang sesuai potensinya.
Keberagaman siswa memperkaya media sosialisasi di SD Swasta Santo Paulus.
Kondisi ini diharapkan akan meningkatkan keterampilan bersosialisasi, toleransi, rasa syukur,
keterampilan emosi, komunikasi, dan memecahkan masalah yang mereka temui dalam
perjalanan belajar mereka sehari-hari.
Sekolah memiliki kewajiban untuk mengembangkan siswa secara seimbang. Dengan
demikian, program yang dirancang memerhatikan empat ranah (sosial, emosional, intelektual,
fisik) dengan ranah spiritual sebagai payung besar.
8
BAB II
VISI, MISI, TUJUAN SEKOLAH
DAN PROGRAM SEKOLAH
A. VISI
Program dan kegiatan Sekolah harus merujuk pada Visi yang telah ditetapkan. Visi
bukan hanya sekadar tulisan tanpa dipahami maknanya. Untuk menginternalisasi visi pada
setiap warga sekolah, maka visi perlu disosialisasikan secara berkala.Tanpa pemahaman
terhadap visi maka kegiatan yang dijalankan menjadi tidak terarah.
Berikut adalah visi SD Swasta Santo Paulus:
“BERIMAN, BERKARAKTER, CERDAS, UNGGUL, PEDULI LINGKUNGAN
DENGAN SEMANGAT CINTA KASIH DAN BERLANDASKAN NILAI-NILAI
PANCASILA”
B. MISI
Untuk mencapai visi, Sekolah memiliki misi sebagai berikut.
1. Membentuk manusia beriman dan bermoral
2. Melayani dengan semangat dan cinta yang tulus.
3. Melaksanakan pembelajaran yang memuat keterampilan abad-21
4. Mengembangkan budaya sekolah ,budaya lokal dan Profil Pelajar Pancasila
5. Menciptakan lingkungan pendidikan yang bersinergis
6. Menghasilkan generasi berdaya saing serta berjiwa solider
C. Tujuan Sekolah
1. Warga Sekolah memiliki iman yang tangguh, dan bermoral yang diwujudkan dalam
hidup sehari-hari.
2. Memiliki tenaga pendidik dan kependidikan yang profesional serta mampu
menggunakan tehnologi yang mengacu pendidikan pada abad 21.
3. Warga sekolah mampu mewujudkan empat pilar pendidikan learning to know, learning
to do, learning to be, learning to live together.
4. Siswa mampu berpikir dan bertindak kritis, kreatif, berkomunikasi, berkolaborasi,dan
melestarika serta mengembangkan budaya setempat.
5. Mutu lulusan semakin meningkat, dan mampu bersaing di sekolah favorit.
6. Mengembangkan kurikulum dengan mengacu pada 8 standar.
7. Memiliki disiplin dan etos kerja yang tinggi.
8. Terjalin kerjasama yang harmonis antar warga sekolah, orang tua, alumni, dan
masyarakat.
9
9. Terciptanya siswa Pancasila.
10
BAB III
PENGORGANISASIAN PEMBELAJARAN
DAN RENCANA PEMBELAJARAN
A. Pengorganisasian Pembelajaran
1) Alur Penyusunan Rancangan Kurikulum Operasional di Satuan Pendidikan
Kurikulum operasional di satuan pendidikan SD Swasta Santo Paulus
merupakan sebuah bentuk kurikulum operasional untuk melaksanakan Kerangka Dasar
dan Struktur Kurikulum yang telah dibuat oleh pusat, baik capaian pembelajaran, prinsip
pembelajaran dan asesmen serta Profil Pelajar Pancasila. Kurikulum operasional di
satuan Pendidikan ini merupakan bentuk penyesuaian dari kerangka yang disusun pusat
dengan menyelaraskan potensi daerah, kemampuan sekolah dan latar belakang peserta
didik.
11
pengolaborasian pembelajaran terpadu dengan mengambil tema-tema yang kontekstual
dengan peserta didik, mudah dipahami dan dieksplorasi, dan up-date dengan
perkembangan informasi.
2) Intrakurikuler
a. Mata Pelajaran Umum
Mata pelajaran yang dilaksanakan oleh SD Swasta Santo Paulus tahun
pelajaran 2022/2023 adalah Pendidikan Agama Katolik sebagai ciri khas sekolah, PPKn,
Bahasa Indonesia, Matematika, Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial, Seni Budaya dan
Prakarya, Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan, Bahasa Inggris. Untuk
Pendidikan Agama hanya ada Pendidikan Agama Katolik diajarkan tenaga pendidik
yang beragama Katolik. Sedangkan untuk mata pelajaran Seni Budaya dan Prakarya, SD
Swasta Santo Paulus mengakomodir Seni Tari.
Pembelajaran tematik terpadu untuk kelas 2, 3, 5 dan 6 yakni mata pelajaran
PPKn, Bahasa Indonesia, IPA, dan IPS. Sedangkan untuk Pendidikan Agama Katolik
dan Budi Pekerti, Matematika, SBdP, PJOK dan Bahasa Inggris dilakukan parsial. Kelas
1 dan 4 menggunakan Kurikulum Merdeka yakni Pendidikan Agama Katolik dan Budi
Pekerti, Pendididkan Pancasila, Bahasa Indonesia, Matematika, IPAS, Seni Budaya,
PJOK, Bahasa Batak Toba dan Bahasa Inggris dilakukan parsial.
Rencana pembelajaran tematik dan modul ajar memuat identitas sekolah,
muatan pelajaran, jenjang, tema, materi pokok, alokasi waktu, tujuan pembelajaran,
materi pembelajaran, metode, media, sumber belajar, kegiatan pembelajaran dan
penilaian yang lengkap. Tujuan pembelajaran dibuat terukur, sehingga dapat terlihat
progress dan umpan balik yang jelas pencapaiannya. Dalam kegiatan inti harus tersirat
implentasi model pembelajaran (contohnya: problem based learning, project based
learning dan inquiry based learning dan lainnya) dan strategi pembelajaran yang
beragam untuk mengakomodir perbedaan karakteristik peserta didik. Diharapkan variasi
model pembelajaran bermanfaat untuk mengingkatkan kemampuan peserta didik dalam
menemukan atau menyampaikan ide dan gagasan, menemukan solusi, menghasilkan
produk dan mengasah kemampuan literasi- numerasi.
Rencana pembelajaran bersifat reflektif. Kontinuitas pembelajaran dapat
terlihat dengan harapan tidak terjadi gap dan miskonsepsi dari pembelajaran
sebelumnya. Dapat disusun mingguan yang tertuang ke dalam jadwal pembelajaran
12
mingguan, namun catatan refleksi menjadi tambahan dalam kegiatan pembelajaran
selanjutnya.
13
Rekoleksi/ Meningkatkan iman anak Untuk siswa kelas 6
Retret Mampu merefleksi perbuatan
yang kurang baik menjadi
lebih baik.
14
bangsa. Story Telling , Fashion Show
Ya, Kami Menumbuhkan sikap saling Setiap awal tahun ajaran,
Berbeda menghargai dalam Sekolah mengajak warga
kemajemukan. sekolah mengenal
kemajemukan di
sekelilingnya.
3. Literasi/Bahasa Indonesia
Empat keterampilan literasi: menyimak, berbicara, membaca, dan menulis
diintegrasikan melalui berbagai kegiatan. Kemampuan membaca dan menulis
dikembangkan melalui program berikut:
Program Membaca Program Menulis
Pemodelan Membaca (Modelled Reading) Pemodelan Menulis (Modelled Writing)
Membaca Bersama (Shared Reading ) Menulis Bersama (Shared Writing)
Membaca Terbimbing (Guided Reading) Menulis Terbimbing (Guided Writing)
Membacakan Cerita (Read Aloud) Menulis Asyik (Writing Workshop)
Untuk mendukung program membaca, sekolah memiliki program kunjungan
rutin ke perpustakaan. Selain itu kelas dilengkapi dengan sudut baca yang diisi
dengan buku-buku yang dapat dipinjam setiap hari oleh siswa.
4. Matematika
Pembelajaran matematika bersifat kontekstual dan membutuhkan pembiasaan
untuk mengembangkan dan meningkatkan kompetensi matematika. Pembelajaran
dimulai dari hal yang konkret, melalui eksplorasi dan praktik langsung untuk
memberikan kesempatan pada siswa menemukan jawaban. Kompetensi memecahkan
masalah menjadi tujuan utama dalam pengembangan kurikulum matematika.
Beberapa program disusun untuk mendukung kompetensi matematika siswa, seperti:
1. Berhitung 1 Menit Setiap Hari
2. Matematika di Sekitarku
3. Sehari bersama Matematika
4. Matematika Seru
5. Sains Dasar
15
Pembelajaran Sains Dasar berfokus pada peristiwa yang terjadi di sekitar
siswa. Siswa belajar melalui apa yang dilihat, didengar, dan dirasakan. Dari fenomena
yang terjadi di sekitarnya siswa belajar menemukan fakta, mengidentifikasi masalah,
dan memecahkannya. Keterampilan berikut ini dikembangkan secara terus menerus
melalui berbagai kegiatan yang kontekstual untuk menstimulasi rasa ingin tahu.
Mengamati
Membuat dugaan
Memprediksi
Membuat model
Mengklasifikasi
Mengevaluasi
Mengembangkan keterampilan mencari informasi
Mengembangkan komunikasi dan interpersonal
Menganalisis data dan informasi
Beberapa program dirancang untuk mendukung kompetensi siswa di bidang sains
dasar seperti:
Ekshibisi Sains
Hari Budaya ( Nasional dan Internasional)
Pekan Budaya
6. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan
Tujuan utama dari pembelajaran olahraga adalah mengenalkan sikap
sportivitas dan hidup sehat melalui permainan-permainan yang mengembangkan
motorik kasar. Sikap disiplin, kerja sama, dan memerhatikan keamanan (safety) diri
dan orang lain dilatih saat siswa berkegiatan.
Pengembangan pembelajaran olahraga didukung oleh program berikut:
Program Tujuan Keterangan
SD Santo Paulus Mengenalkan berbagai pola Dilaksanakan setelah siswa
Sehat hidup sehat menerima rapor tengah
semester 1
GGB (Gaya, Gerak, Menumbuhkan minat untuk Diikuti oleh seluruh warga
dan Bugar) berolahraga secara rutin sekolah dan dilaksanakan
sekali minggu hari.
16
SSB (Sarapan Sehat Mengenalkan berbagai menu Dilaksanakan setelah siswa
Bersama) sarapan sehat sambil mengikuti GGB.
berinteraksi antarangkatan.
Hari Buah Mengenalkan pentingnya Dilaksanakan setiap hari Senin
mengonsumsi buah dan Kamis.
Pekan Olahraga Menumbuhkan sportivitas, Dilaksanakan di akhir
kerja sama, dan sikap semester 2 bergantian dengan
kompetitif melalui berbagai kegiatan khusus lainnya
kegiatan olahraga. dengan melibatkan orang tua.
17
karya seni dan belajar dari bergantian dengan kegiatan
karya orang lain. khusus lainnya dengan
melibatkan orang tua.
8. Bahasa Inggris
Sebagai bahasa yang banyak digunakan oleh warga dunia, siswa SD Swasta
Santo Paulus belajar bahasa Inggris sejak kelas 1. Tujuan utama pembelajaran bahasa
Inggris adalah berkomunikasi secara aktif. Siswa belajar melalui berbagai media
dan kegiatan, seperti mendengarkan lagu, bercerita, memasak, permainan, menonton
video, serta bermain peran. Selama pelajaran bahasa Inggris, sekolah menciptakan
lingkungan kelas aktif berbahasa Inggris. Pengadaan berbagai buku cerita bergambar
di sudut baca mendukung siswa untuk mengembangkan perbendaharaan kosakata.
Pengembangan empat keterampilan berbahasa merujuk kepada sebuah tema yang
diambil dari buku cerita atau menyesuaikan dengan tema yang dikembangkan oleh
guru kelas.
Program penunjang pelajaran Bahasa Inggris:
Program Membaca Program Menulis
Pemodelan Membaca (Modelled Reading) Pemodelan Menulis (Modelled Writing)
Membaca Bersama (Shared Reading ) Menulis Bersama (Shared Writing)
Membaca Terbimbing (Guided Reading) Menulis Terbimbing (Guided Writing)
Membacakan Cerita (Read Aloud)
Menulis Asyik
Membaca Senyap
English Through Cookery Mengenal kosakata melalui kegiatan
Let’s Speak English with A Native! Guru tamu hadir secara berkala dan
memasak
melakukan berbagai kegiatan dalam
18
mewarisi bahasa batak dan pelaku dari kebudayaan batak. Bahasa Batak Toba tidak
hanya digunakan oleh Penutur yang tinggal di wilayah Danau Toba, tetapi di daerah
lain juga terdapat banyak penggunanya, terlebih orang tua yang tinggal d luar Danau
Toba masih menggunakan bahasa tersebut saat berkomunikasi sehari-hari kepada
anaknya, sesame suku, dan orang-orang yang memahami Bahasa Batak Toba. SD
Swasta Santo Paulus berada di sekitar Danau Toba-Samosir yang pada umumnya
Peserta didik berasal dari suku batak toba. Dan menetapkan bahasa batak toba sebagai
pelajaran muatan local yang bertujuan untuk menanamkan pengetahuan akan
pelajaran bahasa batak toba sebagai bahasa daerah. Yang sering digunakan dalam
kehidupan sehari-hari. Adapun yang dikembangkan adalah Aksara Batak, Musik
Batak (taganing, uning-uningan, umpasa, menari (Tortor) dan permainan tradisional
Batak Toba (jalekkat, margala, marpisse).
3) Ko-Kurikuler
a. Penguatan Profil Pelajar Pancasila
Dalam kurikulum operasional di satuan pendidikan SD Swasta Santo Paulus
dirancang pembelajaran berbasis proyek untuk penguatan Profil Pelajar Pancasila.
Pembelajaran ini masuk ke dalam ko-kurikuler yang dirancang dalam sesuai tema besar
yang telah ditentukan dengan mengintegrasikan beberapa mata pelajaran sebagai bentuk
proyek implementasi Profil Pelajar Pancasila di satuan pendidikan.
Penguatan Profil Pelajar Pancasila dikemas dalam dua proyek utama yang dapat
ditampilkan secara terpadu dari mulai kelas 1 dan 4. Pengalokasian waktu untuk kegiatan
ini terpisah dari alokasi waktu kegiatan intrakurikuler sehingga tidak mengurangi
kegiatan regular mingguan. Selain kedua proyek besar tersebut, dimensi Profil Pelajar
Pancasila pun dikembangkan dalam proses pembelajaran intrakurikuler dalam
pembelajaran tema dan mata pelajaran, dan kegiatan ekstrakurikuler.
Pembelajaran berbasis proyek untuk penguatan Profil Pelajar Pancasila
diselaraskan dengan potensi lokal yang menjadi ciri khas satuan pendidikan, capaian
operasional pembelajaran, dapat mengakomodir keragaman minat bakat peserta didik
dan mampu mengembangkan kecakapan hidup peserta didik. Penguatan Profil Pelajar
Pancasila terdiri dari enam dimensi yaitu beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa dan berakhlak mulia, berkebhinekaan global, gotong royong, mandiri, bernalar
kritis dan kreatif. Gambar
20
Dalam membuat rancangan pembelajaran berbasis proyek terdapat langkah-
langkah yang harus disusun secara bertahap mulai dari mengidentifikasi masalah
dengan pertanyaan pemicu yang diambil dari permasalahan kontekstual implementasi
Profil Pelajar Pancasila kemudian merancang proyek secara kolaboratif antara guru dan
peserta didik disertai program penjadwalan yang disepakati, setelah itu dilanjut ke
tahap pelaksanaan. Di bagian akhir ada presentasi hasil yang akan dievaluasi dan
kemudian menjadi refleksi untuk perbaikan.
21
Tahap terakhir adalah tercapainya tujuan akhir dari pembelajaran berbasis projek
ini, yaitu selain untuk mengimplementasikan dalam keseharian sebagai agen Profil
Pelajar Pancasila, juga untuk merancang pembelajaran ko-kurikuler yang inovatif,
menarik dan capaian pembelajaran yang terkemas berbeda. Pembelajaran ini juga
bentuk penguatan karakter yang membudaya pada satuan pendidikan.
Dalam kegiatan Ko-Kurikuler, SD Swasta Santo Paulus membuat Projek
Penguatan Profil Pelajar Pancasila dan Pelaksanaan Pembelajaran Berbasis Projek.
Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila menggunakan silabus meliputi Kelas,
Elemen, Capaian Pembelajaran, Potensi Lokal, Daerah, Hasil Project Based, Learning,
dan Indikator Keberhasilan Pencapaian dalam bentuk format berikut ini:
4) Ekstrakurikuler
Kegiatan ekstrakurikuler merupakan kegiatan penunjang di SD Swasta Santo
Paulus sebagai suplemen dalam pendidikan untuk meningkatkan kecerdasan dan
keterampilan peserta didik sesuai dengan bakat dan minat serta kompetensi lainnya.
Kegiatan ekstrakurikuler SD Swasta Santo Paulus meliputi:
A Bimingan Belajar
Kelas 4
1. Olimpiade IPA Mempersiapkan peserta didik dalam Kelas 5
menghadapi kompetisi atau kejuaraan Kelas 4
2. Olimpiade MM untuk menjadi yang terbaik dalam Kelas 5
bidangnya masing-masing dengan
3. Kotbah Kelas 1, 2, 3
karakter yang mandiri dan memiliki
4. Berpidato dan Debat Kelas 4 & 5
kreativitas.
B Olahraga
5. Badminton Mempersiapkan peserta didik dalam Kelas 4
mengembangkan dan meningkatkan
6. Catur Kelas 5
kemampuan olah raga karate, catur, silat
7. Silat Kelas 4,5,6
dan futsal dengan karakter yang mandiri
8. Futsal Kelas 5
dan gotong royong.
C Seni dan Budaya
22
Mempersiapkan peserta didik dalam Kelas 1, Kelas 2,
9. Gambar Bercerita mengembangkan dan meningkatkan Kelas 3
kemampuan menggambar dan musik
10. Seni music Kelas 4,5 (pianika)
yang berkarakter kebhinekaan global,
Kelas 6 (taganing)
mandiri dan kreatif. peserta
Mempersiapkan didik dalam Kelas 1, 2, 3
mengembangkan dan meningkatkan pengelolaan
11. Kriya
kreativitas dan inovasi dalam pembuatan sampah plastik.
kriya dari bahan dasar alam dan Kelas 4, 5, 6
pengelolaan sampah.dan pengelolaan Pembuatan kriya
sampah.dan pengelolaan sampah. dari pelepah
pisang dan bambu.
D Keorganisasian
Mempersiapkan peserta didik agar
memiliki sikap kepemimpinan, Kelas 1-6
11. Pramuka
kebhinekaan global, kemandirian,
kreatif, disiplin, tanggungjawab dan
semangat nasionalisme.
Mempersiapkan peserta didik
agar memiliki sikap yang
12. UKS dan Dokter
mengutamakan kebersihan sebagian
Kecil
daripada iman yang mengembangkan Kelas 4, 5,6
nilai ketakwaan kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlak mulia dalam
kemandirian, bergotong royong,
bernalar kritis dan kreatif dalam
menjadi agen pelopor cinta
kebersihan dan kesehatan.
23
spontan atau berupa direct dan indirect learning, yang bertujuan melatih dan
membimbing peserta didik bersikap dan berperilaku dengan menananmkan nilai-nilai
karakter baik sehingga menjadi habituasi yang terinternalisasi dalam hati dan jiwa
peserta didik.
Berikut adalah budaya sekolah yang dilaksanakan di SD Swasta Santo Paulus:
a) Kegiatan Harian, terdiri dari kegiatan:
1. Penyambutan peserta didik
2. Salam pagi
3. Menyanyikan lagu daerah dan kebangsaan
4. Doa Angelius
5. Literasi pagi
6. Menyiram bunga
b) Kegiatan Mingguan, terdiri dari kegiatan:
1. Senam Pagi
2. Latihan Lagu
3. Tortor Somba
4. Ibadat setiap hari Sabtu
c) Kegiatan bulanan merupakan kegiatan yang dilaksanakan setiap bulan pada hari
Sabtu bertujuan untuk menanamkan nilai-nilai spritual dan cinta kebersihan.
Kegiatan bulanan terdiri dari kegiatan:
1. Misa bulanan
2. Kebersihan Kelas
3. Upacara Penaikan Bendera
4. Jumat Bersih
d) Kegiatan tahunan ini dilaksanakan setahun sekali yang bertujuan
menanamkan dan meningkatkan kesadaran peserta didik untuk menjalankan perintah
Tuhan Yang Maha Esa, menumbuhkan rasa cinta tanah air, membentuk kecakapan
hidup dan mengembangkan minat bakat peserta didik yang percaya diri, seperti:
1. HUT-RI
2. Hari Pahlawan
3. Hari Guru
4. Hari Kartini
5. Hardiknas
6. HPS
24
7. Hari Ekologi
8. Syukuran Natal dan Tahun Baru
9. Syukuran Paskah
10. BKSN
11. Bulan Maria dan Bulan Rosario
12. Pesta Fransiskus sebagai pelindung sekolah
e) Kegiatan insidentil yaitu kegiatan yang dilakukan sewaktu-waktu disesuaikan dan
kondisi riil dan situasi nyata seperti aksi donasi gempa bumi, menengok teman yang
sakit, aksi donasi buku dan lain sebagainya.
f) Kegiatan life skill merupakan kegiatan yang dilaksankan baik di sekolah maupun di
rumah yang bertujuan untuk memberikan bekal kepada peserta didik untuk
berinteraksi dalam sosial kemasyarakatan dan keterampilan dirinya. Materi
pengembangan life skill antara lain:
1. Cara mengambil dan menyimpan buku.
2. Cara mengucapkan salam.
3. Cara berbicara yang santun.
25
Bahasa Inggris 72 (2) - 72
Bahasa Batak Toba 72 (2) - 72
Total: 828 (23) 1080
252
Pada tabel di atas, pengemasan tematik ada di mata pelajaran PPKn, Bahasa
Indonesia, Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial, dan SBdP. Sedangkan Pendidikan Agama
dan Budi Pekerti, Matematika dan Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan, Bahasa
Inggris dan Bahasa Batak Toba diajarkan secara parsial.
Pengemasan Projek Profil Pelajar Pancasila berada di luar jam pembelajaran
regular dengan komposisi 20-30% dari alokasi waktu selama satu tahun sehingga projek
ini tidak mengganggu atau mengurangi jumlah jam pembelajaran intrakurikuler.
Setelah analisis kebutuhan muatan pelajaran, maka akan disusun analisis
operasional sebagai turunan dari capaian pembelajaran dan alur tujuan pembelajaran
yang telah disediakan pusat. Analisis ini akan diselaraskan dengan muatan lokal dan
potensi daerah juga program sekolah dengan menghitung alokasi waktu yang tidak
membebani peserta didik agar kenyamanan dan kebahagiaan dalam belajar tetap
terjaga utuh. Kurikulum operasional di satuan Pendidikan SD Swasta Santo Paulus
mempertimbangkan karakteristik peserta didik yang beragam dan mengedepankan proses
dinamis yang reflektif dalam proses pelaksanaannya sehingga tujuan akhir profil peserta
didik sesuai dengan yang diharapkan pada visi, misi dan tujuan sekolah.
7) Jadwal Pelajaran
Jadwal pembelajaran dibuat selama satu minggu yang berisi mata pelajaran agar
kegiatan belajar berjalan dengan baik. Jadwal pembelajaran dibagi dalam 2 kelompok,
yaitu Kurikulum Merdeka kelas 1 dan 4 dan Tematik Terpadu kelas 2,3,5 dan 6. Kelas
1,2 dan 3 setiap harinya terdiri 6 JP. Sedangkan kelas 4-6 terdiri dari 7 JP.
Adapun jadwal pembelajarannya sbb:
26
1. Roster kelas I
N HARI
JAM
O SENIN SELASA RABU KAMIS JUM'AT SABTU
1 2 3 4 5 6 7 8
Senam dan
07.30-08.05 UPB LCC Latihan Bernyanyi Batak Day Jumat Bersih Ibadat Pagi
PENDIDIKA
PENDIDIKAN P5
1 08.05-08.40 MTK PJOK MTK N
AGAMA
PANCASILA
PENDIDIKA
PENDIDIKAN
2 08.40-09.15 MTK PJOK MTK N P5
AGAMA
PANCASILA
ISTIRAHA
09.15-09.30 ISTIRAHAT ISTIRAHAT ISTIRAHAT ISTIRAHAT ISTIRAHAT
T
PENDIDIKAN PENDIDIKAN
3 09.30-10.05 MUL0K PJOK MULOK P5
AGAMA PANCASILA
PENDIDIKA
4 10.05-10.40 B.INDONESIA B.INDONESIA SENI BUDAYA P5 P5
N PANCASILA
2. Roster kelas IV
HARI
N
JAM
O SENIN SELASA RABU KAMIS JUM’AT SABTU
MTK
1 07.30-08.05 B.IND0NESIA PJOK MTK MTK P5
B.INDONESI PENDIDIKAN
2 08.05-08.40 PJOK MTK MTK P5
A PANCASILA
PENDIDIKAN PENDIDIKAN
3 08.40-09.15 IPAS PJOK AGAMA P5
PANCASILA PANCASILA
PENDIDIKAN
4 09.15-09.50 IPAS IPAS AGAMA P5 B.INDONESIA
PANCASILA
SENI MULOK
5 10.05-10.40 IPAS IPAS P5 B.INDONESIA
BUDAYA
SENI
6 10.40-11.15 B.ING B.INDONESIA MULOK P5
BUDAYA
SENI
7 11.30-12.05 B.ING AGAMA P5
B.INDONESIA BUDAYA
27
LIBUR SEMESTER GANJIL
3. Roster Kelas VI
B.ING 1.2.2 AG 1.1.5 MM B.ING 1.2.2 AG 1.2.5 MM B.ING 1.3.2
B.ING 1.2.2 AG 1.1.5 MM B.ING 1.2.2 AG 1.2.5 MM B.ING 1.3.2
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
MM MM 1.3.5 B.D PJOK 2.1.2 MM MM 2.1.4 BD PJOK PER B.D PJOK 2.2.3 MM MM 2.2.6 B.D PJOK Hari MM MM 2.3.4
MM MM 1.3.5 B.D PJOK 2.1.2 MM MM 2.1.4 BD PJOK SI B.D PJOK 2.2.3 MM MM 2.2.6 B.D PJOK MM MM 2.3.4
1.3.3 1.3.4 1.3.5 1.3.6 2.1.1 2.1.2 2.1.2 2.1.3 2.1.4 2.1.5 2.1.6 APAN 2.2.1 2.2.2 2.2.3 2.2.4 2.2.5 2.2.6 2.3.1 eko 2.3.2 2.3.3 2.3.4
1.3.3 1.3.4 1.3.5 1.3.6 2.1.1 AG 2.1.2 2.1.3 2.1.4 2.1.5 2.1.6 PERSIAPAN HUT 2.2.1 2.2.2 AG 2.2.4 2.2.5 2.2.6 PRO 2.3.1 2.3.2 2.3.3 2.3.4
1.3.3 1.3.4 1.3.5 1.3.6 2.1.1 AG 2.1.2 2.1.3 2.1.4 2.1.5 2.1.6 2.2.1 2.2.2 AG 2.2.4 2.2.5 2.2.6 2.3.1 logi 2.3.2 2.3.3 2.3.4
AG 1.3.4 MM B.ING 2.1.1 AG 2.1.3 MM B.ING 2.1.6 B.ING 2.2.2 AG 2.2.5 MM B.ING 2.3.1 AG 2.3.3 MM
AG 1.3.4 MM B.ING 2.1.1 AG 2.1.3 MM B.ING 2.1.6 B.ING 2.2.2 AG 2.2.5 MM B.ING 2.3.1 AG 2.3.3 MM
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
B.D PJOK PRO MM MM 3.1.2 B.D PJOK 3.1.5 MM MM 3.2.2 B.D PJOK 3.2.4 MM MM 3.3.1 B.D PJOK 3.3.4 MM MM 4.1.1 B.D PJOK
B.D PJOK MM MM 3.1.2 B.D PJOK 3.1.5 MM MM 3.2.2 B.D PJOK 3.2.4 MM MM 3.3.1 B.D PJOK 3.3.4 MM MM 4.1.1 B.D PJOK
2.3.5 2.3.6 JEK 3.1.1 3.1.2 3.1.2 3.1.3 3.1.4 3.1.5 3.1.6 3.2.1 3.2.2 3.2.3 3.2.3 3.2.4 3.2.5 3.2.6 3.3.1 3.3.2 3.3.3 3.3.4 3.3.5 3.3.6 4.1.1 4.1.2 4.1.3
2.3.5 2.3.6 AG 3.1.1 3.1.2 3.1.2 3.1.3 3.1.4 AG 3.1.6 3.2.1 3.2.2 3.2.3 3.2.3 AG 3.2.5 3.2.6 3.3.1 3.3.2 3.3.3 AG 3.3.5 3.3.6 4.1.1 4.1.2 4.1.3
2.3.5 2.3.6 AG 3.1.1 3.1.2 3.1.2 3.1.3 3.1.4 AG 3.1.6 3.2.1 3.2.2 3.2.3 3.2.3 AG 3.2.5 3.2.6 3.3.1 3.3.2 3.3.3 AG 3.3.5 3.3.6 4.1.1 4.1.2 4.1.3
B.ING 2.3.6 AG 3.1.2 MM B.ING 3.1.4 AG 3.2.1 MM B.ING 3.2.3 AG 3.2.6 MM B.ING 3.3.3 AG 3.3.6 MM B.ING 4.1.3
B.ING 2.3.6 AG 3.1.2 MM B.ING 3.1.4 AG 3.2.1 MM B.ING 3.2.3 AG 3.2.6 MM B.ING 3.3.3 AG 3.3.6 MM B.ING 4.1.3
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
4.1.4 pst MM MM 4.2.1 B.D PJOK 4.2.5 MM MM 4.3.1 B.D PJOK 4.3.4 MM MM 4.3.6 B.D PJOK PRO
4.1.4 fran MM MM 4.2.1 B.D PJOK 4.2.5 MM MM 4.3.1 B.D PJOK 4.3.4 MM MM 4.3.6 B.D PJOK
1.1.4. sis 4.1.5 4.1.6 4.2.1 4.2.3 4.2.4 4.2.5 4.2.5 4.2.6 4.3.1 4.3.2 4.3.2 4.3.4 4.3.4 4.3.5 4.3.6 4.3.6 PRO JEK
AG kus 4.1.5 4.1.6 4.2.1 4.2.3 4.2.4 AG 4.2.5 4.2.6 4.3.1 4.3.2 4.3.2 AG 4.3.4 4.3.5 4.3.6 4.3.6 AG
AG 4.1.5 4.1.6 4.2.1 4.2.3 4.2.4 AG 4.2.5 4.2.6 4.3.1 4.3.2 4.3.2 AG 4.3.4 4.3.5 4.3.6 4.3.6 AG
AG 4.1.6 MM B.ING 4.2.4 AG 4.2.6 MM B.ING 4.3.2 AG 4.3.5 MM PJOK
AG 4.1.6 MM B.ING 4.2.4 AG 4.2.6 MM B.ING 4.3.2 AG 4.3.5 MM PJOK JEK
28
Oktober
29
8) Kalender Pendidikan
1. Alokasi Waktu
Permulaan tahun pelajaran adalah waktu dimulainya kegiatan pembelajaran
pada awal tahun pelajaran pada setiap satuan pendidikan. Minggu efektif belajar
adalah jumlah minggu kegiatan pembelajaran untuk setiap tahun pelajaran pada
setiap satuan pendidikan. Waktu pembelajaran efektif adalah jumlah jam
pembelajaran setiap minggu, meliputi jumlah jam pembelajaran untuk seluruh
matapelajaran termasuk muatan lokal, ditambah jumlah jam untuk kegiatan
pengembangan diri.
Waktu libur adalah waktu yang ditetapkan untuk tidak diadakan kegiatan
pembelajaran terjadwal pada satuan pendidikan yang dimaksud. Waktu libur dapat
berbentuk jeda tengah semester, jeda antar semester, libur akhir tahun pelajaran,
hari libur keagamaan, hari libur umum termasuk hari-hari besar nasional, dan hari
libur khusus.
Alokasi waktu minggu efektif belajar, waktu libur dan kegiatan lainnya
tertera pada Tabel berikut :
Alokasi Waktu Pada Kalender Pendidikan
SD Swasta Santo Paulus
30
No Kegiatan Alokasi Waktu Keterangan
31
Alokasi Waktu Pada Kalender Pendidikan Kurikulum Merdeka Kelas IV
32
Daerah tingkat Kabupaten/Kota, dan/atau organisasi penyelenggara pendidikan dapat
menetapkan hari libur khusus.
3. Pemerintah Pusat/Provinsi/Kabupaten/Kota dapat menetapkan hari libur serentak
untuk satuan-satuan pendidikan.
4. Kalender pendidikan untuk setiap satuan pendidikan disusun oleh masing-masing
satuan pendidikan berdasarkan alokasi waktu sebagaimana tersebut pada dokumen
Standar Isi ini dengan memperhatikan ketentuan dari pemerintah/pemerintah daerah.
Berdasarkan ketentuan-ketentuan tersebut di atas, maka SD Swasta Santo Paulus
menyusun Kalender Pendidikan Tahun 2022/2023. Kalender Pendidikan SD Swasta
Santo Paulus dari Yayasan Puteri Hati Kudus (YPHK) dilengkapi dengan:
1) Analisis Hari Belajar Efektif
2) Analisis Hari Belajar Tidak Efektif
Berikut lampiran Kalender Pendidikan SD Swasta Santo Paulus dari Dinas
Pendidikan dan Yayasan Puteri Hati Kudus (YPHK):
33
34
KALENDER PENDIDIKAN SD SWASTA SANTO PAULUS
35
Berikut alokasi waktu hari efektif belajar, waktu libur dan kegiatan lainnya sesuai
kalender pendidikan SD Swasta Santo Paulus tahun pelajaran 2022/2023
Analisis Hari Belajar Efektif 2022/2023
Semester I
HARI/ JUL NO
AGS SEPT OKT DES TOTAL
BULAN I V
SENIN 2 5 3 5 3 - 18
SELASA 2 5 3 4 4 - 18
RABU 2 4 3 3 4 - 16
KAMIS 2 4 4 4 4 - 18
JUMAT 2 4 5 3 4 - 18
SABTU 1 4 4 3 4 - 16
Semester II
TOTA
HARI/BULAN JAN PEB MAR APR MEI JUN
L
SENIN 3 4 3 4 1 - 15
SELASA 3 4 2 4 2 - 15
RABU 2 4 3 4 2 - 15
KAMIS 2 4 3 4 1 - 14
JUMAT 1 4 5 2 2 - 14
SABTU 2 3 4 4 1 - 14
36
Analisis Hari Belajar Tidak Efektif Semester II ( Genap) 2022/2023
1 Libur Semester Ganjil : 2-7 Januari 2023 6 hari
2 Isra Mi’raj : 18 Februari 2023 1 hari
3 Ujian Tengah Semester : 13-18 Maret 2023 6 hari
4 Hari Raya Nyepi : 22 Maret 2023 1 hari
5 Jumat Agung : 7 April 2023 1 hari
6 Hari Raya Idul Fitri : 21-22 April 2023 2 hari
7 Hari Buruh Sedunia : 1 Mei 2023 1 hari
8 Hari Raya Waisak : 6 Mei 2023 1 hari
9 Kenaikan Isa Almasih : 18 Mei 2023 1 hari
10 Hari Lahir Pancasila : 1 Juni 2023 1 hari
11 Ujian Akhir Semester : 5-10 Juli 2023 6 hari
12 Penyerahan Rapor Semester : 17 Juni 2023 1 hari
Genap
13 Libur Semester Genap : 19-24 dan 26-30 Juni 2023 11 hari
Jumlah Hari Tidak Efektif 39 hari
C. Rencana Pembelajaran
1. Rencana Pembelajaran Sekolah
Rencana pembelajaran disusun secara rutin untuk memetakan dan merencanakan
proses pembelajaran secara rinci. Rencana pembelajaran merupakan kompas bagi guru
dalam pelaksanaan pembelajaran. Pembelajaran berpusat pada peserta didik yang tetap
mengusung kegiatan pembelajaran yang menarik, menyenangkan dan memotivasi
peserta didik menjadi pembelajar sepanjang hayat.
Tujuan dari penyusunan Rencana pembelajaran adalah sebagai berikut.
1. Pembelajaran menjadi lebih sistematis.
2. Memudahkan analisis keberhasilan belajar peserta didik.
3. Memudahkan guru dalam penyampaian materi ajar.
4. Mengatur pola pembelajaran.
Rencana pembelajaran SD Swasta Santo Paulus terdiri dari silabus dan rencana
pelaksanaan pembelajaran yang disusun rutin secara sederhana, aktual dan mudah
dipahami untuk mencapai tujuan pembelajaran yang akan dicapai sehingga melalui
Rencananya seorang guru bisa memastikan seluruh proses pembelajaran bisa efektif dan
efisien.
37
Silabus SD Swasta Santo Paulus dibuat dalam bentuk matriks yang memuat alur tujuan
pembelajaran, materi ajar, kegiatan pembelajaran, penilaian dan sumber belajar.
1. Alur tujuan pembelajaran disusun untuk menerjemahkan capaian pembelajaran
yang berfungsi mengarahkan guru dalam merencanakan, mengimplementasi dan
mengevaluasi pembelajaran secara keseluruhan sehingga capaian pembelajaran
diperoleh secara sistematis, konsisten, terarah dan terukur. Alur pembelajaran
mengurutkan tujuan-tujuan pembelajaran sesuai kebutuhan, meskipun beberapa
tujuan pembelajaran harus menggunakan tahapan tertentu yang meliputi konten/
materi, keterampilan dan konsep inti untuk mencapai Capaian Pembelajaran setiap
fase dan menjelaskan kedalaman setiap konten.
2. Materi ajar merupakan materi esensial yang telah disusun pada alur tujuan
pembelajaran.
3. Kegiatan pembelajaran dikemas secara umum sebagai acuan untuk menyusun
rencana pelaksaanaan pembelajaran.
4. Penilaian merupakan penilaian otentik yang memadukan dimensi sikap,
pengetahuan dan keterampilan selama dan setelah proses pembelajaran. Sumber
belajar dipilah sesuai kebutuhan peserta didik dan merupakan sumber belajar yang
mudah digunakan, berbasis lingkungan, dan mendukung pembelajaran yang
kontekstual dan menyenangkan.
3. Program Prioritas Sekolah tercatum dalam RPS ( terlampir)
4. Rencana Pembelajaran untuk Ringkup Ruang Kelas
a. Modul Ajar atau RPP
Modul Ajar
Modul Ajar merupakan perencanaan yang disusun sesuai dengan fase atau
tahap perkembangan peserta didik, mempertimbangkan apa yang akan
dipelajari dengan tujuan pembelajaran, dan berbasis perkembangan jangka
panjang.
38
Contoh Modul Ajar kelas 1
INFORMASI UMUM
A. IDENTITAS MODUL
1. Penyusun : Anastasya Sartiah
Instansi : SD ...............................
Tahun Penyusunan : Tahun 202..
2. Jenjang Sekolah : SD
3. Kelas : 1 (Satu)
4. Alokasi Waktu : 2 X 35 Menit (Pertemuan Ke-1)
B. KOMPETENSI AWAL
1. Peserta didik dapat mengenali simbol-simbol Pancasila dan Lambang Negara Pancasila
2. Peserta didik dapat dapat menceritakan hubungan simbol-simbol Pancasila dengan sila-sila dalam
Pancasila
3. Peserta didik juga dapat mengidentifikasi tugas peran dirinya dalam kegiatan bersama sesuai nilai
Pancasila
C. PROFIL PELAJAR PANCASILA
Beriman, Berkebinekaan Global, Gotong Royong, Mandiri, Bernalar, Kritis, Dan Kreatif.
D. SARANA DAN PRASARANA
Alat Pembelajaran : Komputer / laptop, jaringan internet, proyektor / Alat permainan tradisional /
media gambar
Sumber Belajar : (Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, Dan Teknologi Republik
Indonesia, 2021 Buku Panduan Guru Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan untuk SD Kelas I Penulis: Elisa Seftriyana & Ratna Sari
Dewi dan Internet), Lembar kerja peserta didik
Lampu ruang kelas yang memadai
Ruang kelas yang cukup luas
E. TARGET PESERTA DIDIK
Peserta didik reguler/tipikal: umum, tidak ada kesulitan dalam mencerna dan memahami materi
ajar.
Peserta didik dengan pencapaian tinggi: mencerna dan memahami dengan cepat, mampu mencapai
keterampilan berfikir aras tinggi (HOTS), dan memiliki keterampilan memimpin
F. JUMLAH PESERTA DIDIK
Minimum 15 Peserta didik, Maksimum 25 Peserta didik
G. MODEL PEMBELAJARAN
Pembelajaran Tatap Muka, Pembelajaran Jarak Jauh Dalam Jaringan (PJJ Daring), Pembelajaran
Jarak Jauh Luar Jaringan (PJJ Luring)
KOMPONEN INTI
39
A. TUJUAN KEGIATAN PEMBELAJARAN
Fase A
Elemen: Pancasila
Tujuan umum yang diharapkan pada unit I “Aku Cinta Pancasila” mengenali simbol-simbol
Pancasila dan menjelaskan makna masing-masing sila tersebut, serta hubungan antar sila.
Tujuan khusus yang diharapkan pada unit I “Aku Cinta Pancasila” antara lain :
Melalui kegiatan mengamati dan menyimak cerita bergambar, peserta didik nenunjukkan sikap
sesuai dengan nilai pancasila terhadap diri sendiri dan orang lain sebagai tanda syukur kepada
Tuhan YME.
Melalui mengamati dan menyimak cerita bergambar, peserta didik dapat mengidentifikasi nilai
Pancasila dalam kehidupan sehari sesuai nilai-nilai baik Pancasila.
B. PEMAHAMAN BERMAKNA
a. Contoh implementasi sila Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.
b. Kosakata teks Pancasila.
C. PERTANYAAN PEMANTIK
Anak-anak, tahukah kalian apa yang Ibu pegang ini? Gambar apakah ini?
D. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Kegiatan Pembelajaran I
Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran
a. Persiapan Mengajar
Pada unit kegiatan pembelajaran I, beberapa hal yang harus dipersiapkan guru antara lain:
1) Jika sarana dan prasarana memadai, guru menyiapkan video lagu Garuda Pancasila yang dapat
ditampilkan menggunakan proyektor, atau guru dapat menggantinya menggunakan poster/banner
berisi lirik lagi Garuda Pancasila dengan desain yang menarik.
2) Guru dapat menyiapkan cerita bergambar tentang perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila
(salah satu contoh termuat dalam LKPD).
3) Guru dapat menyiapkan gambar/poster Garuda Pancasila yang dapat ditempel di setiap sudut kelas
dalam upaya melekatkan simbol Pancasila dalam ingatan peserta didik.
4) Guru dapat mendesain kegiatan inovasi, permainan, board games, atau media lain yang memotivasi
belajar peserta didik (contoh inovasi termuat pada alternatif pembelajaran).
40
memberikan penjelasan tentang lagu Garuda Pancasila terutama pada lirik Pancasila sebagai
pribadi bangsa, yang mana pribadi bangsa selalu mencerminkan nilai-nilai baik dan positif
dalam kehidupan sehari-hari.
3) Guru menampilkan cerita bergambar yang termuat pada Lembar Kerja Peserta Didik. Guru
menjelaskan nilai-nilai positif dalam cerita bergambar tersebut dan mengaitkannya dengan nilai-
nilai Pancasila (Penguatan elemen akhlak kemanusiaan, elemen kepeduliaan, dan bernalar
kritis).
4) Guru meminta peserta didik untuk mengamati gambar, menyimak apa yang disampaikan oleh
guru, dan meminta peserta didik untuk menceritakan kembali cerita bergambar tersebut
(penguatan elemen kepeduliaan dan elemen regulasi diri).
5) Guru memfasilitasi dan memotivasi peserta didik untuk menceritakan kembali cerita bergambar
tentang nilai Pancasila.
6) Guru mengajak anak-anak bermain “Bola
Bekel” secara berkelompok dengan desain
komponen permainan modifikasi nilai-nilai
Pancasila (penguatan elemen kolaborasi dan
regulasi diri).
E. REFLEKSI GURU
Berdasarkan kegiatan pembelajaran pertama, refleksi yang dapat dilakukan dengan melihat aktivitas
pembelajaran, mulai dari perencanaan guru, pelaksanaan pembelajaran, dan penilaian hasil belajar. Kegiatan
refleksi kegiatan pembelajaran pertama, dapat dilakukan dengan panduan tabel berikut ini. Kegiatan refleksi
pada pembelajaran pertama, dapat dilakukan dengan panduan tabel 1.1.
41
7. Keterampilan mentransfer materi dan
nilai (menjelaskan/bercerita/
mendongeng/ bernyanyi dll)
8. Keterampilan merespon, memberikan
umpan balik, dan mengkonfirmasi nilai
9. Ketepatan dalam menentukan
instrumen penilaian
10. Kesesuaian dalam menyusun indikator
3. Penilaian penilaian dengan capaian pembelajaran
11. Kesesuaian indikator dan instrumen
penilaian berdasarkan perkembangan
kognitif, psikologis, dan nilai moral
Skor
Jumlah Skor
Ket = Skor 1 : Kurang , Skor 2 : Cukup, Skor 3 : Baik, Skor 4 : Sangat Baik
Catatan hasil analisis guru dalam kegiatan refleksi akan menjadi bahan pertimbangan dalam melaksanakan
aktivitas pembelajaran selanjutnya. Oleh sebab itu guru harus mampu secara jujur mengungkapkan kendala-
kendala apa saja yang dialami pada saat pembelajaran.
F. ASESMEN / PENILAIAN
Penilaian pembelajaran dilakukan secara terpadu, sistematis dan komprehensif yang meliputi aspek sikap
spiritual, sikap sosial, pengetahuan dan keterampilan yang disesuaikan dengan kompetensi
kewarganegaraan (civic knowledge, civic dispositions, dan civic skills) dan dikombinasi dengan indikator
Profil Pelajar Pancasila. Pada kegiatan pembelajaran pertama ini, prosedur penilaian dilaksanakan selama
proses pembelajaran dan akhir pembelajaran. Penilaian dilaksanakan melalui pengamatan menggunakan
catatan sikap atau lembar observasi, tertulis dan lisan untuk pengetahuan, unjuk kerja dan performance
untuk keterampilan, serta proyek dan portofolio. Berikut lembar penilaian kegiatan pembelajaran I.
42
perbedaan sebagai bentuk anugerah Tuhan
YME (SP/CD/PB)
Menunjukkan sikap saling menghormati
3 dan menyayangi orang lain sebagai bentuk
mengasihi sesama (SP/CD/PB)
Rata-rata Kategori
*Catatan: Kegiatan yang diukur berupa proses aktivitas pembelajaran
Ket = Skor 1 : Kurang , Skor 2 : Cukup, Skor 3 : Baik, Skor 4 : Sangat Baik
43
(Pada Kompetensi Civic Knowledge dan Dimensi Profil Bernalar Kritis)
Nama : ...................................................
Kelas : ...................................................
Aktivitas Pembelajaran : Pada saat menceritakan kembali cerita bergambar nilai-nilai Pancasila dan pada
saat kegiatan bermain
Kategori Catatan terhadap Gambaran
No. Indikator Penilaian Skor
1 2 3 4 Pengembangan Nilai Tersebut
Mengidentifikasi dan
mengatur informasi dan
1
gagasan sederhana
(P/CK(C5)/EK)
Menceritakan apa yang
2
dipikirkannya (P/CK(C5)/EK)
Total Skor
Ket = Skor 1 : Kurang , Skor 2 : Cukup, Skor 3 : Baik, Skor 4 : Sangat Baik
Skor : skor yang diperoleh X 100
skor maksimal
Keterangan = P : Pengetahuan
CK : Civic Knowledge
EK : Elemen Kemandirian
Deskripsi
Ket = Skor 1 : Kurang , Skor 2 : Cukup, Skor 3 : Baik, Skor 4 : Sangat Baik
44
1. Andi menyapa nenek yang sedang kesulitan menyeberang jalan.
2. Andi menawarkan bantuan dengan santun.
3. Andi mengantarkan nenek menyeberang jalan.
RPP
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) SD Swasta Santo Paulus
disusun dalam bentuk sederhana dengan keterbacaan yang baik yang
memuat tiga poin utama dalam proses pembelajaran, yaitu tujuan
pembelajaran, aktivitas atau kegiatan pembelajaran dan penilaian. Tujuan
pembelajaran merupakan penerjemahan tujuan capaian pembelajaran yang
dapat terukur pencapaian dan keberhasilannya. Kegiatan pembelajaran
disusun dalam langkah-langkah aktivitas peserta didik yang menarik dan
menyiratkan model dan strategi pembelajaran yang kontekstual dan
menarik sesuai diferensiasi karakteristik peserta didik serta mampu
mengakomodir minat bakat peserta didik. Dalam kegiatan pembelajaran
pun diintegrasikan penumbuhan dan penguatan Profil Pelajar Pancasila.
45
Selain itu, dalam kegiatan pembelajaran disusun prediksi respon peserta
didik sehingga menjaga alur pembelajaran yang tetap terkondisikan
dengan baik. Untuk penilaian dilakukan selama proses pembelajaran dan
pasca pembelajaran yang dirancang untuk mengukur ketercapaian tujuan
pembelajaran baik dari dimensi sikap, pengetahuan dan keterampilan.
Di akhir bagian RPP, terdapat kolom refleksi untuk mengulas kekurangan
dan kelebihan proses pembelajaran untuk perbaikan pembelajaran
selanjutnya. Hal ini menunjukkan bagaimana dokumen Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran sebagai dokumen yang hidup dan dinamis.
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Dengan membaca teks dan berdiskusi, siswa mampu mengidentifikasi komponen
dan cara mengisi formulir pendaftaran secara benar.
2. Dengan membaca dan berdiskusi, siswa mampu membuat formulir pendaftaran
secara lengkap
3. Dengan mengamati gambar, bereksplorasi,dan berdiskusi siswa
mampu mengidentifikasi benda magnetis dan non magnetis secara tepat
4. Dengan mengamati gambar bereksplorasi dan berdiskusi siswa
mampu mengklasifikasi benda magnetis dan non magnetis secara benar.
5. Dengan membaca teks, siswa mampu mengidentifikasi posisi dan peranan
Indonesia di bidang ekonomi dalam lingkup ASEAN secara terperinci
6. Dengan membaca teks, siswa mampu menyajikan laporan tentang posisi dan
peranan Indonesia di bidang ekonomi dalam lingkup ASEAN secara terperinci.
B. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Pendekatan : Scientific
Metode : Diskusi, tanya jawab, percobaan
Model Pembelajaran : Discovery Learning
KEGIATAN Deskripsi
Kegiatan
46
Kegiatan Awal 20 menit
Identifikasi Masalah
1. Guru membagikan formulir pendaftaran kepada
kelompok- kelompok untuk mengikuti pertandingan kelas.
2. Guru memberikan waktu agar siswa mengidentifikasi
hubungan benda-benda tersebut dengan magnet
3. Siswa mengidentifikasi asal negara pembuatan alat-alat tersebut
Guru memberi penilaian terhadap keaktifan siswa dalam
Kelompok
Pengumpulan Data
1. Siswa dalam kelompok berdiskusi tentang
keikutsertaan kelompoknya dalam pertandingan
kelas ( Berkolaborasi,
Bersaudara, Gotong royong, Manat mardongan tubu)
2. Siswa mencari berbagai benda di lingkungan sekolah
seperti, batu, kayu. paku, kawat, penjepit kertas, kabel
tembaga, aluminium.(Mandiri, Berkorban,Elek
Marboru )
3. Siswa mencari informasi mengenai mengapa alat-alat
tersebut terdapat di sekolah
4. Siswa mencari informasi dari buku perpustakaan dan
internet
47
Pengolahan Data
1. Peserta didik berkolaborasi untuk mengisi formulir
pendaftaran sesuai dengan data pribadinya. (Gotong
royong, kreatif )
2. Peserta didik bereksplorasi dan berdiskusi untuk
mengidentifikasi benda yang dapat ditarik magnet
( benda magnetis) dan benda yang tidak dapat ditarik
magnet ( benda non magnetis) ( Tangguh ,Kreatif,
Gotong royong)
3. Peseta didik berdiskusi dan bereksplorasi
mengklasifikasikan benda magnetis dan benda non
magnetis ( Gotong royong,
Kolaborasi, Manat Mardongan tubu)
4. Peseta didik mendiskusikan peralatan rumah tangga
yang menggunakan magnet
5. Siswa mengidentifikasi peranan Indonesia dalam
kerjasama ekonomi dan sosial dalam organisasi
ASEAN
Pembuktian
1. Setiap kelompok mempresentasikan hasil eksplorasi dan
diskusi ( Bertanggung jawab, Kreatif, Tangguh,
Gotong royong)
2. Kelompok lain memberikan tanggapan terhadap hasil
eksplorasi dan diskusi temannya ( Berpikir Kritis,
Peduli)
3. Guru dan siswa bertanya jawab tentang materi pelajaran
dan hal-hal yang belum dipahami ( Kolaborasi, Somba
marhula-hula, Elek Marboru)
Menarik Kesimpulan
1. Guru dan siswa bersama-sama meyimpulkan
komponen formulir pendaftaran dan kegunaannya
( Kolaborasi )
2. Guru dan siswa menyimpulkan benda magnetis dan
benda non Magnetis ( Gotong royong)
3. Guru dan siswa menyimpulkan peranan Indonesia dalam
kerjasama ASEAN ( Kolaborasi, Gotong royong )
4. Siswa memberikan pendapat tentang manfaat kerjasama
dalam sskehidupan sehari-hari ( Bernalar kritis,
Menghargai )
Penutup 1. Guru menanyakan bagaimana pengalaman siswa 10 menit
selama berdiskusi dan bereksplorasi dalam
48
kelompok
2. Guru memberikan peneguhan dengan kata-kata yang
inspiratif yang meningkatkan rasa ingin tahu
3. Guru memberikan apresiasi kepada kelompok yang
paling aktif dan kreatif dalam pembelajaran
4. Guru menyampaikan materi pelajaran selanjutnya
5. Doa penutup
49
C. Penilaian
1. Rubrik penilaian sikap
Pedoman Observasi Sikap Spriritual
Petunjuk :
Lembaran ini diisi oleh guru untuk menilai sikap spiritual peserta didik. Berilah tanda cek (v)
pada kolom skor suai sikap spiritual yang ditampilkan oleh peserta didik, dengan kriteria
sebagai berikut :
4 = selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan
3 = sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan dan kadang-kadang tidak melakukan
2 = kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan dan sering tidak
melakukan
1 = tidak pernah, apabila tidak pernah melakukan
50
Instrumen Penilaian Diri Peserta Didik
Nama Siswa :
Kelas : VI
Petunjuk :
1. Bacalah pernyataan berikut dengan cermat!
2. Berilah tanda (V) pada kolom Ya atau Tidak dengan jujur sesuai pengalamanmu!
3. Kerahasiaan jawaban dijamin oleh lembaga yang melakukan penelitian.
4. Jawaban tidak mempengaruhi hasil belajar siswa.
Pernyataan Ya Tidak
Saya berkata apa adanya sesuai dengan apa yang dia ketahui.
Saya menyontek dalam mengerjakan tugas-tugas sekolah. (-)
Saya bertanya kepada guru bila tidak memahami pelajaran
Saya minta ijin bila akan meminjam barang milik orang lain.
Saya mengembalikan apabila meminjam/menemukan barang milik
orang Lain
Jumlah skor
51
Instrumen Penilaian Teman Sejawat Peserta Didik
Nama Siswa :
Kelas : VI
Petunjuk :
1. Bacalah pernyataan berikut dengan cermat!
2. Berilah tanda (V) pada kolom Ya atau Tidak dengan jujur sesuai pengalamanmu!
3. Kerahasiaan jawaban dijamin oleh lembaga yang melakukan penelitian.
4. Jawaban tidak mempengaruhi hasil belajar siswa.
Pernyat Ya Tidak
aan
Teman saya berkata apa adanya sesuai dengan apa yang dia ketahui.
Teman saya menyontek dalam mengerjakan tugas-tugas sekolah. (-)
Teman saya bertanya kepada guru bila tidak memahami pelajaran
Teman saya minta ijin bila akan meminjam barang milik orang lain.
Teman saya mengembalikan apabila meminjam/menemukan barang milik
orang lain
Jumlah skor
52
Nama peserta didik :
Kelas : VI
Tanggal pengamatan :
Perlu
Baik Sekali Baik Cukup
Aspek yang dinilai Bimbingan
4 3 2 1
Kemampuan mengamati
gambar yang ditayangkan
Kemampuan menanyakan
tentang hal-hal yang belum
dipahami
Kemampuan
mengemukakan ide dan
gagasan
Kemampuan berkolaborasi
dan berkomunikasi
53
Teknik Penilaian : Tes Tertulis
Bentuk Instrumen : Uraian
No Indikator Butir Instrumen
1 Formulir pendaftaran Apa kegunaan formulir pendaftran?
2 Benda magnetis dan benda non Apa arti benda magnetis dan benda non
magnetis magnetis? Buatlah contohnya
3 Kerjasama ASEAN Mengapa Indonesia perlu menjalin
kerjasama debgan negara tetangga?
Pedoman pensekoran :
No Soal Jawaban benar Skor
1 Salah 0
Benar 1
sebahagian
Benar 2
seluruhnya
2 Salah 0
Benar 1
sebahagian
Benar 2
seluruhnya
3 Salah 0
Benar 1
sebahagian
Benar 2
seluruhnya
Jumlah 6
skor
Onan Runggu, Juli 2022
Mengetahui
Kepala Sekolah Guru Kelas VI
54
Program Tahunan (Prota) adalah rencana penetapan alokasi waktu satu tahun
untuk mencapai tujuan pembelajaran (Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar)
yang ditetapkan. Prota menjadi pedoman bagi pengembangan program-
program berikutnya
Program Semester (Promes) merupakan program yang berisi garis-garis besar
tentang hal-hal yang akan dicapai dalam satu semester yang berisi rumusan
pokok-pokok aktivitas guru dalam melakukan pembelajaran selama satu
semester dengan mempertimbangkan alokasi waktu yang tersedia, jumlah
Kompetensi Dasar, dan Indikator.
c. Rencana Harian
Berperan penting untuk kemajuan dan peningkatan mutu pembelajaran sebagai
bahan untuk refleksi pembelajaran sehingga bisa memperbaiki pembelajaran.
Rencana Harian yang digunakan di SD Swasta Santo Paulus memiliki komponen
yang terdiri dari hari, tanggal, Pembelajaran Ke…, KD, Materi Pokok, Kegiatan
Pembelajaran, Metode, Penilaian, Jenis Tagihan/Tugas, Batas Pengumpulan.
4. Asesmen Capaian Pembelajaran
Asesmen hasil belajar peserta didik terdiri atas Asesmen hasil belajar oleh
pendidik, Asesmen hasil belajar oleh satuan pendidikan, dan Asesmen hasil belajar
oleh pemerintah. Asesmen hasil belajar oleh pendidik sebagai proses pengumpulan
informasi dan data tentang capaian pembelajaran peserta didik dalam aspek sikap,
aspek pengetahuan, dan aspek keterampilan yang dilakukan secara terencana dan
sistematis yang bertujuan untuk:
1. Memantau proses pembelajaran,
2. Memetakan kemajuan belajar dan penguasaan kompetensi,
3. Perbaikan atau pengayaan hasil belajar melalui penugasan dan evaluasi hasil
belajar,
4. Memperbaiki proses pembelajaran selanjutnya.
Konsep asesmen otentik yang dilakukan mengukur dimensi sikap,
pengetahuan dan keterampilan. Variasi bentuk asesmen akan lebih memperlihatkan
kemampuan peserta didik. Rubrik asesmen dibuat berdasarkan tujuan pembelajaran
yang akan dicapai. Materi pengayaan hanya diperuntukkan peserta didik yang telah
melampaui capaian pembelajaran dan bersifat optional. Sedangkan remedial
merupakan kegiatan wajib dilaksanakan sehingga pembelajaran tetap berkelanjutan.
55
Asesmen hasil belajar peserta didik pada jenjang pendidikan dasar didasarkan
pada prinsip asesmen. Dimana asesmen dilakukan mempertimbangkan karakteristik
peserta didik pada setiap kelas berdasarkan pada hasil proses pembelajaran dalam
mencapai semua aspek kompetensi yang tertera pada tujuan pembelajaran sehingga
jelas kemampuan yang akan diukur dengan prosedur dan kriteria yang jelas. Prosedur
asesmen, kriteria dan dasar pengambilan keputusan terhadap hasil asesmen dapat
diakses oleh pihak yang berkepentingan. Asesmen di SD Swasta Santo Paulus bersifat
kontinuitas tidak tersekat per kelas, sehingga hasil asesmen sebelumnya merupakan
referensi untuk asesmen kemudian. Sistem asesmen yang sistematis dan mengacu pada
kriteria harus dapat dipertanggungjawabkan secara teknis, prosedur dan hasil akhirnya.
Lingkup asesmen hasil belajar oleh pendidik mencakup aspek sikap, aspek
pengetahuan, dan aspek keterampilan. Adapun mekanisme asesmen hasil belajar oleh
pendidik meliputi:
1. Rencana strategi asesmen oleh pendidik dilakukan pada saat penyusunan
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
2. Asesmen Hasil Belajar oleh pendidik dilakukan untuk memantau proses,
kemajuan belajar, dan perbaikan hasil belajar melalui penugasan dan
pengukuran pencapaian satu atau lebih capaian pembelajaran.
3. Asesmen aspek sikap dilakukan melalui observasi/pengamatan sebagai sumber
informasi utama dan pelaporannya menjadi tanggungjawab wali kelas atau guru
kelas.
4. Hasil asesmen pencapaian sikap oleh pendidik disampaikan dalam bentuk
deskripsi.
5. Asesmen aspek pengetahuan dilakukan melalui tes tertulis, tes lisan, dan
penugasan sesuai dengan kompetensi yang dinilai disampaikan dalam bentuk
deskripsi.
6. Asesmen keterampilan dilakukan melalui praktik, produk, proyek, portofolio,
dan/atau teknik lain sesuai dengan kompetensi yang dinilai.
7. Hasil asesmen pencapaian pengetahuan dan keterampilan oleh pendidik
disampaikan dalam bentuk angka dan/atau deskripsi.
Hasil asesmen kemudian dilakukan analisis atau evaluasi hasil belajar.
Evaluasi ini bertujuan untuk menentukan ketercapaian pemahaman peserta didik
terhadap tujuan capaian pembelajaran dan penguatan Profil Pelajar Pancasila.
Analisis untuk pengetahuan juga dilakukan untuk menentukan umpan balik pasca
56
penilaian terhadap peserta didik, yaitu pelaksanaan program remedial dan pengayaan.
Proses evaluasi ini dilakukan baik setelah peserta didik mengerjakan post tes harian,
penilaian harian, penilaian tengah semester dan penilaian akhir semester serta
Asesmen akhir tahun.
Kriteria kenaikan kelas setidak-tidaknya harus memenuhi kriteria, yaitu
pertama, keikutsertaan peserta didik dalam pembelajaran, kedua, ketuntasan mata
pelajaran pada kompetensi pengetahuan dan keterampilan, dan ketiga, penilaian baik
pada kompetensi sikap.
57
SD Swasta Santo Paulus melakukan evaluasi kurikulum secara regular, yaitu jangka
pendek satu tahun sekali dan jangka panjang 4 tahun sekali dengan
mempertimbangkan perubahan yang terjadi baik perubahan kebijakan maupun update
perkembangan terkini dalam proses pembelajaran. Evaluasi kurikulum dilakukan berdasarkan
hasil evaluasi pembelajaran yang dilakukan secara reflektif, yaitu:
1. Evaluasi Harian, dilakukan secara individual oleh guru setelah pembelajaran berdasarkan
catatan anekdotal selama proses pembelajaran, penilaian dan refleksi ketercapaian tujuan
pembelajaran. Hasil evaluasi ini digunakan untuk perbaikan rencana pembelajaran atau
RPP pada hari berikutnya.
2. Evaluasi Per Unit Belajar, dilakukan secara kelompok (team teaching) setelah satu unit
pembelajaran atau tema selesai. Hasil ini digunakan untuk merefleksikan proses belajar,
ketercapaian tujuan dan melakukan perbaikan maupun penyesuaian terhadap proses
belajar dan perangkat ajar, yaitu alur tujuan pembelajaran dan modul ajar.
3. Evaluasi Per Semester, dilakukan secara kelompok (team teaching) setelah satu semester
selesai. Evaluasi ini dilakukan berdasarkan refleksi pembelajaran dan hasil asesmen
peserta didik yang telah disampaikan pada laporan hasil belajar peserta didik.
4. Evaluasi Per Tahun, merupakan refleksi ketercapaian profil lulusan, tujuan sekolah,
misi dan visi sekolah.
Pelaksanaan evaluasi kurikulum SD Swasta Santo Paulus dilakukan oleh tim
pengembang kurikulum sekolah bersama kepala sekola dan komite sekolah serta pihak
lainnya yang telah mengadakan kerja sama dengan sekolah. Evaluasi dilaksanakan
berdasarkan data yang telah dikumpulkan pada evaluasi pembelajaran, hasil supervisi Kepala
Sekolah, laporan kegiatan Kelompok Kerja Guru, hasil kerja peserta didik dan kuesioner
peserta didik dan orang tua. Informasi yang berimbang dan berdasarkan data tersebut
diharapkan menjadi bahan evaluasi untuk semakin meningkatkan kualitas pelayanan sekolah
kepada peserta didik, peningkatan prestasi dan hubungan kerja sama dengan pihak lain.
58
BAB IV
PROFIL
59
B. Profil Pelajar Pancasila
Profil Pelajar Pancasila sesuai Visi dan Misi Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan sebagaimana tertuang dalam dengan Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Nomor 22 Tahun 2020 tentang Rencana Strategis Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan Tahun 2020-2024: Pelajar Pancasila adalah perwujudan pelajar Indonesia
sebagai pelajar sepanjang hayat yang memiliki kompetensi global dan berperilaku sesuai
dengan nilai-nilai Pancasila, dengan enam ciri utama: beriman, bertakwa kepada Tuhan
YME, dan berakhlak mulia, berkebinekaan global, bergotong royong, mandiri, bernalar kritis,
dan kreatif, seperti ditunjukkan oleh gambar berikut:
61
Keenam nilai inti (core value) Sekolah dijabarkan sebagai berikut:
1. Beriman (Faithful)
BERIMAN Beriman merupakan sikap penyerahan diri seutuhnya kepada Allah dari
pihak manusia. Beriman ditandai dengan adanya pengalaman perjumpaan manusia
dengan Allah yang menantang manusia untuk menyerahkan seluruh hidupnya kepada
penyelenggaraan Ilahi (providentia Dei). Penyerahan diri tersebut melibatkan seluruh
dinamika hidup, termasuk kemerdekaan manusia sebagai hubungan eksistensial-aktual
pribadi dengan Allah. Hubungan eksistensial-aktual itu disebut sebagai wahyu. Allah
menyatakan diri-Nya, manusia menanggapi. Tanggapan manusia atas wahyu disebut
proses beriman kepada Allah. Maka Iman dan wahyu merupakan dua hal yang saling
melengkapi dan seiring sejalan. Wahyu datang dari Allah sebagai penyingkapan diri
Allah terhadap manusia dan manusia menanggapi penyingkapan diri Allah tersebut yang
kemudian disebut sebagai iman (Dei verbum art 5). Penyerahan diri manusia seutuhnya
kepada Allah tidak hanya menekankan aspek kepatuhan akal budi serta kehendak yang
sepenuhnya kepada Allah yang mewahyukan (Konsili Vatikan I, Konstitusi dogmatis
tentang iman Katolik, bab 3 tentang iman: Denz 1789 halaman 3008), tetapi terutama
kepatuhan yang bersifat biblis dan personalistis. Dengan sukarela, manusia menerima
kebenaran wahyu yang dikaruniakan oleh-Nya. Iman secara hakiki berarti kesetujuan
(assensus) terhadap ajaran sebagai unsur kebebasan dalam iman. Selanjutnya dalam
Konsili Vatikan II, syarat iman lebih didasarkan pada rahmat yang diterima oleh manusia
dari Allah sendiri. Dalam Konsili Vatikan II, peristiwa iman ditandai dengan tiga unsur
penting, yaitu akal budi (bukan suatu Gerakan jiwa yang buta), kehendak (bukan
kesimpulan matematis tetapi suatu kesetujuan pribadi yang bebas) dan rahmat (anugerah
dan bantuan Allah). Beriman adalah perjumpaan dinamis , opsi fundamental dan praksis
hidup moral. Sebagai perjumpaan dinamis, beriman melibatkan hubungan eksistensial-
aktual pribadi (wahyu dan iman). Sebagai opsi fundamental, pengalaman iman bukan
sebatas pengalaman religius tetapi pilihan mendasar untuk menjawab sapaan Allah yang
menyapa manusia untuk berbagi hidup. Dengan berpengalaman religius, manusia
membenahi kemampuan masing-masing dan hidup kita menjadi lain saat Allah berbagi
hidup (hidup menggetarkan hidup). Sebagai opsi fundamental, iman memiliki lima ciri,
yakni otonom (bebas dari dan bebas untuk), menyelamatkan (mendukung penghargaan
untuk manusia), suci (tidak konformistis tetapi transformatif), mutlak (berupa
permohonan untuk menghargai hidup) dan kristiani (mengikuti Kristus lebih sungguh).
62
Iman sebagai praksis hidup moral adalah beriman nyata bukan beriman kognitif. Ciri
beriman nyata ditandai dengan sikap setia kepada Tuhan dan tidak mengkhianati orang
lain, selalu mengusahakan kesejahteraan dan kebahagiaan sesama (bertindak-
bertanggung jawab demi kepentingan bersama, bonum communae ). Beriman akan
menjadi nyata bila manusia bertindak sesuai aturan moral kristiani. Perbuatan moral
adalah perbuatan bebas dan sadar demi kepentingan seluruh hidup manusia menurut
suara hati (GS 16) berupa pertimbangan atau pengakuan nilai dan keputusan untuk
bertindak. Rasul Yakobus berpesan agar iman kita yang dinyatakan dengan doa harus
diwujudnyatakan dalam perbuatan sebab dengan perbuatan, nilai dan mutu iman kita
sebagai orang kristiani semakin nyata. Bahkan Yesus sendiri menganjurkan hal serupa,
“Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, akan masuk ke dalam
Kerajaan Surga, Melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di surga”(Mat
7 :21). Seorang beriman kristiani dituntut terus-menerus untuk semakin mampu
mempertanggungjawabkan imannya. Hal inilah yang disebut sebagai pengetahuan iman
untuk menjadi orang Kristen (Katolik), kita harus menjadi orang beriman. Maka tak
cukup hanya menghafalkan beberapa doa dan pelajaran saja. Iman harus tumbuh dalam
hati kita oleh karena pengaruh rahmat Allah. Seorang beriman adalah orang yang selalu
menyandarkan hidupnya pada Kristus dan menyadari bahwa seluruh peristiwa hidupnya
merupakan karya Kristus yang menyelamatkan. Dalam Gereja kita terdapat sejumlah ciri
penghayatan hidup beriman yang harus dipelihara dan dikembangkan seperti sakramen
Baptis, Pengakuan iman akan Kristus, merayakan dan menerima sakramen-sakramen lain
sebagai sarana dimana Tuhan menyelamatkan umat-Nya. Ciri penghayatan para gembala
Gereja (hierarki) dan sebagai satu persekutuan, Umat diharapkan bersatu dalam kasih,
doa, pelayanan dan kesaksian (bdk. LG 14). Memiliki iman akan Kristus,
konsekuensinya harus diwujudnyatakan dalam cara hidup sehari-hari. Hidup dan
tindakannya diwarnai dan dimotivasi oleh iman kristiani, bukan sekedar karena alasan
keagamaan lahiriah saja. Orang Kristiani yang sejati adalah orang yang senantiasa
menyandarkan hidupnya kepada Kristus dan seluruh hidupnya merupakan karya Kristus
yang menyelamatkan. Ciri khas beriman Kristiani dapat dikatakan sebagai berikut:
Orang yang taat dan setia kepada injil Kristus dan dengan murah hati rela membagikan
kasihnya kepada semua orang (bdk. 2 Kor 9 :13); Orang yang memberikan kesaksian
tentang apa yang diterimanya dari Kristus, dan membawa orang lain kepada Kristus
dalam perkataan dan perbuatan (Bdk. Rm 15 :18); Orang yang telah disucikan oleh darah
Kristus, dan dengan itu ia mengamalkan kasih persaudaraan. Pengalaman religius adalah
63
pengalaman seseorang yang sungguh menghayati karya dan kebaikan Allah dalam
hidupnya yang berpuncak dalam diri Yesus Kristus, dan oleh pengalaman itu manusia
sampai kepada kemauan bebas untuk menyerahkan diri kepada kehendak Allah, melalui
doa (bdk. Mat 26: 26-44). Iman adalah jawaban manusia atas Wahyu Allah. Dalam
jawaban itu, manusia mengakui imannya akan Yesus Kristus, terutama dalam hidup doa.
Hidup doa harus senantiasa dipelihara oleh umat beriman sebelum atau pada saat
melakukan tugas. Yesus sendiri selalu meluangkan waktunya untuk berdoa dan pergi ke
tempat yang sunyi untuk menarik diri dari tugas dan karya-Nya (bdk. Mrk 14: 23). Yesus
juga memberikan contoh dan teladan bagaimana seharusnya berdoa (Mat 6: 5- 49).
Sebagaimana teladan yang diberikan oleh Yesus kepada setiap umat-Nya, maka umat
manusia juga senantiasa berupaya untuk menanamkan sikap doa yang terus-menerus dan
senantiasa berjaga dengan doa mereka. Doa tersebut senantiasa ada dalam kesatuan
dengan Roh sebagai wujud iman kekristenan. Hal inilah yang diungkapkan Rasul Paulus
kepada jemaat di Efesus “… Berdoalah setiap waktu di dalam Roh dan berjaga-jagalah di
dalam doamu itu dengan permohonan yang tak putus-putusnya…” (Ef 6: 18). Hal serupa
juga diungkapan Rasul Paulus kepada jemaat di Tesalonika “Tetaplah berdoa. Mengucap
syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus
bagi kamu” (1 Tes 5: 17-18). Sebagai perpanjangan tangan Para Rasul di dunia era
modern ini, umat beriman Kristiani juga bisa meneladani Para Rasul saat berjaga
bersama Yesus sebelum Ia menjalani kisah sengsara-Nya. Dalam momen tersebut, Yesus
memberi kesempatan penuh kepada Para Rasul-Nya untuk berdoa dengan berkata
“Berjaga-jagalah senantiasa, supaya kamu beroleh kekuatan untuk luput dari semua yang
akan terjadi itu, dan supaya kamu tahan berdiri di hadapan Anak Manusia” (Luk 21: 36).
Hal inilah yang secara terus menerus dilakukan oleh Para Rasul dalam Kisah Para Rasul
“Mereka semua bertekun dengan sehati dalam doa bersama-sama” (Kis 1: 14). NILAI-
NILAI TURUNAN BERIMAN 1. Tekun Berdoa Alkitab : Matius 6 : 5-49, Markus
14 :23 Dokumen gereja : Lumengentium Artikel 14 Konstitusi Suster FCJM: Panggilan
Kita Untuk Hidup Menurut Injil No.7 Surat-surat Muder Clara Pfaender tanggal 9
Februari 1878 kepada suster-susternya : “Di bawah salib kita akan menang! Maka
semoga kita menjadi pemanggul salib yang benar, agar juga menerima palem kehidupan
kekal. Itulah yang setiap hari kita mohonkan dengan rendah hati kepada Allah dalam doa
yang berkobar untuk kamu sekalian dan untuk saya, ibumu yang tidak layak Anggaran
Dasar dan Cara Hidup Saudara-Saudari Ordo Ketiga St. Fransiskus Pasal 3 No.9
(Semangat Doa): Hendaklah mereka menyembah Dia dengan hati yang murni karena kita
64
harus selalu berdoa dengan tidak jemu-jemu, sebab Bapa mencari penyembah yang
demikian. Santo Fransiskus berdoa berjam-jam lamanya di gua-gua luar kota Assisi,
Santo Fransiskus menemukan apa yang diinginkan Allah untuk dia lakukan. Selain itu,
setelah berdoa sendiri dan lewat doa orang-orang lain juga, Fransiskus membuat
sejumlah keputusan atau melaksanakan tugas-tugas penting. Ketekunan Fransiskus
berdoa mampu menjadikan hidupnya penuh sukacita, sabar dan murah hati walaupun
dalam penderitaan dan pencobaan. Juga hanya dengan mengundurkan diri ke gubuk-
gubuk pertapaan di gunung (fuga mundi), di mana dia berdoa berhari-hari dan bahkan
berminggu-minggu lamanya, maka Fransiskus mampu mengobarkan kembali dan
menopang cintanya yang besar kepada Allah dan cintanya kepada semua ciptaan Allah.
Pada waktu berdoa dalam sebuah gubuk pertapaan di gunung La Verna, Fransiskus
menerima karunia stigmata Tuhan di tubuhnya. Dia juga meninggal dunia dengan doa di
bibirnya. (Santo Bonaventura, Riwayat Hidup Santo Fransiskus (Terjemahan P.Y.
Wahyosudibyo OFM). Jakarta: SEKAFI, 1990). Fransiskus banyak berdoa pada saat
menghadapi krisis dalam kehidupan pribadinya atau kehidupan ordonya. Dia berdoa
dengan lebih bersungguh-sungguh pada hari-hari pesta gerejawi dan selama masa
pertobatan seperti Adven dan Prapaskah. Dia berdoa dengan sangat intens sebelum
berkhotbah kepada umat dan juga saat menanggung penderitaan. Santo Fransiskus
menyukai doa dengan para saudaranya dalam suatu jenis doa bersama (shared prayer),
namun yang lebih sering terjadi adalah dia berdoa sendiri, baik dalam keheningan
maupun dengan mengulang-ulang frase tertentu, seperti: “Ya Allah, kasihanilah aku
orang yang berdosa”. (Fioretti edisi Sekafi, hlm. 217). Dari Fioretti yang sama kita dapat
membaca bahwa karena mengira Bernardus sudah tidur nyenyak, Fransiskus bangkit dari
tempat tidurnya dan berlutut untuk berdoa. Sambil menengadahkan mata dan
mengangkat kedua tangannya ke langit, ia pun berseru dengan penuh kehangatan dan
rasa saleh, “Deus meus et omnia” (Allahku dan segalaku). Seruan itu didaras terus-
menerus sambil mencucurkan air mata hingga fajar. Dalam hal ini Fransiskus tercekam
dalam kontemplasi dan kekaguman akan luhurnya kemahakuasaan Allah yang telah sudi
turun ke dunia. Diterangi oleh kenabian, Fransiskus melihat hal-hal besar yang akan
dikerjakan Allah lewat dia dan ordonya. Menyadari ketidakpantasan serta kekurangannya
akan keutamaan, maka dia pun berseru kepada Allah dan memohon belas kasihan dan
kekuatan-Nya untuk menolong serta menyempurnakan semua yang tak dapat
diselesaikannya sendiri. (Fioretti dan Lima Renungan Tentang Stigmata Suci. Cetakan
pertama Jakarta: Sekafi, 1997) 2. Penyerahan Diri Alkitab : Markus 9 :23, Ibrani 11 : 1-
65
6, Matius 11 :28-29 Konstitusi Suster FCJM : Pembinaan dan Penerimaan Dalam
Kongregasi “Setiap suster hendaklah menjadi saksi kasih Kristus, sehingga memberikan
inspirasi kepada orang-orang lain untuk bergabung dengan hidup dan cita-cita kita dalam
pelayanan Gereja. Dalam suatu proses pendewasaan yang berlangsung seumur hidup,
setiap hari kita menjawab panggilan Allah sampai penyerahan kita yang terakhir pada
Allah. Dokumen Gereja Dei Verbum Artikel 5 : Penyerahan diri melibatkan seluruh
dinamika hidup termasuk kemerdekaan manusia sebagai hubungannya dengan Allah.
Iman dan wahyu merupakan dua pemahaman yang seiring dan sejalan. Wahyu datangnya
dari pihak Allah sebagai perkenalan diri Allah terhadap manusia dan manusia
menanggapi perkenalan tersebut dengan iman. Penyerahan diri manusia seutuhnya
kepada Allah menekankan sikap bebas tanpa paksaan untuk menyerahkan diri secara
total kepada Tuhan. Hal ini juga diungkapkan dalam injil Markus yang menyampaikan
bahwa segala sesuatu mungkin bagi orang yang percaya. Rasul Paulus juga menegaskan
dalam suratnya kepada orang Ibrani bahwa iman adalah jaminan apa yang diharapkan
dan bukti dari apa yang belum terlihat. Maka tanpa iman tidak seorang pun berkenan
kepada Tuhan. Sebagai orang beriman Kristiani kita dituntut untuk datang kepada Tuhan
dengan rasa percaya dan penyerahan diri bahwa dia akan menyelenggarakan seluruh
kehidupan. Penginjil Matius mengajak seluruh orang beriman agar datang kepada Tuhan
saat kita berjerih lelah dan berbeban berat, Ia akan memberi kelegaan. Kita diajarkan
untuk menyerahkan diri kepada penyelenggaraan Ilahi (Providentia dei) dan penyerahan
diri secara total. Hal ini menjadi wujud kepercayaan kita atas perkenalan diri Allah
(wahyu). Dalam Anggaran Dasar dan Cara Hidup Saudara-saudari Ordo Ketiga Reguler
Santo Fransiskus di bagian pengantar, Santo Fransiskus mengungkapkan kepada para
pengikutnya agar semua orang yang mencintai Tuhan dengan segenap hati, dengan
segenap jiwa dan akal budi, dengan segala kekuatan dan mencintai sesamanya seperti
dirinya sendiri, serta membenci tubuh mereka dengan cacat dan dosanya, dan
menyambut Tubuh dan Darah Kristus Tuhan kita, serta menghasilkan buah-buah
pertobatan yang pantas. Ungkapan ini menegaskan kepada para pengikutnya agar
mempersembahkan diri dengan totalitas (utuh), bahkan mengorbankan dirinya demi
“perbaikan” Gereja, Sang Tubuh mistik Kristus. Tugas utama yang diembankan ini
diperoleh Santo Fransiskus ketika ia berdoa di Kapel San Damiano. Di sana ia menerima
perutusan dari Salib gereja San Damiano kala ia bertanya, “Lord, what do you want me
to do” (Tuhan, apa yang Engkau inginkan untuk kulakukan?) Dari Salib itu, Fransiskus
menerima perutusan, “Perbaikilah Gereja-Ku yang hampir roboh!” Penyerahan diri Santo
66
Fransiskus kepada kehendak Allah menjadi daya spiritual yang bernyala dan
menginspirasi para pengikutnya sampai saat ini. Dengan bertanya, “Lord what do you
want me to do” dan mendengarkannya dalam keheningan, kita mengetahui kehendak
Allah atas diri kita dan mewujudkannya dalam tindakan kekudusan. 3. Patuh dan Teguh
Alkitab : Yohanes 3: 36-37, Yohanes 15 : 16-17, Yehezkiel 20: 19-20, Yakobus 4 : 7,
Ulangan 8 : 6-7 Berdasarkan Konsili Vatikan I, Konstitusi Dogmatis tentang Iman
Katolik Konstitusi Suster FCJM No.13 : “ melalui kaul ketaatan kita mempersatukan diri
kita dengan Kristus yang taat dengan Bapa bahkan sampai mati. Sebagai religius, kita
berusaha dalam iman untuk mendengarkan dan mengikuti kehendak Allah. Secara
pribadi dan sebagai komunitas kita berusaha untuk menemukan kehendak Allah dalam
Kitab Suci, Anggaran Dasar dan Konstitusi kita, dan dalam segala situasi hidup kita
sehari-hari.” Muder Clara Pfaender dalam buku hariannya: “ Sebab saya sangat
merindukan komuni pertama dalam umurku kedua belas, maka saya mengikuti pelajaran
sambut komuni pertama yang dibimbing oleh Pastor Ernst. Niat dan keteguhan hatiiku
menerima Tubuh dan Darah Kristus dibenturkan dengan keingiinan ayahnya yang
mengharapkan saya mengikuti pelajaran agama Protestan, sesuai agama yang dianut oleh
ayahku. Pada kesempatan yang sama, saya belajar agama Protestan, dan pelajaran
sambut komuni pertama. Setelah menghadapi banyak rintangan dan tuntutan yang
berbeda pada waktu yang sama, pada akhirnya saya mendapat izin dari ayah untuk
menjadi Katolik dan pada tanggal 24 Mei 1840, dengan kebahagiaan yang besar saya
menerima boleh komuni pertama”. Dalam buku Fransiskus : Perjalanan dan Impian
(2002:61), sama halnya dengan Yesus yang mengalami godaan, Fransiskus juga
mengalami godaan-godaan. Adapun godaaan-godaan itu mempersulit dirinya pada saat-
saat awal ketika dia masih sendirian dan daya tarik akan keadaan di rumah orangtuanya
masih begitu kuat tersimpan di hatinya. Godaan itu menariknya untuk kembali mencari
rasa aman di kota Assisi. Sambil menunggu Yesus menarik keluar setan itu dari dalam
hatinya, dia tetap merawat orang kusta. Godaan yang terbesar ialah rasa kasihan dengan
dirinya dan bertanya pada dirinya mengapa tak seorang pun sungguh peduli dengan apa
yang sedang dilaksanakannya. Oleh sebab itu, Fransiskus tetap bertahan di dalam Yesus
dan berpegang teguh secara utuh kepada Yesus. Dia membiarkan dirinya yang hina
bertahan dalam menghadapi pencobaan untuk mementingkan diri sendiri. Dari
pengalaman ini Fransiskus belajar bahwa mencintai adalah sesuatu yang berat, tidak
lembut dan sentimental seperti yang ia duga sebelumnya. Setiap hari dia ingat bahwa dia
harus menata perasaan-perasaannya bila hendak menjadi alat Allah. 4. Beriman nyata
67
Alkitab : Matius 7 : 21, Yakobus 2 :13-14, Dokumen Gereja Gaudium Et Spes Artikel 16
: Beriman akan menjadi nyata bila manusia bertindak sesuai aturan moral Kristiani.
Perbuatan moral adalah perbuatan bebas dan sadar demi kepentingan seluruh hidup
manusia menurut suara hati berupa pertimbangan atau pengakuan nilai dan keputusan
untuk bertindak. Hal ini juga ditegaskan rasul Yakobus yang berpesan agar iman kita
diwujudnyatakan dalam perbuatan sebab dengan perbuatan nilai dan mutu iman kita
semakin nyata. Senada dengan yang diungkapkan penginjil Matius, yesus
mengungkapkan “bukan setiap orang yang berseru-seru kepadaKu : Tuhan, Tuhan, akan
masuk kedalam kerajaan Surga melainkan dia yang melakukan kehendak Bapaku yang di
surga. Surat Muder Clara Pfaender kepada uskup Dr. Konrad Martin : “Sekaligus kami
ingin membaktikan diri kepada penyelamat Ilahi dalam anak-anak yatim piatu yang
miskin dan terlantar dan melayani mereka lewat pengajaran dan pendidikan”. Konstitusi
Suster FCJM No. 3 : “Tujuan dasar Muder Clara Pfaender mendirikan kongregasi adalah
mengurus anak-anak terlantar dan orang sakit.” Kisah Santo Fransiskus berjumpa Orang
Kusta : “Sepanjang hidupnya hingga saat itu, dia selalu panik bila bertemu dengan orang
kusta. Suatu hari di tengah jalan di bawah Assisi, dia melakukan sesuatu yang luar biasa.
Dia menurunkan lengan, tersenyum. Mata orang itu memantulkan pengakuannya bahwa
Fransiskus telah menerima lebih dari yang telah diberikannya. Dalam keheningan,
mereka saling memandang tak berkedip. Fransiskus mengagumi keindahan mata orang
kusta yang begitu menawan” Riwayat Hidup Santo Fransiskus dari Assisi : “Fransiskus
juga berkata kepada saudara-saudaranya : “karena kamu berbicara tentang damai, maka
lebih-lebih kamu sendiri harus memiliki damai itu dalam hatimu. Janganlah seorangpun
ketumbuhan amarah atau kejengkelan karena kamu; tetapi lebih baiklah mereka itu
tertarik hatinya kepada damai dan kemauan baik, kemurahan hati dan kerukunan karena
kesopan santunanmu” I. Indikator “Tekun Berdoa” 1. Memiliki semangat dan etika
berdoa 2. Menyebutkan doa pokok katolik, doa St.Fransiskus Assisi dan doa Hati Kudus
Yesus 3. Mengawali dan mengakhiri pelajaran dengan doa II. Indikator “Penyerahan
diri” 1. Menyandarkan hidup kepada Tuhan. 2. Menghayati doa 3. Melakukan perbuatan
sesuai kehendak Tuhan. III. Indikator Patuh dan Teguh 1. Menaati peraturan sekolah 2.
Menerima nasihat dan melaksanakannya 3. Menyelaraskan perkataan dengan perbuatan
IV. Indikator “Beriman Nyata “ 1. Melakukan aksi sosial 2. Mensyukuri apa yang ada 3.
Melayani sesama Catatan : 1. Naskah akademik “relevansi Berbebestteam dan
Habonaron do Bona belum bisa dikerjakan (menanti persetujuan) 2. Sinergi
berbebestteam, habonaron do bona dan Profil Pelajar Pancasila.
68
2. Bersaudara ( Communio ): Sumb: Konst. No.48-49, Mat 11:25-30
Bersaudara (Communio) berarti persaudaraan yang saling memperhatikan, memiliki,
memberi, mendukung, menasehati, melayani dan menjaga kebersamaan atas dasar cinta.
Indikator perilaku bersaudara sebagai berikut:
a. Mengawali setiap aktivitas dengan doa pribadi dan doa bersama
b. Membaca kitab suci setiap hari
c. Mampu hidup bersama
d. Menjaga nama baik, keharmonisan dan kebahagiaan komunitas
e. Membuka hati, ruang dan pikiran bagi orang lain
f. Mampu mensyukuri segala pengalaman hidup
g. Memiliki sikap lepas bebas, terbuka dan jujur
Nilai yang diharapkan dari perilaku bersaudara :
a. Nilai Mengasihi
b. Nilai Memperhatikan
c. Nilai Memaafkan
d. Nilai Melayani
3. Berkorban ( Go beyond oneself ): Sumb: Konst. No.52, Luk 21:1-4
Berkorban (Go Beyond Oneself) berarti kemampuan melampaui diri sendiri, bersikap
dan bertindak melampaui batas kebiasaan hingga memberi diri secara total.
Indikator perilaku berkorban sebagai berikut:
a. Mampu menyatukan hati dan pikiran diri sendiri dan orang lain dalam suka dan
duka
b. Melaksanakan keputusan bersama dengan tuntas
c. Mampu mengendalikan emosi dan hasrat diri
d. Rela mengorbankan waktu, tenaga dan materi untuk kepentingan bersama
e. Mampu memberi dari kekurangan
f. Menegur dan menerima teguran dengan penuh gembira
g. Siap sedia diutus kemanapun dan kapanpun
Nilai yang diharapkan dari perilaku berkorban :
a. Nilai Beriman
b. Nilai Sikap Lepas Bebas
c. Nilai Tangguh
69
d. Nilai Sederhana
71
BAB V
PRINSIP PENGEMBANGAN KURIKULUM OPERASIONAL DAN
KETERLIBATAN STAKEHOLDER
B. Keterlibatan Stakeholder
1. Peranan Para Ahli Pendidikan
Pengembangan kurikulum membutuhkan bantuan pemikiran para ahli, baik ahli
pendidikan, ahli kurikulum, maupun ahli bidang studi/disiplin ilmu. Dengan
mengacu pada kebijaksanaan-kebijaksanaan yang ditetap-kan pemerintah, baik
kebijaksanaan pembangunan secara umum maupun pembangunan pendidikan,
perkembangan tuntutan masyarakat dan masukan dari pelaksanaan pendidikan dan
kurikulum yang sedang berjalan, para ahli pendidikan memberikan alternative
72
konsep pendidikan dan model kurikulum yang dipandang paling sesuai dengan
keadaan dan kebutuhan masyarakat.
2. Peranan Guru
Guru adalah sebagai perencanan, pelaksana dan pengembang kurikulum bagi
kelasnya. Sekalipun ia tidak mencetuskan sendiri konsep-konsep tentang
kurikulum, guru merupakan penerjemah kurikulum.Dia yang mengolah, meramu
kembali kurikulum dari pusat untuk disajikan dikelasnya. Oleh karena itu guru bisa
dikatakan sebagai barisan pengem-bangan kurikulum yang terdepan. Adapun peran
guru dalam mengem-bangkan kurikulum antara lain:
1) Guru sebagai Implementers
Guru berperan untuk menerapkan atau mengaplikan kurikulum yang sudah ada
dalam melaksanakan perannya, hanya menerima berbagai kebijakan perumus
kurikulum.
2) Guru sebagai adapters
Guru lebih dari sebagai pelaksana kurikulum, akan tetapi juga sebagai
penyelaras kurikulum dengan karakteristik dan kebutuhan siswa dan daerah.
Dalam fase ini guru diberi kewenangan untuk menyesuaikan kurikulum yang
sudah ada dengan karakteristik sekolah dan kebutuhan lokal.
3) Guru sebagai developers
Seorang guru memiliki kewenangan yang lebih luas dalam menyusun
kurikulum. Guru sebagai developers bukan hanya memiliki peran dalam
menentukan tujuan dan isi pelajaran yang akan disampaikan, namun juga dapat
menentukan strategi yang akan dikembangkan serta bagaimana mengukur
keberhasilannya melalui pemilihan alat evaluasi untuk pencapaian hasil
belajarnya.
4) Guru sebagai researchers
Peran seorang guru yang dilaksanakan sebagai bagian dari tugas profesional
guru yang memiliki tanggung jawab dalam meningkatkan kinerja sebagai guru.
73
mempunyai latar belakang yang memadai. Kedua, dalam pelaksanaan kurikulum
diperlukan kerja sama yang sangat erat antara guru dengan para orang tua murid.
Sebagian kegiatan belajar yang dituntut kurikulum dilaksanakan dirumah. Dan
orang tua mengikuti atau mengamati kegiatan belajar anakanya dirumah.
4. Peran Komite Sekolah
Komite Sekolah adalah badan mandiri yang mewadahi peran serta masyarakat
dalam rangka meningkatkan mutu, pemerataan, dan efisiensi pengelolaan
pendidikan di satuan pendidikan, baik pada pendidikan pra sekolah, jalur
pendidikan sekolah maupun jalur pendidikan di luar sekolah. Mengacu pada
peranan Komite Sekolah terhadap peningkatan mutu pendidikan, sudah barang
tentu memerlukan dana. Dana dapat diperoleh melalui iuran anggota sesuai
kemampuan, sumbangan sukarela yang tidak mengikat, usaha lain yang tidak
bertentangan dengan maksud dan tujuan pembentukan Komite Sekolah. Sekolah
bukanlah suatu lembaga yang terpisah dari masyarakat. Sekolah merupakan
lembaga yang bekerja dalam konteks sosial. Sekolah mengambil siswanya dari
masyarakat setempat, sehingga keberadaannya tergantung dari dukungan sosial dan
finansial masyarakat. Oleh karena itu, hubungan sekolah dan masyarakat
merupakan salah satu komponen penting dalam keseluruhan kerangka
penyelenggaraan pendidikan
5. Kepala Sekolah
Tugas serta kedudukan kepala sekolah yang berkenaan dengan manajemen
kurikulum ialah:
a. Menyusun perencanaan sekolah membuat bermacam tingkatan perencanaan.
b. Meningkatkan organisasi sekolah yang cocok dengan kebutuhan.
c. Mengetuai sekolah rangka mendayagunakan sumber daya sekolah/ madrasah
secara maksimal.
d. Mengelola perubahan serta pengembangan sekolah mengarah organisasi
pembelajar yang efisien.
e. Menciptakan budaya serta iklim sekolah yang kondusif serta inovatif bagi
pendidikan partisipan didik.
f. Mengelola guru serta staf dalam rangka pendayagunaan sumber energi
manusia secara maksimal.
g. Mengelola fasilitas serta prasarana sekolah dalam rangka pendayagunaan
secara maksimal.
74
h. Mengelola ikatan sekolah warga dalam rangka pendirian dukungan ilham,
sumber belajar serta pembinaan sekolah.
i. Mengelola partisipan didik dalam rangka penerimaan partisipan didik baru,
dan penempatan dan pengembangan kapasitas partisipan didik.
j. Mengelola pengembangan kurikulum serta aktivitas pendidikan cocok dengan
arah dan tujuan pembelajaran nasional.
k. Mengelola keuangan sekolah yang cocok dengan prinsip pengelolaan yang
akuntabel, transparan serta efisien.
l. Mengelola ketatausahaan sekolah dalam menunjang pencapaian tujuan
sekolah/ madrasah.
m. Mengelola unit layanan sekolah dalam mendukung kegiatan pembelajaran
serta aktivitas partisipan didik di sekolah
n. Mengelola sistem data sekolah dalam menunjang penataan program dan
pengambilan keputusan.
o. Memanfaatkan kemajuan teknologi data untuk kenaikan pendidikan dan
manajemen sekolah
p. Melaksanakan monitoring, penilaian serta pelaporan penerapan program
kegiatan sekolah dengan prosedur yang tepat, dan merancang tindak lanjut.
75
BAB VI
PENUTUP
76