Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

ILMU LINGKUNGAN

(GAMBARAN SAMPAH DOMESTIK DI RT. 040/RW.011


KELURAHAN LILIBA KOTA KUPANG TAHUN 2022)

OLEH:

NAMA : NORLIAWATI WENNY HABA (1906010109)

KELAS :A

JURUSAN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS SAINS DAN TEKNIK

UNIVERSITAS NUSA CENDANA

KUPANG

2022
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Menurut definisi World Health Organization (WHO) sampah adalah sesuatu yang
tidak digunakan, tidak disenangi, atau sesuatu yang dibuang berasal dari kegiatan manusia
dan tidak terjadi dengan sendirinya (Chandra, 2012, h. 111). Sampah dapat dimusnahkan,
didaur ulang, dan dijadikan produk yang bermanfaat berupa kompos, pupuk cair, briket dan
biogas (Hartono, 2008).
Pencemaran lingkungan yang semakin meningkat disebabkan oleh berbagai hal,
seperti bertambahnya populasi manusia yang mengakibatkan meningkatnya jumlah sampah
yang dibuang. Hal ini diperburuk dengan kurang memadai tempat lokasi pembuangan
sampah, kurangnya kesadaran dan kemauan masyarakat dalam mengelola dan membuang
sampah, karena sampah dianggap sebagai sesuatu yang kotor dan harus dibuang ataupun
gengsi. Berbagai hal tersebut menyebabkan menurunnya kualitas lingkungan yang
berdampak negatif bagi masyarakat. Sampah yang tidak dikelola dengan baik dapat
menyebabkan lingkungan menjadi kotor dan menyebabkan pendangkalan sungai yang
mengakibatkan timbulnya banjir. Selain itu, sampah dapat mengakibatkan meningkatnya
penyebaran penyakit, bau menyengat dan lain–lain sehingga mengganggu kenyamanan
kesehatan (Tobing, 2005).
Menurut Nilam dan Sari (2016, h. 158) berbagai masalah yang terjadi, langkah awal
yang dilakukan adalah meningkatkan perilaku masyarakat dengan cara mengadakan
kegiatan penyuluhan–penyuluhan kesehatan masyarakat yang berhubungan dengan
pengelolaan sampah rumah tangga yang baik dan benar sertamenerapkan program–
program pemerintah meliputi teknologi pembakaran, teknologi pengomposan, teknologi
penanganan plastik, teknologi pembuatankertas daur ulang, teknologi pembuatan sampah
terpadu menuju “zero waste’’ merupakan teknologi yang ramah lingkungan, TPA (Tempat
Pembuangan Akhir) TPSS (Tempat Pembuangan Sampah Sementara), 3R yaitu reduse
(mengurangi bahan yang digunakan sehari–hari), reuse (memakai kembali barang-barang
sebelum menjadi sampah) recycle (mendaur ulang).
Kelurahan Liliba adalah salah satu kelurahan pada Kecamatan Oebobo, Kota
Kupang, Nusa Tenggara Timur,dengan jumlah penduduknya sebanyak 17.738 yang terdiri
dari 9.036 laki–laki dan 8.702 perempuan. Berdasarkan pengamatan dapat dilihat tempat
pembuangan sampah sementara di Kelurahan Liliba khususnya di RT. 040/RW 011
masyarakat setempat belum melakukan pemilahan dalam membuang sampah. Masyarakat
setempat tidak memisahkan antara sampah organik dan sampah anorganik sehingga
menimbulkan bau yang tidak sedap dan menyebabkan perkembangbiakan vektor dan
berbagai penyakit seperti diare, cacingan, dan lain- lain. Dalam pengolahan mereka tidak
melakukan 3R yaitu reduse (mengurangi bahan yang digunakan sehari–hari), reuse
(memakai kembali barang-barang sebelum menjadi sampah) recycle (mendaur ulang).
Sehingga sampah yang mereka buang tidak memiliki nilai lagi akibat sudah tercampur
dengan sampah organik maupun anorganik. Sampah dapat menimbulkan dampak buruk
bagi manusia dan juga bagi lingkungan disekitarnya.Dampak bagi lingkungan seperti
pencemaran udara, pencemaran air, pencemaran tanah sertahilangnya nilai estetika pada
daerah tersebut. Dampak bagi manusia yaitu berdampak pada ekonomi sosial dan budaya,
mengundang penyakitdanmenimbulkan bau.

1.2 Rumusan Masalah


Bagaimana Gambaran Sampah Domestik di RT. 040/RW. 011 Kelurahan Liliba Kota
Kupang Tahun 2022 dan bagaimana cara mengatasinya?

1.3 Tujuan
Untuk mengetahui gambaran sampah domestik di RT. 040/RW. 011 Kelurahan Liliba Kota
Kupang Tahun 2022 dan cara mengatasi permasalahan sampah di kelurahan tersebut.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Sampah


Sampah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik domestik
(rumah tangga) maupun industri. Dalam Undang-undang No 18 Tahun 2008 tentang
Pengelolaan Sampah, disebutkan bahwa sampah adalah sisa kegiatan sehari hari manusia
atau proses alam yang berbentuk padat atau semi padat berupa zat organik atau anorganik
bersifat dapat terurai atau tidak dapat terurai yang dianggap sudah tidak berguna lagi dan
dibuang ke lingkungan. Ditinjau dari sumbernya, sampah berasal dari beberapa tempat,
yakni:
a. Sampah dari pemukiman penduduk pada suatu pemukiman biasanya sampah dihasilkan
oleh suatu keluarga yang tinggal di suatu bangunan atau asrama. Jenis sampah yang
dihasilkan biasanya organik, seperti sisa makanan atau sampah yang bersifat basah,
kering, abu plastik dan lainnya.
b. Sampah dari tempat-tempat umum dan perdagangan tempat tempat umum adalah tempat
yang dimungkinkan banyaknya orang berkumpul dan melakukan kegiatan. Tempat-
tempat tersebut mempunyai potensi yang cukup besar dalam memproduksi sampah
termasuk tempat perdagangan seperti pertokoan dan pasar. Jenis sampah yang
dihasilkan umumnya berupa sisa-sisa makanan, sayuran dan buah busuk, sampah kering,
abu, plastik, kertas, dan kaleng-kaleng serta sampah lainnya.
Kehidupan manusia tidak akan pernah lepas dari sampah dan dalam kegiatannya manusia
senantiasa menghasilkan sampah baik sampah organik maupun non organik.

2.2 Jenis-jenis Sampah


Berdasarkan asal atau sumbernya, sampah padat dapat digolongkan menjadi 2 (dua)
yaitu sebagai berikut:
a. Sampah organik, adalah sampah yang dihasilkan dari bahan-bahan hayati yang dapat
didegradasi oleh mikroba atau bersifat biodegradable. Sampah ini dengan mudah dapat
diuraikan melalui proses alami. Sampah rumah tangga sebagian besar merupakan bahan
organik. Termasuk sampah organik, misalnya sampah dari dapur, sisa-sisa makanan,
pembungkus (selain kertas, karet dan plastik), tepung, sayuran, kulit buah, daun dan
ranting. Selain itu, pasar tradisional juga banyak menyumbangkan sampah organik
seperti sampah sayuran, buah-buahan dan lain-lain.
b. Sampah non norganik atau anorganik, adalah sampah yang dihasilkan dari bahanbahan
non hayati, baik berupa produk sintetik maupun hasil proses teknologi pengolahan bahan
tambang. Sampah anorganik dibedakan menjadi sampah logam dan produk-produk
olahannya, sampah plastik, sampah kertas, sampah kaca dan keramik, sampah detergen.
Sebagian besar anorganik tidak dapat diurai oleh alam/ mikroorganisme secara
keseluruhan (unbiodegradable). Sementara, sebagian lainnya hanya dapat diuraikan
dalam waktu yang lama. Sampah jenis ini pada tingkat rumah tangga misalnya botol
plastik, botol gelas, tas plastik, dan kaleng.

2.3 Tanggapan Masyarakat Kelurahan Liliba Tentang Sampah


Tanggapan masyarakat dilihat dari aspek pola hidup untuk penanganan sampah
digolongkan ke dalam tiga kategori, yaitu pola hidup mengurangi sampah, pemilahan
sampah, dan membuang sampah pada waktunya. Masyarakat pada kelurahan liliba tidak
peduli tentang sampah, suka buang sampah sembarangan dan cenderung mementingkan diri
sendiri.
Contoh yang sederhana saja. Di sebuah lahan terdapat patok dengan pengumuman
yang sangat mencolok: DILARANG BUANG SAMPAH DI SINI, atau BUANGLAH
SAMPAH PADA TEMPATNYA. Pada kenyataannta masih banyak orang yang
membuang sampah di tempat itu. Pengumuman-pengumuman itu seperti hanya sebuah
tempelan kosong tanpa arti. Contoh lain, pemerintah atau lembaga-lembaga lain sudah
menyediakan bak penampung tempat sampah pada setiap lingkungan masing-masing.
Tetapi apakah masyarkat sudah membuang sampah pada tempatnya? Jawabannya adalah
tidak. Mereka membuang sampah semaunya sendiri tanpa memperhatikan tulisan-tulisan
tersebut.

2.4 Dampak Buruk Sampah Bagi Manusia dan Lingkungan


Dampak negatif sampah-sampah padat yang bertumpuk banyak tidak dapat
teruraikan dalam waktu yang lama akan mencemarkan tanah. Yang dikategorikan sampah
disini adalah bahan yang tidak dipakai lagi (refuse) karena telah diambil bagian-bagian
utamanya dengan pengolahan menjadi bagian yang tidak disukai dan secara ekonomi tidak
ada harganya. Dampak sampah terhadap manusia dan lingkungan antara lain:
a. Penurunan Kualitas Kesehatan
Lokasi dan pengelolaan sampah yang kurang memadai (pembuangan sampah
yang tidak terkontrol) merupakan tempat yang cocok bagi beberapa organisme dan
menarik bagi berbagai binatang seperti, lalat dan anjing yang dapat menjangkitkan
penyakit. Potensi penyakit yang dapat ditimbulkan antara lain adalah sebagai berikut:
- Penyakit diare, kolera, tifus menyebar dengan cepat karena virus yang berasal dari
sampah dengan pengelolaan tidak tepat dapat bercampur air minum. Penyakit
demam berdarah (haemorhagic fever) dapat juga meningkat dengan cepat di daerah
yang pengelolaan sampahnya kurang memadai.
- Penyakit jamur dapat juga menyebar (misalnya jamur kulit).
- Penyakit yang dapat menyebar melalui rantai makanan. Salahsatu contohnya
adalah suatu penyakit yang dijangkitkan oleh cacing pita(taenia). Cacing ini
sebelumnya masuk kedalam pencernakan binatang ternak melalui makanannya
yang berupa sisa makanan/sampah.
b. Penurunan Kualitas Lingkungan
Cairan rembesan sampah yang masuk ke dalam saluran drainase, saluran irigasi
atau sungai akan mencemari air yang ada. Berbagai organisme termasuk ikan menjadi
terancam keberadaannya dan bahkan bisa lenyap sehingga ekosistem perairan biologis
pun bisa berubah. Penguraian sampah yang di buang ke dalam air akan menghasilkan
asam organik dan gas cair organik, seperti metana. Selain berbau kurang sedap, gas ini
pada konsentrasi tinggi dapat meledak.
c. Dampak terhadap Aspek Sosial dan Ekonomi
Dampak-dampak tersebut adalah sebagai berikut:
- Pengelolaan sampah yang tidak memadai menyebabkan rendahnya tingkat
kesehatan masyarakat, yang juga berarti semakin meningkatnya biaya
pemeliharaan kesehatan untuk pengobatan.
- Menurunnya kenyamanan bertempat tinggal akibat penumpukan sampah yang
tidak terkelola dengan baik, dan menciptakan pemandangan yang tidak sedap dan
tidak sehat.
- Penurunan kualitas infrastruktur seperti saluran drainase, irigasi dan jalan akibat
masuknya sampah ke dalam saluran.
- Terganggunya aktivitas ekonomi akibat gangguan polusi bau dan visual akibat
pengelolaan sampah yang kurang baik.
2.5 Gambaran Umum Gambaran Sampah Domestik di RT. 040/RW. 011 Kelurahan
Liliba Kota Kupang Tahun 2022
Masyarakat di RT. 040/RW. 011 Kelurahan Liliba Kota Kupang dalam gambaran
sampah domestik yang terdiri dari jenis sampah. Jenis Sampah yang dihasilkan oleh
masyarakat adalah semua jenis sampah yaitu sampah daun kering, sayur, buah-buahan,
kertas, plastik, kaleng dan sisa-sisa makanan. Dari pengamatan yang biasa dilihat dari
aktivitas setiap harinya sampah organik paling banyak dihasilkan dimana masyarakat
langsung membuang sampah ke Tempat Pembuangan Sampah Sementara (TPSS) dan juga
digunakan sebagai makanan ternak. Menurut Gelbert (1996) ada tiga dampak negatif
sampah bagi manusia dan lingkungan yaitu dampak terhadap kesehatan lokasi yang kurang
memadai dan tidak terkontrol dalam pengeloaan/pembuangan sampah merupakan tenpat
perkembangbiak organisme dari berbagai bintanang seperti lalat, tikus yang dapat
menyebakan penyakit. Dampak terhadap lingkungan ekosistem perairan biologis akan
berubah bila berbaga cairan rembesan sampah yang masuk kedalam drainase atau sungai
mencemari air sehingga beberapa spesies akan lenyap, termasuk ikan akan mati akibat
berubahnya ekosistem perairan biologis. Penguraian sampah yag dibuang kedalam air akan
menghasilkan asam organik dan gas cair organik, seperti metana. Selain memmiliki bau
yang kurang sedap, gas ini pada konsentrasi tinggi dapat meledak. Dampak terhadap
keadaan social dan ekonomi rendahnya tingkat kesehatan masyarakat akibat pengeloaan
sampah yang tidak memadai sehingga meningkatnya pembiayaan untuk berobat ke
pelayanan kesehatan. Saran yang dapat diberikan yaitu masyarakat dapat menggunakan
kembali sampah yang dihasilkan seperti sampah organik yang digunakan kembali sebagai
pakan ternak dan juga bisa dijadikan pengomposan sampah dan sampah anorganik bisa
diduar ulang seperi kertas.
Sampah memiliki nilai positif antara lain yaitu:
1. Sampah merupakan pupuk yang sangat besar di ekosistem.
2. Membuka lapangan pekerja baru bagi pemulung.
3. Sampah dapat dijadikan sebagai biogas.
Sampah bermacam-macam tetapi sampah dapat dijadikan menjadi pupuk di
ekosistem adalah pupuk organik berupa sampah alami seperti daun-daunan kerean sampah
ini dapat mengalami degradable. Namun, sampah basah dari pajak/pasar yang dihasilkan
karena aktifitas manusia juda dapat menjadi pupuk melalui pengomposan (composting).
Pengomposan salah satu cara mengurangi sampah dengan didaur ulang (direcycle).
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Berdasarkan pengamatan mengenai gambaran sampah domestik di RT. 40/RW. 11
Kelurahan Liliba Kota Kupang Tahun 2022 dapat dijelaskan jenis sampah domestic yang
dihasilkan pada RT. 040/RW. 011 terdapat semua jenis sampah baik itu sampah organik
maupun sampah anorganik yang terdiri dari sampah daun kering, sayur, buah-buahan, sisa-
sisa makanan, kertas, plastik dan kaleng.

3.2 Saran
a. Bagi masyarakat disarankan agar masyarakat sebelum membuang sampah ke Tempat
Pembuangan Sementara (TPS) alangkah baiknya sampah yang masih digunakan lagi
dipisahkan dari sampah lain yang akan dibuang, dan juga sisa makanan bisa dijadikan
kompos atau juga bisa juga dijadikan sebagai bahan makanan hewan ternak seperti babi.
b. Bagi pemerintah agar tetap mensosialisasikan penting pengelolaan sampah yang
dihasilkan oleh masyarakat berdasarkan peraturan yang berlaku khususnya
memanfaatkan kembali sampah yang ada.
DAFTAR PUSTAKA

http://repository.poltekeskupang.ac.id/3224/1/TA%20ANGELA%20R.%20KLEDEN-1.pdf
file:///C:/Users/ACER/Downloads/Bab%202_%20Permukiman%20-%20Akhir.pdf
https://www.academia.edu/39804341/Makalah_Sampah
https://www.slideshare.net/monikasiregar/solusi-sampah-pada-kehidupan-
sekitar?next_slideshow=39319482

Anda mungkin juga menyukai