Anda di halaman 1dari 5

ASAM NUKLEAT

Muhammad Tegar Hartono – 1202060055


Program Studi Pendidikan Biologi

ABSTRAK

Asam nukleat merupakan senyawa yang mengandung basa nitrogen (struktur siklik
aromatik yang memiliki atom nitrogen) sebagai bagian dari struktur asam nukleat.Asam
nukleat yang terbagi menjadi RNA dan DNA dapat ditentukan kadar atau konsentrasinya dari
suatu organ, dalam hal ini hati. Penentuan ini dilakukan melalui lisis sel, sentrifugasi berulang
dan penambahan reagen orsinol untuk RNA dan difenilamina untuk DNA sehingga analisis
kuantitatif dapat dilakukan dengan spektrofotometer visible.

Kata Kunci : Asam Nukleat , DNA,

PENDAHULUAN

Asam nukleat merupakan polimer dari monomer-monomer yang disebut nukleotida.


Masing-masing nukleotida itu sendiri terdiri atas tiga bagian : suatu molekul organik yang
disebut basa nitrogen, suatau pentosa (gula berkarbon lima), dan gugus fosfat. Terdapat dua
keluarga basa nitrogen, pirimidin dan purin. Pirimidin memiliki cincin enam-anggota yang
terdiri dari atom karbon dan atom nitrogen. (Atom nitrogen itu cenderung mengambil H+ dari
larutan, yang menjelaskan istilah basa nitrogen. Anggota-keluarga pirimidin adalah sitosin
(C), timin (T), dan urasil (U). Purin lebih besar, dengan cincin enam-anggota yang menyatu
dengan suatu cincin lima-anggota. Yang termasuk purin adalah adenin (A) dan guanin (G).
Pirimidin dan purin yang spesifik berbeda dalam hal gugus fungsional yang terikat ke
cincinnya. Adenin, guanin, dan sitosin ditemukan pada kedua jenis asam nukleat. Timin
hanya ditemukan dalam DNA dan urasil ditemukan pada RNA (Campbell, 2002 : 83).
Proses memindahkan asam nukleat ke dalam sel eukariot dapat dilakukan dengan
berbagai metode yaitu secara biologi, kimiawi dan fisik. Metode biologi menggunakan virus
disebut transfek viral/transduksi, sedangkan metode memindahkan asam nukleat secara
kimiawi dan fisik tanpa bantuan virus disebut sebagai transfeksi non viral. Gen merupakan
unit fungsional herediter dengan sekuen basa spesifik yang berperan untuk membuat protein.
Apabila gen mengalami kerusakan maka protein yang dikode tidak berfungsi dengan baik
sehingga menyebabkan penyakit genetik. Terapi gen (menggunakan gen sebagai obat) pada
dasarnya memperbaiki kerusakan gen tersebut melalui: insersi/memasukkan gen yang normal
di lokasi gen dalam genom yang nonspesifik untuk mengganti gen yang nonfungsional,
menukar gen abnormal dengan gen rekombinan homolog yang normal, memperbaiki gen
abnormal melalui mutasi reverse selektif mengubah regulasi pengaktifan dari gen tertentu
(Hardiany, 2016 : 205).
Cara lain untuk memisahkan asam nukleat dari protein ialah menggunakan enzim
pemecah protein, misal tripsin. Ekstraksi terhadap jaringan-jaringan dengan asam
triklorasetat, dapat pula memisahkan asam nukleat. Denaturasi protein dalam campuran
dengan asam nukleat itu dapat pula menyebabkan terjadinya denaturasi asam nukleat itu
sendiri. Oleh karena asam nukleat itumengandung pentosa, makabila dipanasi dengan asam
sulfat akan terbentuk furfural. Furfural ini akan memberikan warna merah dengan anilina
asetat atau warna kuning dengan p-bromfenilhidrazina. Apabila dipanasi dengan difenilamina
dalam suasana asam, DNA akan memberikan warna biru. Pada dasarnya reaksi-reaksi warna
untuk ribosa dan deoksiribosa dapat digunakan untuk keperluan identifikasi asam nukleat.
(Wirahadikusumah, 2011 : 130).
Molekul DNA merupakan rantai polinukleotida yang mempunyai beberapa jenis basa
purin dan primidin dan berbentuk heliks ganda antara rantai satu dengan pasangannya.
Dalam heliks ganda terdapat ikatan hidrogen. Molekul DNA yang berbentuk heliks ganda ini
mempunyai sifat dapat membelah diri dan masing masing rantai polinukleotida mampu
membentuk rantai baru yang merupakan pasangannya. Terjadinya heliks ganda yang baru dan
proses terbentuknya DNA baru disebut replikasi (Widyatmoko, 2012 : 65).
Sel tumbuhan terbungkus dalam membran sitoplasma yang dikelilingi sel yang kuat.
Untuk mengeluarkan DNA dari dalam sel terlebih dahulu harus mengancurkan membran dan
dinding sel tersebut. Cara yang paling sering dilakukan pada bakteri adalah dengan
menggunakan bahan kimia. Selain itu, seperti yang sering dilakukan pada tanaman, dapat
pula dilakukan dengan cara fisik yaitu meng-hancurkan sel menggunakan mortar dan pestle
pada kondisi beku dengan bantuan nitrogen cair Tepung sel yang diperoleh melalui cara fisik
ini kemudian dilarutkan dengan beberapa bahan kimia. kemudian disentrifugasi untuk
memisahkan supernatan yang mengandung DNA, RNA dan protein dari debris sel. (Hartati,
2017 : 17).
METODE
Pada kegiatan praktikum asam nukleat, metode penelitian dilakukan dengan cara
pengamatan langsung. Pada praktikum ini akan dilakukan pengamatan terhadap sampel
bahan pangan berjenis sayuran yang mana sampel ini akan diberi pengujian dengan campuran
larutan deterjen bubuk dan garam meja serta penambahan etanol 70% untuk menemukan
keberadaan asam nukleat. Praktikum dilaksanakan pada tanggal 7 November 2022 pukul
09.00 WIB, di Laboratorium Terpadu Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati
Bandung.

Tabel 1. Tabel Alat


No Alat Jumlah
1 Gelas Beaker 2 buah
2 Saringan 1 buah
3 Pipet tetes 2 buah
4 Alu dan Mortar 1 buah
5 Sendok teh 2 buah
6 Pengaduk 1 buah

Tabel 2. Tabel Bahan


No Bahan Jumlah
1 Pisang 1 buah
2 Wortel 1 buah
3 Deterjen bubuk 120 gram
4 Garam meja 120 gram
5 Ethanol 70% 10 ml
6 Air 200 ml

Metode yang digunakan berupa pengujian campuran larutan untuk menentukan


keberadaan asam nukleat. Prosedurnya diawali dengan cara memasukan serta mencampur
garam meja dan detergen bubuk ke dalam beaker glass yang berisi 200 ml air, aduk hingga
larut merata. Lalu menumbuk dua kuntum brokoli/sayuran menggunakan mortar dan pestle
dan dituangkan 100 ml larutan detergent - garam meja ke sayuran tersebut lalu ditunggu
selama 10-15 menit. Kemudian hasil larutan disaring menggunakan saringan teh ke dalam
beaker glass ukuran 500 ml. Selanjutnya ditambahkan ethanol 70% dua kali lipat volume
cairan hasil penyaringan menggunakan pengaduk secara perlahan-lahan. Tunggu beberapa
saat dan diamati dua lapisan yang terbentuk dalam beaker glass lalu diambil lapisan yang
melayang menggunakan pengaduk. Dari hasil DNA yang teramati, lalu dibuat gambar sel
tanaman dan beri petunjuk dimana letak asam nukleat tersebut berada.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Tabel 3. Hasil Pengamatan

Pada percobaan kali ini melakukan pengamatan pada DNA dengan menggunakan beberapa
bahan senyawa kimia dan beberapa perlakuan fisik pada bahan yang diuji. Proses isolasi
DNA menurut Muladno (2002)diawali dengan proses ekstraksi DNA. Dengan perlakuan fisik
yaitu penggerusan dengan mortar dan pistil. Hal ini bertujuan untuk memisahkan DNA
dengan partikel lain yang tidak diinginkan. Proses ini dilakukan dengan hati-hati, sehingga
tidak menyebabkan kerusakan pada dinding sel, membran sel membran plasma dan membran
inti. Sedangkan secara kimiawi dapat dengan pemberian yang dapat merusak membran sel
dan membran inti, salah satunya adalah detergen ini bertujuan untuk memecahkan dinding sel
dan membran sel lapisan pembungkus DNA. Ini disebabkan karena sifat dari detergen sama
dengan sifat dinding sel yang hidrofobik, sehingga terjadi ikatan diantara keduanya dan
menyebabkan dinding sel rusak.
Lalu ditambahkan garam dapur dan diterjen dengan perbandingan ½ : 1, 1 : 1, dan 1 : ½
kemudian diaduk. Pengisolasian DNA menggunakan garam dapur dengan tujuan untuk
memekatkan DNA. Hal ini dapat terjadi karena ion Na+ yang dikandung oleh garam mampu
membentuk ikatan dengan kutub negative pada ikatan fosfat DNA. Saat ion Na+ garam
berikatan dengan fosfat, pada saat itulah DNA akan berkumpul. Sedangkan Penambahan
deterjen (SDS) berfungsi untuk melisiskan barier (penghalang) sel secara kimia sebagai
pengganti senyawa kimia.
Kemudian di diamkan sampai endapannya turun. Selanjutnya larutan diambil 5 ml dengan
pipet tetes ke dalam tabung reaksi, sehingga didapatkan sampel berupa cairan yang tidak
terlalu kental.
Pada tabung reaksi tersebut kemudian dipisahkan bagian bagian yang telah terurai dengan
menggunakan alkohol dingin berkonsentrasi 70%. Alkohol tidak melarutkan DNA dan berat
jenis alkohol yang lebih ringan dari air membuat DNA naik dan melayang-layang di
permukaan. Dan ini dibuktikan dengan adanya serabut halus yang mengambang di dalam air.
Pada sampel pisang, setelah direndam dengan larutan detergen dan garam meja mengalami
pemisahan juga menjadi 2 fase. Sebelum mengalami pemisahan juga ditetesi terlebih
dahulumenggunakan alkohol penambahan alcohol merupakan sebuah proses pemekatan pita
DNAyang telah terkumpul karena pemekatan oleh garam, sehingga terjadi presipitasi dna
pada pserbatasan kedua larutan. Pada pisang ini benang-benang kromatin yang dihasikan
berwarnacoklat muda dan bentuknya serabut, pada psiang ini benang kromatin yang
dihasilkan banyak. Garam (NaCl) juga berguna untuk melisiskan DNA dan menonaktifkan
Dnase.Secara khusus NaCl (garam) memiliki fungsi untuk memberikan kondisi ionik,
sehinggareaksi berjalan stabil. Menurut Yusuf (2010:75), jenis DNA pada buah pisang ini
termasukkasar. Dikarenakan kandungan air pada pisang lebih sedikit bila dibandingkan
dengan buahtomat. Sehingga akan terlihat bahwa bentuk DNA pada buah pisang akan terlihat
lebih kasardibandingkan dengan tomat. Dari hasil literatur jika pada buah yang diuji
mengandung kadarair yang sedikit maka dapat terbentuk jumlah DNA banyak dan bagus.
Karena jika semaikinsedikit air yang terkandung, maka akan DNA yang terpretisipasi akan
semakin sedikit.Penggunaan detergen juga berfungsi untuk melisiskan barier el secara kimia
sebagai pengganti senyawa kimia. NaCl pun digunakan untuk menghilangkan karbohidrat
dan proteingaram dan dapat menyebabkan keduanya terpresipitasi bersama-sama dengan
detergen. Makakeduanya akan berfungsi sebagai lying buffer. Penambahan detergen ini
berpengaruh dengan pemisahan DNA dengan protein dalam nukleoprotein.
Kemudian pada bahan uji yang telah diberikan perlakuan secara fisik dan kimiawi
menghasilkan serabut serabut yang banyak dan ada juga yang sedikit. Pada bahan uji buah
yang memiliki serabut banyak yaitu pada buah mangga, tomat, pepaya, dan brokoli dan bahan
uji yang memiliki serabut sedikit yaitu, kiwi, bombay, alpukat, dan melon. Hal ini
disebabkan oleh pengaruh pada kandungan air yang ada pada setiap buah dimana kandungan
air dalam buah mempengaruhi banyak atau tidaknya serabut. MenurutAgus dan Sjafaraenan
(2014) bahwa buah dengan kadar air tinggi akan menghasilkan isolat yang berbeda jika
dibandingkan dengan buah berkadar air rendah. Semakin tinggi kadar air maka sel yang
terlarut di dalam ekstrak akan semakin sedikit, sehingga DNA yang terpresipitasi juga akan
sedikit. Akan tetapi pada alpukat tidak sesuai dengan teori dimana alpukat memiliki kadar air
yang sedikit menghasilkan serabut yang sedikit dibandingkan dengan yang lainya.
Kemungkinan ini terjadi kesalahan atau ketika penggerusan alpukat digerus sampai halus
sehingga ekstraknya semakin sedikit dan DNA yang terpresipitas juga jadi sedikit.

KESIMPULAN

Dari hasil praktikum yang telah dilakukan, dapat diambil kesimpulan bahwa enzim
merupakan protein yang berfungsi untuk mengkatalis atau mempecepat suatu proses yang
berlangsung di dalam tubuh mahluk hidup tetapi enzim sendiri tidak ikut terproses. Ada
beberapa faktor yang mempengaruhi kerja enzim, diantaranya yaitu faktor suhu, temperatur
lingkungan, PH antara asam atau basa, substrat, dan faktor lainnya. Pada hasikpraktikum ini
akan didapat hasil gelembung yang merupakan keberhasilan dari pengujian ini, gelembung
yang terbentuk merupakan identifikasi adanya enzim katalase yang bereaksi ketika ditambahi
oleh H2O2 yang biasa didapati sebagai racun di dalam tubuh manusia dan kemudian akan
dirubah menjadi H2O dan O2.

UCAPAN TERIMAKASIH

Alhamdulillahi rabbil’alamin, puji dan syukur saya panjatkan kepada sang Khaliq
Allah Swt, karena atas Ridha-Nya saya diberikan kelancaran dan kemudahan dalam
mengerjakan dan menyusun laporan praktikum mengenai Uji Asam Nukleat hingga dapat
selesai tepat waktu. Saya ucapkan pula banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam pengerjaan laporan praktikum ini terutama kepada dosen pengampu mata
kuliah Biokimia, Ibu Sri Hartati, M.Pd. serta Kak Fitria Haryani sebagai asisten praktikum.
Tidak lupa saya ucapkan terimakasih kepada rekan-rekan semester 5B yang telah
membersamai dan memberikan semangat untuk menyelesaikan laporan praktikum ini.

DAFTAR PUSTAKA
Campbell, N.A., Reece, J.B., Mitchel, L.G. (2002). Biologi jilid 1 Edisi Kelima. Terjemahan
oleh Lestari Rahayu. Jakarta : Erlangga.
Hardiany, Novi Silvia. 2016. Metode Transfer Asam Nukleat sebagai Dasar Terapi Gen.
Jurnal Biokimia dan Biologi Molekuler. Vol. 4 (3), 202 – 210.
Hartati, S. (2017). Penuntun Praktikum Biokimia. Bandung: Prodi Pendidikan Biologi
Jurusan Pendidikan MIPA Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Gunung
Djati.
Poedjiadi, A. (2011). Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta: Universitas Indonesia.
Widyatmoko, Anto Rimbawanto. 2012. Keragaman Genetik Populasi Araucaria
cunninghamii menggunakan Penanda RAPD (Radom Amplified Polymorphic DNA).
Jurnal Pemuliaan Tanaman Hujan. Vol. 4 (2) , 63 - 77.
Wirahadikusumah, M. (2001). Biokimia : Protein, Enzim, Asam Nukleat. Penerbit ITB.
Bandung.

ESSAI
APAKAH ANDA MENKONSUMSI DNA SETIAP HARI

Anda mungkin juga menyukai