Anda di halaman 1dari 2

NAMA : ADI FIRDAUS

NIM : 045053218
MATA KULIAH : HUKUM ADMINISTRASI NEGARA
KODE MATA KULIAH : ADPU4332
TUGAS :1

Kerjakan soal di bawah ini dengan singkat dan jelas. Jawaban yang hanya mengambil
dari internet (plagiat) tidak akan mendapatkan nilai maksimal. Sertakan referensi
dalam mengutip.

Submit (unggah) pada tempat yang sudah disediakan dan tidak melebihi waktu yang
telah ditentukan.

Contoh Kasus

Kepala daerah X membuat suatu kebijakan Jumat Bersih yang dilakukan oleh segenap warga
masyarakat, pemerintah langsung aktif terjun ke lapangan setiap hari Jumat untuk melihat
dan membantu aktifitas warga guna mematuhi kebijakan yang dibuatnya. kebijakan ini dibuat
dengan tujuan menjadikan wilayah X kawasan sehat, bersih dan bebas banjir mengingat
wilayah X sering terjadi banjir

Dalam penyelenggaraan fungsi dan tugas negara kesejahteraan melalui pemerintah, dilakukan
dengan menggunakan beberapa model atau pola operasi yang mencapai tujuan akhir yang
diharapkan. Menurut Muchsan ada 5 jenis pola operasi pemerintahan yaitu operasi langsung,
pengendalian langsung, pengendalian tak langsung, pemengaruhan langsung, dan
pemengaruhan tak langsung.

Pertanyaan

1. Pada kasus diatas tentukan pola apa yang digunakan oleh kepala daerah X dan berikan
kesimpulan saudara tentang pola operasi yang dilakukan kepala dalam menangani
banjir.
2. Berdasarkan atas asas perundangan, berikan analasis anda mengapa kebijakan kenapa
harus memiliki tujuan.

 JAWAB

1. Penyelenggaraan fungsi dan tugas negara kesejahteraan melalui pemerintah, kepala


daerah X melakukan pola Operasi Langsung (Direct Operation). Berdasarkan
kesimpulan dari kasus diatas, Kepala Daerah X melakukan peran aktif dalam upaya
pencapaian tujuan yang dimaksud yaitu juma’at bersih. Operasi Langsung (Direct
Operation) dilakukan agar memiliki dampak yang secara langsung terjadi

Sumber:
BMP ADPU 4332 | HUKUM ADMINISTRASI NEGARA MODUL 2 (HAL 2.10
– 2.11)
2. Mengapa kebijakan harus memiliki tujuan yang jelas? Hal ini berarti kebijakan harus
memiliki tujuan yang benar-benar dimaksudkan, serta agar arah dan tujuan dalam
kebijakan tersebut sehingga tidak menimbulkan ketidak jelasan (obscuur) atau
menimbulkan multi tafsir dari tujuan kebijakan yang dimaksud.

Sumber:
BMP ADPU 4332 | HUKUM ADMINISTRASI NEGARA MODUL 2 (2.24)

Anda mungkin juga menyukai