Hal itu sejalan dengan Pasal 24 Konvensi Eropa tentang Hak-hak Asasi Manusia
menyatakan, setiap negara peserta diperbolehkan mengajukan keberatan terhadap negara peserta
lain tanpa mengharuskan negara yang mengajukan keberatan itu sebagai korban pelanggaran hak
asasi manusia yang dilakukan oleh negara yang dituduh melakukan pelanggaran tersebut.
Pelanggaran terhadap hukum internasional diselesaikan oleh Mahkamah Internasional.
Tidak ada satu negara pun yang dapat menikmati hak-haknya tanpa menghormati hak-hak
negara lain. Setiap pelanggaran terhadap hak negara lain, akan menimbulkan kewajiban bagi
negara tersebut untuk memperbaiki akibat yang ditimbukan atas pelanggaran hak tersebut
Pada prinsip tanggung jawab negara lahir dari suatu kewajiban internasional bersifat
primer, yaitu prinsip keseimbangan antara hak dan kewajiban suatu negara. Setiap negara yang
mempunyai hak tertentu adalah juga merupakan subyek pendukung kewajiban tertentu pula.
Tanggung jawab negara dalam hukum internasional sangat berkaitan erat dengan yurisdiksi
negara. Yurisdiksi negara adalah membahas mengenai hak untuk melakukan tindakan,
selanjutnya tanggung jawab negara adalah tentang kewajiban yang muncul atas tindakan suatu
negara.
Sampai dengan saat ini belum ada pengaturan mengenai tanggung jawab negara dalam
hukum internasional. Hukum internasional tentang tanggung jawab masih bersumber pada hukum
kebiasaan internasional yang berkembang melalui praktik negara-negara dan putusan-putusan
pengadilan internasional. Belum ada aturan baku yang merupakan keputusan bersama.