Anda di halaman 1dari 3

EVALUASI DIRI TANPA MEMBULLY

Perundungan atau bullying adalah segala tindakan yang dilakukan


secara sengaja maupun tidak sengaja oleh orang atau sekolompok orang
yang lebih kuat terhadap orang lain, dengan tujuan untuk menindas,
melakukan kekerasan, dan menyakiti secara terus menerus. Perundungan
tidak hanya tentang kekerasan loh teman-teman, apakah teman-teman
pernah merasakan tertekan? Terpojokkan? Takut dengan suasana? Tanpa
sepengetahuan, itu juga salah satu bentuk perundungan dalam bentuk
perasaan loh teman-teman. Artinya, perundungan atau bullying ini tidak
hanya bentuk kekerasan maupun pemaksaan, namun juga bisa berbentuk
tekanan perasaan yang mengakibatkan korban merasa terpojokkan. Lantas,
mengapa perundungan bisa terjadi ya teman-teman? Hal ini dapat terjadi
karena beberapa faktor loh, yaitu faktor kepribadian dan faktor iri dan
dendam. Apakah teman-teman pernah merasakan salah satunya?
Bagaimana teman-teman sekalian mengatasinya? Memendamnya? Atau
meronta-ronta hendak melepaskan diri?

Contoh perilaku perundungan yaitu ketika salah satu anak SD yang


dibenci teman-temannya karena sering diikutkan lomba oleh pihak sekolah.
Ketika anak tersebut sedang latihan di ruang KKG, salah satu temannya
memanggilnya untuk keluar dari KKG. Namun, ketika sudah keluar anak
tersebut menerima banyak sekali cemoohan dari teman-temannya dengan
perkataan “Keluar kelas teruusss, sok sibuk ih!!!”, serta ada juga yang
mencemoohnya dengan memanggil nama orang tuanya di tengah desakan
suara “huuuu” di telinga. Rasa takut, sedih, bingung campur aduk
dirasakan oleh anak tersebut. Setelah kejadian itu, kegiatan belajar anak
tersebut di sekolah dipenuhi dengan suasana murung dan tidak
mengkonsultasikan dengan siapapun serta berakibat menghambat
komunikasi dengan temannya. Selain itu ada juga contoh perundungan lain
yaitu ketika seorang anak merasa dijauhi oleh teman-teman kelasnya.
Merasa sendirian dan merasa terpojokkan ketika di kelas membuat rasa
tidak nyaman ketika belajar maupun kegiatan lainnya. Sedangkan teman
kelasnya secara sadar tidak merasa melakukan hal itu. Lantas, bagaimana
cara menyikapi perasaan dan keadaan tersebut? Yang pertama yaitu
mengubah mindset atau pola pikir. Selalu berusaha berpikir bahwa “dunia
dan perkembangannya adalah milik kita sendiri”. Lalu, bagaimana
tindakannya? Yaitu mulai mengomunikasikan dengan teman yang
membully maupun teman yang dirasa membuat tidak nyaman dengan
perilaku atau sikap kita. Sangat perlunya komunikasi mengenai apa dan
mengapa hal itu bisa terjadi menjadi evaluasi dan perbaikan untuk
kedepannya. Dengan adanya komunikasi yang memperjelas apa alasan dan
mengapa hal itu terjadi akan membuat pertemanan membaik dan
menghindari kesalahpahaman. Setelah adanya komunikasi, anak tersebut
terus mencoba untuk mengembangkan bakat dan minatnya serta mencari
peluang untuk mencoba.

Pada faktanya, bangkit dari sebuah perundungan itu hal yang tidak
mudah. Banyak akibat yang dapat disebabkan oleh perundungan ini.
Terutama untuk korban, kenapa? Kondisi mental dan perasaan korban
sangat berpengaruh dalam kegiatannya. Lalu hanya itu? Oh tentu tidak,
perundungan sangat memungkinkan untuk menimbulkan trauma yang
mandalam bagi korban. Tentang seperti apa semangatnya, dan bagaimana
cara bersosialisasi di lingkungan masyarakat juga sangat dipengaruhi jika
terjadi perundungan. Jadi, dalam sebuah pertemanan maupun dalam
lingkup masyarakat, jangan sampai ada perundungan atau bullying dengan
faktor apapun. Meminimalisir perundungan bukan hanya dari pelaku,
namun dari pihak korban juga harus ada tindakan saat dibully maupun
sebelum dibully, yaitu dengan tetap jaga sikap dan saling menghargai satu
sama lain. Mengetahui perundungan sangat berpengaruh terhadap mental
seseorang, sangat dibutuhkannya kesadaran untuk tidak melakukan hal ini
karena tidak semua orang bisa mengatasi perasaan dan kondisi tersebut
dengan baik.

Perundungan atau bullying bisa dikatakan sangat merusak hubungan


pertemanan, silaturahmi, dan menjatuhkan mental korban. Tindakan
kekerasan, omongan yang tajam dan cemoohan sampai kapanpun akan
membekas di alam bawah sadar korban. Tidak ada yang tau seberapa
dalam trauma di relung korban dan bagaimana melawan rasa takutna.
Bukankah lebih indah jika satu sama lain menjadi pendengar yang baik
dan saling rukun? Apa yang salah dapat dibicarakan baik-baik loh, mari
kita jalin hubungan dengan baik dan saling membangun mental yang sehat
satu sama lain karena semua orang berhak berkembang dengan apa yang
dia miliki di lingkup yang positif. Stop perundungan, stop pembullyan, dan
stop kerusakan mental.

Anda mungkin juga menyukai