Anda di halaman 1dari 1

Pakan ternak (Vivipara)

Vektor berbagai penyakit (Lymnaea trunchatula. L. rubiginosa, dsb

Hewan peliharaan (Octopus bimaculoides)

Bahan baku teraso, misalnya cangkang Tridacna sp

Sebagai bahan pangan berprotein tinggi

Kosmetik Interaksi Molluca dengan Manusia

Obat-obatan Penghasil mutiara

Formula cat

Aksesoris

Hama tanaman

Perusak kayu (Teredo navalis)

Chiton bentuk oval, cangkang terbagi menjadi 8 lempeng dorsal

Hidup di laut, di atas batuan pada perairan dangkal

Kurang lebih terdapat 800 spesies Kelas Amphineura

Makanannya alga yang dipotong dan ditelan oleh radula

Contoh : Onicella, Chiton

Tubuh langsing secara dorsoventral dikelilingi oleh mantel yang


mengeluarkan cangkang berbentuk tabung yang terbuka di kedua
ujungnya

Hidup di laut, perairan dangkal, sampai kedalaman 15.000 kaki

Hidup mengubur diri di pasir atau lumpur Kelas Scaphopoda

Respirasi dengan mantel, tidak ada insang

Makanannya detritus, protozoa

Contoh : Dentalium, Siphonodentalium

Macam-macam gambar Phylum Mollusca


Jumlah spesies lebih dari 50.000 jenis

Sebagian besar hidup di laut, tetapi banyak juga yang hidup di air
tawar, dan di darat

Terdapat di daerah tropis, kutub, di kedalaman 17.000 kaki di laut,


ketinggian 18.000 kaki di Himalaya

Sebagian besar terlindungi cangkang tunggal berbentuk spiral Kelas Gastropoda

Cangkang seringkali berbentuk kerucut, tetapi abalon (100-130


spesies) dan limpet mempunyai cangkang yang lebih pipih

Umumnya herbivora, misalnya memakan alga atau tumbuhan

Sebagian besar spesies cangkangnya berputar ke kanan (dexstral),


beberapa kiri (sinistar)

Mempunyai cangkang yang terbagi menjadi 2 paruhan yang bertautan Klasifikasi


pada garis pertengahan dorsal

Periostrakum (lapisan terluar)

Kedua cangkang di ikat oleh jaringan ikat yang berfungsi sebagai


Prismatik (lapisan tengah) Cangkang nya tersusun atas
engsel
Simetri bilateral, tripoblastik, epitelium satu lapisan kebanyakan
Nakreas (lapisan terdalam) Phylum Mollusca mengandung silia dan kelenjar lendir, tidak bersegmen

Hidup di laut dan di air tawar, merayap didasar perairan, mengubur Tubuh dilindungi mantel yang tipis dan mensekresikan cangkang,
diri Kelas Pelecypoda kepala berkembang (kecuali scaphopoda dan pelecypoda), kaki otot di
bagian ventral untuk merangkak, mengubur diri, berenang

Makanan nya suspensi


Saluran pencernaan lengkap, bentuk U, menggulung mulut dilengkapi
radula, kelenjar pencernaan (hati) besar, terdapat kelenjar ludah
Tidak mempunyai kepala yang jelas, dapat mensekresikan benang kuat
yang mengikat pada bebatuan, sampai cangkang hewan lain (Mytilus,
Ostrea)
Sistem sirkulasi dilengkapi jantung 1/2 atrium dan 1 ventrikel
Karakteristik
Contoh : Tridacna gigad (kima), Mytilus sp. (kerang hijau), Meleagrina
margaritifera (kerang mutiara), Asaphis detlorata (remis), Teredo Respirasi dengan insang, paru-paru di ruang mantel, epidermis
navalais (perusak kayu), Pecten sp. (scallop), Corticula javanica
(haremis), Pseudodon vandenbushiamua (kijing)
Ekskresi dengan nefridia 1/2 pasang

Sistem saraf 3 pasang ganglia dilengkapi dengan indra (peraba,


Cangkang ada yang di luar (nautilus) di dalam atau (cumi-cumi,
pembau, penglihat, pengecap), statosit
sotong), tidak ada (gurita)

Jenis kelamin umumnya terpisah (beberapa hermafrodit), gonad 1/2,


Mempunyai 8 - 10 tentakel
fertilisasi eksternal atau internal beberapa mengalami fase larva
(larva trokofor), tidak ada aseksual reproduksi
Sebagian besar kelompok cumi-cumi panjangnya kurang dari 75 cm,
berenang bebas di laut terbuka

Sebagian besar memiliki cangkang


Gurita tidak berenang, sebagian besar hidup di dasar laut merangkak

Kaki berotot, untuk pergerakan


Kelas Cephalopoda
Contoh : Ostopus vulagaris (gurita), Loligo indica (cumi-cumi), Sepia Sifat umum
(sotong), Nautilis pampilus Massa visceral, yang mengandung sebagian besar organ internal
Tubuh terbagi 3 bagian

Cephalopoda menggunakan kepala sebagai alat gerak, memiliki Mantel, suatu lipatan jaringan yang menutupi mas viscelar dan
tentakel pada kepala, terdapat sepasang mata yang tidak berkelopak mensekresikan cangkang (jika ada)

Di dekat kepala terdapat corong (sifon) yang dapat menyemprotkan


air Habitat Di lait (sebagian besar), air tawar, terestrial

Pada bagian perut terdapat kantung tinta


Hidup bebas, merayap, menempel pada batuan, kayu, mengubur diri,
Cara hidup mengapung di air, berenang

Di alam, mutiara terbentuk akibat adanya irritant yang masuk


kedalam mantel kerang mutiara, (organisme parasit yang dapat
Chiton antara 0.5 - 8 inchi
menembus kulit kerang)

Scaphopoda, sebagian besar dibawah 2,5 inchi, dapat tumbuh sampai


Pada saat parasit ini mulai menembus dinding kerang, Mak akar yang 6 inchi
akan mulai teriritasi

Pembentukan Mutiara
Untuk melindungi dirinya maka kerang akan mengeluarkan suatu
Ukuran Gastropoda diameter kurang dari 2 inchi, kecuali Hemifusus,
mencapai panjang 18 inchi
lapisan berkilauan (nakre) seperti lapisan pada dinding bagian dalam
kulit kerang untuk membungkus parasit yang masuk
Tridacna gigas P = 1,5 m berat 225 kg

Proses pelapisan ini berlangsung terus-menerus sehingga lama-


kelamaan akan terbentuk mutiara Architheuthis (cumi raksasa) P = 18 m berat 450 kg

Mutiara hasil budidaya menggunakan prinsip terbentuknya mutiara


alami dengan sebuah nukleus sebagai dasar terbentuknya mutiara

Seorang teknisi terlatih akan menyiapkan inti mutiara yang biasanya


bulat dan berasal dari cangkang kerang lain dan potongan mantel atau
disebut juga saibo yang diambil dari kerang mutiara lain

Sebelum kegiatan operasi, kerang mutiara mengalami proses


weakening (membuat kerang mutiara menjadi lemah), biasanya 2
minggu sampai sebulan tergantung jenis dari kerang mutiara

Proses ini dimaksudkan supaya kerang mutiara akan mengalami stress


dan memasuki fase reproduksi dengan cepat sehingga apabila operasi Budidaya Mutiara
dilaksanakan gonadnya sudah kosong

Proses weakening dilakukan juga untuk mempermudah membuka


kerang

Shell opener bertugas untuk membuka cangkang lebar-lebar,


kemudian teknisi akan mengiris tipis bagian antara gonad dan kaki
dari kerang sebagai tempat masuknya inti dan saibo

Lembar saibo ini ditempatkan sedemikian rupa agar melekat di inti


dengan bagian ektoderm (yang berisi epitelium penghasil nacre)
menghadap inti

Anda mungkin juga menyukai