Anda di halaman 1dari 29

MAKALAH TEORI DAN KONSEP MODEL KEPERAWATAN

KOMUNITAS MENURUT BETTY NEUMAN

Disusun oleh

Kelompok 4

SUCI INDAH MULYA : 02001011


MARIATUL WULANDARI : 02001006
ZELLA OKTARIA : 02001013

DOSEN PENGAMPU :
Ns. ERNI MUSMILER M.Kep

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


STIKES YPAK PADANG
2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat allah swt yang telah memberikan
rahmat dan hidayahnya kepada kami atas nikmatnya sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah Keperawatan Komunitas 1 tentang makalah teori dan konsep
model keperawatan Komunitas menurut betty neuman
Dalam Menyusun makalah ini kami mendapat bantuan baik dari pikiran
maupun dari pihak lain.oleh karena itu dengan segala hormat kami mengucapkan
terimakasih kepada selaku dosen pengampu mata kuliah Keperawatan Komunitas 1
yang membimbing dan mengarahkan kami dalam menyelesaikan makalah ini. Kami
menyadari akan kelemahan dan kekurangan,oleh karena itu segala kritik membangun
dan saran akan kami terima dengan sepenuh hati agar semakin baiknya makalah ini.

Padang, November 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI
Kata pengantar ...........................................................................................................i
Daftar isi .....................................................................................................................ii
BAB I Pendahuluan ...................................................................................................1
A. Latar Belakang ...............................................................................................1
B. Rumusan Masalah ..........................................................................................2
C. Tujuan ............................................................................................................2
BAB II Pembahasan ..................................................................................................3
A. Biografi Betty Neuman ..................................................................................3
B. Konsep Teori ..................................................................................................6
C. Konsep Model ................................................................................................8
D. Konsep Teori Dan Model Betty Neuman Dalam Praktik Keperawatan .......10
BAB III proses keperawatan ......................................................................................20
A. Proses Keperawatan Betty Neuman ...............................................................20
B. Aplikasi Teori Dan Model Betty Neuman ....................................................21
BAB IV Penutup ........................................................................................................25
A. Kesimpulan ....................................................................................................25
B. Saran ...............................................................................................................25
Daftar Pustaka

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Proses keperawatan adalah metode dimana suatu konsep diterapkan dalam
praktik keperawatan. Keperawatan merupakan suatu bentuk layanan kesehatan
professional yang merupakan bagian integral dari layanan kesehatan. Ilmu
keperawatan adalah suatu ilmu yang mempelajari pemenuhan kebutuhan dasar
manusia mulai dari biologis, psikologis , social dan spiritual. Pemenuhan dasar
tersebut diterapkan dalam pemberian asuhan keperawatan dalam praktik
keperawatan professional . Untuk tercapainya suatu keperawatan professional
diperlukan suatu pendekatan yang disebut proses keperawatan dan dokumentasi
keperawatan sebagai data tertulis yang menjelaskan tentang penyampaian
informasi, penerapan sesuai standart praktik, dan pelaksanaan proses
keperawatan. Untuk menjalankan tugas keperawatan , banyak teori keperawatan
yang digunakan, salah satunya adalah Betty Neuman. Model konsep dan teori
keperawatan yang dijelaskan oleh Neuman adalah tentang kemampuan dalam
memahami diri sendiri dan orang lain yang menggunakan dasar hubungan antar
manusia yang mencakup 4 komponen sentral yaitu klien, perawat, masalah
kecemasan yang terjadi akibat sakit dan proses interpersonal.
Ilmu keperawatan terus berkembang, karena ilmu keperawatan merupakan
ilmu terapan yang selalu berubah. oleh karena itu penting bagi profesi
keperawatan dalam mengembangkan sebuah teori dan model keperawatan yang
dapat digunakan untuk memberikan pengetahuan untuk meningkatkan praktik,
penuntun penelitian dan kurikulum, serta mengidentifikasikan bidang dan tujuan
dari praktik keperawatan.

1
B. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui Biografi Betty Neuman
2. Untuk mengetahui pengertian konsep teori
3. Untuk mengetahui pengertian model keperawatan
4. Untuk mengetahui konsep Teori dan Model Betty Neuman dalam Praktik
Keperawatan

C. Manfaat Penulisan
1. Bagi mahasiswa keperawatan, agar lebih mengetahui model aplikasi
keperawatan menurut Betty Neuman dalam bidang ilmu keperawatan.
2. Bagi penulis, agar dapat mendalami konsep teori dan model betty neuman
dalam praktik keperawatan

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Biografi Betty Neuman

Betty Neuman lahir di Lowell di Ohio pada tahun 1924. Ayahnya


seorang petani dan ibunya seorang ibu rumah tangga. Dia anak kedua dari
tiga bersaudara dan merupakan anak perempuan satu-satunya. Ayahnya
meninggal karena penyakit Chronic Renal Failure ketika beliau berumur 11
tahun. Rasa cinta pada tanah kelahiran membuat beliau bertekad untuk
membangun desanya, Ohio. Latar belakang kehidupan di pedesaan
membantu dirinya mengembangkan rasa kasih sayang terhadap orang-orang
yang membutuhkan, seperti yang dilakukan sepanjang kariernya. Setelah
lulus SMA Neuman bekerja sebagai teknisi pada perusahaan pesawat
terbang dan sebagai juru masak di Ohio dalam rangka menabung untuk
pendidikannya dan membantu ibu serta adiknya. Adanya program militer di
keperawatan mempercepat masuknya Neuman ke sekolah keperawatan.
Beliau pertama kali memperoleh pendidikan di People Hospital School
of Nursing yang sekarang berubah nama menjadi General Hospital Akron di
Akron, Ohio pada tahun 1947 dan beliau pindah ke Los Angeles untuk
tinggal dengan keluarganya di California. Di California Neuman bekerja

3
dibanyak bagian diantaranya perawat di sekolah, perawat industri, beliau
juga memegang jabatan penting yaitu sebgai staf keperawatan rumah sakit di
California, dan sebagai instruktur klinik di University of California Medical
Center.
Pada tahun 1957 beliau menyelesaikan pendidikan sarjananya di
University of California dengan jurusan psikologi dan kesehatan masyarakat.
Pada tahun 1966 beliau mendapat gelar Master dibidang kesehatan mental,
konsultan kesehatan masyarakat di University of California, dan
menyelesaikan program doktoralnya di jurusan Psikologi Klinik di Pacific
Western University (Tomey and Alligood, 2006). Pada tahun yang sama
Neuman juga bekerja sebagai konsultan kesehatan mental di sebuah rumah
sakit dan aktif dalam terapi keluarga. Banyak sekali pengalaman yang telah
beliau dapat diantaranya menjadi dosen keperawatan jiwa, konsultan dan
organisasi, pemimpin konseling model Whole Person Approach serta beliau
telah membuat sebuah sistem model keperawatan di UCLA dan
memfokuskan sistem tersebut dalam masalah keperawatan.
Gelar sarjana muda didapat pada tahun 1957 di public health dan
psykologi dengan peringkat sangat baik. Gelar master diperoleh pada tahun
1966 pada kesehatan mental, konsultasi kesehatan masyarakat dari
Universitas California Los Angelea(UCLA). Dia mendapatkan gelar
doktornya dalam klinikal psykologi dari Pacivic western University pada
tahun 1985.
Neuman merupakan penggagas perkembangan keperawatan khususnya
dalam kesehatan mental. Neuman mengajarkan program kesehatan mental
komunitas pada perawat di level post-master di UCLA. Neuman
mengembangkan suatu metode pembelajaran yang terbuka dan model
praktik untuk konsultasi kesehatan mental pada akhir 1960 an, sebelum dia
membuat “model system”. Neuman mengajarkan dan mempraktekkan model
yang kemudian dibuat dalam bentuk buku yang berjudul Consultation and

4
Community Organization in Community Mental Health Nursing. (Neuman,
Deloughery & Gebbie, 1971).
Neuman menjabarkan modelnya secara komperehensif (menyeluruh)
dan dinamis. Model tersebut merupakan sebuah tinjauan multidimensional
terhadap individu, kelompok (keluarga), dan masyarakat yang selalu
berinteraksi dengan ketegangan-ketegangan lingkungan. Pada prinsipnya,
model tersebut memfokuskan pada reaksi klien terhadap ketegangan dan
faktor-faktor yang mendukung rekonstitusi (mengembalikan keadaan
jasmani) dan adaptasi. Model yang sesuai adalah model yang berlaku untuk
semua profesi yang ada hubungannya dengan perawatan kesehatan.
Betty Neuman mulai mengembangkan model saat mengajar di
komunitas kesehatan mental di UCLA. Pada tahun 1972 Model
keperawatannya pertama kali diterbitkan sebagai 'Model untuk mengajar
dengan pendekatan total ke masalah pasien'. Tahun 1985 Menerima gelar
doktor di bidang Psikologi Klinis dari Pacific Western University. Tahun
1998 Menerima gelar doktor kehormatan kedua, ini salah satu dari Grand
Valley State University, Allendale, Michigan.
Model sistem Neuman memberikan warisan baru tentang cara pandang
terhadap manusia sebagai makhluk holistik (memandang manusia secara
keseluruhan) meliputi aspek (variabel) fisiologis, psikologis sosiokultural,
perkembangan dan spiritual yang berhubungan dengan adanya respon-
respon sistem terhadap stressor baik dari lingkungan internal maupun
eksternal.
Komponen utama dari model ini adalah adanya stress dan reaksi
terhadap stress. Klien dipandang sebagai suatu sistem terbuka yang memiliki
siklus input, proses output dan feedback sebagai suatu pola organisasi yang
dinamis. Dengan menggunakan perspektif sistem ini, maka kliennya bisa
meliputi individu, kelompok, keluarga, komunitas atau kumpulan agregat
lainnya dan dapat diterapkan oleh berbagai disiplin keilmuan.

5
Tujuan dari model ini adalah untuk mencapai stabilitas sistem secara
optimal. Apabila stabilitas tercapai maka akan terjadi revitalisasi dan sebagai
sistem terbuka maka klien akan selalu berupaya untuk memperoleh,
meningkatkan, dan mempertahankan keseimbangan diantara berbagai faktor,
baik didalam maupun diluar sistem yang berupaya untuk mengusahakannya.
Neuman menyebutkan gangguan-gangguan tersebut sebagai stressor yang
memiliki dampak negatif atau positif. Reaksi terhadap stressor bisa potensial
atau aktual melalui respon dan gejala yang dapat diidentifikasi.
Evaluasi terbaru dari modelnya adalah komponen yang perlu untuk
lebih dikembangkan adalah variabel spiritual dan lingkungan yang
diciptakan, selanjutnya adalah pandangan Neuman tentang konsep kesehatan
dan hubungan antara klien dan lingkungan merupakan dua area yang perlu
diidentifikasi dan diklarifikasi untuk perkembangan selanjutnya. Fawcett
menyarankan bahwa klarifikasi dari konsep kesehatan melalui identifikasi
sehat dan sakit sebagai batas akhir dari satu rangkaian daripada melihatnya
sebagai sesuatu yang terpisah. Ia juga menambahkan bahwa interaksi antara
klien dan lingkungan dipandang sebagai sesuatu keseimbangan yang
dinamis, tetap dan homeostatis sebagai bentuk logik yang tidak tepat.

B. Konsep Teori
1. Pengertian
Konsep merupakan suatu ide di mana terdapat suatu kesan yang
abstrak yang dapat diorganisir menjadi simbol-simbol yang nyata,
sedangkan konsep keperawatan merupakan ide untuk menyusun suatu
kerangka konseptual atau model keperawatan. Teori itu sendiri merupakan
sekelompok konsep yang membentuk sebuah pola yang nyata atau suatu
pernyataan yang menjelaskan suatu proses, peristiwa atau kejadian yang
didasari oleh fakta-fakta yang telah diobservasi tetapi kurang absolute atau
bukti secara langsung.

6
Teori keperawatan menurut Barnum dalam Aziz (2007) merupakan
usaha-usaha untuk menguraikan atau menjelaskan fenomena mengenai
keperawatan. Melalui teori keperawatan dapat dibedakan apakah
keperawatan termasuk disiplin ilmu atau aktivitas lainnya.
Teori keperawatan digunakan untuk menyusun suatu model konsep
dalam keperawatan sehingga model keperawatan ini mengandung arti
aplikasi dari struktur keperawatan itu sendiri yang memungkinkan perawat
untuk menerapkan cara mereka bekerja dalam batas kewenangan sebagai
seorang perawat. Model konsep keperawatan ini digunakan dalam
menentukan model praktek keperawatan, mengingat dalam model praktek
keperawatan mengandung komponen dasar seperti adanya keyakinan dan
nilai yang mendasari sebuah model, adanya tujuan praktek yang ingin
dicapai dalam memberikan pelayanan kepada kebutuhan semua pasien serta
adanya pengetahuan dan keterampilan dalam hal ini dibutuhkan oleh
perawat dalam mengembangkan tujuannya.
2. Karakteristik Teori Keperawatan
Teori keperawatan selain digunakan untuk menyusun suatu model
yang berhubungan dengan konsep keperawatan, juga memiliki karakteristik
di antaranya pertama, teori keperawatan menidentifikasi dan menjabarkan
konsep khusus yang berhubungan dengan hal-hal nyata dalam keperawatan
sehingga teori keperawatan didasarkan pada kenyataan-kenyataan yang ada
di alam; kedua, teori keperawatan juga digunakan berdasarkan alasan-alasan
yang sesuai dengan kenyataan yang ada; ketiga, teori harus konsisten
sebagai dasar-dasar dalam mengembangkan model konsep keperawatan;
keempat, dalam menunjang aplikasi, teori harus sederhana dan sifatnya
umum sehingga dapat digunakan pada kondisi apapun dalam praktek
keperawatan; kelima, teori dapat digunakan sebagai dasar dalam penelitian
keperawatan sehingga dapat digunakan dalam pedoman praktek
keperawatan.

7
3. Tujuan Teori Keperawatan
Teori keperawatan sebagai salah satu bagian kunci perkembangan
ilmu keperawatan dan pengembangan profesi keperawatan memiliki tujuan
yang ingin dicapai diantaranya:
1. Adanya teori keperawatan diharapkan dapat memberikan alasan-alasan
tentang kenyataan-kenyataan yang dihadapi dalam pelayanan
keperawatan, baik bentuk tindakan atau bentuk model praktek
keperawatan sehingga berbagai permasalahan dapat teratasi.
2. Adanya teori keperawatan membantu para anggota profesi perawat
untuk memahami berbagai pengetahuan dalam pemberian asuhan
keperawatan kemudian dapat memberikan dasar dalam penyelesaian
berbagai masalah keperawatan.
3. Adanya teori keperawatan membantu proses penyelesaian masalah
dalam keperawatan dengan memberikan arah yang jelas bagi tujuan
tindakan keperawatan sehingga segala bentuk dan tindakan dapat
dipertimbangkan.
4. Adanya teori keperawatan juga dapat memberikan dasar dari asumsi dan
filosofi keperawatan sehingga pengetahuan dan pemahaman dalam
tindakan keperawatan dapat terus bertambah dan berkembang.

C. Konsep Model
a) Pengertian
Model keperawatan adalah jenis model konseptual yang menerapkan
kerangka kerja konseptual terhadap pemahaman keperawatan dan
bimbingan praktik keperawatan. Model konseptual keperawatan
menguraikan situasi yang terjadi dalam suatu lingkungan atau stresor yang
mengakibatkan seseorang individu berupa menciptakan perubahan yang
adaptif dengan menggunakan sumber-sumber yang tersedia. Model
konseptual keperawatan mencerminkan upaya menolong orang tersebut

8
mempertahankan keseimbangan melalui pengembangan mekanisme koping
yang positif untuk mengatasi stressor ini.
Model konseptual keperawatan telah memperjelas kespesifikan area
fenomena ilmu keperawatan yang melibatkan empat konsep yaitu manusia
sebagai pribadi yang utuh dan unik. Konsep kedua adalah lingkungan yang
bukan hanya merupakan sumber awal masalah tetapi juga perupakan sumber
pendukung bagi individu. Kesehatan merupakan konsep ketiga dimana
konsep ini menjelaskan tentang kisaran sehat-sakit yang hanya dapat
terputus ketika seseorang meninggal. Konsep keempat adalah keperawatan
sebagai komponen penting dalam perannya sebagai faktor penentu pulihnya
atau meningkatnya keseimbangan kehidupan seseorang (klien).
Konseptualisasi keperawatan umumnya memandang manusia sebagai
mahluk biopsikososial yang berinteraksi dengan keluarga, masyarakat, dan
kelompok lain termasuk lingkungan fisiknya. Tetapi cara pandang dan fokus
penekanan pada skema konseptual dari setiap ilmuwan dapat berbeda satu
sama lain, seperti penekanan pada sistem adaptif manusia, subsistem
perilaku atau aspek komplementer.
b) Teori keperawatan dan model konseptual
1. Orientasi system.
a. Sistem periaku dari Johnson
b. Model konseptual sistem dari Neuman
2. Orientasi perkembangan.
Model konseptual perawatan diri dari Orem
3. Orientasi interaksi dan system.
a. Model adaptasi dari Roy
b. Model sistem terbuka dari King
4. Orientasi sistem dan perkembangan.
Model proses kehidupan dari Roger.

9
D. Konsep Teori dan Model Betty Neuman dalam Praktik Keperawatan
a) Teori dan Model Betty Neuman dalam Praktik Keperawatan
Model konsep yang dikemukakan oleh Betty Neuman adalah model
konsep Health Care System yaitu model konsep yang menggambarkan
aktivitas keperawatan yang ditunjukan kepada penekanan penurunan stress
dengan memperkuat garis pertahanan diri secara fleksibel atau normal
maupun resistan dengan sasaran pelayanan adalah komunitas.
Garis pertahanan diri pada komunitas tersebut meliputi garis
pertahanan fleksibel, yaitu ketersediaan dana pelayanan kesehatan, iklim
dan pekerjaan dan lain-lain, garis pertahanan normal yang meliputi
ketersediaan pelayanan, adanya perlindungan status nutrisi secara umum,
tingkat pendapatan, rumah yang memenuhi syarat kesehatan dan sikap
masyarakat terhadap kesehatan dan garis pertahanan resistan yang meliputi
adanya ketersediaan pelayanan kesehatan, tingkat pendidikan masyarakat,
transportasi, tempat rekreasi dan cakupan dari imunisasi di daerah yang ada.
Intervensi keperawatan diarahkan pada garis pertahanan dengan penggunaan
pencegahan primer, sekunder dan tersier. Model ini bertujuan agar terjadi
stabilitas klien dan keluarga dalam lingkungan yang dinamis. Sehingga
Betty Neuman menggambarkan peran perawat dapat bersifat menyeluruh
dan saling ketergantungan (interdependensi).
Betty Neuman dalam memahami konsep keperawatan ini memiliki
dasar pemikiran yang terkait dengan komponen paradigma yaitu
memandang manusia sebagai suatu sistem terbuka yang selalu mencari
keseimbangan dan merupakan satu kesatuan dari variable yang utuh
diantaranya fisiologis, psikologis, sosiokultural dan spiritual, juga
memandang pelayanan keperawatan akan dipengaruhi lingkungan sekitar
klien serta memandang sehat sebagai kondisi terbebasnya dari gangguan
pemenuhan kebutuhan dan merupakan keseimbangan yang dinamis dari
menghindari stressor.

10
Secara umum fokus dari model konsep keperawatan menurut Neuman
ini berfokus pada respon terhadap stressor serta faktor-faktor yang
mempengaruhi proses adaptasi pada pasien. Untuk itu tindakan keperawatan
yang seharusnya dilakukan menurut Neuman adalah mencegah atau
mengurangi adanya reaksi tubuh akibat stressor. Upaya tersebut dapat juga
dinamakan pencegahan primer, sekunder dan tersier.
Pencegahan primer berfokus pada penguatan pertahanan tubuh dapat
meliputi berbagai tindakan keperawatan melalui identifikasi faktor-faktor
resiko yang potensial dan aktual yang terjadi akibat stresor tertentu seperti
mengidentifikasi adanya stressor, mencegah reaksi tubuh karena adanya
stressor serta mendukung koping pada pasien secara konstruktif.
Pencegahan sekunder berfokus pada penguatan pertahan dan sumber
internal melalui penetapan prioritas dan rencana pengobatan pada gejala-
gejala yang tampak, menurut Neuman meliputi berbagai tindakan perawatan
yang dapat mengurangi atau menghilangkan gejala penyakit serta reaksi
tubuh lainnya karena adanya stressor dan pencegahan tersier untuk
memberikan penguatan pertahan tubuh terhadap stresor melalui pendidikan
kesehatan dan pemeliharaan kesehatan untuk membantu dalam mencegah
terjadinya masalah yang sama dapat meliputi pengobatan secara rutin dan
teratur serta pencegahan terhadap adanya kerusakan lebih lanjut dari
komplikasi suatu penyakit.
Neuman meyakini bahwa keperawatan memperhatikan manusia secara
utuh. Tujuan dari keperawatan adalah membantu individu, keluarga dan
kelompok dalam mencapai dan mempertahankan tingkat kesehatan yang
optimal. Perawat mengkaji mengatur dan mengevaluasi sistem klien.
Perawatan berfokus pada variabel-variabel yang mempengaruhi respon klien
terhadap stresor.
Betty neuman (1972) mendefinisikan manusia secara utuh merupakan
gabungan dari konsep holistik dan pendekatan sistem terbuka. Bagi

11
Neuman, manusia merupakan makhluk dengan kombinasi kompleks yang
dinamis dari fisiologi, sosiokultural dan variabel perkembangan yang
berfungsi sebagai sistem terbuka. Sebagai sistem terbuka, manusia
berinteraksi, beradaptasi dengan dan disesuaikan oleh lingkungan, yang
digambarkan sebagai stesor. Lingkungan internal terdiri dari segala sesuatu
yang mempengaruhi (interpersonal) yang berasal dari dalam diri klien.
Lingkungan eksternal segala sesuatu pengaruh yang berasal dari luar diri
klien (interpersonal). Pembetukan lingkungan yang aman, yang mungkin
terbentuk oleh mekanisme yang di sadari maupun yang tidak disadari. Tiap
lingkungan memiliki kemungkinan terganggu oleh stresor yang dapat
merusak sistem. Model Neuman mencakup stresor interpersonal,
intrapersonal, daan ekspersonal.
Konsep utama yang teridentifikasi adalah pendekatan holistik, sistem
terbuka (meliputi fungsi, input dan out put, feed back, negentropy,
egentropy dan stabilitas), lingkungan, lingkungan yang dibuat, sehat, sakit,
sistem klien (meluputi lima variable klien, struktur dasar, garis pertahanan,
garis pertahanan normal, garis pertahanan fleksibel), stressor, tingkat reaksi,
pencegahan dan intervensi dan rekontruksi. Adapun maksud dari konsep-
konsep utama tersebut adalah :
Pendekatan Holistik
Klien sebagai suatu system dapat didefinisikan sebagai orang, keluarga,
kelompok, masyarakat atau sosial. Klien digambarkan sebagai sesuatu yang
utuh bagian dari interaksi dinamis. Model ini mempertimbangkan semua
variabel yang secara simultan mempengaruhi klien: fisiologi, psikologi,
sosiokultural, perkembangan dan spiritual.
Sistem Terbuka
Elemen-elemen system secara continue bertukar informasi dan energi
dalam suatu organisasi yang kompleks. Stress dan reaksi terhadap stress
adalah komponen dasar pada suatu system terbuka.

12
Fungsi atau Proses :
Klien sebagai system bertukar energi, informasi, berbagai hal dengan
lingkungannya dan menggunakan sumber energi yang didapat untuk
bergerak kearah stabilitas yang utuh.
Input dan Out put
Klien sebagai suatu system, input dan output adalah zat-zat, energy,
informasi yang saling bertukar antara klien dan lingkungan.
Feed Back:
Sistem output dalam bentuk zat, energi, dan informasi memberikan
sebagai feed back untuk input selanjutnya untuk memperbaiki tindakan
untuk merubah, meningkatkan, atau menstabilkan system.
Negentropy
Suatu proses pemanfaatan energy konservasi yang membantu kemajuan
system kearah stabilitas atau baik.
Entropy
Suatu proses kehabisan energi atau disorganisasi yang menggerakkan
sistem kearah sakit atau kemungkinan kematian.
Stability :
Suatu keinginan keadaan seimbang antara penanggulangan system dan
stressor untuk memelihara tingkat kesehatan yang optimal dan integritas.
Enviroment :
Kekuatan internal atau eksternal disekitarnya dan mempengaruhi klien
setiap saat sebagai bagian dari lingkungan.
Created Enviroment :
Suatu pengembangan yang tidak disadari oleh klien untuk
mengekspresikan system secara simbolik dari keseluruhan system.
Tujuannya adalah menyediakan suatu arena aman untuk system fungsi
klien. Dan untuk membatasi klien dari stressor.
Client sistem :

13
Lima Variabel (fisiologi, psokologi, sosiokultural, perkembangan, dan
spiritual) klien dalam berinteraksi dengan lingkungan bagian dari klien
sebagai system.
Basic Clien Structure :
Klien sebagai system terdiri dari pusat inti yang dikelilingi oleh lingkaran
terpusat. Pusat diagram dari lingkaran menghadirkan faktor kehidupan
dasar atau sumber energi klien. Inti struktur ini terdiri dari faktor
kehidupan dasar yang umum untuk seluruh anggota organisme. Seperti
sebagai faktor bawaan atau genetik.
Lines of Resistance :
Serangkaian yang merusak lingkaran disekitar struktur inti dasar disebut
garis pertahanan, lingkaran ini menyediakan sumber-sumber yang
membantu klien mempertahankan melawan suatu stressor. Sebagai contoh
adalah respon system imun tubuh. Ketika garis pertahanan efektif, klien
dapat menyusun system kembali. Jika tidak efektif maka kematian dapat
terjadi. Jumlah pertahanan stressor ditentukan oleh interrelationship kelima
variable sistem klien.
Normal line defence :
Garis pertahanan normal adalah suatu model diluar lingkaran padat. Hal
itu menghadirkan suatu keadaan stabil untuk individu atau system. Itu
dipelihara dari waktu ke waktu dan melayani sebagai suatu standar untuk
mengkaji penyimpangan dari kebiasaan baik klien. Itu semua meliputi
variabel system dan perilaku seperti kebiasaan pola koping seseorang,
gaya hidup, dan tahap perkembangan. Pelebaran dari garis normal
merefleksikan suatu peningkatan keadaan sehat, pengecilan, suatu
penyusutan keadaan kesehatan.

14
Garis Pertahanan Fleksibel :
Garis lingkaran patah-patah terluar dinamakan garis pertahanan fleksibel.
Hal ini dinamis dan dapat berubah dengan cepat dalam waktu yang
singkat. Hal ini dipersepsikan sebagai penahan yang melindungi terhadap
stressor dari pecahnya/berubahnya kondisi kesehatan yang stabil yang di
presentasikan sebagai garis pertahanan normal. Hubungan antara variabel
(fisiologi, psikologi, sosoikultural, perkembangan, dan spiritual) dapat
mempengaruhi tingkat kemampuan individu untuk menggunakan
pertahanan garis fleksibel untuk melawan kemungkinan dari reaksi stressor
seperti gangguan tidur. Neuman menggambarkan pertahanan garis
fleksibel meluas, hal ini akan memberikan pertahanan yang lebih besar
dalam waktu yang singkat terhadap invasi stressor. Demikian sebaliknya,
akan memberikan lebih sedikit pertahanan.
Kesejahteraan (Wellness) :
Keadaan sejahtera merupakan kondisi ketika tiap bagian dari sistem klien
berinteraksi secara harmoni dengan seluruh sistem. Kebutuhan sistem
terpenuhi.
Sakit (Illness) :
Sakit terjadi ketika kebutuhan tidak terpenuhi yang mengakibatkan
keadaan tidak seimbang dan penurunan energi.
Stressor
Stressor adalah kekuatan yang secara potensial dapat mengakibatkan
gangguan pada sistem yang stabil. Stressor dapat berupa :
1. Kekuatan intrapersonal yang ada pada tiap individu, seperti respon
kondisional seseorang.
2. Kekuatan interpersonal yang terjadi antara satu atau lebih individu,
seperti harapan peran.
3. Kekuatan ekstrapersonal yang terjadi diluat individu, seperti keadaan
finansial.

15
Tingkat reaksi :
Tingkat reaksi merupakan jumlah energy yang diperlukan oleh klien untuk
menyesuaikan terhadap stressor.
Pencegahan sebagai intervensi :
Intervensi adalah tindakan yang bertujuan untuk membantu klien
menahan, mencapai, atau mempertahankan stabilitas system. Intervensi
dapat terjadi sebelum dan sesudah garis perlindungan dan perlawanan
yang dilakukan pada fase reaksi dan rekonstitusi. Intervensi didasarkan
pada kemungkinan atau faktual dari tingkat reaksi, sumber daya, tujuan,
dan hasil antisipasi. Neuman mengidentifikasi tiga level intervensi :
1. Pencegahan primer, pencegahan primer dilakukan ketika stressor
dicurigai atau diidentifikasi. Reaksi belum terjadi tetapi tingkat resiko
diketahui. Neuman menyatakan sebagai berikut :
Pelaku atau pengintervensi akan berusaha untuk mengurangi
kemungkinan pertemuan individu dengan stressor, atau dengan kata
lain usaha untuk memperkuat seseorang bertemu dengan stressor, atau
menguatkan garis pertahanan fleksibel untuk menurunkan
kemungkinan reaksi.
2. Pencegahan sekunder, pencegahan sekunder meliputi intervensi atau
treatment awal sesudah gejala dari stress telah terjadi. Sumber daya
internal dan eksternal digunakan agar sistem stabil dengan menguatkan
garis internal resistensi, mengurangi reaksi, dan meningkatkan faktor
resistensi.
3. Pencegahan tersier, pencegahan tersier terjadi sesudah treatment atau
pencegahan sekunder. Pencegahan ini difokuskan pada penyesuaian
kearah kestabilan sistem yang optimal. Tujuan utamanya yaitu
meningkatkan resistensi terhadap stressor untuk membantu mencegah
terjadinya kembali reaksi atau regresi. Proses ini mendorong untuk
kembali pada tipe siklus ke pencegahan primer. Sebagai contoh akan

16
dihindarinya suatu stressor yang telah diketahui akan membahayakan
klien.
Rekonstitusi :
Rekonstitusi terjadi mengikut treatment reaksi stressor. Hal ini
menggambarkan kembalinya sistem stabil dimana tingkat
kesejahteraannya lebih tinggi atau lebih rendah dari sebelumnya untuk
melawan stressor.
Hal ini mencakup faktor interpersonal, intrapersonal, ekstrapersonal,
dan lingkungan yang berhubungan dengan variable sistem klien (fisiologi,
psikologi, sosiokultural, perkembangan, dan spiritual).
b) Empat komponen Sentral Dalam Paradigma Keperawatan Menurut Teori
Betty Neuman
1. Manusia
Manusia sebagai klien atau sistem klien, model sistem Neuman
menyatakan konsep klien sebagai sistem yang dapat berupa individu,
keluarga, kelompok, komunitas, atau kelompok sosial tertentu. Sistem
klien adalah gabungan hubungan yang dinamik antara faktor fisiologi,
psokologi, sosiokultural, perkembangan, dan spiritual. Sistem klien
digambarkan sebagai perubahan atau pergerakan konstan yang hidup
sebagai system terbuka dalam hubungan timbak balik dengan
lingkungan.
2. Kesehatan
Neuman mempertimbangkan kerjanya sebagai model sejahtera. Dia
memandang kesehatan sebagai kodisi yang terus menerus dari sehat
menuju sakit yang secara alamiah dinamis dan secara konstan
seseorang berubah untuk mencapai kondisi sehat yang optimal atau
stabil yang diindikasikan seluruh kebutuhan sistem terpenuhi.
Menurunnya kondisi sehat merupakan akibat dari tidak terpenuhi

17
kebutuhan sistem. Klien berada dalam kondisi dinamis baik sehat atau
sakit dalam beberapa tahap yang diberikan pada waktu itu.
3. Keperawatan
Neuman menyatakan bahwa keperawatan adalah memperhatikan
semua aspek manusia. Dia juga menggambarkan bahwa keperawatan
adalah profesi yang unik yang memperhatikan semua variabel yang
mempengaruhi respon individu terhadap stress. Persepsi perawat
mempengaruhi terhadap pelayanan yang diberikan sehingga Neuman
menyatakan bahwa persepsi antara pemberi pelayanan dan pasien
harus dikaji. Dia mengembangkan instrument pengkajian dan
intervensi untuk membantu melakukan tugas tersebut.
4. Lingkungan
Lingkungan dan manusia diidentifikasi sebagai dasar fenomena
dari model sistem Neuman, bahwa hubungan manusia dengan
lingkungan adalah hubungan yang timbal balik. Lingkungan
didefinisikan sebagai semua faktor internal dan eksternal yang berada
disekelilingi manusia dan berinteraksi dengan manusia dan klien.
Stressor (intrapersonal, interpersonal, dan ekstrapersonal) adalah
signifikan terhadap konsep lingkungan dan digambarkan sebagai
kekuatan lingkungan yang berinteraksi dengan dan secara potensial
dapat mengubah stabilitas sistem.
Neuman mengidentifikasi tiga lingkungan yang relevan sebagai
berikut :
a. Lingkungan Internal adalah intrapersonal dengan semua
interaksinya yang terjadi pada klien
b. Lingkungan Eksternal adalah interpersonal atau ekstrapersonal
dengan semua interaksinya yang terjadi di luar klien.
c. Lingkungan yang diciptakan adalah perkembangan tidak sadar dan
digunakan klien untuk membantu mekanisme pertahanan.

18
Hal ini merupakan komponen utama pada intrapersonal.
Lingkungan yang diciptakan adalah kondisi dinamis yang diatur atau
memobilisasi varibel-variabel sistem untuk menciptakan efek yang
ditentukan sehingga dapat membantu klien mengatasi stressor
lingkungan yang mengancam dengan melakukan perubahan pada diri
sendiri atau situasi. Contohnya respon menolak (variabel fisiologi), dan
semangat untuk survive pada siklus kehidupan (variabel
perkembangan). Lingkungan yang diciptakan secara terus menerus
mempengaruhi dan dipengaruhi oleh perubahan oleh keadaan sehat
yang dipersepsikan klien.

19
BAB III
PROSES KEPERAWATAN

A. Proses Keperawatan Betty Neuman


A. Diagnosa Keperawatan
1. Pengkajian
a. Identifikasi, klasifikasi dan evaluasi 5 variabel klien menurut
Betty Neuman
b. Identifikasi stresor dan faktor interpersonal, intrapersonal,
ekstrapersonal pada pasien
c. Identifikasi dan bedakan persepsi antara klien dan caregiver
d. Mencoba untuk menyelesaikan perbedaan perceptual
2. Buatlah diagnosa keperawatan yang mencakup diagnosa actual
atau potensial
B. Tujuan Keperawatan
1. Hasil yang diharapkan, prilaku yang diharapkan untuk menangani
masalah actual atau potensial pada klien (diputuskan bersama oleh
klien dan caregiver).
2. Rencana keperawatan, tindakan yang dilakukan oleh klie,
caregiver atau orang lain dapat mempengaruhi hasil yang
diharapkan.
C. Evaluasi
1. Intervensi actual
2. Evaluasi
a. Analisis respon pasien
b. Penentuan pencapaian hasil yang diharapkan
c. Jika tujuan tidak tercapaikan, tentukan penyebabnya
d. Rumuskan lagi tujuan keperawatan sesuai kebutuhan pasien

20
B. Aplikasi Teori dan Model Betty Neuman
Penerapan teori Betty Neuman dalam pengkajian lansia dengan diabetes
mellitus di desa margalaksana kecamatan cilawu kabupaten garut
Dengan menerapkan teori Betty Neuman dalam pengkajian lansia
dengan DM, meliputi lima aspek yaitu aspek perkembangan, fisiologis,
psikologis, sosial-kultural dan spiritual.
Pembahasan :
Teori Betty Neuman sangat memungkinkan digunakan dalam
pengkajian praktik keperawatan di komunitas dengan agregat lansia dengan
DM. Pengkajian lansia hendaknya dilakukan secara holistik meliputi bio-
psiko-sosial-kultural dan spiritual. Dalam penerapan teori Betty Newman
aspek pengkajiannya sudah secara holistik yang meliputi : aspek
perkembangan, aspek fisiologis, aspek psikologis, aspek social-kulturas,
serta aspek spiritual. Dalam pengelolaannya pun Teori Betty Newman sudah
membuat tingkatan intervensi dengan melihat garis pertahanan klien
(komunitas) yang terganggu, fleksibel (intervensi primer), normal
(intervensi sekunder), dan resisten (intervensi tertier).
Aspek perkembangan lansia. Di Indonesia batasan usia Lansia dibagi
menjadi 3 kelompok yaitu : 1) Usia 45-55 tahun disebut sebagai pralansia,
2) Usia 56-66 tahun disebut sebagai lansia madya, dan Usia > 60 tahun
disebut sebagai lansia akhir. Secara teoritis setelah seseorang berusia 30
tahun maka fungsi tubuh akan mengalami kemunduran sebanyak 1% tiap
tahunnya. Berdasarkan usianya lansia akan mengalami proses degeneratif
yang menyebabkan perubahan dan penurunan fungsi tubuhnya, sehingga
berdampak pada kesehatan fisik, mental, sosial, ekonomi dan kemampuan
produktivitasnya. Dalam menghadapi proses penuaan dan perawatan
terhadap masalah kesehatannya, lansia memerlukan bantuan dan dukungan
dari keluarga (family care giver). Dari hasil penelitian lansia yang dirawat

21
oleh keluarganya sebanyak 94%, sebanyak 2% lansia di rawat oleh
tetangganya dan sebanyak 2% lansia tidak ada yang merawat.
Kemunduran fungsi tubuh yang lainnya yaitu dalam hal penurunan
fungsi kognitif. Kemunduran fungsi ini nantinya akan berdampak pada
pengetahuan, sikap dan perilaku tentang penyakit DM. Hasil penelitian
menunjukkan lansia yang pernah mendapatkan informasi kesehatan tentang
DM sebanyak 23%, sedangkan sebanyak 77% lansia belum pernah
mendapatkan informasi kesehatan tentang DM. Kurangnya informasi yang
didapat menyebabkan sebanyak 91% lansia memiliki pengetahuan tentang
DM yang rendah, sebanyak 72% lansia memiliki sikap yang negatif
terhadap perawatan DM, dan sebanyak 100% lansia memiliki perilaku yang
negatif terhadap penyakit DM.
Aspek Fisiologis, proses degeneratif pada lansia tidak bisa dihindari
dan pasti akan terjadi, namun yang bisa dilakukan adalah mencegah supaya
proses degeneratif tersebut berjalan lambat. Demikian juga dengan kejadian
DM, secara teoritis kejadian DM akan meningkat sejalan dengan usia, hal
ini dikarenakan banyak faktor beberapa diantaranya adalah karena
penurunan fungsi pankreas dalam memproduksi hormon insulin, faktor
kegemukan, diit yang tinggi glukosa dan lain sebagainya. Salah satu cara
untuk menurunkan faktor resiko DM pada lansia adalah dengan beraktivitas,
bisa dengan tetap bekerja maupun dengan berolah raga. Hasil penelitian
menunjukkan aktivitas lansia yang masih bekerja sebanyak 39%, sedangkan
yang tidak bekerja sebanyak 61%, dalam hal olah raga sebanyak 42% lansia
melakukan oleh raga secara rutin dan sebanyak 58% lansia tidak melakukan
olah raga secara rutin. Setelah dilakukan pengkajian tentang resiko DM
pada lansia dari hasil penelitian didapatkan sebanyak 76% lansia kondisinya
sehat, sebanyak 20% lansia memiliki resiko terkena DM dan sebanyak 4%
lansia menderita DM.

22
Aspek psikologis, persepsi lansia tentang kebutuhan dan kepuasan
terhadap fasilitas pelayanan kesehatan berbeda-beda pada lansia. Persepsi
ini mendasari apakah dengan kondisi DM lansia akan pergi ke Pelayanan
kesehatan atau tidak, dan membaiknya kondisi fisiknya setelah pergi ke
pelayanan kesehatan mendasari tingkat kepuasan terhadap pelayanan
kesehatan. Hasil penelitian menunjukkan persepsi lansia tentang DM
sebanyak 7% lansia mengatakan DM merupakan penyakit ringan tidak harus
segera ditangani, dan sebanyak 93% lansia mengatakan DM merupakan
penyakit berat yang harus segera ditangani. Dalam hal kondisi psikologis,
sebanyak 41% kondisi psikologis lansia negatif dan sebanyak 59% kondisi
psikologis lansia positif. Dalam hal kepuasan terhadap pelayanan kesehatan
sebanyak 98% lansia puas dengan pelayanan kesehatan yang ada dan
sebanyak 2% lansia merasa kurang puas dengan pelayanan kesehatan.
Aspek sosial-kultural. budaya merupakan kekayaan disuatu daerah
yang diwariskan secara turun temurun, lahir dari adanya hubungan
sosialisasi dengan masyarakat. Budaya mempengaruhi derajat kesehatan
lansia dalam hal keyakinan terhadap praktik kesehatan dan pemilihan
pelayanan kesehatan. Dari hasil penelitian didapatkan sebanyak 11% lansia
memiliki budaya atau keyakinan yang bertentangan dengan kesehatan, dan
sebanyak 89% lansia memiliki budaya sesuai dengan kesehatan. dalam hal
pemilihan pelayanan kesehatan sebanyak 83% lansia mempercayai
pengobatan tradisional, dan sebanyak 17% lansia tidak mempercayai.
Aspek spiritual. Dalam menghadapi masalah kesehatan dan kematian,
tiap orang akan menunjukkan respon yang berbeda-beda. Agama merupakan
aspek penting yang dimiliki seseorang, karena agama mampu memberikan
ketenangan batin dalam menghadapi permasalahan yang ada. Aspek
spiritual yang ada pada lansia harusnya mengalami peningkatan sebanding
dengan peningkatan usia, karena sejalan dengan teori perkembangan
manusia usia lansia merupakan tahap akhir dari kehidupan manusia, dimana

23
manusia mengalami pertumbuhan, perkembangan dan akhirnya mati.
Semakin tua seseorang maka masalah kesehatan akan semakin kompleks
dan lebih dekat dengan kematian. Hal ini sejalan dengan temuan pada hasil
penelitian yang menunjukkan bahwa sebanyak 100% lansia beragama islam,
sebanyak 96% lansia melaksanakan ibadah secara rutin, dan sebanyak 87%
lansia masih aktif dalam kegiatan keagamaan yang ada dilingkungannya.

24
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Model konsep yang dikemukakan oleh Betty Neuman adalah model konsep
Health Care System yaitu model konsep yang menggambarkan aktivitas
keperawatan yang ditunjukan kepada penekanan penurunan stress dengan
memperkuat garis pertahanan diri secara fleksibel atau normal maupun resistan
dengan sasaran pelayanan adalah komunitas. Empat komponen sentral dalam
paradigma keperawatan menurut teori Betty Neuman yaitu Manusia, kesehatan,
keperawatan dan lingkungan.

B. Saran
Setelah mempelajari konsep keperawatan model Betty Neuman yang
menekankan pada penurunan stress diharapkan perawat mengetahui tindakan
yang akan diberikan jika menghadapi pasien yang memberikan respon karena
adanya stressor terhadap pasien dan akibat yang kemungkinan apa saja yang bisa
terjadi terhadap pasien tersebut.

25
DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Zakieh. 2017. Penerapan model sistem Betty Neuman dalam asuhan
keperawatan pasien/ klien dengan multiple sclerosis. Diakses pada tanggal 29
September.2017.
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5565031/#!po=58.6538

Aziz Alimul Hidayat, A. 2007. Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Surabaya:


Salemba Medika
Luthfa, Iskim. 2015. Penerapan teori Betty Neuman dalam pengkajian lansia dengan
diabetes mellitus di desa margalaksana kecamatan cilawu kabupaten garut.
Diakses pada tanggal 25 September 2017. https://ppnijateng.org/wp-
content/uploads/2017/01/Keperawatan-Komunitas_-Vol-3-No-1.27-32.pdf
Potter, Patricia A. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses dan
Praktik. Jakarta: EGC
http://www.fik.unipdu.ac.id/download/konseptual-model-konseptual-keperawatan-
komunitas-betty-neumanartikel-4-2015-03-16.doc diakses pada tanggal 25
September 2017

26

Anda mungkin juga menyukai