Muhammad Naufal Al Faruq - 20320229 - 2TB01 - Analisis Tapak
Muhammad Naufal Al Faruq - 20320229 - 2TB01 - Analisis Tapak
DISUSUN OLEH :
UNIVERSITAS GUNADARMA
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
TEKNIK ARSITEKTUR
2021/2022
A. Lokasi Tapak
1. Alternatif 1
Berada di Jalan Jabaru II, Kebun Raya Residence. Berada 130m dari jalan raya
utama Aria Suralaga. Tapak dikelilingi oleh warung-warung yang cukup beragam
dan memiliki potensi menjadi kawasan perdagangan dan kuliner.
Batas Site
• Batas Utara :
Dapur Katering Aroma
Langit Bogor
• Batas Timur :
Kebun Percobaan Ciomas
• Batas Selatan :
Kebun Percobaan Ciomas
• Batas Barat :
Warung-warung
Luas Site : ± 10.085 m2
2. Alternatif 2
Berada tepat di sebelah Jalan Raya Gunung Batu. Merupakan lahan berkontur
yang cukup curam dan dikelilingi pemukiman padat penduduk. Memiliki
kedekatan pencapaian yang baik dengan transportasi umum juga sangat dekat
dengan jalan raya yang padat kendaraan.
Batas Site
• Batas Utara :
Pemukiman Penduduk
• Batas Timur :
Pemukiman Penduduk
• Batas Selatan :
Pusat Penelitian dan
Pengembangan Hutan
• Batas Barat :
Luas Site : ± 11.061 m2
Pemukiman Penduduk
3. Tabel Penilaian Tapak
4. Kriteria
• Sekolah Terpadu (Boarding School)
• Mid Rise Building
• Bangunan Massa Majemuk
• Luas minimal 1 Ha
5. Aktivitas
• Zona Pendidikan (Bangunan Sekolah)
• Zona Pengelola dan Administrasi
• Zona Tempat Tinggal (Asrama)
ANALISIS SITE TERPILIH
B. Analisis Iklim
1. Kondisi Eksisting
• Suhu Tertinggi : 31 C
• Suhu Terendah : 21,8 C
• Kelembapan : 70%
• Curah Hujan : 3400-4000 mm
• Rataan Cahaya Matahari : 12-12,5 jam
2. Respon
Massa Bangunan
Skybridge
Taman
• Pembangunan ruang terbuka seperti taman dan lapangan pada timur site,
bertujuan agar baik ruang terbuka maupun massa bangunan mendapatkan
cahaya matahari yang baik (tidak saling menghalangi).
C. Analisis Garis Edar Matahari
1. Kondisi Eksisting
Kondisi
• Sinar Matahari pada timur tapak tidak terhalang dengan bangunan yang
berarti karena tidak adanya bangunan tinggi. Begitupun dengan sisi
barat tapak, sinar matahari yang panas tidak terhalang bangunan apapun
Opsi 2
Membuat susunan massa bangunan
sejajar sehingga cahaya matahari
masuk ke semua massa bangunan
3. Respon
Respon
Dipilih opsi pertama dengan
mempertimbangan adanya asrama
pada sekolah terpadu. Asrama yang
diletakkan pada timur site akan
memudahkan siswa dalam mencuci
dan menjemur pakaiannya.
1. Kondisi Eksisting
Rata-rata kecepatan angin per jam di Bogor mengalami variasi musiman kecil
sepanjang tahun. Arah angin paling sering bertiup dari barat laut dan barat daya
dengan kecepatan angin paling kencang rata-rata per jam 12 kilometer per jam.
2. Respon
Bangunan Sekolah
Asrama
Respon
Memberi bukaan pada sisi barat
bangunan untuk sirkulasi udara
pada bangunan sekolah.
E. Analisis Geologi
1. Kondisi Eksisting
Tanah pada tapak ialah tanah aluvial. Tanah aluvial merupakan tanah yang
terdapat di sepanjang aliran sungai, terjadi karena endapan lumpur yang terbawa
aliran sungai. Sifat tanah ini sangat dipengaruhi oleh meterial yang dikandung
oleh sungai yang melaluinya.
2. Respon
Memanfaatkan daya serap tanah alluvial untuk mencegah banjir. Aluvial
cenderung memiliki pori halus yang dapat menyerap air dengan baik. Selain itu,
biasanya tanah jenis ini bisa menyimpan air dalam jumlah yang cukup banyak.
F. Analisis Kontur
1. Kondisi Eksisting
Tapak berada pada kontur
tanah yang cenderung datar
dengan kemiringan 3-5%.
2. Respon
Melakukan cut and fill pada
tapak karena tingkat
kemiringannya rendah
G. Analisis Drainase
1. Kondisi Eksisting
Air mengalir dari timur ke barat menuju saluran air yang berada pada Jalan Jabaru
II.
2. Respon
Respon
Membangun drainase pada
pinggir sirkulasi/akses bangunan
menuju saluran air di Jalan
Jabaru II
Saluran air
tapak air Jalan Jabaru II
Saluran
H. Analisis Air
1. Kondisi Eksisting
Aliran Air
• Suhu Tertinggi : 31 C
• Suhu Terendah : 21,8 C
• Kelembapan : 70%
• Curah Hujan : 3400-4000 mm
Curah hujan Kota Bogor berkisar 3400-4000 mm per tahun. Sedangkan yang terakumulasi
selama periode 31-hari bergeser yang berpusat di sekitar setiap hari dalam setahun. Bogor
mengalami variasi musiman ekstrim dalam curah hujan bulanan.
Curah hujan sepanjang tahun in Bogor. Bulan dengan curah hujan terbanyak di Bogor
adalah Januari, dengan rata-rata curah hujan 275 milimeter.
Bulan dengan curah hujan paling sedikit di Bogor adalah Agustus, dengan curah hujan rata-
rata 53 milimeter.
Gambar 2 Tutupan Awan Kota Bogor
Masa cuaca lebih cerah setiap tahun di Bogor dimulai sekitar 30 Mei dan berlangsung
selama 4,3 bulan, berakhir sekitar 6 Oktober.
Bulan paling cerah dalam setahun di Bogor adalah Agustus, di mana rata-rata
langit cerah, sebagian besar cerah, atau berawan sebagian 33% saat itu.
Masa lebih berawan tahun ini dimulai sekitar 6 Oktober dan berlangsung selama 7,7 bulan,
berakhir sekitar 30 Mei.
Bulan paling berawan dalam setahun di Bogor adalah Februari, dengan rata-rata
langit mendung atau sebagian besar berawan 89% sepanjang waktu.
Musim hujan berlangsung 6,5 bulan, dari 23 Oktober sampai 9 Mei, dengan lebih
dari 46% kemungkinan hari menjadi hari hujan. Bulan dengan hari paling basah di Bogor
adalah Januari, dengan curah hujan rata-rata 22,1 hari dengan sedikitnya 1 milimeter.
Musim kemarau berlangsung 5,5 bulan, dari 9 Mei sampai 23 Oktober. Bulan dengan hari
basah paling sedikit di Bogor adalah Agustus, dengan rata-rata 6,1 hari dengan setidaknya 1
milimeter curah hujan.
Berdasarkan kategorisasi ini, bentuk curah hujan paling umum sepanjang tahun adalah hujan,
dengan probabilitas tertinggi 74% pada tanggal 28 Januari.
Bogor terletak di dekat perairan yang besar (mis., lautan, laut, atau danau besar). Bagian ini
melaporkan suhu permukaan rata-rata area luas dari air tersebut.
Suhu air rata-rata mengalami variasi musiman signifikan sepanjang tahun.
Waktu dalam setahun dengan air hangat berlangsung selama 2,4 bulan, dari 2 April sampai 13
Juni, dengan suhu rata-rata di atas 29°C. Bulan dalam setahun di Bogor dengan air terhangat
adalah Mei, dengan suhu rata-rata 29°C.
Waktu dalam setahun dengan air lebih dingin berlangsung selama 2,1 bulan, dari 24
Juli sampai 27 September, dengan suhu rata-rata di bawah 28°C. Bulan dalam setahun di Bogor
dengan air terdingin adalah Agustus, dengan suhu rata-rata 28°C.
Dari data di atas, disimpulkan Kota Bogor memiliki curah hujan yang tinggi dan
memiliki persentase kemungkinan hujan yang tinggi pula.
2. Respon Curah Air Hujan
Saluran Air
Membangun drainase pada pinggir sirkulasi/akses bangunan menuju saluran air di Jalan
Jabaru II. Pola saluran air disesuaikan dengan sirkulasi jalan pada tapak dan topografi pada
tapak
Bentukan Atap
Atap harus bisa menahan curah hujan yang tinggi.
Sehingga atap harus memiliki kemiringan 30
derajat. Kemudian dipilihlah bentuk atap sandar
agar air mengalir satu arah ke saluran air.
Penahan Erosi
Untuk menahan erosi, dapat digunakan vegetasi
penahan erosi. Pada bagian lahan basah seperti
taman digunakan vegetasi penahan erosi berupa
pohon kenari.
Massa Bangunan
Kolam
Taman
Kolam Air
Sebagai pemanfaatan visual, dapat
dibangun kolam pada area taman.
Sehingga tapak memiliki nilai tambah
pada visual bangunannya.
Selain sebagai manfaat visual, sifat air yang menguap dapat mempengaruhi kelembaban
udara, sedangkan sifatnya yang dapat menyimpan suhu lebih lama dapat menstabilkan suhu
udara. Pada malam hari, suhu di sekitar kolam air terasa lebih hangat, sedangkan pada siang
hari terasa lebih dingin daripada area sekitarnya
I. Analisis Vegetasi
Penahan Erosi
Untuk menahan erosi, dapat digunakan vegetasi
penahan erosi. Pada bagian lahan basah seperti
taman digunakan vegetasi penahan erosi berupa
pohon kenari.
Massa Bangunan
Skybridge
Taman
Pohon Kenari
Pohon Peneduh
Jalan Tapak
Pada pinggir jalan tapak, diberi pohon peneduh seperti
Massa Bangunan pohon pucuk merah dan pohon angsana. Sehingga bagi
yang pergi ke sekolah berjalan kaki tidak kepanasan ketika
Pohon Peneduh melewati sirkulasi massa bangunan.
Taman
Vegetasi Dekorasi
Dekorasi
Tanaman Lee Kwan Yew yang dipasang pada tembok massa bangunan menjadi kesan lunak
atau penyeimbang kesan keras pada bangunan. Selain itu tanaman ini berfungsi sebagai
dekorasi penambah estetika pada massa bangunan.