Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH TEKNOLOGI SEDIAAN SOLID

Tablet Implant
Dosen Pengampu : Apt. Made Sandhi Pratama P., M.Farm., C. Herbs

Disusun Oleh :
1. Nelisa Qurnia (2108060027)
2. Baiq Nurpaizah (2108060037)
3. Khaerul Jannah (2108060012)
4. Widya wati (2108060035)

PROGRAM STUDI S1 FARMASI


FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA MATARAM
NUSA TENGGARA BARAT
2022

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................ii
DAFTAR ISI........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................1
1.1 Latar Belakang............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah......................................................................................1
1.3 Tujuan.........................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................3
2.1 definisi sediaan implant..............................................................................3
2.2 klasifikasi sediaan implant..........................................................................4
2.3 formulasi sediaan implant...........................................................................8
2.4 Teknologi pembuatan sediaan implant.......................................................9
2.5 Mekanisme dan efektifitas sediaan implant...................................………11
2.6 Indikasi dan kontra dan gejala indikasi sediaan implant................………12
2.7 Kekurangan dan kelebihan tablet implant......................................………12
2.8 pengujian dan formulasi sediaan implant.......................................………13
BAB III PENUTUP.............................................................................................16
3.1 Kesimpulan.................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................

ii
KATA PENGANTAR

Assalaamualaikum warahmatullahi wabarakatuh


Puji syukur kehadiran allah subahanahuwataala yang telah memberikan
rahmat dan karuniaya sehingga makalah Teknologi Sediaan Solid dengan materi
Tablet Implatnt ini dapat di selesaikan dengan tepat waktu.
Dengan itu kami berterimaksih kepada ibu dosen pengampu telah
memberikan tugas ini kepada Kelompok III. Kami juga berterimakasih kepada
teman-teman yang telah ikut berkontribusi untuk menyelesaikan makalah ini.
Makalah ini jauh dari kata sempurna, dengan itu kami memohon saran dan
kritik untuk melegkapi makalah ini.

Wassalamualaikum warohmatullahi wabarokatuh.

iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Teknologi farmasi berkembang dengan pesat seiring dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan tuntutan dalam pemenuhan kesehatan.
Maka diperlukan lebih banyak lagi studi teknik pembuatan sediaan obat untuk
mendapatkan suatu produk yang lebih baik dan lebih efisien (Voight, 1994).
Pengobatan untuk mendapatkan efek sistemik, selain tablet yang biasa
diberikan secara oral terdapat pula tablet yang lain seperti tablet implant
berupa pellet, bulat atau oval pipih, steril dimasukkan secara implantasi dalam
kulit badan dengan cara merobek kulit sedikit, kemudian tablet dimasukkan
dan kulit dijahit kembali kemudian zat aktifnya akan dilepas perlahan-lahan.
Implant obat polimerik dapat menghantar dan mempertahankan kadar obat
dalam tubuh untuk suatu jangka waktu yang panjang (Shargel dkk., 2004). 
Tablet implantasi atau pellet dibuat secara aseptik dan mesin tablet harus
steril. Biasanya digunakan pada obat-obatan kontrasepsi berisi hormone
(estradiol dan testosterone) untuk mencegah ovulasi seperti Levonogestrel,
Norplant, Implanon, dan Disulfiram tablet Implantations.
1.2 Rumusan masalah
1. Definisi sediaan implat?
2. Bagaiman klasifikasi sediaan implant?
3. Bagaimana formulasi sediaan implant ?
4. Bagaimana teknologi pembuatan sediaan implant?
5. Bagaimana mekanisme dan efektifitas sediaan implant?
6. Indikasi dan kontra dan gejala indikasi sediaan implant?
7. Kekurangan dan kelebihan tablet implant?
8. Bagaimana pengujian dan formulasi sediaan implant?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian sediaan implant
2. Untuk mengetahui klasifikasi sediaan implant
3. Untuk mengetahui formulasi sediaan implant

1
4. Untuk mengetahui teknologi pembuatan sediaan implant
5. Untuk mengetahui mekanisme dan efektifitas sediaan implant
6. Untuk mengetahui indikasi dan kontra dan gejala indikasi sediaan implant
7. Untuk mengetahui kekurangan dan kelebihan tablet implant
8. Untuk mengetahui pengujian dan formulasi sediaan implant?

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Implant
Implant adalah metode kontrasepsi hormonal yang efektif, tidak
permanen dan dapat mencegah terjadinya kehamilan antara tiga sampai lima
tahun, metode ini dikembangkan oleh the Population Council, yaitu suatu
organisasi internasional yang didirikan tahun 1952 untuk mengembangkan
metode kontrasepsi. Implant merupakan alat kontrasepsi yang dipasangkan di
bawah kulit lengan atas yang berbentuk kapsul silastik yang lentur dimana di
dalam setiap kapsul berisi hormon levernorgestril yang dapat mencegah
terjadinya kehamilan. Kontrasepsi implant ini memiliki cara kerja
menghambat terjadinya ovulasi, menyebabkan selaput lendir endometrium
tidak siap dalam menerima pembuahan (nidasi), mengentalkan lendir dan
menipiskan lapisan endometrium dengan efektivitas keberhasilan kontrasepsi
implant sebesar 97-99% (BKKBN, 2014).
Implant ini merupakan kontrasepsi jenis lain yang bersifat hormonal,
dan dimasukkan kebawah kulit. Implant dimasukan lewat lengan atas melalui
insisi kecil, dan dibiarkan didalam kulit. Waktu terbaik pemasangan implant
ini adalah waktu menstrual periode antara 5-7 hari setelah menstruasi. Susuk
atau implant merupakan salah satu metode kontrasepsi yang efektif berjangka
waktu 2-5 tahun. Kontrasepsi ini terdiri dari 6 batang susuk yang lembut, dan
terbuat dari sejenis materi karet elastis yang mengandung hormon. Khasiat
kontraseptif jenis susuk ini timbul beberapa jam setelah insersi, sedangkan
tingkat kesuburan atau fertilitas akan kembali segera setelah pencabutannya.
Setiap batang kerukunan panjang 3,4 cm dengan diameter 2,5mm
mengandung 36 mg levonorgestrel yaitu suatu derivat hormon progesterone
bukanlah merupakan suatu hal yang baru. Penggunaan levonorgestrel
digunakan sebagai bahan komponen pil kontrasepsi kombinasi, dan juga pada
pil kontrasepsi yang hanya mengandung progesterone (Anggraini, 2018).
Implan adalah suatu alat kontrasepsi yang mengandung levonorgetrel yang
dibungkus dalam kapsul silikon silastik polidimetri dan disusukkan dibawah

3
kulit. Jumlah kapsul yang disusukkan dibawah kulit adalah sebanyak 2 kapsul
masingmasing kapsul panjangnya 44 mm masing- masing batang diisi dengan
70 mg levonorgetrel, dilepaskan kedalam darah secara difusi melalui dinding
kapsul levonorgetrel adalah suatu progestin yang dipakai juga dalam pil KB
seperti mini pil atau pil kombinasi (Fitri, 2018) .
2.2 Klasifikasi Sediaan Implant
Implan adalah alat kontrasepsi yang berbentuk batang dengan panjang
sekitar 4 cm yang di dalamnya terdapat hormon progesteron, implan ini kemu
dian dimasukkan di dalam kulit bagian lengan atas (Purwoastuti dan Walyani,
2015) .
Beberapa jenis implant di Indonesia yaitu :
A. Implant berbasis polimer (secara sub kutan)
1. Implan Levonorgestrel (implan LNG)
Implan levonorgestrel terdiri dari dua batang yang dimasukkan
menggunakan trocar sekali pakai, produk yang tersedia adalah Sino-
Implan dan Jadelle, Ukuran batang 2,5 x 43 mm dan masing-masing
batang mengandung 75 mg levonogestrel. Silikon tipis (Silastic)
membungkus levonogestrel
2. Implan Etonogestrel (implan ENG)
Implanon NXT/Nexplanon adalah implan etonogestrel berbentuk
batang tunggal (2x40 mm) yang dapat dimasukkan dengan mudah karena
menggunakan aplikator khusus. Implan etonogestrel sangat efektif dan
lebih aman. Namun, membandingkan angka kehamilan antara Implan
levonogestrel dan etonogestrel, tidak ada perbedaan yang signifikan di
antara keduanya
1. Norplant
Terdiri dari 6 batang silastik lembut berongga dengan panjang3,4 cm,
dengan diameter 2,4 mm, yang diisi dengan 36 mg levonorgestre dan
lama kerjanya 5 tahun
Contoh sediaan:
2. Implanon

4
Terdiri dari satu batang putih lentur dengan panjang kira-kira 40 mm
dan diameter 2 mm, yang diisi dengan 68 mg 3 - dan lama kerjanya 3
tahun
Comtoh sediaan:
3. Jadena dan indoplant
Terdiri dari 2 batang yang diisi dengan 75 mg levonorgestreal dengan
lama kerja 3 tahun (Anggraini,2018)
Contoh sediaan:
B. KB implant (oral)
Seperti namanya, pil KB jenis ini merupakan gabungan dari
berbagai macam hormon buatan, yaitu estrogen dan progesteron. Pil
kombinasi membuat ovarium mengeluarkan sel telurnya, namun
merangsang leher rahim (serviks) untuk menebal dan mengelilingi rahim.
Kondisi ini mencegah sperma bertemu dengan sel telur.
Biasanya, dalam pil kombinasi, ada dua jenis pil, yaitu pil aktif
yang berisi hormon buatan tersebut dan pil tidak aktif yang tak
mengandung hormon. Maka itu, berdasarkan dengan dosis dan frekuensi
dari haid, ada dua jenis pil kombinasi, yaitu:
1. pil kombinasi

Yang terdiri dari:


a. Monopasic
mengandung hormon estrogen dan progesteron dengan kadar yang
konstan atau sama pada setiap pil aktifnya

5
b. Bifasik
Mengandung hormon estrogen dan hormon progesteron. Estrogen pada
setiap pil aktif dalam 1 siklus tetap konstan, sedangkan kadar
progesteron pada pil aktif akan meningkat setelah setengah siklus
c. Trivasik
Mengandung hormon estrogen dan progesteron yang dosisnya berubah
sebanyak 3 kali dalam 1 siklus. Perubahan kadar hormon akan terjadi
setiap 7 hari
d. Tetrafasik
Mengandung hormon estrogen dan progesteron yang dosisnya berubah
sebanyak 4 kali dalam 1 siklus
2. pil progesterone ( pil mini)

Pil KB khusus progestin (progesteron sintetis) ini biasanya dikenal


dengan nama pil mini. Pil KB ini hanya terdiri dari pil aktif, yang di
dalamnya terdapat progestin dengan jumlah yang konstan. Pil mini
biasanya digunakan oleh ibu menyusui dan wanita yang tidak boleh
mengonsumsi estrogen.

Pill mini bekerja dengan cara mengentalkan lendir di serviks


sehingga sperma tidak dapat mencapai telur. Selain itu, obat ini juga
menipiskan volume dinding rahim, sehingga telur yang sudah dibuahi
tidak dapat bertumbuh. Terkadang pil mini juga bisa mencegah proses
pelepasan sel telur matang (ovulasi).

6
Tabel jenis , merek dagang pil kb

1. Ethinyl estradiol KBAndalan,Cyclogynon,PilKB1


monofasi +Levonorgestrel Kombinasi,Sydnaginon,Pilkab,P
k lanotab,Mikrodil30KBLingkaran
Emas,Novadiol28, Microgynon

Ethinylestradiol Yasmin, Yaz, Synfonia 24


+ Drospirenone

Ethinylestradiol + Mercilon 28, Marvelon 28


Desogestrel

Ethinylestradio+ Diane 35, Celicor, Neynna,


Cyproterone Elzsa
acetate

2.tifasik Ethinylestradiol +
levonorgestrel

3.tetrafas Dienogest+ Qlaira


ik estradiol valerate

Ada beberapa jenis Pil KB kombinasi yang tersedia, yaitu produk


yang berisi 21 pil aktif, 21 pil aktif + 7 pil plasebo, dan 84 pil aktif + 7 pil
plasebo. Pil KB kombinasi biasanya dikonsumsi 1 kali sehari. Konsumsi
obat sesuai petunjuk yang tertera pada kemasan

7
2.3 Formulasi sediaan implant 200mg
Table formulasi tablet implant levonorgestrel dengan bobot 200mg.
Nama bahan Zat aktif bobot
Zat aktif Levonorgestrel 1,5 mg
Desintegran Crospovidone 15mg
Plastisier Ssg 15 mg
Pengisi Mannitol 84,5 mg
Pengikat Mcc 80 mg
Lubrican mg stearate 2mg
glidan Talk 2mg
Fungsi bahan
a. Levanorgestrel
Pemerian : serbuk kristal, berwarna putih dan tidak berbau
Kegunaan : merupakan zat aktif yang dapt mencegah terjadinya
ovulasi, fertilisasi, dan inflantasi pada Wanita (kontrasepsi)
b. Crospovidone
Pemerian : serbuk putih kekuningan, halus, mengalir bebas, praktis
tidak berasa, dan tidak berbau
Kegunaan : merupakan desintegran dan disolusi tablet yang tidak larut
dalam air digunakan pada konsentrasi 2-5% dalam tablet kempa
langsung, granulasi basah maupun granulasi kering
c. Sodium starch glycolate
Pemerian : serbuk berwarna putih hampir berwarna putih dan bebas
mengalir serbuk higroskopi
Kegunaan : sebagai desintegran pada tablet dengan metode kempa dan
granulasi basah kontrasepsi yang biasa digunakan adalah 2 dan 8%
d. Matinol
Pemerian : Kristal putih tidak berbau ,aliran baik,rasa manis ,dan
memiliki sensasi dingin.
Kegunaan : Merupakan bahan yg digunakan sebagai plasticizerdan
meningkatkan solubilitas obat dalam cairan tubuh.

8
e. Microcystaline cellulose
Pemerian : selulosa berbentuk kristal dg warna putih , tidak berbau ,
tidak berasa.
Kegunaan : Sebagai bahan pengisi pada tablet dengan mekanisme
pembuatan kempa langsung ,sekaligus memiliki aktifitas binder atau
pengikat.
f. Magnesium stearate
Pemerian : merupakan serbuk yg halus , berwarna putih , ringan,
aroma dan rasa yg khas .
Kegunaan : sebagai agen lubrikan tablet dg konsentrasi antara 0,25%
hingga 5% w/w .
g. Talkum
Pemerian : serbuk kristal sangat halus , berwarna putih menujuk
eabuan , tidak berbau ,mudah merekat pada kulit .
Kegunaan : sebagai agen glidan pada pormulasi tablet.
2.4 Teknologi pembuataan sediaan implant levonorgestrel
Teknologi pembuatan tablet implant levonorgestrel
1. persiapan system levonorgestrel
a. penyaringan bahan untuk fabrikasi cetakan
1. Bahan berbeda dari yang biasa digunakan (baja tahan karat berlapis
Teflon, polikarbonat, kaca )
2. Basis PDSM, agen pengawet dan levonorgestrel (kandungan obat
50%) dicampur dan ditempatkan dalam kontak sengan bahan
sebelum pengawetan
b. persiapan reservoir intrauterine levonol gestrel
1. sebelum persiapan semua alat dan bahan dibersihkan dengan etanol
2. reservoir LNG disiapkan dengan menggunakan perangkat yang
telah dirancang khusus yang terdisi dari 1 cetakan polikarbonat,
dua jarum suntik dan bagian jarum dilepas.
3. Batang logam dimasukan pada salah satu bagian dari perangkat
pemusatan

9
4. Agar sesuai dengan cetakan berat total dari semua komponen tidak
lebih dari 300batch
5. Setelah pencampuran homogen dibiarkan selama 5 jam untuk
menghilangkan gelembung udara yang dihasilkan selama satu
syringe dan dicampur didalam syringe dengan alat
6. Cetakan polikarbonat kemudian dipasang pada ujung 2 jarum
suntik, batang mental dengan perangkat pemusatan A didorong ke
salah stau ujung jarum suntik sampai mencapai cetakan diikuti
dengan memasukkan pendorong disisi yang sama
7. Campuran polimer LNG dipindah keujung lain dari jarum suntik
diikuti dengan penyisipan perangkat pada pusat baja batang
pengangkat pemutusan harus dimasukkan kedalam perangkat
pemusatan untuk memastikan isi benar benar berada ditengah
8. Plunger lain kemudian dimasukkan kedalam laras spuit dan
digunakan untuk mengeluarkan campuran polimer dan LNG
kedalam cetakan untuk membentuk reservoir obat berbentuk
tabung. Langkah ini harus dilakukan dnegan cepat dengan tenaga
yang cukup untuk membentuk silinder yang mulus
9. Kedua plunger di setiap ujung jarum suntik kemudia dilepas
sebelum Langkah pengeringan selama 20 jam. Reservoir ysng
didintrkn kemudia dilepas dari cetakan dan batang baja dilepaskan
untuk masuk ke proses selanjutnya
2. Pengisian obat dan keseragaman isi reservoir
Pengisian obat dan reservoir yang disiapkan dibuat dengan
menggunakan tetrahydrofuran (THF) dengan Langkah sebagai berikut
a. Reservoir obat dipotong dengan kecil kecil dengan berat sekitar 8
mg dan setiap potongan direndam dalam labu ukur 25 ml dengan
THF
b. Labu disimpan tertutup dan dibiarkan pada suhu kamar selama 2
hari

10
c. Sebuah volume THF yang sesuai ditambahkan k3edalam labu
untukk mencapai volume total 25 ml
d. Sampel diaduk hingga rata
e. Sampel hasil diencerkan dengan fase gerak (asetonitril) sebelum
diinjeksikan kedalam HPLC untuk dianalisis
f. Tiga batch reservoir dengan muatan obat yang berbeda ( 10 %, 25
%, 50 %) diuji. Untuk setiap batch 3 sampel dipotong dari berbagai
wilayah reservoir dan diuji bagian pengisian obat dan keseragaman
bobot.
2.5 Mekanisme dan efektifitas sediaan implan
Mekanisme kerja implant untuk mencegah terjadinya kehamilan melalui
beberapa cara yaitu :
1. Mencegah ovulasi dimana pada kedua jenis implant norplan, hormon
lenovogestrel berdistribusi melalui membran silastik dengan kecepatan
yang lambat dan konstan. Dalam 24 jam setelah insersi, kadar hormon
dalam plasma darah sudah cukup tinggi untuk mencegah ovulasi, kadar
levonorgestrel yang dipertahankan dalam tubuh klien dengan sistem
norplant secara parsial menekan lonjakan LH dan menghambat
ovulasi(marliza,2013)
2. Sekresi FSH dan LH tetap berada pada kadar normal (BKKBN, 2014).
3. Perubahan lender serviks disini lender serviks menjadi kental dan sedikit
sehingga menghambat pergerakan spermatozoa, implant kemungkinan
besar juga menekan poliferasi siklik endometrium yang dipicu oleh
esterogen sehingga endometrium tetap dalam keadaan atrofi (BKKBN,
2014).
4. Menghambat perkembangan sikli dari endometrium. Efektifitas implant ini
pada jenis norplant akan berkurang sedikit setelah 5 tahun dan pada tahun
ke enam kira-kira 2,5 – 3 % akseptor menjadi hamil. Kemudian untuk
jenis jadena sama efektifnya dengan norplant pada 3 tahun pertama
pemakaiannya, selanjutnya efektifitasnya berkurang namun belum 9

11
diketahui penyebabnya, kemungkinan karena kurangnya pelepasan
hormon (BKKBN, 2014).

2.6 Indikasi dan kontra dan gejala indikasi sediaan implant


A. Indikasi
1. Perempuan yang telah memiliki anak ataupun yang belum.
2. Perempuan pada usia reproduksi (20 – 30 tahun).
3. Perempuan yang menghendaki kontrasepsi yang memiliki efektifitas
tinggi dan menghendaki pencegahan kehamilan jangka panjang
4. Perempuan menyusui dan membutuhkan kontrasepsi
5. Perempuan pasca persalinan
6. Perempuan pasca keguguran.
7. Perempuan yang tidak menginginkan anak lagi, menolak sterilisasi.
8. Perempuan yang tidak boleh menggunakan kontrasepsi hormonal yang
mengandung estrogen.
9. Perempuan yang sering lupa menggunakan pil (restawati,2018).
B. Kontra Indikasi
1. Perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya
2. benjolan/kanker payudara atau riwayat kanker payudara
3. tidak dapat menerima perubahan pola haid yang terjadi
4. gangguan toleransi glukosa (Restawati,2018).
2.7 kekurangan dan kelebihan tablet implant
A. Keuntungan implant
1. Daya guna tinggi
2. Perlindungan jangka panjang sampai 5 tahun
3. Pengembalian tingkat kesuburan cepat setelah pencabutan
4. Tidak memerlukan pemeriksaan dalam
5. Bebas dari pengaruh estrogen
6. Tidak mengganggu kegiatan senggama
7. Tidak mengganggu ASI

12
8. Klien hanya perlu kembali ke klinik bila ada keluhan
9. Dapat dicabut setiap saat sesuai dengan kebutuhan
B. Kerugian
1. Insersi dan pengeluaran harus dilakukan oleh tenaga terlatih
2. Petugas medis memerlukan latihan dan praktek untuk insersi dan
pengangkatan implant
3. Biaya Lebih mahal
4. Sering timbul perubahan pola haid
5. Akseptor tidak dapat menghentikan implant sekehendaknya sendiri
6. Beberapa wanita mungkin segan untuk menggunakannya karena kurang
mengenalnya
7. Terjadi perubahan berat badan 2 kg atau lebih
8. Apabila perubahan berat badan ini tidak dapat diterima, bantu klien
mencari metode lain.
C. Gejala
1. Nyeri kepala, nyeri payudara, perasaan mual, atau pening
2. Peningkatan atau penurunan berat badan
3. Perubahan perasaan atau gelisah
4. Memerlukan tindakan pembedahan untuk insersi dan pencabutannya.
5. Tidak memberikan efek protektif terhadap infeksi menular seksual
termasuk HIV/AIDS
6. Klien tidak dapat sendiri menghentikan pemakaian kontrasepsi sesuai
dengan keinginan klien, tetapi harus datang ke fasilitas kesehatan untuk
dilakukan pencabutan oleh tenaga kesehatan yang telah mendapat
pelatihan
7. Terjadinya kehamilan ektopik sedikit lebih tinggi (1,3 per 100.000
perempuan per tahun).
2.8 Evaluasi bahan pengujian
a. Organoleptik
Pengujian organoleptik tablet meliputi pengujian penampilan fisik bau
dan warna dengan cara mengamati tablet secara visual , apakah terjadi

13
ketidak homogenaan zat warna atau tidak, lalu bentuk tablet harus tidak
ada kecacatan dan harus bebas dari noda atau bitnik bintik
b. Friabilitas
Uji keregasan tablet(reabilitas ) merupakan uji ketahanan permukaan
tablet terhadap gesekan yang di alami selama pengemasan , pengiriman
dan penyimpanan. Keregasan dapat di efaluasi menggunakan alat uji
kerapuhan( frabilty tester). Tablet dikatan baik apabila kerapuhan nya
tidak lebih dari 0,8%. Uji keseragaman berhubungan dengan kehilangan
bobot akibat abbrasi pengikisan yang terjadi pada permukaan
tablet.keseragam yang tinggi akan mempengaruhi konsentrasi atau
kadar zat aktif yang masih terdapat pada tablet
c. Uji kekerasan
Tablet harus mempunyai kekuatan atau kekerasan yang tertentu agar
dapat bertahn dalam berbagai guncangan mekanik pada saat
pembutan ,pengepakan dan pengempalan. Kekerasan yang cukup dari
suatu tablet merupaka salah satu persyaratan penting dari suatu tablet.
Faktor kaktor yang mempengaruhi kekerasan tablet adalah tekanan
kompresi dan sifat bahan yang di kempa. Kekerasan ini yang di pakai
sebagai ukuran dari tekanan pengempaan. Semakin besar teknan yang
di berikan saat pengempaan akan meningkatkan kekerasan tablet.pada
umumnya tablet di katakana baik apabila memiliki kekerasan antara 4-8
kg. kekerasan tablet kurang dsri 4 kg masih dapat di terima asalkan
kerapuhannya tidak melebihi batas yang di tetapkan. Tetap biasanya
tablet yang tidak keras akan mengalami kerapuhan pada saat
pengemasan dan trasparasi.
d. Uji keseragaman ukuran
Panjang dan diameter tablet implant dari setiap batch di ukur
menggunakan kaliper varnier tiga sampel di abil untuk di amati dari
setip batch dan di tentukan nilai rata rata yang di peroleh.
e. Uji keseragaman bobot

14
Uji keseragaman bobot di lakukan untuk menjaga keseragaman bobot
masing masing tablet implant. Uji ini di lakukan dengan di ambil secara
acak 3 tablet implant kemudian di hitung rata rata bbot tablet. Tablet
memenuhi syarat bila tidak lebih dari dua tablet yang memiliki
perbedaan bobot 1% dari bobot rata rata dan tidak boleh ada yang dua
kali lipat lebih besar dari persentase. Di tentukan rata rata dan standar
deviasinya.

15
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Implant adalah metode kontrasepsi hormonal yang efektif, tidak permanen
dan dapat mencegah terjadinya kehamilan antara tiga sampai lima tahun,
metode ini dikembangkan oleh the Population Council, yaitu suatu organisasi
internasional yang didirikan tahun 1952 untuk mengembangkan metode
kontrasepsi. Implant ini merupakan kontrasepsi jenis lain yang bersifat
hormonal, dan dimasukkan kebawah kulit. Implant dimasukan lewat lengan
atas melalui insisi kecil, dan dibiarkan didalam kulit.
Adapun jenis jenis implant diantaranya :
a. Norplant
Terdiri dari 6 batang silastik lembut berongga dengan panjang3,4 cm,
dengan diameter 2,4 mm, yang diisi dengan 36 mg levonorgestre dan
lama kerjanya 5 tahun
b. Implanon
Terdiri dari satu batang putih lentur dengan panjang kira-kira 40 mm
dan diameter 2 mm, yang diisi dengan 68 mg 3 - dan lama kerjanya 3
tahun
c. Jadena dan indoplant
Terdiri dari 2 batang yang diisi dengan 75 mg levonorgestreal dengan
lama kerja 3 tahun (Anggraini,2018)

16
DAFTAR PUSTAKA

Ansel, H. C., 2005, Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi, diterjemahkan oleh


Ibrahim, F., Edisi IV, UI Press, Jakarta
Anief, M, 1996, Penggolongan Obat Berdasarkan Khasiat dan
Penggunaan, 9, Penerbit Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta
Affandi,Bira Dkk. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta:
PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo,2012
Anggraini Yeti, Martini. 2018 Asuhan Kebidanan Pelayanan Keluarga
Berencana.Yogyakarta: Husada Mandiri.
BKKBN,(2014). Keluarga berencana dan kontrasepsi . Jakarta: Pustaka
sinar harapan
Fitri I. 2018. Nifas, kontrasepsi terkini dan keluarga berencana.
Yogyakarta: Gosyen Publishing.
Farianti,Husna. A. 2019. Hubungan Lama Pemakaian Kb Implan Dengan
Siklus Menstruasi. Jurnal Medika Husada Vol. 2 No. 2.
Handayani,Sri. Pelayanan Keluarga Berencna. Pustaka Rihana: Yogyakarta,
2014.
Handayani, S. (2010). Buku Ajar Pelayanan Keluarga Berencana.
Yogyakarta : Alenia Press.
Hartanto, H. (2008). Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Jakarta: Pustaka
Sinar Harapan.
Irianto, K. (2014). Ilmu Kesehatan Masyarakat. Bandung: Alfabet.
Leni, Irmawati. 2020. Buku Ajar Asuhan Keluarga Berencana Pelayanan
Alat Kontrasepsi. Sumatra Barat; Insan Cendikia Mandiri.s

17
Oktoviany Triana. Fajar Prasetya. Hadi Kuncoro. Laode Rijai, 2017.
aktivitas antijamur ekstrak daun ketepeng cina (Cassia alata L.).
Laboratorium Penelitian dan Pengembangan farmaka tropis, Fakultas
Farmasi, Universitas Mulawarman, Kalimantan Timur. Samarinda.
Jurnal Sains dan Kesehatan. Vol 1 (6).
Phongpaicit S, Pujenjob N, Rukachaisirikul V, Ongsakul M. 2004,
Antifungal activity from leaf extracts of Cassia alata L., Cassia fistula L.
and Cassia tora L. Songklanakarin J. Sci. Technol., 26(5) : 741-748

18

Anda mungkin juga menyukai