48304-Article Text-90682-1-10-20220712
48304-Article Text-90682-1-10-20220712
491
Jurnal Pendidikan Teknik Elektro, Volume 11 Nomor 03 Tahun 2022, 491-500
492
Pengaruh Model Pembelajaran Problem Based Learning Berbantuan Media Software Simurelay
Dari penjelasan yang telah disampaikan, program motor listrik dengan harapan dapat memberikan
keahlian Teknik Otomasi Industri pada mata pelajaran peningkatan pada hasil belajarrpeserta didik.
Sistem Kontrol Elektromekanik dan Elektronik dalam Selain digunakan penerapan media pembelajaran
membantu proses pembelajaran peserta didik, software simurelay, dibutuhkan proses pembelajaran
diperlukannya media pembelajaran yang sesuai dengan yang bisa membangun suasana peserta didik lebih aktif
kebutuhan dalam mensimulasikan pengendalian motor. sehingga bisa meningkatkan hasilbbelajarspeserta didik
Pada masa ini, peserta didik dituntut untuk dapat dengan menerapkan model pembelajaran yang tepat
menggunakan perangkat teknologi seperti handphone (Vasiliene-Vasiliauskiene, Vasiliauskas, et al., 2020).
(HP), komputer dan laptop, sehingga akan Model pembelajaran pada penelitian ini yang
meningkatkan proses pembelajaran dan digunakan adalah problem based learning (PBL) atau
memungkinkan peserta didik untuk melaksanakan model pembelajaran berbasis masalah. Dalam model
kegiatan pembelajaran dimana dan kapan saja (Putra, pembelajaran PBL, pengumpulan informasi
2016). Menurut Lin, Chen, & Liu (2017), desain berdasarkan masalah awal yang ditemukan, kemudian
kegiatan pembelajaran dan penerapan perangkat peserta didik mengintegrasikan menjadi pengetahuan
teknologi atau pembelajaran digital yang fleksibel serta pengalaman yang baru (Yew & Goh, 2016).
menjadi pilihan lain dalam menyampaikan Model pembelajaran dirancang agar bisa menjadikan
pembelajaran saat ini. peserta didik lebih aktif selama proses belajar, serta
Berdasarkan dari pengamatan/observasi yang bisa meningkatkan hasil belajarnya.
dilaksanakan di SMK Negeri 1 Kediri ketika proses Sesuai dengan pendahuluan permasalahan di atas,
PLP (Pengenalan Lapangan Persekolahan) pada bulan rumusan masalah pada penelitian ini yaitu: apakah
Agustus-September 2021 yang diperkuat dengan hasil terdapatpperbedaan hasil belajar antara kelas yang
wawancara bersama guru mata pelajaran Sistem dibelajarkan menggunakan model pembelajaran PBL
Kontrol Elektromekanik dan Elektronik pada tanggal berbantuan software simurelay dan training-kit dengan
28 Januari 2022. SMK Negeri 1 Kediri menggunakan kelas yang dibelajarkan menggunakan model
kurikulum 2013 revisi. Pada kurikulum 2013 revisi, pembelajaran PBL berbantuan PPT dan training-kit?
peserta didik dituntut untuk semakin aktif sehingga Tujuan penelitian yang diambil berdasarkan rumusan
memberikan pengaruh terhadap proses pembelajaran. masalah yaitu: untuk mengetahui perbedaan
Namun, keterbatasan jumlah media pembelajaran hasillbelajar antara kelas yang dibelajarkan
menjadi kendala sarana prasarana yang dipunyai oleh menggunakan modell pembelajaran PBL berbantuan
pihak sekolah. Untuk media pembelajaran yang dipakai software simurelay dan training-kit dengan kelas yang
adalah papan tulis, Power Point Presentation (PPT), dibelajarkan menggunakan model pembelajaran PBL
software festo fluidsim dikomputer/laptop sekolah, dan berbantuan PPT dan training-kit.
trainer pengendalian motor listrik. Dari media tersebut
yang tersedia masih kurang memadai untuk digunakan METODE PENELITIAN
oleh peserta didik karena jumlahnya yang terbatas. Hal Penelitian quasi experimental dengan
ini menyebabkan terpengaruhnya minat belajar peserta menggunakan desain non-equavalent control group
didik dan kurang efektifnya pembelajaran yang design. Menurut Sugiyono (2015), penelitian semu
berakibat pada penguasaan materi yang rendah. (quasi experimental design) yaitu penelitian yang
Pemecahan masalah tersebut, peneliti melakukan didasarkan pada eksperimen semu, di mana kelas
proses pembelajaran dengan menggunakan trainer kit kontrol belum sepenuhnya berfungsi dalam mengontrol
yang dibantu dengan sebuah simulasi software kelompok luar yang dapat mempengaruhi kinerja
simurelay untuk menyampaikan pembelajaran. eksperimen. Pada Tabel 1. ditunjukkan bentuk desain
Software simurelay ini dapat diakses oleh peserta didik penelitian sebagai berikut.
menggunakan handphone (HP), komputer dan laptop
Tabel 1. Desain Penelitian
sehingga proses pembelajaran tidak terbatas oleh
Kelas Pre-Test Treatment Post-Test
ketersediaan media yang dimiliki oleh sekolah. Media
Eksperimen O1 X1 O2
pembelajaran tersebut dapat dijadikan sebagai
tumpuan untuk meningkatkan pemahaman serta Kontrol O3 X2 O4
kreativitas peserta didik dalam membuat suatu Keterangan:
rangkaian kontrol dan rangkaian daya pengendalian O1 = pre-test kelas eksperimen
493
Jurnal Pendidikan Teknik Elektro, Volume 11 Nomor 03 Tahun 2022, 491-500
494
Pengaruh Model Pembelajaran Problem Based Learning Berbantuan Media Software Simurelay
495
Jurnal Pendidikan Teknik Elektro, Volume 11 Nomor 03 Tahun 2022, 491-500
Tabel 5. Hasil Analisis Deskriptif Dari Gambar 2 di atas, terdapat 24 peserta didik
N
Mini Maxi
Mean
Std. yang mendapatkan nilai di atas ≥ 75,00 dan 11 peserta
mum mum Deviation didik yang mendapatkan nilai di bawah standar KKM
Post-Test
Kelas 36 68,00 98,00 86,03 6,59
yaitu < 75,00. Dengan nilai terendah sebesar 60,00 dan
Eksperimen nilai tertinggi sebesar 92,00. Untuk rata-rata hasil
Post-Test
35 60,00 92,00 78,51 7,87
belajar kelas kontrol sebesar 78,51 dengan kriteria
Kelas Kontrol tinggi.
Valid N
35 Untuk analisis data dari hasil pembelajaran
(listwise)
menggunakan pengujian normalitas distribusi,
Dari Tabel 5, dapat diketahui bahwa terdapat data pengujian homogenitas variansi, pengujian kesamaan
hasil belajar peserta didik dari kelas eksperimen dan rata-rata dan pengujian hipotesis. Uji normalitas
kelas kontrol. Adapun Gambar 1 menunjukkan hasil
distribusi dipakai untuk melihat apakah data yang
belajar dari peserta didik kelas eksperimen berupa
histogram sebagai berikut. didapatkan berasal dari data yang berdistribusi normal
ataupun tidak (Nugroho, 2015). Pada penelitian ini, uji
normalitas distribusi digunakan untuk kemampuan
awal dan hasil belajar yang diambil dari nilai pre-test
dan post-test. Uji normalitas distribusi yang digunakan
yaitu uji kolmogorov-smirnov pada taraf signifikansi α
= 5% berbantuan software SPSS. Hasil uji normalitas
distribusi dapat ditunjukkan pada Tabel 6 dan Tabel 7
dengan hipotesis yaitu sebagai berikut.
𝐻0 : data terdistribusi secara normal
𝐻1 : data terdistribusi secara tidak normal
Tabel 6. Hasil Uji Normalitas Distribusi Nilai Pre-
Test
Kolmogorov-Smirnova
Kelas
Gambar 1. Histogram Hasil Belajar Kelas Eksperimen Statistic df Sig.
XI TOI 1 0,13 36 0,10
Dari Gambar 1 di atas, terdapat 35 peserta didik Hasil Pre-Test
XI TOI 2 0,13 35 0,13
yang mendapatkan nilai di atas ≥ 75,00 dan 1 peserta
Dari Tabel 6, didapatkan nilai signifikansi (sig)
didik yang mendapatkan nilai di bawah standar KKM
hasil uji normalitas distribusi nilai pre-test pada kelas
yaitu < 75,00. Dengan nilai terendah sebesar 68,00 dan
XI TOI 1 = 0,10 > 0,05 serta untuk kelas kontrol = 0,13
nilai tertinggi sebesar 98,00. Untuk rata-rata hasil
> 0,05 sehingga diterima 𝐻0 dan ditolak 𝐻1 . Sesuai
belajar kelas eksperimen sebesar 86,03 dengan kriteria
dengan hasil tersebut maka diperoleh kesimpulan
sangat tinggi. Adapun Gambar 2 menunjukkan hasil
bahwa data terdistribusi secara normal.
belajar dari peserta didik kelas kontrol berupa
histogram sebagai berikut. Tabel 7. Hasil Uji Normalitas Distribusi_Nilai Post-
Test
Kolmogorov-Smirnova
Kelas
Statistic df Sig.
Hasil Kelas Eksperimen 0,09 36 0,20*
Post-Test Kelas Kontrol 0,13 35 0,14
Dari Tabel 7, didapatkan nilai signifikansi (sig)
hasil uji normalitas distribusi nilai post-test pada kelas
eksperimen = 0,20 > 0,05 serta untuk kelas kontrol =
0,14 > 0,05 sehingga diterima 𝐻0 dan ditolak 𝐻1 . Sesuai
dengan hasil tersebut maka diperoleh kesimpulan
bahwa data terdistribusi secara normal.
Uji homogenitas variansi dipakai untuk melihat
apakah data yang diperoleh mempunyai variansi yang
Gambar 2. Histogram Hasil Belajar Kelas Kontrol sama (Nugroho, 2015). Uji homogenitas variansi yang
496
Pengaruh Model Pembelajaran Problem Based Learning Berbantuan Media Software Simurelay
digunakan yaitu uji levene statistic dengan taraf 𝐻0 : tidak terdapat perbedaan pada kemampuan awal
signifikansi α = 5% berbantuan software SPSS. Hasil diantara kedua kelas
uji homogenitas variansi dapat ditunjukkan pada Tabel 𝐻1 : terdapat perbedaan pada kemampuan awal diantara
8 dan Tabel 9 dengan hipotesis yaitu sebagai berikut. kedua kelas
𝐻0 : data mempunyai variansi yang sama
Tabel 10. Hasil Independent Sample T-Test
𝐻1 : data tidak mempunyai variansi yang sama Levene's Test for Equality
of Variances
Tabel 8. Hasil Uji Homogenitas Variansi Nilai Pre-
F Sig.
Test
Levene Hasil Equal variances assumed 0,45 0,51
df1 df2 Sig. Pre- Equal variances not
Statistic
Test assumed
Based on Mean 0,45 1 69 0,51
Based on Median 0,36 1 69 0,55 Tabel 11. Hasil Independent SampleT-Test
Hasil t-test for Equality of Means
Based on Median
Pre- 0,36 1 68,41 0,55 Sig. Std. 95% Confidence
and with adjusted df Mean
Test (2- Error Interval of the
t df Differ
Based on trimmed taile Differ Difference
0,45 1 69 0,51 ence
mean d) ence Lower Upper
1,58 69 0,12 3,66 2,32 -0,96 8,28
Dari Tabel 8, diperoleh nilai signifikansi (sig) data 1,58 68,16 0,12 3,66 2,32 -0,96 8,29
hasil pre-test dari hasil uji homogenitas variansi Dari Tabel 10 dan Tabel 11, didapatkan nilai
sebesar 0,51 > 0,05 sehingga diterima 𝐻0 dan ditolak 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 sebesar 1,58. Nilai pada 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 dibandingkan
𝐻1 . Sesuai dengan hasil tersebut maka diperoleh dengan nilai pada 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 yang sudah dicari ditabel
kesimpulan bahwa data dari hasil belajar peserta didik distribusi t. Tabel distribusi t ditentukan berdasarkan
yang didapatkan dari nilai pre-test pada kelas XI TOI 1 nilai 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 𝑡(1−𝛼) = 𝑡(1−0,025) = 𝑡(0,975) dengan
2
dan XI TOI 2 mempunyai variansi yang sama atau
derajat kebebasan (df) = n1 + n2 − 2 = 36 + 35 – 2 =
homogen.
69. Dengan data tersebut, diperoleh nilai 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 sebesar
Tabel 9. Hasil Uji Homogenitas Variansi Nilai Post- 2,00 (uji 2 pihak). Untuk kriteria pengujiannya yaitu
Test diterima 𝐻0 ketika −𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 < 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 < 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 dan
Levene
df1 df2 Sig. ditolak 𝐻0 ketika −𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 ≤ - 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 atau 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 ≥
Statisticc
Based on Mean 0,68 1 69 0,41
𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 (Permono, 2016). Karena nilai −𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 <
Based on Median 0,49 1 69 0,49 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 < 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 (-2,00 < 1,58 < 2,00) maka diterima 𝐻0
Hasil
Based on Median dan ditolak 𝐻1 .
Post- 0,49 1 63,75 0,49
Test and with adjusted df Berikutnya yaitu pengujian yang didasarkan pada
Based on trimmed
0,60 1 69 0,44 nilai signifikan (sig.(2-tailed)). Dari Tabel 10 dan
mean
Tabel 11, didapatkan nilai signifikan sebesar 0,12 dan
Dari Tabel 9, diperoleh nilai signifikansi (sig) data nilai signifikansi yang ditetapkan sebesar 0,05. Untuk
hasil post-test dari hasil uji homogenitas variansi kriteria pengujiannya yaitu diterima 𝐻0 ketika nilai
sebesar 0,41 > 0,05 sehingga diterima 𝐻0 dan ditolak signifikansinya > 0,05 dan ditolak 𝐻0 ketika nilai
𝐻1 . Sesuai dengan hasil tersebut maka diperoleh signifikansinya < 0,05 (Permono, 2016). Karena nilai
kesimpulan bahwa data dari hasil belajar peserta didik signifikannya 0,12 > 0,05 memperoleh hasil bahwa
yang didapatkan dari nilai post-test pada kelas diterima 𝐻0 dan ditolak 𝐻1 . Sesuai dengan hasil
eksperimen dan kelas kontrol mempunyai variansi yang tersebut maka diperoleh kesimpulan bahwa tidak
sama atau homogen. terdapat perbedaan kemampuan awal antara kelas XI
Untuk melihat kemampuan awal diantara kedua TOI 1 dan XI TOI 2. Untuk itu dapat dilakukan
kelas yang diambil dari nilai pre-test maka digunakan pemilihan kelas eksperimen serta kelas kontrol dengan
uji kesamaan rata-rata dengan uji-t memakai teknik cara random. Untuk kelas eksperimen adalah kelas XI
independent sample t-test dengan taraf signifikansi TOI 1 dan kelas kontrol adalah XI TOI 2.
yang digunakan α = 5% berbantuan software SPSS. Berdasarkan uji prasyarat didapatkan hasil bahwa
Untuk hasil independent sample t-test dapat data yang diperoleh kelas eksperimen dan data yang
ditunjukkan pada Tabel 10 dan Tabel 11 dengan diperoleh kelas kontrol terdistribusi secara normal dan
hipotesis yaitu sebagai berikut. memiliki variansi yang sama/homogen. Sesuai dari
497
Jurnal Pendidikan Teknik Elektro, Volume 11 Nomor 03 Tahun 2022, 491-500
hasil tersebut maka data dapat dilanjutkan untuk uji training-kit dengan kelas yang dibelajarkan
hipotesis menggunakan uji-t. Uji-t ini dipakai untuk menggunakan model pembelajaran PBL berbantuan
melihat perbedaan hasil belajar peserta didik dari nilai PPT dan training-kit.
post-test pada kelas eksperimen dan kelas kontrol Berikutnya yaitu pengujian yang didasarkan pada
dengan teknik independent sample t-test. Untuk hasil nilai signifikan (sig.(2-tailed)). Pada Tabel 12 dan
independent sample t-test pada kelas eksperimen dan Tabel 13, diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,00 dan
kelas kontrol dapat ditunjukkan pada Tabel 12 dan nilai signifikansi yang telah ditetapkan sebesar 0,05.
Tabel 13. Adapun rumusan hipotesis untuk pengujian Untuk kriteria pengujiannya yaitu diterima 𝐻0 ketika
yaitu sebagai berikut. nilai signifikansinya > 0,05 dan ditolak 𝐻0 ketika nilai
𝐻0 : tidak terdapat perbedaan hasil belajar antara kelas signifikansinya < 0,05 (Permono, 2016). Karena nilai
yang dibelajarkan menggunakan model signifikansinya 0,00 < 0,05, maka ditolak 𝐻0 dan
pembelajaran PBL berbantuan software simurelay diterima 𝐻1 , sehingga bisa disimpulkan terdapat
dan training-kit dengan kelas yang dibelajarkan perbedaan hasil belajar antara kelas yang dibelajarkan
menggunakan model pembelajaran PBL menggunakan model pembelajaran PBL berbantuan
berbantuan PPT dan training-kit. software simurelay dan training-kit dengan kelas yang
𝐻1 : terdapat perbedaan hasil belajar antara kelas yang dibelajarkan menggunakan model pembelajaran PBL
dibelajarkan menggunakan model pembelajaran berbantuan PPT dan training-kit.
PBL berbantuan software simurelay dan training-
kit dengan kelas yang dibelajarkan menggunakan Pembahasan Hasil Penelitian
model pembelajaran PBL berbantuan PPT dan Tujuan penelitian yang dilakukan yaitu untuk
training-kit. memperoleh informasi pengaruh perbedaan hasil
Tabel 12. Hasil Independent Sample T-Test belajar antara kelas yang dibelajarkan menggunakan
Levene's Test for model pembelajaran PBL berbantuan software
Equality of Variances simurelay dan training-kit dengan kelas yang
F Sig. dibelajarkan menggunakan model pembelajaran PBL
Hasil Equal variances assumed 0,68 0,41 berbantuan PPT dan training-kit: Pada kelas
Post-
Equal variances not assumed eksperimen (XI TOI 1) yang menggunakan model PBL
Test
berbantuan software simurelay sebagai media
Tabel 13. Hasil Independent Sample T-Test pembelajaran untuk merancang dan membuat
t-test for Equality of Means rangkaian kontrol dan daya pengendalian motor listrik
Std. 95% Confidence
Sig. Mean
Error Interval of the yang dapat disimulasikan di handphone (HP), laptop,
t df (2- Differen
tailed) ce
Differ Difference dan komputer sebelum melakukan perangkaian pada
ence Lower Upper
training-kit, menjadikan peserta didik lebih aktif serta
4,37 69 0,00 7,51 1,72 4,08 10,95
4,35 66,22 0,00 7,51 1,73 4,07 10,96 bisa meningkatkan pengetahuan dan keterampilan yang
telah diberikan selama proses pembelajaran tanpa
Dari Tabel 12 dan Tabel 13, didapatkan nilai
terbatas oleh waktu pembelajaran dan keterbatasan
𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 sebesar 4,37. Nilai pada 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 dibandingkan
jumlah media yang dimiliki oleh sekolah.
dengan nilai pada 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 yang sudah dicari ditabel Dibandingkan dengan kelas kontrol (XI TOI 2)
distribusi t. Tabel distribusi t ditentukan berdasarkan yang menerapkan PPT sebagai media pembelajaran
nilai 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 𝑡(1−𝛼) = 𝑡(1−0,025) = 𝑡(0,975) dengan yang dilanjutkan dengan merangkai pada training-kit
2
derajat kebebasan (df) = n1 + n2 − 2 = 36 + 35 – 2 = yang menyebabkan peserta didik memiliki keterbatasan
69. Dengan data tersebut, diperoleh nilai 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 sebesar dalam melakukan pengembangan pengetahuan dan
2,00 (uji 2 pihak). Untuk kriteria pengujiannya yaitu keterampilan karena terbatas oleh pembelajaran yang
diterima 𝐻0 ketika −𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 < 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 < 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 dan hanya bisa dilakukan di sekolah saja. Hal ini membuat
ditolak 𝐻0 ketika −𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 ≤ - 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 atau 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 ≥ hasil belajar yang diambil dari nilai post-test antara
𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 (Permono, 2016). Karena nilai 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 ≥ 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 kelas eksperimen dikatakan lebih baik dibanding kelas
kontrol.
(4,37 ≥ 2,00) maka ditolak 𝐻0 dan diterima 𝐻1 . Hal ini
Berdasarkan analisis hasil belajar yang diambil
menunjukan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar
antara kelas yang dibelajarkan menggunakan model dari nilai post-test menggunakan uji-t didapatkan nilai
𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 sebesar 4,37 dan nilai 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 (uji 2 pihak)
pembelajaran PBL berbantuan software simurelay dan
498
Pengaruh Model Pembelajaran Problem Based Learning Berbantuan Media Software Simurelay
499
Jurnal Pendidikan Teknik Elektro, Volume 11 Nomor 03 Tahun 2022, 491-500
hasil belajar instalasi motor listrik pada siswa standar proses pendidikan. Jakarta: Kencana
kelas XI Paket Keahlian Teknik Instalasi Tenaga Prenada Media.
Listrik SMKN 1 Kalianget. Skripsi tidak
Sugiyono. (2013). Metodelogi penelitian kuantitatif
dipublikasikan. S1 Pendidikan Teknik Elektro
kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Fakultas Teknik Universitas Negeri Malang.
Sugiyono. (2015). Metode penelitian kombinasi (mix
Hamengkubuwono. (2016). Ilmu pendidikan dan teori
methods). Bandung: Alfabeta.
pendidikan. Curup: LP2 STAIN CURUP.
Vasiliene-Vasiliauskiene, V., Vasiliauskas, A. V.,
Lin, M. H., Chen, H. C., & Liu, K. S. (2017). A study
Meidute-Kavaliauskiene, I., & Sabaityte, J.
of the effects of digital learning on learning
(2020). Peculiarities of educational challenges
motivation and learning outcome. Eurasia
implementing project-based learning. World
Journal of Mathematics, Science and Technology
Journal on Educational Technology: Current
Education, 13(7), 3553–3564. doi:
Issues, 12(2), 136–149. doi:
10.12973/eurasia.2017.00744a
10.18844/wjet.v12i2.4816
Maniar, T. (2021). Pembelajaran software proteus
Yew, E. H. J., & Goh, K. (2016). Problem-Based
terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran
Learning: an overview of its process and impact
penerapan rangkaian elektronika kelas XI di
on learning. Health Professions Education, 2(2),
SMK Negeri 1 Jetis. Jurnal Pendidikan Teknik
75–79. doi: 10.1016/j.hpe.2016.01.004
ELektro, 10(3), 29–36.
Mukminin, M. (2016). Pengaruh media pembelajaran
software proteus pada mata pelajaran penerapan
rangkaian elektronika terhadap hasil belajar
siswa kelas XI Teknik Audio Video di SMK
Negeri 3 Surabaya. Jurnal Pendidikan Teknik
Elektro, 5(1), 147–154.
Nugroho, A. W. (2015). Perbedaan model
pembelajaran berdasarkan masalah dan model
pembelajaran langsung dengan bantuan software
proteus pada mata pelajaran penerapan rangkaian
elektronika untuk meningkatkan hasil belajar
siswa kelas XI Teknik Audio Video di SMK
Negeri 7 Surabaya. Jurnal Penelitian Teknik
Elektro, 04(3), 919–928.
Pakpahan, A. F., Ardiana, D. P. Y., Mawati, A. T.,
Wagiu, E. B., Simarmata, J., Mansyur, M. Z., Ili,
L., Purba, B., Chamidah, D., Kaunang, F. J.,
Jamaludin, & Sikandar, A. (2020).
Pengembangan media pembelajaran. Medan:
Yayasan Kita Menulis.
Permono, A. O. P. (2016). Penerapan model
pembelajaran inkuiri sebagai upaya
meningkatkan prestasi belajar siswa pada materi
ajar sensor dan aktuator kelas XI Teknik
Elektronika Industri SMKN 2 Bojonegoro.
Skripsi tidak dipublikasikan. S1 Pendidikan
Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas
Negeri Surabaya.
Putra, W. P. (2016). Pengembangan modul
pembelajaran berbasis software proteus pada
standar kompetensi menggambar teknik
elektronika menggunakan komputer di SMK
Negeri 1 Driyorejo. Jurnal Pendidikan Teknik
Elektro, 5(1), 155–161.
Sanjaya, W. (2006). Strategi pembelajaran berbasis
500