Anda di halaman 1dari 4

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1 Hasil
Eluen Hasil Nilai Rf
N-Heksana Dan Etil
9:1

N-Heksana, Etil Dan Air


Rf 0,75
5: 2 : 1

Uv 254

Rf 0,51

Uv 254

4.2 Pembahasan
Praktikum kali ini dilakukan percobaan Kromatografi Lapis Tipis (KLT)
dengan tujuan untuk mengetahui kandungan senyawa dan nilai Rf yang terdapat
dalam ekstrak hasil partisi cair-cair bulu babi (Diadema setosum) dimana nilai Rf
ini merupakan nilai yang didapatkan dari jarak yang ditempuh senyawa dengan
jarak yang ditempuh oleh kombinasi pelarut yang digunakan (Azizah, 2008).
Berdasarkan uraian diatas maka dilakukan identifikasi dan isolasi
kandungan senyawa yang terdapat dalam lamun menggunakan Metode
Kromatografi Lapis Tipis UV 254 dan 366 nm. Pada UV 366 nm noda akan
berfluorosensi dan lempeng akan berwarna gelap. Penampakan noda pada lampu
UV 366 nm karena adanya daya interaksi antara sinar UV dengan gugus kromofor
yang terikat oleh ausokrom yang ada pada noda tersebut. Fluorosensi cahaya yang
tampak ketika electron yang tereksitasi dari tingkat energi dasar ke tingkat energi
yang lebih tinggi kemudian kembali ke keadaan semula sembari melepaskan
energi. Sehingga noda yang tampak pada lampu UV 366 nm terlihat terang karen
silika gel yang digunakan tidak berluorosensi pada lampu UV 366 nm sedangkan
UV 254 lempeng akan berflouresensi sedangkan sampel akan tampak berwarna
gelap (Ukthy,N. 2011)
Pembuatan eluen dilakukan dengan cara diambil pelarut pada
perbandingan eluen n-heksana dan etil dengan perbandingan 9 : 1 dan pada
perbandingan eluen n-heksana, etil dan air dengan perbandingan 5: 2 : 1 kemudian
dicampurkan dalam wadah kemudian dijenuhkan. Pelarut harus memiliki
kemurnian yang tinggi, sehingga disarankan untuk sedapat mungkin
menggunakan pelarut dengan grade analar (analitik) yang terbaik. Pemilihan eluen
merupakan faktor yang paling berpengaruh pada sistem KLT. Eluen dapat terdiri
dari satu pelarut atau campuran dua sampai enam pelarut. Campuran pelarut harus
saling sampur dan tidak ada tanda-tanda kekeruhan. Eluen berfungsi untuk
mengangkat atau membawa komponen yang akan dipisahkan melewati sorben
fase diam sehingga noda memiliki Rf dalam rentang yang dipersyaratkan (Enih
Rosanah, 2019)
Identifikasi dilakukan dengan menggunakan metode kromatografi lapis
tipis. Kromatografi merupakan suatu proses pemisahan yang mana analit-analit
dalam sampel terdistribusi antara dua fase yaitu fase diam dan gerak. Fase diam
dapat berupa bahan padat dalam bentuk molekul kecil atau dalam bentuk cairan 
yang  dilapiskan  pada  pendukung  padat  atau  dilapiskan  pada  dinding  kolom.
Sedangkan fase gerak dapat berupa gas atau cairan. Prinsip kerja KLT yaitu
adsorpsi, desorpsi, dan elusi. Adsorpsi terjadi ketika larutan sampel ditotolkan ke
fase diam (plat KLT) menggunakan pipa kapiler, komponen-komponen dalam
sampel akan teradsorbsi di dalam fase diam (Gandjar dan Rohman, 2012)
Identifikasi KLT dilakukan dengan menggunting terlebih dahulu fase diam
(lempeng KLT) menjadi ukuran 2 x 2,5 dengan batas atas dan batas bawah 0,5.
Kemudian gunakan pipa kapiler sebagai penotol untuk mengambil larutan uji.
Totol pada garis bawah yang ada pada lempeng. Dimasukkan lempeng yang sudah
ditotol kedalam eluen yang sudah dijenuhkan. Usahakan tinggi eluen tidak
melebihi batas atas lempeng. Lempeng diangkat menggunakan pinset dan diamati
pada sinar UV 254. Didapatkan noda pada perbandingan eluen n-heksana dan etil
dengan perbandingan 9 : 1 pada lampu UV 254 dengan jarak yang ditempuh analit
sebesar 3,4 cm dan nilai Rf 0,75 dan didapatkan noda pada perbandingan eluen n-
heksana, etil dan air dengan perbandingan 5: 2 : 1 pada lampu UV 254 dengan
jarak yang ditempuh analit sebesar 2,3 cm dan nilai Rf 0,51 dan diperoleh warna
kuning kecoklatan.
Berdasarkan hasil yang diperoleh, idenfitikasi dan isolasi kandungan
senyawa pada bulu babi. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh
(Romario dkk, 2012) bahwasanya yang warna kuning kecokelatan dan
menghasilkan nilai tidak lebih dari 0,88
Kemungkinan kesalahan pada saat praktikum yaitu penimbangan bahan,
pengangkatan eluen yang melebihi batas atas KLT sehingga meyebabkan noda
pada KLT terhapus. Dan juga kemungkinan kesalahan yang terjadi yaitu
perbandingan eluen yang belum tepat sehingga menyebabkan kesulitan dalam
menemukan noda.

Romario Aldi Rompas, Hosea Jaya Edy, Adithya Yudistira ISOLASI DAN
IDENTIFIKASI FLAVONOID DALAM DAUN LAMUN (SYRINGODIUM
ISOETIFOLIUM) Program Studi Farmasi FMIPA UNSRAT Manado, 95115
Enih Rosamah. 2019. Kromatografi Lapis Tipis: Metode Sederahana dalam
Analisis Kimia Tumbuhan Berkayu. Mulawarman University Press.
Samarinda

Gandjar, I. G. dan Rohman, A., 2012, Kimia Farmasi Analisis, Pustaka Pelajar,.
Yogyakarta.
Ukthy,N. 2011, Kandungan Senyawa Fitokimia , Total Fenol Dan Aktifitas Antioksidan
Lamun. Bogor: Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan

Anda mungkin juga menyukai