Anda di halaman 1dari 10

PEDOMAN INTERNAL PROGRAM PTM

PUSKESMAS TUREN

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG


DINAS KESEHATAN
UPT PUSKESMAS TUREN
Jl. Panglima Sudirman No. 210 Telp. 0341-824214
Email : puskesmas.turen@gmail.com
MALANG
A. PENDAHULUAN
Penyakit Tidak Menular (PTM) telah menjadi masalah kesehatan
masyarakat yang besar di Indonesia. Prevalensi PTM dan cedera di
Indonesia berdasarkan Riskesdas 2013, hipertensi usia > 18 tahun (25.8%),
rematik (24.7%), cedera semua umur (8.2%) dengan cedera akibat
transportasi darat (47.7%), asma (4.5%), PPOK umur ≥ 30 tahun (3.8%),
diabettes mellitus (2,1%), PJK umur ≥ 15 tahun (1.5%), batu ginjal (0.6%),
hipertiroidumur ≥15 tahun berdasarkan diagnosis (0.4%), gagal jantung
(0.3%), gagal ginjal kronik (0.2%), stroke (12.1%) dan kanker (1.4%)
Penyakit Tidak Menular terjadi akibat berbagai faktor resiko, seperti merokok,
diet tidak sehat, kurang aktifitas fisik, dan konsumsi minuman beralkohol.
Faktor resiko tersebut akan menyebabkan terjadinya perubahan fisiologis di
dalam tubuh manusia, sehingga menjadi faktor resiko lain tekanan darah
meningkat, gula darah meningkat, kolesterol darah meningkat, dan obesitas.
Selanjutnya dalam waktu yang relatif lama terjadi PTM. Berdasarkan
Riskesdas 2013 prevalensi obesitas pada laki-laki umur > 18 tahun (19.7%)
dan pada perempuan (32.9%), obesitas sentral (26.6%), konsumsi tembakau
usia ≥15  tahun (36.6%), kurang konsumsi sayur dan buah (93.5%) Program
pengendalian PTM dan faktor resikonya dilaksanakan mulai dari
pencegahan, deteksi dini, dan pengobatan, serta rehabilitasi. Kegiatan
pencegahan dan deteksi dini dapat dilaksanakan melalui pemberdayaan
masyarakat melalui Posbindu PTM, sedangkan deteksi dini, pengobatan dan
rehabilitasi di fasilitas pelayanan kesehatan, baik fasilitas kesehatan tingkat
pertama (FKTP) maupun fasilitas kesehatan rujukan tingkat lanjut (FKRTL).

B. LandasanHukum

1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009 tentang


kesehatan

2. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009 tentang


kesehatan Pasal 96 “Penyelenggara Kegiatan menjadi tanggung jawab
bersama pemerintah, pemerintah daerah dan masyarakat”

3. Peraturan Kementerian KesehatanNomor 75 tahun 2014 tentang Pusat


Kesehatan Masyarakat
BAB II

TUJUAN DAN SASARAN

A. TUJUAN

1. Tujuan Umum

Meningkatkan peran serta masyarakat dalam upaya pengendalian


faktor resiko PTM

2. Tujuan Khusus

a. Terbentuknya Posbindu PTM 17 desa di KecamatanTuren.

b. Terlaksananya pelatihan kader Posbindu PTM

c. Terlaksananya Posbindu PTM

d. Didapatnya informasi hasil kegiatan Posbindu PTM

B. SASARAN

Sasaran utama adalah kelompok masyarakat sehat, beresiko dan


penyandang PTM berusia 15 tahun keatas. (Kemenkes RI 2012).
BAB III

KEBIJAKAAN DAN STRATEGI

Pengendalian faktor resiko PTM merupakan upaya yang diyakini relatif lebih
murah dibandingkan dengan biaya pengobatannya. PTM dapat dicegah dengan
pengendalian faktor resikonya antara lain merokok, diet yang tidak sehat ,
kurang aktifitas fisik, dan konsumsi alkohol, (kemenkes RI 2014a)

I. KEBIJAKAN
Pusat kesehatan masyarakat yang selanjutnya disebut Puskesmas adalah
fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan
masyarakat (UKM) dan upaya kesehatan perseorangan (UKP) tingkat
pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk
mencapai derajat kesehatan yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya
(Kemenkes RI 2014b) Bentuk UKM dan UKP antara lain adalah upaya
perawatan kesehatan masyarakat. Upaya ini merupakan pelayanan
profesional yang terintegrasi dengan pelayanan kesehatan di Puskesmas
yang dilaksanakan oleh perawat. Perawat Puskesmas mempunyai tugas
pokok memberikan pelayanan keperawatan dalam bentuk asuhan
keperawatan individu, keluarga, kelompok dan masyarakat. (Kemenpan RI
2001)

II. STRATEGI
Stragtegi pengendalian PTM di fokuskan terhadap faktor resiko penyebab
munculnya penyakit atau masalah PTM. Diketahuinya faktor resiko PTM
secara dini akan memudahkan pengendaliannya sehingga tindak lanjut dan
pengobatannya akan lebih efektif (Subyantoro, 2013) Kegiatan pokok yang
dilakukan adalah :
a) Pencegahan dan penanggulangan faktor resiko
b) Penemuan dan penatalaksanaan PTM
c) Peningkatan surveilans epidemiologi PTM
d) Peningkatan komunikasi informasi dan edukasi (KIE), penanggulangan
PTM
e) Monitoring dan evaluasi (Subiantoro, 2013)

Salah satu wahana pengendalian PTM adalah Pos Pembinaan Terpadu


(Posbindu) PTM. Kegiatan utamanya adalah deteksi dini faktor resiko PTM
dengan wawancara, pemeriksaan tekanan darah, gula darah, kolesterol,
tinggi badan, berat badan, lingkar perut, dan pengukuran fungsi paru, rujukan,
pembinaan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), dan konseling
(Kemenkes RI 2014)

a) Pelaksanaan Posbindu PTM sangat memerlukan peran serta masyarakat


dorongan dan pembinaan dari lintas sektoral dan juga dukungan dari
tenaga kesehatan dalam hal ini perawat. Sejalan dengan hal tersebut
maka strategi yang dilakukan penulis dalam upaya pemecahan masalah
adalah :
a. Bertindak sebagai pengelola program pengendalian PTM
b. Bertindak sebagai koordinator pelaksanaanPosbindu PTM
c.Melakukan surveilans epidemiologi PTM berbasis masyarakat,
Puskesmas dan RumahSakit
d.Meningkatkan peran serta aktif masyarakat untuk terlibat dalam
pengendalian PTM dengan merekrut dan melatih kaderPosbindu PTM
e. Pelaksanaan KIE dan konseling PTM
f. Melaksanakan fungsi rujukan
g. Melakukanpencatatan dan pelaporan PTM
h. Melakukan monitoring dan evaluasi
i.Bersama dengan Kepala Puskesmas melakukan advokasi kepada
lintas sektoral tingkat Desa dan tingkat Kecamatan dalam upaya
pengendalian PTM
BAB IV
URAIAN KEGIATAN

I. KEGIATAN
Pelaksanaan kegiatan Posbindu PTM yang rutin dilaksanakan sebulan
sekali di suatu tempat yang sudahdisepakati. Posbindu dilaksanakan dengan 5
tahapan layanan namun dalam kondisi tertentu dapat disesuaikan dengan
kebutuhan dan kesepakatan bersama. Kegiatan tersebut berupa pelayanan
deteksi dini pemantauan terhadap faktor resiko penyakit tidak menular dan
tindak lanjut sederhana seperti konseling serta rujukan ke Puskesmas dalam
pelaksanaannya ada 5 tahap :
a. Registrasi
b. Wawancara
c. Pengukuran Antropometri
d. Pemeriksaan Laborat sederhana
e. Identifikasi faktor resiko PTM dan konseling
BAB V
INDIKATOR KEBERHASILAN

Kinerja pelaksanaan Posbindu di monitor dan di evaluasi dengan


menggunakan indikator sebagai berikut ;
1. Terlaksananya deteksi dini faktor resiko PTM dengan ketepatan
pelaksanaan kegiatan sesuai dengan jadwal
2. Terlaksananya pemantauan faktor resiko PTM dengan kesesuaian
petugas yang melaksanakan kegiatan
3. Terlaksananya tindak lanjut dini faktor resiko PTM dengan ketepatan
metode yang digunakan
BAB VI
PENUTUP

Pedoman ini sebagai acuan bagi petugas Puskesmas dan lintas sektor terkait
dalam pelaksanaan dan pembinaan Posbindu PTM dengan tetap
memperhatikan prinsip proses pembelajaran dan manfaat. Keberhasilan
kegiatan Posbindu PTM tergantung pada komitmen yang kuat dari semua
pihak terkait dalam upaya peningkatan kemandirian masyarakat dan peran
serta aktif masyarakat dalam bidang kesehatan.

Anda mungkin juga menyukai