Maklah Perawatan Trakheostomi Kel 3
Maklah Perawatan Trakheostomi Kel 3
Disusun Oleh :
M. Agus Taufik Hidayah
Ferry Agustina
Yuliana
Rini Puspita Septia Sari
Febryana Eka Kurniasih
Nunuk Febriyanti
Asri Priyastuti
Atik Rustiningsih
Sanuri Hady
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah swt atas segala rahmat dan
hidayah nya , sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul
Perawatan trakeostomi.
Penulis juga berharap supaya makalah ini dapat menjadi bahan pembelajaran
mahasiswa keperawatan untuk menambah wawasan dan pengetahuan serta menjadi
acuan dalam praktek keperawatan.
Penulis juga menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak terdapat
kekurangan disana sini. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan saran dan
masukan dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini di masa yang akan datang
.
Penulis
2
DAFTAR ISI
Cover ……………………………………………………….1
Kata pengantar ……………………………………………. 2
Daftar isi…………………………………………………….3
BAB 1 Pendahuluan……………………………………….4
1.1 Latar belakang…………………………………………..4
1.2 Tujuan…………………………………………………..4
1.3 Rumusan masalah………………………………………4
BAB 2 Tinjauan pustaka………………………………….5
2.1 Anatomi fisiologi trakea………………………………...5
2.2 Definisi …………………………………………………5
2.3 Fungsi Trakeostomi……………………………………..5
2.4 Indikasi dan Kontraindikasi……………………………..5
2.5 Klasifikasi……………………………………………….5
2.6 Penatalaksanaan ……………………………………….6
2.7 Perawatan trakeostomy…………………………………6
2.8 komplikasi……………………………………………..17
BAB 3 PENUTUP………………………………………..22
Kesimpulan……………………………………………….22
DAFTAR PUSTAKA………………………………… ….23
3
BAB 1
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan umum
Mahasiswa dapat melakukan asuhan keperawatan pada klien dengan trakeostomi
1.2.2 Tujuan Khusus
Mengetahui definisi trakeostomi
Mengetahui fungsi dari trakeostomi
Mengetahui indikasi dilakukannya prosedur trakeostomi
Mengetahui kontraindikasi dilakukannya prosedur trakeostomi
Mengetahui klasifikasi dan jenis trakeostomi
Mengetahui perawatan trakeostomi
Mengetahui komplikasi trakeostomi
1.3 Rumusan masalah
Bagaimana asuhan keperawatan pada klien yang terpasang trakeostomi.
4
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
5
Penyakit inflamasi yang menyumbat jalan nafas
Obstruksi laring
Sumbatan saluran nafas atas karena kelainan kongenital , traumaeksterna dan
interna infeksi, tumor.
Cedera pada wajah dan leher
Hilangnya refleks laring dan ketidakmampuan untuk menelan sehingga
mengakibatkan resiko tinggi terjadinya aspirasi.
2.4.2 Kontraindikasi trakeostomi
Infeksi pada tempat pemasangan dan gangguan pembekuan darah yang tidak
terkontrol seperti hemofili.
2.5 Klasifikasi
2.5.1 menurut letak insisinya , trakeostomi dibedakan menjadi
Trakeostomi elektif : insisi horizontal
Trakeostomi emergency : insisi vertikal
2.5.2 menurut waktu dilakukannya tindakan , trakeostomi dibedakan menjadi
trakeostomi darurat dan segera dengan persiapan sarana sangat kurang trakeostomi
berencana (persiapan sarana cukup) dan dapat dilakukan secara baik.
2.5.3 menurut lamanya pemasangan trakeostomi dibagi menjadi
Tracheal stoma post laryngectomy : merupakan trakeostomy permanen .
Tracheal stoma without laryngektomy : merupakan trakeostomy temporer.
2.6 penatalaksanaan
2.6.1 jenis tindakan trakeostomi
a. Surgical trakeostomy
Tipe ini dapat sementara dan permanen dan dilakukan didalam ruang operasi. Insisi
dibuat diantara cincin trakea kedua dan ketiga sepanjang 4-5 cm
b. Percutaneus trakeostomy
Tipe ini hanya bersifat sementara dan dilakukan pada unit gawat darurat. Dilakukan
pembuatan lubang diantara cincin trakea satu dan dua atau dua dan tiga.
c. Mini trakeostomy
Dilakukan insisi pada pertengahan membran krikotiroid dan trakeostomi mini ini
dimasukan menggunakan kawat dan dilator.
2.6.2 jenis pipa trakeostomi
6
a) Cufed tubes : selang dilengkapi dengan balon yang dapat diatur sehingga
memperkecil resiko timbulnya aspirasi.
b) Uncuffed tubes : digunakan pada tindakan trakeostomi dengan penderita yang
tidak mempunyai resiko aspirasi.
c) Trakeostomi dua cabang (dengan kanul dalam ).
2.7 Perawatan trakeostomi
Trakeostomi adalah bukaan/lubang yang dibuat dengan insisi bedah atau
dengan membuat sayatan pada kulit pada bagian depan leher dan menembus ke
dalam trakea (batang tenggorokan). Sebuah selang plastik dimasukkan melalui
sayatan tersebut untuk menjaga agar jalan udara tetap terbuka dan memungkinkan
pasien dapat bernapas. Prosedur tersebut sering dilakukan dalam situasi darurat
dengan tujuan menghindarkan tenggorokan dari reaksi alergi atau pertumbuhan
tumor. Trakeostomi dapat menjadi tindakan sementara ataupun permanen.
Melakukan perawatan untuk trakeostomi permanen memerlukan banyak
pengetahuan dan perhatian, terutama sekali untuk para pasien dan Perawat
keluarga/teman yang tinggal bersama pasien dan menjaga/merawatnya saat di
rumah dan jauh dari rumah sakit. Pastikan bahwa Anda menerima pelatihan secara
menyeluruh dari seorang petugas kesehatan profesional sebelum berusaha merawat
seorang pasien dengan trakeostomi.
Perawatan trakeostomi adalah mengidentifikasi
dan merawat bersihan dan kepatenan jalan nafas serta mencegah komplikasi akibat
pemasangan trakeostomi.
Tujuan perawatan trakeostomi adalah Mencegah terjadinya infeksi dan
Menjaga kepatenan jalan napas.
7
A. Melakukan Pengisapan Selang
8
Perawat atau caregiver (baik di rumah sakit ataupun di rumah) harus
mencuci tangan mereka sebelum dan sesudah perawatan trakeostomi.
Tindakan tersebut terutama untuk melindungi pasien dari infeksi karena
bakteri yang masuk melalui lubang pada lehernya. Cucilah tangan Anda
dengan sabun dan air hangat minimal selama 20 detik dan jangan lupa
menggosok bagian-bagian di antara jari-jari anda dan dibagian bawah kuku.
Keringkan tangan Anda menggunakan handuk kertas atau kain/lap
bersih. Matikan keran menggunakan handuk kertas atau kain/lap
untuk menghindari tangan Anda kembali terkontaminasi.
Sebagai alternatif, sabun tangan Anda dengan gel/cairan pembersih
berbasis alkohol lalu keringkan dengan cara diangin-anginkan.
9
khawatir mengenai hal tersebut. Kateter biasanya direkatkan pada selang
trakea yang dihubungkan ke mesin pengisap.
Nyalakan mesin pengisap dan lakukan pengujian melalui ujung kateter
untuk mengetahui berfungsi atau tidaknya mesin tersebut. Ujilah dengan
menutupkan ibu jari Anda di atas lubang kateter lalu melepaskan.
Boleh jadi selang trakea tersebut memiliki satu atau dua bukaan/lubang,
dan mungkin juga dilengkapi balon (cuffed)—yang dapat diatur untuk
menguragi risiko aspirasi—atau tanpa dilengkapi balon (uncuffed),
berlubang (memungkinkan untuk berbicara) atau tidak berlubang.
10
Berapa kali NaCL 0,9% harus dimasukkan berbeda untuk pasien satu
dan yang lain tergantung pada seberapa kental dan banyak lendir yang
diproduksi oleh tenggorokannya.
Caregiver harus memeriksa warna, bau, dan juga kekentalan lendir
untuk berjaga bilamana ada infeksi–lendir berubah menjadi hijau keabu-
abuan serta berbau tak sedap.
11
dibuat untuk sekali pakai (disposable), sementara yang lain dapat
digunakan secara berulang.
Izinkan pasien menarik napas pelan dan dalam sebanyak 3-4 kali di
antara tahap pengisapan, sebab saat mesin pengisap bekerja sangat sedikit
udara yang dapat masuk ke paru-paru pasien. Pasien diberikan oksigen
setiap kali usai tahap pengisapan atau berikan waktu untuk bernapas
tergantung dari kondisi pasien.
Bersama pelepasan kateter, sedot air leding melalui selang tersebut
untuk membuang semua lendir kental, lalu cuci kateter dengan hidrogen
peroksida.
Ulangi proses tersebut selama diperlukan jika pasien memproduksi lebih
banyak lendir yang terisap keluar dari selang trakea.
Pengisapan diulangi sampai saluran napas bersih dari lendir.
Setelah pengisapan, aliran oksigen dikembalikan pada tingkat dasar
sebagaimana sebelumnya.
12
B. Membersihkan Selang Trakea
1. Kumpulkan peralatan.
13
Sangat penting untuk mencuci tangan Anda dan menyingkirkan
semua kuman dan kotoran. Tindakan tersebut akan membantu
mencegah infeksi apa pun yang disebabkan oleh perawatan yang tidak
higienis. Prosedur mencuci tangan yang tepat telah didiskusikan pada
bagian sebelumnya. Hal terpenting yang harus diingat adalah
menggunakan jenis sabun yang lembut, menyabuni dengan baik,
membilasnya, dan mengeringkannya dengan handuk kering dan bersih.
14
4. Bersihkan selang trakea
15
Segera setelah Anda memegang selang trakea yang bersih dan
steril (atau baru), berhati-hatilah memasukkannya ke dalam lubang
trakeostomi sementara masih menahan pelat leher (neck plate). Putar
bagian dalam selang sampai kembali terkunci dalam posisi yang aman.
Anda dapat menarik selang tersebut dengan lembut ke arah depan untuk
mengecek/memastikan bahwa bagian dalam selang telah terkunci ke
tempatnya. Prosedur pembersihan yang Anda lakukan telah lengkap
dan berhasil baik. Melakukan prosedur ini minimal 2 kali sehari
dapat mencegah infeksi, penyumbatan saluran, dan berbagai
komplikasi lain.
C. Membersihkan Stoma
1. Periksalah Stoma
16
Jika stoma pucat dan kebiruan, mungkin hal itu mengindikasikan
adanya masalah dengan aliran darah hingga jaringan, dan sebaiknya
segera hubungi dokter
17
Pembalut di sekeliling lubang trakeostomi harus diganti minimal
dua kali sehari. Penggantian pembalut membantu mencegah terjadinya
infeksi pada area stoma dan di dalam sistem pernapasan (paru-paru).
Penggantian pembalut juga mendukung kebersihan kulit. Pembalut baru
membantu mengisolasi kulit dan menyerap produksi sekret/lendir yang
mungkin bocor di sekitar stoma.
Pembalut yang basah harus diganti secepatnya. Pembalut basah
cenderung tercampur bakteri dan dapat memicu komplikasi
kesehatan.
Jangan lupa untuk mengganti pita (tali) yang menahan selang trakea
jika tampak kotor atau basah. Pastikan untuk menahan selang trakea
pada tempatnya saat melakukan penggantian pita/tali tersebut.
18
Masuknya kotoran ke dalam selang trakea memicu produksi lendir
berlebihan di dalam batang tenggorokan, yang dapat menyumbat
selang dan menyebabkan kesulitan bernapas serta terjadinya infeksi.
Pastikan lebih sering membersihkan selang trakea jika pasien
menghabiskan banyak waktu di luar rumah, terutama jika udara
berangin dan/atau berdebu.
19
3. Pertahankan untuk menghirup udara lembap.
Tips
Pastikan selang trakea bersih dari sumbatan lendir, dan bawalah selalu satu
cadangan selang setiap kali melakukan perawatan.
Setelah batuk pastikan untuk selalu membersihkan lendir dengan kain atau
tisu.
Segera kunjungi dokter jika terjadi pendarahan dari lubang trakeostomi atau
jika pasien mengalami kesulitan bernapas, terserang batuk, sakit di bagian
dada, atau mengalami demma.
20
2.8 komplikasi
a) Obstruksi jalan nafas atas
b) Infeksi
c) Stenosis trakea
d) Nekrosis trakea
e) Perdarahan
Adapun komplikasi menurut Ilham (2010), komplikasi yang terjadi pada
tindakan trakheostomy antara lain:
a. Perdarahan
b. pneumothorax
c. Aspirasi
d. henti jantung sebagai rangsangan hipoksia
paralisis saraf rekuren
21
BAB 3
PENUTUP
Kesimpulan
Trakeostomi adalah Tindakan membuat lubang pada trakea dengan
membuka dinding depan/anteriortrakea untuk mempertahankan jalan nafas agar
udara dapat masuk ke paru-paru danmemintas jalan nafas bagian atas.
Dan menurut pemasangan trakeostomi dibagi dua yaitu Tracheal stoma post
laryngectomy : merupakan trakeostomy permanen dan Tracheal stoma without
laryngektomy : merupakan trakeostomy temporer.
22
DAFTAR PUSTAKA
23