Anda di halaman 1dari 23

PERAWATAN TRAKEOSTOMI

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Medikal Bedah


Dosen Pengajar : Ns. Dini Sukma Lara,S.kep, M.Kes.

Disusun Oleh :
M. Agus Taufik Hidayah
Ferry Agustina
Yuliana
Rini Puspita Septia Sari
Febryana Eka Kurniasih
Nunuk Febriyanti
Asri Priyastuti
Atik Rustiningsih
Sanuri Hady

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ISLAM AS-SYAFI'IYAH
TAHUN 2022/2023

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah swt atas segala rahmat dan
hidayah nya , sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul
Perawatan trakeostomi.
Penulis juga berharap supaya makalah ini dapat menjadi bahan pembelajaran
mahasiswa keperawatan untuk menambah wawasan dan pengetahuan serta menjadi
acuan dalam praktek keperawatan.
Penulis juga menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak terdapat
kekurangan disana sini. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan saran dan
masukan dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini di masa yang akan datang
.

Bekasi, November 2022

Penulis

2
DAFTAR ISI

Cover ……………………………………………………….1
Kata pengantar ……………………………………………. 2
Daftar isi…………………………………………………….3
BAB 1 Pendahuluan……………………………………….4
1.1 Latar belakang…………………………………………..4
1.2 Tujuan…………………………………………………..4
1.3 Rumusan masalah………………………………………4
BAB 2 Tinjauan pustaka………………………………….5
2.1 Anatomi fisiologi trakea………………………………...5
2.2 Definisi …………………………………………………5
2.3 Fungsi Trakeostomi……………………………………..5
2.4 Indikasi dan Kontraindikasi……………………………..5
2.5 Klasifikasi……………………………………………….5
2.6 Penatalaksanaan ……………………………………….6
2.7 Perawatan trakeostomy…………………………………6
2.8 komplikasi……………………………………………..17
BAB 3 PENUTUP………………………………………..22
Kesimpulan……………………………………………….22
DAFTAR PUSTAKA………………………………… ….23

3
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang


Trakeostomi adalah operasi membuat jalan nafas melalui leher langsung ke
trakea untuk mengatasi asfiksi apabila ada gangguan pertukaran udara pernafasan.
Trakeostomi diindikasikan untuk membebaskan obstruksi jalan nafas bagian atas.
Melindungi trakea, serta cabang-cabangnya terhadap aspirasi dan tertimbunnya
discharge bronkus, serta pengobatan terhadap penyakit (keadaan ) yang
mengakibatkan insufisiensi respirasi.
Selain itu pasien juga harus mengetahui bagaiman cara membersihkan dan
mengganti kanul trakeostomi , agar pasien dapat secara mandiri menjaga kesehatan
tubuhnya. Apabila pasien pulang dengan kanul trakea masih terpasang . dalam hal
ini peran perawat sangat penting sebagai edukator dan role mode dalam perawatan
mandiri pasien trakeostomi.
Trakeostomi adalah Tindakan membuat lubang pada trakea dengan
membuka dinding depan/anteriortrakea untuk mempertahankan jalan nafas agar
udara dapat masuk ke paru-paru danmemintas jalan nafas bagian atas.

1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan umum
Mahasiswa dapat melakukan asuhan keperawatan pada klien dengan trakeostomi
1.2.2 Tujuan Khusus
 Mengetahui definisi trakeostomi
 Mengetahui fungsi dari trakeostomi
 Mengetahui indikasi dilakukannya prosedur trakeostomi
 Mengetahui kontraindikasi dilakukannya prosedur trakeostomi
 Mengetahui klasifikasi dan jenis trakeostomi
 Mengetahui perawatan trakeostomi
 Mengetahui komplikasi trakeostomi
1.3 Rumusan masalah
Bagaimana asuhan keperawatan pada klien yang terpasang trakeostomi.

4
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Anatomi fisiologi trakea


Trakea merupakan tabung berongga yang disokong oleh cincin kartilago.
Panjang trakea pada orang dewasa 10-12 cm . trakea berasal dari kartilago krikoid
yang berbentuk cincin meluas ke anterior pada esofagus turun kedalam thoraks
dimana ia membelah menjadi dua bronkus utama pada karina.pembuluh darah besar
pada leher berjalan sejajar dengan trakea disebelah lateral dan terbungkus dalam
selubung karotis .
Kelenjar tiroid terletak diatas trakea disetelah depan dan lateral. Ismuth
melintas trakea disebelah anterior , biasanya setinggi cincin trakea kedua hingga
kelima. Saraf laringeus rekuren terletak pada sulkus trakeosefagus . dibawah
jaringan subkutan dan menutupi trakea dibagian depan adalah otot-otot supra
sternal yang melekat kepada kartilago tiroid dan hioid.
2.2 Definisi
Trakeostomi adalah Tindakan membuat lubang pada trakea dengan
membuka dinding depan/anteriortrakea untuk mempertahankan jalan nafas agar
udara dapat masuk ke paru-paru danmemintas jalan nafas bagian atas.
2.3 Fungsi trakeostomi
 Mengurangi jumlah ruang hampa
 Mengurangin tahanan aliran udara pernafasan yang selanjutnya mengurangi
proteksi terhadap aspirasi
 Memungkinkan jalan masuk langsung ke trakea untuk pembersihan
 Memungkinkan pemberian obat-obatan
2.4 indikasi dan kontraindikasi
2.4.1 indikasi trakeostomi
 Secret pada broncus yang tidak dapat dikeluarkan secara fisiologis, misalnya
pada pasien dalam keadaan koma.
 Terjadinya obstruksi jalan nafas
 Untuk memasang alat bantu pernafasan

5
 Penyakit inflamasi yang menyumbat jalan nafas
 Obstruksi laring
 Sumbatan saluran nafas atas karena kelainan kongenital , traumaeksterna dan
interna infeksi, tumor.
 Cedera pada wajah dan leher
 Hilangnya refleks laring dan ketidakmampuan untuk menelan sehingga
mengakibatkan resiko tinggi terjadinya aspirasi.
2.4.2 Kontraindikasi trakeostomi
Infeksi pada tempat pemasangan dan gangguan pembekuan darah yang tidak
terkontrol seperti hemofili.
2.5 Klasifikasi
2.5.1 menurut letak insisinya , trakeostomi dibedakan menjadi
Trakeostomi elektif : insisi horizontal
Trakeostomi emergency : insisi vertikal
2.5.2 menurut waktu dilakukannya tindakan , trakeostomi dibedakan menjadi
trakeostomi darurat dan segera dengan persiapan sarana sangat kurang trakeostomi
berencana (persiapan sarana cukup) dan dapat dilakukan secara baik.
2.5.3 menurut lamanya pemasangan trakeostomi dibagi menjadi
 Tracheal stoma post laryngectomy : merupakan trakeostomy permanen .
 Tracheal stoma without laryngektomy : merupakan trakeostomy temporer.
2.6 penatalaksanaan
2.6.1 jenis tindakan trakeostomi
a. Surgical trakeostomy
Tipe ini dapat sementara dan permanen dan dilakukan didalam ruang operasi. Insisi
dibuat diantara cincin trakea kedua dan ketiga sepanjang 4-5 cm
b. Percutaneus trakeostomy
Tipe ini hanya bersifat sementara dan dilakukan pada unit gawat darurat. Dilakukan
pembuatan lubang diantara cincin trakea satu dan dua atau dua dan tiga.
c. Mini trakeostomy
Dilakukan insisi pada pertengahan membran krikotiroid dan trakeostomi mini ini
dimasukan menggunakan kawat dan dilator.
2.6.2 jenis pipa trakeostomi

6
a) Cufed tubes : selang dilengkapi dengan balon yang dapat diatur sehingga
memperkecil resiko timbulnya aspirasi.
b) Uncuffed tubes : digunakan pada tindakan trakeostomi dengan penderita yang
tidak mempunyai resiko aspirasi.
c) Trakeostomi dua cabang (dengan kanul dalam ).
2.7 Perawatan trakeostomi
Trakeostomi adalah bukaan/lubang yang dibuat dengan insisi bedah atau
dengan membuat sayatan pada kulit pada bagian depan leher dan menembus ke
dalam trakea (batang tenggorokan). Sebuah selang plastik dimasukkan melalui
sayatan tersebut untuk menjaga agar jalan udara tetap terbuka dan memungkinkan
pasien dapat bernapas. Prosedur tersebut sering dilakukan dalam situasi darurat
dengan tujuan menghindarkan tenggorokan dari reaksi alergi atau pertumbuhan
tumor. Trakeostomi dapat menjadi tindakan sementara ataupun permanen.
Melakukan perawatan untuk trakeostomi permanen memerlukan banyak
pengetahuan dan perhatian, terutama sekali untuk para pasien dan Perawat
keluarga/teman yang tinggal bersama pasien dan menjaga/merawatnya saat di
rumah dan jauh dari rumah sakit. Pastikan bahwa Anda menerima pelatihan secara
menyeluruh dari seorang petugas kesehatan profesional sebelum berusaha merawat
seorang pasien dengan trakeostomi.
Perawatan trakeostomi adalah mengidentifikasi
dan merawat bersihan dan kepatenan jalan nafas serta mencegah komplikasi akibat
pemasangan trakeostomi.
Tujuan perawatan trakeostomi adalah Mencegah terjadinya infeksi dan
Menjaga kepatenan jalan napas.

7
A. Melakukan Pengisapan Selang

1. Siapkan peralatan yang diperlukan.

Pengisapan selang trakeostomi penting karena akan membantu


membebaskan saluran udara dari produksi sekret(lendir/mucus), sehingga
memungkinkan pasien untuk bernapas lebih baik dan mengurangi risiko
infeksi paru-paru. Tindakan pengisapan yang tidak tepat merupakan
penyebab utama terjadinya infeksi pada orang yang menggunakan selang
trakeostomi (tracheostomy tube).

Perlengkapan yang diperlukan meliputi:


 Mesin pengisap/penyedot
 Selang kateter untuk melakukan pengisapan (untuk orang dewasa
digunakan ukuran 14 dan 16)
 Sarung tangan steril berbahan lateks
 Larutan garam fisiologik (Natrium Chlorida/NaCl 0,9%)
 Larutan garam fisiologik siap pakai atau dalam bentuk semprot/suntik
berukuran 5ml.
 Mangkuk bersih berisi air leding

2. Cucilah tangan Anda secara menyeluruh.

8
Perawat atau caregiver (baik di rumah sakit ataupun di rumah) harus
mencuci tangan mereka sebelum dan sesudah perawatan trakeostomi.
Tindakan tersebut terutama untuk melindungi pasien dari infeksi karena
bakteri yang masuk melalui lubang pada lehernya. Cucilah tangan Anda
dengan sabun dan air hangat minimal selama 20 detik dan jangan lupa
menggosok bagian-bagian di antara jari-jari anda dan dibagian bawah kuku.
 Keringkan tangan Anda menggunakan handuk kertas atau kain/lap
bersih. Matikan keran menggunakan handuk kertas atau kain/lap
untuk menghindari tangan Anda kembali terkontaminasi.
 Sebagai alternatif, sabun tangan Anda dengan gel/cairan pembersih
berbasis alkohol lalu keringkan dengan cara diangin-anginkan.

3. Siapkan dan lakukan pengujian pada kateter.

Paket mesin pengisap harus dibuka secara hati-hati, saat


membawanya jangan menyentuh ujung kateter. Namun demikian, pengatur
lubang angin yang terdapat di ujung kateter dapat disentuh, jadi jangan

9
khawatir mengenai hal tersebut. Kateter biasanya direkatkan pada selang
trakea yang dihubungkan ke mesin pengisap.
 Nyalakan mesin pengisap dan lakukan pengujian melalui ujung kateter
untuk mengetahui berfungsi atau tidaknya mesin tersebut. Ujilah dengan
menutupkan ibu jari Anda di atas lubang kateter lalu melepaskan.
 Boleh jadi selang trakea tersebut memiliki satu atau dua bukaan/lubang,
dan mungkin juga dilengkapi balon (cuffed)—yang dapat diatur untuk
menguragi risiko aspirasi—atau tanpa dilengkapi balon (uncuffed),
berlubang (memungkinkan untuk berbicara) atau tidak berlubang.

4. Siapkan pasien dan ambil larutan garam (NaCl).

Pastikan kepala dan bahu pasien sedikit ditinggikan/diangkat.


Keduanya harus nyaman selama prosedur perawatan berlangsung. Untuk
membuatnya tenang, izinkan pasien menarik napas dalam-dalam sekitar tiga
sampai empat kali. Segera setelah pasien dalam posisi tepat, masukkan 3-5
mililiter larutan NaCl 0,9% ke dalam selang kateter. Tindakan tersebut akan
membantu merangsang pasien mengeluarkan lendir dan menambah uap
lembap pada membran lendir. Larutan NaCl 0,9% harus digunakan teratur
selama proses pengisapan untuk mencegah pembentukan sumbatan lendir
kental dalam tenggorokan, yang dapat menghalangi jalan udara.

10
 Berapa kali NaCL 0,9% harus dimasukkan berbeda untuk pasien satu
dan yang lain tergantung pada seberapa kental dan banyak lendir yang
diproduksi oleh tenggorokannya.
 Caregiver harus memeriksa warna, bau, dan juga kekentalan lendir
untuk berjaga bilamana ada infeksi–lendir berubah menjadi hijau keabu-
abuan serta berbau tak sedap.

5. Masukkan kateter tersebut dan pasang pengisap.

Arahkan kateter tersebut ke dalam selang trakea dengan lembut


sampai pasien mulai terbatuk hingga batuk tersebut berhenti dan tidak
berlanjut. Pada sebagian besar kasus, selang kateter tersebut harus
dimasukkan ke selang trakeostomi sedalam kira-kira 10,2 sampai 12,7 cm.
Lengkungan alami kateter harus mengikuti lengkungan dari selang trakea.
Kateter tersebut harus ditarik sedikit ke belakang sebelum pengisapan
dilakukan, sehingga akan membuat pasien merasa lebih nyaman.
 Pasang pengisap dengan menutup pengatur lubang angin saat menarik
kateter dari selang trakea dengan gerakan pelan dan memutar. Pengisap
sebaiknya tidak digunakan lebih lama dari kira-kira sepuluh detik,
selama waktu tersebut kateter akan terus memutar dan tertarik keluar.
Pengisap akan terlepas.
 Selang trakeostomi dibuat dalam beberapa ukuran dan bahan seperti
plastic semifleksibel, plastik keras dan logam. Beberapa jenis selang

11
dibuat untuk sekali pakai (disposable), sementara yang lain dapat
digunakan secara berulang.

6. Biarkan pasien menarik napas sesaat.

Izinkan pasien menarik napas pelan dan dalam sebanyak 3-4 kali di
antara tahap pengisapan, sebab saat mesin pengisap bekerja sangat sedikit
udara yang dapat masuk ke paru-paru pasien. Pasien diberikan oksigen
setiap kali usai tahap pengisapan atau berikan waktu untuk bernapas
tergantung dari kondisi pasien.
 Bersama pelepasan kateter, sedot air leding melalui selang tersebut
untuk membuang semua lendir kental, lalu cuci kateter dengan hidrogen
peroksida.
 Ulangi proses tersebut selama diperlukan jika pasien memproduksi lebih
banyak lendir yang terisap keluar dari selang trakea.
 Pengisapan diulangi sampai saluran napas bersih dari lendir.
 Setelah pengisapan, aliran oksigen dikembalikan pada tingkat dasar
sebagaimana sebelumnya.

12
B. Membersihkan Selang Trakea

1. Kumpulkan peralatan.

Adalah hal penting untuk menjaga peralatan tetap bersih dan


bebas dari lendir dan kotoran lain. Jadi sebaiknya bersihkan peralatan
tersebut dua kali sehari—idealnya adalah pada pagi dan sore hari.
Bagaimanapun, lebih sering lebih baik. Berikut adalah hal-hal yang
Anda perlukan:
 Larutan garam steril
 Hidrogen Peroksida setengah cair (½ bagian air dicampur dengan ½
bagian hidrogen peroksida)
 Mangkuk kecil yang bersih
 Sikat lembut yang bersih

2. Cucilah tangan Anda.

13
Sangat penting untuk mencuci tangan Anda dan menyingkirkan
semua kuman dan kotoran. Tindakan tersebut akan membantu
mencegah infeksi apa pun yang disebabkan oleh perawatan yang tidak
higienis. Prosedur mencuci tangan yang tepat telah didiskusikan pada
bagian sebelumnya. Hal terpenting yang harus diingat adalah
menggunakan jenis sabun yang lembut, menyabuni dengan baik,
membilasnya, dan mengeringkannya dengan handuk kering dan bersih.

3. Rendamlah selang trakea.

Masukkan ½ bagian larutan hidrogen peroksida ke dalam sebuah


mangkuk, sementara di mangkuk yang lain masukkan larutan garam
steril. Angkatlah selang trakea bagian dalam dengan hati-hati sambil
menahan pelat (neck plate/fange), yang sebaiknya telah diajarkan oleh
dokter atau perawat saat pasien masih dirawat di rumah sakit.
 Masukkan selang trakea ke dalam mangkuk berisi larutan hidrogen
peroksida dan biarkan terendam sempurna sampai lapisan kerak dan
partikel-partikel di dalamnya melunak, larut, dan terlepas.
 Beberapa selang trakea dibuat untuk sekali pakai dan tidak perlu
dibersihkan jika anda memiliki penggantinya.

14
4. Bersihkan selang trakea

Bersihkan bagian dalam maupun luar selang trakea


menggunakan sikat yang berbulu halus. Lakukan dengan hati-hati dan
pastikan selang tersebut bersih dari lendir dan kotoran lain. Berhati-
hatilah, jangan menggosok terlalu kuat dan hindari penggunaan sikat
yang kasar/berbulu besar untuk membersihkan selang trakea karena
kemungkinan dapat merusaknya. Setelah Anda selesai
membersihkannya, masukkan selang ke dalam larutan garam selama 5-
10 menit untuk merendam dan membuatnya steril.
 Jika Anda tidak memiliki lebih banyak air garam, merendamnya
dalam cuka putih yang dilarutkan dengan sedikit air juga akan
berhasil baik.
 Jika Anda akan menggunakan selang trakea berbahan plastik sekali
pakai, lewati langkah ini.

5. Pasanglah kembali selang ke dalam lubang trakeostomi.

15
Segera setelah Anda memegang selang trakea yang bersih dan
steril (atau baru), berhati-hatilah memasukkannya ke dalam lubang
trakeostomi sementara masih menahan pelat leher (neck plate). Putar
bagian dalam selang sampai kembali terkunci dalam posisi yang aman.
Anda dapat menarik selang tersebut dengan lembut ke arah depan untuk
 mengecek/memastikan bahwa bagian dalam selang telah terkunci ke
tempatnya. Prosedur pembersihan yang Anda lakukan telah lengkap
dan berhasil baik. Melakukan prosedur ini minimal 2 kali sehari
dapat mencegah infeksi, penyumbatan saluran, dan berbagai
komplikasi lain.

C. Membersihkan Stoma

1. Periksalah Stoma

Stoma adalah istilah lain untuk lubang pada leher/trakea tempat


selang trakeostomi dimasukkan sehingga pasien dapat bernapas. Stoma
tersebut sebaiknya diperiksa setiap kali usai tindakan pengisapan untuk
mengetahui ada tidaknya gangguan kulit dan tanda-tanda infeksi. Jika
muncul gejala infeksi (atau jika apa pun tampak meragukan) segera
konsultasikan pada dokter.
 Gejala-gejala infeksi stoma dapat meliputi: kemerahan dan bengkak,
rasa sakit dan produksi lendir dari nanah yang berbau tak sedap.
 Jika stoma terinfeksi dan terjadi peradangan, selang trakea akan
lebih sulit dimasukkan.

16
 Jika stoma pucat dan kebiruan, mungkin hal itu mengindikasikan
adanya masalah dengan aliran darah hingga jaringan, dan sebaiknya
segera hubungi dokter

2. Bersihkan stoma dengan antiseptik.

Setiap kali Anda melepas selang trakea, bersihkan dan lakukan


disinfeks (pembasmian kuman penyakit) pada stoma. Gunakan larutan
antiseptik seperti larutan betadine atau larutan sejenis yang lain. Stoma
tersebut harus dibersihkan dalam gerakan memutar (dengan kain kasa
steril) mulai dari posisi jam 12 dan menyekanya turun ke posisi jam 3.
Selanjutnya gunakan kain kasa baru yang direndam dalam larutan
antiseptik dan usap ke arah atas ke posisi jam 9.
 Untuk membersihkan setengah bagian terbawah dari stoma tersebut,
usapkan kain kasa baru dari posisi jam 3 naik ke posisi jam 6.
Selanjutnya usap lagi dari posisi jam 9 bergerak turun ke posisi jam
6.

3. Ganti pembalut secara teratur.

17
Pembalut di sekeliling lubang trakeostomi harus diganti minimal
dua kali sehari. Penggantian pembalut membantu mencegah terjadinya
infeksi pada area stoma dan di dalam sistem pernapasan (paru-paru).
Penggantian pembalut juga mendukung kebersihan kulit. Pembalut baru
membantu mengisolasi kulit dan menyerap produksi sekret/lendir yang
mungkin bocor di sekitar stoma.
 Pembalut yang basah harus diganti secepatnya. Pembalut basah
cenderung tercampur bakteri dan dapat memicu komplikasi
kesehatan.
 Jangan lupa untuk mengganti pita (tali) yang menahan selang trakea
jika tampak kotor atau basah. Pastikan untuk menahan selang trakea
pada tempatnya saat melakukan penggantian pita/tali tersebut.

D. Menguasai Perawatan Sehari-hari

1. Selang trakea saat berada di luar.

Alasan mengapa para dokter dan petugas kesehatan profesional


terus-menerus melakukan penutupan selang trakea adalah karena
kotoran dan partikel-partikel asing dapat masuk ke dalam selang yang
tidak tertutup dan akhirnya memasuki batang tenggorokan pasien.
Partikel-partikel asing meliputi debu, pasir dan berbagai polutan yang
ada di atmosfer. Semua partikel tersebut dapat memicu iritasi dan
bahkan infeksi, sehingga harus dihindari.

18
 Masuknya kotoran ke dalam selang trakea memicu produksi lendir
berlebihan di dalam batang tenggorokan, yang dapat menyumbat
selang dan menyebabkan kesulitan bernapas serta terjadinya infeksi.
 Pastikan lebih sering membersihkan selang trakea jika pasien
menghabiskan banyak waktu di luar rumah, terutama jika udara
berangin dan/atau berdebu.

2. Hindari aktivitas berenang.

Berenang dapat sangat berbahaya untuk pasien trakeostomi.


Selagi berenang, lubang trakeostomi ataupun tutup pada selang tersebut
tidak benar-benar kedap air. Akibatnya, saat sedang berenang
kemungkinan besar air masuk langsung ke dalam lubang/selang
trakeostomi, yang dapat memicu suatu kondisi yang disebut “pneumonia
aspirasi/infeksi paru-paru”, air yang masuk ke dalam paru-paru yang
memicu penciutan.
 Pneumonia aspirasi, bahkan setelah masuknya sedikit air saja, dapat
memicu kematian karena tercekik.
 Masuknya air ke dalam paru-paru bahkan dalam jumlah kecil juga
dapat meningkatkan risiko infeksi oleh bakteri.
 Tutuplah selang tersebut dan juga berhati-hatilah saat mandi atau
berada di bawah pancuran mandi.

19
3. Pertahankan untuk menghirup udara lembap.

Saat seorang bernapas melalui hidungnya (dan juga sinus—


rongga kecil di belakang tulang pipi dan dahi) udara cenderung menahan
lebih banyak uap lembap, yang lebih baik untuk paru-paru. Namun,
orang-orang dengan trakeostomi tidak lagi memiliki kemampuan
tersebut, sehingga yang mereka hirup adalah udara dengan kelembapan
yang sama dengan udara luar. Di daerah beriklim kering, hal tersebut
dapat menimbulkan masalah, sehingga penting untuk berusaha dan
menjaga agar pasien dapat menghirup udara selembap yang bisa
didapat.
 Tempelkan kain basah menutup selang trakea dan pertahankan
kelembapannya.
 Gunakan alat pelembap udara (humidifier) untuk membantu
melembapkan udara selama kondisi udara di dalam rumah kering.

Tips
 Pastikan selang trakea bersih dari sumbatan lendir, dan bawalah selalu satu
cadangan selang setiap kali melakukan perawatan.
 Setelah batuk pastikan untuk selalu membersihkan lendir dengan kain atau
tisu.
 Segera kunjungi dokter jika terjadi pendarahan dari lubang trakeostomi atau
jika pasien mengalami kesulitan bernapas, terserang batuk, sakit di bagian
dada, atau mengalami demma.

20
2.8 komplikasi
a) Obstruksi jalan nafas atas
b) Infeksi
c) Stenosis trakea
d) Nekrosis trakea
e) Perdarahan
Adapun komplikasi menurut Ilham (2010), komplikasi yang terjadi pada
tindakan trakheostomy antara lain:
a. Perdarahan
b. pneumothorax
c. Aspirasi
d. henti jantung sebagai rangsangan hipoksia
paralisis saraf rekuren

21
BAB 3
PENUTUP

Kesimpulan
Trakeostomi adalah Tindakan membuat lubang pada trakea dengan
membuka dinding depan/anteriortrakea untuk mempertahankan jalan nafas agar
udara dapat masuk ke paru-paru danmemintas jalan nafas bagian atas.
Dan menurut pemasangan trakeostomi dibagi dua yaitu Tracheal stoma post
laryngectomy : merupakan trakeostomy permanen dan Tracheal stoma without
laryngektomy : merupakan trakeostomy temporer.

22
DAFTAR PUSTAKA

Somantri, Imran . Keperawatan Medikal bedah Asuhan keperawatan pada pasien


dengan gangguan sistem pernafasan . 2008 Jaskarta : Salemba Medika Doengoes
dkk. Rencana asuhan keperawatan

23

Anda mungkin juga menyukai