Anda di halaman 1dari 4

.

Ciputra

Nama Ciputra sudah sangat dikenal di bisnis properti. Ia telah sukses


mengembangkan Jaya Group, Metropolitan Group, dan Ciputra Group.
Sejak kecil, Ciputra hanya tinggal berdua dengan ayahnya dengan
kondisi hidup yang sulit.

Awalnya, kehidupannya bersama 6 orang saudaranya tidak begitu miskin.


Kehidupannya berubah ketika ayahnya menjadi seorang tahanan Jepang
yang dikira sebagai mata-mata dan meninggal saat di penjara.

Saat pindah ke Bandung untuk kuliah di ITB, ia dan dua temannya


menawarkan jasa arsitek yang dia miliki dan hidup dari proyek yang
datang. Setelah itu, Ciputra berjuang agar bisa mendapatkankan proyek
besar dari gubernur hingga presiden. Sampai pada akhirnya, ia sukses
menjalankan sebuah proyek dan perusahaannya semakin berkembang.
1. Chairul Tanjung

Chairul Tanjung merupakan pendiri CT Corp yang menaungi beberapa


perusahaan besar seperti Trans Corp, Bank Mega, jaringan supermarket,
dan lainnya.

Sebelum menjadi pengusaha sukses, siapa sangka bahwa Chairul


Tanjung pernah mengalami hidup miskin. Saat remaja, ia mengalami
kesulitan ekonomi sangat parah. Usaha ayahnya ditutup karena
bertentangan dengan penguasa. Setelah itu, keluarga Chairul Tanjung
menjual rumahnya lalu pindah ke tempat tinggal di gang sempit di
Keramat Jaya, Jakarta Pusat.

Saking miskinnya, Chairul Tanjung pernah bercerita bahwa ia bahkan


nyaris tidak mampu membayar zakat fitrah yang nilainya hanya setara 3,5
kg beras.

Saat berhasil masuk ke Fakultas Kedokteran UI, untuk membiayai


kuliahnya, ia bahkan mencoba untuk membuka usaha fotokopi di ruang
sempit bawah tangga kampus. Chairul Tanjung juga pernah mendirikan
toko peralatan kedokteran dan laboratorium, usaha kontraktor, hingga
rotan. Tetapi usaha yang ia rintis tidak berjalan mulus, bahkan CT harus
mengalami kebangkrutan berkali-kali. Tetapi karena sifatnya yang rajin,
gigih, dan pintar ia berhasil membesarkan CT. Corporation yang
sebelumnya bernama Para Group. Ia kini berhasil menjadi salah satu
orang terkaya Indonesia. 
 Sudono Salim

Keluarga Sudono Salim merupakan imigran asal China yang pindah ke


Indonesia pada tahun 1939. Pada waktu itu, China termasuk negara
miskin sehingga banyak warga China yang lebih memilih untuk mengadu
nasib ke negara lain.

Pahitnya, di awal-awal kedatangannya di Indonesia ia harus hidup


dengan gelandangan selama beberapa hari. Demi bisa bertahan hidup, ia
menjual cengkih hingga sukses terjual ke pulau-pulau lain di Indonesia.
Tetapi bisnisnya harus terhenti saat Indonesia dijajah oleh Jepang.

Tidak menyerah sampai situ, ia kembali mendirikan bisnisnya di awal era


Indonesia merdeka di dunia perbankan yaitu Central Bank Asia yang kini
dikenal dengan nama BCA.

Tidak sampai situ, Sudono Salim kembali melebarkan sayap bisnisnya ke


industri pangan bernama PT Bogasari dan produksi makanan dari olahan
tepung terigu yaitu Indofood. Berjalannya waktu, ia merambah ke sektor
lain seperti Indosiar, Indomaret, dan lain sebagainya. Sudono Salim telah
meninggal pada tahun 2012.
Eka Tjipta Widjaja

Eka Tjipta Widjaja merupakan pendiri Sinar Mas Group yang memiliki
gurita bisnis di bawahnya, mulai dari keuangan, telekomunikasi, dan
infrastruktur.

Eka Tjipta Widjaja merupakan imigran asal Tiongkok dan lahir dalam
kondisi ekonomi yang serba kekurangan. Ia kemudian merantau ke
Indonesia, tepatnya ke Makassar saat berusia 9 tahun. Saat masih kecil,
ia sudah membantu beban orang tuanya yang terlilit utang dengan
berjualan biskuit, permen, dan berbagai dagangan lainnya. Eka tidak
menyelesaikan pendidikan dan hanya tamat SD.

Tetapi dengan segala perjuangannya, ia berhasil mendirikan pabrik yang


memproduksi natrium bikarbonat hingga kemudian menjadi sebuah
perusahaan yang memproduksi kertas pertama yang bernama Sinar Mas.
Lalu ia melakukan berbagai ekspansi bisnis hingga namanya tercatat
sebagai miliarder.

Pada tahun 2018, Eka Tjipta Widjaja dan keluarganya masuk ke dalam
daftar Forbes 2018 Indonesia's 50 Richest Net Worth di urutan ketiga
dengan nilai sebesar US$ 8,6 miliar. Eka sendiri telah tutup usia pada
tahun 2019 pada usia 95 tahun.

Itu dia beberapa kisah inspiratif dari beberapa pengusaha sukses di


Indonesia yang berawal dari tidak mampu tetapi kini sudah bergelimang
harta.

Anda mungkin juga menyukai